Uploaded by astri.bilqis21

Hiperpigmentassi gingiva presentation

advertisement
Diskusi Modul Lesi
Oral Hiperpigmentasi
Gingiva
Nama
NIPP
Tanggal diskusi
Preseptor
: Astri Bilqis Azizah
: 20184020042
: 04 November 2019
: Drg. Ana Medawati, M.Mkes
Data Pasien
• Nama Pasien
• Nomor RM
• Usia
• Jenis Kelamin
• Pekerjaan
• Alamat
: Nn. Y
: 033847
: 23 tahun
: Perempuan
: Mahasiswa
: Madiun, Jawa Timur
Subjektif
Pasien wanita Nn. Y berusia 23 tahun datang
mengeluhkan rasa tidak percaya diri saat tersenyum,
karena terdapat warna kecoklatan pada area gusi
seluruh gigi geligi bagian luar. Keluhan ini dirasakan
sejak 2 tahun yang lalu. Selama ini pasien tidak ada
keluhan. Menurut pasien, ibu pasien memiliki keadaan
yang serupa dengan pasien. Pasien belum pernah
memeriksakan keadaan terkait keluhannya tersebut ke
dokter gigi. Pasien rutin menyikat gigi 2 kali sehari pagi
setelah makan dan malam sebelum tidur.
Objektif
Terdapat lesi pigmentasi berupa makula, berwarna kecoklatan,
berbentuk irreguler, terletak pada gingiva cekat bagian bukal di
seluruh regio gigi-geligi, bilateral, simetris, asimtomatik.
Assessment
Dx : Hiperpigmentasi gingiva/ racial
pigmentation/ Physiological pigmentation
Dd :
-
Smoker melanosis
-
Melanotic macula
-
Nevus
-
Melanoacanthoma
-
Melanoma
Planning
1. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
• Komunikasi : Pasien dijelaskan bahwa kondisi tersebut adalah
Hiperpigmentasi gingiva, bukan suatu keganasan, bukan penyakit
menular, dan merupakan salah satu variasi normal rongga mulut
• Informasi : Menjelaskan kepada pasien tentang faktor penyebab
(etiologi), faktor pendukung (predisposisi), dan perawatan dari
Hiperpigmentasi gingiva
• Edukasi : Pasien diedukasi tentang menjaga kebersihan mulut
dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar
2. Observasi
3. Kontrol dan Evaluasi
Karakteristik Hiperpigmentasi Gingiva
•
•
•
Warna gingiva bervariasi tergantung dari jumlah pigmen melanin
pada epithelium, derajat keratinisasi epithelium dan
vaskularisasinya serta fibrosa dari jaringan ikat dibawahnya. Jika
terletak di Permukaan, maka akan tampak berwarna hitam atau
coklat. Pada area yang lebih dalam akan tampak warna biru tua
(Cawson & Odell, 2017).
Biasanya, asimtomatik, soliter, multipel, simetris, berupa makula
berwarna kecoklatan dengan batas yang terlihat di gingiva cekat
tetapi tidak mencapai mukogingival-junction (Feller, et all., 2014).
Karakteristik yang membedakan: Lesi physiological pigmentasi
tidak memucat karena lesi tersebut menghasilkan melanin dan
bukan karena pengumpulan darah dalam jaringan. Selain itu,
pigmentasi juga tidak disebabkan karena hematoma, ecchymosis
atau petechiae(Delong & Bukhart, 2008) .
Epidemiology
•
Physiological melanin pigmentation pada mukosa oral dapat
terjadi pada laki-laki maupun wanita (Feller, et al., 2014).
•
Pada bangsa Kaukasia pigmentasi umumnya minimal,
pada bangsa Afrika atau Asia daerah pigmentasi
kecoklatan atau hitam kebiruan terlihat menutupi
sebagian besar gingival. Pada bangsa Mediterania
kadang-kadang terlihat adanya bercak pigmentasi hal
inilah yang sering disebut Physiological pigmentation
atau pigmentasi fisiologis yang dimanifestasikan sebagai
multifokal atau pigmentasi melanin yang difus dengan
jumlah yang beragam dalam suatu kelompok etnik
tertentu(Gaeta, et al., 2002).
Etiologi Hiperpigmentasi Gingiva
•
Hiperpigmentasi Gingiva adalah hasil dari penumpukan
melanin berlebihan oleh melanosit di jaringan gingiva
menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi gingiva
terutama dilapisan sel basal dan suprabasal dari
epithelium.Melanosit dapat mengatur dan merespon
stimulus
biologi,
fisik
dan
kimiawi
pada
microenvironment. Melanosit bertindak sebagai
perantara antimicroba dan respon imun serta dapat
menjadi neuroendocrine cell yang memproduksi
melanin untuk perlindungan terhadap stres lingkungan
oleh karena sinar UV, oksigen reaktif dan radikal
bebas(Tsatmali, et al., 2002)
• Perubahan warna pada mukosa tergantung pada derajat pigmentasi
yang mana bervariasi dilihat dari faktor ras dan genetik. Pigmentasi
rasial dapat terjadi pada semua etnis dan terdapat level jumlah
peningkatan produksi melanin, bukan peningkatan jumlah
melanocytes (Tarakji, et al.,2014).
• Pada seseorang yang berkulit lebih terang memiliki jumlah
melanocytes yang sebanding dengan seseorang yang berkulit lebih
gelap. Seseorang yang berkulit lebih gelap dapat memproduksi lebih
banyak melanin daripada seseorang yang berkulit lebih terang.
Penyebab hanya beberapa orang tertentu yang mengalami
Physiological pigmentation masih belum diketahui. Tetapi, biasa
dijumpai pada orang yang berkulit lebih gelap (Cawson & Odell,
2017).
Proses Pigmentasi
1. Activasi melanosit: fase aktivasi terjadi ketika melanosit distimulasi oleh faktor
seperti stres hormon, sinar matahari, yang menyebabkan produksi senyawa
kimiawi hormon yang menstimulasi melanosit
2. Sintesis melanin: pada fase sintesis, melanosit membentuk granul-granul yang
disebut melanosome, proses inin terjadi ketika enzim tyrosinase diubah
menjadi asam amino tyrosinase dalam suatu molekul yang disebut dengan
dehydroxyphenylalanine (DOPA). Kemudian tyrosinase mengubah DOPA
menjadi senyawa kimia sekunder dopaquinone. Setelah serangkaian reaksi,
dopaquinone diubah menjadi melanin gelap (eumelanin) atau melanin terang
(pheo-melanin)
3. Ekspresi melanin: Dalam fase ekspresi, melanosom ditransfer dari melanosit
ke keratinosit yang merupakan sel-sel kulit yang terletak di atas melanosit
dalam epidermis. Setelah ini, warna melanin akhirnya menjadi terlihat di
permukaan kulit (Moneim, et al., 2017).
Differential Diagnosis
• Pigmentasi dapat merupakan kondisi penyakit serius
yang harus diperhatikan, seperti(Kauzman, et al.,
2004):
1. Peutz-Jeghers syndrome (kelainan genetik berupa
melanoma spot)
2. Addison’s disease (manifestasi penyakit sistemik)
3. Melanoma (suatu bentuk malignancy)
Evaluasi lesi pigmentasi
Sumber: (Kauzman, et al., 2004)
Perawatan
Selain dapat diobservasi pigmentasi gingiva dapat dilakukan depigmentasi
gingiva(Moneim, et al., 2017):
A.SURGICAL METHODS:
I. Methods used to remove the gingival pigmentation:
a.Scalpel surgical technique
b.Bur abrasion method
c.Electro-surgery
d.Cryosurgery,
e.Lasers,
f.Radiosurgery
B.CHEMICAL METHODS.
II. Methods used to mask the gingival pigmentation:
a.Free gingival graft.
b.Acellular dermal matrix allograft.
Prognosis dan Perawatan Hiperpigmentasi Gingiva
• Perawatan : pada kasus ini pasien telah dijelaskan
perwatan apa yang dapat dilakukan, namun pasien
hanya ingin diedukasi dan observasi perawatan.
• Prognosis: prognosisnya baik
Daftar Pustaka
Cawson. R. A & Odell. E. W. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine.
9th ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2017: 384.
Feller, L., Masilana, A., Khammissa, R. A., Altini, M., Jadwat, Y., & Lemmer, J.
(2014). Melanin: the biophysiology of oral melanocytes and physiological oral pigmentation. Head
& Face Medicine, 10(1). doi:10.1186/1746-160x-10-8
DeLong, Leslie., and Burkhart, Nancy W. 2008. Pigmented Lessions: General and Oral
Pathology for the Dental Hygienist. Ed. 2ndISBN : 978-1-4511-3153. Page : 362-364.
Philadelphia.
G.M. Gaeta, R.A. Satriano, A. Baroni, Oral pigmented lesions, Clin. Dermatol. 20 (2002)
286–288.
Tarakjia. B, Umaira. A, Prasada. D, Altamimib. M. A. (2014) Diagnosis of oral
pigmentations and malignant transformations. Singapore Dental Journal Vol. 35: 39–46.
Marina Tsatmali, Janis Ancans, Anthony J. Thody. (2002). Melanocyte Function and Its
Control by Melanocortin Peptides. Journal of Histochemistry & Cytochemistry . Vol. 50 (2):125133
Adel Kauzman BD, Pavone M, Blanas N, Bradley G.Pigmented lesions of the oral cavity:
review, differentialdiagnosis, and case presentations. J Can Dent Assoc.2004; 70(10):682-3.
Download