Prinsip Dasar, Proses dan Tujuan Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar Ilmu
Komunikasi
Prinsip Dasar, Proses dan
Tujuan Komunikasi
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Abstract
Kompetensi
Modul membahas prinsip dasar proses
komunikasi, kegiatan-kegiatan proses
komunikasi, tujuan dan akibat
komunikasi.
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip
dasar proses komunikasi, kegiatankegiatan proses komunikasi, tujuan dan
akibat komunikasi.
Prinsip Dasar, Proses dan Tujuan Komunikasi
PRINSIP DASAR PROSES KOMUNIKASI
Secara linier, proses sedikitnya melibatkan empat (4) elemen untuk komponen sebagai
berikut :
1. Sumber/pengirim pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu
organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan.
2. Pesan?, berupa lambang atau tanda atau kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka,
gestura.
3. Saluran, yakni sesuai yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman pesan
(misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam
konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/institusi
yang menjadi sasaran penerima pesan.
Di samping keempat elemen tersebut diatas (lazim disebut sebagai model S - M - C - R atau
source Message - Chanel - Receiver), ada tiga atau faktor lainnya
Yang juga penting dalam proses komunikasi yakni:
•
Akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/komunikan.
•
Umpan-balik/feed back, yakni tanggapan balik dari pihak penerima/komunikan atas
pesan yang diterimanya.
•
Noise (gangguan), yakni faktor-faktor psikologis yang dapat mengganggu atau
menghambat kelancaran proses komunikasi.
‘13
2
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai beikut:
Gambar 1
Sumber /
Penerima
Penerima /
Sumber
Pesan
Akibat / Hasil
saluran
Gambar 2
Umpan - balik
Sources/
Receiver /
receiver
sources
Keterangan:
Source
: Sumber pengirim pesan
Encoding
: Membentuk kode-kode pesan
‘13
3
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Decoding
: Memecahkan/membaca kode-kode pesan
Interpreting
: Menginterpretasikan kode pesan
Message
: Pesan
Channel
; Saluran
Receiver
: Penerima pesan
Feed-back
: Umpan – balik
Proses komunikasi yang digambarkan tersebut (gambar 1 dan 2 ) dapat dijelaskan
demikian:
Pertama, pihak sumber membentik (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu
saluran tertentu. Pihak penerima kemudian mengartikan dan mengiterpretasikan pesan
tersebut Apabila ia (penerima) punya tanggapan maka ia akan membentuk pesan dan
menyampaikannya
kembali
kepada si sumber. Tanggapan yang disampaikan penerima
pesan kepada sumber tersebut disebut sebagai umpan - balik..
Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan tanggapan tadi, dan
kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan baru. Demikian proses
ini terus berlanjut secara sirkuler, di mana keduduka sebagai sumber dan penerima berlaku
secara bergantian.
Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan baik
apabila terdapat ovelaping of interest (pertautan minat dan kepentingan) diantara sumber
dan penerima pesan (lihat gambar 3). Untuk terjadinya ovelaping of interest dituntut adanya
persamaan (dalam tingkatan yang relatif) dalam hal "kerangka referensi" {frame of
reference) dari kedua pelaku komunikasi (sumber dan penerima).
Yang dimaksud dengan kerangka referensi di sini antara lain menunjuk pada tingkat
pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan, orientasi. Semakin besar
pula ovenaping of interest, dan ini berarti akan semakin mudah proses komunikasi
berlangsung.
‘13
4
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai contoh : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai soal
perkembangan nilai valuta asing dalam kaitannya dengan perturnbuhan ekonomi.
Bagi si A tentunya akan iebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut
dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut
membicarakan hal tersebut dilakukan dengan si C, seorang pemuda desa tamatan SD
tentunta proses komunikasinya tidak akan berjalan sebagaimana diharapkan si A. karena
antara si A dan si C terdapat perbedaan yanmg menyangkut tingkat pengetahuan,
pengalaman budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh diatas, memberikan gambaran bahwa proses komunikasi akan berjalan baik atau
mudah apabila di antara para pelaku komunikasi yang terlibat terdapat banyak kesamaan
dalam hal kerangka referensi. Namun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi baru terjadi
apabila kerangka referensi dari masing-masing pelaku (simber dan penerima) relatif sama.
Artinya, apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita hams
mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara lain yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata
lain pihak sumber perlu mengenali karateristik individual, sosial dan budaya dari pihak
penerima.
Gambar 3
Overiaping of interest
A dan B
: para pelaku omunikasi
M
: Message/pesan
Dalam praktek komunikasi yang terjadi antara sumber dan penerima ini sering tidak dapat
berjalan dengan baik karena gangguan (noise). Gangguan ini antara lain bisa menimbulkan
‘13
5
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tidak dapat diterimanya pesan secara baik, dan adanya salah interprestasi. Gangguan yang
dimaksud di sini umumnya menunjuk pada faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat
mempengaruhi penyampaian pesan. Suara gaduh atau bising, gema suara yang timbul
karena konsfruksi ruangan, suhu udara yang panas sehingga mempengaruhi tingkat
konsentrasi, adalah contoh-contoh faktor fisik yang dapat mengganggu proses kpomunikasi.
Sementara faktor-faktor psikologis yang dapat menunggu proses komunikasi misalnya rasa
takut, "grogi" atau "emosi" (marah).
Berdasarkan tingkat partisipasi dari para pelaku yang terlibat, proses komunikasi dapat
dibagi dalam dua (2) jenis atau bentuk: komunikasi satu arah (one way communication) dan
komunikasi dua arah (two way communication). Kemudian satu arah, adalah suatu bentuk
proses komunikasi di mana yang aktif hanyalah pihak sumber. Pihak penerima pesan
bersifat pasif. Dalam arti hanya menerimma saja semua pesan yang disampaikan sumber
tanpa memebrikan umpan - balik berupa tanggapan, reaksi atau pendapat atas pesanpesan yang diterimanya. Penyampaian pesan melalui media, massa seperti radio, TV, surat
kabar, majalah, lazimnya disebut komunikasi satu arah. Sementara itu, pada komunikasi
dua arah, sumber penerima masing-masing terlibat aktif dalam penyampaian pesan dan
umpan - balik. Proses komunikasi antar-pribadi, seperti percakapan secara tatap muka
antara dua orang atau lebih pembicaraan melalui telepon, lazimnya bersifat dua arah.
TINGKAT PROSES KOMUNIKASI
Menurut Denis McQuail (1987), secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam
masyarakat dapat berlangsung dalam enam (6) tingkatan sebagai berikut:
1. Komunikasi intra-phbadi (Intrapersonal communication), yakni proses komunikasi yang
terjadi dalam diri seseorang, berupa proses pengolahan informasi melalui pancaindera
dan sistem syaraf.
Misalnya: berpikir, merenung, mengingat-ingat sesuatu, menulis sebuah surat, dan
menggambar. Setiap manusia pada dasarnya akan selalu terlibat dalam kegiatan
komunikasi intra-pribadi selama proses kehidupannya.
2. Komunikasi antar-pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukann secara langsung
antara seseorang dengan orang lain. Misalnya: percakapan secara tatap muka di antara
dua orang, surat menyurat pribadi, dan percakapan melalui telepon.
Corak
komunikasinya juga lebih bersifat pribadi, dalam arti pesan atau informasi yang
‘13
6
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang
terlibat. Dalam komunikasi antar-pribadi, jumlah pelaku yang terlibat pada dasamya bisa
lebih dari dua orang, selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
3. Komunikasi da/am kelompok, yakni
kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara
anggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang teriibat masing-masing
berkomunikasi sesauai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan aatu
informasi yang dikomunikasikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota
kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya: ngobrol- ngobrol dalam keluarga antara
bapak, ibu dan anak-anaknya, diskusi di antara warga kelompok karang taruna, atau
kegioatan belajar-mengajar yang dilakukan seorang guru murid-muridnya dalam kelas.
4. Komunikasi antar kelompok/asosiasi, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara
suatu kelompok dengan kelompok lainnya, atau antara suatu asosiasi dengan asosiasi
lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat dalam komunikasi jenis ini boleh jadi hanya dua
orang atau beberapa orang saja. Tetapi masing-masing membawakan peran dan
kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing. Dengan
demikian pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan kelompok/asosiasi.
Misalnya: Pertemuan antara pengurus Karang Taruna Desa A dengan Karang Taruna
Desa B, atau pertemuan antara pengurus ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia)
dengan ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia).
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan
komunikasi antar-organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok, adalah
bahwa sifat komunikasi organisasi iebih formal dan lebih mengutamakan prinsip- prinsip
efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
Misalnya : Pertemuan antara direksi perusahaan A dengan para manajernya, suratmenyurat antara perusahaan A dengan perusahaan B, atau pertemuan antara pimpinan
perusahaan A dengan pimpinan Departemen B.
6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas
Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat secara luas.
Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara:
‘13
7
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Komunikasi massa, yakni komunikasi melalui media massa seperti radio, majalah,
surat kabar, dan TV
•
Langsung tanpa melalui media massa misalnya ceramah atau pidato di lapangan
terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang di sampaikan menyangkut kepentingan
orang banyak, tidak bersifat pribadi.
Komunikasi dengan masyarakat luas khususnya yang dilakukan melalui medai massa
(komunikasi massa), selain proses penyampaian pesannya berjalan sangat cepat, juga
mampu menjangkau wilayah geografis yang sangat luas. Dalam arti jangkauan
penyamapaian pesannya tidak hanya bersifat lokal tetapi nasional, regional dan global.
Sebagai gambaran : Dengan adanya satelit komunikasi, penyampaian pesan melalui TV
tidak hanya dapat diterima oleh masyarakat yang berada di suatu kabupaten atau propinsi
tertentu, tetapi juga oleh seluruh masyarakat dalam suatu negara, dari berbagai negara,
atau bahkan oleh seluruh masyarakat di dunia. Dengan kata lain, komunikasi massa pada
masa sekarang ini tidak mengenal batas geografis.
Keenam tingkatan proses komunikasi ini oleh Dennis McQuail igambarkan demikian:
Komunikasi dengan
masyarakat luas
Komunikasi organisasi
Komunikasi antar kelompok/asosiasi
Komunikasi dalam kelompok
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi intra pribadi
‘13
8
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Sedikit kasus
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI
Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang diinginkan oleh
pelaku komunikasi. Secara umum, menurut Wilbur Schramm (1974), tujuan komunikasi
dapat
dilihat
dari
dua
perspektif
kepentingan
yakni:
kepentingan
sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian
maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:
Tujuan komunikasi dari
Tujuan komunikasi dari
sudut kepentingan sumber
sudut kepentingan penerima
1. memberikan informasi
1. memahami informasi
2. mendidik
2. mempelajari
3. menyenangkan/menghibur
3. menikmati
4. menganjurkan suatu tindakan/persuasi
4. menerima atau menolak anjuran
sementara itu, Harold D. Lasswell (1948), seorang ahli ilmu politikyang kemudian menekuni
komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi mempunyai tiga (3) fungsi sosial:
1. pengawasan lingkungan
2. korelasi di antara bagian-bagian dalam masyarakat untuk pencapaian konsensus
mengenali lingkungan
3. sosialisasi (tranmisi nilai-nilai/warisan sosial dari satu generasi ke generasi setanjutnya).
Fungsi pengawasan menunujuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi, dan
penyebarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di dalam ataupun
di luar l;ingkungan suatu masyarakat. Upaya ini selanjutnya diarahkan pada tujuan untuk
mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. Misalnya mencegah keresahan,
memelihara ketertiban dan keamana. Fungsi korelasi menunjuk pada upaya memberikan
‘13
9
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar
interpretasi informasi ini diharapkan berbagai kalangan atau bagian masyarakat mempunyai
pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan
kata lain melalui fungsi korelasi ini komunikasi diarahkan pada upaya pencapaian
konsensus.
Kegiatan komunikasi yang
demikian lazim
disebut
sebagai kegiatan
propaganda. Misalnya pemberian surat kabar yang isisnya menyarankan agar warga
masyarakat mau menerima dan melaksanakan program Keluarga berencana. Fungsi
sosialisasi menunjukk pada upaya pendidikan dan pewansan nilai-nilai, norma-norma, dan
prinsip-prinsip dari satu generasi kegenerasi lainnya atau dan satu anggota/kelompok
masyarakat
ke
anggota-anggota/kelompok-kelompok
masyarakat
lainnya.
Misalnya,
pendidikan dan pewarisan mengenai kemampuan berbahasa daerah X beserta normanorma dan nilai-nilai budayanya dari para orang tua yang berasal dari daerah X kepada
anak-anak dan cucu-cucunya, kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh Guru kepada muridmuridnya, kegiatan penyuluhan program KB yang dilakukan dokter, bidan atau petugas
lainnya kepada warga masyarakat.
Disamping ketiga fungsi tersebut di atas, komunikasi juga mempunyai fungsi hiburan.
Kegiatan komunikasi dengan demikian juga dapat diarahkan pada tujuan untuk menghibur.
Banyak contoh dalam peristiwa sehari-hari yang menggambarkan hal ini.
Misalnya menonton bioskop, mendengarkan radio, menonton TV, mengobrol dan bercanda
dengan teman serta tetangga di waktu senggang. Berdasarkan pandangan Lasswell ini,
maka tujuan berkomunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tujuan komunikasi dipandang
Tujuan komunikasi dipandang
dari kepentingan sosial
dari kepentingan individual
1. Berbagai pengetahuan umum
1. menguji,mempelajari dan memperoleh
tentang lingkungan
gambaran tentang realitas,
kesempatan, dan bahaya
2. sosialisasi peran, nilai, kebiasaan
‘13
10
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
2. memperoleh pengetahuan dan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terhadap anggota-anggota baru
keterampilan untuk hidup
bermasyarakat
3. memberikan hiburan kepada warga
3. menikmati hiburan, relaks,
masyarakat, menciptakan bentuk-
melarikan diri dari kesulitan hidup
bentuk kesenian baru, dll.
sehari-hari, dll.
4. pencapaian konsensus,
4. menentukan keputusan / pilihan,
mengontrol tingkah laku sosial
bertindak sesuai aturan sosial.
Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan pihak sumber tentunya juga diharapkan
menimbulkan sustu akibat atau hasii yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan
keinginan pihak sumber. Secara umum akibat atau hasil yang terjadi pada diri penerima
yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Secara umum akibat atau hasil komunikasi ini
dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut:
Aspek Kognitjf, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan
Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal
Aspek Afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi
Misalnya : sikap setuju/tidak setuju perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai
Aspek Konatif, yaitu menyangkut perilaku/tindakan.
Misalnya : berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat tidak seperti apa yang
disarankan (menentang).
Terdapat banyak model yang menjelaskan tentang hal-hal yang dapat dijadikan sebagai
indikator dari akibat atau hasil komunikasi yang terjadi pada pihak penerima untuk setiap
aspek (kognitif, afektif, dan konatif). Tiga diantaranya yang cukup populer adalah : model
"AIDA" (singkatan dari Attention, Interest, desire, dan Action), mode! "Hirarki Efek" , dan
model "Adopsi Inovasi". Model "AIDA" dan "Hierarki Efek" banyak dipergunakan dalam
penelitian-penelitian persuasi dan periklanan, sementara model "Adopsi Inovasi" terutama
dipergunakan dal;am penelitian mengenai difusi inovasi (penyebaran ide baru).
‘13
11
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel berikut akan memberikan gambaran mengenai ketiga model tersebut:
ASPEK/TAHAP
MODEL
AIDA
HIERARKI EFEK
DIFUSI INOVASI
Attention (perhatian)
Awareness
Knowledge
(kesadaran)
(pengetahuan)
Kognitif
Knowledge
(pengetahuan)
Interest (minat)
Liking (menyukai)
Persuasion
(persuasi)
Preference (pilihan)
Afektif
Desire (keinginan)
Decision
Convention
(keputusan)
(meyakini)
Action (tindakan)
Purchase (membeli)
Implementation
(pelaksana)
Konatif
Konfirmation
(konfirmasi)
Sumber: Belch, G.E. & Belch, M.A. (1990): Introduction to Advertising and Promotion
Management.
Model AIDA
Model ini memberikan gambaran bahwa dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada
seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan akan menyangkut empat hal yakni :
perhatian
(aftenf/onJ.minat
(interest),
keinginan
(desire)
dan
tinddakan
(action).
Diasuransikan bahwa tindakan yang diambil pada dasarnya didorong oleh adanya perhatian,
minat dan keinginan.
‘13
12
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model Hirarki Efek
Model ini hampir sama dengan model AIDA. Hanya saja proses pentahapannya lebih
kompleks yakni mencakup enam (6) tahap ; menyadari, mengetahui, menyukai, memiiih,
meyakini, dan membeli.
Dalam kasus si A tersebut di atas maka secara berurutan gambaran prosesnya demikian:
Pertama, si A menjadi sadar akan adanya produk shampo merk X. kemudian si A menjadi
tahu akan kelebihan dan kegunaan dan shampo merk X tersebut dan timbul rasa menyukai.
Setelah itu si A menentukan untuk memiiih membeli shampo merk tersebut karena yakin
akan kegunaannya. Akhirnya ia membeli shampo merk X tersebut.
Model Adopsi
Model, "adopsi" (penerimaan ide/gagasan baru) dikembangkan oleh Everett M. Rogers
(1983). Model ini memberikan gambaran tentang lima (5) tahap yang dilalui proses
pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak inovasi. Yang dimaksud inovasi di sini
adalah suatu ide/gagasan, praktek atau benda yang dinilai baru oleh seseorang. Kelima
tahap tersebut adalah : tahap pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahap
pelaksana, dan tahap konfirmasi.
Tahap pertama (pengetahuan) terjadi pada saat seorang penerima informasi tantang suatu
inovasi. Tahap persuasi terjadi ketika ia menentukan sikap menyukai atau tidak menyukai
inovasi tersebut. Tahap berikutnya adalah tahap keputusan.
Apabila orang tersebut menyukai inovasi tersebut maka ia akan memutuskan untuk
menerimanya. Tetapi apabila ia tidak menyukamya, maka ia akan meutuskan untuk menolak
inovasi tersebut. Seandainya ia memutuskan menerima inovasi, maka tahap berikutnya
adalah tahap pelaksanaan yaitu melakukan sustu tindakan menggunakan inovasi tersebut.
‘13
13
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, 2007
Sasa Djuarsa Sendjaja,Phd, dkk, Pengantar Komunikasi, Universitas terbuka, 2003
Denis McQuail dan Sven Windahl. Model-Model Komunkasi. New York: Longman. 1981.
‘13
14
Pengantar Ilmu Komunikasi
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download