Komunikasi pemasaran

advertisement
Laporan Studi Pustaka (KPM 403)
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP
PENGEMBANGAN EKOWISATA MELALUI MEDIA PROMOSI
Oleh:
WENINDA AYU PRAMITHA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul “Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan Ekowisata Melalui Media
Promosi” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan
sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun dan tidak
mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain
kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
mempertanggungjawabkan pernyataan ini.
Bogor, 8 Januari 2015
Weninda Ayu
NIM.I34110087
Pramitha
iii
ABSTRAK
WENINDA AYU PRAMITHA. Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Terhadap Pengembangan Ekowisata Melalui Media Promosi. Dibimbing oleh
DWI SADONO
Ekowisata adalah salah satu kegiatan Pariwisata yang berwawasan lingkungan
dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayan sosial budaya
ekonomi masyarakat lokal serta pembelajaran dan pendidikan. Dalam
pengelolaannya diperlukan strategi komuniksi pemasaran agar dapat bisa
mengembangkan ekowisata.Penerapan bauran promosi terhadap produk ditunjang
dengan penggunaan media yang tepat, sehingga konsumen dapat memperoleh
informasi tentang produk dengan cepat dan mudah. Keberhasialan suatu tempat
Pariwisata adalah banyaknya pengunjung yang datang berkunjung tentunya
didukung oleh penggunaan media sebagi media promosinya. Penggunaan media,
baik media cetak maupun elektronik digunakan untuk menunjang efektivitas
komunikasi pemasaran dilihat dari aspek attention, interest, desire, action.
Kata kunci: ekowisata, efektivitas komunikasi pemasaran, media promosi
ABSTRACK
WENINDA AYU PRAMITHA.Effectiveness Marketing Communication
Against Ecotourism Development Through the Media Promotion. Supervised
byDWI SADONO
Ecotourism is one of environmentally friendly tourism activities with emphasis on
aspects of nature conservation, social and cultural aspects of the economic
empowerment of local communities and learning and education. In management
communicates marketing strategy is required in order to be able to develop
ecotourism. Application of the promotional mix for products supported by the use
of appropriate media, so that consumers can obtain information about the product
quickly and easily. Keberhasialan a tourist spot is the number of visitors who
come to visit would be supported by the use of media as a promotional medium.
The use of the media, both print and electronic media are used to support the
effectiveness of marketing communications from the aspects of attention, interest,
desire, action.
Keywords: ecotourism,effectiveness of marketing communications, media
promotion
iv
. EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP
PENGEMBANGAN EKOWISATA MELALUI MEDIA PROMOSI
Oleh
WENINDA AYU PRAMITHA
I34110087
Laporan Studi Pustaka
Sebagai syarat kelulusan KPM 403
Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa
: Weninda Ayu Pramitha
Nomor Pokok
: I34110087
Judul
: Efektivitas
Komunikasi
Pemasaran
Terhadap
Pengembangan Ekowisata Melalui Media Promosi
dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403)
pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr Ir Dwi Sadono, Msi.
NIP. 19641102 1992031003
Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Dr Ir Siti Amanah, MSc
NIP. 19670903 199212 2 001
Tanggal pengesahan : ________________________
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia
dengan segala hal terbaik dalam proses penyusunan studi pustaka yang
berjudul“Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan
Ekowisata Melalui Media Promosi”.Selain itu penulis menyadari bahwa dalam
proses penyusunan studi pustaka ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan
semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada pihak yang terlibat hingga penyelesaian makalah studi pustaka
ini, sebagai berikut:
1. Terima kasih kepada Bapak DrIrDwi Sadono, Msi yang telah membimbing,
mendukung dan memberikan inspirasi yang luar biasa dalam penyusunan studi
pustaka.
2. Kedua orang tua, Ibunda Titie Pratiwi, Ayahanda Makmuri, serta adik
Winaldy Gautama atas do’a, dukungan serta semangatnya kepada penulis.
3. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Andika Purwolaksono, Nafiah (nene),DJ, Rifa,
Dilla, Nina, Tidi, Lita telah memberikan semangat, dukungan dan
kontribusinya selama penulisan studi pustaka.
4. Rekan satu bimbingan Yulita dan Tasya yang memberikan motivasi yang luar
biasa dalam penulisan studi pustaka ini.
5. Keluarga besar KPM 48 telah memberi kebersamaan selama proses
pembelajaran di departeman SKPM.
6. Rekan-rekan PHOTOCINE HIMASIERA 2012-2013.
Semoga laporan studi pustaka ini bermanfaat bagi kita semua
Bogor, 8 Januari 2015
Weninda Ayu Pramitha
NIM. I34110087
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
Latar Belakang .....................................................................................................1
Tujuan Tulisan ......................................................................................................2
Metode Penulisan .................................................................................................2
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA .............................................................. 3
Facebook Marketing dalam KomunikasiPemasaranModern ...............................3
Word of mouth promotion sebagai Media Promosi yang Ampuh untuk
Membangun Citra Pariwisata Indonesia ...............................................................5
Analisis System Informasi KePariwisataan sebagai Media Promosi Wisata di
Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo ..................................................................7
Studi Mengenai Efektivitas IklanTerhadap Citra Merek Maskapai Garuda
Indonesia ............................................................................................................10
Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo
(DISBUDPAR) Dalam Meningkatkan Kujungan Wisatawan Di Desa
Pampang Kota Samarinda ..................................................................................13
Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online 16
Efektivitas Pesan Iklan Televisi Tresemme Menggunakan Customer
Response Index (CRI)pada Perempuan di Surabaya ..........................................18
Promosi Objek Wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II
Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Wisatawan ............................................21
Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Dalam
Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata ....................................................23
Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat
(Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak) .............................................26
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN .................................................................... 29
Ekowisata ...........................................................................................................29
Komunikasi pemasaran ......................................................................................29
Promosi ..............................................................................................................31
Media promosi ....................................................................................................33
KESIMPULAN .............................................................................................................. 35
Hasil Rangkuman dan Pembahasan ...................................................................35
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi .....................................35
Usulan Kerangka Pemikiran ...............................................................................36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 37
RIWAYAT HIDUP........................................................................................................ 39
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Promotional Mix ......................................................................................... 32
Gambar 2. Kedudukan Promosi dalam Sistem Pemasaran. ...................................... 32
Gambar 3. Usulan kerangka pemikiran ....................................................................... 36
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Media bauran promosi .................................................................................... 33
Tabel 2. Profil kategori media utama .......................................................................... 34
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam tersebut yaitu
berupa objek wisata yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Ekowisata di
Indonesia saat ini telah berkembang sebagai salah satu Pariwisata untuk
pembangunan Pariwisata yang berkelanjutan. Menurut Tuwo (2011), sebagai
bentuk wisata yang sudah tidak asing lagi, ekowisata adalah wisata berbasis pada
alam dengan menyertakan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan
alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Didukung
dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang
pedoman Pengembangan Ekowisata di daerah dengan mengajak pemerintah
daerah untuk pengembangan ekowisata.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009
tentangPedoman Pengembangan Ekowisata di daerahmenyatakan bahwa, kegiatan
pengembangan ekowisata dapat memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat
setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayah serta
memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu masyarakat juga ikut
dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata
dengan menghormati nilai-nilai sosial-bidaya dan keagamaan masyarakat di
sekitar kawasan. Hal ini didukung oleh Yassiranda (2011), bahwa keberhasilan
sebuah institusi akan juga didukung oleh penghargaan dan dukungan yang
diberikan masyarakat sekitar. Sejalan dengan itu sangat penting untuk dapat
mengajak masyarakat bekerja sama agar dapat menjaga, melestarikan, dan turut
menambah penghasilan mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yoeti
(2008) dalam Yassiranda (2011), bahwa dalam industri Pariwisata, terbuka
peluang untuk meningkatkan perolehan devisa negara. Maju dan berkembangnya
Pariwisata dapat mengembangkan daerah miskin menjadi lokasi industri baru.
Masih minimnya strategi pemasaran yang digunakan untuk
mempromosikan ekowisata di Indonesia maka untuk mencapai semua itu
diperlukan suatu konsep pemasaran melalui kegiatan promosi, yang mana saat ini
semakin ketat terjadi kompetisi di antara perusahaan pariwisata yang jelas
memiliki modal dan didukung fasilitas yang jauh lebih memadai. Komunikasi
pemasaran sebaiknya dapat dijalankan dengan serius, karena menurut Yassiranda
(2011), tanpa didukung komunikasi yang memadai, sebuah produk akan menjadi
sia-sia.Menurut Kotler (1997) dalam Hartono (2008), promosi merupakan usaha
pengkomunikasian informasi dari produsen kepada konsumen sedemikian rupa
agar menarik minat konsumen untuk membeli barang/jasa yang ditawarkan
produsen. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk promosi, melalui penggunaan
media seperti, media massa (media elektronik dan media cetak), media kelompok
(video presentasi), dan media personal(katalog, profil korporat, dan folder).
Media akan menjadi penghubung antara sumber dan penerima dalam
berkomunikasi. Media juga dapat digunakan untuk menginformasikan pesan dan
berkomunikasi dengan konsumen. Komunikasi dikatakan efektif jika suatu
perusahaan sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya melalui
media-media promosi kepada khalayak. Selain itu media promosi ini dapat
2
dikatakan efektif jika ekowisata tersebut sudah mampu atau berhasil
menyampaikan promosinya ke pada wisatawan untuk datang ke tempat
ekowisata.
Tujuan Tulisan
Ekowisata dan pengunjung merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu, kegiatan menarik pengunung dengan komunikasi
pemasaran sangatlah penting, agar pengujung tertarik untuk mendatangi tempat
tersebut. Mengacu pada masalah tersebut, penulisan Studi Pustaka ini bertujuan
untuk melihat Efektivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengembangan
Ekowisata dilihatmedia apa yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan
promosi.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini adalah metode
analisa terhadap data sekunder yang relevan dengan topik studi pustaka. Bahan
pustaka yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari hasil penelitian, yaitu
berupa: skripsi, tesis, jurnal ilmiah, dan buku teks yang berkaitan dengan strategi
komunikasi pemasaran. Bahan pustaka yang sudah terkumpul kemudian
dipelajari, disusun, dan dianalisis sehingga menjadi suatu tulisan ilmiah yang
berisi tinjauan teoritis dan tinjauan faktual beserta analisis dan sintesisnya.
Selanjutnya ialah penarikan hubungan dari studi pustaka ini menghasilkan
kerangka pemikiran serta pertanyaan penelitian yang akan digunakan sebagai
acuan dalam penelitian yang akan dilakukan.
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA
1.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
:
:
:
:
:
:
:
Tanggal diunduh
:
:
:
:
Facebook
Marketing
KomunikasiPemasaranModern
2011
Jurnal
Elektronik
Zinal Muttaqin
-
dalam
Teknologi
Vol. 1, No. 2, Juli 2011: 103-109
http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/te
knologi/article/view/63/52
29September 2014, pukul 19.00 WIB
Ringkasan
Menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif,
penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing. Oleh
karena itu, peran teknologi diperlukan dalam mendorong keberhasilan perusahaan
untuk memperluas akses pasar melalui pemanfaatan teknologi informasi berbasis
web yang dapat digunakan sebagai media komunikasi pemasaran modern. Era
teknologi informasi sekarang diperlukan untuk meningkatkan daya saing melalui
pembuatan media pemasaran berbasis web serta pemanfaatan social networking,
media sosial yang dimaksud adalah Facebook Marketing. Facebook Marketing
tersebut ditujukan agar perusahaan memiliki kemampuan untuk menguasai pasar.
Media ini diperuntukan bagi perusahaan dalam mempromosikan usahanya,
jalur akses informasi produk, melakukan transaksi usaha, serta melakukan
komunikasi bisnis lainnya secara global, dalam rangka memperluas jaringan
usahanya, serta dipercaya memiliki efisiensi anggaran yang cukup hemat.
Pemilihan media dalam melaksanakan komunikasi pemasaran sangat menentukan
dalam keberhasilan pemasaran. Tahapan memilih media adalah memutuskan
jangkauan, frekuensi, dan dampak yang diinginkan.
Sistem informasi pemasaran merupakan bagian dari facebook marketing.
Menurut Jogiyanto (2009) agar dapat berguna (berkualitas), maka informasi harus
didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: sesuai dengan kebutuhan (relevance),
tepat waktu (timelines) dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Output yang
akan dihasilkan disebut 4P yang terdiri dari product (produk), place (tempat),
promotion (promosi) dan price (harga) (Jogiyanto 2009).
Teknologi informasi khususnya internet sangat mempengaruhi dunia
marketing, bahkan pemanfaatan internet untuk marketing dianggap sebagai trend
setter. Semakin tingginya penggunaan internet berbanding lurus dengan
pemanfaatannya di dunia marketing, sehingga dikatakan bahwa marketing online
mulai populer sejalan dengan makin pupulernya penggunaan internet
(Lasmadiarta 2011). Dengan E-Commerce penjual dan pembeli dapat bertemu di
4
dunia maya dengan perantara sebuah website, sehingga dapat melakukan transaksi
tanpa batas ruang dan waktu
Hal ini terbukti dengan banyaknya usaha mulai mencoba menawarkan
berbagai macam produknya dengan menggunakan media internet. Hal ini telah
berdampak pada kokohnya keyakinan pelaku usaha terhadap pentingnya peranan
teknologi dalam pencapaian tujuan financial perusahaan melalui modifikasi dan
efisiensi proses bisnis, yaitu dengan menggunakan E-Commerce. Agar dapat
menguasai pasar perlu adanya implementasi. Implementasi tersebut dalam hal
strategi informasi, perancangan promosi dan membangun komunitas.
Penyampaian informasi dalam komunikasi pemasaran harus
memperhatikan beberapa hal yaitu, harus memperhatikan pola pesan agar
konsumen bisa menarik kesimpulan dari pesan yang disampaikan. Menurut
Machfoedz (2010), bagian terpenting dari strategi penyampaian pesan pemasaran
adalah penetapan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pokok pesan kepada
khalayak sasaran dalam hal ini adalah konsumen atau pelanggan. Penyampaian
pesan juga ada hal yang harus diperhatikan seperti, informasi yang disampaikan
harus faktual, tidak menimbulkan kekhawatiran konsumen dan lain-lain. Perlunya
mengatur penyampaian pesan dalam merancang promosi agar dapat menjalankan
strategi periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan individu, dan
kemasan yang menarik (semakin menarik kemasan maka konsumen akan semakin
tertarik untuk mengetahui produk lebih lanjut, maka penggantian kemasan secara
berkala juga dibutuhkan untuk melakukan promosi pemasaran). Membangun
komunitas juga penting dalam facebook marketing dengan memanfaatkan group
dan fans page, optimalisasi facebook marketing melalui aplikasi. Hal yang sama
pentingnya ialah membangun komunitas, seperti memanfaatkan group dan fans
page melalui Facebook, serta optimalisasi Facebook Marketing melalui aplikasi.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari media pemasaran ini,
antara lain menyediakan fungsi informasi, segmentasi pasar lebih fokus, dapat
diakses setiap saat, komunikasi jadi lebih mudah, zero time feedback (umpan balik
atas produk dapat berupa kritik dan saran dapat disampaikan melalui Facebook
saat itu juga tanpa merepotkan pengguna), selalu terhubung (sebagai alat
komunikasi bisnis, sehingga bisnis akan terpelihara dengan baik), low budget high
impact (Facebook 100% gratis), dan new wave marketing (dunia marketing
memasuki era gelombang baru pemasaran).
Analisis
Pada bab pendahuluan dituliskan bahwa keberadaan perusahaan juga
telah menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri,
sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Namun tidak
dilengkapi dengan data (angka) peluang kerja dan berapa persen penurunan
pengangguran. Tidak adanya data yang menggambarkan keberhasilan suatu
perusahaan yang telah menggunakan facebook marketing sebagai media promosi.
Selain itu tidak ada data yang mendukung untuk memperlihatatkan banyaknya
usaha yang mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan
menggunakan media internet.
5
2.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
Tanggal diunduh
:
:
:
:
:
:
:
Word of mouth promotion sebagai Media
Promosi yang Ampuh untuk Membangun
Citra Pariwisata Indonesia
2005
Jurnal
Elektronik
Sulaiman Yusuf
-
:
:
:
:
Jurnal Kebudayaan dan Pariwisata
Vol. 11: 11-23
http://isjd.pdii.lipi.go.id/
16 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB
Ringkasan
Dinamika pembangunan Pariwisata Indonesia mengalami pasang surut.
Sejak tahun 60-an Pariwisata Indonesia secara perlahan namun pasti mengalami
kemajuan. Namun, sejak adanya krisis moneter di beberapa negara di Asia
Tenggara yang mana Indonesia masuk didalamnya, sehingga dampak yang
ditimbulkan merambah ke bebagai sektor termasuk Pariwisata Indonesia,
sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetengahkan pentingngnya promosi
secara internal baik personal maupun impersonal guna mendukung program
pemasaran Pariwisata melalui promosi secara menyeluruh. Dalam hal ini
dibutuhkan konsep pemasaran yang melibatkan komponen interaksi antara pasar
dengan kebutuhan/keinginan/permintaan dengan produk termasuk upaya
peningkatan nilai/kualitas, sehingga terjadi transaksi setelah adayanya persesuaian
antara pasar dengan produk, kemudian diperoleh suatu kepuasan.
Guna memperbaiki citra Pariwisata Indonesia lebih baik, termasuk upaya
promosi Pariwisata di luar negeri dan mengkonter informasi negatif media asing.
Terbatasnya dana untuk promosi berbagai trobosan dilakukan melalui pelayanan
konsep komunikasi terpadu. Dalam komunikasi terpadu selain melakukan
promosi di luar negeri, bahwa pengalaman/kepuasan seseorang yang telah
menikmati produk atau perjalanan merupakan suatu media promosi yang ampuh
sebagai media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dapat di
percaya kebenarannya. Dalam komunikasi promosi ada empat komponen yang
harus dilaksanakan secara simultan oleh suatu perusahaan, personal external
communication, impersonal external communication, personal internal
communication, dan impersonal internal communication. Peneliti lebih
mengedepankan pentingnya internal personal and impersonal promotion.
Di ilustrasikan seorang wisatawan asing yang datang ke Indonesia dengan
suatau tujuan berlibur atau berbisnis. Dengan sendirinya ia pasti ingin melihat,
merasakan dan menikmati sesuatu di Indonesia. Wisatawan akan merasa senang
jika mereka puas, nyaman dengan segala kebutuhannya terpenuhi selama
6
berkunjung ke Indonesia. Dengan demikian jika orang tersebut kembali ke negara
asalanya, orang tersebut akan menceritakan tentang pengalamannya yang
memuaskan selama perjalanannya secara estafet kepada keluarga, teman kuliah,
kolega di kantor dan lain-lain. Citra baik akan terbangun dari pengalaman orang
tersebut. Namun, dalam word by mouth promotion mempunyai kelemahan antara
lain bersifat subjektif, tidak terukur dan keberhasilannya terjadi manakala citra
tujuan wisata positif. Respon pola promosi internal personal dan impersonal harus
dilakukan oleh seluruh komponen yang berkecimpung di bidang Pariwisata, guna
membangun citra Pariwisata Indonesia.
Hal ini perlu dibahas terlebih dulu tentang landasan pelayanan yang dapat
menimbulkan kepuasan pada wisatawan seperti yang diidentifikasikan oleh
Zeithalm (1996), lima dimensi pelayanan yang berkulitas: (1) kehandalan, yaitu
kemampuan untuk memberikan apa yang telah dijanjikan dengan handal dan
akurat, (2) kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan dari para petugas serta
kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan, (3) berbentuk, yaitu
dengan fasilitas dan peralatan fisik serta penampilan petugas yang profesional, (4)
empati, merupakan tingkat perhatian pribadi terhadap para pelanggan, (5)
kepekaan, yaitu kesediaan untuk membantu pelayanan dengan segera.
Selain itu harus didukung oleh koordinasi, tidak hanya terjadi secara
individual, tetapi juga bisa terjadi antar instansi pemerintah, pemerintah pusat
dengan daerah, pemerintah dengan swasta, swasta dengan swasta. Kaitannya
dengan masalah kepentingan perlu diketahui apa yang disebut empati “ikut
merasakan apa yang dirasakan mereka, melihat dunia seperti yang mereka liat
dalam hal ini anda memahami pihak lain” (Rodgers dan Farson 1981).
Keuntungan yang diperoleh dari upaya peningkatan produk dalam bentuk
pelayanan dan jasa di bidang Pariwisata melalui konsep by Word of Mouth
Promotion dalam kerangka internal personal and impersonal promotion.
Survey yang dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
bekerjasaama dengan Badan Pusat Statistik tahun 2004, dari sepuluh ribu
responden wisatawan asing yang ditanya sumber informasi tentang Indonesia
menunjukan bahwa, mereka memperoleh informasi dari Biro Perjalanan dengan
persentase sebesar 53.21%, teman atau keluarga dengan persentase 36.42%,
KBRI dengan persentase 23.61%, dan lain-lain sebesar 10.08%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa promosi melalui by Word of Mouth Promotion efektif
setelah informasi dari Biro Perjalanan dengan tingkat kepercayaan tinggi untuk
membangun citra Pariwisata di Indonesia.
Analisis
Kelebihan dari jurnal ini adalah pada bab pembahasan penulis
menjelaskan secara detail, mulai dari penjelasan siklus pemasaran, penjelasan
internal personal dan impersonal promotion kedalam bentuk matriks. Selain itu
jurnal sudah didukung dengan data-data dari sumber yang dapat dipercaya.
Kelemahan dari jurnal ini adalah memasukan definisi word of mouth dari
wikipedia.com, internet marketing buletin, dan www.ptba.com yang menurut saya
web tersebut bukan merupakan web ilmiah dan seharusnya tidak di masukkan
kedalam jurnal ini.
7
3.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
:
:
:
:
:
:
:
Volume (edisi): hal
Alamat URL/doi
Tanggal diunduh
:
:
:
:
Analisis System Informasi KePariwisataan
sebagai Media Promosi Wisata di Kecamatan
Brastagi Kabupaten Karo
2012
Jurnal
Elektronik
Jarudo Damanik
Jurnal Penelitian Komunikasi dan
Pembangunan
Vol. 13. No.2 Agustus 2012 : 191-199
http://isjd.pdii.lipi.go.id/
16 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB
Ringkasan
Sektor Pariwisata memiliki keunggulan yang cukup signifikan, baik dari
segi finansial maupun non finansial yang berkolaborasi dengan prinsip bisnis
ramah lingkungan, bahkan mampu berbasis konservasi terhadap lingkungan
melalui penataan. Berbicara tentang Pariwisata tidak luput dari sumber daya dan
teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi khususnya
internet sebagai media sistem yang teritegrasi memungkinkan trjadinya interaksi
yang lebih dalam diantara pelaku wisata dan wisatawan. Dalam hal ini pengelola
wisata harus menyediakan seluruh informasi berkaitan dengan daerah tujuan
wisata serinci mungkin. Konten sistem informasi Pariwisata sekarang kurang
mampu memberikan informasi mengenai objek-objek yang berhunbungan dengan
bidang Pariwisata, seperti hotel, lokasi wisata dan keunikannya, kondisi geografis
dan sarana transportasi, travel dan lain-lain. Suyanto mengatakan bahwa promosi
atau periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh penjual untuk
mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang dan jasa).
Penentuan media promosi didasarkan pada beberapa hal diantaranya tingkat
efektivitas media yang digunakan, efisiensi hingga biaya yang muncul dari
kegiatan promosi tersebut. Pemanfaatan brosur dan leaflet yang selama ini dalam
kegiatan promosi menjadi sarana konvensional sebagai media promosi selama ini
bisa saja digantikan dengan mengkonversikan media tersebut kedalam halaman
web yang sudah ada dan telah terkoneksi pada seluruh jaringan yang lebih luas.
Brastagi merupakan kota yang kaya akan hasil perkebunannya seperti
markisa dan jeruk. Selain itu Berastagi juga kaya akan budayanya dan potensi
Pariwisatanya. Hal-hal ini yang membuat potensi wisata kota Brastagi kaya.
Potensi naturalistik dapat memperkaya khasanah wilayah ini menjadi sebuah
kawasan Pariwisata yang menarik. Potensi tersebut juga dapat dikatakan sebagai
modal awal pengembangan Pariwisata. Alam Brastagi juga didukung keindahan
dan ketersediaan lokasi wisata yang berada di sekitar kawasan yang tercakup
8
didalam Kabupaten Karo. Ada beberapa pilihan wisata di kawasan ini, wisata
alam merupakan pilihan yang paling dominan seperti pegunungan, danau, taman
dan kegiatan kehidupan tradisional sebagai ruh utama dari Pariwisata di daerah
ini. Namun kondisi ini kurang didukung infrastruktur jalan yang memadai. Saat
ini pusat akomodasi kegiatan Pariwisata di seluruh Kabupaten Karo terdapat di
Kota Brastagi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa 100% atau
semua hotel berbintang terdapat di Kabupaten Karo di kota Brastagi. Selain itu
untuk hotel non berbintang terdapat di Kabupaten Karo lebih dari 50% di kota
Brastagi. Dari hasil penelitian tingkat okupansi hotel pada saat penelitian
dilakasanakan sangat rendah, khususnya pada hotel berbintang. Pada waktu
tertentu dan bersifat insidensial, ada peningkatkan yang besar dalam kunjungan
wisata yakni pada hari besar keagamaan, liburan sekolah maupun akhir tahun.
Menurut daftar kunjungan wisata ke Kabupaten Karo dalam beberapa tahun
terakhir, umlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia pada tahun
2010 hampir 7 juta orang. Artinya pada tahun 2010 khususnya kota Brastagi
memberikan kontribusi sebesar 0.009% dari keseluruhan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara.
Menurunnya jumlah kunjungan diakibatkan minimnya pengenalan dan
promosi destinasi pada masyarakat. Karena dalam mempromosikan Pariwisata
yang ada di Brastagi masih mengandalkan model promosi konvensional seperti
penggunaan brosur, leaflet, pameran dan kerjasama dengan pihak pengelola
perjalanan wisata. Model promosi tersebut memiliki banyak kelemahan
diantaranya, biaya yang dikeluarkan untuk pencetakan brosur, sementara promosi
melalui brosur dan leaflet sangat terbatas. Selain itu pameran wisata yang
dilakukan baik di dalam maupun luar negeri hanya dapat dilakukan secara terbatas
dan tidak bekelanjutan, sehingga kualitas informasi wisata, khususnya berkaitan
dengan informasi kekinian tidak dapat dilakukan secara merata. Upaya
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media promosi yang
lebih efektif belum dilakukan sepenuhnya. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya
pengalokasian dana khusus yang berkaitan dengan pengaplikasian teknologi
informasi dan komunikasi secara real. Tidak ada sebuah komitmen khusus yang
dirumuskan untuk melakukan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang
didukung oleh sebuah program dan visi yang jelas serta didukung oleh pendanaan
yang memadai. Dari sisi pengelola Pariwisata, berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media promosi wisata (IT Literature)
sudah sangat tinggi.Berdasarkan kualitas dan kelengkapan fitur pelayanan
informasi, sistim informasi Pariwisata berbasis website yang dimiliki pengelola
wisata, khususnya pemilik hotel memberikan gambaran bahwa standar minimal
sebuah sistim informasi padasebuah perusahaan yang berorientasi pelayanan
belum dipenuhi. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai media promosi di Kecamatan Brastagi masih minim. Artinya website
yang dimiliki pemilik hotel, khususnya hotel berbintang masih bersifat standar,
dimana cakupan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan promosi wisata
secara komprehensif tidak terpenuhi.
Analisis
Pada bagian pendahuluan ada beberapa pernyataan ahli yang tidak
menyebutkan tahun pada tulisan di atas. Kelemahan dari jurnal ini adalah pada
bagian pembagasan lebih banyak menjelaskan kepada infrastruktur hotel, masih
9
sedikit data yang dimasukkan kedalam pembahasan, tidak adanya data yang
disebutkan bahwa sistem informasi kurang efektif dalam menarik pengunjung.
10
4.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
:
:
:
:
:
:
:
Tanggal diunduh
:
:
:
:
Studi Mengenai Efektivitas IklanTerhadap
Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia
2009
Jurnal
Elektronik
Farida Indriani dan Dini Hendiarti
Sains Pemasaran Indonesia
Vol. 8, No. 1, Mei 2009: 83 – 106
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/arti
cle/view/2158/1907
29September 2014, pukul 19.00 WIB
Ringkasan
Periklanan adalah semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide,
barang atau jasa oleh sponsor.Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen
membeli produk atau jasa yang oleh departemen pemasaran telah dirancang
sedemikian rupa sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan
pembeli, singkatnya periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan
keputusan pembeli (Jeffskin1982).Shapiro dan Krishnan (2001) menyatakan
bahwa kreativitas iklan mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas iklan.
Selain itu adanya ketimpangan pada minat beli bagi masyarakat Indonesia, bahwa
masyarakat masih memilih menggunakan maskapai selain Garuda Indonesia
meskipun masyarakat tetap beranggapan bahwa maskapai Garuda Indonesia tetap
maskapai yang terbaik.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan, pengaruh kreativitas iklan terhadap
daya tarik iklan, dan pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan. Metode
penelitian yang digunakan ialah menggunakan kuesioner dengan pertanyaan
terbuka dan tertutup.Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan
pertimbangan tertentu dimana sampel diperoleh dari satu kelompok sasaran
tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka
memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang
ditentukan oleh peneliti (Augusty 2006). Efektivitas iklan diukur dengan
menggunakan pendekatan advertising response model (ARM).
Dalam meningkatkan efektivitas iklan diperlukan kreativitas iklan karena
dapat meningkatkan perhatian, proses motivasi, ukuran proses iklan, sikap
terhadap iklan, sikap terhadap merek dan minat beli (Baacket al. 2008). Dalam
hal ini hubungan atntar efektivitas iklan dan kreativitas iklan sangat diperlukan,
karena kreativitas iklan dan efektivitas iklan adalah hal paling luas dalam
penggunaan iklan. Kreativitas iklan mempunyai pengaruh positif dengan
efektivitas iklan (Rosenberget al. 1991). Selain itu hubungan antara kreativitas
iklan dan daya tarik iklan, hubungan antara daya tarik iklan dan efektivitas iklan,
11
citra merek, hubungan antar efektivitas dan minat beli, hubungan antara citra
merek dan minat beli juga sangat diperlukan untuk meningkatkan keefektifan
suatu iklan yang akan dipromosikan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan dari hipotesis penelitian. Hipotesis
pertama yaitu semakin tinggi kreativitas maka semakin tinggi efektivitas iklan.
Disimpulkan bahwa tanpa suatu proses pesan yang jelas, konsumen mungkin
tidak menyadari makna pesan kreatif dalam iklan. Hipotesis ke-dua, semakin
tinggi kreativitas maka semakin tinggi daya tarik iklan. Disimpulkan bahwa
pemasang iklan kemudian harus menciptakan konsep kreatif yang kuat atau
gagasan besar yang akan membuat strategi pesan tersebut hidup dalam benak
konsumen dengan cara yang khas dan mudah diingat (Kotler 2000). Pesan kreatif
harus menemukan gaya, nada, kata-kata dan format yang cocok untuk
menyampaikan pesan dengan pemilihan daya tarik (Rita dan Saliman 2000).
Hipotesis ketiga, semakin tinggi daya tarik iklan maka semakin tinggi efektivitas
iklan. Disimpulkan bahwa daya tarik iklan mengacu digunakan untuk
mendapatkan perhatian konsumen dan mempengaruhi perasaan merek terhadap
produk atau jasa yang mereka tawarkan. Maka, daya tarik tersebut diubah menjadi
pesan iklan untuk dipresentasikan kepada pemirsa maupun konsumen sasaran.
Hipotesis ke-empat, semakin tinggi efektivitas iklan maka semakin tinggi citra
merek. Disimpulkan bahwa, Efektivitas iklan sangat terpengaruh oleh strategi
pesan. Strategi pesan bisa berkembang tergantung dari fokus terhadap penciptaan
citra merek (Laskey 1995).
Hipoteis ke-lima, semakin tinggi efektivitas iklan maka semakin tinggi
minat beli. Disimpulkan oleh Shultz and Tannenhausan dalam Shimp (2000)
menyatakan Iklan yang baik memahami bahwa orang tidak membeli produk tetapi
membeli keuntungan dari produk tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif
adalah iklan yang mendapat perhatian dan diingat serta membuat orang bertindak
untuk melakukan pembelian. Selain itu suatu efektivitas dari iklan dapat
ditunjukan dari sudut pandang penjualan. Hipotesis ke-enam, semakin tinggi citra
merek maka emakin tinggi minat beli. Dapat disimpulkan bahwa, suatu merek
yang memiliki citra negative akan memberikan dampak negatif dalam keputusan
pembelian, sedangkan merek yang memiliki kekuatan yang tinggi akan menarik
minat konsumen untuk membeli. Sehingga citra merek merupakan faktor dalam
mempengaruhi minat beli konsumen.
Dalam peningkatan minat beli terhadap iklan maskapai Garuda Indonesia
dapat dilakukan langsung dengan penciptaan dari efektivitas iklan.Untuk
memperoleh efektivitas iklan, sebelumnya timbulkan kreativitas dalam iklan.Iklan
kreatif harus memiliki karakteristik yang mampu menjadi daya tarik bagi
penonton untuk tertarik dengan iklan tersebut. Daya tarik iklan yang timbul akan
memberikan efektivitas iklan dalam penyampaian pesan. Selanjutnya efektivitas
iklan yang ditimbulkan pada Maskapai Garuda Indonesia akan langsung
memberikan peningkatan pada minat beli.
Analisis
Pada
bab pembahasan kurang dijelaskan mengenai hubungan
antarvariabel, yaitu pengaruh kreativitas iklan terhadap efektivitas iklan, pengaruh
kreativitas iklan terhadap daya tarik iklan, dan pengaruh daya tarik iklan terhadap
efektivitas iklan. Selain itu, data Nielsen Media Research (NMR) tentang tren
12
belanja iklan lima tahun terakhir tidak dilengkapi dengan data berupa tahun.
13
5.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
:
:
:
:
:
:
:
Tanggal diunduh
:
:
:
:
Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan
Pariwisata dan Kominfo (DISBUDPAR)
Dalam Meningkatkan Kujungan Wisatawan
Di Desa Pampang Kota Samarinda
2013
Jurnal
Elektronik
Yulian
Sains Pemasaran Indonesia
Vol. 1, No. 3, 450-464
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/09/JURNAL%20YULIAN
Iedit%20(09-23-13-07-23-06).pdf
30September 2014, pukul 15.00 WIB
Ringkasan
Dalam pembangunan terjadi suatu proses perubahan yang berlangsung
secara terus menerus dan berkelanjutan. Disinilah peran pemerintah harus lebih
jeli dalam menggerakan masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan serta
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki Negara dalm mencapai tujuan
sehingga pembangunan bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Menurut
Stoneret al. yang di kutip dalam buku Fandy Tjiptono (2000), perspektif pertama
pengertian strategi adalah sebuah program untuk menentukan dan mencapai
tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Berdasarkan perspektif
kedua, pengertian strategi di defenisikan sebagai pola tanggapan atau respon
organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Komunikasi juga proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan
komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message),
kedua lambang (symbol). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
teknik sampling yaitu menentukan informan dengan pertimbangan tertentu yang
dapat memberikan data secara maksimal sebagai langkah penulis memilih key
informan. Metode pengumpulan data untuk dapat memperdalam penelitian
penulis, diantaranya melalui: Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu
penelitian kepustakaan.
Strategi Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo dalam upaya
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa Pampang adalah melalui media
komunikasi, media tersebut sangat berperan penting dalam memberikan informasi
kepada masyarakat tentang tempat wisata budaya di Desa Pampang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa strategi komunikasi yang digunakan antara lain
melalui internet karena merupakan suatu media informasi atau publikasi Dinas
Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda dalam mempublikasikan
tempat-tempat wisata yang ada di Kota Samarinda. Dalam prakteknya Dinas
Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda menggunakan media
14
internet sebagai salah satu strategi komunikasi untuk mempublikasikan tempattempat wisata yang ada di Kota Samarinda khususnya informasi tentang wisata
budaya di Desa Pampang. Dinas kebudayaa, Pariwisata dan Kominfo mempunyai
akun khusus di internet yaitu Web.disbudpar.kominfo.samarindakota.go.id.
Selain menggunakan internet, strategi komunikasi yang dilakukan adalah
melalui brosur. Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda
menggunakan brosur sebagai satu strategi publikasi dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Brosur juga digunakan untuk memberikan
informasi tentang jenis-jenis tempat wisata yang ditawarkan Dinas Kebudayaan,
Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawan ke Desa Pampang. Pers seperti televisi, radio, dan surat kabar juga
digunakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda
sebagai alat publikasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Desa
Pampang karena media tersebut jangkauanya lebih luas dan mudah untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Selain itu special even adalah satu kegiatan atau
strategi komunikasi dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota
Samarinda dengan mengadakan berbagai macam kegiatan seperti pameran, dan
sebagainya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi komunikasi Dinas
Kebudayaan, Pariwisatan dan Kominfo Kota Samarinda dalam upaya
menjalankan pelayanan wisata agar informasi dan komunikasi yang ingin di
sampaikan kepada masyarakat terlaksana dengan maksimal melalui beberapa
media publikasi. Penyampaian informasi melalui media internet yang dilakukan
Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda telah terlaksana
dengan baik karena pesannya dapat sampai ke wisatawan atau masyarakat untuk
membaca informasi yang ada pada media internet tersebut. Penggunaan media
internet sebagai strategi komunikasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo
Kota Samarinda, berdasarkan komunikasi S-M-C-R. Selain internet penggunaan
media Brosur tersebut mengindentifikasi publikasi melalui media brosur sebagai
salah satu strategi komunikasi belum maksimal pelaksanaanya dalam
menyampaikan informasi wisata yang ada di Kota Samarinda kepada wisatawan
dan masyarakat karena pesannya belum sampai secara maksimal, begitu juga
media publikasi melalui televisi, radio, dan surat kabar yang digunakan Dinas
Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda sudah maksimal dalam
pelaksanaanya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Dinas Kebudayaan,
Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda harus mengevaluasi strategi-strategi
yang telah dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan secara maksimal da pesannya
dapat sampai ke wisatawan dan masyarakt baik lokal maupun manca Negara.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda juga harus
menyusun strategi-strategi baru agar dapat menyakinkan masyarakat untuk datang
ke tempat-tempat wisata yang ada di Kota Samarinda termasuk tempat wisata
budaya Desa Pampang.
Analisis
Pada bagian jurnal strategi komunikasi melalui internet sudah baik dan
sudah menunjukan web resmi dari dinas. Namun kelemahannya adalah tidak di
dukung oleh data yang menjelaskan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan
berhasil. Dalam hal ini penuis hanya menyatakan secara objektif. Dari beberapa
15
jurnal yang saya baca jurnal ini mencantumkan kerangka dasar teori.
16
6.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
:
:
:
:
:
:
:
Tanggal diunduh
:
:
:
:
Faktor-Faktor
Sistem
Interaksi
Yang
Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online
2008
Jurnal
Elektronik
Ilham Aji Pratomo dan Dadan Hardianto
Sistem Informasi MTI-UI
Vol. 4, No. 1
http://jsi.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/view
Article/242
30September 2014, pukul 15.00 WIB
Ringkasan
Saat ini sudah banyak iklan online dan cenderung mudah ditemui di
internet. Iklan yag awalnya berupa benner statis, maka saat ini sudah ada iklan
yang dapat muncul pada layar dengan window tersendiri (pop-up). Persebarannya
kini hampir pada semua situs seperti situs berita, situs toko online, sampai situs
pribadi. Pada penelitian ini penulis ingin mngetahui faktor-faktor apa yang
mempengaruhi efektivitas iklan online. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ilmu
sistem interaksi. Terdapat dua contoh model iklan online seperti business to
business yang menfaatkan internet sebaagai sarana penghubung antar perusahaan.
Iklan online memiliki kelebihan dibanding iklan pada media lain. Kelebihannya
ialah adanya kontrol yang lebih besar pada konsumen dalam menentukan
informasi apa yang ingin mereka lihat serta berapa lama mereka ingin melihat
informasi tersebut. Dalam hal ini perlu untuk mengukur efektivitas sebuah iklan.
Alasannya adalah untuk menghindari kesalahan yang membawa konsekuensi
kerugian finansial yang besar. Alasan lainnyaa untuk mencari strategi alternatif
dalam pemasaran yang lebih baik.
Dalam pengukurannya efektivitas sebuah iklan dapat dilakukan dengan
dua pendekatan sesuai dengan tujuan iklan. Pertama ialah tujuan pemasaran. Dari
tujun ini ada beberapa metode yang bisa diterapkan yaitu peningkatan volume
penjualan, peningkatan marketshare, penigkatan keuntungan. Tujuan yang kedua
ialah komunikasi. Metode tersebut menilai seberapa baik proses komunikasi
tersampaikan dengan memanfaatkan model proses respon. Iklan harus
memberikan ilustrasi produk yang diiklankan karena hal tersebut merupakan data
yang diperlukan oleh konsumen sebagai pengguna komputer untuk dapat
membuat keputusan terhadap iklan tersebut. Selain itu, disebutkan juga bahwa
untuk menarik perhatian pengguna, strategi pemilihan warna juga dapat menjadi
pilihan. Hal ini sangat berhubungan dengan iklan karena salah satu tujuan iklan
adalah menarik perhatian pemirsanya. Menurut teori ini sebuah iklan harus
mampu mengetahui
karakteristik konsumen mereka untuk dapat
17
memformulasikan iklan yang efektif. Karakteristik ini misalnya usia, jenis
kelamin, kelas kosial, dan pekerjaan.
Dari wawancara yang dilakukan didapat informasi-informasi yang berguna
yang meliputi desain iklan yang efektif serta metode untuk mengukur efektivitas
sebuah iklan online. Sebuah iklan yang menarik perhatian disebut sebagai iklan
yang cenderung lebih efektif dibandingkan dengan iklan yang sebaliknya.
Menarik perhatian dapat diartikan dengan komposisi warna yang jelas dan
memiliki tingkat kontras yang baik namun masih tetap memperhatikan
keindahannya dan tidak sekadar menarik perhatian. Selain itu, penentuan lokasi
iklan juga menentukan efektivitas sebuah iklan online. Contoh yang dikemukakan
adalah iklan produk kesehatan pada situs yang bertema gaya hidup sehat akan
lebih efektif daripada iklan kendaraan pada situs yang sama.
Jenis iklan juga merupakan hal yang disebut berpengaruh terhadap
efektivitas. Sebuah iklan bertipe pop-up dapat merusak suasana hati pengguna dan
berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi performa iklan tersebut. Gaya bahasa
juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Gaya bahasa disebut tergantung dari
usia pengguna komputer sebagai target konsumen. Sebuah iklan yang menerapkan
gaya bahasa non-formal disebutkan lebih efektif untuk target konsumen yang
lebih muda. Posisi sebuah iklan pada layar juga disebut berpengaruh terhadap
efektivitas sebuah iklan. Hal ini dijelaskan dengan perbedaan tarif yang diterapkan
oleh penyedia space iklan online. Hasil wawancara tersebut dapat diketahui
faktor-faktor yang diasumsikan berpengaruh terhadap efektivitas sebuah iklan
online. Faktor-faktor tersebut antara lain keberadaan ilustrasi, komposisi warna,
gaya bahasa, posisi, ukuran font, lokasi, dan jenis pesan.
Hasil analisis disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara penggunaan
ilustrasi pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut.
Analisis menurut warna dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat indikasi kuat
bahwa ada keterkaitan antara penggunaan warna pada sebuah iklan dan jumlah
orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap gaya bahasa menunjukan
bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara penggunaan gaya
bahasa pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis
terhadap posisi menunjukan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan
antara posisi pada sebuah iklan dan jumlah orang yang mengklik iklan tersebut.
Analisis terhadap ukuran font menunjukkan bahwa terdapat indikasi kuat bahwa
ada keterkaitan antara ukuran font pada sebuah iklan dan jumlah orang yang
mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap lokasi menunjukkan bahwa terdapat
indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara lokasi pada sebuah iklan dan jumlah
orang yang mengklik iklan tersebut. Analisis terhadap jenis menunjukkan bahwa
terdapat indikasi kuat bahwa ada keterkaitan antara jenis sebuah iklan dan jumlah
orang yang mengklik iklan tersebut. Dengan kata lain dari analisis di atas dapat di
ambil kesimpulan faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap efektivitas sebuah
iklan online.
Analisis
Jurnal tersebut menurut saya sudah baik dalam menyampaikan maksud
dan tujuan. Jurnal juga di lengkapi dengan data-data hasil penelitian mengenai
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektivitas iklan online. Dari
data tersebut sudah menjawab bahwa faktor-faktor seperti keberadaan ilustrasi,
18
warna, gaya bahasa, posisi, ukuran font, lokasi dan jenis berpengaruh pada
efektivitas iklan online.
7. Judul
: Efektivitas Pesan Iklan Televisi Tresemme
Menggunakan Customer Response Index
(CRI)pada Perempuan di Surabaya
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Tania Yosephine Aiwan
Nama Editor
: Judul Buku
: Kota dan Nama
: Terbit
Nama Jurnal
: E-Komunikasi
Volume (edisi): hal : Vol. 1, No. 2, 2013: 298-307
Alamat URL
: http://studentjournal.petra.ac.id
Tanggal diunduh
: 30September 2014, pukul 15.00 WIB
Ringkasan
Di erateknologi ini, media menjadi alat promosi yang efektif dan efisien
dalam memasarkan produk dan menyampaikan pemasaran kepada konsumen dan
calon konsumen.Salah satunya yang banyak digunakan ialah periklanan.Iklan
yang baik dan efektif mengandung pesan ideal yang dapat menarik perhatian,
menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan keinginan, dan
merangsang tindakan nyata.”(Kotler & Keller 2009).Pernyataan tersebut didukung
oleh Effendy (2002), bahwa efektivitas pesan iklan adalah kondisi sejauh mana
efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti,
dipahami, membangkitkan emosi, dan menggerakkan sasarannya untuk
memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Penelitian yang menggunakan metode survei ini bertujuan untuk
mengukur efektivitas pesan iklan TRESemmé pada perempuan di Surabaya (2029 tahun). Alasannya ialah kemunculan TRESemmé dianggap merupakan sebuah
peluang yang besar bagi PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk semakin menegaskan
posisinya sebagai peritel terbesar di industri sampo di Indonesia. Selain itu,
dengan kehadiran TRESemmé, persaingan industri sampo antar PT Unilever
Indonesia, Tbk. dan P&G yang awalnya brand head to head 4 lawan 4, sekarang
menjadi 5 lawan 4 untuk PT Unilever Indonesia, Tbk. Pengukuran efektivitas ini
menggunakan indikator Customer Response Index (CRI), dimana respons audiens
penonton iklan diukur dari berbagai tingkatan respon, mulai awareness
(kesadaran), comprehend (pemahamana), interest (ketertarikan), intentions (niat),
dan action (tindakan). Pengukuran ini didasarkan pada teori komunikasi
pemasaran dan efektivitasnya yang digambarkan dalam teori Hierarchy-ofEffects, dan didukung oleh teori pesan iklan yang terdiri dari dimensi-dimensi isi
pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari model CRI, dapat dilihat bahwa
perolehan masing-masing persentase responden di tiap tingkatan respons nilainya
di atas 50%. Walaupun angka yang didapat dalam penelitian ini terbilang baik,
19
yaitu lebih dari 50% responden positif di setiap tingkatan respons, namun
komunikasi pemasaran produk baru harus tetap gencar. Pada tingkat
awareness,sebanyak 83% responden menyatakan sadar akan iklan televisi
TRESemmé, sedangkan sisanya, yaitu 17% responden tidak sadar akan
keberadaan iklan televisi TRESemmé yang ditayangkan. Pada tingkat
comprehend, sebanyak 97.6% dari responden yang sadar atau aware menyatakan
paham dengan pesan iklan televisi TRESemmé, sedangkan sisanya, yaitu 2.4%
tidak paham.
Pada tingkat interest, sebanyak 76.5% dari responden yang paham atau
comprehend menyatakan tertarik dengan produk dan manfaat yang ditawarkan
dalam iklan, sedangkan sisanya, yaitu 23.5% tidak tertarik. Di tingkat intentions,
sebanyak 58.1% dari responden yang tertarik atau interest menyatakan berminat
untuk membeli rangkaian produk sampo TRESemmé, sedangkan sisanya tidak
berminat. Pada tingkat action, sebanyak 86.1% dari responden yang berminat atau
memiliki intentions menyatakan telah membeli rangkaian produk sampo
TRESemmé, sedangkan sisanya, yaitu 13.9% menyatakan tidak membeli.
Disimpulkan bahwa nilai hasil tingkatan respons yang didapat berada jauh di atas
dari nilai kritis, dan sifatnya positif.
Hasil keseluruhan Customer Response Index (CRI) didapat hasil adanya
pemenuhan respons responden di berbagai tingkatan, yaitu awareness,
comprehend, interest, intentions, dan action. Dapat disimpulkan bahwa pesan
iklan televisi TRESemmé pada perempuan di Surabaya mengandung pesan iklan
yang dapat dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut,
menimbulkan keinginan, dan merangsang tindakan nyata.Hasil penelitian
kemudian dikaitkan dengan konsep komunikasi pemasaran, bahwa komunikasi
pemasaran dan iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran dapat
dikatakan efektif apabila tujuan dari periklanan tersebut dapat tercapai atau
terlaksana. Maka dari itu, peneliti membandingkan nilai customer response kritis
yang merupakan target atau objektif dari perusahaan dengan customer response
hasil penelitian. Hasilnya ialah adanya nilai di tingkat awareness 33% lebih
tinggi, di tingkat comprehend 47,6% lebih tinggi, di tingkat interest 26,5% lebih
tinggi, di tingkat intentions 8,1% lebih tinggi, dan di tingkat action 36,1% lebih
tinggi.
Dari berbagai hasil analisa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pesan iklan televisi TRESemmé ialah efektif didasarkan dengan pengukuran
Customer Response Index (CRI) dan objektivitas perusahaan. Pesan iklan ini
efektif dalam menimbulkan efek audiensnya mulai dari perhatian, pengertian,
pemahaman, emosi, dan akhirnya pada tindakan pembelian, yang sesuai dengan
tujuan perusahaan. Namun perusahaan tidak boleh cepat terlena dengan respons
masyarakat yang baik, karena kemungkinannya dapat turun sewaktu-waktu. Oleh
karena itu untuk dapat bersaing secara maksimal di pasar sampo Indonesia,
komunikasi pemasaran yang dijalankan PT Unilever Indonesia Tbk, harus terusmenerus diusahakan demi tercapainya posisi yang pasti dalam masyarakat.
Analisis
Pada bab pendahuluan terdapat kalimat “industri sampo memiliki
perubahan angka produksi dan penjualan yang terus menerus meningkat dari
tahun ke tahun.” dan “menurut data berbagai sumber yang dikompilasi
20
Departemen Riset IFT, kedua perusahaan ini menguasai 90% pasar sampo
Indonesia.” Namun tidak dilengkapi dengan data berupa tahun.
21
8.
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
Tanggal diunduh
:
:
:
:
:
:
:
Promosi Objek Wisata Taman Hutan Raya
Sultan Syarif Hasyim II Kabupaten Siak
Dalam Meningkatkan Wisatawan
2014
Jurnal
Elektronik
Adelina Tampubolon
-
:
:
:
:
Jurnal Ilmu Administrasi
Vol. 1, No. 2
http://Jom.unri.ac.id
30September 2014, pukul 20.00 WIB
Ringkasan
Penulis ingin memperkenalkan objek wisata Taman Hutan Raya Sultan
Syarif Hasyim. Keberadaannya memiliki peranan penting sebagai daerah
pengungsian satwa liar, karena lokasinya terletak pada suatu daerah yang
dikelilingi oleh areal terbuka, areal kebun kelapa sawit dan pemukiman penduduk
taman hutan raya ini memiliki prospek baik untuk di promosikan namun sangat
disayangkan taman hutan raya ini masih sepi dari kunjungan wisatawan.
Walaupun promosi sudah dilakukan oleh pihak pengelola, tapi kenyataannya
belum sejalan dengan hasil promosi yang diinginkan. Oleh karena itu penulis
tertarik ingin meneliti bagian promosi seperti apa yang sudah dilakukan oleh
pengelola untuk meningkatkan wisatawan. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel accidental sampling, yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan kepada siapa saja yang ditemui secara kebetulan di area obyek eisata
Taman Hutan Raya.
Penulis menggunakan teori dari Yoeti tentang maksud promosi adalah
memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya
maksud kata promosi adalah untuk memberitahu, membujuk atau mengingatkan
lebih khusus lagi. Menurut Yoeti (1966) promotion termasuk dalam kegiatan;
advertising, sales promotion, personal selling dan public relation. Ke-empat
macam kegiatan tersebut merupakan komunikasi yang umum yang bisa
digunakan, untuk tujuan yang bermacam-macam guna mempengaruhi pikiran dan
tingkah laku orang banyak.
Hasil pembahasan tanggapan responden terhadap promosi objek wisata
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II Kabupaten Siak Dalam
Meningkatkan Wisatawan adalah sebagai berikut: Berdasarkan tabel dapat dilihat
secara keseluruhan dari sub variabel advertising yang meliputi media cetak, media
elektronik, website untuk kriteria jawaban tidak pasti dengan persentase 45%
karena untuk promosi yang dilakukan oleh pengelola Tahura secara keselruhan
komponen tidak memuaskan. Sangat tidak setuju 33%, bahwa promosi tidak
mampu memberitkan hasil produk jasa pada konsumen. Jawaban tidak setuju 14%
22
promosi tidak menimbulkan rasa keinginan untuk berkunjung. Jawaban setuju
dengan persentase 6% responen mengetahui adanya promosi. Jawaban sangat
setuju dengan persentase 1% artinya promosi ini benar-benar direspon dengan
baik.
Hasil keseluruhan komponen promosi melalui sales promotion untuk
jawaban tidak pasti dengan persentase 52%, artinya sales promotion tidak dapat
menjangkau banyak orang. Jawaban sangat tidak setuju dengan persentase 23%,
artinya tidak maksimal promosi yang dilakukan. Jawaban tidak setuju dengan
persentase 16%, dan jawaban setuju dengan persentase 7%, dan kriteria yang
paling kecil adalah kriteria jawaban sangat setuju dengan persentase 2%. Dari data
diatas untuk promosi yang dilakukan dengan cara sales promotion tidak pasti
dalam penyampaian informasi promosi TahuraSultan Syarif Hasyim II. Kemudian
hasil keseluruhan untuk jawaban responden terhadap personal selling dengan
kriteria jawaban tidak pasti dengan persentase 42%, artinya responden tidak pasti
sampainya informasi yang mereka terima mengenai promosi tahura. Jawaban
sangat tidak setuju persentase 39%, responden juga tidak menerima adanya
promosi yang dilakukan pengelola tahura. Jawaban tidak setuju dengan hasil
persentase 12%. jawaban setuju dengan hasil persentase 4% dan untuk kriteria
sangat setuju dengan hasil persentase 3%, hanya sedikit responden yang
menerima adanya promosi tahura dengan cara personal selling.
Hasil dari keseluruhan jawaban responden melalui public relation untuk
jawaban tidak pasti dengan hasil persentase 46%, dikarenakan kerjasama yang
dilakukan public relation terhadap perusahaan atau organisasi-organisasi yang
terlibat ternyata tidak pasti. Jawaban sangat tidak setuju dengan hasil persentase
30%, tidak adanya kerjasama yang dilakukan pihak pengelola tahura kepada
organisasi-organisasi, perusahaan dan masyarakat. Jawaban tidak setujujawaban
tidak setuju dengan hasil persentase 17%, bahwa tidak adanya kerjasama yang
dilakukan oleh pengelola tahura kepada perusahaan ataupun organisasi terkait.
Jawaban setuju dengan hasil persentase 6% dan untuk kriteria jawaban sangat
setuju dengan hasil persentase 2%.
Jadi berdasarkan data yang disebutkan pada jurnal tersebut dapat diambil
kesimpulan yaitu promosi Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim II dalam
bentuk advertising, personal selling, sales promotion dan public relation bahwa
promosi yang dilakukan tidak mencapai target yang diharapkan untuk
menjangkau banyak wisatawan untuk berkunjung ke Taman Hutan Raya Sultan
Syarif Hasyim II. Selain itu bentuk promosi yang dilakukan pengelola tahura
Sultan Syarif Hasyim II sangat tidak memuaskan, penyebaran informasi kepada
orang banyak sangat tidak baik dalam penyampaian, pengelola mengalami
kendala dalam hal promosi, tidak adanya bagian seksi promosi yang khusus untuk
melakukan kegiatan promosi, kurangnya anggaran biaya yang disediakan oleh
pemerintah daerah.
Analisis
Kelemahan dari jurnal ini adalah pada bagian analisis dan pembahasan
terdapat kalimat berdasarkan tabel 4.9. Namun tabel tidak diberi keterangan
bahwa tabel tersebut adalah tabel 4.9, sehingga membuat binggung pembacanya.
Sedangkan kelebihan dari jurnal ini adalah penjelasan tabel pada bagian
23
pembahasan
lengkap.
9.
semua sudah tercakup dan dijelaskan dengan sangat jelas dan
Judul
:
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi): hal
Alamat URL
Tanggal diunduh
:
:
:
:
:
:
:
Strategi Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (TNGGP) Dalam Pengembangan
Promosi Kegiatan Ekowisata
2008
Tesis
Elektronik
Ernawati Hartono
-
:
:
:
:
http://www.repository.ipb.ac.id/
30September 2014, pukul 20.30 WIB
Ringkasan
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai potensi
ekowisata yang tinggi antara lain keindahan alamnya, gejala alam, keutuhan,
keanekargaman hayati, keunikan alam, situs budaya. Potensi ini harus dikenalkan
pada publik melalui kegiatan promosi. Promosi merupakan bagian dari bauran
pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler (1997) promosi merupakan usaha
pengkomunikasian informasi dari produsen kepada konsumen sedemikian rupa
agar menarik minat konsumen untuk membeli barang/jasa yang ditawarkan
produsen. Promosi kegiatan ekowisata di TNGGP dilakukan selain untuk menarik
pengunjung yang akan menikmati keindahan alam TNGGP juga menarik mitra
berinvestasi dalam kegiatan ekowisata. Karena keberhasilan pengembangan
ekowisata pada taman nasional sangat bergantung pada upaya promosi yang
dilakukan oleh pengelola, karena dengan promosi orang akan tahu dan akhirnya
akan datang untuk berkunjung. Kegiatan promosi yang telah dilakukan TNGGP
selama ini adalah dengan penyebaran bahan cetakan seperti brosur, leaflet,
majalah, mengikut pameran-pameran wisata secara berkala mengadakan
seminar/lokakarya. Cara yang dilakukan ini hanya sampai pada sebagian kecil
masyarakat dan belum mancapai kelompok dalam masyarakat yang diharapkan
menjadi konsumen ekowisata di TNGGP. Dalam mengolah data penulis
menggunakan metode analisa deskriptif yaitu mentransformasikan data mentah ke
dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun,
memanipulasi dan menyajikan supaya menjadi suatu informasi (Kusmayadi
2000). Selain itu menggunakan metode pendekatan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, dan Threat) untuk menentukan strategi promosi.
Hasil dari penelitian ini adalah TNGGP telah malaksanakan berbagai
upaya untuk mengembangkan kegiatan ekowisata dengan meningkatkan kegiatan
promosi. Menurut Cooper (1999) terdapat 4 komponen bauran promosi, yaitu
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan secara pribadi
24
oleh TNGGP. Saat ini TNGGP sudah membuat bahan cetakan untuk promosi
berupa buku, leaflet, booklet maupun peta. Sebagian besar bahan cetakan (80%)
di buat sendiri oleh Balai TNGGP, dan hanya beberapa saja yang dibuat bekerja
sama dengan pihak lain. Bahan promosi tersebut sudah disebar selain kepada
pengunjung TNGGP juga disebarkan pada saat mengikuti pameran. Selain itu
penyebaran juga dilakukan dengan mengirimkan langsung (direct mailing) ke
beberapa pihak baik perseorangan maupun lembaga yang menjadi sasaran
kegiatan ekowisata belum rutin dilakukan. Pemasangan media cetak maupun
elektronik masih jarang dilakukan karena kendala dengan biaya yang cukup
mahal. Iklan di media televisi sudah pernah tayang di beberapa stasiun televisi
yang merupakan hasil kerjasama antara Balai TNGGP dengan stasiun televisi
tersebut. Dalam hal ini, Balai TNGGP menyediakan tempat untuk berlangsungnya
suatu program televisi terutama yang berkaitan dengan konservasi dan wisata
alam. Pemasangan billboard mengenai TNGGP di tempat-tempat strategis
sepanjang jalan menuju kawasan TNGGP belum dilakukan. Keberadaan billboard
ini sebenarnya cukup penting mengingat keberadaan TNGGP sendiri yang sampai
saat ini masih belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum.
TNGGP juga menarik pengunjung dengan beberapa media promosi
penjualan, yaitu pameran, potongan harga dan hiburan. Promosi penjualan
melalui potongan harga dilakukan oleh balai TNGGP dalam bentuk potongan
harga untuk wisma tamu, asrama, dan rombongan. Namun promosi semacam ini
kurang sesuai untuk mempromosikan kegiatan ekowisata. TNGGP juga
melakukan kegiatan promosi melalui hubungan masyarakat (humas). Kegiatan
humas yang sudah dilakukan adalah mengadakan seminar rutin setiap tahunnya
untuk memaparkan berbagai kegiatan ekowisatanya. TNGGP juga sudah
melakukan promosi dengan menerbitkan buletin yang bernama ‘edelweis’ yang
berisi berita terbaru mengenai TNGGP dan masalah konservasi secara umum.
Penjualan secara pribadi juga dilakukan untuk menarik pengnjung melalui
internet khususnya melalui situs TNGGP (www.gedepangrango.org). TNGGP
juga melakukan promosi melalui pihak pemerintah daerah (pemda).
Dalam menentukan strategi pengembangan promosi ekowista
menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan
Threats). Hasilnya adalah Strategi SO: Mempromosikan nilai potensi dan
estetika yang dimiliki TNGGP kepada mitra-mitra TNGGP dan meningkatan
promosi lewat internet dengan meningkatkan kualitas website TNGGP. Strategi
ST: Melakukan promosi yang bersifat mendidik untuk megurangi laju degradasi
kualitas obyek wisata. Strategi WO: Meningkatkan kerjasama dengan mitramitra TNGGP (bandara dan maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata, media
massa dan hotel) dan Memilih media promosi yang tepat untuk mempromosikan
TNGGP baik kepada pengunjung maupun mitra-mitra. Strategi WT:
Mengefisienkan biaya promosi dengan tidak mengurangi kualitas dan kuantitas
promosi tersebut dan meningkatkan kualitas produk yang telah dikemas dengan
menarik sehingga mengurangi kejenuhan pasar.
Analisis
Data yang disajikan lengkap, penulis menyajikannya dengan tabel
sehingga yang membacanya paham akan maksud penelitian terebut. Hasil juga
dijelaskan dengan secara rinci menurut strategi promosi yang dipakai dengan
25
menggunakan
analisis
SWOT.
26
10. Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan Nama
Terbit
Nama Jurnal
Volume (edisi):
hal
Alamat URL
Tanggal diunduh
:
:
:
:
:
:
:
:
Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan
Ekowisata Berbasis Masyarakat (Kasus
Taman Nasional Gunung Halimun Salak)
2011
Skripsi
Elektronik
Akira Bena Yassiranda M
-
:
:
-
:
:
http://www.repository.ipb.ac.id/
30September 2014, pukul 21.00 WIB
Ringkasan
Pengembangan ekowisata tidak hanya sebagai upaya pelestarian alam
namun juga sebagai salah satu katalisator pembangunan. Ekowisata dapat menjadi
sektor yang dapat diandalkan dalam peningkatan ekonomi negara. Seperti yang
diungkapkan oleh Yoeti (2008), bahwa dalam industri Pariwisata, terbuka peluang
untuk meningkatkan perolehan devisa negara. Maju dan berkembangnya
Pariwisata dapat mengembangka daerah mengembangkan daerah miskin menjadi
lokasi industri baru ,sehingga untuk mencapai itu semua dibutuhkan sebuah
konsep pemasaran ekowisata berbasis masyarakat. Dalam hal ini komunikasi
sangat di perlukan dalam strategi peasaran.
Menurut Berlo (1960) dalam Lubis et al (2009), dengan asumsi bahwa
komunikasi merupakan suatu proses, Berlo mengemukakan bahwa elemen-elemen
dasar komunikasi yang relevan untuk komunikasi antarpribadi meliputi enam
komponen yaitu sumber (source), penyandi (encoder), pesan (message), saluran
komunikasi (channel), penerima (receiver), dan penerjemah (decoder). Perlunya
komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) mengartikan komunikasi
pemasaran sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan dan yang penting dari
komunikasi pemasaran ialah bentuk utama seperti personal selling, iklan
(advertising), sales promotion, sponsorship marketing, publicity, Komunikasi di
tempat pembelian (point-of-purchase communication).
Peneliti menganalisis beberapa variabel yaitu rancangan pesan, frekuensi
penyampaian pesan, dan ragam media yang digunakan. Pada rancangan pesan
tredapat variabel yaitu Attention, Need, Satisfaction, Visualization, dan Action.
Pada tahap attention dapat dilihat adanya upaya membangkitkan perhatian
pengunjung terhadap ide, gagasan mengenai adanya suatu bentuk wisata alam dan
27
budaya dengan konsep ekowisata berbasis masyarakat. Pengunjung mengaku
bahwa mereka tertarik dengan informasi yang diberikan mengenai ekowisata
berbasis masyarakat, walaupun dalam wawancara yang dilakukan masih ada
pengunjung yang belum memahami sepenuhnya mengenai konsep ekowisata
berbasis masyarakat, karena hal tersebut belum terangkum secara optimal dari
media komunikasi yang mereka dapatkan.
Tahap need kelengkapan informasi mengenai informasi yang dibutuhkan
pengunjung seperti akses ke area wisata, informasi tentang budget atau biaya
wisata, informasi mengenai homestay, serta informasi mengenai tempat makan.
Terdapat bukti bahwa variabel need berpengaruh terhadap kefektivitasan media
komunikasi pemasaran TNGHS. Ada indikasi lain pada tahap ini pengunjung
membutuhkan interpreter (pemandu wisata) dari masyarakat sekitar yang mengerti
daerah TNGHS. Pada tahap satisfaction dengan mengukur seberapa puas
pengunjung dengan informasi yang diterima. Dapat disimpulkan tidak terdapat
cukup bukti bahwa satisfaction berpengaruh terhadap kefektivitasan media
komunikasi pemasaran TNGHS. Pengunjung mengaku belum cukup puas dengan
informasi yang diterima. Tahap Visualization pengunjung berpendapat mengenai
penggambaran isi pesan yang disampaikan. Responden mengaku penggambaran
isi pesan yang mereka dapatkan cukup menggambarkan kondisi yang ada.
Hasil dari analisis SWOT yaitu sebagai berikut, (1) analisis Strenght
(kekuatan), TNGHS memiliki keberagaman flora serta fauna yang jarang
ditemukan di objek wisata alam yang lain. Pengunjung bisa menyaksikan sebuah
fenomena alam saat malam hari dimana adanya jamur menyala. Selain fenomena
jamur menyala, terdapat juga stasiun penelitian Cikaniki. Stasiun penelitian ini
menyediakan fasilitas untuk akomodasi peneliti, termasuk laboratorium yang
memiliki peralatan standar seperti kulkas, lemari pembeku, oven pengering,
mikroskop, timbangan elektronik dan lain-lain, (2) analisis Weakness
(kelemahan), TNGHS sampai saat ini belum memiliki icon yang dapat dijadikan
sebuah kekhasan tersendiri sebagai bahan promosi ekowisatanya, kekhasan
tersendiri yang dimaksud disini adalah seperti badak bercula satu di Taman
Nasional Ujung Kulon, atau komodo di Taman Nasional Pulau Komodo. TNGHS
juga masih memiliki keterbatasan di bidang pemasaran ekowisata. Disamping itu,
akses menuju kawasan ekowisata berbasis masyarakat merupakan akses yang
cukup sulit untuk dijangkau, dengan jalan berbatu membuat kendaraan sulit
melewati medan tersebut, (3) analisis Oportunity (peluang), balai TNGHS
menyediakan tempat untuk berlangsungnya suatu program televisi terutama yang
berkaiatan dengan konservasi dan wisata alam, (4) analisis Threats (ancaman),
sampai saat ini pembangun villa, pembangunan area wisata lain dalam kawasan
hutan lindung, penambangan dan penebangan ilegal masih menjadi salah satu
kendala yang sedang ditangani pihak TNGHS. Mengingat area wisata ini
merupakan area wisata yang sulit dijangkau, maka kemungkinan pengunjung
untuk beralih ke area ekowisata lain yang lebih mudah dijangkau akan sangat
memungkinkan. Akses menuju kawasan ekowisata berbasis masyarakat di
TNGHS merupakan jalan berbatu serta curam, oleh karena itu sampai saat ini
pengunjung yang berwisata ke area tersebut merupakan wisatawan khusus yang
memang menyukai area untuk wisata petualangan.
Analisis
28
Dalam penelitian ini penulis sudah menjelaskan dengan jelas hasil yang
didapat didukung dengan penghitungan yang tepat dan informasi yang dipaparkan
melalui tabel disajikan dengan baik.
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN
Ekowisata
Ekowisata adalah salah satu kegiatan Pariwisata yang berwawasan
lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayan
sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta pembelajaran dan pendidikan.
Menurut Linberg (1996) dalam Hartono (2008) ekowisata adalah perjalanan
bertanggungjawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata dinilai sebagai
perjalanan wisata alam yang mendorong usaha pelestarian dan pembangunan
berkelanjutan, memadukan pelestarian dengan pembangunan ekonomi
memberikan dana yang lebih banyak untuk taman-taman, membuka lapangan
kerja baru bagi penduduk setempat dan pendidikan lingkungan bagi para
pengunjung (Boo 1990) dalam (Hartono 2008).
Menurut Damanik dan Weber (2006) dalam Yassiranda (2011), ekowisata
merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian
sumberdaya Pariwisata. Ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu
ekowisata sebagai produk, ekowisata sebagai pasar, ekowisata sebagai pendekatan
pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang
berbasis pada sumberdaya alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan
yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Akhirnya sebagai
pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya Pariwisata secara ramah lingkungan. Menurut Tuwo
(2011), sebagai bentuk wisata yang sudah tidak asing lagi, ekowisata adalah
wisata berbasis pada alam dengan menyertakan aspek pendidikan dan interpretasi
terhadap
lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan
kelestarian ekologis.
Komunikasi pemasaran
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi sering dilakukan yang
merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Komunikasi
merupakan proses ketika seseorang dengan orang lain saling menyampaikan
informasi dari satu pihak ke pihak lain atau banyak pihak agar dapat berhubungan
dengan lingkungannya. Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi yang
dilakukan untuk memperkenalkan produk suatu perusahaan baik barang atau jasa
kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu dan kemudian tertarik untuk
menggunakan produk tersebut. Seorang komunikator dalam komunikasi
pemasaran harus mampu menjelaskan dan menyampaikan informasi mengenai
suatu produk yang ditawarkan dengan bahasa yang komunikatif dan mudah
dipahami.
Menurut Morissan (2010), pemasaran adalah suatu konsep yang
menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir yang membimbing seseorang
melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tapi juga menjual gagasangagasan, karier, tempat (Pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa
(pengangkutaan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan
(pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti
yayasan sosial dan keagamaan.
30
Pemasaran dapat dilihat sebagai alat (tool) manajemen yang diharapkan
dapat membantu agar perusahaan mampu tumbuh dan berkembang secara
profesional. Pada dasarnya pemasaran sangat erat kaitannya dengan kegiatan
dalam memindahkan barang dan jasa (goods and service), dari produsen yang
menghasilkannya ke tangan konsumen yang membutuhkannya, secara efisien,
menguntungkan dalam persaingan yang wajar (Yoeti 2006). Dalam kegiatan
komunikasi pemasaran mencakup: 1) memasang iklan (beriklan) di media massa
(media advertising); 2) pemasaran langsung (direct marketing); 3) promosi
penjualan (sales promotion); 4) penjualan personal (personal selling); 5)
pemasaran interaktif; dan 6) hubungan masyarakat (public relation) untuk
mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif, (Morissan 2010).
Menurut Kusumastuti (2009), ada delapan langkah mengembangkan
program komunikasi pemasaran secara efektif yaitu sebagai berikut:
(1) Mengidentifikasi audiens yang dituju
Audiens dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai
saat ini, penentu keputusan, atau pihak yang mempengaruhi
(2) Menentukan tujuan komunikasi tersebut
Setelah pasar sasaran dan karakteristiknya diidentifikasi, komunikator
pemasaran harus memutuskan tanggapan yang diharapkan dari audiens.
Tanggapan yang diharapkan dari audiens adalah pembelian, kepuasan yang
tinggi dari mulut ke mulut yang baik.
(3) Merancang pesan
Selanjutnya komunikator mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya pesan
itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakan tindakan
(action).
(4) Memilih saluran komunikasi
Saluran komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Saluran komunikasi personal: mencakup dua orang atau lebih yang
berkomunikasi secara langsung atau satu sama lain
b. Saluran komunikasi nonpersonal: menyampaikan pesan tanpa melakukan
kontak atau interaksi pribadi, tetapi dilakukan melalui media, atmosfer
dan acara.
(5) Menentukan total anggaran promosi
Ada empat prinsip utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
anggaran promosi.
a. Sesuai kemampuan,
b. Presentasi penjualan
c. Keseimbangan persaingan
d. Tujuan dan tugas
(6) Membuat keputusan bauran promosi ( Marketing Mix) perusahaan harus
mendistribusikan total anggaran promosi untuk lima alat promosi, yaitu:
iklan, promosi penjualan, public relation dan publisitas, personal selling,
direct marketing.
(7) Mengukur hasil promosi tersebut
Hal ini mencakup menanyakan audiens sasaran apakah mereka mengenali
atau mengingat pesan yang disampaikan, berapa kali mereka melihatnya, hal-
31
hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang perasaan
tersebut, sikap mereka sebelumnya, tentang produk, dan perusahaan itu.
(8) Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi.
Promosi
Promosi didefinisikan sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai
pihak penjual untuk membangun berbagai saluran promosi dan persuasi untuk
menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan (Michael 1982)
dalam (Morissan 2011). Promosi juga termasuk bagian dari bauran pemasaran
(marketing mix).Perusahaan melakukan berbagai upaya dalam rangka
menjalankan komunikasi pemasaran yang efektif. Salah satunya dengan
mengaplikasikan bauran pemasaran (bauran promosi). Bauran promosi menurut
Kusumastuti (2009) dibagi menjadi lima alat promosi sebagai berikut:
a. Iklan, merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara
luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga
mempercepat quick sales. Selain itu iklan juga bersifat baku dan dapat
ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatis dari iklan.
b. Promosi penjualan. Alat promosi ini mempunyai tiga manfaat yaitu pertama,
komunikasi, dimana merupakan saranan untuk menarik perhatian dan
memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen kepada produk.
c. Public relations dan publisitas. Alat promosi ini dapat menarik perhatian
khalayak ramai jika memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukkan
unsur penjualan, jadi hanya sebagai pemberi informasi.
d. Personal selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus
terakhir dari proses pembelian. Hal ini terjadi karena personal selling dapat
membuat hubungan interaktif secara dekat, sehingga dapat mengenal kosumen
secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat memberi respon yang tepat.
e. Direct marketing. Alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang
spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui direct marketing dapat
disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat
diperbaharui secara cepat pula.
Menurut Cooper et al (1999) dalam Yassiranda (2011), promosi adalah
gambaran istilah dari kegiatan bauran komunikasi yang dibawa oleh industri
Pariwisata yang dimaksudkan untuk mempengaruhi masyarakat ataupun
kelompok yang perlu dipengaruhi. Kelompok yang perlu dipengaruhi ini tidak
hanya yang menjadi sasaran pemasaran dan orang-orang yang potensial saja tapi
juga kelompok yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran wisata seperti agenagen perjalanan juga kelompok pembentuk opini seperti wartawan dan penulis
masalah Pariwisata, juga politisi.
32
Sumber: (George & Michael 2001) dalam (Morissan 2010)
Gambar 1. Promotional Mix
Selain itu menurut Kotler (1997) dalam Hartono (2008) menjelaskan
bahwa promosi merupakan usaha pengkomunikasian informasi dari produsen
kepada konsumen sedemukian rupa agar menarik minat konsumen untuk membeli
barang atau jasa yang ditawarkan produsen atau penjual. Konsumen tidak akan
membeli suatu produk/jasa apabila mereka tidak pernah mendengar atau
mengalami tertang produk/jasa tersebut (Carthy 1981) dalam Hartono (2008).
Adapun kedudukan promosi dalam sistem pemasaran dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2. Kedudukan Promosi dalam Sistem Pemasaran.
Dalam bidang Pariwisata promosi juga berfungsi untuk membina
hubungan yang efektif dengan para konsumen agar mereka memiliki kesadaran
dan pengetahuan tentang keberadaan suatu produk wisata. Promosi dapat
mengembangkan nilai positif dari suatu produk wisata sehingga harga menjadi
inelastis yang berarti produk lebih dapat bertahan terhadap kenaikan harga dan
tidak perlu khawatir untuk menaikkan harga, Heath (1992) dalam Hartono
(2008). Menurut Heath (1992) dalam Hartono (2008) tujuan promosi wisata
adalah (1) menarik turis ke kawasan wisata; (2) menjaga nilai kawasan sebagai daerah
tujuan wisata; (3) menyampaikan informasi tentang kegiatan wisata yang
ditawarkan; (4) membangun unit bisnis wisata yang saling mendukung; (5)
33
memperbaiki informasi tidak tepat/tidak lengkap tentang kegiatan wisata yang
ditawarkan.
Media promosi
Guna mencapai tujuan komunikasi pemasaran yang efektif, salah satunya
adalah perlu dukungan dari media melalui pemilihan saluran komunikasi yang
tepat. Kusumastuti (2009) mengemukakan pendapat bahwa komunikasi
pemasaran membagi media atas tiga kelompok, yaitu: (a) media massa, terdiri atas
media massa elektronik dan media cetak; (b) media kelompok, biasa digunakan
pada kegiatan-kegiatan yangmelibatkan kelompok tertentu, misalnya video
presentasi, dan (c) media personal, seperti katalog, profil korporat, dan folder.
Suatu produk yang dihasilkan baik produk baru maupun produk lama
membutuhkan media sebagai alat promosi.Hal tersebut bertujuan agar konsumen
dan calon konsumen dapat mengetahui informasi produk yang bersangkutan baik
harga, merek, dan ketersediaan di pasar.Menurut Kusumastuti (2009), efisiensi
penggunaan media dilihat dari sejauh mana media itu dapat menjangkau sasaran
secara tepat, frekuensi yang dibutuhkan, dan durasi tayang iklan pada media
dengan intensitas tinggi. Menurut Hartono (2008) terdapat bentuk media dari
setiap komponen bauran promosi sepetri pada tabel 2 dibawah ini yang dapat
digunakan.
Tabel 1. Media bauran promosi
Periklanan
Promosi
Hubungan
Penjualan
Penjualan
Masyarakat
Secara Pribadi
1. iklan
cetak 1. pameran
1. seminar
1. persentase
dan penyiaran
2. potongan
2. ceramah
penjualan
2. brosur
dan
harga
3. siaran pers
2. katalog
buku kecil
3. hiburan
4. lapran tahunan 3. pemasaran
3. poster
dan
5. publikasi
lewat telepon
selebaran
6. media
4. e-mail
4. billboard
indonesia
5. internet
5. materi audio
visuall
Sumber: Cooper et al., (1999) dalam Hartono (2008)
Menurut Morissan (2010), salah satu faktor penting dalam menentukan
strategi media adalah tipe atau jenis produk yang akan dipromosikan. Strategi
lainnya adalah memilih media khusus yang menyediakan suasana atau lingkungan
yang lebih dapat diterima audiens. Selain itu proses keputusan pembelian dan
sikap penerimaan konsumen juga sangat dibutuhkan. Pada tabel 3 disajikan media
bauran promosi yang bisa digunakan.
34
Tabel 2. Profil kategori media utama
Media
Keunggulan
Keterbatasan
Fleksibilitas, tepat waktu, Umur
informasi
pendek,
Surat
mampu
menangkap pasar kualitas gambar dan cetakan
Kabar
lokal dengan baik, jangkauan jelek, sedikit audiens yang
penerimaan yang luas, tingkat meneruskan informasi (small
kepercayaan tinggi.
“pass-along” audience)
Informasi
bisa
dilihat, Biaya tinggi, kebingungan yang
didengar dan gambar yang tinggi, tingkat pemaparan yang
Televisi
bergerak
menarik
untuk cepat berlalu dan audiens
ditonton, perhatian tinggi, kurang mempunyai daya
jangkauan luas.
Seleksi
Mempunyai
banyak Audiens hanya mendengarkan
pendengar,
selektivitas saja, perhatian yang lebih
Radio
geografi dan demografi yang rendah dibandingkan televisi,
tinggi dengan biaya yang pemaparan yang cepat berlalu.
rendah.
Selektivitas demografi dan Waktu tunggu yang lama, waktu
geografi
yang tinggi, sirkulasi terbuang, dan tidak ada
prestise
dan kredibilitas, jaminan posisi yang lebih baik.
Majalah
hasil cetakan berkualitas
tinggi, berumur panjang,
jumlah
pembaca
yang
meneruskan informasi cukup
baik.
Memiliki selektivitas audiens, Biaya relatif tinggi dan kesan
Direct
tidak ada iklan pesaing dalam atau citra surat sampah
Mail
media yang sama, bersifat
pribadi.
Sumber: Kotler & Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009).
Menurut Morissan (2010), strategi media dalam hal ini juga harus
ditentukan oleh proses keputusan pembelian konsumen. Pada proses keputusan
pembelian suatu produk dengan keterlibatan tinggi terdiri atas empat tahap yaitu;
perhatian, minat, keinginan, dan tindakan pembelian yang sering disebut dengan
model AIDA (attention, interest, desire, action).
Attention (perhatian) merupakan tahap awal dari model komunikasi AIDA.
Menurut Kusumastuti (2009) pada tahap ini, dikatakan sesuatu yang menarik dan
bermanfaat untuk khalayak. Seorang penjual harus mampu memperkenalkan
produknya kepada masyarakat dengan menerapkan komunikasi yang efektif dan
membangun suasana yang komunikatif. Selanjutnya pada tahap kedua yaitu
interest (minat), menjelaskan bagaimana keterkaitan antara pesan yang di
sampaikan dengan khalayak (Kusumastuti2009), sehingga mereka akan mencari
informasi
tambahan
memgenai
produk
tersebut.
Pada
tahap
desire(keinginan/hasrat), adanya suatu upaya untuk mendukung pernyataan dan
meningkatkan keinginan khalayak agar bertindak sesuai dengan anjuran. Lalu
pada tahapan keempat yaitu action (tindakan), penjual berusaha menegaskan
kepada khalayak cara melakukan tindakan yang dianjurkan (Kusumastuti 2009).
KESIMPULAN
Hasil Rangkuman dan Pembahasan
Di Indonesia tidak asing lagi mendengar kata ekowisata. Ekowisata
merupakan bagian dari Pariwisata yang berbasis kepada aspek pendidikan dan
interpretasi terhadap
lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan
pengelolaan kelestarian ekologis. Disamping itu ekowisata dapat dilihat dari tiga
perspektif, yaitu ekowisata sebagai produk yang berbasis pada sumberdaya alam,
ekowisata sebagai pasar
yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian
lingkungan, ekowisata sebagai pendekatan pengembangan merupakan metode
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya Pariwisata secara ramah lingkungan.
Dalam hal ini setiap pengelola tempat ekowisata harus mempunyain
komunikasi pemasaran yang baik agar banyak pengunjung yang mau datang ke
tempat ekowisata. Komunikasi pemasaran yang efektif adalah dengan memenuhi
delapan langkah mengembangkan komunikasi pemasaran yaitu mengidentifikasi
audiens, menentujuan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih saluran
komunikasi, menentukan total anggaran promosi, membuat keputusan bauran
promosi, mengukur hasil promosi, serta mengelola dan mengoordinasikan proses
komunikasi pemasaran terintegrasi.
Selain itu untuk menarik pengunjung datang diperlukan adanaya bauran
promosi berupa media. Media promosi yang bisa digunakan melalui media cetak
dan elektronik. Media cetak seperti leaflet, booklet, brosur, katalog, poster,
pamflet dan lain-lain, sedangkan media elektronik dengan menggunakan internet
dapat berupa website, email, dan lain-lain. Penerapan bauran promosi terhadap
produk ditunjang dengan penggunaan media yang tepat, sehingga konsumen dapat
memperoleh informasi tentang produk dengan cepat dan mudah. Keberhasilan
suatu tempat Pariwisata adalah banyaknya pengunjung yang datang berkunjung
tentunya didukung oleh penggunaan media sebagai media promosinya.
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi
Berdasarkan rangkuman dan pembahasan, dan simpulan yang telah dibuat, maka
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, antara lain:
1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak
pengelola ekowisata ?
2. Bagaimanaefektivitas komunikasi pemasaran melalui media yang digunakan
pihak pengelola ekowisata?
36
Usulan Kerangka Pemikiran
Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi yang dilakukan untuk
memperkenalkan produk suatu perusahaan baik barang atau jasa kepada
masyarakat, sehingga masyarakat tahu dan kemudian tertarik untuk menggunakan
produk tersebut. Komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan untuk pengembagan
kegiatan ekowisata untuk itu diperlukan strategi komunikasi dengan melihat pada
attention, interest, desire, action. Selain itu media promosi menjadi bagian
penting untuk menarik pengunjung datang ke tempat wisata sehingga dapat
mempengaruhi pengembangan kegiatan ekowisata.
Efektivitas Komunikasi
pemasaran:




Attantion
Interest
Desire
Action
Pengembangan
kegiatan ekowisata


Media promosi:




Produk wisata
Wisatawan
Media massa
Media kelompok
Media persoal
Media hibrida
Keterangan:
: Mempengaruhi
Gambar 3. Usulan kerangka pemikiran
37
DAFTAR PUSTAKA
Aiwan TY. 2013. Efektivitas pesan iklan televisi TRESemme menggunakan
Customer Response Index (CRI) pada perempuan di Surabaya. J EKomunikasi.[Internet]. [diunduh tanggal 30 September 2014 ]. 1(2): 298307. Dapat diunduh dari: http://studentjournal.petra.ac.id
Damanik J. 2011. Analisis System Informasi kePariwisataan sebagai Media
Promosi wisata di Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo. J Penelitian
Komunikasi dan Pembangunan. [Internet]. [diunduh taggal 16 Oktober
2014].
Vol.
13.
No.2:
191-199.
Dapat
diunduh
dari:
http://isjd.pdii.lipi.go.id
Hartono E. 2008. Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)
Dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata. [Tesis]. [internet].
[diunduh tanggal 30 September 2014]. Dapat diunduh dari
http://www.repository.ipb.ac.id
Indriani F dan Hendriarti P. 2009. Studi Mengenai Efektivitas IklanTerhadap
Citra
Merek Maskapai Garuda Indonesia. J Sains Pemasaran
Indonesia.[Internet]. [diunduh taggal 29 September 2014]. Vol. 8, No. 1,
Mei
2009:
83
–
106.
Dapat
diunduh
dari:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/article/view/2158/19077
Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 201 hal.
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta (ID):
Kencana. 376 hal.
Muttaqin Z. 2011. Facebook marketing dalam komunikasi pemasaran modern.J
Teknologi.[Internet]. [diunduh tanggal 16 Oktober 2014]. 1(2): 14-21.
Dapat diunduh dari: http://www.journal.unipdu.ac.id
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan
Ekowisata Di Daerah.
Pratomo I dan Hardianto D. 2008. Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang
Mempengaruhi Efektivitas Iklan Online. J sistem informasi MTI-UI.
[Internet]. [diunduh taggal 30 September 2014]. Vol. 4, No. 1. Dapat
diunduh dari: http://jsi.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/viewArticle/242
Tampubolon A. 2014. Promosi Objek Wisata Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Hasyim II Kabupaten Siak Dalam Meningkatkan Wisatawan. J Ilmu
Administrasi. [Internet]. [diunduh taggal 30 September 2014]. Vol. 1, No.
2. Dapat diunduh dari: http://Jom.unri.ac.id
Tuwo A. 2011. Pengelolaan ekowisata pesisir laut: pendekatan ekologi, sosial—
ekonomi, kelembagaan, dan sasaran wilayah. Surabaya (ID). Briloant
internasional. 412 hal.
38
Yassiranda AB. 2011. Strategi Komunikasi Pemasaran Kawasan Ekowisata
Berbasis Masyarakat (Kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salak).
[Skripsi]. [internet]. [diunduh pada tanggal 30 September 2014]. Dapat
diunduh dari: http://www.repository.ipb.ac.id
Yoeti OA. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta (ID): PT Pradnya Paramita.
Yulian. 2013. Strategi Komunikasi Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo
(DISBUDPAR) dalam meningkatkan kujungan wisatawan si Desa
Pampang Kota Samarinda. J Sains Pemasaran Indonesia.[Internet].
[diunduh taggal 29 September 2014]. Vol. 8, No. 1, Mei 2009: 83 – 106.
Dapat
diunduh
dari:
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/article/view/2158/1907
Yusuf S. 2005. Word of mouth promotion sebagai Media Promosi yang Ampuh
untuk Membangun Citra Pariwisata Indonesia. J Kebudayaan dan
Pariwisata. [Internet]. [diunduh taggal 29 September 2014]. Vol. 11: 1123. Dapat diunduh dari: http://isjd.pdii.lipi.go.id
39
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada 07 Januari 1993, sebagai anak pertama
dari dua bersaudara dari pasangan Makmuri dan Titie Pratiwi. Penulis menempuh
pendidikan formal di SD N 03Cilangkap pada tahun 1999-2005, SMP N 147
Jakarta pada tahun 2005-2008, SMA N 104Jakarta pada tahun 2008-2011. Pada
tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur SNMPTN Undangan di Fakultas Ekologi Manusia, Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Selama penulis menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis
ikut dalam beberapa kepanitiaan yang diselenggarakan di IPB, diantaranya
sebagai divisi konsumsi pada Connection IPB 2014 yang diselenggarakan oleh
Himpro SKPM IPB, divisi dokumentasi disain dekorasi pada Gebyar
Nusantara2012. Penulis juga menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Peminat
Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) pada divisi
Photocinema pada tahun 2012-2013. Selain itu penulis mengikuti kegiatan
mendaki gunung Gede bersama dengan teman-taman KPM angkatan 48.
Download