Uploaded by Lolita Redhy

Jurnal Reading Neonatal sepsis

advertisement
JOURNAL READING
NEONATAL SEPSIS
Pembimbing: dr. Monique Noorvitry, Sp.A
Oleh: Lolita Redhy Kusuma Dewi
Abstract
◦ Pada jurnal ini akan dijelaskan singkat mengenai etiopatogenesis,
patofisiologi, gambaran klinis, diagnosis dan terapi
◦ Mengenai diagnosis, jurnal ini akan fokus pada procalcitonin (PCT), serum
amyloid A (SAA), presepsin (sCD14) dan metabolomics.
Introduction
Sepsis adalah sindrom klinis yang ditandai dengan serangkaian
perubahan hemodinamik, pernapasan, dan metabolisme sekunder
akibat proses infeksi yang dapat memicu sindrom respons inflamasi
sistemik yang abnormal pada organisme (SIRS).
Insiden  0,5-0,8/1.000 kelahiran hidup, merupakan penyakit paling
serius pada periode neonatal
Tingkat infeksi dan mortalitas meningkat sesuai dengan penurunan usia
kehamilan dan berat lahir, atau dengan fungsi pernapasan yang
tertekan dan dengan adanya faktor resiko ibu dan perinatal
Introduction
EOS
• 72 jam pertama setelah
kelahiran
LOS
• > 72 jam pertama kehidupan
• Biasanya hasil infeksi nosokomial
Etiopathogenesis
Bakteri
Jamur
Virus
(+)
Ditularkan melalui
•Coaguase-negattive
Staphylococcus (CoNS)
•S. Aureus
•Streptococcus group B
• Uterus (infeksi
kongenital)
• Saat kelahiran (infeksi
perinatal)
• Pemberian ASI
(infeksi postnatal)
(-)
•E. Coli
•Pseudomonas spp
•Klebsiella spp
Candida albicans
Etiopathogenesis
EOS
• E. Coli (23%)
• Streptococcus group B (47%)
LOS
• Coaguase-negattive Staphylococcus (CoNS) (39%)
• Setelah 7 hari: Klebsiella spp, Enterobacter spp, P.
aeruginosa, S. marcesnes
Etiopathogenesis
◦ Faktor resiko utama:
◦ Prematuritas
◦ Laki-laki
◦ Prosedur invasif
◦ Kondisi komorbid
Patophysiology
◦ Tinggi insiden dan keparahan  imaturitas mekanisme
pertahanan (terutama bayi preterm) dan interaksi antara
patogen dan host
◦ Sepsis  mediator proinflamator C3 dan C5a  vasodilatasi,
kemotaksis, sitokin proinflamator (IL1-8-6)
◦ Toxin  aktivasi proses koagulasi  resiko mikrotrombus, hipoksia
seluler
◦ Keadaan komplikasi berhubungan dengan efek mediator yg
tidak dapat menyeimbangkan kembali dengan sintesis adekuat
dari sitokin anti inflamasi seperti TNFsr, IL-1ra, IL-1rII, IL-10, TNF-b2
Patophysiology
◦ Pada saat kelahiran respon imun terganggu oleh kurangnya paparan antigen
dalam rahim dan disfungsi efektor sel T dan B. Pertahanan bayi tergantung
dari respon imun bawaan dan pada perlindungan pasif oleh antibodi ibu yg
ditransmisikan melalui plasenta.
◦ Pada neonatal pertahanan sistem imun dan aktivitas bakterisidal masih belum
sebaik saat dewasa, menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi
◦ Inflamasi  rusaknya jaringan dan sel nekrosis  pelepasan demage
associated molecular patterns (DAMPs), juga dikenal sebagai allarmins 
dapat terus melakukan peradangan yg bekerja pada PRR (pattern
recognition receptor) yg diaktifkan oleh patogen.
Clinical picture
◦ Gambaran klinis tidak terlihat >>>, diikuti dengan tanda dan gejala non spesifik:
Fever
Hipotermi
Kemamppuan
menyusu
lemah
Rewel
Hipotonia
Distres
pernapasan
Takikardi
Bradikardi
Hipoglikemia
Kerusakan
perfusi
jaringan
Sianosis
Takipneu
Hipotensi
Kejang
Tremor
Kurang
responsif
Letargi
Mottled skin,
ptekie,
purpura
dll
Diagnosis
◦ Biomarker sepsis
Diagnosis
◦ Blood count:
◦ Rasio neutrofil I/T > 0,2
◦ Leukosit > 20.000 mmc atau < 5.000
mmc
◦ Fibrinogen > 300 mg%
◦ Platelet < 100.000 mmc
◦ Asidosis metabolik: base deficit >7
 sensitifitas 17-90% dan spesifisitas
31-100%, tergantung operator
Diagnosis
◦ Kultur darah  gold standard, tapi hanya < 50% kasus positif
◦ Masih kontroversi, tapi bisa membantu dalam pemilihan antibiotik spesifik
◦ Lumbal pungsi  meningitis 15% kasus
◦ C-Reactive Protein (CRP)  spesifisitas >90%, sensitifitas 60-75%)
◦ Dihasilkan oleh hepar dan dikeluarkan karena aktifitas IL-6 dan 8
◦ Waktu paruh 24-48 jam, meningkat setelah 4-6 jam
◦ Meningkat pada infeksi akut dan kronis, trauma, operasi, keganasan.
Diagnosis
◦ Procalcitonin (PCT)
◦ Diproduksi oleh sel C dari kelenjar tiroid dan ekstratiroid dari sel neuroendokrin, dan bersama
dengan IL-6 menghasilkan marker yg paling dini saat infeksi
◦ Meningkat di sirkulasi antara 2-4 jamdan bertahan hingga 24 jam selanjutnya
◦ Waktu paruh 24-30 jam
◦ Secara selektif diproduksi saat infeksi bakteri, tidak virus, jamur, autoimun, kanker
◦ Konsentrasi dapat berubah pada keadaan fetal hipoksia, distres pernapasan, atau hari
pertama neonatus tanpa infeksi
Diagnosis
◦ Serum Amyloid A (SAA)
◦ Apolipoprotein yg diproduksi hepar, sel endotel, monosit, otot polos, dan diatur oleh kerja
sitokin tertentu: ILL-1, IL-6, dan TNFα.
◦ Dipengaruhi oleh fungsi hepar dan status nutrisi yg dapat mengurangi kegunaannya, namun
lebih berguna pada LOS yg hasilnya masih bisa dipertimbangkan.
◦ Des-arginin  marker yg bagus untuk akut dan kronik inflamasi
◦ Presepsin (sCD14)
◦ Glikoprotein pada permukaan membran monosit dan makrofag yg berfungsi sebagai reseptor
kompleks lipoopolisakarida (LPS) dan sebagai protein binding
◦ Dapat membedakan bakteri dan non bakteri.
Diagnosis
◦ Peneliitian terbaru Fanos et al teknik metabolomik telah diterapkan untuk
mengevaluasi perubahan metabolik pada EOS dan LOS.
◦ Terjadi peningkatan metabolit
lemak, seperti keton.
urin yg merupakan bagian dari metabolisme asam
Therapy
◦ Antibiotik diberikan sedini mungkin sesuai terapi empiris
◦ Terlambat 1 jam terapi = mortalitas meningkat 7%
◦ Gejala terjadi pada 3 hari awal kehidupan  ampicillin (atau derivat penicillin),
aminoglycoside (gentamicin, tobramicin), sefalosporin generasi 3 pada kasus
meningitis atau perburukan klinis serius
◦ LOS (CoNS dan basil gram negatif)  vancommycin dan aminoglycoside atau
sefalosporin generasi 3 (ceftazidine, cefotaxime)
◦ Jamur (Candida spp)  fluconazol, amphotericin B deoxycholate, echinocandin,
micafungin
◦ Virus  mencegah penularan diberikan hiperimunoglobulin spesifik CMV kepada ibu
yg mengalami infeksi primer selama kehamilan, pasca kelahiran diberikan ganciclovir
atau vanciclovir
Therapy
TERIMA KASIH
Download