Tanggung jawab manusia dalam ajaran agama Islam adalah

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pendidikan Agama Islam
Eksistensi Martabat Manusia
 Tujuan Hidup Manusia
 Peran Manusia di Dunia
 Tanggung Jawab Manusia di Dunia
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
05
Kode MK
90002
Disusun Oleh
Dian Febrianingsih, M.S.I
Abstract
Kompetensi
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah swt yang
paling sempurna di antara makluk lainnya. Manusia
mempunyai proses penciptaan dan karakteristik yang
berbeda dari makhluk lainnya. Manusia sebagai pelaku
hidup yang memiliki makna fisial dan spiritual yang
mempunyai peran dan tugas yang dipikulnya, senantiasa
berdiri dalam konsep keilahian. Segala aktivitas perilaku
manusia di dalam hidup dan kehidupannya merupakan
suatu totalitas antara kehidupan di dunia dengan kehidupan
di akherat.
 Mampu menyebutkan pengertian
dan makna eksistensi martabat
manusia.
 Mampu menguraikan tujuan hidup
manusia di dunia
 Mampu mengetahui fungsi dan
peran manusia di dunia
 Mampu mengembangkan sikap
dalam mencapai keunggulan
manusia di dunia
Eksistensi Martabat Manusia
Hakikat dan Martabat Manusia
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah swt yang paling sempurna di
antara makhluk lainnya. Manusia mempunyai beberapa kelebihan di antaranya:
1. Mampu bergerak dalam berbagai ruang baik darat, laut dan udara
2. Mempunyai potensi untuk berbuat baik (akal) dan berbuat yang tidak baik
(nafsu).
3. Memegang amanah sebagai khalifah di bumi.
Kelebihan-kelebihan manusia dari makhluk lainnya disebutkan oleh Allah swt dalam
QS At Tiin (95): 4 sebagai berikut:




  
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya. “
Dalam ayat tersebut, dapat diketahui dan dipahami bahwa manusia lebih
sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Hal ini berarti manusia
mempunyai proses penciptaan dan karakteristik yang berbeda dari makhluk lainnya.
Hakikat dan martabat manusia dalam ajaran agama tauhid tersusun dari dua
unsur yaitu materi dan nonmateri, jasmani dan rohani. Tubuh manusia mempunyai
daya fisik atau jasmani, yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan
daya gerak, baik di tempat maupun pindah tempat.
Roh atau jiwa yang berasal dari nonmateri yang biasa disebut “al-nafs”
mempunyai tiga daya yaitu:
1. Daya pikir yang disebut dengan akal, berpusat di kepala
2. Daya rasa di dada, berpusat di kalbu
3. Daya nafsu berpusat di perut.
Ketiga daya tersebut akan mengalami perkembangan dan penurunannya
sesuai kemampuan manusia dalam mengolah daya-daya yang dimaksud. Ketiga
daya tersebut, daya pikir di kepala bila dilatih dengan baik akan mempertajam
penalaran. Daya rasa di dada yang berpusat pada kalbu bila diasah dengan baik
akan mempertajam hati nurani. Daya nafsu di perut bila mendapat bimbingan dari
hati nurani melalui keimanan akan menjadi makhluk yang termulia, tetapi bila tidak
mendapatkan bimbingan keimanan akan menjadi makhluk terhina di dunia ini.
2015
2
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ketiga daya atau potensi yang dimiliki manusia, membutuhkan agama dalam
kehidupannya atau manusia membutuhkan pedoman hidup dalam kehidupannya,
baik dunia akherat. Agama adalah kebutuhan asasi manusia. Sebagaimana
tercantum dalam QS Ar Ruum: 30 sebagai berikut:








     
  







 
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”.
Jika manusia dilihat dari hubungannya dengan agama, dapat dikatakan bahwa
agama dapat membuat manusia menjadi orang beriman yang sebenarnya. Hanya
agama yang memungkinkan mengatasi sifat mementingkan diri sendiri, egoisme.
Keyakinan keagamaan menyebabkan pengaruh positif yang luar biasa yaitu:
a. Keyakinan
keagamaan
mampu
menciptakan
kebahagiaan
dan
kegembiraan yang memiliki sasaran yang dirahmati Allah swt, oleh karena
itu manusia memanfaatkan teknologi selama tidak merusak norma-norma
ilahiyah yang berlaku kepada manusia
b. Keyakinan keagamaan mampu mewujudkan kemasyarakatan yang sehat
yaitu menghargai hak asasi manusia, menghargai aturan-aturan dan
pembatasan-pembatasan,menganggap keadilan sebagai sesuatu yang
suci dan menawarkan cinta kepada orang lain
c. Keyakinan keagamaan mampu mewujudkan dalam diri manusia,
kekuatan untuk bertahan dan menjelmakan kepahitan menjadi rasa
manis. Seorang beriman tahu bahwa segala sesuatu di dunia ini berada
didalam suatu pola aturan tertentu yang disebut sunnatullah atau hukum
alam.
2015
3
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses Penciptaan Manusia
Proses penciptaan manusia disebutkan dalam Al Qur’an diantaranya QS Al
Mu’minun: 12-16 sebagai berikut:
   
    
   
 
   
  
  

   
    
  
   
   
  

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah
itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu
sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. “
Selain itu juga dijelaskan dalam QS As Sajdah: 7-9 sebagai berikut:


2015
4



Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id


 
   
 










    



   
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
Manusia dalam konsep ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang
sebenarnya tersusun dari tiga unsur yaitu tubuh, hayat dan roh. Apabila hayat telah
tidak ada, tubuh juga mati, dan roh meninggalkan tubuh yang mati tersebut. Disini
menunjukkan bahwa roh berpisah dari tubuh dan pergi ke alam ghaib atau biasa
disebut dengan alam barzah menunggu hari perhitungan di hadapan Allah swt.
Dalam hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
menyatakan bahwa setiap fase penciptaan manusia mengalami proses masingmasing 40 hari. Setelah terjadinya pembuahan antara sel sperma dan ovum dalam
rahim berproses menjadi nuthfah selama 40 hari, kemudian menjadi ‘alaqah’ selama
40 hari dan kemudian menjadi mudghah selama 40 hari untuk kemudian ditiupkan
oleh Nya roh serta perlengkapan manusia lainnya.
Karakteristik Manusia
Karakteristik manusia sebagai makhluk ciptaan Allah swt paling sempurna, yang
membedakan makhluk lainnya adalah roh manusia yang mempunyai dua daya yaitu:
a. Daya pikir yang disebut dengan akal. Berpusat di kepala yang biasa disebut
akal akan dapat dipertajam melalui perenungan.
b. Daya rasa yang disebut dengan kalbu (qalbu), dipertajam melalui ibadah
khusus dan ibadah umum berdasarkan ajaran agama Islam.
Kedua daya itu dapat dikembangkan dan dipertajam melalui prosedur hukum
yang telah ditetapkan oleh Allah swt dalam Al Qur’an dan Hadits sebagai kewajiban
yang mesti dilaksanakan oleh manusia.
2015
5
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut
ajaran
Islam,manusia,
dibandingkan
dengan
makhluk
lainnya,
mempunyai berbagai ciri yaitu antara lain:
a) Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan
yang paling sempurna, sebagaimana dalam QS At Tiin (95): 4
b) Manusia
memiliki
potensi
(daya
atau
kemampuan
yang
mungkin
dikembangkan) beriman kepada Allah swt. Sebagaimana dalam QS Al A’raf
(7): 172
c) Manusia diciptakan Allah swt untuk mengabdi kepada Nya yang dinyatakan
dalam QS Adz Dzariyaat (51) : 56
d) Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah Nya di muka bumi. Hal
tersebut dinyatakan dalam QS Al Baqarah (2): 30.
e) Selain akal, manusia dilengkapi Allah swt dengan perasaan dan kemauan
atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan
patuh kepada Allah swt menjadi muslim atau justru dapat tidak percaya, tidak
tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah swt bahkan mengingkariNya.
Sebagaimana dalam QS Al Kahfi (18): 29 dan QS Al Insan (76): 3
f)
Secara individual, manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
Hal ini dinyatakan dalam QS At Thuur (52) : 21
g) Berakhlak, sebagai ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain.
Artinya manusia adalah makhluk yang diberi Allah swt kemampuan untuk
membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Tanggung Jawab Manusia
Tanggung jawab manusia dalam ajaran agama Islam adalah amanah Allah swt yang
harus diemban atau dilaksanakan oleh manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Amanah dimaksud adalah sebagai khalifah di bumi. Kekhalifahan dipahami bahwa
kenyataan yang ada sekarang ini baik kenyataan kehidupan hukum, politik, budaya,
ekonomi maupun lainnya bukanlah kenyataan yang ideal, bukan kehendak akhir dari Allah
swt. Berikut adalah ayat dalam Al Qur’an QS Al Baqarah: 30 yang menyatakan bahwa Allah
swt hendak menjadikan manusia sebagai khalifah yaitu:
2015
6
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
   
    
















     
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan
memuji
Engkau
dan
mensucikan
Engkau?"
Tuhan
berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat Al Qur’an di atas memerintahkan kepada manusia untuk melakukan refleksi,
mawas diri, dan secara bersama-sama melakukan perbaikan dan perubahan sosial ke arah
yang lebih baik. Dalam bahasa agamanya, menggalakkan amar ma’ruf nahi munkar. Pada
dimensi ini, manusia selalu dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaannya
yaitu taqwa seperti menjalankan spiritual keagamaan secara khusyu’ dan istiqamah,
melainkan juga memfungsikan diri sebagai pelaku perubahan sosial termasuk menegakkan
supremasi hukum yang dibuat oleh Allah swt.
Konsep penting yang lain dalam Islam dalam melaksanakan tanggung jawab
manusia adalah jihad yang secara harfiah adalah berjuang. Konsep jihad mempunyai makna
yang digariskan oleh Al Qur’an sebagai perjuangan untuk menghapuskan eksploitasi,
penindasan, kezalliman, ketidakadilan, serta KKN. Allah swt menghendaki orang yang
beriman agar berjuang secara total sehingga penindasan dan pelanggaran hak-hak asasi di
muka bumi berhenti. Teologi pembebasan dalam Islam bersumber dari ajaran Islam yaitu Al
Qur’an dan Hadits.
Tanggung jawab generasi pertama umat Islam yaitu mampu menciptakan
kesejahteraan dalam masyarakat, mampu menegakkan supremasi hukum, mampu
berperilaku yang baik.
2015
7
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi dan Peran Manusia
Peran manusia dalam Islam tidak akan terlepas dari sebutan-sebutan yang
disandang manusia dalam Al Qur’an yaitu:
1. Konsep al basyr )‫(البشر‬
Kata al basyr dapat ditemukan dalam QS Al Kahfi (18): 110. Dalam konsep
ini, manusia dipandang dari pendekatan biologis. Sebagai makhluk biologis, manusia
terdiri atas unsur materi, sehingga menampilkan sosok dalam bentuk fisik material.
Ini menjadikan manusia tak jauh berbeda dengan makhluk biologis lainnya, maka
kehidupan manusia terikat kepada kaidah prinsip kehidupan biologis seperti
berkembang biak, fase pertumbuhan dan perkembangan dalam mencapai tingkat
kematangan dan kedewasaan.
Proses dan fase perkembangan manusia sebagai makhluk biologis terdiri dari
fase prenatal (sebelum lahir), dari mulai proses penciptaan manusia berawal sampai
pembentukan fisik janin dalam QS Al Mu’minun (23): 12-14 dan fase post natal
(sesudah lahir), proses perkembangan dari bayi sampai usia lanjut QS Al Ahqaf (46):
67. Sebagai akhir dari proses fisik ini, manusia mengalami mati.
2. Konsep al insan )‫(اإلنسان‬
Kata al insan dapat ditemukan dalam QS Al Insan (76): 1. Kata ini mengacu
kepada potensi yang dianugerahkan Allah swt kepada manusia, yaitu potensi untuk
bertumbuh dan berkembang biak secara fisik dan secara mental spiritual. Konsep al
insan mengacu pada bagaimana manusia dapat memerankan dirinya sebagai sosok
pribadi yang mampu mengembangkan dirinya agar menjadi sosok ilmuwan yang
seniman serta berakhlak mulia secara utuh. Konsep ini diarahkan pada upaya
mendorong manusia untuk berkreasi dan berinovasi. Dengan demikian, manusia
dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
3. Konsep an naas )‫(الناس‬
Kata an naas dapat ditemukan dalam QS An Naas (114): 1. Kata ini di dalam
Al Qur’an biasa dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia diciptakan sebagai makhluk bermasyarakat, yang berawal dari pasangan
laki-laki dan wanita, kemudian berkembang menjadi suku bangsa, untuk saling
mengenal sebagaimana dalam QS Al Hujurat (49): 13. Sejalan dengan konteks
kehidupan sosial, maka peran manusia dititikberatkan pada upaya untuk
menciptakan keharmonisan hidup bermasyarakat. Manusia diarahkan agar dapat
menjadi warga sosial yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi kehidupan
bersama di masyarakat
2015
8
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Konsep bani Adam )‫(بنى ادم‬
Kata bani adam dapat ditemukan dalam QS Al Isra’ (17): 70. Bani mempunyai
arti keturunan (dari darah daging) yang dilahirkan. Sedangkan di dalam Al Qur’an
diartikan sebagai umat manusia. Dalam bentuk menyeluruh, konsep bani Adam
mengacu
pada
penghormatan
pada
nilai-nilai
kemanusiaan.
Konsep
ini
menitikberatkan pada upaya pembinaan hubungan persaudaraan antarsesama
manusia. Menyatukan visi bahwa manusia pada hakikatnya berawal dari nenek
moyang yang sama yaitu Nabi Adam as. Dalam tataran ini, maka manusia berstatus
sebagai keluarga yang bersaudara, apapun latar belakang sosio-kultur, agama,
bangsa dan bahasanya. Semuanya perlu saling menghargai, menghormati dan
memuliakan.
5. Konsep abd Allah )‫(عبد هللا‬
Kata abd Allah mengandung arti abdi atau hamba Allah. Menurut M. Quraish
Shihab, seluruh makhluk yang memiliki potensi berperasaan dan berkehendak
adalah Abd Allah dalam arti dimiliki Allah. Kepemilikan Allah terhadap manusia
merupakan kepemilikan mutlak dan sempurna. Dengan demikian Abd Allah tidak
dapat berdiri sendiri dalam kehidupan dan seluruh aktivitasnya dalam kehidupan.
Kata ‘abd juga dapat berarti ibadah, sebagai pernyataan kerendahan diri.
Ibadah kepada Allah swt merupakan sikap dan pernyataan kerendahan diri yang
paling puncak dan sempurna dari seorang hamba. Ibadah itu sendiri berupa
pengabdian yang hanya diperuntukkan kepada Allah semata dalam QS Yusuf (12):
40 dan menurut Ja’far Shadiq, pengabdian kepada Allah swt baru dapat terwujud bila
seseorang dapat memenuhi tiga hal yaitu:
a. Menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dimilikinya termasuk dirinya
sendiri adalah milik Allah swt dan berada di bawah kekuasaan Allah swt
b. Menjadikan segala bentuk sikap dan aktivitasnya senantiasa mengarah
pada usaha untuk memenuhi perintah Allah dan menjauhi segala bentuk
perbuatan yang dicela atau dilarangNya.
c. Dalam mengambil keputusan senantiasa dikaitkan dengan restu dan izin
Allah swt, tempat ia menghamba diri
6. Konsep khalifah Allah
Sebelum manusia diciptakan, Allah swt telah mengemukakan rencana
penciptaan tersebut kepada malaikat, sebagaimana tercantum dalam QS Al Baqarah
(2): 30) dan menyatakan manusia memiliki tugas-tugas sebagai seorang khalifah.
Dalam kapasitasnya sebagai khalifah inilah manusia diberikan tanggung jawab untuk
mengatur dan memelihara alam semesta. Untuk dapat melaksanakan amanatnya
sebagai khalifah, manusia diberi akal oleh Allah swt. Sebagaimana firman Allah
2015
9
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam QS Al Baqarah (2): 31. Peran yang harus dijalani manusia sebagai khalifah
Allah swt terdiri dari dua jalur yaitu:
a. Horizontal
Mengacu pada bagaimana manusia dapat mengatur hubungan yang baik
dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Hubungan yang dibina
adalah hubungan sejajar dan sama antarsesama makhluk Allah swt.
b. Vertikal
Mengacu bagaimana manusia berperan sebagai mandataris Allah swt.
Dalam peran ini manusia penting untuk menyadari bahwa kemampuan
yang dimilikinya untuk menguasai alam dan sesama manusia adalah
karena penugasan dari Penciptanya.
Daftar Pustaka
Ali, Muhammad Daud. 2006. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada
Aminuddin dkk. 2005. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia
Zainuddin Ali, Haji. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara
2015
10
Pendidikan Agama Islam
Dian Febrianingsih, M.S.I
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download