efektivitas sistem pengendalian intern pada pengujian pengendalian

advertisement
Amalia Ilmiani
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN
PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN
KEUANGAN
Oleh: Amalia Ilmiani
PENDAHULUAN
Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan
pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap organisasi. Tanpa sistem
pengendalian internal yang efektif di setiap organisasi mungkin akan menghadapi
resiko hukum dalam berbagai bidang, termasuk pelaporan keuangan yang rusak,
praktik penipuan, dan banyak lagi. Menurut Wilopo (2006) dalam Effendi (2008)
upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan
kecurangan akuntansi, antara lain: (1) mengefektifkan pengendalian internal,
termasuk penegakan hukum, (2) perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian,
(3) pelaksanaan good governance, (4) memperbaiki moral dari pengelola
perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap
perusahaan, negara dan masyarakat.
Pengendalian intern yang berlaku dalam entitas merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut.
Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
yang diauditnya, auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas pengendalian
intern dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses
akuntansi. Dengan adanya pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi
bukti audit yang direncanakan.
Untuk menggunakan kekuatan suatu pengendalian internal klien, pertamatama auditor harus memperoleh suatu pemahaman dari lima komponen
pengendalian internal (lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan). Tugas auditor dalam
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
30
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Amalia Ilmiani
memperoleh suatu pemahaman dari pengendalian internal adalah untuk mencari
tahu tentang masing-masing dari kelima komponen pengendalian intern. Setelah
auditor memperoleh informasi tentang pengendalian internal maka akan
menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk perencanaan audit.
PEMBAHASAN
A. Audit
Cukup
banyak
definisi
auditing.
The
American
Accounting
Association Committee on Basic Auditing Concepts mendifinisikan bahwa “A
Systematic process of objectively obtaining and evaluation evidence
regarding assertions the degree of correspondence between those assertion
and established criteria and communicating the result to interested user”
Auditing dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu audit laporan
keuangan (General Financial Statement Audit), audit kepatuhan (compliance
audit), audit manajemen atau operasional (management/operational audit),
audit terhadap kecurangan (Fraud audit), audit keuangan yang lebih rinci,
dan audit forensik (Forensic audit).
Audit laporan keuangan
dilaksanakan untuk menentukan apakah
seluruh laporan keuangan (informasi yang diuji) telah dinyatakan sesuai
dengan kriteria tertentu. Umumnya, kriteria tersebut adalah pernyataan
standar akuntansi keuangan, walaupun merupakan hal yang umum untuk
melaksanakan audit atas laporan keuangan yang dibuat dengan metode kas
atau metode akuntansi lainnya yang cocok bagi organisasi tersebut. Dalam
menentukan apakah laporan keuangan dinyatakan dengan adil sesuai dengan
GAAP, maka auditor perlu melakukan pengujian yang tepat untuk
menentukan apakah laporan itu mengandung kesalahan bahan atau
pernyataan salah lainnya.
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
31
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Amalia Ilmiani
B. Pengendalian Intern
Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan
faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh
entitas. Oleh karena itu, sebelum auditor melaksanakan audit secara
mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, standar
pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor memahami pengendalian
intern yang berlaku dalam entitas. SA Seksi 319 Pertimbangan atas
Pengendalian
Intern
dalam
Audit
Laporan
Keuangan
paragraf
06
mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses – yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain – yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini:
1) Keandalan pelaporan keuangan
2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3) Efektivitas dan efisiensi operasi
Tanggung jawab dalam mematuhi standar pekerjaan lapangan kedua
hanya dibatasi pada golongan tujuan pertama, keandalan pelaporan keuangan.
Dengan demikian, auditor berkewajiban untuk memahami pengendalian
intern yang ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia. Namun, pengendalian intern memiliki keterbatasan
bawaan yang melekat pada setiap pengendalian intern yaitu:
a) Kesalahan manajemen dan personel lain dalam mempertimbangkan
keputusan bisnis.
b) Gangguan seperti kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan
personel.
c) Kolusi.
d) Pengabaian
kebijakan
dan
prosedur
oleh
manajemen
untuk
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
32
memperoleh keuntungan pribadi.
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Amalia Ilmiani
e) Manajemen tidak dapat memperkirakan dan mempertimbangkan dalam
mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.
Agar pengendalian intern dapat berjalan efektif, the Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) menetapkan
5 (lima) komponen struktur pengendalian intern yang harus dilaksanakan,
meliputi :
(a) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana yang sehat di
dalam
perusahaan
dan
unsur
utama
adalah
keteladanan
pimpinan/manajemen yang akan menjadi contoh bagi karyawannya.
(b) Penilaian risiko
Melalui identifikasi bidang-bidang yang diperkirakan sebagai
sumber
terjadinya
kecurangan
berupa
mitigasi
untuk
menutup
kesempatan seseorang melakukan kecurangan.
(c) Aktivitas pengendalian
Merupakan prosedur-prosedur yang harus dilalui agar peluang
melakukan kecurangan dapat dieliminir. Yaitu adanya pemisahan tugas,
sistem
otorisasi,
pengecekan
indepeden,
pengaman
fisik
dan
dokumentasi/pencatatan.
(d) Informasi dan komunikasi
Semua kegiatan perusahaan harus direkam, dilaporkan dan
dikomunikasikan secara konsisten.
(e) Pemantauan
Apa
yang
ditetapkan
dalam
sistem
pengendalian
intern
pelaksanaannya harus selalu di pantau baik oleh atasan yang
bertanggungjawab maupun oleh auditor internal yang mempunyai
kewajiban untuk selalu mengevaluasi sistem dan penerapannya.
Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang
pengendalian intern kliennya untuk perencanaan auditnya. Secara khusus,
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
33
Amalia Ilmiani
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
pemahaman auditor tentang pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu
asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan berikut ini:
1) Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan
2) Salah saji material yang potensial dapat terjadi
3) Risiko deteksi
4) Perancangan pengujian substantif
Setelah memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, auditor
dapat menyusun program audit yang lengkap dan cocok dengan objek yang
diperiksa. Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern dicantumkan
dalam suatu kertas kerja yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian
intern klien sehingga dapat memperbaiki bagian-bagian yang lemah dalam
pengendalian intern.
C. Pengujian Pengendalian
Prosedur pemahaman atas pengendalian intern berbeda dengan
pengujian pengendalian (test of control). Auditor melaksanakan prosedur
pemahaman pengendalian intern dengan cara mengumpulkan informasi
tentang desain pengendalian intern dan informasi apakah desain tersebut
dilaksanakan. Selain itu, pelaksanaan standar tersebut juga mengharuskan
auditor melaksanakan pengujian terhadap efektivitas pengendalian intern
dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Pengujian ini disebut
dengan pengujian kepatuhan (compliance test) atau sering disebut dengan
pengujian pengendalian (test of control).
Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern, auditor
melakukan dua macam pengujian: Pengujian adanya kepatuhan terhadap
pengendalian intern dan pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian
intern. Ada tiga cara yang biasanya dipakai oleh auditor untuk
mendokumentasikan hasil pemahaman atas pengendalian intern kliennya:
kuesioner pengendalian intern baku, uraian tertulis, dan bagan alir sistem.
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
34
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Amalia Ilmiani
Dalam menentukan apakah pengendalian intern yang digambarkan dalam
bagan alir sistem akuntansi dan jawaban kuesioner pengendalian intern benarbenar ada dan dilaksanakan, auditor menempuh dua cara:
a) Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi
tertentu.
b) Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan
untuk menentukan efektivitas desain dan/atau operasi pengendalian intern.
Dalam hubungannya
dengan desain pengendalian intern, pengujian
pengendalian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan apakah kebijakan
dan prosedur telah didesain dan memadai untuk mencegah atau mendeteksi
salah saji material dalam asersi tertentu laporan keuangan. Dalam
hubungannya
dengan
operasi
suatu
pengendalian
intern,
pengujian
pengendalian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan apakah kebijakan
dan prosedur sesungguhnya berjalan dengan baik.
Berbagai pengujian pengendalian dapat dipilih oleh auditor dalam
pelaksanaan auditnya:
1) Pengujian pengendalian bersamaan, yang terdiri dari prosedur untuk
memperoleh pemahaman dan sekaligus untuk mendapatkan bukti tentang
efektivitas pengendalian intern.
2) Pengujian pengendalian tambahan, yang merupakan pengujian yang
biasanya dilaksanakan oleh auditor jika, berdasarkan hasil pengujian
pengendalian bersamaan yang memperlihatkan pengendalian intern yang
efektif, auditor kemudian mengubah strategi auditnya dari pendekatan
terutama substantif ke pendekatan risiko pengendalian rendah.
3) Pengujian pengendalian yang direncanakan, yang merupakan pengujian
yang dilaksanakan untuk menentukan taksiran awal risiko pengendalian
moderat atau rendah sesuai dengan tingkat pengujian substantif yang
direncanakan.
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
35
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Amalia Ilmiani
4) Pengujian dengan tujuan ganda, yang merupakan pengujian yang desain
sedemikian rupa sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti tentang
kekeliruan moneter dalam akun.
Empat jenis prosedur digunakan untuk mendukung pengoperasian
pengendalian internal yaitu: melakukan wawancara dengan personil klien
yang sesuai; menguji dokumen, arsip, dan catatan; mengamati aktivitas yang
terkait dengan pengendalian; dan melaksanakan kembali prosedur klien.
Untuk menguji efektivitas pengendalian intern (dalam pengujian
pengendalian), auditor dapat menggunakan attribute sampling models. Ada
tiga model attribute sampling (Mulyadi, 2002):
1) Fixed sample size attribute sampling.
Model pengambilan sampel ini adalah yang paling banyak digunakan
dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk
memperkirakan prosentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi.
Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian
pengendalian terhadap suatu unsur pengawasan intern, dan auditor tersebut
memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).
2) Stop or go sampling.
Sering juga disebut dengan decision attribute sampling yang digunakan
jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi
sangat kecil.
3) Discovery sampling.
Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan
yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol).
Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk menemukan kecurangan,
pelanggaran
yang
serius
dari
unsur
pengendalian
intern,
dan
ketidakberesan yang lain.
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
36
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Amalia Ilmiani
Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat kecurangan, yaitu:
(a) Kecurangan oleh karyawan (employee fraud)
Kecurangan oleh karyawan biasanya melibatkan tiga tahap, yaitu mencuri
sesuatu yang berharga (sebuah aktiva), mengonversi aktiva tersebut ke dalam
bentuk yang dapat digunakan (uang tunai) dan menyembunyikan kejahatan
tersebut agar tidak terdeteksi.
(b) Kecurangan oleh pihak manajemen (management fraud)
Disebut juga sebagai kecurangan kinerja karena sering kali melibatkan
berbagai aktivitas yang fiktif untuk melambungkan pendapatan atau untuk
menghindari terjadinya kebangkrutan atau penurunan pendapatan. Atau salah
menyajikan data keuangan dan laporan internal dalam jumlah yang material
dengan
tujuan
untuk
mendapatkan
kompensasi
tambahan
(bonus),
mendapatkan promosi, atau menghindari hukuman karena kinerja yang buruk.
SIMPULAN
1. Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor
yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh
entitas sehingga sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam
atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, standar pekerjaan
lapangan kedua mengharuskan auditor memahami pengendalian intern
yang berlaku dalam entitas.
2. Tujuan auditor mengumpulkan informasi pengendalian intern adalah untuk
menentukan apakah audit mungkin dilaksanakan, salah saji material yang
secara potensial dapat terjadi, risiko deteksi, dan perancangan pengujian.
3. Empat jenis prosedur digunakan untuk mendukung pengoperasian
pengendalian internal yaitu: dengan melakukan wawancara dengan
personil klien yang sesuai; menguji dokumen, arsip, dan catatan;
mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian; dan melaksanakan
kembali prosedur klien.
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
37
Amalia Ilmiani
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA
PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
4. Untuk menguji efektivitas pengendalian intern (dalam pengujian
pengendalian), auditor dapat menggunakan attribute sampling models.
Ada tiga model attribute sampling: Fixed sample size attribute sampling,
Stop or go sampling, Discovery sampling. Discovery sampling biasanya
dipakai oleh auditor untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang
serius dari unsur pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain.
REFERENSI
Arens, Alvin. A. 2003. Auditing Dan Pelayanan Verifikasi: Pendekatan Terpadu.
Edisi Sembilan. PT. INDEKS. Jakarta.
Effendi, M. Arief. 2008. Tanggungjawab Akuntan Publik dalam Pencegahan dan
Pendeteksian Kecurangan Pelaporan Keuangan. Majalah AKUNTAN
INDONESIA, Edisi No.6/Tahun II/Maret 2008.
Hall, James A. 2007. Accounting Information System. Edisi Empat. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
Mulyadi. 2002. Auditing. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
ISBN. 978-602-95322-7-2 | Prosiding Seminar Nasional Audit Forensik 2013
38
Download