Uploaded by User76156

Makalah Skenario 3 Blok KGK 8 (Kelompok 4)

advertisement
MAKALAH
GINGIVA ENLARGEMENT
Elsa Rezki Kolistya
10617037
Eni Yunita Siagian
10617038
Faizah Ayulia Nawita
10617039
Faris Mahdani
10617040
Fidia Rahmawati
10617041
Fitriyah Indriyani
10617042
Gaudensius George Tasau 10617043
Gusti Ngurah Oka
10617044
Hardiyanti
10617045
Hepy Ezra Viorentika
10617046
I Gede Dimas
10617047
I Gusti Agung
10617048
I Putu Visnu Gangga
10617049
Ida Ayu Mas
10617050
Igresia Mawardika
10617051
Ilma Nassania
10617052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR
Ucapan puji syukur kami panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah tentang “Gingiva Enlargement” dengan baik. Dalam
penyajiannya kami menyusun tiap bab dengan uraian singkat dan pembahasan serta
kesimpulan akhir. Dalam makalah ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. drg. Nur Dianawati, M.Si. yang dengan sabar membimbing dan memberikan
arahan kepada kami dalam proses tutorial skenario 3 ini.
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan restu hingga proses pembuatan
makalah ini berjalan dengan lancar.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih ada kekurangan. Kami juga
mengharapkan saran dan kritik yang sekiranya dapat membangun agar penyusun
makalah ini menjadi lebih baik dan berguna bagi semua pihak. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kediri, 25 November 2020
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
2
C. Tujuan ...........................................................................................................
2
D. Manfaat .........................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
3
A. Gingiva Enlargment ......................................................................................
3
B. Gingivektomi ................................................................................................
7
C. Periodontal ....................................................................................................
12
BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................
14
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................
15
BAB V PENUTUP .............................................................................................
16
A. Kesimpulan ...................................................................................................
16
B. Saran .............................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gingiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi
dan menutupi linger (ridge) alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di
bawah pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva yang
sehat berwarna merah muda dengan tepi yang tajam menyerupai kerah baju,
konsistensi kenyal dengan adanya stipling. Peradangan pada jaringan gingiva
dapat menyebabkan gejala periodontitis sampai kehilangan gigi (Andriani, 2009).
Peradangan pada jaringan gingiva diikuti dengan pertambahan ukuran
gingiva yang merupakan hal umum pada penyakit gingiva, terminologi kondisi
ini adalah gingival enlargement dan penyakit gingiva ini biasanya disebut dengan
gingivitis. Pembesaran gingiva merupakan suatu kondisi gingiva mengalami
peradangan dan disebabkan oleh banyak faktor baik faktor lokal maupun
sistemik, yang paling utama merupakan faktor lokal yaitu plak bakteri. Tanda
klinis yang muncul adalah gingiva membesar, halus, mengkilat, konsistensi
lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat. Hal ini menimbulkan
estetik yang kurang baik, sehingga memerlukan perawatan (Andriani, 2009)
Initial phase therapy dalam prosedur perawatan gingival enlargement yaitu
scalling, root planning, curettage dan polishing. Tindakan ini secara nyata dapat
meredakan peradangan gingiva dan menghilangkan mikroorganisme patologi
yang terdapat pada daerah subgingiva sehingga tidak lagi terjadi perdarahan dan
pembengkakan. Pada pembesaran gingiva , apabila gingiva terdiri dari komponen
fibrotik yang tidak bisa mengecil setelah dilakukan perawatan scalling,
root planig, curatage dan polishing atau ukuran pembesaran gingiva menutupi
menutupi deposits pada permukaan gigi, dan mengganggu akses pengambilan
1
deposits maka perawatannya adalah pengambilan secara bedah (gingivektomi)
(Andriani, 2009).
Suatu penelitian menunjukkan adanya faktor lokal sebagai pemicu
terjadinya
kekambuhan
pada
proses
penyembuhan
setelah
dilakukan
gingivektomi. Kontrol plak yang tidak optimal menyebabkan terjadinya
penumpukan bakteri plak supragingiva yang menimbulkan keradangan pada
gingiva
didekatnya.
Keradangan
yang
terjadi
menyebabkan
terjadinya
kekambuhan atau pembesaran gingiva, oleh karena itu selama masa
penyembuhan diperlukan oral hygiene yang baik. Gingivektomi atau tindakan
bedah akan menghasilkan morfologi dan estetik gingiva yang baik, dan
gingiektomi hanya bisa dilakukan pasien dengan keadaan indeks plak sekitar
10%, sehingga akan memperoleh penyembuhan yang optimal dan mencegah
terjadinya kekambuhan pembesaran gingiva (Andriani, 2009).
B. Rumusan Masalah
Apakah dengan perawatan periodontal yang tepat pada menstruation
gingivitis mampu mengembalikan keadaan gingiva menjadi normal kembali ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan yang tepat pada kasus gingival enlargement.
2. Untuk mengerahui rencana perawatan yang tepat pada kasus gingival
enlargement.
3. Untuk mengetahui prosedur perawatan gingivektomi.
D. Manfaat
1. Dapat memberikan informasi mengenai rencana perawatan gingival
enlargement yang tepat berdasarkan topik kasus.
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan dasar penelitian selanjutnya.
3. Dapat digunakan sebagai acuan penanganan perawatan gingival enlargement
di bidang periodonsia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gingiva Enlargment
1. Definisi
Pembesaran gingiva atau yang sering dikenal dengan istilah gingival
enlargement adalah jaringan gusi yang membesar secara berlebihan di antara
gigi dan atau pada daerah leher gigi (Satrio dan Laksimi,2018).
2. klasifikasi gingival enlargement
a. Pembesaran gingiva akibat inflamasi (Inflammatory enlargement) :
1) Kronik
2) Akut
b. Pembesaran gingiva akibat obat-obatan (Drug-induced enlargement) :
1) Antikonvulsan
2) Immunosupresan
3) Calcium channel blocker
c. Pembesaran gingiva terkait dengan penyakit sistemik atau kondisi
tertentu :
1) Conditioned enlargement
a) Kehamilan
b) Pubertas
c) Defisiensi vitamin C
d) Gingivitis sel plasma
e) Granuloma pyogenik
3
2) Penyakit sistemik yang menyebabkan pembesaran gingiva
a) Leukemia
b) Penyakit
granulomatous
(Wegener’s
granulomatosis,
sarcoidosis)
c) Pembesaran neoplastik (tumor gingiva)
d) Tumor jinak (benign tumor)
e) Tumor ganas (malignant tumor)
f) Pembesaran palsu (false enlargement)
d. Berdasarkan lokasi dan distribusi, pembesaran gingiva ditetapkan
sebagai berikut:
1) Localized : Terbatas pada gingiva yang mencakup satu gigi
beberapa gigi
2) Generalized : Melibatkan gingiva seluruh rongga mulut
3) Marginal : Terbatas pada margin gingiva
4) Papillary : Terbatas pada papilla interdental
5) Diffuse : Melibatkan margin gingiva, attached gingiva dan papilla
6) Discrete : Sessile yang terisolasi, pembesaran seperti tumor
(Newman et al, 2012., Rose et al, 2000 ).
3. Etiologi
a. Faktor lokal :
1) Kesehatan mulut yang buruk
2) Malposisi
3) Cara menyikat gigi yang salah
4) Trauma oklusi
5) Kebiasaan bernafas melalui mulut
6) Tambalan kurang baik
7) Iritasi
4
8) Cangkolan protesa
9) Alat ortodontik
b. Faktor sistemik
1) Kelainan normal
2) Malnutrisi
3) Kelainan darah
4) Obat – obatan
5) Sebab – sebab lain yang tidak diketahui
4. Gambaran klinis
Gambaran klinis berupa marginal gingiva dan papilla interdental
tampak membesar dan kenyal, permukaannya tampak halus disertai stippling
atau belobus, juga dapat disertai sedikit inflamasi atau tanpa inflamasi
(George Laskaris, 2013).
5. Skor
Skor pembesaran
0= tidak ada pembesaran gingiva
1= pembesaran sebatas papilla interdental
2=pembesaran menutupi papilla interdental dan margin gingiva
3= pembesaran menutupi 1/3 atau lebih mahkota klinis gigi ( Rinawati dan
primarizka, 2018)
6. Macam-macam perawatan
a. Definisi
Scaling, root planing, curettage dan polishing merupakan initial
phase therapy dalam prosedur perawatan penyakit periodontal. Tindakan
ini secara nyata dapat meredakan peradangan gingiva,dan menghilangkan
mikroorganisme patologi yang terdapat pada daerah subgingiva sehingga
tidak lagi terjadi perdarahan ketik menyikat gigi. Scaling adalah suatu
5
tindakan penghilangan plak, kalkulus dan stain yang terdapat pada
permukaan mahkota gigi. Root planing adalah pembuangan jaringan
sementum nekrotik dan atau lunak, dentin,kalkulus serat eliminasi bakteri
dan toksin dari permukaan akar gigi untuk memperoleh permukaan akar
yang halus. Pada permukaan yang halus diharapkan plak tidak melekat
sehingga tidak terjadi akumulasi plak dan kalkulus. Curettage adalah
tindakan untuk menghilangkan atau membersihkan jaringan granulasi
atau jaringan yang meradang dari gingiva yang merupakan dinding poket.
Dengan dilakukannya curettage diharapkan jaringan periodontal akan
sehat terjadi regenerasi dan perlekatan kembali dengan dinding gigi
(Andriani, 2009).
Pada Gingival enlargement , apabila gingiva terdiri dari komponen
fibrotik yang tidak bisa mengecil setelah dilakukan perawatan scaling,
root planing, curettage dan polishing atau ukuran gingival enlargement
menutupi deposits pada permukaan gigi, dan mengganggu akses
pengambilan deposits, maka perawatannya adalah pengambilan secara
bedah (gingivektomi). Gingivektomi atau tindakan bedah periodontal
hanya bisa dilakukan ketika indeks plak sekitar 10%, sehingga akan
memperoleh penyembuhan yang optimal dan mencegah terjadinya
kekambuhan gingival enlargement. Satu minggu setelah gingivektomi,
periodontal peck dilepas. Gingiva masih terlihat agak merah karena
terjadi proses epitelisasi, proses ini terjadi pada hari ke 5-14 (Andriani,
2009).
b. Tujuan Perawatan
Tujuan dari perawatan gingival enlargement adalah mengembalikan
fungsi fisiologis gingiva, serta menciptakan keadaan mulut yang baik
serta kenyamanan pasien itu sendiri. Dimana perawatan gingival
6
enlargement diawali denganperawatan periodontal dengan initial phase
theraphy yang meliputi dental health education (DHE), supra dan
subgingival calling, dan polishing. Untuk kasus gingivitis hiperplasi
dirawat dengan scalling, bila gingiva tampak lunak, terdapat perubahan
warna, terjadi edema dan infliltrasi seluler , dengan syarat ukuran
pembesaran tidak mengganggu pengambilan deposit pada permukaan
gii. Apabila gingivitis tidak mengecil setelah dilakukan perawatan
sebelumnya, dan pembesaranmasih terjadi makan dilakukan perawatn
gingivektomi. (Murdistuti, 2015)
B. Gingivektomi
1. Definisi Gingivektomi
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingiva dengan membuang
dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan
estetik baik. Keuntungan gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat
mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi
gingiva dapat diramalkan sesuai keinginan (Andriani, 2009).
2. Tujuan Gingivektomi
a. Mengkoreksi kelainan pada gingiva sehingga dapat menghilangkan
gangguan estetik.
b. Memperbaiki estetis pasien sehingga dapat memungkinkan untuk
mendapat jaringan gingiva yang lebih sehat.
c. Menambah efisiensi pembersihan gigi sehingga mengurangi akumulasi
plak dan kalkulus.
d. Membuang dinding poket, menghilangkan kalkulus dengan sempurna
sebagai faktor penyebab gingivitis sehingga akan tercipta kondisi yang
7
memungkinkan proses penyembuhan gingiva dan kembalinya kontur
gingiva sesuai bentuk anatomis dan fisiologis (Newman et al , 2012).
3. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi Gingivektomi
1) Adanya poket supraboni dapat diinikasikan untuk perawatan
gingivektomi karena dasar poket berada pada permukaan bagian
atas tulang alveolar, sehingga prosedur bedah gingivektomi masih
dapat dilakukan.
2) Hiperplasi dilantin berhubungan dengan konsumsi obat yang
menyebabkan terjadinya hiperplasi selama pasien mengkonsumsi
obat tersebut, sehingga dibutuhkan bedah gingivektomi untuk
memperbaiki gingiva.
3) Hiperplasi inflamasi kronis berbentuk membulat seperti balon pada
interdental papil dan margin gingiva serta ukurannya dapat
meningkat hingga menutupi sebagian dari mahkota gigi. Hiperplasi
inflamasi
kronis
diindikasikan
untuk
gingivektomi
karena
membutuhkan perbaikan gingiva yang mengalami hiperplasi kronis
berkepanjangan" lama
b. Kontraindikasi Gingivektomi
1) Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosa
alveolar maka dikontraindikasikan untuk perawatan gingivektomi,
karena dinding jaringan lunak poketterbentuk oleh mukosa alveolar
merupakan ciri poket intrabony yaitu memiliki pola destruksi tulang
alveolar vertikal dan dasar poket berada pada apikal alveolar & rest
sehingga
tidak memungkinkan
gingivektomi (Arthur,2006).
8
menggunakan
prosedur
4. Alat dan Bahan
1) Alat diagnostic
2) Kuret anterior
3) Scalpel holder
4) Blade kecil
5) Probe periodontal
6) Scaler dan tip USS
7) Cytoject
8) Saliva ejector
9) Pocket marker
10) Plat Kaca
11) Spatula
12) Orban
13) Kirkland
14) Larutan anestesi
15) kapas
16) Kassa Steril
17) Iod
18) Aquades (larutan irigasi)
19) Gliserin
20) Coe-Pack ( Rinawati dan primarizka, 2018)
5. Tahapan Prosedur Ginivektomi
a. Melakukan anastesi yang memadai dengan teknik blik atau infiltrasi
b. Menandai poket dengan cara idenfikikasi terlebih dahulu dan diberi
tanda dengan pocket marker atau sonde periodontal.
c. Insisi gingivektomi : Insisi dibuat dengan bantuan beberapa buah
pisau seperti, Swann-Morton No. 12 atau 15 pada pegangan skapel
9
konvensional; pisau Blake menggunakan blade disposable; pisau
gingivektomi khusus seperti Kirkland, Orban atau pisau GoldmanFox yang harus diasah ketika akan digunakan.
d. Pemotongan jaringan. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh
dinding poket dari jaringan di bawahnya, dinding poket akan dapat
dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar
misalnya skaler Cumine. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan
granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam
untuk membuka permukaan akar.
e. Skaling dan root planing. Permukaan akar harus diperiksa untuk
melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu permukaan akar
harus discaling dan dilakukakn root planing.
f. Dressing periodontal. Dressing yang digunakan untuk menutupi
luka mempunyai berbagai fungsi sebagai berikut: untuk melindungi
luka dari iritasi, untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam
keadaan bersih, untuk mengontrol perdarahan, untuk mengontrol
produksi jaringan granulasi yang berlebihan (Manson dan Eley,
1993).
6. Evaluasi Pasca Gingivektomi
a. Untuk 3 jam pertama setelah operasi, hindari makanan yang panas untuk
membiarkan pack agar bisa mengeras, kurang lebih selama 24 jam
pertama. Pasien dapat makan apapun, tetapi cobalah untuk mengunyah
di daerah yang tidak dilakukan tindak operasi. Lebih disarankan untuk
memakan makanan yang lembut tidak terlalu padat untuk dikunyah,
seperti bubur. Hindari makanan yang sangat pedas, dan minuman
beralkohol, karena akan menimbulkan rasa sakit.
10
b. Tidak diperbolehkan untuk merokok. Panas dan asap rokok akan
mengiritasi gusi, dan efek imunologi dari nikotin akan menghambat
penyembuhan dan mencegah tercapainya keberhasilan dari prosedur
yang dilakukan. Mungkin dengan hal ini dapat digunakan kesempatan,
untuk berhenti merokok. Selain semua risiko kesehatan lainnya, perokok
memiliki penyakit gusi lebih banyak daripada yang bukan perokok.
c. Jangan sikat pack. Sikat dan floss (benang) pada daerah mulut yang
tidak tertutup oleh pack, seperti biasa dilakukan. Gunakan chlorhexidine
(Peridex,
PerioGard)
untuk
berkumur-kumur
setelah
menyikat
(sebagaimana resep dokter yang diberikan).
d. Selama hari pertama, gunakanlah es secara perlahan di atas wajah
daerah yang dioperasi. Selain itu mengisap butiran es secara perlahan
selama 24 jam pertama, hal ini dapat bermanfaat. Metode ini akan
membuat semua jaringan terasa dingin dan mengurangi inflamasi serta
pembengkakan. 5. Pasien mungkin mengalami perasaan sedikit lemah
atau kedinginan selama 24 jam pertama. Sebaiknya ini tidak
menyebabkan kegelisahan atau khawatir tetapi sebaiknya pasien harus
memberitahukannya pada kunjungan berikutnya. Pasien dapat mengikuti
kegiatan rutinnya seharihari, tetapi hindari dari pekerjaan yang
berlebihan jenis apa pun. Golf, tenis, ski, bowling, berenang, atau
berjemur harus ditunda selama beberapa hari setelah operasi.
e. Bengkak yang tidak biasa, terutama pada daerah-daerah yang dilakukan
tindakan pembedahan yang luas. Pembengkakan biasanya dimulai 1
sampai 2 hari setelah operasi dan secara berangsur-angsur mereda
(pulih) di hari ke 3 atau ke 4. Jika hal ini terjadi, kompres dengan
menggunakan
air
hangat
11
diatas
daerah
yang
dioperasi.
Jika
pembengkakan semakin menyakitkan atau menjadi lebih buruk, segera
untuk menghubungi dokter gigi.
f. Adakalanya, mungkin terlihat darah di dalam air liur (saliva) untuk 4
atau 5 jam pertama setelah dilakukan operasi. Hal ini biasa terjadi dan
akan memperbaiki dengan sendirinya. Jika ada perdarahan yang cukup
besar di luar ini, ambil sepotong kasa, bentuk ke dalam bentuk U, tahan
dengan jari jempol dan telunjuk, menerapkannya ke kedua sisi pack, lalu
ditahan di bawah tekanan selama 20 menit . Jangan mengangkatnya
sebelum 20 menit. Jika perdarahan tidak berhenti setelah 20 menit,
hubungi dokter gigi. Jangan mencoba untuk menghentikan perdarahan
dengan cara berkumur-kumur.
g. Setelah pack dilepaskan, gusi kemungkinan sangat besar, akan
mengeluarkan darah lebih daripada sebelum operasi. Hal ini masih
dalam keadaan normal pada tahap awal penyembuhan dan secara
bertahap akan mereda (pulih). Karena itu janganlah berhenti untuk
pembersihan rongga mulut (Newmann, 2006).
C. Periodontal
Periodontitis kronis adalah jenis periodontitis yang paling umum ditemui di
masyarakat. Periodontitis kronis paling sering ditemui pada orang dewasa, tetapi
juga dapat ditemui pada anak-anak. Periodontitis kronis berhubungan dengan
akumulasi plak dan kalkulus. Umumnya penyakit ini memiliki tipe progresifitas
yang lambat hingga sedang, tetapi dapat terjadi juga kerusakan dengan periode
cepat. Peningkatan progresifitas penyakit ini disebabkan oleh adanya pengaruh
faktor lokal, sistemik, dan lingkungan. Faktor lokal yang berpengaruh seperti
akumulasi plak, faktor sistemik seperti diabetes melitus dan infeksi HIV, dan
faktor lingkungan seperti kebiasaan merokok dan stress (Newman, dkk., 2015)
12
Periodontitis
kronis
dapat
terjadi
secara
lokal
maupun
general.
Periodontitis kronis lokal terjadi jika terdapat attachment loss dan kehilangan
tulang alveolar kurang dari 30%, dan periodontitis kronis general terjadi jika
terdapat attachment loss dan kehilangan tulang alveolar lebih dari 30%. Penyakit
ini juga dapat digolongkan keparahannya berdasarkan kedalaman clinical
attachment loss, yaitu ringan jika kedalamannya 1-2 mm, sedang jika
kedalamannya 3-4 mm, dan parah jika kedalamannya ≥5 mm (Newman, dkk.,
2015).
perawatan periodontitis adalah menghilangkan patogen periodontal,
umumnya dilakukan secara kimia dengan obat-obatan dan secara mekanis
dengan scaling root planing (SRP). Scaling root planing merupakan cara
menghilangkan deposit keras dan lunak serta bakteri yang menempel pada
permukaan gigi dan dalam subgingiva, sehingga mengeliminasi bakteri
(Andriani, 2012).
Perawatan tambahan dengan pemberian antibiotika diperlukan untuk
menunjang perawatan mekanis, karena walaupun perawatan mekanis, yaitu
scaling root planing telah dapat mengurangi jumlah bakteri dalam poket, tetapi
bakteri periodontal patogen yang berada pada tubulus dentin, gingiva dan
sementum masih tertinggal (Brook, 2003).
13
BAB III
KERANGKA KONSEP
Pasien 16 Tahun
dating ke RSGM
IIK
P. Subjektif
1. Terasa perih
pada gusi
depan bawah
2. Bertambah
perih saat
pra-mens
dan saat
menstruasi
P. Objektif
(IO)
P. Objektif (EO)
P. Penunjang
Lamina
dura
nampak normal
1. 16,13,12,11,
21,22,23,26
terdapat
G.E, dan
mudah
berdarah
2. Karies pada
35
3. Edentolous
ridge 46 dan
47
Diagnosis dan Tatalaksana
Karies
Edentolous ridge
Restorasi GIC
GTC
Menstruation
Gingivitis
Fase Proliferase
Fase Lutheal
G.E
Scalling, root
planning dan
gingivektomi
Gingiva
kembali normal
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien dengan keluhan di ronga mulut utamanya harus dilihat apa keluhan yang
dirasakan, bagaimana gambaran rongga mulutnya, dan melakukan pemeriksaan
penunjang beru[a, pemeriksaan radiografis. Seringkali pada pemeriksaan subjektif
pasien dengan pembesran gingiva mengeluhkan adanya rasa perih pada gusi yang
mengalami pembesaran tersebut. Gingiva enlargement merupakan sebuah pembesaran
gusi yang bisa disebabkan karena adanya plak dan bakteri yang menempel, juga
didukung dengan berbagai faktor seperti perubahan hormon saat menstruasi pada
wanita.
Pada menstruation gingivitis didapatkan gambaran klinis berupa adanya GE
pada gigi anterior rahang atas, juga pada gingival tersebut mudah terjadi pendarahan
ketika dilakukan probing. Menstruation gingivitis memiliki fase yakni, fase lutheal
yang ketika terjadi gingival enlargement bisa dilakukan perawatan dengan scalling,
root planning, dan gingivoektomi. Scalling adalah proses pembersihan kalkulus atau
jaringan keras yang menempel pada permukaan gigi biasanya pada daerah servikal,
kalkulus ini dapat memicu terjadinya gingival enlargement. Sedangkan gingivoektomi
merupakan treatment yang dapat dilakukan pada pasien dengan gingival enlargement
yang sudah tidak bisa diterapi dengan scalling dan root planning. Gingivoektomi
dilakukan dengan cara pembedahan atau melakukan insisi pada bagian – bagian yang
mengalami pembesaran, sehingga di dapatkan kontur gingival yang normal.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembesaran gingiva atau Gingival Enlargement merupakan keaadan dimana
terjadi pertumbuhan yang berlebih dari jaringan gingiva pada beberapa kasus
dapat juga disebut hiperplasi gingiva. Pembesaran ini sering dijumpai di
penyakit gingiva.
2. Pembesaran gingiva pada kasus ini merupakan inflamasi kronis yang
disebabkan oleh akumulasi plak dan kalkulus serta kurangnya kontrol
perawatan kebersihan rongga mulut.
3. Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan memperbaiki kondisi kebersihan
nmulut, eliminasi faktor predisposisi lokal (deposit dan kalkulus), serta
gingivektomi untuk rekonturing gingiva. Dan untuk kasus resesi gingival,
dapat dilakukan bedah flap periodontal untuk mereposisikan gingival.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan mencari teori serta permasalahan mengenai
pembesaran gingiva dan perawatan gingivektomi agar dapat memahami dengan
benar mengenai materi ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, I. 2009. Perawatan Pembesaran Gingiva dengan Gingivektomi. Mutiara
Medika. Volume 9.No 1. Hal: 69-73.
Andriani,I. 2009. Perawatan Pembesaran Gingiva dengan Gingivektomi. Mutiara
Medika. 9 (1) :69-73.
Arthur R. dkk. 2006. Silabus Periodonti. Jakarta : EGC
Brook I (2003). Microbiology and Management of Periodontal Infections. Gen Dent.
Vol 51(5): 424-28
Ika, Andriani.2009. Perawatan pembesaran gingiva dengan gingivektomi. Yogyakarta
: Mutiara medika
Laskaris, G. 2013. Atlas Saku Penyakit Mulut. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Manson, J.D., dan Eley, B.M. 1993. Buku Ajar Periodonti (Alih bahasa
Anastasia). Jakarta : Hipokrates.
Murdiastuti, K. 2015. Gingivektomi Menggunakan Scapel dan Elektro Lautery pada
Perawatan Gingiva Enlargement Wanita Pubertas. MKGK. Vol.1. NO.4.
Hal 1-4.
Newman MG, Takei HH, Carranza FA. 2012. Clinical periodontology 11th 9th ed.
Philadelphia: WB Saunders Co
Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R., Carranza, F.A. (2015). Carranza’s
Clinical Periodontology 12nd edition. Elsevier: China
Newman, Michael G. 2006. Carranza’s Clinical Periodontology. 893-896 10th Ed,
W.B Saunders Company Philadelphia.
Rose, L.F., Genco, R.J., Cohen Walter., Mealey, B.L. 2000. Periodontal medicine.
London : BC Decker.
Satrio, R., & Laksmi, P. I. 2018. Laporan Kasus: Pembesaran gingiva yang diinduksi
fenitoin. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 15(1), 17-20.
Satrio,R.,Laksmi,P.I.2018.Case
Report:Pembesaran
Gingiva
Yang
Diinduksi
Fenitoin. Bidang Penyakit Mulut, Universitas Jendral Soedirman Jawa
Tengah vol.15 No.1:17-20
17
Download