Uploaded by User45889

SEPSIS

advertisement
PENGOBATAN
Prinsip pengelolaan pengobatan dari sepsis adalah dengan pengendalian infeksi, memperbaiki
perfusi jaringan, mempertahankan fungsi respirasi secara efisien, renal support untuk mencegah
gagal ginjal akut, kortikosteroid dan obat non konvensial. Angka kematian masih cukup tinggi
terutama pada keadaan syok septik. Pada keadaan ini angka kematian berkisar antara 40-70%, bila
telah 554 disertai gagal organ berganda seperti shock lung, gangguan fungsi hati atau gagal ginjal
kematian dapat mencapai 90-100%.
Tata laksana pengobatan sepsis yaitu merujuk kepada Surviving Sepsis Campaign (SSC) tahun 2012
yaitu merupakan panduan internasional tata laksana sepsis berat maupun syok sepsis. SSC
merekomendasikan dalam 3 jam pertama harus dilakukan pemberian resusitasi cairan kristaloid
dengan dosis 30 ml/kgBB dan diberikan dengan melakukan fluid challenge selama 5-10 menit,
pemeriksaan kultur darah sebelum pemberian antibiotika, pengukuran kadar laktat, dan pemberian
antibiotika secara empiris atau spektrum luas. Dilanjutkan dalam 6 jam harus dilakukan yaitu
pemberian vasopressor atau obat vasoaktif dengan dilakukan pengukuran tekanan perfusi. Selain
itu, nutrisi penteral direkomendasikan untuk diberikan sebagai nutrisi awal (early feeding) dalam 48
jam pada pasien sepsis.
Keberhasilan pengobatan dalam sepsis tergantung pada diagnosis dini yaitu dengan cara kultur
mikroba dalam darah sebelum memulai terapi. Pengambilan kultur darah bertujuan untuk
memperoleh data mikroorganisme penyebab sepsis dan sensitivitasnya terhadap antibiotika agar
dapat dilakukan pemberian terapi definitif. Merujuk kepada penerbitan laporan oleh WHO pada
tahun 2004 yaitu mengenai sepsis merupakan salah satu penyakit tersering yang dapat
menyebabkan kematian maka dari itu perlu sesegera mungkin adanya tindakan langsung dalam
pengobatan sepsis berupa pemberiaan obat antimikroba secara empiris. Ada dua pengobatan atau
perawatan untuk pasien sepsis yang harus dilakukan yaitu dengan penggunaan antibiotik yang tepat
(antibiotik selektif) dan disertai dengan perawatan pendukung.
Target utama dalam pengobatan sepsis berat adalah dari mengatur volume darah dan menyediakan
perfusi jaringan yang cukup yaitu dengan penentuan /pemeriksaan kadar laktat. Kadar laktat
merupakan salah satu komponen variabel perfusi jaringan yang turut mendefinisikan seorang pasien
dengan infeksi apakah termasuk ke dalam diagnosis sepsis atau tidak. Lebih lanjut, pasien sepsis
dengan kadar laktat melebihi batas atas nilai normal laboratorium akan digolongkan dalam
kelompok sepsis berat. Demikian pentingnya kadar laktat dalam diagnosis dan stratifikasi pasien
sepsis sehingga pemeriksaan laktat termasuk salah satu komponen yang harus dikerjakan pada 3 dan
6 jam pertama tata laksana sepsis (three and six hour surviving sepsis campign bundle). Untuk tujuan
ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengatur cairan yang memadai. Dengan pengobatan
berupa, obat vasoaktif yang dapat ditambahkan ke dalam daftar pengobatan pasien yang
kekurangan cairan dengan contoh obat yaitu norepinephrin.
Pengobatan penunjang lain bagi pengobatan sepsis yaitu seperti contoh pemberian golongan obat
kortikosteroid. Kortikosteroid merupakan salah satu pilihan terapi karena interaksinya dengan
respons imun dan efek antiinflamasi yang merupakan agen penting lain yang terbukti mengurangi
risiko kematian dalam pengobatan sepsis.
Pada pasien dengan sepsis, dukungan metabolisme harus diberikan untuk mencegah malnutrisi,
memulihkan kondisi metabolisme, mengatur peradangan dan respons fase akut, dan untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian. Untuk tujuan ini, perlu untuk memberikan dukungan
nutrisi, memenuhi kebutuhan energi, dan menyediakan keseimbangan nitrogen dan elektrolit.
Seperti contoh yaitu perawatan anabolik seperti glutamin dan insulin juga digunakan pada pasien
dengan sepsis.
Epidemiologi sepsis
Sepsis menempati urutan ke-10 sebagai penyebab utama kematian di Amerika Serikat dan penyebab
utama kematian pada pasien sakit kritis. Sekitar 80% kasus sepsis berat di unit perawatan intensif di
Amerika Serikat dan Eropa selama tahun 1990-an terjadi setelah pasien masuk untuk penyebab yang
tidak terkait. Kejadian sepsis meningkat hampir empat kali lipat dari tahun 1979-2000, menjadi
sekitar 660.000 kasus (240 kasus per 100.000 penduduk) sepsis atau syok septik per tahun di
Amerika Serikat. 13 Dari tahun 1999 sampai 2005 ada 16.948.482 kematian di Amerika Serikat. Dari
jumlah tersebut, 1.017.616 dikaitkan dengan sepsis (6% dari semua kematian). Sebagian besar
kematian terkait sepsis terjadi di rumah sakit, klinik dan pusat kesehatan (86,9%) dan 94,6% dari ini
adalah pasien rawat inap tersebut.
Etiologi sepsis
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (meskipun sepsis dapat disebabkan oleh virus, atau
semakin sering, disebabkan oleh jamur). Mikroorganisme kausal yang paling sering ditemukan pada
orang dewasa adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia.
Spesies Enterococcus, Klebsiella, dan Pseudomonas juga sering ditemukan. Umumnya, sepsis
merupakan suatu interaksi yang kompleks antara efek toksik langsung dari mikroorganisme
penyebab infeksi dan gangguan respons inflamasi normal dari host terhadap infeksi. Kultur darah
positif pada 20-40% kasus sepsis dan pada 40-70% kasus syok septik. Dari kasus-kasus dengan kultur
darah yang positif, terdapat hingga 70% isolat yang ditumbuhi oleh satu spesies bakteri gram positif
atau gram negatif saja; sisanya ditumbuhi fungus atau mikroorganisme campuran lainnya. Kultur lain
seperti sputum, urin, cairan serebrospinal, atau cairan pleura dapat mengungkapkan etiologi
spesifik, tetapi daerah infeksi lokal yang memicu proses tersebut mungkin tidak dapat diakses oleh
kultur. Insidensi sepsis yang lebih tinggi disebabkan oleh bertambah tuanya populasi dunia, pasienpasien yang menderita penyakit kronis dapat bertahan hidup lebih lama, terdapat frekuensi sepsis
yang relatif tinggi di antara pasien-pasien AIDS, terapi medis (misalnya dengan glukokortikoid atau
antibiotika), prosedur invasif (misalnya pemasangan kateter), dan ventilasi mekanis. Sepsis dapat
dipicu oleh infeksi di bagian manapun dari tubuh. Daerah infeksi yang paling sering menyebabkan
sepsis adalah paru-paru, saluran kemih, perut, dan panggul. Jenis infeksi yang sering dihubungkan
dengan sepsis yaitu:
1) Infeksi paru-paru (pneumonia)
2) Flu (influenza)
3) Appendiksitis
4) Infeksi lapisan saluran pencernaan (peritonitis)
5) Infeksi kandung kemih, uretra, atau ginjal (infeksi traktus urinarius)
6) Infeksi kulit, seperti selulitis, sering disebabkan ketika infus atau kateter telah dimasukkan ke
dalam tubuh melalui kulit
7) Infeksi pasca operasi
8) Infeksi sistem saraf, seperti meningitis atau encephalitis. Sekitar pada satu dari lima kasus, infeksi
dan sumber sepsis tidak dapat terdeteksi
DAPUS PENGOBATAN
Ivan, dkk. 2018. Sepsis dan Tata Laksana Berdasar Guideline Terbaru. Departemen Anestesi dan
Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Saptadi Yuliarta, dkk. 2012. Hambatan Implementasi Surviving Sepsis Campaign Guidelines 2012
pada Pasien Anak di Rumah Sakit Rujukan Tersier. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya, Malang
Gizem Polta et al. 2017. Sepsis and Septic Shock: Current Treatment Strategies and New Approaches.
Atatürk University School of Medicine, Turkey
Download