strukturalisme genetik model goldmann

advertisement
STRUKTURALISME GENETIK
GOLDMANN
1.
Teori strukturalisme genetik Goldmann mengukuhkan adanya
hubungan antara sastra dengan masyarakat melalui
pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikannya (Faruk,
1994:43). Teori ini menyebutkan bahwa karya sastra
merupakan sebuh struktur. Akan tetapi, struktur itu bukanlah
sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses
sejarah yang terus berlangsung, proses strukturisasi dan
destrukturisasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal
karya sastra yang bersangkutan (Faruk, 1994:12).
2.
Untuk menopang teori tersebut, Goldmann membangun
seperangkat kategori, yaitu : (i) fakta kemanusiaan, (ii)
subjek kolektif atau subjek transindividual, (iii) pandangan
dunia, (iv) pemahaman, dan (v) penjelasan. Untuk
memahami kategori-kategori ini secara rinci, silahkan baca
buku Pengantar Sosiologi Sastra, dari Strukturalisme Genetik
sampai Postmodernisme karya Faruk (1994).
3. Goldmann menyatakan bahwa "penciptaan budaya"
hanyalah salah satu "sektor perilaku manusia" yang
"tunduk pada hukum yang sama" dari "studi ilmiah".
Ia mencoba menganalisis beberapa prinsip dasar
dari strukturalisme genetik yang diterapkan pada
ilmu-ilmu humaniora pada umumnya dan kritik
sastra pada khususnya.
4. Strukturalisme genetik terkait dengan kerja psikolog
anak Jean Piaget - yang memiliki pengaruh sangat
besar pada Goldmann - tetapi kemudian Goldmann
menggunakan teori tersebut dalam spektrum yang
lebih luas sebagai suatu sinonim teori Marxis
Hegelian. Dia juga menawarkan "beberapa refleksi
mengenai analogi dan pertentangan antara dua
madzhab besar yang saling melengkapi.
5.
Terkait dengan metode Marxisme dan psikoanalisis
disebutkan bahwa secara hipotetis, dasar strukturalisme
genetik adalah semua perilaku manusia untuk memberikan
respons terhadap situasi tertentu dan cenderung
menciptakan keseimbangan antara tindakan subjek dan
objek. Kecenderungan untuk memperoleh keseimbangan itu
selalu dipertahankan karena karakter yang tidak stabil akan
mengganggu struktur mental subjek.
6.
Pengaruh eksternal terhadap perilaku manusia akan
mengubah dunia dan dengan munculnya transformasi
membuat keseimbangan lama tidak memadai lagi yang pada
gilirannya akan digantikan oleh keseimbangan baru. Dengan
demikian, realitas manusia disajikan sebagai proses dua sisi,
yaitu destrukturasi dan strukturasi sehingga mewujud
menjadi struktur baru yang total. Struktur baru ini mampu
menciptakan keseimbangan yang memuaskan tuntutan baru
dari kelompok-kelompok sosial.
7. Goldmann menyimpulkan bahwa studi ilmiah tentang
fakta-fakta manusia, baik ekonomi, sosial, politik,
maupun budaya melibatkan usaha untuk
menjelaskan proses-proses lewat temuan, baik
keseimbangan yang mereka hancurkan maupun
keseimbangan yang mereka bangun. Dalam faktafakta manusia terdapat serangkaian masalah yang
salah satunya adalah siapa sebenarnya yang menjadi
subjek pemikiran dan tindakan. Goldmann
mengajukan tiga jawaban terhadap kaum rasionalis,
empiris, dan fenomenologis tentang identifikasi
subjek atau individu. Subjek atau individu dapat
memiliki pemikiran romantis yang mengarah pada
kolektivisme, sedangkan subjek otentik lebih dekat
dengan mistisisme yang sejauh ini menolak semua
realitas individu dan otonomi.
8.
Goldmann berpendapat bahwa individu harus dapat
diidentifikasi secara total. Kaum Hegelian yang dipengaruhi
oleh filsafat dialektika Marxis menyatakan bahwa subjek inti
adalah bersifat kolektif yang menekankan pada kolektivitas
jaringan kompleks yang mengatur hubungan antarindividu.
Struktur jaringan ini dipandang penting karena di dalamnya
terdapat individu-individu yang memiliki perilaku yang jelas
sebagai subjek yang dapat dipelajari.
9.
Timbul pertanyaan, mengapa seorang subjek harus bekerja
pada kelompok sosial dan bukan kepada individu yang
menulis itu. Hal ini penting untuk diperhatikan karena dalam
perspektif dialektika tidak disangkal pentingnya individu yang
rasionalis, empiris, atau fenomenologis karena posisi ini tidak
menafikan realitas lingkungan sosial. Masalah ini disebut
dengan "pengondisian eksternal”, artinya, suatu realitas
mengandung karakter tindakan individu yang bersifat
kausalistik.
10. Dalam pandangan Goldmann, jawabannya adalah
sederhana: dia mencoba memahami budaya orang
yang bekerja di lapangan sastra, filsafat, dan artistik.
Penelitian menunjukkan bahwa perhatian Goldmann
terutama ditujukan untuk penulis yang mampu
menghasilkan karya yang di dalamnya terbangun
hubungan yang kohesif antara keseluruhan dan
bagian-bagiannya. Akan tetapi, tidak setiap
pengarang mampu membangun hubungan struktur
yang positif antara karya dengan penciptanya.
11. Goldmann berpendapat bahwa tidak mudah
memahami struktur psikologis seorang subjek atau
individu yang tidak lagi hidup, juga tidak gampang
mengetahui seorang penulis yang tidak diketahui
secara pasti. Bahkan kita sulit memahami dasar
pengetahuan intuitif atau empiris dari individu yang
terikat oleh ikatan persahabatan yang erat.
12. Dalam mempelajari karya-karya budaya,
"menemukan aspek sosiologis lebih mudah dalam
kesatuan kolektif yang telah terstrukturasi".
Kesatuan kolektif ini berkaiatan "jaringan kompleks
hubungan antarindividu" yang kompleksitas psikologi
individunya berasal dari jumlah kelompok yang
cukup besar yang masing-masing berbeda, misalnya
keluarga, pekerjaan, nasionalisme, teman, kenalan,
kelas sosial, dan lain-lain.
13. Di satu pihak, jika masing-masing kelompok
bertindak atas kesadarannya sehingga membantu
untuk membentuk suatu struktur yang unik dan
kompleks, maka hasilnya relatif tidak koheren. Di
pihak lain, jika sejumlah individu yang berasal dari
satu kelompok sosial yang sama melakukan suatu
tindakan, maka aksi dari kelompok sosial lainnya
secara psikologis tidak akan mengganggu struktur
sosialnya, maka hasilnya jauh lebih koheren.
14. Inilah sebabnya mengapa Goldmann
berpendapat bahwa hubungan antara karya
dan kelompok sosial benar-benar penting
karena melalui perantara sang pencipta
karyalah terjadinya subjek sejati penciptaan
yang kemudian melahirkan elemen-elemen
struktur yang saling berhubungan.
15. Hubungan antara elemen struktur yang
komprehensif dan totalitas struktur dapat
menjelaskan peranan ilmu pengetahuan
dalam upaya menemukan hubungan antara
fenomena budaya dengan kelompokkelompok sosial yang melahirkan individu
sebagai subjek sejati penciptaan karya.
16. Ada dua masalah yang muncul dalam konteks ini. Pertama,
bagaimana kita menentukan hubungan antara kelompok
sosial dengan pekerjaan mencipta karya. Kedua, bagaimana
kita mengetahui antara kelompok sosial yang bekerja dan
hubungannya dengan jenis karya yang diciptakannya.
17. Teori sosiologi sastra, baik klasik maupun kontemporer,
adalah teori yang membicarakan hubungan antara isi karya
sastra dengan individu-individu yang memiliki kesadaran
kolektif. Teori ini menyajikan dua metode utama : (a) unsurunsur kesadaran kolektif merupakan aspek empiris dari
realitas sosial yang hanya dapat ditemukan pada poin
tertentu dalam karyanya. (b) reproduksi merupakan aspek
langsung dari realitas sosial dan kesadaran kolektif. Masalah
ini lebih sering ditemukan dalam karya penulis yang tidak
memiliki "kekuatan kreatif" untuk menggambarkan atau
menceritakan pengalaman pribadi. Untuk hal ini, sosiologi
sastra berorientasi pada penciptaan karya-karya besar.
18. Strukturalisme genetik menawarkan "perubahan total
orientasi" yang berpandangan bahwa karakter kolektif dalam
penciptaan sastra berasal dari kenyataan bahwa struktur
dunia kerja adalah homolog dengan struktur mental dari
kelompok-kelompok sosial tertentu. Dalam hal isi kandungan
karya sastra, penciptaan dunia imajiner diatur oleh struktur
mental penulis yang memiliki kebebasan total. Penulis
menciptakan dunia imajiner dengan memasukkan aspek
langsung dari pengalaman pribadinya ke dalam karyakaryanya.
19. Goldmann merangkum "hubungan antara kelompok kreatif
dengan bekerja". Dalam hal ini, kelompok merupakan suatu
proses strukturasi yang menguraikan kesadaran anggotanya
secara afektif, intelektual, dan praktis menuju respons yang
koheren terhadap masalah hubungan manusia dengan alam
dan hubungan manusia dengan sesamanya. Namun,
kecenderungan yang ada jauh dari koherensi efektif karena
kelompok sosial memposisikan diri netral dalam kesadaran
individu masing-masing.
20. Selain itu, kategori mental penulis yang ada dalam
kelompoknya cenderung bergerak menuju suatu koherensi
sosial yang disebut dengan pandangan dunia. Artinya,
pandangan dunia pengarang merupakan representasi dari
pandangan dunia kelompok sosialnya. Para penulis besar
(atau seniman) merupakan individu luar biasa yang berhasil
menciptakan suatu domain sastra yang penuh dunia imajiner
yang di dalamnya terdapat unsur koherensi yang ketat.
21. Ada perbedaan penting antara "sosiologi isi" dan "sosiologi
strukturalis". Yang pertama melihat refleksi sosial datang dari
kesadaran kolektif, sedangkan yang kedua melihat sebaliknya,
bahwa salah satu unsur yang paling penting dari kesadaran
kolektif adalah para anggota kelompok sosial menjadi sadar
akan apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan,
dan apa yang mereka lakukan, tetapi tanpa menyadari
objektif signifikasinya.
22. Oleh karena itu, pendekatan yang terbaik adalah pendekatan
yang kedua, yaitu pendekatan struktural genetik karena
pendekatan ini lebih efektif dalam memahami "karya sastra
dunia" yang merupakan ekspresi pandangan dunia. Artinya,
realitas imajiner atau konseptual terstruktur sedemikian rupa
dalam karya sastra dunia itu. Hal ini berkaitan dengan
masalah epistemologis yang menyebutkan bahwa semua
kelompok manusia bertindak atas dasar efektifitas dan
kesadaran perilaku anggotanya yang dengan tindakannya itu
mendorong terciptanya budaya.
23. Goldmann berpendapat bahwa kelas sosial memiliki andil
dalam menciptakan hubungan antara karya besar dengan
kelompok-kelompok sosial yang berorientasi ke arah
restrukturisasi sosial yang menghubungkannya ke kelompok
sosial lainnya, terutama bangsa, generasi, provinsi, dan
keluarga. Goldmann menyatakan bahwa kelompok-kelompok
ini melakukan tindakan berdasarkan kesadaran anggotanya.
Goldmann kemudian menyatakan bahwa masalah yang paling
penting dari penelitian sosiologi sastra adalah strukturalisme
genetik yang berusaha memahami struktur himpunan data
empiris.
24. Selanjutnya, Goldmann menawarkan satu hipotesis bahwa
seseorang bisa mengumpulkan sejumlah fakta menjadi
sebuah kesatuan struktural yang komprehensif yang di
dalamnya terdapat fakta-fakta lain.
25. Penciptaan budaya pada hakikatnya adalah penciptaan karya
sastra, seni, atau filsafat yang di dalamnya terdapat struktur
koherensi. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan penulis karya
yang mengandung unsur heterogen dalam karya-karyanya.
26. Oleh karena itu, rekomendasi Goldmann difokuskan pada
analisis masing-masing karya penulis yang isinya heterogen
itu. Selanjutnya, kita membuat pengelompokan tulisan atas
dasar tema-tema kehidupan seperti masalah-masalah :
intelektual, politik, sosial, dan ekonomi. Bagian dari penelitian
strukturalisme genetik adalah memahami kelompok data
empiris yang merupakan struktur dari totalitas relatif yang
dapat dimasukkan sebagai elemen dalam struktur yang lebih
besar.
DAFTAR PUSTAKA

Goldmann, Lucien. 1975. The Genetic
Structuralist Method In The History of
Literature, Towards A Sociology of The Novel.
Translation by Alan Sheridan. London :
Tavistock (156-171).
Download