TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS “INTERNAL CONTROL”

advertisement
TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS
“INTERNAL CONTROL”
OLEH:
ERWIN FEBRIAN (14121005)
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
2015
1
A. PENGENDALIAN INTERN
1. Definisi, Konsep Dasar, dan Komponen
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh
dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas,
yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori :
a. Keandalan laporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
Laporan COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission) menekankan bahwa konsep fundamental
dinyatakan dalam beberapa definisi berikut :
a. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Ini berarti alat untuk
mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri. Pengendalian intern
terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi
dengan, tidak ditambahkan kedalam, infrastruktur suatu entitas.
b. Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang. Pengendalian intern
bukan hanya suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, orang
pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya.
c. Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan hanya
keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada
manajemen dan dewan direksi suatu entitas karena keterbatasan
yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan perlunya
untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari pengadaan
pengendalian .
d. Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam
kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan,
kepatuhan, dan operasi.
Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak
kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas,
2
laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian intern
yang saling berhubungan, yaitu:
a. Lingkungan pengendalian
b. Penilaian risiko
c. Aktivitas pengendalian
d. Informasi dan komunikasi
e.
Pemantauan
2. Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern Relevan yang Berhubungan
dengan suatu Audit
Manajemen mengadopsi pengendalian intern untuk menyediakan
keyakinan yang memadai dalam mencapai tiga kategori tujuan, yaitu :
a. Keandalan dari informasi keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi dari operasi
Karena tidak semua dari tujuan tersebut dan pengendalian yang
mendukung relevan dengan suatu audit laporan keuangan, satu dari
tugas pertama auditor untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan
kedua adalah mengidentifikasikan tujuan tersebut dan pengendalian
yang relevan. Yang menjadi perhatian penting adalah pengendalian yang
dimaksudkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen untuk pemakai
eksternal telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
3. Keterbatasan Pengendalian Intern suatu Entitas
Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit,
mengidentifikasi keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan
mengapa pengendalian intern, sebaik apapun ia dirancang dan
dioperasikan, hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai
berkenaan dengan pencapaian tujuan pengendalian suatu entitas.
a. Kesalahan dalam pertimbangan.
Kadang-kadang manajemen dan personalia lainnya dapat melakukan
pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau
3
dalam melaksanakan tugas rutin karena informasi yang tidak
mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya.
b. Kemacetan.
Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika
personel salah memahami intruksi atau membuat kekeliruan akibat
kecerobohan, kebingungan dan kelelahan. Perubahan sementara
atau permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga
dapat berkontribusi pada terjadinya kemacetan.
c. Kolusi.
Individu
yang
bertindak
bersama,
seperti
karyawan
yang
melaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama
dengan karyawan lain, konsumen atau pemasok, dapat melakukan
sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh
pengendalian intern.
d. Penolakan manajemen.
Manajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis
untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentase
mengenai kondisi keuangan suatu entitas dinaikkan atau status
ketaatan. Penolakan termasuk membuat penyajian yang salah
dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti menerbitkan
dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan
fiktif.
e. Biaya versus manfaat.
Biaya pengendalian intern suatu entitas seharusnya tidak melebihi
manfaat yang diharapkan untuk diperoleh.
4. Peran dan Tanggung Jawab
a. Manajemen.
Merupakan
tanggung
jawab
manajemen
untuk
menciptakan
pengendalian intern yang efektif.
b. Dewan direksi dan komite audit.
Anggota dewan sebagai harus menentukan bahwa manajemen telah
memenuhi tanggung jawabnya untuk menciptakan dan memelihara
pengendalian
mengidentifikasi
intern.
Komite
keberadaan
4
audit
harus
penolakan
waspada
manajemen
dalam
atas
pengendalian atau pelaporan keuangan yang curang, dan mengambil
tindakan yang diperlukan.
c. Auditor internal.
Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan
pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat
rekomendasi untuk perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung
jawab utama untuk menciptakan dan memelihara pengendalian
intern.
d. Personel entitas lainnya.
Peran dan tanggung jawab dari semua personel lain yang
menyediakan
memahami
informasi
bahwa
atau
mereka
menggunakan
memiliki
informasi
tanggung
jawab
harus
untuk
mengkomunikasikan masalah apapun yang tidak sesuai dengan
pengendalian atau tindakan melawan hukum yang mereka temui
kepada tingkat yang lebih tinggi.
e. Auditor independen.
Sebagai hasil dari proseduraudit laporan keuangan, seorang auditor
eksternal
mungkin
akan
menemukan
kekurangan
dalam
pengendalian intern yang akan dikomunikasikan kepada manajemen,
komite audit, atau dewan direksi, bersamaan dengan rekomendasi
perbaikan.
f.
Pihak eksternal lainnya.
Pembuat aturan menetapkan persyaratan minimum untuk pengadaan
pengendalian intern oleh entitas-entitas tertentu. Contohnya adalah
Foreign Corrupt Act tahun 1977 dan Federal Deposit Insurance
Corporation Improvement Act tahun 1991.
5
B. UNSUR-UNSUR PENGENDALIAN INTERN
Niswonger-Warren-Fess (1999)
berpendapat, untuk mencapai tujuan
pengendalian internal, manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan
menerapkan lima unsur pengendalian internal. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalain orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur. Beberapa faktor yang
berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain:
a. Integritas dan Nilai Etik
Merupakan etika entitas yang dimiliki dan standar perilaku
yang
berlaku
serta
bagaimana
mereka
mengkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. ·
Dewan
Direksi dan Komite Audit Jajaran direktur yang efektif
adalah yang independen terhadap manajemen.
c. Dewan Direksi dan Komite Audit
Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen
terhadap manajemen. Komite audit bertanggung jawab
sebagai komunikator, baik bagi internal auditor maupun
eksternak auditor.
d. Gaya Manajemen dan Gaya Operasi
Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi manajemen
dan gaya operasi memberi auditor suatu pemahaman
mengenai sikap manajemen terhadap pengendalian intern.
e. Struktur Organisasi
Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi
auditor
mengenai
6
manajemen
dan
elemen-elemen
fungsional dari bisnis dan bagaimana pengendalian
diimplementasikan.
f.
Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab
Memberi pemahaman mengenai pengendalaian dan caracara yang digunakan untuk pengendalian, perencanaan
formal organisasi dan operasi, penugasan karyawan dan
kebijakan yang dimiliki entitas.
g. Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalm
pengendalian
intern.
Pengendalian
intern
yang
dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur, menjaga
tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam entitas.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penetuan risiko
tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan
manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan
yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan sebagai berikut:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi ·
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki ·
d. Teknologi baru ·
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru ·
f.
Restrukturisasi korporasi ·
g. Operasi luar negeri ·
h. Standar akuntansi baru
Semua entitas memiliki risiko tergantung dari ukuran, struktur,
sifat, atau jenis dari perusahaan. risiko tersebut dapat berupa risiko
eksternal dan internal dan semua harus bisa dikendalikan. Perubahan
ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan timbulnya
risiko berbeda yang harus segera dapat diatasi oleh manajemen.
7
Auditor berkepentingan untuk memahami mengenai pengetahuan tentang
penilaian
risiko
yang
dilakukan
oleh
manajemen,
seperti
pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasian
kemungkinan terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan
dilakukan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya
aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat
digolongkan sebagai kebijkan dan prosedur yang berkaitan dengan
berikut ini:
a. Review terhadap kinerja ·
b. Pengolahan informasi ·
c. Pengendalian fisik ·
d. Pemisahan tugas
Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Pengendalian Pemrosesan Informasi
Hal ini berkaitan dengan proses otorisai, kelengkapan
dan keakuratan data keuangan. Pengendalain pemrosesan
informasi digolongkan menjadi dua (2), yaitu:
i.
Pengendalian umum
ii.
Pengendalian aplikasi
Pengendalian yang ditujukan untuk pemrosesan
tipe-tipe transaksi baik di lingkungan komputer
maupun manual dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

Otorisasi yang tepat (setiap bukti transaksi
diotorisasi secara tepat sehingga tidak ada
bukti yang melewati prosedur otorisasi)

Pencatatan dan dokumentasi (semua bukti
transaksi
8
telah
dicatat
dan
didokumentasikan dan bila akan diperiksa,
dapat dilacak kembali)

Pemeriksaan independen ·
b. Pemisahan tugas
c. Pengendalian fisik
d. Telaah kinerja
Pengembangan atas aktivitas pengendalian berkaitan
dengan kebijakan dan prosedur dapat dijabarkan dalam lima
(5) aktivitas pengendalian berikut:
1) Pemisahan tugas.
2) Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas.
3) Pendokumentasian dan pencatatan.
4) Pengendalian fisik atas assets dan catatan.
5) Pengecekan secara independen atas kinerja.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi
dan
komunikasi
adalah
pengidentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu
yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem
informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:

Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan
bagi laporan keuangan.

Bagaimana transaksi tersebut dimulai.

Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu
dalam laporan keuangan yang tercakupalam pengolahan
dan pelaporan transaksi.

Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak transaksi
dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan
keuangan, termasuk alat elektronik (seperti komputer dan
electronic
data
interchange)
mengirim,
memproses,
informasi.
9
yang
memelihara,
digunkan
dan
untuk
mengakses
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan
desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan
koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung
secara terus menerus (ongoing activities), evaluasi secara terpisah
(separate periodic evaluations), atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya. Auditor perlu memahami mengenai pemantauan untuk
mengetahui aktivitas pemantauan seperti apakah yang digunakan
perusahaan dan bagaimana aktivitas tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan pengendalian internal bila dibutuhkan.
C. MANFAAT PENGENDALIAN INTERN
Manfaat
pengendalian
intern
adalah
menjamin
manajemen
perusahaan/organisasi/entitas agar:

Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.

Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya

Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan
informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen
perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan.
10
Download