kreativitas guru bahasa indonesia dalam penerapan paikem pada

advertisement
KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA
DALAM PENERAPAN PAIKEM
PADA MATERI ANEKDOT
(Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukkan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Ulfah Sundusiah
NIM 1112013000036
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA
DALAM PENERAPAN PAIKEM
PADA MATERI ANEKDOT
(Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukkan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ulfah Sundusiah
NIM. 1112013000036
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Penerapan
PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12
Jakarta Barat) disusun oleh Ulfah Sundusiah, NIM 1112013000036, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 16 Februari 2017
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar S1 (S.Pd)
dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Ulfah Sundusiah
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 18 Januari 1994
NIM
: 1112013000036
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam
Penerapan PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi
Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta
Barat)
Dosen Pembimbing
: Dr. Hindun, M. Pd.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 Februari 2017
ABSTRAK
Ulfah Sundusiah. NIM: 1112013000036 ―KREATIVITAS GURU BAHASA
INDONESIA DALAM PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI ANEKDOT
(Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat)
Pelajaran bahasa Indonesia terkesan membosankan bagi para siswa kelas X
Semester II MAN 12 Jakarta Barat karena cara penyampaian materi yang guru
berikan kurang menarik. Salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas
X yaitu materi anekdot. Guru dapat menyampaikan secara menarik dan tidak
membosankan apabila kegiatan belajar mengajar dirancang dengan penerapan
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
dengan kreativitas yang dimiliki oleh guru. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kreativitas guru bahasa Indonesia dalam penerapan PAIKEM
pada materi anekdot di kelas X semester II MAN 12 Jakarta.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus di kelas X MIA 1 yang berjumlah 36 siswa.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas
X MIA 1 MAN 12 Jakarta menerapkan PAIKEM pada materi anekdot yaitu
terlihat kreatif pada penerapan pembelajaran aktif, kreatif, dan efektif. Dalam
pembelajaran aktif, guru mampu menerapkannya karena seluruh siswa aktif
terlibat dalam pembelajaran. Pada pembelajaran kreatif, guru berhasil membuat
siswa menciptakan teks anekdot dari setiap kelompok. Pada pembelajaran efektif,
guru berhasil menerapkannya dengan memanfaatkan waktu yang telah disediakan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan pada penerapan
pembelajaran inovatif guru tidak kreatif karena tidak menggunakan media
pembelajaran yang menarik siswa. Selanjutnya, pembelajaran menyenangkan
guru tidak kreatif karena siswa merasa bosan ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung dan tidak ada game yang dapat membangkitkan semangat siswa
kembali.
Kata Kunci: Kreativitas, PAIKEM, dan Anekdot
i
ABSTRACT
Ulfah Sundusiah. NIM: 1112013000036 ―CREATIVITY TEACHER OF
LANGUAGE INDONESIA IN THE APPLICATION PAIKEM TO THE
MATTER ANECDOTES (Studi Case in the Class X Semester II MAN 12 West
Jakarta)‖
Subject of Indonesian language impressed boring for students class X
semester II MAN 12 West Jakarta because the methods delivery of content which
teacher give less interesting. One of content of Indonesian language for class X is
content anecdote. Teacher can presenting with interesting and bored if learning
activities designed with application PAIKEM (Learning Active, Innovative,
Creative, Effective, and Fun) with creativity owned by teacher. As for the purpose
this research is know creativity Indonesian language teacher in apply PAIKEM on
material anecdote in class X Semester II MAN 12 West Jakarta.
In this research, the use writers research methodology qualitative with the
kind of research case study in the class X MIA 1 amount thirty six students. As
for research instrument use writers is observation, interview, and documentation.
The result of this research are teacher Indonesia follow in the class X MIA
1 MAN 12 Jakarta apply PAIKEM to the matter anecdote namely look creative on
the application of learning active, creative, and effecitive. In learning active,
teacher capable of apply it for all students actively engaged in learning. On
learning cerative, teacher secceed to make students created text anecdotes of any
gruoup. On learning effective, teachers managed to apply it by using time that
have been provided so that the purpose of learning can be achieved. While in the
application of learning innovative teachers do not creative because they did not
use instrument learning that interesting students. Nekxt, learning fun, teacher do
not creative because students bored when teaching and learning active ongoing
and no the game cam uplifting student back.
Keywords: Creativity, PAIKEM (Learning Active, Innovative, Creative,
Effective, and Fun), and Anecdote
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ―KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA DALAM
PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI ANEKDOT (Studi Kasus di Kelas X
Semester II MAN 12 Jakarta Barat)‖. Sholawat dan salam tak lupa senantiasa
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat dan
keluarganya.
Penulisan skripsi ini tidak luput dari segala hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi. Namun, segala hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat
bimbingan dan doa dari berbagai pihak, terutama dari kedua orang tua dan dosen
pembimbing skripsi dan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum sebagai Ketua Jurusan PBSI.
3. Dr. Hindun, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahannya
dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Khususnya
kepada Bapak dan Ibu dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, yaitu Ibu Dra. Herawati,
M.Pd beserta jajarannya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
6. Dra. Iceu Aisyah, M.Pd selaku guru Bahasa Indonesia kelas X yang sudah
membantu penulis melaksanakan penelitian.
iii
iv
7. Siswa-Siswi MAN 12 Jakarta, khususnya kelas X MIA 1 yang sangat
membantu dalam penelitian ini. Terimakasih atas kesempatan dan
kerjasamanya.
8. Teristimewa untuk Ayahanda Drs. H. Sofyan Hadi dan Ibunda tercinta Hj.
Zubaidah yang selalu memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan
dukungan yang begitu luar biasa dirasakan oleh penulis. Skripsi dan gelar
sarjana ini khusus penulis persembahkan untuk ayahanda dan ibunda
tercinta.
9. Untuk kakakku Nurjannah, S.Pd, Abang ku Ahmad Syauqy, S.Pd.I, dan
Adikku Qurratu Ainy yang penulis sayangi, terimakasih selalu mengisi
hari-hari penulis dengan canda dan tawa di saat penulis mengalami
kejenuhan, terimakasih atas doa dan semangat yang kalian berikan untuk
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Putri Anggraeni Ruminto, Yayah Nur Asyani, Khasyaful Anwar dan Povi
Maspupah sahabatku tercinta yang telah memberikan dukungan dan juga
penyemangat penulis.
11. Teman-Temanku Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2012.
12. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya,
terimakasih atas segala bantuan, perhatian dan semangat yang diberikan
untuk penulis.
Semoga Allah SWT memberi balasan yang berlipat ganda atas bantuan
dan kebaikan mereka. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Jakarta, 3 Februari 2017
Penulis
Ulfah Sundusiah
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................8
D. Rumusan Masalah ................................................................................8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORETIK .................................................................... 10
A. Kreativitas Guru .................................................................................10
1. Pengertian Kreativitas ..................................................................10
2. Ciri-Ciri Individu Kreatif .............................................................14
B. PAIKEM ..............................................................................................15
1. Konsep PAIKEM ..........................................................................15
2. Pengertian PAIKEM .....................................................................16
3. Karakteristik PAIKEM ..................................................................25
4. Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi
Pendekatan PAIKEM ....................................................................26
C. Anekdot ................................................................................................29
1. Pengertian Anekdot .......................................................................29
2. Struktur Teks Anekdot ..................................................................29
3. Ciri-Ciri Teks Anekdot ..................................................................30
E. Penelitian Relevan ..............................................................................30
v
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................34
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................34
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................34
C. Sumber Data .......................................................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................36
E. Teknik Analisis Data ..........................................................................43
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................45
A. Gambaran Umum Sekolah .................................................................45
B. Analisis Data ......................................................................................58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................74
A. Simpulan .............................................................................................75
B. Saran ...................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Transkrip Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 2: Transkrip Hasil Wawancara Guru
Lampiran 3: Transkrip Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 4: Surat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 5: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 6: Surat Permohonana Izin Penelitian
Lampiran 7: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8: Foto Penelitian
Lampiran 9: Daftar Uji Referensi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pola
pikir, sikap, serta memperluas atau memperkaya kosa kata yang digunakan
oleh seorang manusia. Dalam usaha untuk mencapai perkembangan
tersebut, maka pendidikan menuntut adanya perhatian dan partisipasi dari
semua komponen yang ada dalam proses pendidikan dan proses
pembelajaran. Komponen tersebut adalah siswa dan guru. Guru
merupakan
komponen
proses
pendidikan
yang
harus
mampu
membawakan materi pelajaran dengan kreativitas yang dimiliki.
Setiap individu dianugerahkan mempunyai kreativitas oleh Allah
SWT. Kreativitas yang dimiliki oleh individu dengan individu lainnya
akan berbeda. Pada umumnya manusia berusaha untuk meningkatkan
kualitas dalam dirinya dengan mengembangkan kreativitas yang dimiliki.
Dengan kreativitas, hal apapun yang telihat membosankan akan terlihat
lebih menarik. Begitu pula dengan proses pembelajaran di dalam kelas,
apabila guru dapat mengemas dan membawakan materi pelajaran dengan
penuh kreativitas maka pembelajaran tidak akan membosankan para siswa.
Pada dasarnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran
khususnya pelajaran bahasa Indonesia sangat dibutuhkan. Hal ini
dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
melibatkan guru dan siswa. Siswa yang jumlahnya tidak sedikit dalam tiap
kelas mengharuskan guru untuk dapat menguasai kelas. Memang ini bukan
hal yang mudah untuk menghadapi siswa dengan berbagai karakter yang
dimiliki. Walaupun demikian guru harus mampu menguasai kelas dengan
terus mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kualitas dalam
dirinya.
1
2
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus memahami
tahap pembukaan, tahap inti, serta tahap penutup. Semua ini memerlukan
perancangan pembelajaran yang serius dan semenarik mungkin yang akan
diimplementasikan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam
menjalankan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru seyogyanya mampu
menggunakan berbagai media, metode, sumber, model, strategi, dan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran terutama pada pelajaran
bahasa Indonesia. Selain faktor pendukung di atas, guru juga harus mampu
memberikan penjelasan secara detail, mampu memberikan motivasi,
bimbingan, ide-ide, serta mampu memberikan penguatan kepada siswa.
Terkait dengan peran dan profesi guru maka peneliti mengutip kalimat
yang diungkapkan oleh Rusman, yaitu:
Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siswanya
untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada
semua bidang kehidupan. Untuk itu, pihak-pihak yang
berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peran guru dan
profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan
bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa
yang akan datang. Peranan guru semakin penting dalam era global.
Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif, dan
produktif sebagai asset nasional dalam menghadapi persaingan yang
makin ketat dan berat sekarang dan di masa datang.1
Perkembangan zaman yang semakin modern ini menuntut guru agar
senantiasa meningkatkan kualitas dirinya ketika mengajar. Guru yang
senantiasa memperbaiki kualitas dirinya akan selalu mengoreksi dirinya
ketika ia selesai melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan
kualitas guru yang bagus ketika mengajar siswa akan mampu bersaing
dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern. Guru
harus pandai membawakan materi pelajaran khususnya pelajaran bahasa
Indonesia, harus mampu mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-sehari.
1
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. VI, hlm. 35.
3
Dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan seharihari akan memberikan sesuatu yang mudah dipahami dan diterapkan oleh
siswa dalam kehidupan nyata. Guru lah yang berperan untuk
menyampaikan materi pelajaran senyata mungkin dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam kegiatan belajar mengajar guru senantiasa harus
mengingat bahwa zaman sudah berganti menjadi lebih modern, pendidikan
lebih menekankan pada bidang teknologi. Untuk itulah guru harus bisa
terus meningkatkan kualitas dalam dirinya, terutama meningkatkan
kreativitas untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar lebih
bervariasi dan tidak membosankan siswa.
Berkembang cepat dan mudahnya informasi yang diterima melalui
berbagai media menuntut guru untuk tidak ketinggalan informasi dan lebih
memajukan pendidikan pada bidangnya masing-masing. Selain itu juga,
guru dituntut agar mengajar lebih kreatif dan tidak mengandalkan pada
buku paket dan LKS. Guru yang kreatif tidak hanya mengandalkan buku
paket dan juga LKS tetapi ia mampu mengembangkan ide-idenya dengan
menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan lebih sesuai
dengan kondisi zaman, sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada
siswa, juga sesuai dengan karakteristik siswa.
Betapa pentingnya pengembangan kreativitas dalam sistem
pendidikan ditekankan oleh para wakil rakyat melalui ketetapan
MPR-RI No. 11/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara sebagai berikut ―sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan
pembangunan di segala bidang yang memerlukan keahlian dan
keterampilan, serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas,
kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja‖.2
Berdasarkan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa guru harus
mempunyai kreativitas dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru
yang mengajar dengan kreativitas yang tinggi akan disenangi para
siswanya, karena guru membawakan materi palajaran dengan berbagai
cara pembelajaran yang membuat suasana belajar menjadi menarik dan
2
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Grasindo, 1999), Cet. III, hlm. 46.
4
lebih berwarna. Berdasarkan pernyataan di atas juga bahwa pendidikan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat
kita lihat melalui perubahan kurikulum, yaitu mulai dari kurikulum 1947,
kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum 2006, dan
kurikulum 2013. Tidak hanya pada kurikulum, peningkatan mutu guru
juga perlu diperhatikan dalam setiap bidang studi.
Guru
ketika
melaksanakan
kegiatan
belajar
mengajar
harus
mempunyai tanggung jawab dan juga mempunyai kreativitas dalam
membawakan materi pelajaran. Dalam praktik pembelajaran di sekolahsekolah masih terlihat beberapa guru bahasa Indonesia yang terpaku
dengan buku paket dan LKS, padahal perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin modern sehingga guru dapat menggunakan
berbagai media dan sumber pelajaran yang relevan dan menarik perhatian
para siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Keterpakuan beberapa guru pada buku paket dan LKS membuat para siswa
mudah bosan dan acuh terhadap pelajaran bahasa Indonesia sehingga
tujuan pembelajaran yang sudah dirancang sedemikian rupa menjadi tidak
berhasil.
Permasalahan tidak hanya dapat ditemukan dari keterpakuan beberapa
guru bahasa Indonesia pada buku paket dan juga LKS, dapat ditemukan
juga beberapa guru bahasa Indonesia yang tidak terlalu peduli dengan cara
mengajarnya. Mereka mengajar dengan model pembelajaran yang sama
setiap kali pertemuan, padahal materi pelajaran bahasa Indonesia itu
berbeda-beda setiap kali pertemuan. Hal inilah yang akan membuat para
siswa menjadi sangat bosan ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia
dan mereka memilih untuk berbincang-bincang dengan teman-temannya
dan gurunya tidak didengarkan. Untuk itulah, dalam merancang proses
pembelajaran guru harus penuh kreativitas dalam mengembangkan materi
pelajaran dan guru juga harus senantiasa melihat kondisi dan karakteristik
para siswa agar semua siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung
5
tidak ada yang sibuk sendiri, mereka mendengarkan dan dapat memahami
materi pelajaran dengan sempurna.
Materi-materi
pelajaran
bahasa
Indonesia
sangatlah
beragam
jumlahnya. Pada kurikulum 2013 di kelas X terdapat beberapa materi yaitu
anekdot, laporan hasil penelitian, presedur kompleks dan sebagainya.
Untuk membuat pelajaran semakin menyenangkan harus dikemas
sedemikian rupa sehingga peserta didik tertarik dan antusias untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia.
Penerapan
pembelajaran
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif,
dan
Menyenangkan (PAIKEM) pada kurikulum 2013 sangatlah penting karena
dengan menerapkan PAIKEM seluruh siswa diharapkan ikut berpartisipasi
dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. PAIKEM
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat guru terapkan dalam
mengajar bahasa Indonesia di dalam kelas. Proses pembelajaran
hendaknya
melibatkan
para
siswa
untuk
berperan
aktif
dalam
pembelajaran, tidak hanya mengandalkan dari guru saja.
Guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar hendaknya
memperhatikan kondisi siswa serta mampu membawakan materi pelajaran
dengan baik yang tentunya dibantu dengan penggunaan metode, strategi,
serta media pembelajaran. Materi pelajaran yang ingin disampaikan
kepada siswa hendaknya tidak memberatkan siswa dan tidak menekan
siswa. Untuk itulah agar kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan maka guru harus mampu merancang proses
pembelajaran yang menarik dan menimbulkan keingintahuan yang besar
serta semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di
kelas.
Dalam proses pembelajaran tidak hanya aktif, inovatif, kreatif, efektif
tetapi
juga
menyenangkan.
Kegiatan
belajar
mengajar
harus
menyenangkan untuk para siswa agar mereka mempunyai semangat untuk
terus mencari ilmu dan tidak merasa takut serta tertekan dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya pada mata pelajaran bahasa
6
Indonesia. PAIKEM pada zaman sekarang ini sangatlah dibutuhkan dan
guru harus mampu menerapkan PAIKEM ketika kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung. Hal ini untuk merangsang siswa belajar dan berpikir,
tidak hanya mengandalkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru
mereka.
―Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari
kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas
guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara
efektif dan menyenangkan‖.3 Dengan menerapkan model pembelajaran
PAIKEM diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum di sekolah. Guru yang kreatif mampu mengembangkan
materi pelajaran secara menarik dan tidak membosankan.
Penerapan PAIKEM dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa
model pembelajaran yang selama ini berlangsung cenderung
membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, di mana
siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah, tanpa
memberikan reaksi apapun kecuali mencatat di buku tulis atas apa
yang diucapkan oleh mereka. Hal ini berakibat pada kurang
optimalnya penguasaan materi pada diri peserta didik.4
Kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung membosankan, sebab
waktu 45 menit pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan metode
ceramah tentu akan membuat peserta didik sangat bosan dan mengantuk.
Untuk itulah tidak ada salahnya jika guru benar-benar menguasai dan
memanfaatkan berbagai perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Hal ini
dikarenakan agar semuanya tidak ada yang sia-sia dan materi apapun yang
disampaikan oleh guru dapat diterima dan dipahami oleh seluruh siswa di
dalam kelas.
Guru harus menyadari bahwa pelajaran memiliki sifat yang
sangat kompleks. Artinya, pembelajaran tersebut harus
menunjukkan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam
3
Rusman, Op.Cit., hlm. 322.
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, hlm. 259.
4
7
suatu lingkungan pendidikan dan guru pun harus mengerti bahwa
siswa-siswa pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang
berbeda-berda. Cara memahami materi yang diajarkan berbedabeda, ada yang bisa menguasai meteri lebih cepat dengan
keterampilan metorik (kinestetik), ada yang menguasai meteri lebih
cepat dengan mendengar (auditif), dan ada juga yang menguasai
materi lebih cepat dengan melihat atau membaca (visual).5
Untuk itulah kreativitas dalam menerapkan PAIKEM sangatlah
dibutuhkan agar tidak ada siswa yang merasa ketinggalan dalam
memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam menerepkan
PAIKEM guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar
yang melibatkan siswa untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa memahami pelajaran
dengan mudah, tidak merasa tertekan ketika mengikuti kegiatan pelajaran
bahasa Indonesia, dan berani untuk maju ke depan mengungkapkan
pendapatnya.
Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern tuntutan
untuk kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada meteri pelajaran
bahasa Indonesia semakin meningkat karena melalui PAIKEM pelajaran
bahasa Indonesia tidak dianggap remeh lagi oleh para siswa. Pelajaran
bahasa Indonesia sebenarnya begitu menarik dan sangat menyenangkan
jika guru dapat menyampaikannnya dengan cara yang menarik dan tidak
membosankan para siswa. Dengan kreativitas guru dalam menerapkan
PAIKEM dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan.
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan
yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan
berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan
masyarakat.6 Guru harus mampu memberikan ruang yang luas untuk siswa
5
Rusman, Op.Cit., hlm. 323.
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2012), hlm. 6.
6
8
mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki secara
optimal. Dalam hal ini guru tidak boleh membatasi gerak siswa di dalam
kelas. Untuk itulah PAIKEM sangat dibutuhkan ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ―Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam
Menerapkan
Pembelajaran
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif,
dan
Menyenangkan (PAIKEM) pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X
Semester II MAN 12 Jakarta Barat)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
identifikasi masalah antara lain:
1. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada pelajaran bahasa
Indonesia guru lebih terpaku pada buku paket dan LKS.
2. Guru kurang kreatif dalam mengajar.
3. Guru hanya menggunakan metode, strategi, media, teknik, dan model
pembelajaran yang sama setiap kali pertemuan.
4. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dikemas oleh guru
tidak menyenangkan dan membosankan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini dibatasi pada kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM
pada materi Anekdot kelas X MIA 1 semester II di MAN 12 Jakarta Barat,
tahun pelajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang penulis
9
rumuskan, yaitu bagaimana kreativitas guru bahasa Indonesia dalam
menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X MAN 12 Jakarta
Barat tahun pelajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan
PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X MAN 12 Jakarta Barat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis, yaitu diharapkan dapat menambah pengetahuan
peneliti mengenai kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan
PAIKEM pada materi Anekdot.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis, yaitu:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi
keilmuan
Bahasa
Indonesia
dalam
lingkungan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan
pembelajaran bahasa Indonesia.
c. Bagi guru, khususnya guru pendidikan bahasa Indonesia sebagai
bahan masukan dalam meningkatkan kreativitas guru bahasa
Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot.
d. Bagi siswa, memberikan kontribusi untuk senantiasa terpacu dalam
meningkatkan belajarnya untuk hasil yang lebih optimal dan
membangun sikap aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORETIK
A. Kreativitas Guru
1. Pengertian Kreativitas
Kata kreativitas merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing
lagi untuk didengar. Kreativitas memegang peranan utama dalam segala
bidang, baik itu bidang pendidikan, dunia kerja, dan lain-lain. Bidang
tersebut menuntut kreativitas yang dimiliki oleh setiap individu untuk
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi
kehidupan orang banyak. Ternyata kreativitas mempunyai arti yang dapat
digunakan untuk lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pada umumnya orang
menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi; dengan
kata lain, produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting
untuk menilai kreativitas. Pada hakikatnya, pengertian kreatif
berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu
yang telah ada.1
Kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan
gagasan, proses, metode, ataupun produk baru yang efektif yang bersifat
imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan
diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan
suatu masalah.2
Berkaitan dengan pengertian kreativitas terdapat beberapa
tokoh yang memiliki pendapat yang hampir sama, diantaranya 1)
Santrock berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa
serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah
yang dihadapi; 2) Mayesty, menyatakan bahwa kreativitas adalah
1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
Cet. VI, hlm. 145.
2
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. I, hlm. 14.
10
11
cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original
dan bernilai/berguna bagi orang tersebut dan orang lain; 3)
Angelou, berpendapat bahwa kreativitas ditandai dengan adanya
kemampuan untuk menciptakan, mengadakan, menemukan suatu
bentuk baru atau untuk menghasilkan sesuatu melalui keterampilan
imajinatif; 4) Gallagher, menyatakan bahwa kreativitas
berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, yang belum ada sebelumnya; 5) Moustakas, menyatakan
bahwa
kreativitas
berhubungan
dengan
pengalaman
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam
bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam, dan
orang lain.3
Pengertian
lain
mengenai
kreativitas,
kreativitas
merupakan
kemampuan yang miliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan
sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya
dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu seuatu yang sama
sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada
sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru,
konstruksi baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan
sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.4
Berdasarkan pengertian kreativitas di atas, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu yang
akan melahirkan gagasan yang baru, unik, indah, efisien, dan tepat guna
untuk pemecahan suatu masalah. Pada dasarnya setiap individu
mempunyai kreativitas yang berbeda. Setiap individu mempunyai cara
masing-masing untuk dapat mengembangkan kreativitasnya dan hasil
kreativitas yang dimiliki oleh individu akan mendatangkan manfaat bagi
masyarakat.
Sesungguhnya bakat kreatif dimiliki oleh semua orang tanpa
pandang bulu, dan yang lebih penting lagi ditinjau dari segi pendidikan
3
Yuliana Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), Cet. I, hlm. 38
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. VI, hlm. 104.
12
ialah bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan, dan karena itu perlu
dipupuk sejak dini.5
Memang harus diakui bahwa setiap orang berbeda dalam macam
bakat yang dimilikinya serta derajat atau tingkat dimilikinya bakat
tersebut. Adanya perbedaan bakat tertentu dialami oleh baik setiap guru
maupun setiap orang tua dalam menghadapi anak-anak didik. Semua
murid di dalam kelas mempunyai bakat-bakat tertentu, tetapi masingmasing dalam bidang yang berbeda-beda dan yang satu lebih menonjol
dari pada yang lain.6
Guru bahasa Indonesia yang kreatif akan senantiasa mencari
berbagai cara untuk dapat membawakan materi bahasa Indonesia secara
menarik. Ketika guru bahasa Indonesia dihadapkan oleh suatu masalah,
maka dengan sigap mencari solusi atau jalan keluar permasalahan
tersebut dan mempunyai sikap terbuku terhadap sesuatu yang baru, siap
menerima apa yang belum diketahuinya, siap menerima kritikan, dan
sebagainya. Guru yang penuh kreativitas tidak akan kehilangan ide untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang dibawakannya. Guru tidak
mudah putus asa dan mau mencoba sesuatu yang baru, misalnya ketika
satu metode pembelajaran tidak berhasil diterapkan maka guru
mengganti dengan metode lain sampai berhasil.
Dalam pelaksanaanya, guru dituntut memiliki berbagai
keterampilan atau kreativitas mengajar, strategi belajar mengajar
yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik.
Menurut Dardjo Sukardja pada dasarnya ada tiga hal pokok yang
harus dimiliki seorang guru dalam menghadapi situasi apapun,
termasuk dalam menghadapi tantangan yang penuh persaingan
pada era globalisasi. Ketiga hal tersebut adalah: Kepribadian yang
mantap, Wawasan yang luas, dan kemampuan profesional yang
memadai. Dengan wawasan yang luas diharapkan guru mampu
memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan
pertimbangan kondisi sekarang dan pengalaman masa lalu. Guru
yang berwawasan luas mampu mengatasi berbagai hambatan yang
5
Utami munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Grasindo, 1999), Cet. III. hlm. 52.
6
Ibid.
13
dihadapi, inovatif, dan kreatif, serta mempunyai pandangan yang
realistik dan optimistik.7
Kita dapat melihat kreativitas itu ke dalam empat aspek, yaitu
pertama, kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi
(power) yang ada dalam diri individu. Energi itu menjadi daya dorong
bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara atau untuk
mendapatkan hasil
yang terbaik. Robert Franken dalam buku
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif mengatakan ada tiga
dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu (1) kebutuhan
untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih baik, (2)
dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide, serta (3) keinginan untuk
memecahkan masalah. Ketiga dorongan itulah, yang kemudian
menyebabkan seseorang untuk berkreasi. Dengan kata lain, masalah
kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energi atau dorongan dalam
diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.8
Kedua, kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses. Kreativitas
adalah proses mengelola informasi, melakukan sesuatu atau membuat
sesuatu. Ketiga, kreativitas adalah produk. Haru Basuki dalam buku
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif mengatakan bahwa
kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Keempat, kreativitas dimaknai sebagai person. Haru Basuki dalam buku
Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif mengatakan bahwa
kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan
merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin
dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.9
7
Sun Aryo, Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru dalam Proses Kegiatan Belajar
Mengajar di Kelas diunduh dari file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/
195607221985031-SUNARYO/Artikel_Kreativitas_Guru.pdf pada tanggal 19 Juni 2016 pukul
14.08 WIB, hlm. 116-117.
8
Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), Cet. I, hlm. 18.
9
Ibid., hlm. 18-20.
14
2. Ciri-Ciri Individu Kreatif
Sundu dalam Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif
dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru;
c. Panjang akal;
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
h. Berpikir fleksibel;
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukkan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak;
j. Kemampuan membuat analisis dan sitesis;
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.10
Berdasarkan ciri-ciri individu kreatif di atas, bahwasanya guru yang
kreatif memenuhi ciri-ciri di atas. Guru yang kreatif tidak akan pernah
kehilangan ide dalam mengajar. Apabila ada gangguan seperti LCD kelas
yang tidak bisa dipakai, tidak ada speaker ketika melaksanakan materi
mendengarkan,
keadaan
siswa
yang
tidak
mendukung
ketika
menggunakan metode pembelajaran tertentu, dan sebagainya, guru tidak
boleh diam dan pasrah dalam hal ini. Guru harus segera bertindak dan
menggunakan cara lain agar pembelajaran dapat tetap berjalan. Inilah
yang dinamakan guru kreatif yang apabila ada hambatan dapat dengan
segera menanggulanginya.
10
Slameto, Op.Cit., hlm. 147-148.
15
B. PAIKEM
1. Konsep PAIKEM
Dasar hukum pelaksanaan pembelajaran harus berbasis PAIKEM
terdapat dalam beberapa regulasi. Pertama, undang-undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1, ayat 1:
―Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara‖. Pasal 40 ayat (2): ―Pendidikan dan tenaga kependidikan
berkewajiban
menciptakan
suasana
pendidikan
yang
bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
Kedua, dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Beberapa pasal menyebutkan: Pasal 19,
ayat 1: ―Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.‖
Ketiga, dalam Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Pasal 1, ayat 1: ―Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Di samping itu, permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, secara tegas
16
memberikan
pedoman
bagi
perencanaan,
pembelajaran, penilaian, dan pengawasannya.
pelaksanaan
proses
11
2. Pengertian PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat
didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang
digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang
disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran
menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan
demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan
dan
keterampilan
yang
diajarkan.
Selain
itu,
PAIKEM
juga
memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam
arti tidak semata-mata ―disuapi‖ guru.12
Model
Pembelajaran
Aktif
Inovatif
Kreatif
Efektif
dan
Menyenangkan menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar
yang berlangsung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran. Untuk dapat
mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu
saja diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode
dan merancang strategi pembelajaran. Proses pembelajaran yang
dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan
belajar tidak tercapai dengan baik.13
11
Saminanto, Mengembangkan RPP PAIKEM, EEK, dan Berkarakter, (Semarang: Rasail
Media Group, 2012), Cet. I, hlm. 9-10.
12
Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet. I, hlm. 150.
13
Endang Mulyatiningsih, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM), (Depok: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
2010),
diunduh
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-
17
PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang
beragam
untuk
mengembangkan
sikap,
pemahaman,
dan
keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata ―disuapi‖ guru. Di
antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk
mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2)
metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5)
metode simulasi.14
Berikut ini penjelasan mengenai PAIKEM, antara lain:
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang
lebih melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di
kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu,
pembelajaran
aktif
memungkinkan
siswa
mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan
mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa
belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan
dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan
belajar (to learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan
berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak
memberikan bahan dan bimbingan. Serta mengatur sirkulasi dan
jalannya proses pembelajaran.15
Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan
keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional,
bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana
mulyatiningsih-mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf diunduh pada tanggal 19 Juni 2015
pukul 14.00 WIB, hlm. 3.
14
Wirasa, Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM diunduh dari
journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3517/pdf pada tanggal 29 Juni 2016 pukul
20.05 WIB, hlm. 2.
15
Ibid
18
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan,
dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa di
dorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.16
Di satu sisi, guru aktif:
 Memberikan umpan balik;
 Mengajukan pertanyaan yang menentang; dan
 Mendiskusikan gagasan siswa.17
Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal:
 Bertanya/meminta penjelasan;
 Mengemukakan gagasan; dan
 Mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.18
Guru dalam membawakan materi pelajaran bahasa Indonesia
harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru hanya berperan sebagai fasilitator
sedangkan siswa berperan aktif seperti mengajukkan pertanyaan,
mengemukakan gagasan, serta dapat mendiskusikan gagasannya.
b. Pembelajaran Inovatif
Mcleod
mengartikan
inovasi
sebagai:
“something
newly
introduced such as method or device”. Berdasarkan hal ini, segala
aspek (metode, bahan, perangkat, dan sebagainya) dipandang baru
atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau
belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan
barang baru bagi orang lain. Membangun sebuah pembelajaran
inovatif
biasa
menampung
dilakukan
setiap
dengan
karakteristik
cara-cara
siswa
yang diantaranya
dan
mengukur
kemampuan/daya serap setiap siswa. Sebagian siswa ada yang
berkemampuan dalam menyerap ilmu dan keterampilan dengan
16
Jauhar, Op.Cit., hlm. 156.
Ibid., hlm. 157.
18
Ibid.
17
19
menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran),
sedang sebagian lainnya menyerap ilmu dan keterampilan secara
kinestetik (rangsangan/gerakan otot dan raga). Dalam hal ini,
penggunaan alat/perlengkapan (tools) dan metode yang relevan dan
alat bantu langsung dalam proses pembelajaran merupakan kebutuhan
dalam membangun proses pembelajaran inovatif.19
Pembelajaran inovatif merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dengan kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.20
Melalui pembelajaran inovatif, peserta harus terbebas dari
perasaan bosan, malas, ketakutan akan kegagalan atau perasaan
tertekan dikarenakan tenggang waktu tugas dll. Selama proses
pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi
positif yang keluar dari peserta didik untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.21
Di satu sisi, guru bertindak inovatif dalam hal:
 Menggunakan
bahan/materi
baru
yang
bermanfaat
dan
bermartabat;
 Menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru;
 Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi
pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah
dan lingkungan;
 Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.22
Di satu sisi, siswa pun bertindak inovatif dalam arti:
 Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku;
19
Ibid., hlm. 158-159.
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam
Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. I, hlm. 50.
21
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorak Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, hlm. 262.
22
Jauhar, Op.Cit., hlm. 159.
20
20
 Berupaya mencari bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang
relevan;
 Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar.23
Dalam pembelajaran inovatif guru harus mampu menggunakan
metode pembelajaran lebih dari satu atau bervariasi. Hal ini
dikarenakan setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda,
siswa mudah bosan, jenuh, malas, dan sebagainya. Tidak hanya guru,
siswa pun harus mampu bertindak inovatif dengan mancari bahan
pelajaran dari berbagai sumber, seperti internet, koran, majalah, dan
lain-lain. Dengan menciptakan pembelajaran yang inovatif diharapkan
tidak ada lagi siswa yang merasa bosan, malas, jenuh, mengantuk,
serta tertekan ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas.
c. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang
mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas
siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan
beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja
kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.24
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas
siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam
melakukan suatu tindakan. Siswa dikatakan kreatif apabila mampu
melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang
diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam
bentuk sebuah hasil karya baru.25
Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan/kreasi baru
atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif
mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan
kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana
23
Ibid.
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013) Cet. VI, hlm. 324.
25
Ibid., hlm. 324-325.
24
21
baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif.
Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan
kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk
belajar.
Pembelajaran
kreatif
juga
dimaksudkan
agar
guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.26
Di satu sisi, guru bertindak kreatif dalam arti:
 Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam;
 Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana.27
Kreatif belajar dapat ditunjukkan oleh guru dalam (1) membuat
soal; (2) menyusun pertanyaan; (3) variasi dalam memperoleh
informasi, penyelesaian; (4) Mengerjakan soal dalam berbagai cara;
(5) wawancara lebih dari seorang guru; dan (6) identifikasi
pekerjaan.28
Berdasarkan pengertian pembelajaran kreatif dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kreatif adalah suatu proses pembelajaran dimana
seorang guru harus mampu merangsang kreativitas siswa. Hal ini
dapat guru lakukan dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
secara bervariasi antara satu materi dengan materi yang lain berbeda.
Untuk mengembangkan sikap kreatif dalam diri siswa, guru tidak
boleh membatasi siswa dalam mengekspresikan karyanya.
d. Pembelajaran Efektif
Fuad Hasan mengatakan ―pembelajaran yang efektif‖ adalah
pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak dapat memenuhi
dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah yakni: 1) memiliki
atau menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) dan
2)
26
membangun
diri
pribadi
sebagai
pemanggung
eksistensi
Jauhar, Op.Cit., hlm. 162.
Ibid., hlm. 163
28
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabet, 2013), Cet. IV, hlm. 174.
27
22
manusia.‖29 Pembelajaran efektif dalam materi bahasa Indonesia yang
terlibat di dalamnya baik itu guru maupun siswa harus mampu
memenuhi dua sisi penting tujuan pendidikan di sekolah. Jika siswa
dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang efektif maka pembelajaran efektif akan berhasil diterapkan dan
dapat mencapai tujuan.
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu
memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk
kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang
ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan
melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus
dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran,
sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah
pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.30
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara
aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan
informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat
diterima oleh akal yang sehat.31 Pembelajaran efektif akan
memberikan siswa kebebasan untuk menafsirkan informasi yang
mereka
dapatkan
dalam
pelajaran.
Guru
harus
mampu
mengkondisikan siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui
prosedur sebagai berikut: (1) melakukan appersepsi, (2)
melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi
metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu
mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4) melakukan penilaian
yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa
yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus
29
Masitoh dan Laksmi Dewi, Op.Cit. hlm, 262.
Rusman, Op.Cit., hlm. 325.
31
Ibid.
30
23
memerhatikan beberapa hal, yaitu (1) pengelolaan tempat belajar,
(2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan tempat pembelajaran, (4)
pengelolaan konten/materi pembelajaran, dan (5) pengelolaan
media dan sumber belajar.32
Ketika guru bahasa Indonesia ingin menerapkan pembelajaran
yang efektif, guru dapat melakukan langkah-langkah seperti di atas.
Hal ini untuk tercapainya tujuan pembelajaran serta pembelajaran
dapat berjalan lancar dan setiap siswa ikut terlibat di dalamnya. Guru
juga harus memperhatikan keadaan kelas, sumber belajar, materi
pelajaran bahasa Indonesia, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang
menyebakan guru menjadi pengajar yang efektif dan siswa yang
menjadi pembelajaran yang efektif, antar lain:
Di satu sisi, guru menjadi pengajar yang efektif, karena:
 Menguasai materi yang diajarkan;
 Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh;
 Menghargai siswa dan memotivasi siswa;
 Memahami tujuan pembelajaran;
 Mengajarkan keterampilan pemecahan masalah;
 Menggunakan metode yang bervariasi;
 Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca;
 Mengajarkan cara mempelajari sesuatu;
 Melaksanakan penilaian yang tepat dan benar.33
Borich, menyimpulkan lima karakteristik perilaku kunci dari guru
yang efektif, yaitu: 1) Kejelasan pelajaran, 2) variasi pembelajaran, 3)
berorientasi pada tugas, 4) pelibatan proses belajar, dan 5)
keberhasilan siswa.34
Di satu sisi, siswa menjadi pembelajar yang efektif dalam arti:
 Menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang
diperlukan;
32
Ibid., hlm. 326.
Jauhar, Op.Cit., hlm. 163.
34
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Cet.
II, hlm. 181.
33
24
 Mendapat pengalaman baru yang berharga.35
e. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang
dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asik. Adapun
ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah:
 Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat
tegang (stress), aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu
melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan
yang tinggi;
 Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang
relevan;
 Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
 Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta
didik untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasikan materi
yang sedang dipelajari;
 Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa
belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu
istirahat, dan dukungan yang enthusiast.36
Menyenangkan dalam hal belajar dapat dilihat (1) tidak tertekan;
(2) bebas berpendapat; (3) tidak ngantuk; (4) bebas mencari objek; (5)
tidak jemu; (6) berani berpendapat; (7) belajar sambil main; (8)
banyak ide; (9) santai tapi serius (serius tapi santai); (10) dapat
berkomunikasi dengan orang lain; (11) tidak merasa canggung; (12)
belajar di alam bebas; (13) tidak takut.37
Akibatnya, dalam pembelajaran yang menyenangkan guru tidak
membuat siswa:
 Takut salah dan dihukum;
 Takut ditertawakan teman-teman;
35
Jauhar, Op.Cit., hlm. 164.
Ibid.
37
Sagala, Op.Cit., hlm. 176.
36
25
 Takut dianggap spele oleh guru atau teman;
Di sisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat
siswa:
 Berani bertanya;
 Berani mencoba/berbuat;
 Berani mengemukakan pendapat/gagasan;
 Berani mempertanyakan gagasan orang lain.38
Berdasarkan
pernyataan
di
atas,
pembelajaran
yang
menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa akan
merasa senang, tidak tegang, menarik, dan tidak bosan dalam
mengikuti
proses
belajar.
Pembelajaran
yang
menyenangkan
hendaknya dapat diterapkan oleh guru terutama pada guru bahasa
Indonesia. Dalam dunia pendidikan ketika melaksanakan kegiatan
belajar mengajar tidak diperbolehkan untuk menekan atau memaksa
siswa sehingga siswa merasa tertekan dan takut dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Untuk itulah guru harus
mampu menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan akan
menambah semangat siswa ketika mengikutinya.
3. Karakteristik PAIKEM
PAIKEM merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan
pada materi bahasa Indonesia. Dengan menerapkan PAIKEM seluruh
siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Adapun karakteristik PAIKEM, antara lain:
a. Berpusat pada siswa (student-centered);
Berpusat pada siswa:
 Guru sebagai fasilitator, bukan penceramah;
 Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru;
 Siswa belajar secara aktif;
38
Jauhar, Op.Cit.
26
 Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karyanya
sendiri, tidak hanya mengutip dari guru.
b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning);
c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu
(competency-based learning);
d. Belajar secara tuntas (mastery learning);
e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning);
f. Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an (contextual
learning).39
4.
Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi
Pendekatan PAIKEM
Dalam mengimplementasikan PAIKEM, guru perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Memahami sifat yang dimiliki siswa
Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu.
Semua anak terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya
merupakan modal dasar bagi perkembangannya sikap/pikiran kritis
dan kreatif. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan
lahan yang kita olah agar menjadi tempat yang subur bagi
perkembangan kedua potensi anugerah Tuhan itu.
2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Jean
Piaget
membagi
perkembangan
kecerdasan
akal/perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahapan, yakni:
 Sensory-motor (sensori-motor/0-2 tahun);
 Pre-operational (pra-operasional/2-7 tahun);
 Concrete-operational (konkret-operasional/7-11 tahun)
39
Ibid., hlm. 151.
27
 Formal-operational (formal-operasional/11 tahun ke atas).
3. Mengenal siswa secara perorangan
Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan
berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya
yang lemah dengan cara ―tutor sebaya‖.
4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan
tugas atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau
dalam kelompok.
5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan masalah
karena dalam belajar sesungguhya kita menghadapkan siswa pada
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan tugas atau
mengajukkan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa berpikir
mencari alasan dan membuat analisis yang kritis.
6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
28
7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat
siswa merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan
lingkungan tidak selalu harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan
lingkungan
dapat
mengembangkan
sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat
tulisan, dan membuat gambar/diagram.
8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya
lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal
ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya.40
9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksiskan para
siswa sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur
berkelompok dan para siswa duduk berhadapan. Situasi yang
mencerminkan aktifitas fisik seperti ini bukan ciri berlangsungnya
PAIKEM yang sebenarnya, karena aktif secara mental (mentally
active) lebih berarti pada aktif secara fisik (physically active). Sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental.41
40
41
Ibid., hlm. 152-153
Jauhar, Op.Cit., hlm. 155-156.
29
C. Anekdot
1. Pengertian Anekdot
Pelajaran ini merupakan proses pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks anekdot. Pembelajaran teks ini dimaksudkan untuk
membantu
peserta
didik
mengembangkan
wawasan
pengetahuan
mengenai kritik dan humor dalam layanan publik. Tujuannya adalah agar
peserta didik terampil berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak
efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.42
Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang
mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot bisa
juga sesingkat pengaturan atau provokasi dari sebuah kelakar. Anekdot
selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata dan melibatkan orangorang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya disuatu
tempat yang dapat diidentifkasi. Namun, seiring waktu, modifikasi pada
saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu
menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi ―terlalu bagus
untuk nyata‖. Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena
tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi
untuk mengungkapkan sesuatu kebenaran yang lebih umum daripada
kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter
dengan ringan, sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang
langsung pada intinya.43
2. Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot pada umumnya terdiri dari 5 bagian. Lima bagian itu
antara lain abstrak, orientasi, krisis, dan koda.
42
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2014), hlm. 98.
43
Mei Wulandari, Buku Pengayaan Bahasa Indonesia Kelompok Mata Pelajaran Wajib
untuk SMA/MA/SMK/MAK (CV Arya Duta), hlm. 2.
30
 Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi
gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik
yang akan ada di dalam teks.
 Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau
latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita
dengan detail di bagian ini.
 Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau
tidak biasa terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
 Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
 Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga
dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis
atau orang yang ditulis.44
3. Ciri-Ciri Teks Anekdot
Untuk dapat memahami teks anekdot dengan baik, maka perlu
diperhatikan ciri-ciri teks anekdot berikut ini:
a. Dari kehidupan nyata dan diubah menjadi cerita yang berisi senda
gurau.
b. Bersifat fiktif
c. Tujuan utamanya mengungkapkan kebenaran secara umum dengan
cara menghibur pembaca
d. Terkadang ada sindiran/satire
e. Berkaitan dengan tradisi tamsil45
D. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian relevan dengan penelitian ini antara lain:
1.
Alfiyani, mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul skripsi Kreativitas Guru dalam Memotivasi Siswa
44
45
Ibid, hlm. 17.
Ibid., hlm. 38.
31
pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 20 Tangerang.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan metode penelitian
deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian ini, yaitu kreativitas guru
dalam memotivasi siswa dapat terlihat pada prosentase jawaban siswa
―sering‖ guru Pendidikan Agama Islam (PAI) memotivasi siswa untuk
membaca buku yang berkaitan dengan pelajaran sebanyak (36,1%), serta
sebanyak (51,2%) menjawab ―selalu‖ memperhatikan guru ketika
menjelaskan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Alfiayani dengan
peneliti, yaitu jika Alfiyani meneliti kreativitas guru dalam memotivasi
siswa, sedangkan peneliti akan melakukan penelitian pada kreativitas guru
dalam menerapkan PAIKEM. Perbedaan selanjutnya, peneliti akan
melakukan penelitiannya pada pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan
Alfiyani meneliti pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Alfiyani
melakukan penelitiannya pada tahun 2010 sedangkan peneliti melakukan
penelitiannya pada tahun 2016. Tempat penelitiannya pun berbeda, jika
Alfiyani melaksanakan penelitiannya di SMPN 20 Tangerang sedangkan
peneliti melaksanakan penelitiannya di MAN 12 Jakarta Barat. Alfiyani
melakukan penelitiannya untuk mengetahui apakah kreativitas seorang
guru dapat memotivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
serta faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
mempengaruhi kreativitas, sedangkan peneliti melakukan penelitiannya
untuk mengetahui bagaimana kreativitas guru bahasa Indonesia ketika
mengajar dengan menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X
MAN 12 Jakarta Barat.
2.
Fiera Endah Pratiwi, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Korelasi PAIKEM dan
Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di SMP/MTS dalam Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada
tahun 2014 dengan metode penelitian deskriptif analitis. Adapun hasil
penelitian ini, yaitu keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa dan
32
sastra Indonesia di SMP/MTS yang di korelasikan dengan PAIKEMdapat
memberikan solusi pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat
berprestasi sesuai dengan kompetensi inti.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Fiera dengan
peneliti, yaitu jika Fiera meneliti korelasi PAIKEM dan keterampilan
menulis sedangkan peneliti akan meneliti tentang kreativitas guru dalam
menerapkan PAIKEM. Perbedaan selanjutnya, peneliti akan melakukan
penelitiannya pada siswa kelas X MAN 12 Jakarta Barat, sedangkan Fiera
melakukan penelitiannya pada siswa SMP/MTS. Fiera melakukan
penelitiannya
pada
tahun
2014,
sedangkan
peneliti
melakukan
penelitiannya pada tahun 2016. Perbedaan selanjutnya, Fiera melakukan
penelitian untuk menggambarkan korelasi PAIKEM dengan keterampilan
menulis bahasa dan sastra Indonesia di SMP/MTS dalam kurikulum 2013,
sedangkan peneliti melakukan penelitiannya untuk mengetahui bagaimana
kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi anekdot di
kelas X MAN 12 Jakarta Barat.
3.
Popy Monica Rifjiana, Mahasiswi Universitas Negeri Semarang
dengan judul skripsi Peningkatan Keterampilan Memproduksi Teks
Anekdot Berbentuk Dialog Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan
Media Auodiovisual pada Siswa Kelas X TPIK 2 SMK Negeri 10
Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 dengan metode
penelitian tindakan kelas. Adapun hasil penelitiannya adalah peningkatan
keterampilan memproduksi teks anekdot berbentuk dialog dengan
menggunakan pendekatan saintifik dengan media audiovisual pada siswa
kelas X TPIK 2 SMK Negeri 10 Semarang semakin baik. Pada siklus I
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 6.856% dari siklus I ke siklus II.
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Popu dengan peneliti,
yaitu jika Popy meneliti peningkatan keterampilan memproduksi teks
anekdot berbentuk dialog dengan metode pendekatan saintifik dengan
media audiovisual, sedangkan peneliti akan meneliti kreativitas guru
dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot. selanjutnya, Popy
33
melaksanakan penelitiannya pada tahun 2015 di SMK Negeri 10 Semarang
pada kelas X TPIK 2, sedangkan peneliti melaksanakan penelitiannya pada
tahun 2016 di MAN 12 Jakarta Barat pada kelas X IPA 1. Perbedaan
selanjutnya, popy melaksanakan penelitiannya untuk meningkatkan
keterampilan memproduksi teks anekdot berbentuk dialog pada siswa
tersebut dapat menggunakan metode saintifik dengan media audiovisual,
sedangkan peneliti melaksanakan penelitiannya untuk mengetahui
kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di
kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016 sampai 3 Juli 2016
di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat yang bertempat di Jalan Raya
Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi
kasus. Penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus karena di MAN 12
Jakarta Barat kelas X terdiri dari enam kelas yaitu kelas X MIA 1, X MIA 2,
X MIA 3, X IIS 1, X IIS 2, dan X IIK. Dalam penelitian studi kasus, peneliti
melakukan penelitiannya secara mendalam di kelas X MIA 1.
Penelitian ini berusaha menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, melihat sejauh mana kreativitas
guru dalam menerapkan PAIKEM ketika mengajar di kelas. Dalam hal ini
peneliti ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kemudian
peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitiannya secara narasi, karena
penelitian kualitatif tidak memerlukan data statistik.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks dan khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.1
Proses penelitian dengan menggunakan desain penelitian kualitatif dalam
penelitian ini, yaitu peneliti memulai penelitiannya dengan melakukan
observasi di sekolah yang dituju dengan mengamati kegiatan belajar mengajar
1
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), Cet. XXXII edisi revisi, hlm. 6.
34
35
pelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas, mengamati serta merekam guru
bahasa Indonesia ketika mengajar, mengamati apakah guru tersebut
menggunakan metode, media, strategi, model pembelajaran dengan baik,
serta mengamati siswa ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Setelah
itu, peneliti akan melakukan wawancara terhadap narasumber, yaitu kepala
sekolah, guru bahasa Indonesia, dan siswa kelas X MIA 1.
Adapun penelitian kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode
studi kasus. ―Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu, kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya
dalam waktu tertentu. Tujuanya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan
mendalam dari sebuah entitas‖.2 Berdasarkan pengertian di atas peneliti
melakukan penelitian yang mendalam mengenai individu. Dalam hal ini
individu yang dimaksud adalah guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar
materi pelajaran bahasa Indonesia di kelas X yang tentunya terikat dengan
waktu. Peneliti akan melihat bagaimana guru bahasa Indonesia menerapkan
PAIKEM ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peneliti akan
membagi mana bagian pada pembelajaran yang dibawakan oleh guru
termasuk dalam pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, serta
menyenangkan.
Salah satu ciri khas studi kasus adalah adanya ―sistem yang terbatas‖
(Bounded system). Hal yang dimaksud dengan sistem yang terbatas adalah
adanya batasan dalam waktu dan tempat serta batasan dalam kasus yang
diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau objek penelitian).3
Dengan demikian penulis hanya memfokuskan penelitiannya pada kreativitas
yang dimiliki seorang guru bahasa Indonesia. Tempat untuk melaksanakan
penelitian di MAN 12 Jakarta Barat yaitu di kelas X MIPA 1.
2
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. I, hlm. 152.
3
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet. III, hlm. 76.
36
C. Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah
sumber data yang dapat memberikan data secara langsung tanpa melalui
perantara.4 Sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu hasil wawancara
yang dilakukan pada guru bahasa Indonesia kelas X, yaitu Dra. Hj. Iceu
Aisah, M.Pd, kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, yaitu Dra.
Hj. Herawati, M.Pd dan kepada siswa-siswi kelas X MIA 1 yaitu sebanyak 15
siswa, serta hasil observasi. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber
data yang memberikan data secara tidak langsung, yaitu melalui orang lain
atau lewat dokumen.5 Sumber data sekunder dalam penelitian ini, yaitu bukubuku yang mempunyai relevansi untuk memperkuat argumentasi dan
melengkapi hasil penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati
langsung objek yang akan diteliti. Sebelum mengamati guru bahasa
Indonesia, peneliti terlebih dahulu mengamati keadaan sekolah, ruang
kelas, dan lain-lain. Setelah itu peneliti akan masuk kelas dan melakukan
pengamatan terhadap guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar di
dalam kelas. Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan
belajar mengajar pelajaran bahasa Indonesia kelas X MIA 1 di MAN 12
Jakarta Barat. Peneliti ikut serta di dalam kelas untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Dalam hal ini keterlibatan peneliti di dalam kelas tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas walaupun peneliti hadir di
dalam kelas tetapi peneliti tidak melakukan interaksi dan tidak ikut
4
5
M. Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 64.
Ibid.
37
berpartisipasi di dalam kelas, peneliti hanya merekam dan mengamati guru
ketika mengajar pelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan PAIKEM.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data selanjutnya wawancara. Wawancara dalam
penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur
adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukkan. Untuk itu pertanyaanpertanyaan disusun dengan rapi dan ketat. Pokok-pokok yang dijadikan
dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur.6 Teknik ini digunakan
untuk mengumpulkan data dengan mengajukkan pertanyaan kepada kepala
sekolah MAN 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Herawati, M.Pd, guru bahasa
Indonesia MAN 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dan siswasiswi MAN 12 Jakarta kelas X MIA 1 sebanyak 15 orang untuk
memperoleh data tentang kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM
pada materi Anekdot. Peneliti mengajukkan pertanyaan-pertanyaan yang
sesuai dengan permasalahan. Dalam menyusun daftar pertanyaan peneliti
menyusun secara terstruktur mulai dari yang umum sampai khusus.
Berikut adalah tabel daftar pertanyaan untuk wawancara terstruktur, antara
lain:
a. Pertanyaan Wawancara untuk Kepala Sekolah
No.
1.
Daftar Pertanyaan
Bagaimana pendapat Ibu mengenai cara mengajar guru bahasa
Indonesia?
2.
Apakah ibu selalu memberikan saran atau masukkan kepada
setiap guru khususnya guru Bahasa Indonesia ketika
mengajar?
3.
Apakah Ibu memberikan kebebasan kepada guru untuk
menggunakan sumber atau bahan pelajaran dari berbagai
6
Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 190.
38
sumber buku maupun media elektronik lainnya?
4.
Apakah guru bahasa Indonesia sering mengajak Ibu untuk
berdiskusi dalam hal metode, strategi, ataupun media
pelajaran yang akan mereka gunakan ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung?
5.
Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait
pembelajaran guru bahasa Indonesia yang aktif?
6.
Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait
pembelajaran guru bahasa Indonesia yang inovatif?
7.
Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait
pembelajaran guru bahasa Indonesia yang kreatif?
8.
Saran atau masukkan apa
yang Ibu berikan terkait
pembelajaran guru bahasa Indonesia yang efektif?
9.
Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait
pembelajaran guru bahasa Indonesia yang menyenangkan?
10.
Apakah setiap guru membuat RPP dan silabus?
11.
Apakah ibu menandatangani RPP dan Silabus yang dibuat
oleh guru?
12.
Apakah Ibu selalu mengontrol Kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa?
13.
Bagaimana pendapat Ibu mengenai kreativitas seorang guru
yang ideal?
14.
Menurut ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan bagi
seorang guru?
15.
Sebagai kepala sekolah, apa saja usaha yang ibu lakukan
untuk memacu kreativitas guru dalam membawakan materi
pelajaran bahasa Indonesia?
16.
Upaya apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan kreativitas
guru dalam mengajar?
17.
Bagaimana pendapat Ibu mengenai PAIKEM?
39
18.
Apakah model pembelajaran PAIKEM tepat diterapkan pada
materi Bahasa Indonesia khusunya pada kurikulum 2013?
19.
Bagaimana pendapat ibu mengenai kreativitas guru bahasa
Indonesia dalam menerapkan PAIKEM?
20.
Tindakan atau upaya apa saja yang ibu lakukan agar para guru
terutama guru bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan?
21.
Saran apa yang ibu berikan kepada guru bahasa Indonesia
untuk terus meningkatkan kualitas dalam dirinya dan
meningkatkan kreativitasnya?
b. Pertanyaan Wawancara untuk Guru
No
1.
Daftar Pertanyaan
Sebagai seorang guru harus mempunyai RPP, Silabus,
PROTA,
PROSEM.
Apakah
ibu
membuat
perangkat
pembelajaran tersebut?
2.
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah ibu
memberikan umpan balik kepada siswa?
3.
Ketika mengajar, apakah ibu menggunakan berbagai bahan
atau sumber yang berkaitan dengan materi yang dibahas?
4.
Ketika
mengajar
apakah
ibu
menggunakan
media
pembelajaran? Biasanya media pembelajaran yang seperti apa
yang ibu gunakan untuk mendukung proses pembelajaran?
5.
Kegiatan
atau
cara
apa
yang
ibu
lakukan
untuk
mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
bervariasi?
6.
Bagaimana cara ibu ketika mengatasi para siswa yang tidak
semangat dalam belajar?
7.
Berkaitan dengan kreativitas seorang guru ketika mengajar,
menurut pendapat ibu seperti apa kreativitas yang harus
40
dimiliki oleh seorang guru?
8.
Menurut Ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan dalam
merancang proses pembelajaran?
9.
Bagaimana
cara
ibu
meningkatkan
kreativitas
dalam
mengajar?
10.
Menurut ibu, apakah model PAIKEM tepat digunakan pada
pelajaran bahasa Indonesia?
11.
Dalam mengajar, metode apa saja yang ibu diterapkan untuk
menjadikan proses pelajaran menjadi pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan?
12.
Bagaimana cara ibu menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif. Menjadikan siswa aktif dalam bertanya dan membangun
gagasan?
13.
Bagaimana cara ibu menerapkan pembelajaran yang inovatif?
14.
Dalam pembelajaran inovatif, siswa juga harus berupaya
mencari bahan atau materi sendiri dari berbagai sumber. Apa
tindakan yang ibu lakukan?
15.
Bagaimana cara ibu merangsang siswa untuk menjadi kreatif?
16.
Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang semua
siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Cara apa yang
ibu lakukan untuk para siswa agar mereka semua terlibat
dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
efektif?
17.
Bagaimana
cara
ibu
menciptakan
pembelajaran
yang
menyenangkan?
18.
Contoh humor apa yang biasa ibu berikan dalam kegiatan
pembelajaran?
19.
Berapa jenis ice breaking yang sudah diterapkan dalam kelas?
20.
Dalam PAIKEM, kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam
menggunakan metode dan strategi pembelajaran. Bagaimana
41
cara ibu meningkatkan kreativitas itu?
21.
Bagaimana ibu merangsang siswa untuk menghasilkan teks
anekdot sesuai dengan kreativitasnya masing-masing?
22.
Apakah ibu pernah membuat atau menghasilkan teks anekdot?
23.
Apakah ada kesulitan yang ibu alami ketika menyampaikan
materi teks anekdot?
24.
Bagaimana langkah ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
dalam menyampaikan teks anekdot?
25.
Bagaimana
ibu
mengembangkan
kreativitas
dalam
menyampaikan materi anekdot?
26.
Bagaimana ibu menerapkan PAIKEM dalam menyampaikan
materi anekdot?
217.
Adakah kendala atau hambatan yang ibu hadapi ketika
menerapkan PAIKEM di dalam kelas?
28.
Bagaimana solusi ibu untuk menyelesaikan hambatan
tersebut?
c. Pertanyaan Wawancara untuk Siswa
No
1.
Daftar Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda tentang guru bahasa Indonesia
ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas?
2.
Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau
menyenangkan?
3.
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran?
4.
Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa
42
Indonesia?
5.
Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah
guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan
membuat kalian semangat kembali?
6.
Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja
yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku
paket dan LKS aja?
7.
Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran bahasa
Indonesia?
8.
Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketka
mengajar?
9.
Dalam menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia,
apakah guru menggunakan alat atau media lain yang
mendukung proses pembelajaran?
10.
Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
11.
Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia?
12.
Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran
yang disampaikan?
13.
Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
14.
Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
15.
Ketika pelajaran bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks,
aman, asik, atau tertekan?
16.
Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran
yang menyenangkan?
43
17.
Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa
memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
18.
Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
19.
Ketika guru menjelaskan teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
20.
Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
21.
Ketika materi anekdot, apakh guru menerapkan kreativitas
yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
22.
Dalam materi anekdot apakah guru mengajarkan contoh
mempelajari sesuatu?
23.
Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot?
24.
Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
25.
Apakah guru Anda pernah menghasilkan teks anekdot?
26.
Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan?
27.
Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
foto-foto kegiatan belajar mengajar di kelas, video ketika guru bahasa
Indonesia mengajar dengan menerapkan PAIKEM, hasil transkrip
wawancara, dan data penunjang berupa arsip-arsip sekolah yang terkait
dengan penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
44
data,
memilah–milahnya
menjadi
satuan
yang
dapat
dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
terpenting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.7 Dalam penelitian ini, teknik analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan serta menelaah data-data yang
ditemukan melalui teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,
serta studi dokumentasi. Ketika melakukan analasis data peneliti akan
mereduksi data yakni memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal
yang penting, serta membuang hal-hal yang tidak berkaitan dengan penelitian.
Peneliti akan menganalisis, menggolongkan, dan mengorganisasikan data
yang terkumpul sehingga sampai pada suatu kesimpulan akhir. Setelah semua
data direduksi, kemudian penulis akan menyajikan data tersebut dalam bentuk
uraian atau narasi sehingga data yang terkumpul dapat lebih jelas.
7
Ibid., hlm. 248.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Berdirinya MAN 12 Jakarta Barat
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Duri Kosambi Jakarta berdiri
sejak tahun 1997, saat itu masih berstatus sebagai kelas jauh (KJ) dari
MAN 10 Joglo Jakarta Barat. Seiring perjalanan waktu, MAN 10 KJ Duri
Kosambi berkembang pesat. Dari tahun ke tahun jumlah siswanya
semakin meningkat, fasilitas madrasah semakin memadai, dan sumber
daya manusia-nya pun semakin profesional.
Pada tanggal 30 Desember 2003, melalui SK Menteri Agama No.
558, Pemerintah menetapkan MAN 10 KJ Duri Kosambi menjadi MAN
12 Duri Kosambi Jakarta, dan Drs. M. Yunus, M.Pd ditetapkan sebagai
Kepala Madrasah sampai bulan Desember 2008. Sejak Januari 2009
MAN 12 Jakarta dipimpin oleh Drs. Akhmad Jalalul Hadi hingga
sekarang. Mulai Tahun Pelajaran 2006/2007, MAN 12 Duri Kosambi
Jakarta mempunyai kampus yang berlokasi di Jl. Raya Duri Kosambi No.
3 Cengkareng.
Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Duri Kosambi
Jakarta sangat strategis di sisi jalan penghubung kota Jakarta dan
Tangerang yang mayoritas penduduknya sangat identik dengan ajaran
Islam, sehingga keberadaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Duri
Kosambi Jakarta sangat diharapkan menjadi sebuah lembaga pendidikan
yang eksis memberikan pendidikan bercirikan Islam yang berkualitas.
Madrasah Negeri 12 Jakarta adalah lembaga pendidikan yang
bercirikan khas Agama Islam
yang menyelenggarakan program
pendidikan dengan (1) mengkombinasikan antara program umum,
pendidikan agama, dan pengembangan diri serta kegiatan pembiasaan
yang bersifat islami, (2) mengkombinasikan pendidikan umum dengan
45
46
penekanan pada keunggulan program dan prestasi di bidang tertentu, (3)
mengkombinasikan pendidikan agama Islam dengan kemampuan dalam
bahasa Inggris dan Arab serta keterampilan komputer. Agar program
tersebut dapat diberdayakan secara maksimal bagi pengembangan peserta
didik maka MA Negeri 12 Jakarta dituntut untuk dapat meramu
kurikulum sedemikian rupa hingga kurikulum dan sistem pembelajaran
dapat mencerminkan sekolah Islam, bersifat fleksibel dan adaptif serta
senantiasa relevan dengan tuntutan masyarakat.
Sejalan dengan semangat Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah,
maka MA Negeri 12 Jakarta mengembangkan Kurikulum MA Negeri 12
Jakarta yang dijadikan pedoman dalam penyelenggraan pendidikan di MA
Negeri 12 Jakarta.
Kurikulum MA Negeri 12 Jakarta dikembangkan oleh Tim
Pengembangan Kurikulum yang diberi tugas oleh Kepala Madrasah. Tim
Pengembang yang ditunjuk berjumlah 10 orang yang terdiri atas Kepala
Madrasah, wakil kepala madrasah, tenaga pendidik yang mewakili
rumpun mata pelajaran, peserta didik yang diwakili oleh OSIS, dan tenaga
kependidikan.
2. Visi dan Misi MAN 12 Jakarta Barat
 Visi MAN 12 Jakarta
Visi MAN 12 Jakarta adalah Melahirkan generasi yang Intelek,
Inovatif, dan Islami.
 Misi MAN 12 Jakarta
1. Menyiapkan calon pemimpin umat di masa depan yang mampu
berkompetisi secara global dalam segala bidang kehidupan
2. Menyelenggarakan proses pendidikan yang kondusif, modern, dan
inspiratif serta mampu mengembangkan kreatifitas peserta didik
3. Menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan amaliah terpuji melalui
pembiasaan-pembiasaan yang Islami
47
3. Tujuan MAN 12 Jakarta Barat
MAN 12 Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya saing dan daya juang civitas akademika dalam
menghadapi tantangan globalisasi di masa yang akan datang.
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir ilmiah civitas
akademika untuk mengembangkan diri melalui kegiatan penelitian
yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Membentuk karakter peserta didik yang agamisdan peduli terhadap
diri serta lingkungan sekitarnya.
4. Keadaan Siswa MAN 12 Jakarta Barat
Keadaan siswa-siswi yang ada di MAN 12 Jakarta sangat
bervariatif yang terdiri dari beberapa kelas, yaitu kelas X MIA 1, X MIA
2, X MIA 3, X IIS 1, X IIS 2, dan X IIK. Kelas XI IPA 1, X IPA 2, XI
IPS 1, XI IPS 2. XI IPS 3, dan XI Keagamaan. Kelas XII IPA 1, XII IPA
2, XI IPA 3, XI IPS 1, XII IPS 2, dan XII Keagamaan. seperti terlihat
pada tabel berikut:
Tabel
Keadaan Siswa-Siswi Kelas X MAN 12 Jakarta Barat
Kelas
L
P
Jumlah
X-MIA 1
11
25
36
X-MIA 2
9
24
33
X-MIA 3
11
24
35
X-IIS 1
12
22
34
X-IIS 2
11
22
33
X-IIS 3
21
18
39
Jumlah
75
135
210
48
Tabel
Keadaan Siswa-Siswi Kelas XI MAN 12 Jakarta Barat
Kelas
L
P
JML
XI-ILMU ALAM-1
14
24
38
XI-ILMU ALAM-2
14
23
37
XI-ILMU SOSIAL-1
18
18
36
XI-ILMU SOSIAL-2
19
17
36
X1-ILMU SOSIAL-3
15
23
38
XI-ILMU AGAMA
15
24
39
Jumlah
95
129
224
Tabel
Keadaan Siswa-Siswi Kelas XI MAN 12 Jakarta Barat
Kelas
L
P
JML
XII-ILMU ALAM-1
14
22
36
XII-ILMU ALAM-2
11
25
36
XII-ILMU ALAM-3
10
26
36
XII-ILMU SOSIAL-1
16
23
39
XII-ILMU SOSIAL-2
18
20
38
XII-ILMU AGAMA
16
22
38
Jumlah
85
138
223
L
P
JML
255
402
657
Rekapitulasi
49
5. Daftar Nama Siswa-Siswi Kelas X MIPA 1 MAN 12
Jakarta Barat
No.
NAMA SISWA
JENIS KELAMIN
1.
Ade Irma Suryani
Perempuan
2.
Ahmad Shopfil Mubarrod
Laki-Laki
3.
Ahmad Sonhaji
Laki-Laki
4.
Ahmed Fajrul Ilmi
Laki-Laki
5.
Aisah Amini
Perempuan
6.
Amita Setyawardani
Perempuan
7.
Astri Kamila Rahmah
Perempuan
8.
Baharuddin Adam
Laki-Laki
9.
Chelsa Nourita Citrandini
Perempuan
10.
Eka Wahyuningtias
Perempuan
11.
Fanissa Amalia
Perempuan
12.
Fathana Vini
Perempuan
13.
Fathia Inasya Ayuningtyas
Perempuan
14.
Haidar Akbar Sujana
Laki-Laki
15.
Hesti Husniawati
Perempuan
16.
Ibrahim Zhafir Qais
Laki-Laki
17.
Imroatul Husna
Perempuan
18.
Jihan Sabilla
Perempuan
19.
Khoirunnisa
Perempuan
20.
Miftahul Jannah Madita
Perempuan
21.
Muhammad Arfi Rizka Nanda
Laki-Laki
22.
Muhammad Farhan Nugraha
Laki-Laki
23.
Muhammad Iqbal Baitullah
Laki-Laki
24.
Muhammad Irfan Siraj
Laki-Laki
25.
Mutiara Suci Ramadhan
Perempuan
26.
Nadya Shafira
Perempuan
27.
Nurul Aulia Rahmatullah
Perempuan
28.
Okta Viani
Perempuan
50
29.
Reza Fahrezi Suidup
Laki-Laki
30.
Risa Fitriyani
Perempuan
31.
Rizkia Isfahani
Perempuan
32.
Shafadillah Adiningtyas
Perempuan
33.
silvi Fauziyyah
Perempuan
34.
Sophie Octarini Liestyahayu
Perempuan
35.
Tia Meta Kurnia
Perempuan
36.
Wafa Anisafitri
Perempuan
6. Sarana dan Prasarana MAN 12 Jakarta Barat
Tabel
Sarana dan Prasarana MAN 12 Jakarta Barat
NO
SARANA PENDUKUNG
KET**
1.
Masjid/Mushola
Ada
2.
Perpustakaan
Ada
3.
Lapangan Olah Raga
Ada
4.
Alat-alat Kesenian
Ada
5.
Alat-alat Keterampilan
Ada
6.
Laboratorium M-IPA
Ada
7.
Laboratorium Komputer
Ada
8.
Ruang Multimedia
Ada
9.
Studio Musik
Ada
10.
Ruang OSIS
Ada
11.
Ruang PIK
Ada
12.
Laboratorium Bahasa
Ada
13.
Koperasi
Ada
14.
Kantin
Ada
51
15.
Taman
Ada
16.
Saung / Pendopo
Ada
17.
Ruang UKS
Ada
18.
Ruang Sanggar Pramuka
Ada
7. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di MAN 12
Jakarta Barat
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12
Jakarta terdiri dari kegiatan belajar mengajar kulikuler dan kegiatan
ekstrakulikuler.
a. Kegiatan Kulikuler
Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta
dilaksanakan dalam seminggu selama lima hari yaitu Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, dan Jum’at. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang kelas
dengan jadwal atau waktu yang telah ditentukan oleh sekolah.
Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 06.30 WIB. Madrasah
Aliyah Negeri 12 Jakarta mempunyai kegiatan pembiasaan yang
dinamakan kegiatan ODOA (One Day One Ayat). Sebelum
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas, seluruh siswa
dan guru wajib mengikuti kegiatan ODOA di lapangan. Kegiatan ini
dilaksanakan tepat pukul 06.30—07.10 WIB. Kegiatan yang terdiri
dari kegiatan tadarus Al-Qur’an, hafalan satu hari satu ayat dengan
surat yang telah ditentukan, dan kegiatan sholat Sunnah Dhuha dan
sholat Sunnah Hajat. Setelah kegiatan pembiasaan tersebut selesai,
maka siswa-siswi diperkenankan untuk masuk ke ruang kelas
mengikuti kegitan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar
mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta belangsung dari
pukul 07.10—15.40 WIB. Seluruh siswa tidak diperkenankan untuk
pulang sebelum melaksanakan sholat Ashar.
52
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas sangat kondusif.
Siswa dengan tertib mengikuti proses pembelajaran. Guru-guru yang
mengajar di MAN 12 Jakarta semua menguasai materi pelajaran yang
akan disampaikan kepada seluruh siswa. Terkadang kepala sekolah
yaitu Ibu Dra. Hj. Herawati M.Pd masuk ke ruang guru untuk melihat
guru yang sedang berada di ruang guru, selain itu juga beliau
mengecek kehadiran guru yang tidak hadir dan mengecek pula siapa
guru yang sering pulang sebelum waktunya.
b. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta
Barat dilaksanakan setiap hari Jum’at setelah pulang sekolah yaitu
pukul 15.30—17.00 WIB. Setiap ekstrakulikuler mempunyai
tempatnya masing-masing baik itu di ruang kelas, di lapangan,
maupun di masjid sekolah. Para pembimbing kegiatan ekstrakulikuler
pun sudah disediakan oleh sekolah. Para pembimbing yang memiliki
kualitas yang baik dan bertanggung jawab untuk menjalankan
tugasnnya. Berikut beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang ada di
Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat.
Tabel
Kegiatan Ekstrakulikuler MAN 12 Jakarta Barat
NO
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KET**
1.
Pramuka
Ada
2.
Palang Merah Remaja
Ada
3.
Studi Dakwah Islam (SDI)
Ada
4.
Jurnalistik
Ada
5.
Seni Musik
Ada
6.
Tari Saman
Ada
7.
Olah Raga (Termasuk Silat)
Ada
8.
Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Ada
9.
Paskibra
Ada
10.
Qiro’at
Ada
53
11.
English Club
Ada
Siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat memiliki
antusias dan semangat yang baik untuk mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler yang mereka pilih sesuai dengan minat dan bakat yang
mereka miliki. Dari bakat yang dimiliki oleh para siswa pada
bidangnya
masing-masing
memberikan
kebanggaan
tersendiri
khususnya bagi Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat yang kerap
kali memenangkan lomba-lomba antar sekolah. Berikut daftar prestasi
siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat.
Tabel
Daftar Pelatihan atau Workshop Guru Bahasa Indonesia
Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat
No.
1.
Nama Kegiatan
Penataran
Pelaksana
Kanwil
Sertifikasi
Awal Departemen
Menjadi
Guru Agama Islam
Tahun
Pelaksanaan
26 Agustus 2002
MTS dan MA di
Lingkungan
Depag
DKI Jakarta
2.
Workshop
Direktorat
Sosialisasi
Madrasah
Kurikulum
dan
Berbasis
Pendidikan
Kompetensi
Agama Islam
180
Jam
Pembimbing pada DKI Jakarta
Kanwil
Waktu
15 Februari 2004
54
Bidang
Sosial pada Sekolah
Madrasah Aliyah
3.
Pendidikan
Umum
dan Pusdiklat
Pelatihan
06 Juli 2005
Kementrian
Fasilitator
Guru Agama DKI
Bidang
Studi Jakarta
100
Jam
Bahasa Indonesia
Madrasah Aliyah
4.
Peningkatan Mutu Kanwil
Pendidikan
Agustus 2007
Uji Kementrian
24
Jam
Kompetensi Guru Agama DKI
Madrasah Aliyah Jakarta
Provinsi
DKI
Jakarta
5.
Diklat
Guru Balai Diklat 14 November 2007
Bahasa Indonesia DKI Jakarta
Jam
Madrasah Aliyah
Angkata 2
6.
Seminar Nasional: Universitas
Pembelajaran
Islam Negeri
Sastra
Syarif
Interkultural:
Hidayatullah
Tantangan
dan Jakarta,
Efektivitasnya
Fakultas
dalam
Tarbiyah,
Pembangunan
Jurusan
Karakter
PBSI
kebangsaan
100
31 Mei 2008
55
7.
Seminar
Bahasa: MGMP
Metodologi
15 Desember 2009
Bahasa
Pengajaran Bahasa MAN
4
yang Efektif dan Model
Menyenangkan
bagi
Jakarta
Guru
Madrasah Se-DKI
Jakarta
dalam
Rangka
Memperingati
Bulan Bahasa
8.
Seminar
Kanwil
Revitalisasi
Kemenetrian
Pendidikan
Agama
Madrasah
Kantor
23 Juni 2010
di Provinsi DKI
Wilayah Jakarta
Kementrian
Agama
Provinsi
DKI
Jakarta
denagn
Keynote
Speaker
Menteri
Agama
Republi
Indonesia
9.
Studi
dalam
Banding BatamUpaya Singapur-
Pengembangan
Kuala
Mutu Pendidikan Lumpur
Agama
untuk
Aliyah
Islam
Madrasah
DKI
12 februari 2011
56
Jakarta
10.
Seminar
Hasil Kepala
Penelitian
Studi Puslitbang
Perpustakaan
01 s.d. 03
Desember 2013
di Pendidikan
Madrasah
Agama
dan
Keagamaan
Badan
Litbang dan
Diklat
Kementerian
Agama RI
11.
Workshop
Kanwil
Penelitian
Depag
Berbasis Kelas
Provinsi DKI
22 Juli 2014
Jakarta
12.
Bimbingan Teknis Kanwil
Implementasi
Kurikulum
Mata
22 Agustus 2014
Kemenag
Jam
2013 Provinsi DKI
Pelajaran Jakarta
Bahasa Indonesia,
Bahasa
Arab,
Bahasa
Inggris
Tingkat Madrasah
Aliyah
13.
Guru
Finansial
Cerdas Dinas
15 Juni 2015
Masa Pendidikan
Depan
14.
Sosialisasi 4 Pilar MPR RI
33
24 Agustus 2015
57
MPR RI Pancasila
sebagai Dasar dan
Ideologi
Negara
UUD NRI Tahun
1945
sebagai
Konstitusi Negara
serta
Ketetapan
MPR
Negara
Kesatuan Republik
Indonesia sebagai
Bentuk
Negara
Bhineka Tunggal
Ika
sebagai
Simbol Negara
15.
Diklat
Teknis Balitbang
Subtantif
dan
Pendalaman
Kementerian
Materi
Pelajaran
Diklat
28 Februari 2017
68
Jam
Mata Agama RI
Bahasa
Indonesia
Madrasah Aliyah
B. Analisis Data
1. Kreativitas Guru dalam Menerapkan PAIKEM pada
Materi Anekdot
Guru merupakan salah satu faktor pendukung proses pembelajaran di
dalam kelas. Guru juga menjadi penentu keberhasilan siswa dalam
memahami materi pelajaran. Beragamnya karakter yang dimiliki oleh
siswa, tentunya tidak sama satu dengan yang lainnya. Masing-masing
58
siswa berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, tidak semua siswa
dapat dengan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Untuk itulah pengelolaan kelas sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Guru harus mampu mengelola dan menguasai kelas secara
baik dan secara menarik sehingga tidak ada siswa yang merasa bosan dan
asik sendiri dengan kegiatannya masing-masing.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di Madrasah Aliyah Negeri 12
Jakarta bahwa guru bahasa Indonesia yang mengajar di Madrasah Aliyah
Negeri 12 Jakarta terdiri dari empat guru bahasa Indonesia. Masingmasing guru memegang kelas yang berbeda untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas dan tentu saja mempunyai kreativitas
yang berbeda pula ketika menyampaikan materi pelajaran. Dari keempat
guru tersebut peneliti menjadikan guru kelas X tepatnya kelas X MIA 1,
yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd sebagai objek penelitian peneliti. Guru
bahasa Indonesia Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta berusaha
menyampaikan
materi
pelajaran
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran yang bervariasi. Hal ini dikarenakan karakter yang dimiliki
oleh siswa berbeda-beda. Jika guru hanya menggunakan metode yang
sama setiap pertemuan, tentu akan membuat siswa bosan. Untuk itulah,
diperlukan pengelolaan kelas yang menarik.
Pengelolaan
kelas
yang
menarik
dan
tidak
membosankan
memerlukan kreativitas yang dimiliki oleh seorang guru ketika hendak
melaksanakan
kegiatan
belajar
mengajar.
guru
yang
selalu
mengembangkan kreativitasnya akan mempunyai gaya atau cara yang
baru untuk menyampaikan materi pelajaran yang menarik siswa. Menurut
pendapat ibu Iceu bahwa kreativitas yang harus dimiliki seorang guru
adalah guru harus mengikuti perkembangan zaman, tidak hanya berjalan
di tempat saja tetapi mengikuti kemajuan-kemajuan di bidang
pendidikan. Misalnya ibu Iceu kadang-kadang memberikan tugas kepada
siswa berkaitan dengan kemajuan teknologi yang sesuai dengan materi
dan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga anak dapat memahami
59
materi pelajaran dengan baik dan dapat mengembangkan kreativitas yang
dimiliki. Beliau juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan kreativitas
dalam mengajar, yaitu dengan metode yang semakin bagus, semakin
canggih sehingga anak semangat dan termotivasi.1
Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta menerapkan kurikulum 2013.
Pada pelajaran bahasa Indonesia kelas X materi yang terdapat pada
kurikulum tersebut adalah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks dan negosiasi. Kelima materi tersebut akan
dipelajari selama dua semester. Tugas seorang guru harus mampu
menyampaikan materi tersebut dengan menarik dan tidak membuat siswa
jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Karakter siswa yang mudah bosan dan tidak dapat bertahan lama
untuk tetap fokus pada pelajaran, membuat guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang menarik, yaitu Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dengan
penerapan PAIKEM di dalam kelas seluruh siswa seluruh siswa dapat
terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam tercapai serta waktu belajar
yang telah ditetapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Menurut ibu
Iceu bahwa PAIKEM sangat cocok untuk pelajaran bahasa Indonesia
karena guru dan siswa bisa berkomunikasi dengan lancar dan siswa
menjadi lebih aktif.2
Penerapan PAIKEM dalam proses kegiatan belajar mengajar pada
pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi anekdot sangat
membutuhkan kreativitas guru. tanpa kreativitas dalam merancang
pembelajaran, siswa akan merasa mudah bosan dan mereka lebih
memilih untuk berbincang-bincang dengan temannya. Untuk itulah setiap
1
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
perpustakaan
2
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
perpustakaan
60
guru harus senantiasa meningkatkan kreativitasnya. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti, ibu Iceu berpendapat untuk meningkatkan kreativitas
yang dimiliki seorang guru, yaitu dengan sering sharing-sharing kepada
guru-guru lain dan guru-guru sesama MGMP sekolah-sekolah lain
sehingga kreativitas akan muncul. Selain itu juga kita harus mengikuti
perkembangan zaman. 3
Kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj.
Herawati, M.Pd memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru
untuk mengembangkan kreativitasnya, baik itu dalam menerapkan
metode, alat, media, dan sebagainya. Selain itu, Ibu Herawati juga
berpendapat bahwa kreativitas bagi seorang guru itu pasti dibutuhkan
pada saat mengajar. guru harus membawa model pembelajaran dan siswa
harus
mengamati,
mengkomunikasikan.
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
4
Pada materi anekdot, yaitu siswa diminta untuk membuat teks
anekdot. Teks anekdot merupakan cerita singkat dan lucu atau menarik
yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Dengan
materi anekdot guru harus mampu menyampaikan dengan menarik dan
mudah dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu
Iceu, beliau mengatakan untuk materi anekdot, ibu Iceu membentuk
beberapa kelompok siswa untuk mempraktekan di depan kelas. Biasanya
siswa ibu Iceu memberi tugas untuk melihat kejadian sehari-hari yang
biasa dialami kemudian apa yang dilihat oleh siswa itu langsung dibuat
teks anekdot setelah itu baru dipraktekkan di depan kelas.5
3
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
perpustakaan
4
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
5
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
perpustakaan
61
Kreativitas menggunakan PAIKEM ketika menyampaikan materi
anekdot sangatlah penting. Ibu Iceu berpendapat mengenai kreativitas
dalam menyampaikan anekdot, yaitu kreativitas ibu Iceu dalam
menyampaikan materi anekdot dengan bermain peran, jadi dibuat drama
atau didemonstrasikan di depan kelas, sehingga kreatif anak itu akan
muncul. Biasanya kalau mendemonstrasikan itu kreasinya banyak yang
muncul sehingga memicu untuk semakin lebih bagus lagi dari teman
yang sudah tampil.6
Berikut adalah uraian proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi
anekdot dengan menerapkan PAIKEM di kelas X MIA 1.
1. Pembelajaran Aktif
Proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan di kelas
X MIA I dengan materi pelajaran anekdot yang dipimpin oleh Dra. Hj.
Iceu Aisah, M.Pd. berjalan dengan kondusif. Dalam proses kegiatan
belajar mengajar materi anekdot seluruh siswa ikut terlibat aktif dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti ikut serta di dalam kelas
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. peneliti melihat guru
bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran aktif. Hal ini terlihat
ketika
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung
siswa
berani
mengemukakan gagasannya tentang teks anekdot, berani tampil ke
depan untuk mendemontrasikan hasil karangannya, membuat teks
anekdot, siswa aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
mereka.
Guru bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran aktif dengan
menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan demonstrasi.
Pembelajaran aktif, dimana guru hanya sebagai fasilitator, siswa yang
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran aktif,
siswa aktif dalam bertanya, mengemukakan gagasan, serta mampu
6
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
perpustakaan
62
mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasan sendiri. Untuk
merangsang siswa menciptakan kondisi tersebut guru harus mampu
mencipakan suasana pembelajaran sedemikian rupa agar siswa dapat
bertanya dan membangun gagasannya.
Guru bahasa Indonesia di kelas X MAN 12 Jakarta ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar materi anekdot terlihat guru
tersebut mampu menciptakan pembelajaran aktif. Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti guru selalu mengajukan pertanyaan pada siswa.
Pada saat itu, guru bertanya kepada siswa tentang apa itu teks anekdot,
apa struktur teks anekdot, setiap siswa aktif untuk menjawab
pertanyaan dari guru mereka. Selain itu, pada saat proses pembuatan
teks anekdot seluruh siswa aktif terlibat dalam pembuatan teks
anekdot.
Dalam pembelajaran aktif guru hendaknya mendiskusikan hasil
gagasan yang dikemukakan oleh siswa. Pada hal ini, guru mampu
melaksanakannya, yaitu ketika setiap kelompok mendemontrasikan
hasil
teks
anekdot
kemudian
kelompok
yang
tidak
maju
mendiskusikan struktur teks anekdot dan guru bertanya pada salah
satu kelompok untuk menganalisis teks anekdot yang telah
didemontrasikan di depan kelas. Seluruh siswa aktif terlibat
mengemukakan gagasan mereka sehingga proses belajar berjalan
dengan lancar dan aktif.
Proses belajar mengajar melibatkan seluruh siswa dan juga guru.
pembelajaran aktif tidak hanya siswa saja yang dituntut untuk aktif di
dalam kelas tetapi guru juga harus aktif salah satunya, yaitu
memberikan umpan balik. Ketika peneliti melaksanakan wawancara
dengan ibu Iceu sebagai guru bahasa Indonesia kelas X mengenai
pemberian umpan balik agar siswa aktif, beliau menjawab tentu saja
saya memberikan umpan balik dari sini kita akan menambah wawasan
untuk siswa juga kemudian guru akan mengetahui tindak lanjut
sesudah materi diberikan.
63
Berdasarkan hasil wawancara beliau juga mengatakan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif baik itu aktif bertanya
maupun aktif membangun sebuah gagasan, yaitu dengan memberikan
ransangan-ransangan seperti yang telah mereka pelajari kemudian
siswa tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam materi pelajaran. 7
Pemberian ransangan dapat terlihat ketika kegiatan belajar mengajar
anekdot, guru memberikan ransangan kepada siswa, yaitu sebelumnya
guru menyampaikan terlebih dahulu materi anekdot, apa itu teks
anekdot, strukturnya apa saja dan contoh anekdot. untuk merangsang
siswa aktif maka guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk
berdiskusi serta membuat teks anekdot dan hasilnya dipergakan di
depan kelas. Proses belajar mengajar berjalan dengan lancar seluruh
siswa aktif terlibat membuat teks dan menjawab pertanyaan yang guru
berikan tentang struktur teks anekdot.
Peneliti juga melaksanakan wawancara kepada siswa kelas X
MIA 1 MAN 12 Jakarta peneliti bertanya kepada siswa mengenai
apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Sebagian besar siswa menjawab ―iya‖. Ada siswa yang
menjawab iya, contohnya memperaktekkan teks anekdot di depan
kelas dan berdiskusi unsur apa saja dalam teks anekdot itu.8 Selain itu
ada juga yang menjawab iya siswa ikut berperan aktif dalam proses
pembelajaran.9
Dengan demikian, penerapan pembelajaran aktif dengan materi
anekdot di kelas X MIA 1 MAN 12 Jakarta berjalan dengan lancar.
Seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru dapat
7
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
8
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Khoirunnisa dilaksanakan pada tanggal 16
Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
9
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Risa Fitriyani dilaksanakan pada tanggal 16
Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
64
memancing siswa untuk aktif dalam bertanya ataupun mengemukakan
gagasannya mengenai teks anekdot.
2. Pembelajaran Inovatif
Proses belajar mengajar di kelas tidak luput dari media, metode,
strategi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Penggunaan media, metode, strategi dalam proses belajar
mengajar sangat penting. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran
yang melibatkan banyak siswa dengan berbagai karakter dan latar
belakangyang berbeda-beda membuat guru harus mampu memahami
setiap karakter. Dengan penggunaan media, metode, dan strategi yang
berbeda-beda stiap kali pertemuan akan membuat siswa senang dan
tidak mudah bosan. Pembelajaran inovatif, dimana guru harus mampu
menciptakan atau menggunakan metode, media, strategi yang baru
dan dapat memikat siswa untuk tetap fokus pada proses kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Ketika pelajaran bahasa Indonesia materi anekdot, pada saat
peneliti ikut serta di dalam kelas, guru bahasa Indonesia kelas X MIA
1 kurang menggunakan media pembelajaran. Guru hanya ceramah
kemudian tanya jawab dan membentuk kelompok untuk membuat teks
anekdot. penggunaan LCD di kelas kurang dimanfaatkan oleh guru
padaha dalam pembelajaran yang inovatif guru harus bertindak
inovatif dalam arti menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran
dengan
gaya
memodifikasi
baru,
melibatkan
pendekatan
perangkat
pembelajaran
pembelajaran,
konvensional
dan
menjadi
pendekatan inovatif sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan
lingkungan.
Tidak hanya penggunaan media pembelajaran, tetapi penggunaan
metode pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa
kelas X MIA 1, ketika peneliti bertanya tentang apakah guru
menggunakan
metode
pembelajaran
secara
bervariasi
dalam
65
menjelaskan materi pelajaran bahasa Indonesia? Ada sebanyak 6
siswa menjawab ―Ya‖, 4 siswa menjawab ―kadang-kadang‖, dan 4
siswa menjawab ―tidak‖. Hasil wawancara ketika menulis bertanya
metode apa saja yang digunakan guru? sebagian besar menjawab
metode
ceraman
dan
diskusi.
Salah
satu
siswa
menjawab
―menjelaskan di papan tulis, dari buku LKS atau buku paket.10
Kemudian ada yang menjawab metode diskusi dan menjelaskan.11
Ada juga yang menjawab kadang-kang, tapi lebih sering gitu-gitu aja
kaya diskusi, menjelaskan, dan praktek.12 Berdasarkan wawancara
tersebutbahwa guru bahasa Indonesia kelas X MIA 1 hanya
menggunakan metode ceramah, diskusi, dan praktek.
Pembelajaran
inovatif,
guru
tidak
hanya
harus
mampu
menemukan metode, media, dan strategi pembelajaran tetapi juga
harus mampu mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata.
Ketika peneliti mengikuti kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia
di kelas X MIA 1 dengan materi anekdot, guru mampu mengaitkan
dengan kehidupan nyata dengan memberikan contoh teks anekdot
yang berkaitan dengan kejadian dan kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X, penulis
bertanya apakah guru dalam menyampaikan materi pelajaran bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-sehari? Ada siswa
yang menjawab ―iya‖ dan ada juga yang menjawab ―tidak pernah‖.
Ketika di tanya soal apakah guru meberikan contoh-contoh yang
relevan dengan dengan kehidupan sehari-hari? Siswa menjawab iya
pernah tetapi tidak sering.13
10
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Sophie Octarini dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
11
Hasil wawancara dengan siswa MAN 12 Jakarta Ahmed Fajrul Ilmi dilaksanakan pada
tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
12
Hasil wawancara dengan siswa MAN 12 Jakarta Ibrahim Zhafir dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
13
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Sophie Octarini dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
66
Dalam pembelajaran inovatif, tidak hanya guru yang dituntut
untuk untuk inovatif tetapi juga siswa harus inovatif dalam arti
mampu mencari bahan atau materi secara mandiri. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bahasa Indonesia, beliau mengatakan bahwa
ia sering memberikan tugas kepada siswa yang berkaitan dengan
materi pelajaran dari sumber manapun, baik dari internet maupun dari
buku sumber lainnya.14
Dalam hal pembelajaran yang inovatif, kepala sekolah MAN 12
Jakarta, Dra. Hj. Herawati, M.Pd memberikan saran kepada guru
bahasa Indonesia, yaitu guru harus membuat atau menciptakan
metode, media, maupun strategi pembelajaran yang baru untuk
kemajuan MAN 12 Jakarta. Secara umum khususnya pada akademik
di masing-masing mata pelajaran.15
Penerapan pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar materi anekdot di kelas X tidak kreatif atau tidak
terlihat. Hal ini dikarenakan kurangnya penggunaan metode dan
media pembelajaran pada materi anekdot yang lebih menarik dan
membuat siswa tidak mudah bosan serta tetap fokus pada
pembelajaran. Pada saat peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran,
peneliti melihat guru tidak sepenuhnya menggunakan media
pembelajaran yang mendukung, misalnya di dalam kelas X MIA 1
terdapat LCD atau proyektor namun guru hanyak menghubungkan ke
laptopnya saja tetapi tidak digunakan oleh guru sepenuhnya. Beberapa
siswa terlihat asyik bermain, mengobrol dengan teman sebangkunya,
sehingga dalam penerapan pembelajaran yang inovatif kurang terlihat
14
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah,
M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di
ruang perpustakaan.
15
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
67
karena kurangnya penggunaan metode yang lebih menarik untuk
siswa agar mereka tetap fokus pada pembelajaran.
3. Pembelajaran Kreatif
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menuntut siswa dan
guru untuk kreatif dalam berbagai hal. Pembelajaran kreatif
mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas
siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
beberapa metode dan strategi yang bervariasi. Ketika penulis ikut serta
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas X MIA 1 materi anekdot,
guru bahasa Indonesia mampu menerapakan pembelajaran yang
kreatif. Hal itu terlihat ketika guru mampu menerapkan metode
diskusi dan demonstrasi. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok, setiap kelompok diberikan tugas oleh guru untuk membuat
contoh teks anekdot setelah itu dipresentasikan di depan kelas.
Seluruh siswa dalam tiap kelompok berusaha membuat teks anekdot
dan masing-masing memunculkan kreativitasnya dalam membuat teks
anekdot
yang
berbeda
dengan
kelompok
lainnya.
Ketika
mempresentasikan hasilnya pun setiap kelompok mempunyai gaya
dan kreativitasnya masing-masing untuk ditampilkan di depan temanteman mereka dan juga guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X MIA 1, ada
yang mengatakan kesulitan mereka menulis teks anekdot adalah
Menentukan topik dan menyusun kalimatnya.16 Selain itu, membuat
sindiran yang mengandung kelucuan.17 Walaupun demikian, seluruh
siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mereka.
16
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Muhammad Irfan. S dilaksanakan pada
tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
17
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Nadya Shafira dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
68
Mereka mulai memunculkan kreativitasnya dan menuangkan ideidenya pada teks anekdot yang mereka buat.
Dalam proses pembelajaran guru sangat memberikan kebebasan
pada siswa untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh
siswa. Guru juga sangat menghargai ide-ide yang dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia tentang
cara merangsang siswa utuk menjadi kreatif, beliau menjawab dengan
memberikan tugas-tugas yang menurut ibu siswa itu senang, salah
satunya karena pelajaran bahasa Indonesia dengan memberikan tugas
kemudian diapresiasi itu salah satu yang membuat siswa menjadi
senang. Biasanya dari pengalaman siswa sendiri akan muncul ide-ide
kreatif sehingga lebih memperkaya diri siswa itu sendiri.18
Kepala sekolah MAN 12 Jakarta memberikan saran terkait guru
bahasa Indonesia yang kreatif, yaitu bahwa guru harus bisa
mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, misalkan
dengan menciptakan proses pembelajaran yang lebih kreatif lagi.19
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat
aktif dalam proses pebelajaran, sehingga suasana pembelajaran benarbenar kondusif dan terarah dengan tujuan kompetensi yang telah
ditetapkan. Pada saat pelajaran bahasa Indonesia dengan materi
anekdot, peneliti melihat seluruh siswa terlibat dalam proses
pembelajaran dan guru mampu mengatur waktu yang disediakan
sehingga pelajaran di kelas berjalan secara terarah dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
18
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah,
M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di
perpustakaan.
19
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
69
Berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa
maka guru bahasa Indonesia harus enguasai materi pembelajaranyang
akan diajarkan oleh siswa. Pada saat penulis mengikuti kegiata belajar
mengajar di kelas X MIA 1, beliau sangat memahami apa saja tujuan
yang akan dicapai oleh siswa pada materi anekdot.
Ada lima karakter prilaku kunci dari guru yang efektif menurut
pendapat Borrich: 1) kejelasan pelajaran, ini sangat terlihat ketika ibu
Iceu menerangkan kepada siswa tentang teks anekdot dan siswa dapat
memahaminya. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X
MIA 1 ketika peneliti bertanya mengenai apakah Anda memahami
teks Anekdot yang dijelaskan oleh guru, mereka menjawab ―iya
memahaminya‖. Artinya, guru dapat memberikan penjelasan secara
jelas kepada siswa tentang teks anekdot. 2) variasi pembelajaran,
terlihat ketika guru tidak hanya menerangkan teks anekdot secara
terus menerus tetapi juga dengan melibatkan siswa untuk aktif dan
kreatif dalam pembuatan teks anekdot dan mendemonstrasikan di
depan kelas. 3) berorientasi pada tugas, kegiatan ini terlihat setelah
selesai menjelaskan materi, guru memberikan tugas baik itu tugas
individu maupun tugas kelompok. 4) pelibatan proses belajar, hal ini
terlihat guru mampu mengajak seluruh siswa untuk ikut terlibat dalam
proses pembuatan teks anekdot dalam setiap kelompok. 5)
keberhasilan siswa, terlihat ketika setiap kelompok mempresentasikan
atau memperagakan hasil teks anekdot yang telah mereka buat.
Melalui hal itu, guru dapat melihat keberhasilan belajar siswa pada
materi anekdot.
Dalam hal penerapan pembelajaran materi anekdot, Ibu Iceu
menerapkan dengan banyak melibatkan siswa. Siswa menjadi lebih
banyak diberikan umpan-umpan sehingga mereka sendiri inovatif.20
Selain itu, dalam pembelajaran inovatif siswa juga harus berupaya
20
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah,
M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di
ruang perpustakaan.
70
mencari bahan atau materi sendiri dari berbagai sumber. Tindakan
yang ibu Iceu lakukan, yaitu sering memberikan tugas kepada siswa
yang berkaitan dengan materi dan mereka mencari di internet, bisa
juga kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di perpustakaan untuk
mencari berbagai sumber terkait dengan materi yang diajarkan.21
Kepala sekolah MAN 12 Jakarta memberikan saran kepada guru
terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang efektif, beliau
mengatakan guru harus senantiasa memanfaatkan waktu yang sudah
disediakan di sekolah agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia pada
jam pelajaran berlangsung.22 Pada pembelajaran efektif, guru bahasa
Indonesia dapat menerapkannya. Ibu Iceu dapat mengelola waktu di
dalam kelas dengan baik sehingga pelajaran dapat tersampaikan
dengan baik dan siswa dapat memahaminya.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan artinya pembelajaran yang
membuat siswa merasa senang, nyaman, tidak bosan, tidak merasa
takut, dan lain-lain. Pembelajaran menyenangkan ini sangat terlihat
dalam proses pembelajaran materi anekdot. Seluruh siswa merasakan
nyaman dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas. Seluruh siswa tidak merasa takut ketika diminta untuk
mempraktekkan didepan kelas mengenai hasil teks anekdot yang
sudah dibuat secara berkelompok. Tidak ada siswa yang merasakan
tegang atau tidak nyaman ketika proses pembelajaran materi anekdot
berlangsung.
21
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah,
M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di
ruang perpustakaan.
22
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
71
Guru
bahasa
Indonesia
menerapkan
pembelajaran
yang
menyenangkan pada materi anekdot. Beliau tidak membuat siswa
takut salah dihukum, takut ditertawakan teman-teman, justru membuat
siswa untuk berani mencoba dan berani mengemukakan pendapatnya
melalui teks anekdot tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa,
ketika
ditanya
mengenai
pendapat
mereka
tentang
pembelajaran yang menyenangkan, Ade Irma Suryani menjawab,
pembelajaran yang menyenangkan yaitu santai tetapu serius mungkin
dengan metode lain misalnya seperti nonton, game yang masih
berkaitan dengan materi akan lebih cepat nyangkut di otak.23
Baharudin
Adam
berpendapat
bahwa
pembelajaran
yang
menyenangkan adalah pembelajaran yang tidak materi terus tetapi ada
game.24 Astri Kamila berpendapat pembelajaran yang menyenangkan
itu pembelajaran yang serius tapi santai dan tidak terlalu banyak
memberikan tugas pada siswa yang tidak setara dengan penjelasan
materi yang diberikan.25 Risa Fitriyani menjawab pembelajaran yang
menyenangkan yaitu yang tidak terlalu fokus pada materi agar tidak
bosan.26
Berdasarkan
hasil
wawancara
tersebut
bahwa
mereka
membutuhkan game yang menyenangkan dan tidak terus-terusan
memberikan materi pelajaran. Artinya disela-sela proses pembelajaran
seharusnya
guru
membangkitkan
memberikan
semangat
siswa
game
yang
kembali.
berguna
Berdasarkan
untuk
hasil
wawancara dengan guru bahasa Indonesia beliau mengenai pemberian
game ketika proses belajar mengajar berlangsung menjawab game
untuk sementara ini belum rutin diberikan, mungkin momen-momen
23
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Ade Irma Suryani dilaksanakan pada
tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
24
Hasil wawancara dengan siswa MAN 12 Jakarta Baharudin Adam dilaksanakan pada
tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
25
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Astri Kamila dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
26
Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Risa Fitriyani dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
72
tertentu saja baru diberikan game.27 Peneliti juga melaksanakan
wawancara dengan kepala sekolah, beliau menjawab saran untuk guru
bahasa Indonesia, yaitu tidak selalu pada materi tetapi juga diselingi
oleh game sehingga pembelajaran tidak membosankan siswa.28
Meskipun demikian, guru bahasa Indonesia mampu menerapkan
pembelajaran yang menyenangkan pada materi anekdot. siswa tidak
takut salah, tidak takut ditertawakan teman-teman justru guru
membuat siswa untuk berani mencoba dan berani mengemukakan
pendapatnya melalui teks anekdot tersebut. Ketika peneliti bertanya
kepada guru bahasa Indonesia tentang cara menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan, beliau menjawab dengan mengajak siswa dan
siswi bermain dengan tema yang sudah ditentukan biasanya mereka
lebih bersemangat lagi dan lebih senang untuk belajar.
Ibu Dra. Hj. Herawati, M.Pd juga memberikan saran mengenai
penerapan pembelajaran yang menyenangkan, yaitu guru harus bisa
mengkondisikan kelas dan harus bisa melihat keadaan siswa.
Tentunya guru juga harus mempunyai game yang menarik untuk
siswa sehingga ketika belajar dapat diselingi dengan game atau
menonton film yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia
sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.29
Dengan demikian, penerapan pembelajaran menyenangkan dengan
materi anekdot di kelas X MIA 1 cukup menerapkan dengan baik
hanya kurang pada pemberian game di kelas sehingga siswa mudah
bosan.
27
Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah,
M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di
ruang perpustakaan.
28
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
29
Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kepala sekolah.
73
Berdasarkan uraian penerapan PAIKEM pada materi anekdot di atas,
guru bahasa Indonesia kelas X Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta hanya
kreatif atau berhasil menerapkan pada pembelajaran aktif, efektf dan
kreatif. Pada pembelajaran inovatif, guru terlihat tidak kreatif karena
guru tidak menggunakan media pembelajaran yang mendukung untuk
materi anekdot. pada pembelajaran menyenangkan, guru tidak kreatif
karena tidak adanya game atau permainan pada saat proses belajar
mengajar sehingga guru hanya memberikan materi dan siswa merasa
bosan. Sesuai dengan pendapat siswa mengenai cara guru bahasa
Indonesia menyampaikan materi pelajaran, sebanyak enam siswa dari
lima belas siswa menjawab membosankan dan kurang baik. Sedangkan
mengenai penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, sebanyak
delapan siswa dari lima belas orang menjawab tidak bervariasi.
Guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X MIA 1 MAN
12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dalam Penerapan
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
pada pelajaran bahasa Indonesia menurut para siswa masih kurang
menerapkannya. Nadya Shafira dan Astri Kamila mengatakan bahwa
guru kurang aktif, inovatif, dan efektif dan kreatif.30 Risa Fitriyani
mengatakan bahwa guru hanya menerapkan pembelajaran aktif dan
inovatif.31 Eka Wahyuningtias mengatakan bahwa guru kadangkadang
menerapkannya.32
Ada
pula
beberapa
siswa
yang
mengatakan menerapkannya. Dengan demikian guru harus terus
menggali
pengetahuannya
menerapkan
30
PAIKEM
agar proses
dapat
pembelajaran dengan
diterapkan
dengan
baik.
Hasil wawancara dengan Siswi MAN 12 Jakarta Nadya Shafira dan Astri Kamila
dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 10.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang
kelas X MIA 1.
31
Hasil wawancara dengan Siswi MAN 12 Jakarta Risa Fitriyani dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 10.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
32
Hasil wawancara dengan Siswi MAN 12 Jakarta Eka Wahyuningtias dilaksanakan pada
tanggal 16 Mei 2016 pukul 10.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Madrasah Aliyah
Negeri 12 Jakarta Barat dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru bahasa
Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi anekdot di kelas X MIA
1 dapat terlihat sebagai berikut, dalam penerapan pembelajaran aktif, dapat
terlihat guru mampu menerapkannya, yaitu seluruh siswa aktif terlibat dalam
proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran inovatif dapat terlihat guru
tidak kreatif karena guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat
mendukung pada materi anekdot dan biasanya guru hanya menggunakan
ceramah dan diskusi saja sehingga pembelajaran kurang menarik oleh siswa.
Penerapan pembelajaran kreatif, guru mampu menerapkannya, hal ini terlihat
ketika seluruh kelompok berhasil membuat teks anekdot dan memperagakan
di depan kelas. Selanjutnya, penerapan pembelajaran Efektif, guru mampu
menerapkannya, yaitu dengan memanfaatkan waktu yang telah disediakan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara keseluruhan. Penerapan
pembelajaran menyenangkan, telihat guru kurang menerapkannya, karena
seluruh siswa masih merasa bosan. Hal ini dikarenakan guru tidak
menerapkan game disela-sela pelajaran yang berlangsung.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas penulis memberikan saran-saran terkait
dengan hasil penelitian, yaitu guru bahasa Indonesia senantiasa harus terus
menggali informasi tentang penggunaan metode dan media pembelajaran
yang tepat untuk materi yang akan disampaikan, guru bahasa Indonesia harus
terus menggali kreativitas yang dimilikinya, dan guru bahasa Indonesia harus
mampu mengelola kelas menjadi kelas yang meyenangkan dan tidak
membosankan.
74
75
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Peningkatan Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Cet. I. 2012.
Aryo, Sun. Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru dalam Proses
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas diunduh dari file.upi.edu/Direktori/
FIP/
JUR._PEND._LUAR_BIASA/195607221985031SUNARYO/Artikel_Kreat
ivitas_Guru.pdf pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 14.08 WIB.
Djamal, M. Paradigma Penelitian Kualitatif. Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika. Cet. III. 2012.
Jauhar, Mohammad. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Cet. I. 2011.
sampai
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik/ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2014.
Khodijah, Nyanyu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet.
II. 2014.
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Cet. I. 2009.
Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Cet. XXXII. 2014.
Mulyatiningsih, Endang. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM). Depok: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan.
2010
diunduh
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endangmulyatiningsih mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf diunduh pada
tanggal 19 Juni 2015 pukul 14.00 WIB,
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
PT Grasindo. Cet. III. 1999.
Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta. 2012.
76 75
76 77
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana. Cet, I. 2010.
Remiswal dan Rezki Amelia. Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam
Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cet. I. 2013.
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. VI. 2013.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabet. Cet. IV. 2013.
Saminanto. Mengembangkan RPP PAIKEM, EEK, dan Berkarakter. Semarang:
Rasail Media Group. Cet. I. 2012.
Slameto Sujiono. Yuliana Nurani dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif
Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Cet. I. 2010.
Sudarma, Momon. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta:
Rajawali Pers. Cet. I. 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Cet. VI. 2011.
Wirasa.
Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM diunduh dari
journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3517/pdf pada tanggal
29 Juni 2016 pukul 20.05 WIB
Wulandari, Mei. Buku Pengayaan Bahasa Indonesia Kelompok Mata Pelajaran
Wajib
untuk
SMA/MA/SMK/MAK.
CV
Arya
Duta.
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BAHASA INDONESIA
MAN 12 JAKARTA
Identitas Responden
Nama Responden
: Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd
Jabatan
: Guru Bahasa Indonesia
Jenis Kelamin
: Perempuan
Hari/Tanggal Wawancara
: Senin/ 9 Mei 2016
Pewawancara
: Ulfah Sundusiah
Pertanyaan : Sebagai seorang guru harus mempunyai RPP, Silabus, PROTA,
PROSEM. Apakah ibu membuat perangkat pembelajaran tersebut?
Jawaban
: Tentu saja, bagi seorang guru itu membuat RPP, Silabus, PROTA,
dan PROSEM itu sudah kewajiban dan otomatis memang harus
dibuat untuk per semesternya.
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah ibu
memberikan umpan balik kepada siswa?
Jawaban
: Tentu saja dari sini kita akan menambah wawasan untuk siswa juga
kemudian guru juga akan mengetahui tindak lanjut sesudah materi
diberikan.
Pertanyaan : Ketika mengajar, apakah ibu menggunakan berbagai bahan atau
sumber yang berkaitan dengan materi yang dibahas?
Jawaban
: Ya tentu saja, saya menggunakan bahan atau sumber yang
bervariasi seperti guru-guru yang lain dengan buku, dengan internet,
dengan perangkat-perangkat yang ada dan alam sekitar yang
mendukung.
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah ibu menggunakan media pembelajaran?
Biasanya media pembelajaran yang seperti apa yang ibu gunakan
untuk mendukung proses pembelajaran?
Jawaban
: Ya tentu saja, untuk memperlancar KBM. Media pembelajaran
yang digunakan seperti LCD, OHP, bisa juga demonstrasi siswa itu
kan sebagai media juga.
Pertanyaan : Kegiatan atau cara apa yang ibu lakukan untuk mengembangkan
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bervariasi?
Jawaban
: Yang saya lakukan untuk merancang proses pembelajaran supaya
anak tidak bosan itu mengajak anak-anak keluar kelas, kita ke kebun
sekolah atau lingkungan disekitar sekolah yang mendukung
pembelajaran dan tentu saja sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pertanyaan : Bagaimana cara ibu ketika mengatasi para siswa yang tidak
semangat dalam belajar?
Jawaban
: Tetu saja menghadapi siswa seperti ini saya berusaha untuk
mendekati kemudian mengorek-ngorek masalah apa yang sedang
dihadapi dan ibu usahakan mencari jalan keluarnya sehingga bisa
belajar seperti anak-anak lain.
Pertanyaan : Berkaitan dengan kreativitas seorang guru ketika mengajar,
menurut pendapat ibu seperti apa kreativitas yang harus dimiliki oleh
seorang guru?
Jawaban
: Ya, untuk kreativitas guru itu menurut saya jadi guru itu harus mau
mengikuti perkembangan zaman jadi tidak hanya berjalan di tempat
saja tetapi mengikuti kemajuan-kemajuan di bidang pendidikan, ibu
kadang-kadang memberikan tugas kepada siswa berkaitan dengan
kemajuan teknologi yang sesuai dengan materi dan sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga anak dapat memahami materi
pelajaran dengan baik dan dapat mengembangkan kreativitas yang
dimiliki.
Pertanyaan
: Menurut Ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan dalam
merancang proses pembelajaran?
Jawaban
: Ya, tentu saja karena tanpa kreativitas tidak akan mengalami
kemajuan.
Pertanyaan : Bagaimana cara ibu meningkatkan kreativitas dalam mengajar?
Jawaban
: Ya tentu saja dengan metode-metode yang semakin bagus, semakin
canggih sehingga anak semangat dan termotivasi untuk belajar.
Pertanyaan : Menurut ibu, apakah model PAIKEM tepat digunakan pada
pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Tentu saja, model PAIKEM itu sangat cocok untuk pelajaran
bahasa Indonesia, karena guru dan siswa bisa berkomunikasi dengan
lancar dan siswa lebih aktif.
Pertanyaan : Dalam mengajar, metode apa saja yang ibu terapkan untuk
menjadikan proses pelajaran menjadi pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan?
Jawaban
: Kalau metode sih banyak mulai dari metode yang lama sampai
yang terbaru harus kita kuasai, pelajari, dan harus kita gunakan. Ya
kalau metode sih mulai dari metode tanya jawab, pemberian tugas,
dan model-moedel sekarang CTL dan sebagainya, dan divariasikan.
Pertanyaan : Bagaimana cara ibu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif.
Menjadikan siswa aktif dalam bertanya dan membangun gagasan?
Jawaban
: Tentu saja biasanya ibu mengadakan pendekatan sesuai dengan
materi sesuai dengan tema dengan memberikan rangsanganrangsangan seperti yang telah mereka pelajari kemudian sehingga
siswa tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam materi pelajaran.
Pertanyaan : Bagaimana cara ibu menerapkan pembelajaran yang inovatif?
Jawaban
: Dengan banyak melibatkan siswa. Jadi siswa lebih banyak
diberikan umpan-umpan sehingga mereka sendiri inovatif.
Pertanyaan : Dalam pembelajaran inovatif, siswa juga harus berupaya mencari
bahan atau materi sendiri dari berbagai sumber. Apa tindakan yang
ibu lakukan?
Jawaban
: Ibu sering memberikan tugas kepada siswa tentu saja yang
berikaitan dengan materi dan mereka mencari di internet mereka
juga suka kemudian semangat sehingga kegiatan belajar mengajar
bisa berjalan diperpustkaan juga sering ibu lakukan untuk mereka
mencari materi.
Pertanyaan : Bagaimana cara ibu merangsang siswa untuk menjadi kreatif?
Jawaban
: Dengan memberikan tugas-tugas yang menurut ibu siswa itu
senang salah satunya karena pelajaran bahasa Indonesia dengan
diberikan tugas kemudian diapresiasi itu salah satu yang membuat
siswa menjadi senang. Biasanya dari pengalaman siswa sendiri akan
muncul ide-ide, kreativitas, sehingga lebih memperkaya diri siswa
itu sendiri.
Pertanyaan : Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang semua siswa
ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Cara apa yang ibu lakukan
untuk para siswa agar mereka semua terlibat dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif?
Jawaban
: Memang rata-rata siswa aktif semua, biasanya ibu dalam
menerapkan pembelajaran itu menerapkan model demonstrasi. Jadi
semua siswa dilibatkan dan siswa tidak bosan.
Pertanyaan :
Bagaimana
cara
ibu
menciptakan
pembelajaran
yang
menyenangkan?
Jawaban
: Berkaitan dengan pembelajaran yang efektif tadi sangat erat
hubungannya dengan cara mencipatakan pembelajaran, karena kalua
anak-anak diajak bermain dengan tema yang sudah kita tentukan
biasanya mereka lebih semnagat lagi dan lebih senang untuk belajar.
Pertanyaan : Contoh humor apa yang biasa ibu berikan dalam kegiatan
pembelajaran?
Jawaban
: Humor yang berkaitan dengan siswa saja sehingga siswa semakin
antusias biasanya terjadi secara spontan saja.
Pertanyaan : Berapa jenis ice breaking yang sudah diterapkan dalam kelas?
Jawaban
: Games untuk sementara ini belum rutin diberikan mungkin dalam
momen-momen tertentu saja baru diberikan games.
Pertanyaan : Bagaimana ibu merangsang siswa untuk menghasilkan teks anekdot
sesuai dengan kreativitasnya masing-masing?
Jawaban
: Untuk pelajaran anekdot ini biasnya ibu membentuk beberapa
kelompok siswa untuk mempraktekan di depan kelas. Biasanya
siswa ibu beri tugas untuk melihat kejadian sehari-hari yang biasa
dialami kemudian apa yang dilihat oleh siswa itu langsung dibuat
teks anekdot setelah itu baru dipraktekkan di depan kelas.
Pertanyaan : Apakah ibu pernah membuat atau menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Ya, pernah
Pertanyaan : Apakah ada kesulitan yang ibu alami ketika menyampaikan materi
teks anekdot?
Jawaban
: sebetulnya kesulitan itu ada ya, tapi itu kecil dan bisa diatasilah
karena anekdot itu kan contoh-contoh yang biasa dilihat oleh anakanak, apakah di televisi atau dalam kehidupan nyata kan banyak yah.
Pertanyaan : Bagaimana langkah ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
menyampaikan teks anekdot?
Jawaban
: Biasanya langkah-langkah ibu, dengan cara menunjuk beberapa
siswa untuk melihat kejadian-kejadian yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari dan ini sangat berguna sekali karena anak itu
kalau dilihat dari kejadian sehari-hari ingatannya akan kuat,
misalnya ketika temannya ditilang polisi atau hal-hal lain yang
berkaitan dengan kedisiplinan.
Pertanyaan : Bagaimana ibu mengembangkan kreativitas dalam menyampaikan
materi anekdot?
Jawaban
: Ya kreativitas ibu dalam menyampaikan materi anekdot dengan
bermain peran, jadi dibuat drama atau didemonstrasikan di depan
kelas, sehingga kreatif anak itu akan muncul. Biasanya kalau
mendemonstrasikan itu kreasinya banyak yang muncul sehingga
memicu untuk semakin lebih bagus lagi dari teman yang sudah
tampil.
Pertanyaan : Bagaimana ibu menerapkan PAIKEM dalam menyampaikan materi
anekdot?
Jawaban
: Kalau untuk PAIKEM itu dengan cara diskusi kemudian apa yang
didiskusikan dipraktekkan di depan kelas sehingga membuat anak
senang, bisa tertawa dan bercanda tapi terfokus pada satu materi
pelajaran yaitu anekdot.
Pertanyaan : Dalam PAIKEM, kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam
menggunakan metode dan strategi pembelajaran. Bagaimana cara
ibu meningkatkan kreativitas itu?
Jawaban
: Ya selain apa yang sudah ada di sekolah kita juga sering sharing
kepada guru-guru lain dengan guru-guru sesame MGMP sekolahsekolah lain sehingga kreativitas ini akan memunculkan kreativitas2
baru untuk memajukkan semua termasuk gurunya, siswanya, selain
itu kita juga mengikuti perkembangan zaman, internet.
Pertanyaan : Adakah kendala atau hambatan yang ibu hadapi ketika menerapkan
PAIKEM di dalam kelas?
Jawaban
: Hambatan tidak terlalu banyak tetapi itu sudah biasa.
Pertanyaan : Bagaimana solusi ibu untuk menyelesaikan hambatan tersebut?
Jawaban
: Solusinya ya melakukan pendekatan kepada siswa masalahnya apa
kemudian kita sharing kepada siswa sehingga hal-hal yang
menghambat proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Jakarta, 9 Mei 2016
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
MAN 12 JAKARTA
Identitas Responden
Nama Responden
: Dra. Hj. Herawati, M.Pd
Jabatan
: Kepala Sekolah MAN 12 Jakarta Barat
Jenis Kelamin
: Perempuan
Hari/Tanggal Wawancara
: Senin/ 9 Mei 2016
Pewawancara
: Ulfah Sundusiah
Pertanyaan
: Bagaimana pendapat Ibu mengenai cara mengajar guru Bahasa
Indonesia?
Jawaban
: Menurut ibu mungkin guru-guru bahasa Indonesia untuk lebih
kreatif lagi ketika mengajar.
Pertanyaan
: Apakah ibu selalu memberikan saran atau masukkan kepada
setiap guru khususnya guru Bahasa Indonesia ketika mengajar?
Jawaban
: Iya biasanya saya mengingatkan kepada guru untuk membawa
RPP, mengajar dengan menggunakan metode yang tidak hanya
ceramah dan diskusi saja tetapi lebih kreatif lagi.
Pertanyaan
: Apakah Ibu memberikan kebebasan kepada guru untuk
menggunakan sumber atau bahan pelajaran dari berbagai sumber
buku maupun media elektronik lainnya?
Jawaban
: Iya saya memberikan kebebasan kepada guru untuk menggunakan
sumber apapun. Tidak hanya kepada guru tapi juga kepada siswa
ibu memberikan sumber belajar yang bervariasi asalkan masih
berkaitan dengan materi pelajaran.
Pertanyaan
: Apakah guru bahasa Indonesia sering mengajak Ibu untuk
berdiskusi dalam hal metode, strategi, ataupun media pelajaran
yang akan mereka gunakan ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung?
Jawaban
: Iya terkadang. Yang lebih sering itu serumpun seperti MGMP
yang diskusinya.
Pertanyaan
: Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran
guru bahasa Indonesia yang aktif?
Jawaban
: Guru harus senantiasa melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran tidak hanya guru yang secara terus menerus
memberikan materi.
Pertanyaan
: Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran
guru bahasa Indonesia yang inovatif?
Jawaban
: Guru harus membuat atau menciptakan metode, media, maupun
model pembelajaran yang baru untuk kemajuan MAN 12 secara
umum khususnya pada akademik dimasing-masing mata pelajaran.
Pertanyaan
: Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran
guru bahasa Indonesia yang kreatif?
Jawaban
: Guru harus bisa mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, misalkan dengan menciptakan proses pembelajaran
yang lebih kreatif.
Pertanyaan
: Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran
guru bahasa Indonesia yang efektif?
Jawaban
: Guru harus senantiasa memanfaatkan waktu yang sudah
disediakan di sekolah agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia
pada jam pelajaran berlangsung
Pertanyaan
: Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran
guru bahasa Indonesia yang menyenangkan?
Jawaban
: Ya guru tentunya harus bisa mengkondisikan kelas dan harus bisa
melihat keadaan siswa. Tentunya guru juga harus mempunyai
games yang menarik untuk siswa sehingga ketika belajar dapat
diselingi dengan games atau menonton film yang berkaitan dengan
pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa tertarik untuk mengikuti
pelajaran bahasa Indonesia
Pertanyaan
: Apakah setiap guru membuat RPP dan silabus?
Jawaban
: Iya saya mewajibkan setiap guru untuk membuat RPP.
Pertanyaan
: Apakah ibu menandatangani RPP dan Silabus yang dibuat oleh
guru?
Jawaban
: Iya saya berusaha untuk menandatangani
Pertanyaan
: Apakah Ibu selalu mengontrol kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa?
Jawaban
: Iya terkadang saya melihat ke kelas yang belum ada gurunya atau
dengan bertanya kepada petugas piket guru yang tidak hadir, selain
itu juga saya mengecek di ruang guru melihat keadaan guru apakah
mereka sudah memasuki kelas atau masih mengobrol di ruang guru
Pertanyaan
: Bagaimana pendapat Ibu mengenai kreativitas seorang guru yang
ideal?
Jawaban
: Ya yang idel itu yang mengikuti zaman. Jadi kalau sekarang lagi
ngetren cerita apa gitu kita bisa tau. Bahasa apa sih yang sedang
ngetren di anak-anak zaman sekarang atau kejadian-kejadian apa
sih. Intinya mengikuti zaman tetapi tetap berpatokan dengan
kurikulum yang telah ditetapkan.
Pertanyaan
: Menurut ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan bagi
seorang guru?
Jawaban
: Iya pasti dibutuhkan. Jadi pada saat guru mengajar, guru harus
membawa model pembelajaran dan siswa yang harus mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Pertanyaan
: Sebagai kepala sekolah, apa saja usaha yang ibu lakukan untuk
memacu kreativitas guru dalam membawakan materi pelajaran
bahasa Indonesia?
Jawaban
: Ibu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti
kegiatan di luar sekolah seperti MGMP atau kegiatan diskusi
dengan guru-guru di sekolah lain sehingga guru dapat terus
mendapatkan informasi baik dari media cetak maupun dari sharing
dari teman-teman guru yang lain.
Pertanyaan
: Upaya apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru
dalam mengajar?
Jawaban
: Ya itu saya memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru
untuk mengembangkan kreativitasnya baik itu dalam menciptakan
metode, alat, media dan sebagainya. Selain itu juga ibu
menyarankan guru untuk menggunakan seperti google classroom.
Pertanyaan
: Bagaimana pendapat Ibu mengenai PAIKEM?
Jawaban
: PAIKEM kan sama dengan CBSA. Kalau PAIKEM dipake sih
anak-anak tidak bosan.
Pertanyaan
: Apakah model pembelajaran PAIKEM tepat diterapkan pada
materi Bahasa Indonesia khusunya pada kurikulum 2013?
Jawaban
: Menurut ibu sih PAIKEM tepat digunakan pada kurikulum 2013
karena mencakup pelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Pertanyaan
: Bagaimana pendapat ibu mengenai kreativitas guru Bahasa
Indonesia dalam menerapkan PAIKEM?
Jawaban
: Ya pendapat ibu sih bagus jika guru dapat menerapkan PAIKEM
dengan terus mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh setiap
guru khususnya pada guru bahasa Indonesia
Pertanyaan
: Tindakan atau upaya apa saja yang ibu lakukan agar para guru
terutama guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan?
Jawaban
: Ya itu ibu memberikan kebebasan kepada guru untuk
menggunakan metode apapun yang menarik siswa untuk belajar
dan yang terpenting tidak membuat siswa bosan dan tertekan
Pertanyaan
: Saran apa yang ibu berikan kepada guru Bahasa Indonesia untuk
terus meningkatkan kualitas dalam dirinya dan meningkatkan
kreativitasnya?
Jawaban
: Banyak baca, tapi ibu manfaatkan MGMP antar guru bahasa
Indonesia mereka bisa sharing dengan sesame guru bahasa
Indonesia. Selain itu saran ibu untuk guru bahasa Indonesia yaitu
banyak baca, pandai menulis dan sebagainya.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Ade Irma Suryani
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Penyampaiannya jelas, cukup jelas kalau ngejelasin detail jadi
bisa cepat dimengerti juga.
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Ya lumayan seru kalua pas lagi belajar anekdot tapi kalau lagi
materi terus lama-lama bisa ngebosenin mungkin nanti sekali kali
adain games/ moving gitu.
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pelajaran pertama sih, tetapi jam keberapapun ga ada
masalah ko.
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Iya paling sih cerita lucu. Kalau games belum pernah.
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Nggak juga, terkadang dari powerpoint.
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya lumayan. Jadi ga itu-itu aja model ngajarnya.
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Metodenya ya lewat LKS, paket, atau proyektor.
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya.
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Nah iya, sering itu
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya, biar cepat mengerti.
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya pasti, harus malah. Bu Iceu kalau ngejelasin jelas ko berarti
pasti paham.
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya. Biar belajar lebih giat dan rajin lagi.
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya selalu
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Asik ko, paling kalau lagi ulangan doang si rada tegang.
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Ya seru pastinya bias belajarnya semangat.
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Wah, iya banget tuh
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot adalah teks yang isinya lucu.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya lumayan memahami
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, sangat memahaminya
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Paling hanya cara membuat anekdot.
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukai karena teks anekdot lucu.
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: kesulitannya yaitu membuat ceritanya atau menyusun katakatanya agar dapat didengar dengan baik oleh masyarakat.
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Jarang
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
menyenangkan?
Jawaban
: Iya lumayan
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Sudah perfect sih. Cuma biar lebih seru mungkin nanti sekali
diselipin games atau moving itu aja.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Hesti Husniawati
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya kurang mengasyikkan, pembelajaran bahasa
Indonesia lebih mengasyikkan jika memakai berbagai metode.
Misalnya dengan game tetapi masih bersangkutan dengan materi
yang dipelajari.
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Membosankan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Hanya beberapa kali, sering juga sih.
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Mungkin sehabis istirahat.
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Tidak melakukan langkah apapun.
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Terkadang melalui prayektor
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Lewat LKS, Paket, dan sekali memakai proyektor.
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Hanya Sekali
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Tidak pernah
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya pernah, tapi ga sering
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Tidak setiap pertemuan
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Sering
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Ya rileks sih, paling kalau ulangan tegang.
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Santai tapi serius. Mungkin dengan metode lain misalnya seperti
nonton, game tapi masih berkaitan dengan materi akan lebih cepat
nyangkut di otak gitu.
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Tidak begitu sering
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot adalah teks yang isinya lucu.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya memahami
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Iya, sangat memahaminya
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: kadang-kadang
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Paling hanya cara membuat anekdot.
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukai karena lucu
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: kesulitannya ketika memilih topik untuk dibuat teks anekdot
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
menyenangkan?
Jawaban
: Menurut saya kurang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Sebaiknya proses pembelajarannya dibuat lebih mengasyikkan
agar siswa-siswi tidak jenuh.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Shafadillah Adiningtyas
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Seru, lucu, menarik, dan mendidik
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Kadang-kadang membosankan tapi kebanyakan lucunya.
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Ya seperti contoh seorang guru yang bebas untuk memberikan
peluang kepada muridnya untuk bertanya.
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Pagi hari atau jam pelajaran pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Ya, guru-guru pada menyiapkan games di sesi pertanyaan.
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak, terkadang memakai powerpoint dari guru.
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Metodenya demonstrasi sekali memakai proyektor.
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Ya, biasanya sebagai contoh
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya pernah, tapi ga sering
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Ya sangat menguasai materi
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Ya, kadang-kadang yang paling sering untuk motivasi adalah saat
sedang kegiatan bersama walikelas.
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Ya, kadang-kadang tapi yang bikin capek PR nya banyak banget
tapi itulah yang membuat kita semangat
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Seru dan menyenangkan
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Ya kadang-kadang membuat kita untuk mencari lewat interntet
dan itulah yang membuat kita untuk berpikir kritis
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks yang lucu namun mengandung sindiran
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya saya memahaminya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukai karena teks anekdot lucu.
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: pada saat membuat atau mengarang cerita lucu, itu bingung.
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya jarang
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan?
Jawaban
: Iya terkadang menerapkan itu.
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Lebih sering untuk menjelaskan yang banyak dari pada
mengerjakan PR
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Sophie Octarini Liestyahayu
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: terkadang merasa ngantuk
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Menyenangkan karena kita belajar bahasa Indonesia itu
tergantung pada diri kita sendiri pelajaran itu asyik atau tidak
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Pagi hari.
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Kadang-kadang ngelawak atau cerita lucu
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Iya, paling mengerjakan LKS
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Engga juga. Terkadang hanya diskusi saja.
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Menjelaskan di papan tulis, contoh dari buku LKS atau paket
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Terkadang
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya pernah, tapi ga sering
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya guru sangat menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Terkadang memberikan motivasi
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Ya saya tidak merasa tertekan ketika pelajaran bahasa Indonesia
berlangsung
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Seru dan menyenangkan
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya pasti
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot itu adalah teks yang lucu ada sindirannya gitu
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya lumayan memahami
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, sangat memahaminya
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya memberikan contoh
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukai karena yang dibahas teks lucu
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: ketika menyusun kata-kata dan membuat jalan ceritanya
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan?
Jawaban
: Iya guru menerapkannya
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Lebih banyak games agar tidak membosankan
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Khoirunnisa
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya cara mengajarnya mudah dipahami
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Menyenangkan sebab cara penyampaian materinya cukup jelas
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya, contohnya mempraktekkan anekdot di depan kelas dan
berdiskusi apa saja unsur anekdot.
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pelajaran di hari senin, saat jam pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Iya, contohnya seperti melakukan anekdot dan didemonstasikan
di depan kelas.
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak juga, cara pembelajarannya kadang menggunakan
proyektor.
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Iya, seperti metode menjelaskan di depan kelas, diskusi.
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya terutama ketika memberikan contoh
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya guru menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya, beliau mendorong dan memberi motivasi supaya kita selalu
semangat dalam belajar
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya selalu memberikan kesempatan buat nanya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Ya kadang senang, releks, kadang juga merasa badmood.
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Pembelajaran yang disukai dengan murid-muridnya
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot adalah teks yang menceritakan kelucuan.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, pastinya memahami
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya terkadang memberikan contoh
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya karena seru
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: ketika menentukan struktur teks anekdot
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
menyenangkan?
Jawaban
: Iya guru menerapkannya
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Sarannya cara mengajar guru di kelas harus ditekannkan agar
mengajarnya lebih baik lagi.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Muhammad Farhan Nugraha
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya gurunya enak dan sangat menyenangkan
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Terkadang membosankan siswa
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pelajaran pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Iya, terkadang memberi games
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak juga, terkadang menggunakan buku novel
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya bermacam-macam
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: metode menerangkan atau menjelaskan
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: terkadang guru menggunakan laptop atau memperhatikan video
yang seru dan menarik.
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya, dengan bercerita tentang kehidupan sehari-hari
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Terkadang guru memberikan semangat
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Sering
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Sangat senang dan asyik
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Belajar dengan motivasi
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks yang menceritakan kelucuan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, tentu saja
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya menerapkannya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya karena cerita lucu
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: kesulitannya paling ketika menyusun kata-kata agar menjadi teks
anekdot
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: ya pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan?
Jawaban
: Iya guru menerapkannya
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Belajarnya sudah asyik cuma kurang memberi saran kepada anakanaknya.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Muhammad Irfan Siraj
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya gurunya enak dan seru
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Bagus dan menyenangkan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pelajaran sehabis zuhur
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Iya, terkadang memberi games
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Metode presentasi atau ditampilkan slide di proyektor
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya.
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya pernah
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya menguasai
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Ya guru memberikan kesempatan untuk bertanya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Senang dan rileks
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Pembelajaran yang enak dan rileks
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot itu adalah teks yang menceritakan kelucuan terus
ada sindirannya juga.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya memahami
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya tentu saja
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya terkadang memberikan contoh
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukai
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: pemilihan topik terus sama menyusun kalimatnya
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
menyenangkan?
Jawaban
: Iya
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Perlu ditambah games agar lebih semangat lagi
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Baharuddin Adam
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya sama saja seperti guru-guru yang lain
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
:
Tergantung
materinya
kadang
membosankan
kadang
menyenangkan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Hanya cerita lucu
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Buku paket dan LKS tapi kadang dari internet
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Terkadang
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: metode seperti biasanya, yaitu menjelaskan
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Kadang-kadang mengaitkan, kadang-kadang tidak
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya kadang-kadang
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya sangat menguasai
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Tidak setiap pertemuan
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Kadang-kadang tertekan tetapi merasakan senang
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Pembelajaran yang tidak materi terus tapi ada games
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks yang ceritanya lucu dan mengandung sindiran.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya tentu saja
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya memberikan
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya karena materinya menarik dan lucu
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: ya paling kesulitannya nentuin topik ceritanya yang mau
dijadikan teks anekdot.
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
menyenangkan?
Jawaban
: Iya tapi masih kurang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Jangan terlalu banyak memberi soal atau tugas, selipkan games
atau hiburan agar siswa-siswi merasa senang
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Astri Kamila Rahmah
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya pelaksanaan kegiatan belajar di kelas kurang
menyenangkan dan membosankan
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Membosankan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam ke satu
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Kadang menyelipkan cerita-cerita lucu yang berkaitan dengan
materi pelajaran
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak karena biasanya kami menggunakan internet untuk tugas di
rumah
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Diskusi
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya, dengan bercerita tentang kehidupan sehari-hari
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: kadang-kadang
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Yang saya rasakan rileks
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Serius tapi santai dan tidak terlalu banyak memberikan tugas pada
siswa yang tidak setara dengan penjelasan materi yang diberikan
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: teks anekdot itu teks yang lucu.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, tentu aja
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya terkadang seru
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: kesulitannya ketika menentukan struktur sama menyusun
kalimatnya
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
menyenangkan?
Jawaban
: Kurang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Saran saya lebih baik mengubah suasana belajar menjadi lebih
kondusif dan tenang serta menyenangkan. Dengan diselingi gamegame disamping penjelasan materinya. Serta saran saya sebaiknya
tidak memberatkan siswa-siswi dengan tugas yang diberikan
dengan waktu yang sebentar, karena kami memiliki tugas lain
disamping tugas pelajaran bahasa Indonesia.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Ahmed Fajrul Ilmi
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Ya menyenangkan kadang-kadang
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Tergantung pada meterinya
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya guru selalu memberikan siswa untuk aktif
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pelajaran pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Iya seperti anekdot
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Iya terkadang menggunakan internet
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: kadang-kadang
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: metode seperti biasanya kaya diskusi, menjelaskan.
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya terkadang
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya terkadang
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya selalu
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Ya rileks
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Belajar yang tidak membosankan
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot yang isinya tentang cerita lucu yang ada
sindirannya
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Iya memahami
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya terkadang
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya memberikan contoh
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya karena yang dipelajari menarik dan lucu
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: ketika menyusun kalimat agar ceritanya menjadi lucu
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
menyenangkan?
Jawaban
: Iya terkadang
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Selalu siapkan games ketika mengajar agar tidak bosan
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Risa Fitriyani
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Cukup baik karena terlalu fokus pada materi sehingga membuat
siswa-siswi bosan
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Kadang bosan dan kadang menyenangkan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Iya dengan memberi cerita-cerita lucu
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak terkadang dari berbagai sumber selain buku paket dan LKS
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jarang karena terlalu sering memberi materi saja
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: menjelaskan dan praktek
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Ya seperti infocus dengan power point
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya sangat menguasai
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya agar siswa aktif
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Biasa saja
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Yang tidak terlalu fokus pada materi dan diselingi dengan games
dan nonton film juga yang berkaitan degan materi agar tidak bosan.
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya berpikir kritis
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot adalah teks yang menceritakan tentang kelucuan.
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya memahaminya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, tentu saja memahami
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukainya karena lucu dan menarik
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: kesulitannya pas disuruh nyari topik sama nyusun kalimatnya sih
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
menyenangkan?
Jawaban
: aktif dan inovatif
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Jangan terlalu banyak tugas
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Ibrahim Zhafir Qais
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Kebanyakan nyatet, bosan, kadang seru tapi banyak tugasnya,
menjelaskannya santai dan bisa dipahami
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Kadang bikin seneng, kadang bikin bosan, dan kebanyakan tugas.
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Pasti itu
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Tidak.
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak, guru menggunakan semua buku kok
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Kadang-kadang tapi lebih sering gitu-gitu aja, kaya diskusi,
menjelaskan, sama praktek.
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: diskusi, praktek, dan menjelaskan
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Cuma menggunakan laptop aja
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya kadang-kadang
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya terkadang memberikan motivasi
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Rileks, santai, tapi serius
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Bisa bikin anak-anaknya senang belajar dan semangat
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot adalah teks yang berupa sindiran dan lelucon
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: sudah pasti
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya karena menarik
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: kesulitannya pada saat mengarang
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
menyenangkan?
Jawaban
: Iya pasti
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Jangan terlalu banyak isi LKS
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Nadya Shafira
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Menurut saya cukup jelas namun kurang menyenangkan
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Agak membosankan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Waktu jam pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Menceritakan cerita-cerita lucu
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Tidak juga, terkadang diajarkan lewat internet
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Diskusi
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Kadang-kadang
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Rileks
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Serius tapi dibawa santai dan tidak memberatkan siswa
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks anekdot berupa sindiran yang mengandung unsur kelucuan
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: Kesulitannya membuat sindiran tersebut yang mengandung
kelucuan
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan?
Jawaban
: Kurang aktif, inovatif, efektif, dan kreatif
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Mencari metode lain dalam belajar yang bervariasi dan kreatif
agar tidak membosankan. Terus mengajarnya santai dan enjoy agar
kita bisa menikmati dalam belajar, dan juga tidak memberikan
tugas yang banyak dengan waktu yang singkat.
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Fathia Inasya Ayuningtyas
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: Baik tapi gurunya masih kurang banyak untuk menjelaskan
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Membosankan karena memberikan terlalu banyak tugas dan tidak
ada variasi dalam mengajar jadi membosankan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Jam pelajaran pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: mengerjakan latihan di LKS secara langsung
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya seperti proyektor
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Iya saya merasa senang
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Akan membuat kita lebih mudah dalam menyerap pelajaran yang
diberikan
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks yang berupa sindiran namun masih mengandung kelucuan
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, memahami
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya menyukai
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: Kesulitan untuk membuat apa yang akan dijadikan teks anekdot
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Tidak
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan?
Jawaban
: Iya guru menerapkannya
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Ibu guru harus memberikan metode pembelajaran yang lebih
variatif
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA
KELAS X MIPA 1
Identitas Responden
Nama Responden : Eka Wahyuningtias
Kelas
: X MIPA 1
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
Jawaban
: sangat disiplin dalam
Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi
pelajaran
Bahasa
Indonesia?
Apakah
membosankan
atau
menyenangkan?
Jawaban
: Menyenangkan
Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Iya karena siswa dilatih aktif dalam segala hal
Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat
membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia?
Jawaban
: Setelah istirahat pertama
Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru
menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat
kalian semangat kembali?
Jawaban
: Paling cerita-cerita lucu
Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang
digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan
LKS aja?
Jawaban
: Iya buku paket dan LKS
Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Jawaban
: Diskusi dan menjelaskan
Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah
guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses
pembelajaran?
Jawaban
: Iya seperti infocus
Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa
Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika
menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban
: Iya agar termotivasi
Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang
disampaikan?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali
pertemuan?
Jawaban
: Kadang-kadang
Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana
perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman,
asik, atau tertekan?
Jawaban
: Rileks
Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang
menyenangkan?
Jawaban
: Pembelajaran yang menyenagkan itu seperti belajar dicampur
games
Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot?
Jawaban
: Teks yang mengandung sindiran dan lelucuan
Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda
memahaminya?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot?
Jawaban
: Ya, pastinya memahami
Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang
dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks
anekdot?
Jawaban
: Iya
Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks
anekdot yang berlangsung di kelas?
Jawaban
: Iya karena menarik dan lucu
Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot?
Jawaban
: ketika mengarang agar teksnya menjadi lucu
Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot?
Jawaban
: Iya pernah
Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan?
Jawaban
: Kadang-kadang
Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia
terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas?
Jawaban
: Memperbanyak penjelasan dan latihan soal dan juga motivasi
kepada anak-anak murid agar lebih semangat lagi dalam menuntut
ilmu.
:
Terbii :
No. Revisi: :
No. Dokumen
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FORM tFR)
FITK
Jt.
t.
H.
Tgl.
J&nda tto 95 Wutat 15412
ffinesb
FITK-FR-AKD-084
1 Maret 2010
0'1
I
Hal
PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Nama
Ulfah Sundusiah
NIM
11
Jurusan/Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tanggal Pengajuan
1
12013000036
1 Januari
2016
Pembimbing Seminar Proposal Skripsi
No
Nama Dosen Pembimbing
N{IP
I
Dr. Hindun, M.Pd
t9701215 2009122 001
Judul Skripsi:
Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Menerapkan PAIKEM pada Materi Anekdot (Sfudi
Kasus di Kelas
Status
X Semester II MAN 12 JakartaBaraQ
*)
(r')
(
Disetujui
) Tidak Disetujui
Jakarta,
bing Seminar
2009n2 aot
\
Berikan tanda centang (
,,1
) pada bagian yang sesuai
1l
Mahasi
NIM. 1I1
Januari 2016
ybs,
13000036
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
Dokumen
:
Terbit :
FITK-FR-AKD-081
Tgl.
No.
Revisi: :
01
No.
FoRM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Hal
1 Maret 2010
1t1
SURAT tsIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un"O l/Fl/KM .01.31 57 612016
Lamp" :............"..
Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta.
ll
Januari 2016
Kepada Yth.
Dr. Hindun, M.Pd.
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
As
salamu' al aikum wr.w b.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama
Ulfah Sundusiah
NIM
1
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
VIII (Delapan)
Judul Skripsi
Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Menerapkan PAIKEM
I 12013000036
pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas
X
Semester
II MAN 12 Jakarta Barat)
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal I I Januari 2016,
abstraksi/oeutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was
s
alamu' alaikum wr.w
b
"
a.n. Dekan
-dan Sastra Indonesia
NrP.
Tembusan:
Dekan FITK
Mahasiswa ybs.
l.
2.
tr
g-800:os 2oo90
r
r
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
:
Tgl- Terbit :
No. Revisi: :
01
Hal
1t1
No.
FORIS (FR)
Jt. tr. H. Juanda I'lo 95 Ci$nat 15412 lodonesia
Dokumen
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .3157 412A15
Jakarta, 4 Maret 2016
Lamp. : OutlinerProposal
Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala Sekolah MAN 12 Jakarta Barat
di
Tempat
Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Jurusan
: Ulfah Sundusiah
:1112013A00036
: Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
$emester :Vlll (Delapan)
JudulSkripsi : Kreativitas Guru Bahasa lndonesia dalam Menerapkan PAIKEM
pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X MAN 12 Jakarta
Barat)
adalah benar mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
di
instansi/sekolah/madrasah yang $audara pimpin.
sedang menyusun Skripsi, dan akan rnengadakan penelitian (riset)
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalam u' alaikum wr.wb.
'i.:
.
i$;
-ir
I
il,...]
ubuki, M. Hum.
9800305 200901 1 015
Tembusan:
Dekan FITK
Pembantu Dekan Bidang Akademik
Mahasiswa yang bersangkutan
1.
2.
3.
IGI]IEI'ITERIAI{ AGAI{A REPUBLI l( I NDOr.IE$IA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARIA BARAT
MADRASAH ALIYAH NEGERI 12 JAKARTA
Jl. Ra3ra Dud Koeembl No.3 cerqgker€ng - Jakarh Baret relp. (oz1) o448ds6
E mall : manl 2Jakartebarat@grnafi,com
SURAT IffTEBANGAN
Nomor : Ma.09.121PP.00.6/ 419 12016
Yang bertanda tangan
menerangkan bahwa
di bawah ini
Kepala Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta,
:
Nama
Ulfah Sundusiah
NIM
1i1?013000036
Jurusan
I
Prog, Studi
Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta
Telah melaksanakan penelitian untuk pengumpulan data di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 12 Jakarta dalam rangka penyelesaian tugas penyusunan Skripsi dengan judul
*Kreativitas Guru Bahasa fndonesia dalam Menerapkan PAIKEM pada Materi
Anekdot (Studi Kasus di Kelas X MAN 12 Jakarta Barat)'yang di mulai dari tanggal
05 Maret sld 03 Juni 2016.
Demikianlah surat keterangan
dibuat untuk diketahui dan
dipergunakan
sebagaimana mestinya.
)akafta, 03 Juni 2016
ffif"ff
96404291989032003
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Ulfuh Sundusiah
NIM
I 1 12013000036
Jurusan/Program
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi
Kreativitas Guru dalam Penerapan PAIKEM pada Materi
Anekdot (Studi Kasus di Kelas
X
Semester
II MAN 12
Jakarta Barat)
No
Judul Buku
Pengarang
Kota Terbit,
Nomor
Halaman
Paraf
Penerbit,
Footnote
Skripsi
Pembimbing
Cetakan,
Tahun.
I
)
Penelitian
Arifin, Zainal.
Bandung: PT
Pendidikan
Remaja
Metode dan
Rosdakarya.
Paradigma Baru.
Cet.l,201l.
Peningkatan
Aryo, Sun.
file.upi.edu/Dir
Kemampuan dan
ektoriffIP/JUR
Kreativitas Guru
.-PEND. LUA
dalam Proses
R_BIASA/I95
Kegiatan Belajar
64722t985031
Mengajar di
Kelas.
SUNARYO/Ar
tikel_Kreativit
as_Guru.pdf
pada tanggal
19 Juni 2016
pukul 14.08
WIB.
2
35
7
13
J.
4.
5.
Paradigma
Djamal, M
Yogyakarta:
Penelitian
Pustaka
Kualitatif
Pelajar,2015
Metodologi
Herdiansyah,
Jakarta:
Penelitian
Haris.
Salemba
Kualitatif untuk
Humanika.
Ilmu-Ilmu Sosial.
Cet.lll,2012.
4,5
36
q
J
35
lmplementasi
Jauhar,
Jakarta:
12,16,
76,18,20,
PAIKEM dari
Mohammad.
Prestasi
17, 18,
21,23,24,
Behavioristik
Pustaka. Cet.I,
19,22,
25,26,28
sampai
2011.
23,26,
27,32,
Konstruktivistik.
35,36,
38, 39,
40,41
6.
7.
Bahasa Indonesia
Kementrian
Jakarta:
Ekspresi Diri dan
Pendidikan
Kementrian
Akademik/
dan
Pendidikan
Kementrian
Kebudayaan.
dan
Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kebudayaan.
2014.
Psikologi
Khodiiah,
Jakarta: PT
Pendidikan.
Nyanyu.
RajaGrafindo
42
29
34
23
Persada. Cet.
(
fi,2014.
8.
Strategi
Masitoh dan
Jakarta:
Pembelajaran.
Laksmi Dewi.
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Islam
4,27,29
6, 79,27
Departemen
AgamaRI.
Cet.\2409.
9.
Metodologi
Moleong,
Bandung: PT
Penelitian
Lexy. J.
Remaja
Kualitatif.
l, 6,7
34,37, 44
t3
16
Rosdakarya
Cet.
XXXII,
Edisi Revisi,
24ru.
10.
Pembelajaran
Mulyatiningsi,
Depok:
Aktif,Inovatif,
Endang.
Direktorat
Kreatif Efektii
Jendral
dan
Peningkatan
Menyenangkan
Mutu Pendidik
(PATKEM).
dan Tenaga
Kependidikan.
2010 diunduh
dari
http://staff.uny.
ac.id/sites/defa
ult/fileVpenga
bdian/draendang-
mulyatiningsih
mpd/5cmodel
pembelajman-
paikem228l0.
pdf diunduh
pada tanggal
19 Juni 2015
pukul 14.00
WIB.
u
Mengembangkan
Munandar,
Jakarta: PT
Bakat dan
Utami.
Grasindo. Cet.
III,
Kreativitas Anak
2,5,6
3, L2
6
7
1999.
Sekolah.
12.
Pengembangan
Munandar,
Jakartia:
Kreativitas Anak
Utami.
Rineka Cipta.
13.
(
2012.
Berbakat.
Strategi
Rachmawati,
Jakarta:
Pengembangan
Yeni dan Euis
Kencana. Cet.
Kreativitas pada
Kumiati.
I,2010.
Format
Remiswal dan
Yogyakarta:
Pengembangan
Rezki Amelia.
Graha Ilmu.
2
l0
20
t9
\
Anak Usia Taman
Kanak-Kanak.
14.
Strategi PAIKEM
Cet. I,2013.
dalam
Pembelajaran
Agama lslam.
15.
Jakarta: PT
1,3,
Pembelajaran:
RajaGrafindo
24,25,
Mengembangkan
Persada. Cet.
30, 31,
Profesionalisme
vI,2013.
32
28,37
Model-Model
Rusman
5,
2,6,'1
22,23
Guru.
16.
Kemampuan
Sagala,
Bandung:
Profesional Guru
Syaitul.
Alfabet. Cet,
dan Tenaga
Kependidikan.
IV,2013.
21,24
,20,
17.
18.
Mengembangkan
Saminanto.
Semarang:
RPP PAIKEM,
Rasail Media
EEK, dan
Group. Cet.I,
Berkarakter.
2012.
Belajar dan
Slameto.
Jakarta:
FakJor-Faktor
Rineka Cipta.
yaog
Cet. VI,2013.
lt
l6
1.10
10,
8,9
l3
t4
Mempengaruhi.
19.
Mengembangkan
Sudarma
Jakarta:
Keterampilan
Momon.
Rajawali Pers.
20.
(
Cet.I,2013.
Berpikir Kreatif,
Bermain Kreatif
Sujiono,
Jakarta:
Berbasis
Yuliana
Indeks. Cet. I,
Kecerdasan
Nurani dan
2010.
Jamak.
Bambang
a
J
11
4
ll
Sujiono.
21.
Landasan
Sukmadinata,
Bandung: PII
Psikologi Proses
Nana Syaodih
Remaja
Pendidikan.
Rosdakarya.
Cet. VI,2011.
22.
Pembelajaran
Wirasa
joumal.uny.ac.
Menggunakan
idlindex.php/w
Pendekatan
uny/article/do
PAIKEM
wnload/3517/p
dfpada tanggal
29 Juni2016
pukul20.05
WIB.
{
14,
15
17
23.
Buku Pengayaan
Wulandari,
Bahasa Indonesia
Mei.
CV Arya Duta.
43,44,
45
Kelompok Mata
Pelajaran Wajib
untuk
SMAA4A/SMK/
MAK
2$
2AA9,2 2 0At
29,30
Riwayat Penulis
Ulfah Sundusiah" lahir di Jakarta pada tanggal
18
Januari 1994. Penulis menrpakan anak dari Drs. H. Sofyan
Hadi dan I{i. Zubaidah. Penulis merupakan anak ke tiga
dari empat bersaudara Penulis mempunyai dua kakak
yaitu Nurjannah, S.Pd dan Ahrnad Syauqy, S-Pd.I serta
mempunyai adik yang bernama Qurratu Ainy. Penulis
menyelesaikan pendidikan Thman Kanak-Kanak Melati.
Melanjutkan Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Zahrotul Athfal pada tahun
2000-2007. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP ASIA Jakarta pada
tahtm20A7*-2009. Setelah itu, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di
SMAN 94
Jakar&a
2009-1012. Setelah tamat SMA, penulis melanjutkan
pendidikan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra
Indonesia. Selama kuliah penulis pernah menjadi editor di tempat penerbitan buku
yaitu di Al-Mawardi Prima untuk menambah wawasan penulis.
Download