bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
2.1.1
Data
Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 5), Data adalah representasi
dari objek dan kejadian yang mempunyai arti dan penting didalam cakupan user.
Menurut O'Brien & Marakas, (2012, hal. 33), Data merupakan fakta atau
penelitian mengenai kejadian atau data transaksi bisnis.Data merupakan pengukuran
objektif dari sebuah atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda
ataupun kejadian.
2.1.2
Informasi
Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 6), Informasi adalah data yang
telah diolah dengan sedemikian rupa untuk meningkatkan pengetahuan pada
seseorang yang menggunakan data tersebut.
MenurutO'Brien & Marakas, (2012, hal. 34), Informasi adalah suatu data
yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pengguna akhir
secara khusus.
2.1.3
Sistem
Menurut O'Brien & Marakas, (2012, hal. 26), Sistem merupakan sekumpulan
elemen yang saling berhubungan dan bekerja sama mencapai suatu tujuan dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam suatu proses transformasi yang
teratur.
2.1.4
Sistem Informasi
Menurut O'Brien & Marakas, (2012, hal. 4), Sistem informasi merupakan
sekumpulan orang, prosedur dan sumber yang mengumpulkan,mengubah dan
menyebarluaskan informasi pada sebuah organisasi.
2.1.5
Basis Data
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 65), Basis Data adalah sebuah
kumpulan data yang berhubungan secara logis dan mendeskripsikan data tersebut,
7
8
dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi.
Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 5),Database adalah kumpulan
data logical yang saling berhubungan dan terorganisir.Database dapat berupadalam
berbagai ukuran dan kompleksitas.
2.1.6 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 66), Database Management System
adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menentukan,
membuat, memelihara dan mengontrol akses dalam sebuah basis data.DBMS
menyediakan fasilitas :
1. Data Definition Language (DDL), yang berguna untuk menspesifikasikan tipe
data, struktur dan constraint data.
2. Data Manipulation Language (DML), yang berguna untuk memberikan fasilitas
query data.
3. Pengendalian akses database, antara lain mengontrol :
a. Keamanan sistem : Mencegah user yang tidak memiliki hak untuk mengakses
database.
b. Integrasi Sistem : Menjaga konsistensi data.
Menurut Hoffer, Ramesh, & Topi, (2011, hal. 11),Database Management
Systems (DMBS) adalah sebuah software yang digunakan untuk membuat,
mengelola, dan menyediakan kontrol akses user ke database.
2.1.6.1. Komponen DBMS
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 68), komponen DBMS terdiri
dari lima komponen, yaitu :
Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS
(Connolly & Begg, 2010, hal. 68)
9
 Hardware (Perangkat Keras)
Perangkas keras dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi.Perangkat
keras tersebut dapat berupa komputer tunggal, mainframe tunggal dan
jaringan komputer.
 Software (Perangkat Lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu
sendiri dan aplikasi program, seperti operating system,jaringan bahasa
pemograman seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL.
 Data
Data merupakan komponen yang terpenting dalam DBMS khususnya
bagi pengguna akhir.Data menghubungkan machine components dengan
human component.
 Prosedur
Prosedur
merupakan
intruksi-intruksi
yang
berperan
dalam
menentukan perancangandan penggunaan data terhadap sebuah basis data.
 Manusia
Komponen akhir dari DBMS adalah manusia atau pengguna yang
terlibat dengan sebuah sistem.
2.1.6.2. Keuntungan dan Kerugian DBMS
Database Management System memiliki beberapa keuntungan. Menurut
Connolly & Begg, (2010, hal. 77-80), berikut adalah keuntungan yang diberikan
DBMS, yaitu :
1. Control of redundancy
Basis data menghilangkan redudansi pada data yang disimpan dengan
mengintegrasikan
tidakmenghilangkan
file
yang
memiliki
kesamaan
data.
Basis
data
seluruh redudansi data, namun mengontrol jumlah
redudansi data pada basis data.
2. Data consistency
Dengan
meng-eleminasi
atau
mengontrol
redudansi
data,
DBMS
memungkinkan dalam mengurangi resiko data yang tidak sesuai.Jika data yang
disimpan dalam basis data hanya sekali, maka perubahan data tersebut juga
hanya sekali dan nilai tersebut tersedia bagi pengguna.
10
3. More information from the same amount data
DBMS mengintergrasikan operasional datasehingga memiliki kemampuan
untuk memperoleh informasi melalui data yang sama bagi organisasi.
4. Improved security
Keamanan basis data merupakan perlindungan data terhadap pengguna yang
tidak memiliki hak akses.
5. Economy of scale
Dengan mengkombinasikan seluruh data operasional organisasi dalam satu
basis datadan membuat sebuah serangkaian aplikasi yang dijalankan dalam satu
sumber data, dapat mengurangi biaya.
6. Increased productivity
DBMS
menyediakan
banyak
fungsi-fungsi
standar.DBMS
dapat
menyederhanakan aplikasi basis data,sehingga dapat meningkatkan produktifitas
dan mengurangi lamanya waktu pengembangan.
7. Improved data accessibility and responsiveness
DBMS mengintegrasikan data yang dapat diakses secara langsung kepada
pengguna akhir sehingga memiliki banyak fungsi.
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 80), DBMS juga memiliki
beberapa kekurangan, yaitu :
1. Kompleksitas
DBMS membutuhkan beberapa software yang sangat kompleks.Rancangan
dan pengembangan basis data, administrator data dan basis data, dan pengguna
akhir harus memahami fungsi-fungsi, karena jika terjadi kesalahan maka akan
menyebabkan masalah serius kepada organisasi.
2. Ukuran
Kompleksitas sebuah basis data membutuhkan software yang besar, termasuk
disk space yang besar dan memori yang cukup untuk efisiensi aplikasi basis data
ketika dijalankan.
2.1.6.3. Multi-user DBMS Architecture
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 108), arsitektur digunakan untuk
mengimplementasikan multi-user database management system. Berikut
beberapa tipe dari Multi-User DBMS Architecture, yaitu :
11
1. Teleprocessing Architectures
Teleprocessing merupakan arsitektur tradisional, dimana hanya terdapat satu
komputer sebagai pusat.Semua proses bekerja didalam batasan satu komputer.
Gambar 2.2 Teleprocessing Topology
(Connolly & Begg, 2010, hal. 108)
2. File-Server Architecture
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 109), File-Server Architecture
merupakan sebuah komputer yang dihubungkan dengan suatu jaringan utama
yang memungkinkan untuk berbagi file seperti dokumen, spreadsheet, gambar
dan basis data.
Gambar 2.3 File-Server Architecture
(Connolly & Begg, 2010, hal. 109)
3. Traditional two-tier client server architecture
Traditional two–tier client server architecture menyediakan banyak batasan
komponen.
12
Gambar 2.4 Traditional Two-tier Client ServerArchitecture
(Connolly & Begg, 2010, hal. 110)
4. Three-tier client server architecture
Three-tier client server architecture merupakan perkembangan dari two-tier
server yang dibuat untuk memecahkan masalah dalam perusahaan.
Gambar 2.5 Three-tier Client Server Architecture
(Connolly & Begg, 2010, hal. 113)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 113), Three-tier client server
memiliki 3 bagian yang masing-masing dijalankan dengan tugas yang berbeda,
diantaranya :
 User interface yang dijalankan didalam komputer pengguna akhir.
13
 Business logic dan data processing layer yang dijalankan pada server dan
server aplikasi.
 DBMS menyimpan data yang dibutuhkan pada middle-tier yang dijalankan
terpisah dan disebut server basis data.
5. N-tier architecture
N-tier architecture mengembangkan ke banyak tier dengan menambahkan
tier agar lebih fleksibel.
2.1.6.4. Komponen DBMS
DBMS memiliki kompleksitas yang tinggi dan kecanggihan perangkat
lunak yang menyediakan berbagai layanan. DBMS dibagi menjadi beberapa
bagian komponen perangkat lunak atau modul, yang masing-masing ditugaskan
secara spesifik.
Gambar 2.6 Components of DataBase Manager
(Connolly & Begg, 2010, hal. 129)
14
Berikut ini merupakan komponen-komponen perangkat lunak DBMS
menurut Connoly & Begg, (2010, hal. 129), yaitu:
 Authorization control
Pada modul ini mengkonfirmasikan apakah pengguna memiliki
kebutuhan akan hak akses sesuai dengan permintaan.
 Command processor
Ketika
telah
melewati
proses
sebelumnya,
setiap
sistem
mengkonfirmasikan bahwa pengguna telah memiliki hak akses untuk
menjalankan operasi.
 Integrity checker
Dalam sebuah operasi yag mengubah basis data, integrity checker
mengecek apakah permintaan operasi telah sesuai dengan kebutuhan
integritas.
 Query optimizer
Pada modul ini menentukan strategi optimal untuk pengeksekusian
query.
 Transaction manager
Pada modul ini dibutuhkan kinerja sebuah proses operasi yang
menerima transaksi.
 Scheduler
Modul ini bertanggungjawab untuk menjamin operasi yang terjadi
dalam basis data tanpa ada kesalahan satu sama lain.
 Recovery manager
Modul ini menjamin basis data agar konsisten dan bertanggung jawab
terhadap transaksi yang dijalankan.
 Buffer manager
Modul ini bertanggungjawab terhadap kiriman data antara memori dan
media penyimpanan seperti disk dan tape. Buffer manager biasa dikenal
dengan sebutan cache manager.
15
2.1.7. Arsitektur Basis Data
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 86),terdapat tiga tingkatan arsitektur
untuk membedakan pandangan pengguna basis data secara fisik, yaitu :
Gambar 2.7 The ANSI-SPARC Three Level Architecture
(Connolly & Begg, 2010, hal. 35)
1.
Tingkat eksternal
Tingkat eksternal merupakan sudut pandang pengguna terhadap basis
data.Pada tingkat ini menjelaskan seluruh bagian basis data yang bersifat relevan
terhadap seluruh pengguna.Tingkat eksternal terdiri dari beberapa pandangan
yang berbeda dari pengguna eksternal basis data.Setiap pengguna memiliki
pandangan nyata yang digambarkan melalui bentuk yang dikenal pengguna.
2.
Tingkat konseptual
Tingkat konseptual adalah sebuah pandangan terhadap basis data. Pada
tingkat ini menjelaskan data apa yang disimpan didalam basis data dan
hubungan antar data.
3.
Tingkat internal
Tingkat internal adalah sebuah gambaran nyata dari basis data pada
komputer. Pada tingkat ini menjelaskan bagaimana data disimpan didalam basis
data.
2.1.8. Database Language
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 91), data language memiliki dua
bagian, yaitu :
16

Data definition language (DDL)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 92), DDL adalah sebuah
bahasa pemrograman yang menyediakan DBA atau pengguna untuk
mendeskripsikan dan menentukan namaentitas, atribut, dan hubungan yang
dibutuhkan aplikasi yang digabungkan secara integritas.DDL juga digunakan
untuk menetapkan skema basis data.

Data manipulation language (DML)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 92), DML adalah sebuah
bahasa pemrograman yang menyediakan beberapa rangkaian operasi untuk
mendukung operasi data manipulasi dalam sebuah data yang berperan
didalam basis data. Berikut ini adalah operasi yang dilakukan oleh DML
yaitu :
1.
Memasukkan data baru ke dalam basis data.
2.
Memodifikasikan penyimpanan data dalan basis data.
3.
Memperbanyak data didalam basis data.
4.
Menghapus data didalam basis data.
DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

Procedural DML
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 93), procedural DML adalah
sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menjelaskan data apa
yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tersebut.Procedural DML
memberikan hak kepada pengguna atau seorang programer untuk
menspesifikasikan data yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkannya.

Non procedural DML
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 93),non-procedural DML
adalah sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menekankan
bagaimana
data
dibutuhkan
daripada
bagiamana
data
tersebut
didapatkan.Non-procedural DML menspesifikasi data yang dibutuhkan
secara tunggal. Pengguna menspesifikasikan data yang dibutuhkan tanpa
menspesifikasikan bagaimana data tersebut ditemukan.
17
2.1.9. Fact Finding
Dalam langkah mengumpulkan dan menganalisis informasi terdapat teknik
mengumpulkan
informasi
yang
disebut
Fact
Finding
Technique.
Dalam
pengembangan basis data biasanya menggunakan Fact Finding Technique yang
memiliki lima pilihan,diantaranya :
1.
Examining Documentation
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 344),examining documentation
atau pengujian dokumen berguna ketika menginginkan keuntungan dari
pengetahuan yang didapat untuk mengetahui basis data apa yang ingin
dibangun.
2.
Interviewing
Interviewing atau wawancara merupakan teknik yang sering dipakai dan
sangat berguna. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi secara
individual dengan cara bertatap muka langsung. Teknik wawancara dilakukan
dengan berkomunikasi secara berhadapan langsung sehingga lebih efektif dan
efisien, selain itu interview juga dapat menilai suatu perbedaan prioritas, opini,
motivasi maupun secara kepribadian.
3.
Observing the Enterprise in Operation
Observasi merupakan teknik yang sangat efektif untuk mengetahui sebuah
sistem. Dengan menggunakan teknik observasi dapat berpartisipasi atau
melihat aktifitas yang terjadi secara langsung sehingga memudahkan untuk
mempelajari sebuah sistem.
4.
Research
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 346), penelitian berguna dalam
menganalisis aplikasi dan masalah dengan menggunakan jurnal, buku referensi,
maupun sumber dari internet sebagai sumber pengetahuan informasi.
5.
Questionaires
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 346), kuisioner adalah sebuah cara
mengumpulkan data dalam ukuran yang besar dengan mengontrol jawaban.
2.1.10. Database System Development Lifecycle
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 313),database system lifecycle terdiri
dari :
18
Gambar 2.8 The Stages of The DatabaseSystem Development Lifecycle
(Connolly & Begg, 2010)
2.1.10.1. Perencanaan Basis Data
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 313), perencanaan basis data adalah
suatu
aktifitas
manajemen
yang
menyediakan
langkah-langkah
dalam
databasesystem lifecycle agar dapat direalisasikan secara efektif dan efisien.
Databaseplanning harus diintegrasikan secara keseluruhan dengan strategi
sistem informasi dalam sebuah organisasi.
2.1.10.2. Definisi Sistem
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 316), System definition adalah
mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dalam sistem basis data dan
pandangan pengguna.
Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis
Pengumpulan kebutuhan dan analisis adalah proses mengumpulkan dan
menganalisis informasi mengenai bagian organisasi yang didukung dengan
sistem basis data dan informasi tersebut guna untuk mengidentifikasikan
19
kebutuhan sistem baru. Terdapat tiga pendekatan utama untuk mengelola
persyaratan dengan tampilan (view) yaitu :
 Pendekatan tersentralisasi
Pendekatan tersentralisasi adalah kebutuhan untuk setiap user view yang
digabungkan kedalam satu kumpulan kebutuhan untuk sistem basis data yang
baru. Model data menggambarkan seluruh user view yang dibuat selama
perancangan basis data.
 Pendekatan integrasi tampilan
Pendekatan integrasi tampilanadalah kebutuhan untuk setiap user view yang
digunakan untuk membangun daftar yang terpisah. Model data menggambarkan
setiap userview dibuat dan kemudian digabungkan kedalam tahapan perencanaan
basis data.
 Gabungan dari kedua pendekatan diatas
Menggabungkan kelebihan dari kedua pendekatan diatas guna model yang
lebih sempurna.
2.1.10.3. Perancangan Basis Data
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 320), perancanganbasis data adalah
sebuah proses untuk membuat suatu perancangan yang mendukung visi dan misi
perusahaan untuk keperluan sistem basis data. Dalam pendekatan perancangan
basis data terdapat dua pendekatan, yaitu :
 Pendekatan Bottom-up
Pada pendekatan ini dimulai dengan mengidentifikasi atribut dasar
seperti entitas dan hubungan dan menganalisis kumpulan antar atribut yang
dikelompokkan kedalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas
dan hubungan antar entitas.
 Pendekatan Top-down
Pendekatan ini diawali dengan pembentukan model data yang berisi
beberapa high-level entitas dan hubungan, kemudian digunakan untuk
memperbaiki top-down secara berturut-turut untuk mengindentifikasi lowerlevel entitas, hubungan, dan atribut lainnya.
20
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 322), terdapat 3 tahap dalam desain
basis data, yaitu :
 Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah sebuah proses dalam
mementukan model data yang digunakan dalam perusahaan. Pada tahap ini
melibatkan pembuatan konseptual data model sebagai bagian dari
perusahaan. Model data dibangun dengan menggunakan dokumen informasi
sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna.
 Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses merancang
model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan spesifikasi
model data. Pada tahap ini, pengembang mengetahui hasil dari pembuatan
logikal model data dalam sebuah perusahaan. Logikal model data dibuat
sebagai langkah awal dalam memilih dan memetakan logikal model data.
Logikal model data didasari pada target model data dalam basis data seperti
hubungan antar model data.
 Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses dalam
memberikan
penyimpanan,
gambaran
dapat
implementasi
digambarkan
basis
dengan
data
di
dalam
media
hubungan-hubungan,
file
organisasi, dan indeks-indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi
dalam mengakses data.
2.1.10.4. Pemilihan DBMS (opsional)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 325), pemilihanDBMSadalah suatu
proses memilih DBMS mana yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data.
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pemilihan DBMS, yaitu :
 Menentukan referensi penelitian
 Membuat daftar dua atau 3 produk
 Mengevaluasi produk
 Merekomendasikan pemilihan dan meng-hasilkan laporan.
21
2.1.10.5. Perancangan Aplikasi
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 329), perancangan aplikasi adalah
merancang user interface atau tatap muka pengguna dan program aplikasi yang
digunakan yang akan diproses oleh basis data. Terdapat dua aspek dalam
perancangan aplikasi yaitu :
 Transaction Design
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 330), transaksi adalah sebuah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam carried out pengguna tunggal atau
program aplikasi yang mengakses atau merubah isi dalam basis data.
 User Interface Design Guidelines
Sebelum
mengimplementasikan
form
atau
report,pengembangharus
memikirkan perencanaan layout. Berikut adalah user interface design guideline,
yaitu :

Meaningful title
Dalam pemberian nama harus jelas dan menjelaskan kegunaan
suatu form atau report.

Comprehensible instructions
Menggunakan
terminologi
yang
familiar
bagi
pengguna
untuk
menyampaikan instruksi dengan format standar dan menyediakan
helpscreen untuk mendapatkan informasi tambahan.

Logical grouping and sequencing of fields
Fields yang saling berhubungan diposisikan dengan form atau report
yang sama. Urutan fields harus bersifat logis dan konsisten.

Visually appealing layout of the form
Form atau report harus ditampilkan dengan menarik.

Familiar field labels
Menggunakan label yang familiar.

Consistent terminology and abbreviations
Terminologi dan singkatan harus konsisten.

Consistent use of color
Dalam penggunaan warna harus dibedakan sesuai kebutuhan field.
22

Visible space and boundaries for data-entry fields
Total jumlah tempat field harus diketahui oleh pengguna sehingga
pengguna mengetahui dimana memasukkan value kedalam field.

Convinient cursor movement
Pengguna
dapat
menjalankan
operasi
yang
diinginkan
dengan
menggerakkan cursor pada form atau report.

Error correction for individual characters and entire field
Pengguna dapat dengan mudah menjalankan operasi dan melakukan
perubahan pada nilai fieldsesuai dengan keinginan pengguna.

Error messages for unacceptable values
Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data ke dalam field, maka akan
muncul error message.

Explanatory messages for fields
Ketika pengguna meletakkan kursor pada field, keterangan mengenai
field tersebut harus ditampilkan.

Completion signal
Ketika field telah diisi semua, terdapat indikator bahwa suatu proses telah
dilaksanakan.
2.1.10.6. Prototyping (Opsional)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 333), prototyping adalah membuat
model kerja suatu aplikasi basis data yang tidak memiliki semua fitur yang
dimiliki oleh sistem final. Terdapat dua macam strategi dalam prototyping,
yaitu:
 Prototyping requirements
Requirement Prototyping menggunakan prototype untuk menentukan
kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu
terpenuhi maka prototype akan dibuang.
 Prototyping evolusioner
Prototyping evolusioner digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi
prototyping tidak dibuang, bahkan dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi
basis data yang digunakan.
23
2.1.10.7. Implementasi
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 333),implementasi merupakan
realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi yang telah dirancang.
2.1.10.8. Konversi dan Pemasukan Data
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 334),data conversion and loading
adalah pemindahan data yang ada kedalam basis data baru dan mengkonversikan
aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada sistem basis data yang baru.Tahap
ini dilakukan ketika basis data lama digantikan dengan sistem basis data baru.
2.1.10.9 Pengujian
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 334),testingmerupakan suatu proses
mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
Testing dilakukan secara menyeluruh pada aplikasi basis data.
2.1.10.10. Pemeliharaan Operasional
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 335), Operational Maintenance
merupakan suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi.
2.1.11. Entity-Relationship Model
2.1.11.1. Tipe Entitas
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 372),
tipe entitasadalah
sekelompok dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan,
memiliki eksistensi independen. Tipe entitas memiliki dua kelompok, yaitu :
Gambar 2. 9 Diagram dari Entity Type Branch dan Staff
(Connolly & Begg 2010:374)
24
 Tipe entitas kuat
Tipe entitas kuat adalah sebuah jenis entitas yang tidak tergantung
pada keberadaan beberapa jenis entitas lainnya.
 Tipe entitas lemah
Tipe entitas lemah adalah jenis entitas yang tergantung pada
keberadaan beberapa jenis entitas lainnya.
Gambar 2.10
Strong Entity Type Called Client and Weak Entity
(Connolly & Begg, 2010, hal. 384)
2.1.11.2. Tipe Hubungan
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 346),relationship types atau tipe
hubungan adalah satu rangkaian relasi antara satu atau lebih tipe entitas yang
berpartisipasi. Setiap jenis relasi diberi nama yang menggambarkan fungsinya
masing-masing. Tipe hubungan memiliki beberapa tipe, yaitu :
Gambar 2. 11 Diagram dari Relationship Type Branch Has Staff
(Connolly & Begg, 2010:376)
25

Degree of Relationship Type
Degree of relationship types adalah jumlah jenis entitas yang berpartisipasi
dalam sebuah relasi.

Recursive Relationship
Recursive relationship adalah jenis relasi di mana tipe entitas yang sama
berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang berbeda.

Unary (Derajat Satu)
Unary adalah satu buah relationship menghubungkan satu buah entity.

Binary (Derajat Dua)
Binary adalah satu buah relationship yang menghubungkan dua buah entity.

Ternary (Derajat Tiga)
Ternary adalah satu buah relationship menghubungkan tiga buah entity.
2.1.11.3. Atribut
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 379),atribut adalah properti dari
sebuah entitas atau dari sebuah tipe relasi. Atribut dikelompokkan menjadi :

Simple and Composite Attributes
Simple attribute adalah atribut terdiri dari komponen tunggal dengan
eksistensi independen.Atribut ini tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen
yang lebih kecil.
Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen,
dengan eksistensi independen pada masing-masing komponen.Atribut ini dapat
dibagi menjadi komponen yang lebih kecil dengan eksistensi independen.

Single-valued and Multi-valued Attributes
Single-valuedattributes adalah atribut yang memegang nilai tunggal
untuk setiap kejadian dari suatu entitas.Multi-valuedattributes adalah atribut
yang memegang beberapa nilai untuk setiap kejadian dari suatu entitas.

Derived Attributes
Derived attributes adalah atribut yang merupakan nilai yang diturunkan
dari nilai atribut yang berhubungan atau rangkaian atribut yang belum tentu
dalam jenis entitas yang sama.
26
2.1.11.4. Keys
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 381),keys terdiri dari beberapa
tipe, yaitu :

Candidate key adalah serangkaian minimal atribut yang mengidentifikasi
setiap kemunculan jenis entitas secara unik.

Primary Key adalah candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi
setiap kemunculan jenis entitas secara unik.

Composite Key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih
atribut.
2.1.11.5. Batasan Struktural
Batasan
struktural
harus
merefleksikan
batasan
dari
sebuah
hubungan.Multiplicity adalah jumlah (range) dari kejadian yang mungkin terjadi
dari suatu tipe entitas yang mungkin berhubungan dengan kejadian tunggal dari
jenis entitas terkait melalui relasi tertentu.

One-to-one (1:1) Relationship
Gambar 2.12 One-to-one (1:1) Relationship
(Connolly & Begg, 2010)
27

One-to-many (1:*) Relationship
Gambar 2.13 One-to-many (1:*) Relationship
(Connolly & Begg, 2010)

Many-to-many (*:*) Relationship
Gambar 2.14 Many-to-many (*:*) Relationship
(Connolly & Begg, 2010)

Multiplicity for Complex Relationship
Complex relationship adalah jumlah (range) dari kejadian yang mungkin
terjadi dari suatu tipe entitas dalam relasi n ketika nilai-nilai lainnya (n-1) adalah
tetahal.

Cardinality Relationship
Cardinality adalah menggambarkan jumlah maksimum kejadian yang
terjadi dalam relasi untuk entitas yang berpartisipasi dalam jenis relasi yang
diberikan.

Participation Relationship
Participation relationshipmenentukan apakah seluruh atau beberapa
entitas terlibat dalam relationshihal.
28
2.1.12. Normalisasi
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 416), normalisasi adalah sebuah
teknik untuk menghasikan beberapa hubungan yang dihubungkan dengan properti
sesuai dengan permintaan data dalam sebuah perusahaan. Untuk menggunakan
normalisasi perlu mengidentifikasi beberapa rangkaian hubungan yang mendukung
permintaan perusahaan. Terdapat beberapa karakteristik dari beberapa hubungan,
yaitu :

Jumlah minimal atribut yang dibutuhkan untuk mendukung permintaan data
dalam perusahaan.

Atribut dengan close logical relationship yang ditemukan dalam hubungan
yang sama.

Jumlah minimal redudansi, dengan setiap atribut diwakili oleh salah satunya.
2.1.12.1. The Process of Normalization
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 428), Normalisasi merupakan
sebuah teknik umum untuk menganalisis hubungan yang didasari oleh primary
key. Teknik tersebut melibatkan setiap peraturan yang dapat digunakan untuk
menguji hubungan individual sehingga basis data capat dinormalisasikan dari
berbagai arah.
29
Gambar 2.15 Diagrammatic Illustration of The Process of Normalization
(Connolly & Begg, 2010)
2.1.12.2. Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal.430),unnormalizedform adalah
sebuah tabel yang mengandung satu atau lebih repeating group.
2.1.12.3. First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 430),first normal form adalah
sebuah hubungan yang memotong setiap baris dan kolom yang hanya
mengandung satu nilai.
2.1.12.4. Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 434),second normal form adalah
hubungan yang terdapat dalam first normal form dan setiap atribut bukan
primary keymenjadi full functional dependency.
30
2.1.12.5. Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 436),third normal form merupakan
sebuah hubungan dalam 1NF dan 2NF, dimana tidak ada atribut non-primary
key bergantung pada primary key.
2.1.13. Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly & Begg, (2010, hal. 463), metodologi perancangan basis
data adalah pendekatan secara terstruktur dengan menggunakan prosedur, teknik,
alat-alat dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses desain.
Metodologi perancangan basis data terdiri dari tiga tahap, yaitu perancangan basis
data konseptual, logikal dan fisikal.
2.1.13.1. Perancangan basis data konseptual
Perancangan
basis
data
konseptual
adalah
sebuah
proses
mengkonstruksi model data yang digunakan dalam perusahaan diluar
pertimbangan fisik.
Berikut adalah tahap-tahap dalam perancangan basis data konseptual :
Langkah pertama :Membangun model data konseptual
1.1.
Mengidentifikasi tipe entitas.
1.2.
Mengidentifikasi tipe hubungan.
1.3.
Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau
hubungan.
1.4.
Menentukan domain atribut.
1.5.
Menentukan atribut candidate dan primary key.
1.6.
Mempertimbangkan
penggunaan
konsep
pemodelan
lanjutan
(opsional).
1.7.
Mengecek model untuk redudansi.
1.8.
Memvalidasi model konseptual lokal terhadap transaksi pengguna.
1.9.
Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan pengguna.
2.1.13.2. Perancangan basis data logical
Perancangan basis data logikal adalah sebuah proses mengkontruksi
model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data
spesifik, diluar dari DBMS khusus serta pertimbangan fisikal lainnya.
31
Langkah kedua : membangun dan memvalidasi model data logikal
2.1
Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasional
(operasional).
2.2
Menurunkan relasi untuk model data logical.
2.3
Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi.
2.4
Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna.
2.5
Mendefinsikan batasan integritas.
2.6
Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna.
Langkah ketiga : membangun dan memvalidasi model data logikal global
3.1.
Menggabungkan model data logikal lokal dengan model global.
3.2.
Memvalidasi model data logikal global.
3.3.
Mengecek untuk perkembangan masa depan.
3.4.
Meninjau kembali model data logikal global dengan pengguna.
2.1.13.3 Perancangan basis data fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah sebuah proses mendeskripsikan
hasil dari implementasi basis data terhadap tempat penyimpanan sekunder. Hal
ini mendefinisikan relasi dasar, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk
efisiensi data dan batasan integritas dan keamanan.
Langkah keempat : menerjemahkan model data logikal untuk target DBMS.
4.1
Mendesain relasi dasar.
4.2
Mendesain representasi turunan data.
4.3
Mendesain batasan perusahaan.
Langkah kelima : mendesain representasi fisikal
5.1
Menganalisis transaksi.
5.2
Memilih organisasi.
5.3
Mengecek indeks.
5.4
Mengestimasi kebutuhan ruang penyimpanan.
Langkah keenam : mendesain tampilan pengguna (user).
Langkah ketujuh : mendesain mekanisme keamanan.
Langkah kedelapan : mempertimbangkan pengenalan control redudansi.
Langkah kesembilan : memonitor dan tune-upsistem operasional.
32
2.1.14 Activity Diagram
Activity diagram menurut Satzinger (2005, p.144) adalah Sebuah diagram
alur kerja yang menggambarkan berbagai aktivitas atau sistem, aktor yang
mengerjakan setiap aktivitas dan alur berurutan dari setiap aktivitas.
2.1.14.1 Simbol-simbol Activity Diagram
1.
Activity
2.
Starting Activity
3.
Ending Activity
4.
Transition Arrow
Partition1
5.
Swimlane
Synchcronization Bar
(Fork)
6.
Synchcronization Bar
(Join)
33
7.
8.
Decision Activity
Another Decision
Activity
34
tamu
frontdesk
housekeeping
FnB
reservasi
mengecek_keetersediaan_kamar
[tidak_tersedia]
mendata_tamu
[tersedia]
data_reservasi
melakukan_check_in
menerima_order
membuat_tagihan_order
melakukan_extention
[ya]
[tidak]
mencatat_datacheck_out
mencatat_worksheet
merubah_status_kamar
checkout
mencatat_pemakaian_minibar
pemakaian_minibar
mencatat_data_pembayaran
tagihan_order
pembayaran
Gambar 2.16 Contoh activity diagram
2.1.15 Case Tools
2.1.15.1 Microsoft Visio 2007
Microsoft Office Visio 2007 adalah salah satu program yang dikeluarkan
oleh Microsoft untuk membantu perancangan aliran kerja suatu sistem.
Microsoft Office Visio merupakan sebuah program grafis untuk mempermudah
pembuatan gambar diagram secara cepat dan praktis.Item-item yang terdapat
dalam Visio antara lain :
1.
Menu bar
Berisikan fungsi untuk menggunakan Visio.
35
2.
Shape
Tombol-tombol yang berisikan bentuk dokumen, proses, tampilan, masukan
data manual, komputer dan lain sebagainya.
3.
Drawing Pane
Adalah daerah gambar dalam visio, daerah ini merupakan daerah tempat
melakukan penggambaran diagram ataupun pengeditan.
4.
Ruller
Penggaris keterangan untuk area gambar.
5.
Stensil Template
stensil biasanya adalah kumpulan objek shape(master) siap pakai.
6.
Page Job
Visio dapat membuat lebih dari satu halaman kerja (page) dimana setiap
Page dapat menyimpan diagram berbeda
2.2 Teori Khusus
2.2.1
GPS (Global Positioning System)
GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang
dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya berada (secara global) di
permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal
radio dengan data digital. Dimanapun posisi saat ini, maka GPS bisa membantu
menunjukan arah, selama masih terlihat langit. Layanan GPS ini tersedia gratis,
bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun kecuali membeli GPS reciever-nya.
Awalnya GPS hanya digunakan hanya untuk kepentingan militer, tapi pada
tahun 1980-an dapat digunakan untuk kepentingan sipil. GPS dapat digunakan
dimanapun juga dalam 24 jam. Posisi unit GPS akan ditentukan berdasarkan titiktitik koordinat derajat lintang dan bujur.
2.2.1.1 Pengertian GPS
Menurut (Winardi, 2006) adalah sistem untuk menentukan letak di
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke
Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk
menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS
antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
36
Sistem GPS, yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu :
satelit, pengontrol, dan penerima / pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi,
dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya
berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktip bekerja dan 3 buah sisanya adalah
cadangan.
Gambar 2.17 Macam-macam GPS receiver
(Sumber: Andi, 2009)
2.2.1.2 Sejarah GPS
GPS dikembangkan pertama kali sebagai NAVSTAR Global Positioning
System (GPS) juga dikenal sebagai NAVigation System with Timing And Ranging
GPS. Sistem ini merupakan sistem penentuan posisi berbasis satelit, dan sekaligus
merupakan tonggak revolusi bidang pengukuran posisi dan navigasi. Sistem GPS
pada awalnya merupakan system navigasi ketentaraan yang dirancang,
dilaksanakan, dibiayai, dan dikelola oleh Jabatan Pertahanan Amerika Serikat
(DoD). Sistem ini dirancang oleh Jabatan AmerikaSerikat sejak tahun 1973.
Sistem ini adalah hasil gabungan program U.S. Navy TIMATION dan proyek
U.S. Air Force621B di bawah tanggung jawab Joint Program Office (JPO).Satelit
GPS yang pertama telah diluncurkan pada tahun 1978.
Pada awalnya, penggunaan sistem ini ditujukan bagi pihak tentara Amerika
Serikat saja tetapi setelah diluluskan pada Kongres Amerika Serikat, penggunaan
sistem penentuan posisi ini terbuka untuk umum. Tujuan utama GPS adalah untuk
mewujudkan sistem penentuan posisi di darat, laut, dan udara bagi pihak tentara
Amerika Serikat dan sekutunya, namun kemudian sistem ini bebas digunakan oleh
37
semua pengguna. Sistem ini dirancang untuk menggantikan berbagai sistem
navigasi yang telah digunakan.
2.2.1.3 Sistem Satelit GPS
Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit sekitar
12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12 jam
dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar
matahari,mempunyai baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada
saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket penguat
kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya.
2.2.1.4 Signal Satelit GPS
2.2.1.4.1 Carriers
Satelite GPS mengirim sinyal dalam dua frekuensi. L1 dengan
1575.42 Mhz dengan membawa dua status pesan dan pseudo-random code
untuk keperluan perhitungan wakt. L2 membawa 1227.60 MHz dengan
menggunakaan presesi yang lebih akurat karena untuk keperluan militer.
Dayasinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara 20-50 Watts. Ini
tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan satelit sampai
12.000 mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS), dapat melewati
awan, kaca tapi tidak dapat benda padat seperti gedung, gunung.
2.2.1.4.2 Pseudo-Random Codes
GPS yang digunakan untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada
UHF (UltraHigh Frequency) 1575,42 MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan
memiliki pola-pola kode digital tertentu yang disebut sebagai pseudorandom.
Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode Protected(P) dan
Coarse/Acquisition(C/A). Kode yang dikirim juga unik antar satelit, sehingga
memungkinkan setiap receiveruntuk membedakan sinyal yang dikirim oleh
satu satelit dengan satelit lainnya. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang
diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa. Sinyal yang diacak ini
dikenal dengan istilah Anti Spoofing, yang biasanya digunakan oleh GPS
khusus untuk keperluan tertentu seperti militer.
38
2.2.1.4.3 Navigation Message
Ada sinyal frekuensi berkekuatan lemah yang di tambahkan pada
kode L1 yang memberikan informasi tentang orbit satelit, clock corection-nya
dan status sistem lainnya.
2.2.1.5 Cara Kerja GPS
Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4
satelit.Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12
chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan
membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh
satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang
diberikan juga akan semakin tinggi. Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:
1.
Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.
2.
Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan
travel time sinyal radio.
3.
Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan memerlukan akurasi waktu
yang tinggi.
4.
Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan
ketingian pada orbitnya.
5.
Terakhir harus menggoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer
sampai diterima receiver.
Gambar 2.18 Cara kerja satelit GPS mengirim sinyal
(Sumber: Andi, 2009)
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang
akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambil
39
informasi itu dandengan menggunakan perhitungan “triangulation” menghitung
lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal di kiirim
dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu didapat diketahui
berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak jarak GPS reciever dapat
melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam
peta elektronik.
Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk
memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika
GPS receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung
posisi 3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi
user, selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah
yang dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari
terbenam dan masih banyak lagi. Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu
sangat presesi karena Satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada
pada satelit jalam dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat
menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam biasa.
Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk
menentukan informasi lokasi kita.Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang
dapat diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga
satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama. Ketinggian itu
menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS, bagi kita karena
semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan semakin
sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit
harus teptap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus
memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang akurat selalu di
cek tentang altitude, posision dan kecepatan.
2.2.2
Pendaftaran
Pengertian pendaftaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008,p285)
adalah
sebuah
proses, cara, mendaftarkan, pencatatan nama dan alamat serta
identitas diri ke dalam daftar. Menurut kamus pendaftaran itu sendiri adalah sebuah
proses kegiatan yang melakukan pencatatan tentang identitas diri secara pribadi
kedalam sebuah daftar nama atau dokumen yang disimpan dan diabadikan.
40
2.2.3 Penjualan
Menurut Kotler (2006, p457) penjualan merupakan sebuah proses dimana
kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran
informasi dan kepentingan, jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Namun, menurut (Mulyadi, 2001, 202) adalah dalam trasaksi penjualan
credit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau
penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki pituang kepada
pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan
melalui sistem penjualan kredit.
Jadi, secara umum penjualan pada sadarnya terdiri dari dua jenis yaitu
penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan barang atau
jasa secara diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan penjualan
kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang dan atau jasa dalam
penerimaan pembelian. Dalam penjualan kredit, pada saat penyerahan barang dan
atau jasa, penjual menerima tanda bukti penerimaan barang.
Keuntungan dari penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut
langsung
terealisir
mempertahankan
dalam
bentuk
likuiditasnya, tetapi
kas
saat
yang
ini
dibutuhkan
perusaan
untuk
umumnya
pembelian
lebih
cenderung dilakukan secara kredit. Oleh karena itu, dalarn rangka usaha untuk
memperbesar volume penjualaunya, umumnya perusahaan menjual produknya secara
kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan pendapatan kas, tetapi kemudian
menumbulkan
pituang.
Kerugaian
dari
pei\iualan kredit
adalah timbulnya
biaya administrasi piutang dan kerugian akibat piutang tak tertagih.
2.2.4 Pembayaran
Menurut Zaharud (2006, 6), Pembayaran sangat diperhatikan karena dapat
mempengaruhi tingkat penjualan di perusahaan,yang khususnya pada barang
kebutuhan industri, produk dengan harga jual cukup tinggi,produk yang harus
dipesan,produk impor dan sebagainya. Dalam pembayaran dapat dilakukan dengan
pembayaran tunai (bayar lunas) dan pembayaran kredit(pembayaran dengan menyicil
sesuai dengan kesepakatan antar kedua pihak).
41
2.2.5 Kebutuhan untuk Implementasi
2.2.5.1 Microsoft Visual Studio
Menurut ( Nono , 2012 )Microsoft Visual Studio 2010 adalah sebuah alat
untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak diatas sistem
.NET Fremawork, dengan menggunakan bahasa basic. Dengan menggunakan
alat ini, para pembuat program dapat membangun aplikasi Windows Forms .Alat
ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti
Microsoft Visual C++, Visual C#, atau visual j#) atau juga dapat diperoleh
secara terpadu dalam Microsoft visual Studion 2010 Bahasa Visual Basic .NET
sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat
dilihat sebagai evolusi dari Microsot Visual Studio versi sebelumnya yang
dimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang
kontrovensi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft,
dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.
2.2.5.2 Crystal Report 10.5
Crystal Report 10.5 merupakan salah satu paket program yang digunakan
untuk membuat, menganalisa, dan menerjemahkan informasi yang terkandung
dalam database ke dalam berbagai jenis laporan yang sangat flexible.
Menurut (Wiwit Siswoutomo, 2010) Crystal Report dirancang untuk
membuat laporan yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman,
seperti Visual Basic.Net 2008
2.2.5.3 .NET FRAMEWORK
Microsoft .Net Framework menurut (Junindar, 2008) adalah sebuah
komponen yang dapat ditambahkan ke system operasi Microsoft Windows atau
telah terintregitas ke dalam Windows (mulai dari Windows server 2003 dan
versi- versi Windows Terbaru). Kerangka kerja ini menyediakan sejumlah besar
solusi-solusi program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum suatu
program baru, dan mengatur eksekusi program-program yang ditulis secara
khusus untuk framework ini. .Net Framework adalah kunci penawaran utama
dari Microsoft, dan dimaksudkan untuk digunakan oleh sebagian besar aplikasiaplikasi baru yang dibuat untuk platform windows. Defenisi .Net Framework
secara formal adalah platform yang memungkinkan kita untuk membangun
42
aplikasi dan library yang disebut dengan “managed applications” .Net
Framework menyediakan compiler dan tools agar kita dapat membangun, debug,
dan mengeksekusi managed applications. Jadi .Net adalah platform yang
memberikan kita segala sesuatu yang diperlukan untuk membangun dan
menjalankan Managed Application yang berjalan di Windows.
Managed Application adalah eksekusi dari aplikasi tersebut yang diatur
oleh .Net Framework yang menyediakan lingkungan runtime yang terkendali
dan menyediakan sangat banyak variasi service seperti loading (memuat)
aplikasi, mengatur memori, dan monitoring sekuritas dan integritas ketika
aplikasi dijalankan sehingga lebih mudah dipelihara dab didebug. Pada dasarnya
.Net terdiri dari dua komponen utama ;
1. Common Language Runtime (CLR)
2. .Net Framework Base Class Library
2.2.5.4 Microsoft SQL Server
Menurut Connolly dan Begg (2002, p111), idealnya sebuah bahasa basis
data harus memperbolehkan pengguna untuk:
a. Menciptakan basis data dan struktur relasi.
b. Mengerjakan tugas-tugas dasar manajemen data seperti penempatan,
modifikasi, dan penghapusan data dari relasi.
c. Mengerjakan kueri yang sederhana dan kompleks.
Bahasa basis data harus mengerjakan tugas-tugas ini dengan usaha pengguna
yang minimal, serta struktur perintah dan sintaksnya harus mudah dipelajari,
juga harus portable, yaitu harus sesuai dengan standar yang ada sehingga dapat
menggunakan struktur perintah dan sintaks yang sama ketika memindah DBMS
satu ke DBMS lainnya dan SQL memenuhi persyaratan ini.
43
2.3
Kerangka Pikir
Gambar 2.19 Kerangka Pikir
44
Download