Tanya Jawab Masyarakat Madani

advertisement
1. Apakah masyarakat madani itu? Samakah pengertiannya dengan konsep Civil
Society? Jelaskan.
Jawab:
Menurut Anwar Ibrahim, yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah sistem sosial yang
subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
perorangan dengan kestabilan masyarakat.
Antara Masyarakat Madani dan Civil Society terdapat beberapa perbedaan. Masyarakat madani
adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar (Civil Society) menjadi
“Islami”.
Perbedaan lain adalah civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah
buah dari gerakan Renaissans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga
civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan.
Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan
ini Syafii Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka,
egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari
wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).
Masyarakat Madani merujuk kepada sebuah masyarakat dan negara yang diatur oleh hukum
agama, sedangkan masyarakat sipil merujuk kepada komponen di luar negara. Syed Farid Alatas
seorang sosiolog sepakat dengan Syed M. Al Naquib Al Attas (berbeda dengan para sosiolog
umumnya), menyatakan bahwa faham masyarakat Madani tidak sama dengan faham masyarakat
Sipil. Istilah Madani, Madinah (kota) dan din (diterjemahkan sebagai agama) semuanya
didasarkan dari akar kata dyn. Kenyataan bahwa nama kota Yathrib berubah menjadi Medinah
bermakna di sanalah din berlaku (Alatas, 2001:7).
2. Ada dua prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni
adanya democratic governance dan democratic civilian. Jelaskan.
Jawab:
Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari
akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingankepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi
kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya.
Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara,
taken for granted. Masyarakat madani adalah konsep yang cair yang dibentuk dari proses sejarah
yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-negara
maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang
harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance
(pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara demokratis dan democratic civilian
(masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil
resilience).
Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuh prasyarat masyarakat madani sbb:
1) Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.
2) Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital) yang
kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinnya
kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok.
3) Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata lain terbukanya
akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
4) Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya
untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik
dapat dikembangkan.
5) Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling
menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.
6) Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi,
hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
7) Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang
memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan
terpercaya.
Tanpa prasyarat tersebut maka masyarakat madani hanya akan berhenti pada jargon. Masyarakat
madani akan terjerumus pada masyarakat “sipilisme” yang sempit yang tidak ubahnya dengan
faham militerisme yang anti demokrasi dan sering melanggar hak azasi manusia. Dengan kata
lain, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam proses mewujudkan masyarakat
madani (lihat DuBois dan Milley, 1992).
3. Menurut B.J. Habibie, ada enam prinsip dasar yang harus dipenuhi agar terwujud
masyarakat madani yang sejahtera di Indonesia. Sebut dan jelaskan!
Jawab:
Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie menyebutkan ada enam prinsip dasar
yang harus dipenuhi agar terwujudnya masyarakat madani dan sejahtera di Tanah Air.
“Enam prinsip dasar yang harus dipenuhi itu adalah kemerdekaan, kebebasan, pluralisme, hak
asasi manusia yang seimbang dengan kewajiban, nilai moral dan etika dan keadilana dan
kesejahteraan,”
Kemerdekaan, kata Habibie, sudah didapatkan oleh Indonesia sejak 1945. Sedangkan kebebasan
telah diperoleh sejak dibukanya pintu demokratisasi pada 1998 dan dimulainya reformasi di
berbagai aspek kehidupan bangsa.
Begitu juga dengan pluralisme, lanjut Habibie, sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu di
Indonesia dimana suku Jawa di Indonesia hanya 3,7 persen, Sunda sekitar 15 persen, Melayu 3,4
persen dan lainnya.
Habibie mengatakan masyarakat pluralistik terbesar ada di Amerika Serikat. Masyarakat
Amerika, kata dia, termasuk ke dalam kategori masyarakat madani yang sejahtera.
4. Jelaskan peran (kualitas SDM dan posisi) umat Islam dalam mewujudkan masyarakat
madani di Indonesia!
Jawab:
1) Kualitas SDM Umat Islam
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran ayat 110).
Dari ayat tersebut jelas Allah SAW menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik dari
semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah
keunggulan kualitas SDMnya dibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang
dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.
2) Posisi Umat Islam
SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena itu dalam
percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan. Di Indonesia, jumlah umat
Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih rendah, juga belum mampu
memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum
Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokohtokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.
5. Jelaskan secara singkat bagaimana keberhasilan Rasulullah SAW dalam mewujudkan
masyarakat madani di Madinah!
Jawab:
Sesampai di kota Yatsrib atau Madinah (dalam peristiwa Hijrah), Rasulullah kemudian
mempersaudarakan kaum Muslimin. Setiap orang dari kalangan Muhajirin yang banyak
jumlahnya di Yatsrib, dipersaudarakan dengan setiap orang dari pihak Anshar. Dengan
persaudaraan demikian, kekuatan kaum Muslimin bertambah kukuh.
Rasulullah kemudian membuat perjanjian tertulis antara kaum Muhajirin dan Anshar dengan
orang-orang Yahudi. Perjanjian ini—disebut Piagam Madinah—berisi pengakuan atas agama
mereka dan harta-benda mereka, dengan syarat-syarat timbal balik. Inilah dokumen politik yang
telah diletakkan Muhammad SAW yang menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan
menyatakan pendapat, tentang keselamatan harta-benda dan larangan orang melakukan
kejahatan. Ia telah membukakan pintu baru dalam kehidupan politik dan peradaban dunia masa
itu. Dunia yang sebelumnya hanya menjadi permainan tangan tirani, dikuasai oleh kekejaman
dan kehancuran semata. Mereka harus bekerja sama untuk menghormati segala hak dan
kebebasan yang telah disetujui bersama dalam dokumen itu.
Di Yatsrib inilah Islam mulai menemukan kekuatannya. Ia pun kemudian disebut dengan
Madinah, atau kota sang Nabi.
Download
Study collections