Berpikiran Negatif

advertisement
MENANGANI ORANG-ORANG SULIT
Oleh : Gatot Santoso1
Latar Belakang
Ketika bertemu dengan orang lain untuk mendapatkan respon dari mereka tentang
suatu ide, konsep atau rencana kegiatan, mungkin kita akan mendapatkan penerimaan yang
positif tentang hal tersebut atau mungkin akan lebih banyak resistensi penolakan. Kadangkadang didalam proses interaksi social baik dalam institusi maupun dalam bermasyarakat kita
akan berhadapan dengan orang-orang sulit untuk diajakn berkomunikasi. Salah satu tipe
orang yang sulit untuk diajak berkomunikasi adalah orang tersebut berpikiran negatif
terhadap hal yang kita kemukakan.
Berpikiran negatif atau negative thinking adalah pola atau cara berpikir yang lebih
melihat sisi negatif dibanding sisi positif. Pola pikir ini muncul dari keyakinan atau
pandangan yang terucap, cara seseorang bersikap, dan perilaku sehari-hari. Karena sisi
negatif lebih dominan, cara berpikir seperti ini dipenuhi sikap apriori, prasangka,
ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kesangsian, yang seringkali tanpa dasar atau tanpa nalar
sama sekali.
Berpikiran Negatif
Pola pikir negatif tampak dari cara seseorang memandang atau merespon persoalan
yang seringkali mengabaikan rasionalitas, logika, fakta, atau informasi yang relevan.
Meskipun begitu, rasionalitas juga bisa terjerumus dalam kerangka pikiran yang bersifat
negatif. Artinya, seseorang secara sadar dapat memanfaatkan rasionalitas, logika, dan
kecakapan berpikirnya untuk memandang suatu persoalan secara negatif.
Penyebab dari pola pikir semacam ini adalah konstruksi persepsi yang didasarkan
pada sistem keyakinan, cara pandang (paradigma), atau cara kita memahami suatu persolan.
Karena pola pikir ini bersifat paradigmatis, maka setiap data, fakta, atau informasi akan kita
persepsi sesuai dengan paradigma yang dianut. Jika paradigmanya bersifat konflik, maka
yang muncul adalah persepsi-persepsi konfliktual, baik ofensif maupun defensif. Sementara
jika paradigmanya harmoni, maka persepsi-persepsi yang dominan pun sifatnya lebih
harmonis, menyatukan, mensintesis, dan antikonflik.
Dalam diri semua orang, terkadung sesuatu yang oleh para ahli psikologi disebut self
defense mechanism, yaitu suatu kecenderungan untuk mempertahankan diri dari apa yang
kita persepsikan sebagai sesuatu yang menyerang atau berpotensi menghalangi tercapainya
keinginan kita. Salah satu pilihan mempertahankan diri itu adalah dengan bersikap ofensif
atau menyerang balik si pengancam. Dampak buruk dari mudahnya kita berpikir negatif
adalah sulitnya kita menerima pendapat orang lain, sulit menerima hal baru, sulit
bersosialisasi, dan sering muncul sebagai pribadi yang kurang menarik untuk diajak
kerjasama.
Studi Kasus
Pada kesempatan ini kami mencoba untuk studi kasus kebelakang yang berhubungan
dengan komunikasi dengan seseorang yang berpikiran negative. Situasinya terjadi saat terjadi
kegiatan workshop tentang Rencana Pengembangan Ekowisata di TN Bunaken tahun 2009
yang diselenggarakan oleh Balai TNB. Pada saat itu berbagai stake holder yang berhubungan
1
CM Bunaken NP Site
dengan kegiatan pariwisata di TNB hadir mulai dari masyarakat local dalam kawasan, pemda,
akademisi, hingga sector swasta. Tujuan acaranya adalah mensosialisasikan dan meminta
masukan dari semua stake holder yang hadir tentang pengembangan ekowisata di TNB.
Acara dimulai dengan pemaparan hasil tim perumus, dilanjutkan sesi diskusi untuk
memberikan tanggapan dan masukan terkait hal tersebut. Pada sesi ini berbagai karakter
prilaku muncul mulai dari yang kurang peduli hingga yang aktif mendominasi forum. Akan
tetapi yang menarik adalah prilaku beberapa stake holder dari unsur masyarakat berpikiran
negative terhadap ekowisata. Pikran negative meraka antara lain tidak ada manfaat yang
mereka rasakan dari ekowisata, mata pencaharian dibatasi hingga isu penjualan pulau kepada
investor asing.
Respon kami selaku penyelenggara dan moderator serta narasumber dari acara diskusi
tersebut adalah:
1. Sebagai penyelenggara: mencoba memahami mereka karena pengetahuan yang
dimilikinya tingkatanya berbeda dan terbatas
2. Sebagai moderator: dalam forum meluruskan konteks sesinya adalah meminta tanggapan
dan masukan terkait dengan ekowisata
3. Sebagai narasumber: dalam forum menanggapi dan mencoba menerangkan bahwa
tujuannya tidak seperti hal tersebut.
Terhadap respon tersebut beberapa dapat mengerti, dan ada juga yang bertambah sinis
terhadap acara tersebut. Efeknya adalah mereka yang kurang menerima penjelasan tersebut
berdiskusi sendiri dengan yang lain yang mempunyai prilaku berpikiran negative terhadap
rencana pengembagan ekowisata di TNB. Dalam situasi ini mereka yang mempunyai prilaku
negative menjadi minoritas dalam berduskusi dan kecenderungan aspirasi mereka diabaikan
oleh forum padahal mereka adalah stake holder yang utama yang akan merasakan dampak
dari ekowisata.
Solusi Mengatasi
Solusi perbaikan komunikasi yang akan dilakukan adalah dengan mendekati mereka
di ajak berbicara dan berdiskusi tetapi bukan di forum. Kami akan mencoba menjadi
pendengar yang baik tetapi tidak terbawa oleh alur pembicaraan mereka, saat ada kesempatan
penyataan yang mendukung untuk pelurusan masalah kami akan masuk untuk
menerangkannya dan menjelaskan focus serta meminta mereka untuk mencarikan solusi
pemecahannya.
Dr. Bramson dalam Brinkman, R. and Kirschner, R. (2002)2, ciri khas orang dengan
tipe berpikiran negative adalah:
1. Merasa putus asa untuk melakukan perubahan.
2. Menghancurkan semangat.
3. Bereaksi kuat terhadap pemecahan masalah atau perubahan-perubahan proses.
4. Terdengar lebih pahit dan tak berharapan dibanding dengan pengeluh.
Hal yang dapat kita lakukan dalam berkomunikasi dengan orang berprilaku tersebut masih
menurut Dr. Bramson adalah:
1. Hindari terbawa ke dalamnya pola komunikasi yang dikembangkan.
2. Jangan berargumentasi.
3. Cari permasalahan di hadapan pemecahan.
4. Gambarkan situasi yang paling buruk.
5. Gunakan mereka sebagai sumberdaya.
6. Tunggu mereka, tetapi siap untuk bertindak.
2
Dikumpulkan dari Brinkman, R. and Kirschner, R. (01 April 2002), Dealing with People You Can't Stand. US, McGraw-Hill
Education-Europe, and Bramson, R.M., Op. cit. dalam Modul 2 unit 7.
Kesimpulan
Pola pikir negatif tampak dari cara seseorang memandang atau merespon persoalan
yang seringkali mengabaikan rasionalitas, logika, fakta, atau informasi yang relevan.
Persoalan mendasar pada saat kita berkomunikasi dengan orang berprilaku tersebut adalah
cenderung mengabaikannya dan diangggpa sebgai penghalang dalam berkomunikasi. Adapun
cara yang terbaik untuk berkomunikasi dengan orang berprilaku teresebut adalah dengan
hargai dan jadikan mereka sebagai sumber daya untuk berkomunikasi dengan yang lainnya.
Download