PEMIKIRAN TOKOH * TOKOH DALAM ILMU SOSIAL

advertisement
 Durkheim
merespon tentang masyarakat
modern, menurutnya masyarakat modern itu
harmonis dan tertib
 Oleh karenanya dia ingin menciptakan suatu
ilmu pengetahuan untuk mewujudkan
masyarakat yang tertib dan harmonis
 Ciri
struktur sosial terdiri dari norma – norma
dan nilai – nilai
 Melalui sosialisasi kita mempelajari definisi
normatif tersebut, sehingga masyarakat
dapat menjalankan kehidupan sosial mereka
 Durkheim yang pertama kali menekankan
pandangan tentang konsensus. Kegiatan
sosial, misalnya praktek keagamaan itu
‘dipelajari’.
 Dalam
konsep solidaritas ada konsep kolektif
atau kesadaran bersama (common
consciousness), merupakan hasil
kepercayaan, perasaan dari seluruh anggota
masyarakat.
 Masyarakat menurut Durkheim adalah
realitas sui generis – masyarakat memiliki
eksistensinya sendiri
 Masalah
sentral dari eksistensi sosial adalah
masalah keteraturan – bagaimana mencapai
solidaritas sosial dalam masyarakat
 Masyarakat dengan tipe berbeda, mencapai
solidaritas sosial dengan cara yang berbeda pula
 Masyarakat pra modern, tradisional --- solidaritas
mekanik --- pembagian kerja yang sederhana
 Masyarakat
modern --- pembagian kerja yang
kompleks --- modernitas mendorong terjadinya
‘individualisme’ yang berlebihan --- kaku
 Pembagian kerja makin berkembang --- mengikuti
fungsi spesialis --- sehingga ketergantungan semakin
besar --- solidaritas organik
 Semakin meningkat pembagian kerja, maka terjadi
perubahan struktur sosial dari solidaritas mekanik,
ke solidaritas organik
 Bila
kondisi masyarakat sudah tidak
mempunyai sistem pengaturan utama dan
tidak berfungsi lagi dalam membentuk
keteraturan dan hubungan harmonisnya,
maka akan membawa pada kondisi ‘anomi’.
 Secara subyektif individu mengalami keadaan
tidak pasti, tidak aman. Ada tekanan budaya
yang kuat pada individualisme
 Fenomenanya
dalam bentuk penyakit
masyarakat :
1. Anomi pada pembagian kerja, seperti
kasus krisis industri dimana terjadi
permusuhan antara buruh dengan
pengusaha, sehingga individu terisolasi
2. Tingginya intensitas pembagian kerja,
sehingga penempatan individu tidak
berdasarkan kemampuannya
3. Bentuk patologis lainnya yaitu fungsi tugas
tidak dikerjakan secara penuh pada
sistem.
 Aspek
moral dalam solidaritas berkaitan
dengan ‘moral density’ (kepadatan moral).
Arti sosiologisnya bahwa kepadatan fisik
hanya penting sepanjang kepadatannya
sudah menjadi kepadatan moral, atau
kepadatan yang dinamis yang nampak dalam
kontak sosial.
 Fakta
sosial bersifat eksternal, koersif, aktor
solidaritas sosial juga sebagai fakta, meski
bersifat non material.
 Hal ini terkait dengan ‘fakta sosial’ sebagai
fenomena yang harus dikaji secara empiris
 Teori perkembangan masyarakat cenderung
unilinier, dengan tipe ideal solidaritas
mekanik dan solidaritas organik
 Bagi
Weber, dunia sebagaimana kita saksikan
terwujud karena tindakan sosial
 Setelah memilih sasaran, mereka
memperhitungkan keadaan, kemudian memilih
tindakan.
 Struktur sosial adalah produk (hasil) dari
tindakan itu, cara hidup adalah produk pilihan
yang dimotivasi
 Memahami realitas sosial yang dihasilkan oleh
tindakan itu, berarti menjelaskan mengapa
manusia menentukan pilihan
 Menurutnya,
teori – teori sosiologi bukanlah
teori – teori mengenai sistem sosial,
melainkan mengenai makna dibalik tindakan
 Weber menyebut metode yang
dikembangkannya sebagai verstehen
(memahami)
 Perhatian Weber pada teori tindakan,
berorientasi pada tujuan dan motivasi
pelaku.
 Weber
melakukan rekonstruksi makna dibalik
kejadian – kejadian sejarah yang menghasilkan
struktur – struktur dan bentukan – bentukan
sosial.
 Weber berpendapat, bahwa kita bisa
membandingkan struktur beberapa masyarakat
dengan memahami :
- alasan – alasan mengapa warga masyarakat
tersebut bertindak.
- kejadian – kejadian historis secara berurutan
yang mempengaruhi karakter mereka.
- Memahami tindakan pada pelakunya yang
hidup pada masa kini, tetapi tidak mungkin
menggeneralisasi semua masyarakat atau
struktur sosial.
* Yang membedakan dengan pandangan
Durkheim, dia lebih pada mengungkapkan
kecenderungan dalam kehidupan sosial
 Ada
4 tipe tindakan, yang dibedakan dalam
konteks motif para pelakunya :
1. Tindakan tradisional ; tindakan yang
bersifat non rasional, seperti kebiasaan,
tanpa refleksi sadar atau perencanaan
2. Tindakan afektif ; tindakan yang ditandai
dengan dominasi perasaan, tanpa refleksi
intelektual atau perencanaan yang sadar.
Tidak ada pertimbangan logis, ideologis
atau kriteria rasionalitas lainnya
3. Rasionalitas Instrumental ; tindakan rasional
paling tinggi, pertimbangan dan pemilihannya
secara sadar berhubungan dengan tujuan
tindakan, dan alat yang digunakan untuk
mencapainya.
4. Rasional yang berorientasi nilai ; tujuan sudah
ada dalam hubungannya dengan nilai – nilai
individu yang bersifat absolut atau merupakan
nilai akhir baginya. Nilai akhir ini bersifat non
rasional, sehingga tidak dapat
memperhitungkan secara obyektif.
 Marx
melihat seluruh struktur sebagai lapisan –
lapisan yang penuh kontradiksi dan merupakan
proses yang terus – menerus sebagai perubahan
dialektika.
 Semua masyarakat dalam keadaan bergerak,
sebab mengandung unsur – unsur kekuatan yang
saling bertentangan
 Marx beranggapan bahwa realitas dunia adalah
produk sejarah, dan kesadaran yang
sesungguhnya adalah eksistensi manusia dalam
proses hidup yang sebenarnya.
 Marx
‘mengkompromika’ dua aliran filsafat
yang bertentangan (ekstrim) antara
idealisme dan materialisme
 Idealisme ; memandang kenyataan dunia ada
dalam pikiran manusia, sehingga kenyataan
dunia dapat diubah.
 Materialisme ; meyakini bahwa dunia obyek
atau fisik (yang ada di luar), adalah
membentuk pemikiran dan ide – ide manusia
 Ide
tidak dapat bekerja dalam kekosongan (a
vacumm) dan tidak ‘berproduksi’ dalam
kekosongan.
 Ide telah banyak dipengaruhi, oleh karena itu
harus mempunyai relevansi terhdap konteks
sejarah dimana mereka bergenerasi.
 Ide harus berkaitan secukupnya dengan
kenyataan realitas sosial (in that historical
context).
 Hanya dengan tindakan, ide dapat melakukan
transformasi terhadap kegiatan struktural
 Pandangan
materialisme sejarah, bahwa
pandangan atau ide dan kesadaran manusia
membentuk dunia sosial dan materi, apabila ;
1. Manusia bertindak atas dasar idenya
2. Dalam kenyataan, bahwa ciri – ciri material
merupakan bagian dari masyarakat dan
merupakan bagian dari periode sejarah yang
harus dibatasi susunannya pada luasnya
pemikiran, bahkan dibantu oleh tindakan
sosial yang nyata, sehingga dapat
membentuk kembali alam masyarakat.
 Struktur
masyarakat, alam materi sehingga
masyarakat dipilah menjadi bagian yang
terdiri dari materi / dasar ekonomi dan
bagian superstruktur (meliputi, kelembagaan
politik, kerangka normatif, harapan, seni,
sistem pengetahuan formal, ideologi dan
kelembagaan.
 Dasar materi mengacu pada bagian dari
produksi, cara pengaturan kehidupan
produktif dari masyarakat.
 Hubungan
antara dasar materi (base) dengan
superstructure adalah secara dialektika,
melalui interaksi dan refleksi yang konsisten
dengan caranya sendiri.
 Pandangan serba kontradiksi nampak dalam
analisisnya pada kelas sosial kapitalis dan
antara kekuatan produksi dengan relasi
sosial.
 Kekuatan produksi berupa teknologi alat –
alat, tenaga kerja, lahan dan kapital akan
ditransformasikan dalam bentuk relasi sosial
diantara kelas.
 Kekuatan
produksi dipertemukan dengan
kebutuhan dasar manusia, ternyata dalam
realitas obyektif menimbulkan suatu
distribusi yang tidak seimbang.
 Kaum kapitalis semakin kuat ekonomi dan
kehidupannya, sedangkan kaum pekerja
sebaliknya semakin lemah.
 Dalam masyarakat kapitalis, hukum – hukum
ekonomi yang direalisasikan pada produksi
dimanapun, pasti didasarkan pada adanya
pertentangan kelas.
 Pertentangan
ini terjadi antara majikan dan
buruh, sehingga kekuatan produksi berkembang
atas dasar pertentangan kelas.
 Kelas, sebagai ‘abstraksi’ dari rakyat melalui
langkah politik, ekonomi.
 Gambaran kelas kapitalis, adalah gambaran
‘uang dan pertentangan’
 Produk dari struktur kelas, berupa kekayaan
dan pendapatan.
 Kekayaan sebagai hasil dari dominasi relasi
produksi, sebab ada keterkaitan antara
hubungan produksi, situasi kelas dan situai
politik
Download