Uploaded by User61157

Aplikasi PHT Bakteri Patogen

advertisement
APLIKASI PHT BAKTERI
PATOGEN
EKOLOGI DAN PENYEBARAN
BAKTERI PATOGEN
 Bakteri patogen hidup sbg parasit, saprofit
dan epifit.
 BIOFILMS
 SOIL
INHABITANTS:
agrobacterium
tumefaciens,
Ralstonia
solanacearum,
Streptomyces scabies
 SOIL
INVADERS:
Erwinia
amylovora,
Xanthomonas campestris
 Aerobic, anaerobic, dan facultative anarobic
 Autotrophs dan heterotrophs
 Bertahan di dalam tanah dalam jaringan
tanaman, beberapa hidup bebas secara
saprofit, dlm benih, bag tumbuhan lain,
serangga, scr epifit, pd tunas, luka dan
eksudatnya, ada yang bertahan dengan
membentuk bacterial ooze.
 Penyebaran bakteri: air, serangga, hewan,
dan manusia (Pasif); flagela (Aktif).
Massa bakteri
Bakteri patogen tdk terlepas
lingkungan yg mempengaruhi:
dari
faktor
1. Suhu udara
Scr langsung mempengaruhi multiplikasi
bakteri patogen dan insidensi perkemb.
Penyakit
Mempengaruhi kerentanan tan inang
Suhu pertumbuhan optimum, maks, dan min
berbeda tgt pada spesies atau strain bakteri.
Tabel. Suhu pertumbuhan bakteri
Min (o C)
Opt (o C)
Maks (o C)
0,5-3
28-30
> 37
E. carotovora subsp. atroseptica
3
27
32-35
E. carotovora subsp. carotovora
6
27
35-37
E. chrysanthemi pv. zeae
6
37
40-41
1,5
22-30
37-38
P. avenae
0
30-35
40
P. caryophylli
5
30-33
46
P. cepacia
6-9
30
42
R. solanacearum
10
35-37
41
P. syringae pv. glycinea
2
24-26
35
P. syringae pv. lachrymans
1
25-27
35
P. syringae pv. maculicola
0
24-25
29
2,5
20-23
33
7
27-28
37,5
Bakteri
Erwinia amylovora
Pseudomonas andropogonis
P. syringae pv. phaseolicola
P. syringae pv. pisi
Tabel. Suhu pertumbuhan bakteri
Min (o C)
Opt (o C)
Maks (o C)
Xanthomonas campestris pv.
begoniae
1-3
27
37
X. campestris pv. campestris
7-10
28-30
36
10
28-30
38
X. campestris pv. malvacearum
7-10
25-30
36-38
X. oryzae pv. oryzae
5-10
26-30
40
X. campestris pv. pruni
7-10
24-29
37
0
25-30
37
Bakteri
X. campestris pv. citri
Agrobacterium tumefaciens
- Kel Pseudomonas mengeluarkan enzim tertentu (protease dan
phosphatase) secara maksimal pd suhu 15-20 o C.
- Suhu rendah berperanan dalam biosintesis dan sekresi faktor
virulensi, serta bertanggung jawab terhadap prevalensi penyakit.
Mis: P. syringae pv. phaseolicola menghasilkan phaseolotoksin
pada suhu 15-20 o C dan bakteri tsb terlindung dari racunnya
oleh phaseolotoxin-tolerant ornithine carbamoyl-transferase yg
dihasilkan pd suhu rendah
2. Suhu tanah
R. solanacearum (ras 1) tdk menyebabkan
gejala layu jika suhu tanah di bawah 21 oC
R. solanacearum (ras 3) menyebabkan gejala
layu pada suhu tanah 21 oC
3.Kelembapan udara
 Lingk
dg
kelembapan
tinggi
sangat
menguntungkan interaksi
Kelembapan relatif (RH) scr langsung/tdk
langsung
mempengaruhi
air
bebas
pd
permukaan tanaman.
 Kelembapan relatif (RH) mempengaruhi eksudat
bakteri, pop bakteri epifit, dan interaksi patogen
dan m.o. Saprofit pd permukaan daun. Mis:
- Angular leaf spot pd cucumber oleh
Pseudomonas syringae pv. lachrymans
memerluksn kelembapan tinggi unt
perkemb penyakit.
- Xanthomonas oryzae pv. oryzicola
(bacterial leaf streak pd padi), E.
amylovora (fire blight pd apel), jumlah ooze
meningkat pd RH tinggi dan cepat turun pd
RH rendah.
4.



1.
2.
Kelembapan tanah
penyebaran
Daya tahan bakteri dlm tanah
Proses infeksi akar
Ketahanan tan inang
Insidensi & severitas bakteri patogen
Mis: E. carotovora subsp. Carotovora tdk
menyebabkan soft rot pd jar parenkim
Chinese cabbage jika di lingk dh RH 30%
selama 2 jam.
 Kelembapan tanah adalah faktor kritis dlm
perkemb penyakit yg disebabkan oleh
bakteri (Mis: penyakit scab).
5. Angin
 p Angin menyebabkan daun, batang, dan
akar rusak/luka shg dpt mjd pintu masuk
bakteri.
6. Sinar matahari
• Berpengaruh thd fungsi fisiologi tan
(fotosintesis dan respirasi)
• Meningkatkan/mengurangi kerentanan thd
bakteri patogen
Mis: X. campestris pv. carotae lebih berat
serangannya pd intensitas cahaya tinggi
(30.140 lux) drpd intensitas cahaya rendah
(21.520 lux)
6. Sinar matahari
• Mempengaruhi perkembangan gejala
Mis: Halo blight pd daun Rye, gejala tdk
tampak pd intensitas cahaya penuh (1425
µW/cm2)
• Intensitas cahaya tdk mempengaruhi laju
multiplikasi bakteri patogen dlm jaringan.
7. Nutrisi
o
o
Nutrisi mempengaruhi perkembangan penyakit
tanaman yg disebabkan oleh bakteri
Tan menunjukkan pertumb maks dan ketahanan
penyakit meningkat pd waktu pemupukan (nitrogen,
potasium, magnesium, fosfat, dan calsium).
MACAM PENYAKIT TANAMAN YANG
DISEBABKAN OLEH BAKTERI
Tipe-tipe Utama Penyakit krn Bakteri
1. Blight dan Kanker
☺ Dimulai dg daerah lokal kematian sel
(nekrosis) pd daun, polong, bercak buah,
kematian bunga (blight) atau bercak batang
(kanker).
☺ Mjd sistemik dan menyebar melalui
tanaman
☺ Patogennya disebut necrogen
2. Layu Pembuluh
☺ Istilah ini digunakan, jika xylem vessel
diserang oleh patogen necrogen dan
menyebabkan kelayuan.
☺ EPS mempunyai peranan penting dlm
perkemb penyakit
☺ Enzimnya berperanan dalam mendegradasi
ddg sel dan menghambat pengatur
pertumbuhan tan.
3. Soft Rots
♠ Penyakit tjd, jika sel inang terpisah shg
menyebabkan jar runtuh, mati, busuk, dan
menjadi lembap.
♠ Patogennya disebut acergen/ macerators/
soft rotters
4. Galls
۩ Bentuk ini sbg hasil perkembangan sel yang
menyebabkan pertumbuhan jar/akar, batang,
dan daun seperti kanker.
۩ Patogennya disebut oncogen
Tipe penyakit
Jar yg diserang
Jenis gejala
Jenis patogen
Bercak daun
Menyerang ruang antar
sel dan nekrotisasi jar
parenkim
Bercak kebasahan,
eksudat bakteri, halo
blight, hawar daun,
bercak buah
Pseudomonas
Xanthomonas
Kanker
Menyerang jar kulit dan
berkayu mll luka,
kelopak daun, daun
muda dan bunga
Nekrosis kulit, gumosis,
hawar pucuk, daun
berlubang, busuk tunas
P. syringae pv. syringae
Kanker, oose bakteri,
hawar bunga dan
ranting, nekrosis kulit
Layu pembuluh
Menyerang jar
pembuluh
Layu, kerdil, jar
pembuluh mjd coklat,
busuk melingkar pd
kentang, bercak mata
burung pd buah tomat
E. amylovora
Coryneform, R.
solanacearum, bbrp
Xanthomonas, Erwinia,
Mikoplasma,
Phytoplasma,
Spiroplasma, Xyllela
Tipe penyakit
Jar yg diserang
Jenis gejala
Jenis patogen
Busuk lunak
Maserasi pd lamela
tengah dan dinding sel
primer
Busuk lunak pd umbi
kentang, bawang,
busuk kaki hitam
Erwinia dan bbrp
Pseudomonas
Proliferasi dan tumor
Merangsang
pertumbuhan sel dan
jar tanaman mjd
abnormal
Crown gll, gall pd
ranting, akar rambut,
fasiasi
Agrobacterium, P. s. Pv.
savastoni
Tabel . Keragaman gejala penyakit nekrotik yang disebabkan oleh bakteri
Gejala
Patogen
Bercak daun
Pseudomonas syringae pv.
phaseolicola
P. syringae pv. tabaci
Xanthomonas campestris
pv. malvacearum
X.campestris pv. glycines
Hawar halo
Buncis
wildfire
Tembakau
Bercak bersudut
Kapas
Pustul bakteri
Kedelai
X. oryzae pv. oryzae
Hawar daun
bakteri
Padi
Hawar bunga
Prunus sp.
Rosaceae
Hawar daun
Hawar bunga P. syringae pv. syringae
Kanker dan
mati
meranting
Penyakit
P. syringae pv.
morsprunorum
Kanker
P. syringae pv. syringae
Erwinia amylovora
Kanker
Kanker dan fire
blight
Inang
Rosaceae
Rosaceae
Tabel. Bakteri yang menyebabkan penyakit layu
Bakteri
Penyakit
Inang
Clavibacter michiganensis subsp.
michiganensis
C. michiganensis subsp. insidiosum
C. michiganensis subsp.
sepedomicum
C. xyli subsp. xyli
Panthoea sterwatii
Erwinia trachephyla
Ralstonia solanacearum
Xyllella fastidiosa
Layu
Tomat
Layu
Alfalfa
Layu
Umbi kentang
Layu
Tebu
Layu
Jagung
Layu
Ketimun
Layu
Banyak
Penyakit Pierce’s
Banyak
X. oryzae pv. oryzae
Kresek
Padi
X. campestris pv. campestris
Busuk hitam
Kubis
Pseudomonas schyzigii
Penyakit mati
bujang (Sumatera
disease)
Cengkeh
Tabel. Bakteri yang menyebabkan busuk lunak
Bakteri
Xanthomonas
campestris pv.
Penyakit
Inang
Faktor Iklim
Busuk hitam
Kubis-kubisan
Dingin, iklim
sedang
Erwinia carotovora
subsp. carotovora
Kaki hitam, busuk
lunak
Kentang,
banyak inang
Panas, iklim tropis
E. carotovora subsp.
atroseptica
Kaki hitam, busuk
lunak
Kaki hitam,
busuk lunak
Dingin, iklim
sedang
E. chrysanthemi
Kaki hitam, busuk
lunak
Kaki hitam,
busuk lunak
Iklim subtropis
dan rumah kaca
Clavibacter
michiganensis subsp.
sepedonicum
Busuk melingkar
Kentang,
banyak inang
Terutama di AS,
Rusia, Skandinavia
Pseudomonas
fluorescens
Busuk lunak
Sayuran, buahbuahan
Bacillus
Busuk
Tembakau yg
disimpan
Clostridium
Busuk
Bibit tomat
dan kedelai
campestris
Tipe-tipe Patogen Bakteri
Genus
Gram negatif
Spesies, Pathovar
Penyakit
Agrobacterium
tumefaciens
Crown gall
Erwinia
amylovora
carotovora pv. carotovora
carotovora pv. atroseptica
chrysanthemi
stewartii
Fire blight
Soft rots
Black leg (kentang)
Soft rots
Layu bakteri
(jagung)
Pseudomonas
marginalis
syringae pv. syringae
syringae pv. phaseolicola
syringae pv. tabaci
syringae pv. savastoni
Soft rots
Macam-macam
Halo blight (bean)
Wild Fire (tobacco)
Olive knot
Ralstonia
solanacearum
Layu bakteri
Genus
Gram negatif
Xanthomonas
Spesies, Pathovar
campestris pv.
campestris
campestris pv. phaseoli
Malvacearum
albilineans
Penyakit
Black rot (crucifer)
Common blight
(bean)
Black arm (kapas)
Leaf scald (tebu)
Gram positif
Corynebacterium
fascians
(Rhodobacterium
)
pv. michiganense
Corynebacterium
michiganense
pv. incidiosum
(Clavibacter)
pv. sepedonicum
Leafy gall
Bacterial cancer
(tomat)
Bacterial wilt
(Lucerne)
Ring rot (kentang)
Genus
Gram positif
Corynebacterium
flaccumfaciens
(Curtobacterium)
Spesies, Pathovar
pv. flaccumfaciens
Penyakit
Bacterial wilt (bean)
Necrogen
: P. syringae; X. campestris; R. solanacearum
Macergen
: E. carotovora; E. chrysanthemi; P. marginalis
Oncogen
: A. tumefaciens; C. fascians
Citrus canker symptoms on fruit
Crown gall, caused by
Agrobacterium
tumefaciens
Apple Tree Fire Blight
Initial halo blight symptoms
Brown spot lesions on pods
PENGELOLAAN PENYAKIT TERPADU
1. Pendahuluan
 Integrated disease management (IDM) is a
disease control approach that uses all
available management strategies to maintain
disease pressures below an economic injury
threshold.
 In most cases IDM consists of scouting with
timely application of a combination of
strategies and tactics.
 Strategi adl rencana keseluruhan untuk
mencapai tujuan tertentu.
 Taktik adl implementasi untuk menerapkan
strategi tertentu
2. The Disease-Triangle Concept
The Disease Triangle shows the importance of
the three factors necessary for disease
development.
 The disease management principles and
practices are often centered around the
concept of the Disease Triangle so that
management tactics often seek to
manipulateone or more of the components of
the disease triangle.
Disease Cycles
Independent
of host
All pathogens go
through a cycle with
similar events.”
Knowing how particular pathogens go
through their disease cycle is important in
developing management strategies.
3. Pengelolaan Penyakit bdsk Prinsip
Epidemiologi
Principles of epidemiology indicates that
control measures can do this in only two
ways.
1. They may reduce (or delay) disease at the
beginning of the season (Xo) or
2. They may decrease the rate of disease
development (r) during the growing period.
Principles of Plant Disease Control
1.Avoidance—prevent disease by selecting a time of
the year or a site where there is no inoculum or
where the environment is not favorable for infection.
2.Exclusion—prevent the introduction of inoculum.
3.Eradication—eliminate, destroy, or inactivate the
inoculum.
4.Protection—prevent infection by means of a
toxicant or some other barrier to infection.
5.Resistance—utilize cultivars that are resistant to or
tolerant of infection.
6.Therapy—cure plants that are already infected.
Tactics for the Reduction of Initial Inoculum
•Avoidance—reduce the level of disease by selecting a season or a
site where the amount of inoculum is low or where the
environment is unfavorable for infection
•Exclusion—reduce the amount of initial inoculum introduced from
outside sources
•Eradication—reduce the production of initial inoculum by
destroying or inactivating the sources of initial inoculum
(sanitation, removal of reservoirs of inoculum, removal of alternate
hosts, etc.)
•Protection—reduce the level of initial infection by means of a
toxicant or other barrier to infection
•Resistance—use cultivars that are resistant to infection,
particularly the initial infection
•Therapy— use thermotherapy, chemotherapy and/or meristem
culture to produce certified seed or vegetative planting stock
Tactics for the Reduction of the Infection Rate
•Avoidance—reduce the rate of production of inoculum, the rate of
infection, or the rate of development of the pathogen by selecting a
season or a site where the environment is not favorable
•Exclusion—reduce the introduction of inoculum from external
sources during the course of the epidemic
•Eradication—reduce the rate of inoculum production during the
course of the epidemic by destroying or inactivating the sources of
inoculum (roguing)
•Protection—reduce the rate of infection by means of a toxicant or
some other barrier to infection
•Resistance—plant cultivars that can reduce the rate of inoculum
production, the rate of infection, or the rate of pathogen
development
•Therapy—cure the plants that are already infected or reduce their
production of inoculum
Tactics for the Reduction of the Duration of the Epidemic
•Avoidance—plant early maturing cultivars or plant at a time that
favors rapid maturation of the crop
•Exclusion—delay the introduction of inoculum from external
sources by means of plant quarantine
Macam pengelolaan
Berpengaruh pada
A. Menghindari patogen
1. Pemilihan daerah geografi
Xo
r
2. Pemilihan tempat penanaman
Xo
r
3. Pemilihan tanggal penanaman
Xo
r
4. Penggunaan tanaman bebas penyakit
Xo
5. Modifikasi bercocok tanam
r
Macam pengelolaan
Berpengaruh pada
B. Eksklusi patogen
1. Perlakuan biji atau bahan tanaman
Xo
2. Inspeksi dan sertifikasi
Xo
3. Eksklusi dengan karantina tumbuhan
Xo
4. Eliminasi vektor serangga
Xo
r
Macam pengelolaan
Berpengaruh pada
C. Eradikasi patogen
1. Pengendalian hayati patogen tumbuhan
Xo
2. Rotasi tanaman
Xo
r
3. Pemusnahan tanaman rentan atau bagian tanaman sakit
yaitu dengan:
a. Roguing
Xo
b. Eliminasi inang alternate dan inang gulma
Xo
c. Sanitasi
Xo
4. Perlakuan panas dan kimia
Xo
5. Perlakuan tanah
Xo
r
Macam pengelolaan
D. Proteksi
tanaman
atau
Berpengaruh pada
perlindungan
1. Penyemprotan atau penghembusan
dan perlakuan propagul tanaman
untuk melindungi dari infeksi
Xo
2. Pengendalian vektor serangga
r
3. Modifikasi lingkungan
r
4. Inokulasi dengan virus avirulen
untuk melindungi dari virus virulen
5. Modifikasi nutrisi
Xo
r
Macam pengelolaan
Berpengaruh pada
E. Perkembangan Inang tahan
1. Seleksi dan pemuliaan untuk
ketahanan
a. Ketahanan vertikal
Xo
b. Ketahanan horisontal
r
c. Ketahanan populasi (multilini)
r
2. Ketahanan dengan kemoterapi
r
3. Ketahanan melalui nutrisi
r
Macam pengelolaan
Berpengaruh pada
F. Terapi terhadap tanaman
sakit
1. Kemoterapi
2. Perlakuan panas
r
Xo
4. Achieving Successful Disease Management
Successful disease management can be achieved if
these measures are followed:
 Emphasize prevention rather than cure.
 Monitor crops daily (or at least two times per
week) by walking the crop(s) to achieve early
detection.
 The employee responsible for monitoring must
work closely with the person responsible for
overall crop scheduling and growing.
 Correct diagnosis is crucial.
 Because disease pathogens are microscopic,
learn to anticipate when possible pathogen
infection periods are likely to occur.
 As a grower/manager, keep detailed records
that enable merging of cultural, environmental,
and insect and disease data for review when a
production problem arises or for doing post
season crop summary reviews.
 Monitor the weather to help anticipate potential
disease problems
5. Implementasi Pht Penyakit Tanaman Karena
Bakteri Patogen
1. Penyakit Layu Bakteri pd Kentang
- Brown rot
- Penyakit penting
-Kerugian hasil > 75%
-Penyebab: Ralstonia solanacearum (R3Bv2)
-Gejala: pada daun, batang dan umbi
-Ditemukan di Indonesia sejak th 1912
Karakteristik ras R. solanacearum, distribusi, dan biovar
Ras
Kisaran inang
Distribusi
Biovar
1
Luas
Asia, Australia
Amerika
3,4
1
2
Karibia, Brazil,
Filipina
Dunia Luas
1
4
Pisang & Musa sp.
lainnya
Kentang, tomat,
geranium
Jahe
Asia
3,4
5
Mulberry
Cina
5
3
2
DAUR PENYAKIT LAYU BAKTERI
KENTANG
Inang &gulma
Air irigasi
Umbi benih
Tanah pada
alat, kuku
dan sepatu
Tanaman inang
Sisa panen
Tanah
Penyakit layu bakteri
Kentang
Nematoda dalam
tanah
Umbi dan
tanaman
kentang
Faktor strategi pengelolaan penyakit terpadu layu bakteri
kentang ditunjukkan dengan rangking
Faktor Strategi Pengelolaan
Benih Sehat
Kentang tahan atau toleran
Tanah bebas R. solanacearum
Tanah Supresif
Rotasi dengan tanaman bukan inang
Pemusnahan tanaman kentang layu
Pemusnahan tanaman inang lain
Rangking
Ras 3
Rangkin
g
Ras 1
7
4
7
2
5
4
4
7
2
7
2
3
3
2
Faktor strategi pengelolaan penyakit terpadu layu bakteri
kentang ditunjukkan dengan rangking
Faktor Strategi Pengelolaan
Rangking Rangking
Ras 1
Ras 3
Pengendalian Gulma
2
2
Menghilangkan sisa panen kentang
3
3
Pengendalian penyebaran air
2
1
Pengendalian minimal setelah
perkecambahan
Pengendalian nematoda
4
4
3
3
Dekontaminasi alat-alat, kuku & sepatu
2
1
Mengekspos tanah dengan sinar
matahari
Penggenangan dengan padi sawah
1
3
1
3
2. Penyakit Bacterial leaf blight (Xanthomonas oryzae pv.
oryzae )
Pengelolaan Penyakit terpadu:
a. Burn the stubbles. Use optimum dose of fertilizers.
b. Avoid clipping of tip of seedling at the time of
transplanting.
c. Avoid flooded conditions. Remove weed hosts.
d. Spray Streptomycin sulphate and tetracycline
combination 300 g + Copper oxychloride 1.25 g/ha.
3.
Penyakit Bacterial leaf streak (Xanthomonas oryzae
p.v. oryzicola )
Pengelolaan Penyakit terpadu:
a. Burn the stubbles. Use optimum dose of fertilizers.
b. Avoid clipping of tip of seedling at the time of
transplanting.
c. Avoid flooded conditions. Remove weed hosts.
d. Spray Streptomycin sulphate and tetracycline
combination 300 g + Copper oxychloride 1.25 g/ha.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
Penyakit bacterial panicle blight (Burkholderia glumae and B.
gladioli )
Pengelolaan Penyakit terpadu:
Most commercial varieties are susceptible, but some show
significant partial resistance.
Plant early to avoid late season hot temperatures.
Avoiding excessive nitrogen rates
No pesticides are currently recommended to control this
disease.
Do not plant seed from fields that were seriously affected the
previous year.
Penyakit Bacterial spot pd tomat (Xanthomonas
campestris pv. vesicatoria )
Pengelolaan Penyakit terpadu:
a. Cultural practices and preventive sprays of copper help
to manage bacterial spot.
b. Avoiding sprinkler irrigation and cull piles near
greenhouse or field operations, and rotating with a
nonhost crop also helps control the disease.
5.
Download