Membangun Modal Sosial Melalui Credit Union: studi Kasus Credit

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Credit Union
Credit Union ( CU ) adalah sekumpulan orang yang saling percaya,dalam
suatu ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka,
sehingga menciptakan modal bersama, untuk dipinjamkan di antara sesama
mereka, dengan balas jasa yang layak untuk tujuan yang produktif dan
kesejahteraan anggotanya. CU adalah sarana pembangunan atau pemberdayaan
masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, didukung oleh lingkungan
kelembagaan kondusif, dan mandiri secara keuangan. CU merupakan sebuah
lembaga keuangan berbentuk koperasi yang menyediakan jasa-jasa keuangan
yang diselenggarakan oleh lembaga perbankan seperti tabungan, pinjaman, dan
asuransi.
CU merupakan sebuah gerakan perekonomian yang mendunia ditinjau dari
lambang CU yaitu terdiri dari bola dunia, keluarga, dan sepasang tangan.
Gambar 1. Lambang CU.
Gambar pertama yaitu bola dunia melambangkan bahwa CU merupakan gerakan
ekonomi kerakyatan bergerak secara global, gambar yang kedua adalah keluarga
menggambarkan bahwa CU bukan semata – mata simpan – pinjam namun yang
menjadi nilai lebih adalah pembentukan karakter individu. Kemudian tangan
melambangkan keswadayaan yang dilambangkan tangan kiri dan solidaritas yang
7
digambarkan tangan kanan. Gambar tersebut merepresentasikan pilar CU yaitu
pendidikan, swdaya, dan solidaritas.
2.2. Modal Sosial
Hanifan (1916), mengatakan modal sosial bukanlah modal dalam arti harta
kekayaan atau uang tetapi lebih mengandung arti kiasan. Modal sosial merupakan
aset nyata yang penting dalam hidup bermasyarakat, termasuk kemauan baik, rasa
bersahabat, saling empati, hubungan sosial, kerjasama, dan sebagainya. James
Coleman mengartikan modal sosial sebagai struktur hubungan antar individuindividu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai-nilai baru. Menurut
Coleman, modal sosial lemah oleh proses-proses yang merusak kekerabatan,
seperti perceraian dan perpisahan, atau migrasi. Ketika keluarga meninggalkan
jaringan-jaringan kekerabatan mereka yang sudah ada, teman-teman dan kontakkontak yang lainnya, maka nilai dari modal sosial mereka akan jatuh (Field,
2005:140).
Menurut Putnam modal sosial adalah sebuah obeng (modal fisik) atau
pendidikan (modal manusia) dapat meningkatkan produktivitas, hubungan antar –
pelaku (modal sosial) juga dapat meningkatkan produktivitas baik individu
maupun kelompok (Amri, 2008 : 3). Perdebatan tentang modal sosial semakin
marak, KTT dunia tentang Pembangunan Sosial (World Summit for Social
Development) tahun 1995 di Kopenhagen secara responsif ikut mempromosikan
penguatan modal sosial di tingkat
lokal dan global sebagai fondasi
penanggulangan kemiskinan.
Inti dari teori Putnam, bahwa jaringan – jaringan horizontal yang ada dalam
masyarakat sipil dan norma – norma serta nilai – nilai yang berhubungan dengan
ikatan – ikatan yang mempunyai dampak – dampak sosial baik bagi orang – orang
yang ada di dalamnya maupun bagi masyarakat pada umumnya, dengan
menghasilkan berbagai barang publik dan privat. Secara khusus, jaringan jaringan antar teman, kolega, dan tetangga terkait dengan norma – norma
resiprositas umum dalam suatu jaringan tanggung jawab dan kewajiban bersama.
8
Membangun berbagai jaringan dianggap mendorong kondisi – kondisi bagi
kolaborasi, koordinasi dan kerjasama untuk menghasilkan barang – barang
kolektif. Organisasi – organisasi sukarela seperti asosiasi orang tua – guru,
kelompok – kelompok perempuan, dan perkumpulan – perkumpulan pemuda
dianggap sangat penting bagi proses ini karena keterlibatan aktif membuat orang –
orang setempat melakukan kontak langsung, mencapai tujuan – tujuan komunitas
tertentu, dan mendorong berbagai karakteristik yang lebih luas, termasuk
kepercayaan antar orang. Modal sosial dianggap berfungsi sebagai sumber daya
penting yang menghasilkan beragam keuntungan mulai dari kesehatan dan
kebahagiaan individu hingga pertumbuhan dan pendidikan anak, toleransi sosial,
kemakmuran ekonomi, kinerja kelembagaan yang baik, dan mengurangi
kekerasan etnis.
Bordieu (1986), mengemukakan konsep yang sedikit berbeda. Terminologi
modal menurutnya memiliki 3 (tiga) bentuk. Pertama, modal ekonomi yang dapat
dikaitkan dengan uang atau kepemilikan benda, barang dan sejenisnya yang dapat
dipandang dan digunakan bagi keperluan investasi. Kedua, modal kultural yang
terinstitusionalisasi dalam bentuk kualifikasi pendidikan dan yang ketiga, yaitu
modal
sosial
yang
terdiri
dari
kewajiban
sosial
dan
di
antaranya
terinstitusionalisasikan dalam bentuk kehormatan dan kebangsawanan.
2.3. Credit Union Unggul Sejahtera Kendel
Credit Union Unggul Sejahtera ( CUUS ) Kendel merupakan tempat
pelayanan di Kabupaten Boyolali, kantor pusat CUUS adalah di Salatiga. Secara
konsep pengelolaan tidak berbeda jauh dengan apa yang ada di kantor pusat, yaitu
menekankan pembentukan karakter individu dengan menggunakan tiga pilar
pendidikan, swadaya, dan solidaritas. membangun sikap individu dimulai dengan
pendidikan bagi anggota baru yang dilaksanakan setiap hari sabtu, minggu kedua
dan keempat dalam satu bulan di kantor pusat. Bagi anggota baru tidak dapat
langsung meminjam uang karena ada syarat yang harus dipenuhi yaitu mengikuti
pendidikan selama 2 ( dua ) pertemuan dan disesuaikan dengan jumlah tabungan
nasabah tersebut. Kebijakan tersebut diambil atas dasar pilar CUUS yang kedua
9
yaitu keswadayaan, pilar yang terkahir adalah solidaritas adalah ketika
melaksanakan RAT dalam menentukan kebijakan CUUS dengan perumusan
disusun dengan asas kekeluargaan seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal
33 ayat 1. Selain itu mengenai konsep solidaritas adalah ketika CUUS
menekankan prinsip “saya susah anda bantu, anda susah saya bantu” diantara
sesama anggota.
2.4. Teorisasi Masalah Penelitian
Penelitian mengenai membangun modal sosial melalui Credit Union Unggul
Sejahtera menggunakan beberapa pandangan dari akademisi, diantaranya adalah :
1. Emile Durkheim
Emile Durkheim (1859-1917), Profesor Sosiologi Pertama dari
Universitas
Paris,
mengambil
pendekatan
kolektivitis
terhadap
pemahaman mengenai masyarakat yang melibatkan berbagai bentuk
solidaritas. Ada bentuk yang disebut solidaritas mekanis, dimana individu
yang diikat dalam suatu bentuk solidaritas memiliki "kesadaran kolektif"
yang sama dan kuat. Karena itu individualitas tidak berkembang karena
dilumpuhkan dengan tekanan besar untuk menerima konformitas. Contoh
masyarakat yang memiliki solidaritas ini adalah masyarakat pra-industri
dan masyarakat pedesaan.Sementara itu ketika masyarakat semakin
kompleks melalui pembagian kerja, solidaritas mekanik runtuh digantikan
dengan solidaritas organik. Ketika terjadi pembagian kerja maka akan
timbul spesialisasi yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan antar
individu. Hal ini juga menggairahkan individu untuk meningkatkan
kemampuannya secara individual sehingga "kesadaran koletif" semakin
redup kekuatannya. Dan solidaritas ini ada pada masyarakat Industri
(Borin & van Loon : 2005).
2. Thibault dan Kelly
Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan Kelley ini menganggap
bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi
dagang,
dimana
orang
berhubungan
10
dengan
orang
lain
karena
mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya2. Thibault dan
Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsi
dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya”. Ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan merupakan empat
konsep pokok dalam teori ini (Rahmat, 2002: 121). Teori ini menggunakan
metaphora untung rugi (cost-benefits) dalam mempredksi perilaku
seseorang. Hal ini mengasumsikan bahwa seseorang atau kelompok
memilih beberapa stratgi yang didasarkan pada tingkat kerugian dan
keuntungan yang didapatkan/dirasakan. Teori ini juga mengemukakan
bahwa hubungan akan berlanjut bila ia relatif menguntungkan dan
diputuskan bila relatif merugikan.
Konsep pertukaran sosial :
 Ganjaran (Rewards)
Setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari
suatu hubungan, berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan
terhadap nilai yang dipegangnya.
 Biaya (Cost)
Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu
hubungan, berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan
keruntuhan harga diri dan lain sebagainya.
 Hasil (Outcomes)
Adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa
dalam suatu hubungan interpersonal bahwa ia tidak memperolah
laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang
mendatangkan laba.
2
Dikutip dari situs http://dhonykampoesbiroe.blogspot.com/2010/06/teori-pertukaran-sosialsocial-exchange.html tanggal 15 November 2012 pukul 13.50 WIB.
11
 Tingkat Perbandingan (Comparisons Level)
Menunjukan ukuran baku yang dipakai sebagai kriteria dalam
menilai hubungan individu pada waktu sekarang.
3. Pierre Bourdieu
Bourdieu menggambarkan perkembangan dinamis struktur nilai
dan cara berpikir yang membentuk apa yang disebutnya sebagai ‘habitus’,
yang menjadi jembatan antara agensi subjektif dengan posisi objektif. Ia
memperkuat
pandanganya dengan menggunakan metafora ‘modal
budaya’, yang menunjuk kepada cara kelompok memanfaatkan fakta
bahwa beberapa jenis selera budaya menikmati lebih banyak status
daripada jenis selera budaya yang lain. Bourdieu Mendefinisikan modal
sosial sebagai:
“Modal hubungan sosial yang jika diperlukan akan memberikan
‘dukungan – dukungan’ bermanfaat: modal harga diri dan kehormatan
yang seringkali diperlukan jika orang ingin menarik para klien ke
dalam posisi – posisi yang penting secara sosial, dan yang bisa
menjadi alat tukar, misalnya dalam karier politik (Bourdieu, 1977 :
503).”
Kemudian
ia
memperbaiki
pandanganya,
dengan
menyampaikan
kesimpulan dalam pernyataan sebagai berikut:
“Modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang
berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki
jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan
pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalisasikan (Bourdieu dan
Wacquant, 1992 : 119)”.
Bourdieu melihat modal simbolik atau symbolic capital3merupakan
sumber kekuasaan yang krusial. Modal simbolik adalah setiap spesis
modal yang dipandang melalui skema klasifikasi, yang ditanamkan secara
sosial. Ketika pemilik modal simbolik menggunakan kekuatannya, ini
akan berhadapan dengan agen yang memiliki kekuatan lebih lemah, dan
karena itu si agen berusaha mengubah tindakan-tindakannya. Maka, hal ini
menunjukkan terjadinya kekerasan simbolik (symbolic violence).
3
seperti: harga diri, martabat, atensi.
12
2.5. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang modal sosial telah mendapat perhatian dari peneliti –
peneliti sosial sebelum penelitian tentang membangun modal sosial melalui Credit
Union Unggul Sejahtera. Terdapat berbagai macam penelitian menyangkut modal
sosial, hal tersebut menjadi menarik karena penelitian yang ditemukan oleh
peneliti dijadikan pembanding adalah modal sosial sebagai dasar untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan.
Tabel 2. 5.
Keaslian Penelitian
No.
Judul Penelitian
Peneliti
Metode
Hasil Penelitian
Penelitian
1
Damai di Tengah Konflik
Tonny
Donald
Maluku: Preserved Social
Pariela
(Disertasi
Capital
Studi Pembangunan
Wayame sebagai satu
UKSW).
komunitas
yang
heterogen
dapat
Sebagai
Basis
Survival Strategy.
Kulitatif
dan
Deskriptif.
Menjelaskan
bagaimana masyarakat
mengembangkan
apa
yang disebut preserved
social capital sebgai
basis survival strategy
merespon
tekanan
tekanan
–
dinamika
konflik Maluku guna
mempertahankan damai
di
tengah
Maluku
konflik
di
Desa
Wayame.
2
Penganekaragaman Pangan
Dr.
dan Modal Sosial Guna
Suwartiningsih,
Mewujudkan
M.Si.
Kedaulatan
Ir.
&
Dyah
Pangan di Desa Somugawe,
Hapsari
Kecamatan
Praningrum,
Getasan
Kabupaten Semarang.
Sri
M.Hum.
S.H.,
Kualitatif
Deskriptif.
dan
Kebiasaan
istiadat
yang
–
masih
dilakukan
seperti
nyadran,
saparan,
sambatan,
membuat
masyarakat
di
Sumogawe
13
adat
Desa
menjadi
saling
tolong
–
menolong
dan
menghargai
sebagai
alam
bagian
dari
kehidupan mereka.
3
Eksistensi Pedagang Kaki
Eko
Lima:
(Disertasi
Studi
Kontribusi
Tentang
Modal
Sosial
Terhadap Resistensi PKL di
Handoyo
–
Pedagang Kaki Lima
Interaktif dengan
(PKL) memiliki modal
Pembangunan
didukung
sosial
UKSW).
Kasus.
Studi
Kualitatif
Studi
interaksi
Semarang..
sebagai
hasil
antar
PKL
baik di lokasi masing –
masing,
yaitu
Sampangan
di
Basudewo maupun di
Kokrosono.
4
Peranan dan Pemanfaatan
Agus
Modal
Dalam
(Disertasi
Klaster
Pembangunan
pengaruhnya
masih
UKSW)
kuat
dalam
Logam Ceper – Klaten Jawa
pembentukan
modal
Tengah.
sosial
Sosial
Pengembangan
Studi
Pada
Klaster
Cor
Suryono
Studi
Kualitatif
dan
Deskriptif.
Aspek sosial – budaya
dan
keluarga
sehingga
menjadikan
modal
sosial
peranan
dalam
pengembangan klaster
sangat berpengaruh.
5
Membangun Modal Sosial
Benny Kurniawan
Kualitatif
Melalui
Credit
Union
(Skripsi
Deskriptif.
Unggul
Sejahtera:
Studi
Kasus
Desa
Kecamatan
Progam
dan
Studi Sosiologi).
Kendel,
Kemusu,
Kabupaten Boyolali.
Peneliti menggambarkan tentang keadaan daerah peneltian di Desa Kendel ketika
Lembaga Keuangan Mikro yaitu Credit Union Unggul Sejahtera hadir untuk
mengembangkan perekonomian masyarakat Desa Kendel dengan gotong – royong
membangun pola hidup keuangan melalui modal sosial.
14
2.6. Kerangka Pikir Penelitian
CREDIT UNION
UNGGUL
SEJAHTERA
MASYARAKAT
DESA KENDEL
MODAL
SOSIAL
KESEJAHTER
AAN
ANGGOTA
GETOK TULAR
Gambar 2. Kerangka Pemikiran.
CUUS adalah sarana bagi masyarakat Kendel dalam mendampingi warga
untuk lebih teratur mengelola kebutuhan rumah tangga. Warga Kendel yang
menjadi anggota CUUS wajib mentaati mekanisme yang diberlakukan oleh
CUUS, walaupun CUUS merupakan lembaga keuangan namun yang diutamakan
adalah sikap dan watak para anggota ketika berinteraksi baik penggurus maupun
dengan para anggota lain yang tergabung dalam CUUS. Penekananya adalah
bukan semata – mata soal keuangan namun yang diterapkan di CUUS adalah
sikap atau istilah di dalam ilmu sosial sering disebut dengan modal sosial. CUUS
betujuan untuk mencapai kesejahteraan para anggota, untuk mencapai tujuan
tersebut CUUS membutuhkan landasan yang kuat dari para anggotanya. Landasan
tersebut adalah modal sosial. Kesejahteraan yang dimaksud adalah keteraturan
anggota mengelola kebutuhanya sehingga mengurangi angka kemiskinan serta
15
timbul inisiatif dan inovatif dari anggota untuk menciptakan peluang usaha.
Ketika kesejahteraan anggota tercapai maka secara tidak langsung akan
menimbulkan informasi tentang keberhasilan dari hasil produk-produk CUUS
melalui percakapan antar individu yang terarah4. Membangun modal sosial
melalui CUUS merupakan langkah dan landasan untuk mencapai sebuah
kesejahteraan warga.
4
Isitilah warga setempat adalah Getok Tular yang berarti pembicaraan dari satu warga ke warga
yang lain tanpa campur tangan dari pihak CUUS.
16
Download