anakisis keputusan struktur modal

advertisement
ANALISIS KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
(Studi pada Industri Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan kepadatan penduduk tertinggi ke-3 di kecil
unia. Menurut survei terakhir tahun 2000, Indonesia memiliki kurang lebih 250 juta
jiwa (www.google.com/ apa ) tak boleh awal kamimat Dalam hal kehidupannya,
manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan primer.
Meningkatnya kebutuhan papan yang sejalan dengan meningkatnya populasi
penduduk, maka pinggiran sungaipun menjadi serbuan orang untuk membuat
rumah. Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia memperoleh
perhatian sungguh-sungguh walaupun kenyataan menunjukkan, bahwa kebutuhan
atau permintaan terhadap rumah tetap jauh lebih besar dari kemampuan untuk
menyediakannya. ini Namun juga demikian dengan berbagai cara, pembangunan
perumahan beserta lingkungannya tetap diusahakan untuk dapat berjalan seimbang
dengan laju pertambahan penduduk.
Semakin gencarnya usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan
infrastruktur di berbagai daerah demi tercapainnya kesejahteraan masyarakat, maka
pembangunan fisik yang sedang berlangsung, harus didukung oleh komponenkomponen yang menunjang. Salah satu komponen yang terlibat langsung dan bisa
dikatakan sebagai kebutuhan yang pokok dalam pembangunan fisik adalah
tersedianya semen.
Kinerja industri semen yang dapat dikatakan baik terlihat dengan produksi
semen di Indonesia yang kapasitasnya kini mencapai sekitar 42 juta ton per tahun
denagn produksi di atas 30 juta ton per tahun, Selain diproduksi untuk dalam negeri
juga diekspor. Departemen Perindustrian menarhetkan ekspor semen dan bahan
galian non logam lainnya pada tahun 2006 tumbuh sebasar 7 persen atau mencapai
sekitar USD170 juta dibandingkan tahun 2005 yang mencapai USD160 juta.
Dengan adanya pertumbuhan tersebut, Departemen Perindustrian memperkirakan
jumlah tenaga kerja di sektor tersebut juga akan meningkat dari 210 ribu orang
pada tahun 2005 menjadi 215 ribu orang pada tahun 2006. Di bawah ini merupakan
laba bersih yang dicatat oleh PT Semen Gresik, Tbk. dan PT Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk.(Media Indonesia, 24 Januari 2006)
Table 1. Laba Bersih yang dicatat PT Seman Gresik, Tbk. dan PT Indocement
Tunggal Prakarsa, Tbk. (dalam rupiah) Satu spasi
tahun
PT Semen Gresik, Tbk.
PT Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk.
2003
Rp 399.007.535,00
Rp 670.289.725.534,00
2004
Rp 508.915.808,00
Rp 116.023.426.558,00
2005
Rp 1.022.568.492,00
Rp 739.685.877.628,00
Sumber:www.bes.co.id
Kondisi keuangan PT Semen Gresik, Tbk. dalam beberapa tahun ini
menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari laba bersih
yang diperoleh perusahaan pada tahun 2003 hingga tahun 2005 selalu mangalami
peningkatan. Berbeda halnya dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa yang
mangalami penurunan pada tahun 2004. PT Seman Gresik, Tbk. diresmikan pada
tanggal 7 Agustus 1957 oleh presiden RI pertama dengan kapasitas 250.000 ton
semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 PT Semen Gresik, Tbk. tercatat di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta BUMN pertama yang go public dengan
menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya
adalah
pemerintah
RI
73
persen
dan
masyarakat
27
persen.
(www.semengresik.com).
PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. dan anak perusahaannya merupakan
sebuah kelompok multi usaha dengan tiga usaha utama yaitu usaha semen, usaha
makanan, dan usaha lainnya. Usaha semen terutama meliputi pengelolaan 8 pabrik
semen dan 2 pabrik terpadu dengan jumlah kapasiyas keseluruhan sebesar 10.9 juta
ton per tahun.(www.google.com.). Selain kondisi kedua industri semen tersebut
dalam beberapa tahun ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik yang
diikuti dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, perbedaan kondisi
keuangan kedua perusahaan di atas juga menjadi alasan peneliti memilih PT Semen
Gresik dan PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk melihat perbedaan analisis
keputusan struktur modalnya.
Setiap perusahaan memiliki rencana untuk dapat menjaga kelangsungan hidup
dari usaha yang didirikan, karena tujuan dari suatu perusahaan secara umum adalah
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas (Warsono, 2003:5). Rencana
tersebut dapat dibuat oleh beberapa manajemen perusahaan yang dapat saling
bekerja sama demi terciptanya tujuan dari perusahaan. Rencana tersebut tentunya
juga berkaitan dengan keputusan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang
perusahaan.
Setelah tujuan perusahaan diketahui langkah selanjutnya adalah merealisasikan
agar tujuan dari perusahaan dapat terwujud. Pertama-tama manajemen perusahaan
harus mengambil keputusan mengenai pengalokasian dana ke dalam bentuk-bentuk
investasi yang diharapkan dapat mendatangkan keuntunhan bagi perusahaan.
Langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis
kombinasi-kombinasi
sumber
pembelanjaan yang tepat untuk perusahaan.
Langkah yang terakhir adalah keputusan manajemen aktiva (assets
management
decision)
yang
menuntut
manajer
keuangan
untuk
lebih
memperhatikan manajemen aktiva lancar daripada aktiva tetap. Penentuan struktur
modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan
yang penting, karena ini berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen
keuangan perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki struktur modal yang
buruk ketika perusahaan mempunyai beban hutang yang sangat besar.
Proses keputusan struktur modal sangat berkaitan dengan penentuan bauran
sumber pembelanjaan jangka panjang yang optimal dan bertujuan untuk
memaksimumkan nilai pasar perusahaan serta meminimumkan biaya modal total
perusahaan. Dalam pengambilan keputusan struktur modal alat analisis yang
digunakan untuk mengnalisa pengaruh perubahan bauran komposisi sumber modal
meliputi : pendekatan EBIT-EPS, analisa arus kas, dan rasio peliputan (coverage
ratio).
Tingkat leverage keuangan yang paling optimal sangat perlu memperhatikan
dan memahami hubungan antara EBIT dan EPS pada berbagai alternatif pendanaan
(financing). Besarnya EPS sangat tergantung pada pilihan pendanaan manajemen
perusahaan, karena EPS adalan laba per lembar saham yang tersedia untuk
pemegang saham biasa yang berasal dari laba perusahaan dikurangi biaya bunga
dan deviden saham preferen, sedangkan EBIT tidak tergantung pada leverage
keuangan. Analisis EBIT-EPS ini bisa digunakan perusahaan untuk melihat
dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS pada tingkat EBIT yang
bervariasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan penelitian
dengan mengambil judul : ”Analisis Keputusan Struktur Modal” (Studi kasus pada
perusahaan industri semen yang terdaftar di BEJ).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini
adalah ”Berapakah tambahan dana imana hasil analisis struktur modal pada PT
Semen Gresik, Tbk. dan PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. jika membutuhkan
dana tambahan?
C. Batasan Penelitian
Berdasarkan masalah yang ada dan agar tidak melebar serta dapat
memberikan pemahaman yang sesuai dengan rumusan masalah, maka batasan
masalah peneliiti ini adalah sebagai berikut:
”Peneliti menggunakan harga saham penutupan bulanan PT Semen Gresik, Tbk. dan
PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. periode tahun 2003 sampai tahun 2005.”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui sumber pembelanjaan mana yang akan dipakai oleh
perusahaan dalam keputusan struktur modal pada PT. Semen Gresik, Tbk. dan
PT. Indosement Tunggal Prakarsa, Tbk.jika membutuhkan dana tambahan
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi manajemen PT. Semen Gresik, Tbk. dan PT. Indosement Tunggal
Prakarsa, Tbk.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan
dalam menentukan keputusan struktur modal yang akan digunakan dalam
memenuhi sumber modalnya.
b. Bagi investor dan pemegang saham PT. Semen Gresik, Tbk. dan PT.
Indosemen, Tbk.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi bagi para investor
yang ingin menginvestasikan sebagian dari modalnya ke dalam sebuah
perusahaan.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian
yang sejenis dan pengembangan lebih lanjut ke arah yang lebih baik.
E. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ermi Nurhayati (2003)
dengan judul ”Pemilihan Sumber Pembiayaan Dalam Rangka Menetapkan
Struktur Modal Yang Optimal” (studi kasus pada PT Seman Gresik, Tbk.).hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa PT Semen Gresik, Tbk.
1. Pada tahun 1998 biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 18,51% dengan
harga (nilai) pasar saham Rp 580,38 yang terdapat pada komposisi 54,96%
hutang jangka panjang dan 45,04% modal sendiri.
2. Pada tahun 1999 biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 28,38% dengan
harga (nilai) pasar saham Rp 359,01 yang terdapat pada komposisi 49,51%
hutang jangka panjang dan 50,49% modal sendiri.
3. Pada tahun 2000 biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 23,63% dengan
harga (nilai) pasar saham Rp 510,67 yang terdapat pada komposisi 52,50%
hutang jangka panjang dan 47,50% modal sendiri.
4. Pada tahun 2001 biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 40,93% dengan
harga (nilai) pasar saham Rp 418,88 yang terdapat pada komposisi 42,87%
hutang jangka panjang dan 57,13 modal sendiri..
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Frisnila Oktavia (2004)
dengan judul ”Prospek Kinerja Keuangan Pada PT Semen Gresik, Tbk.”
menunjukkan bahwa rasio rentabilitas mengalami perubahan yang stabil dimana
tingkat yang paling tinggi pada taun 2000 sebesar 29,06%. Rasio Likuiditas
mengalami fluktuasi, dimana tingkat yang paling tinggi terjadi pada tahun 2000
sebesar 16,83%. Rasio Solvabilitas menunjukkan bahwa solvabilitas sangat
rendah dan relatif stabil, dimana besarnya solvabilitas pada tahun 2000 sebesar
2,00%. Rasio Operasi menunjukkan dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan
adanya kestabilan, kinerja yang paling baik terjadi pada tahun 1998 sebesar
304,05%, dan berdasarkan garis trend menunjukkan bahwa proepek kinerja
keuangan PT Semen Gresik, Tbk. Semakin meningkat, dengan asumsi kondisi
tahun yang akan datang relatif membaik.
Penelitian yang dilakukan sekarang ini erat kaitannaya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ermi Nurhayati (2003) dengan judul ”Pemilihan Sumber
Pembiayaan Dalam Rangka Menetapkan Struktur Modal Yang Optimal” (Studi
Kasus pada PT Semen Gresik, Tbk) tetapi dalam hal ini peneliti lebioh
memfokuskan pada analisis EBIT-EPS sebagai alat analisisnya.
2. Landasan Teori
Kebijakan struktur keuangan mencakup tindakan pemilihan antara resiko
dan tingkat pengembalian yang diharapkan. Penambahan hutang akan
menaikkan resiko, walaupun besarnya hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang akan diupayakan dengan harapan tingkat pengembalian yang jauh lebih
besar dari tingkat resiko tersebut. Dalam pemenuhan kebutuhan dana manajer
keuangan akan dihadapkan pada situasi siklus dalam pembelanjaan dalam
pengertian bahwa pada kondisi tertentu perusahaan lebih baik menggunakan
dana yang bersumber dari hutang jangka panjang, hutang jangka pendek dan
modal sendiri. Dalam hal ini harus ditetapkan target mengenai besarnya
kebutuhan dana. Jadi setiap perusahaan harus memperhatikan struktur keuangan
dan struktur modal, karena penentuan
struktur keuangan yang tepat akan
meningkatkan return atas modal pemegang saham.
Struktur modal perusahaan merupakan komposisi dana jangka panjang
yang berbeda dari segi jenis maupun biayanya. Alasan perusahaan memerlukan
lebih dari satu jenis dana adalah karena kombinasi resiko atau sifat biaya modal
yang berbeda akan menghasilkan biaya modal rata-rata yang lebih rendah
daripada menggantungkan diri sepenuhnya pada satu sumber saja., misalnya,
suatu perusahaan dapat meminjam dengan tingkat bunga yang relatif rendah
sampai pada suatu titik tertentu. Dengan penggunaan hutang tersebut dapat
menurunkan biaya modal, tetapi jika pinjaman sudah melewati titik debt equity,
maka perusahaan harus membayar biaya bunga yang tinggi dan ini akan
menaikkan biaya modal. Untuk menentukan komposisi dana yang optimal,
manajer perusahaan harus mengetahui dan memahami konsep biaya modal
karena sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan.
1. Faktor-faktor Penentu Struktur Modal
Struktur modal merupakan suatu masalah yang paling penting bagi setiap
perusahaan karena baik ataupun buruknya struktur modal perusahaan akan
berpengaruh langsung terhadap posisi finacial perusahaan. Pemilihan dalam
penentuan kebijakan struktur modal perusahaan akan meningkatkan risiko
keuangan dari perusahaan, sehingga dapat mengurangai tingkat keuntungan
perusahaan dengan demikian perusahaan dituntut harus bisa menetapkan
struktur modal yang tepat.
Menentukan struktur modal yang tepat merupakan keputusan yang sulit
sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi struktur modal. Menurut Weston dan Brigham (2001; 39-41),
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan,
struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan profitabilitas, pajak,
pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai
peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas
keuangan.
Berdasarkan pendapat Weston dan Brigham (2001; 39-41) di atas, maka
dapat dijelaskan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi struktur modal
adalah sebagai berikut:
a.
Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menggunakan beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak
stabil.
b.
Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai dijadikan jaminan kredit
cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva multiguna yang
dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik,
sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak
begitu baik untuk dijadikan jaminan
c.
Profitabilitas
Salah satu cara untuk mengukur profitabilitas adalah dengan
menggunakan ROI (Return on Invesment) yang berguna untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan aktiva yang ada, selain itu ROI juga bisa
digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan
d.
Leverage Operasi
Perusahaan dengan tingkat leverage operasi yang lebih kecil
cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena
mempunyai resio bisnis yang lebih kecil.
e.
Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan
perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan
yang terkena tarif pajak tinggi, karena itu semakin tinggi tarif pajak
semakin besar pemanfaatan penggunaan utang .
f.
Sikap Manajemen
Sikap yang diambil manajemen perusahaan mempunyai pengaruh
langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan
kebutuhan dana. Sifat manajer yang optimis mempunyai keberanian
untuk menanggung risiko yang besar (risk seeker), akan lebih berani
untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal
dari hutang (debt financing) meskipun metode ini memberikan beban
financial yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang bersifat pesimis,
yang takut menanggung risiko (risk averter) akan lebih suka membiayai
pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari sumber intern
atau dengan modal saham (equity finacing) yang tidak mempunyai beban
financial yang tetap
g.
Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Peringkat
Sikap dari pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat (rating
agency) sering kali mempengaruhi struktur keuangan. Jika perusahaan
membicarakan struktur modalnya dengan pemberi pinjaman dan lembaga
penilai peringkat sebaiknya memperhatikan masukan yang diterima dari
pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat
h.
Pengedalian (Control)
Dalam
beberapa
peristiwa,
perusahaan
mungkin
memilih
menggunakan leverage yang agak tinggi dari mengeluarkan saham baru
lagi, meskipun mungkin pengeluaran saham baru lebih menguntungkan,
mereka tetap memilih penggunaan hutang. Hal ini disebabkan karena
pemilik modal enggan membagi kepemilikan (yang berarti juga control)
perusahaan dengan orang lain.
i. Keadaan Pasar Modal
Keadaan
pasar
modal
yang sering mengalami
perubahan
disebabkan oleh adanya gelombang konjungtor yang pada umumnya bila
gelombang tinggi (Up- Swing) para investor lebih tertarik untuk
menanmkan modalnya dalam saham. Berhubung dengan hal itu maka
perusahaan dalam usahanya untuk mengeluarkan/ menjual sekuritas
harus menyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut
2. Model Struktur Modal Optimal
Penentuan struktur modal bagi perusahaan merupakan salah satu bentuk
keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan manajer keuangan perusahaan. Tujuan pokok
manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi
sumber
pembelanjaan
permanen
sedemikian
rupa,
sehingga
mampu
memaksimumkan harga saham perusahaan. (warsono, 2003: 238).
Dalam hubungannya dengan penentuan struktur modal yang optimal bila
dikaitkan dengan leverage kauangan akan mempunyai konsekuensi yaitu
semakin besar leverage keuangan yang digunakan perusahaan, kemungkinan
untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dan lebih besar. Tetapi di
sisi lain dengan adanya pengembalian yang tinggi, maka resiko keuangan yang
ditanggung oleh para pemegang saham pun akan semakin tinggi. Dengan dilema
ini, maka perlu diusahakan suatu bauran pembelanjaan
yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, dengan resiko yang dapat diterima.
Keputusan sturktur modal berkaitan dengan bauran sumber modal jangka
panjang yang optimal. Bauran sumber modal jangka panjang yang ditujukan
untuk memaksimalkan nilai pasar dan meminimumkan biaya modal perusahaan.
Dalam pengambilan keputusan struktur modal diperlukan alat-alat
analisis yang digunakan untuk menganalisis bagaimana pengaruh peruabahan
bauran komposisi sumber modal dapat mempengaruhi penilaian dan biaya
modal. Secara umum ada 3 macam metode dalam pengambilan keputusan
struktur modal, yaitu : Pendekatan EBIT- EPS, Analisis Arus Kas dan Rasio
Peliputan (Leverage Ratio). Warsono (2001;256)
a) Pendekatan EBIT – EPS
Dalam keputusan penggunan hutang atau saham preferen lainya
menghasilkan dua jenis pengaruh solvabilitas keuangan. Pertama, resiko
yang bertambah pada pendapatan per lebar saham (EPS) karena penggunaan
kewajiban keuangan tetap. .Kedua, berhubungan dengan tingkat EPS pada
suatu EBIT tertentu di bawah struktur modal spesifik. Analisis EBIT – EPS
digunakan untuk mengukur pengaruh perubahan EBIT terhadap EPS yang
digunakan untuk mengukur pengembalian (return) para pemilik saham.
Penerapan analisis EBIT – EPS dalam perusahaan akan mendorong
penggunaan hutang yang banyak. Jika perusahaan menggunakan hutang
sebanyak mungkin di khawatirkan membawa dampak yang kurang baik bagi
perusahaan, karena resiko yang dihadapi juga semakin besar. Jika
perusahaan menggunakan hutang dalam batas kecil maka resiko yang
dihadapi juga semakin kecil.
Dampak keputusan pendanaan terhadap biaya modal
saham
perusahaan sewa sekali tidak diperlihatkan, padahal investor selalu
memperhatikan besar kecilnya dan kadar resiko arus pendapatan
perusahaan. Analisis EBIT-EPS hanya memperhatikan resiko atau besar
kecilnya kemungkinan pendapat itu gagal.
Formulasi dari pendekatan EBIT-EPS bisa kita lihat dibawah ini :
(
EBI
T
*

C
)(
1

T
)(
EBI
T
*

C
)(
1

T
)
1
1

S
S
1
2
b) Pedekatan Rasio Peliputan
Analisis keuangan dapat membandingkan besarnya setiap rasio yang
ada dengan tingkat atau besaran proyeksi, sebagai bahan pertimbangan atas
kelayakan masing-masing usulan. Biasanya para analisis keuangan
perusahaan dan lembaga penilai peringkat mempunyai standar rasio yang
digunakan sebagai pembanding antara perusahaan satu dengan perusahaan
lainnya. Standar rasio yang digunakan biasanya berbeda.
Dalam pendekatan metode pengambilan keputusan struktur modal
yang kedua lebih menekannkan kepada rasio solvabilitas komparatifnya.
Ada
2
macam
rasio
solvabiltas
yang harus
di
perhatikan
dan
dipertimbangkan dal;am mengevaluasi sejumlah usulan pembelanjaan, yaitu
sebagai berikut :
1. Rasio solvabilitas neraca (Balance Sheet Leverage Ratio). Input dari
rasio solvabilitas neraca berasal dari neraca keuangan perusahaan,
dengan hasil rasio ini dapat digunakan untuk membandingkan
penggunaan dana yang berasal dari kreditur (berupa hutang) dan
pemegang saham.
2. Rasio peliputan (coverage ratio) yang biasanya bersumber dari laporan
rugi laba perusahaan. Rasio-Rasio peliputan menyajikan perkiraan atas
kemampuan perusahaan melunasi hutang-hutangnya.
Analisis Rasio Peliputan ini mepunyai tujuan yaitu menentukan
pengaruh dari setiap setiap usulan pendanaan terhadap rasio-rasio keuangan
yang utama.
c) Pendekatan Arus Kas
Metode pengambilan keputusan struktur modal yang terakhir adalah
analisis arus kas perusahaan yang biasanya mempelajari pengaruh keputusan
struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metode analisis Aliran Kas ini
dilakukan dengan cara mengadakan penyusunan penganggaran modal
dengan skenario pada berbagai kondisi ekonomi yang mungkin terjadi,
berbagai struktur modal.
Arus kas netto yang tercipta dari setiap situasi dapat dikaji untuk
menemukan apakah suatu pendanaan bisa membawa kondisi perusahaan ke
kondisi kritis. Kapasitas perusahaan dalam memperoleh pinjaman (termasuk
sewa guna usaha dan saham preferen) seharusnya tergantung pada arus kas
netto yang bisa diharapkan akan diperoleh perusahaan dalam periode resensi,
dengan kata lain sasaran proporsi struktur modal dapat dicapai melalui
perencanaan untuk kondisi atau kemungkinan terburuk yang akan dihadapi
perusahaan.
3. Kerangka Teori
Untuk memperjelas arah peneliti, maka disusun suatu kerangka pikir
yang menggambarkan keputusan struktur modal yang dapat dilihat pada Gambar
di bawah ini:
Kerangka pikir ini menjelaskan bahwa tujuan dari perusahaan berdiri
sebenarnya adalah memaksimalisasi kekayaan dari para pemilik perusahaan,
tetapi untuk memaksimalisasi kekayaan itu perusahan harus bisa mengambil
keputusan-keputusan yang nantinya bisa membuat perusahaan itu makmur, yaitu
dengan cara keputusan keuangan dan keputusan struktur modal. Dalam
menganalisis keputusan struktur modal salah satu bagian yang tidak boleh
dilupakan adalah menentukan total modal, jumlah modal saham dan utang yang
akan digunakan sebagai sumber alternatif pendanaan, mencari nilai EBIT,
jumlah saham yang beredar dan harga saham pada tahun 2006.
Gambar .1
Tujuan Manajemen Keuangan
Memaksimalisasi Kekayaan
Para pemegang saham
Keputusan
Keuangan
(Financial
Discision)
Keputusan Struktur
Modal
Struktur Modal
Optimal
Mencari Total Modal rata-rata
Mencari Total Modal 2006
Mencari Modal Saham rata-rata
Mencari Modal Saham 2006
Mencari Modal Utang 2006
Mencari EBIT rata-rata
Mencari EBIT tahun 2006
Mencari jumlah saham yang beredar tahun 2006
Mencari Harga Saham 2006
Analisis
Keputusan
Struktur Modal:
Analisis EBIT dan
EPS
PT Semen
Gresik, Tbk
Menggunakan
Saham/ utang
PT
Indesemen,
Tbk
Menggunakan
Saham/ Utang
Langkah berikutnya adalah menentukan pendekatan yang akan dipakai
dalam menentukan keputusan struktur modal, dalam hal ini peneliti lebih banyak
menggunakan metode pendekatan EBIT-EPS dalam menganalisis keputusan
struktur modal karena melalui pendekatan analisis EBIT-EPS ini perusahaan
maupun investor dapat mengetahui sumber pembelanjaan mana yang akan
digunakan oleh PT Semen Gresik, Tbk dan PT
Indosemen, Tbk. apakah
menggunakan saham sebagai sumber pendanaan atau menggunakan utang sebagai
sumber pendanaannya
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus yang
merupakan tipe pendekatan yang penelaahnya hanya pada satu kasus dan
dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan selengkap lengkap mungkin.
3. Definisi Operasional variabel
4. usahakan tabel jangan putus
Variabel-variabel yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan dalam
penelitian ini meliputi :
Variabel
Bunga
Pendapatan
Sebelum
Definisi
Kewajiban yang harus dibayar oleh
perusahaan setiap tahunnya
Pendapatan perusahaan sebelum
dikurangi oleh pajak yang harus
Rumus
Nilai Pinjaman x
Suku Bunga
Nilai Pendapatan
– Bunga
Pajak
Pajak
Pendapatan
Setelah
Pajak
ditanggung
perusahaan
setiap
tahunnya
Iuran wajib yang harus dibayar oleh
perusahaan kepada pemerintah tiap
tahunnya
Pendapatan setelah pajak
Pendapatan
sebelum pajak x
Tingkat pajak
Pendapatan
sebelum pajak –
Tingkat
pajak
yang
harus
dibayar
Saham yang Jumlah saham yang dikeluarkan oleh
beredar
perusahaan
untuk
mendapatkan
sejumlah
dana
tambahan
di
masyarakat luas
Pendapatan Pendapatan per lembar saham yang Pendapatan
per lembar diperoleh perusahaan
setelah pajak :
saham
jumlah
saham
yang beredar
Earning
Laba sebelum bunga dan pajak
Pendapatan bersih
before
- Beban usaha
interest Tax
(EBIT)
5. Data dan Sumber data
a.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain). Data ini biasanya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini data sekunder
yang diperoleh adalah :
1)
Data laporan Rugi Laba PT.Semen Gresik, Tbk dan PT. Indosement
Tunggal Prakarsa, Tbk tahun 2003 sampai 2005.
2)
Data Laporan Neraca PT. Semen Gresik, Tbk dan PT. Indosement
Tunggal Prakarsa, Tbk tahun 2003 sampai 2005.
3)
Data laporan konsolidasi PT. Semen Gresik, Tbk dan PT. Indosement
Tunggal Prakarsa, Tbk tahun 2003 sampai 2005.
b.
Sumber Data
Data tentang laporan rugi laba, laporan neraca dan laporan konsolidasi
periode 2003-2005 ini diperoleh dari pojok Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang
berada di gedung Fakultas Ekonomi lantai 4 Universitas Muhammadiyah
Malang.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang memuat apa dan kapan
suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian,
sedangkan dalam penelitian ini data yang didapatkan adalah catatan Laporan
Keuangan dari perusahaan yang di teliti. Data diperoleh dari Pojok Bursa Efek
Jakarta di kampus III UMM.
7.
Teknik Analisis Data (teknik analisis data jangan berupa hitunganhitungan dan ini masuk definisi operasional variabel
Keputusan untuk menggunakan utang ataupun saham dalam kapitalisasi
bisa diketahui dengan menggunakan pendekatan EBIT-EPS. Pendekatan ini
memang banyak atau sering digunakan oleh pemilik perusahaan maupun
investor untuk menganalisa pengaruh perubahan struktur modal terhadap EPS
pada tingkat EBIT tertentu. Berikut ini merupakan beberapa langkah yang harus
dilalui sebelum mengunakan pendekatan EBIT-EPS.
1. Mencari EBIT rata-rata dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
EBIT rata-rata =
E1 E2
x 100 %
2
2. Mencari EBIT dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
EBIT = EBIT (1+ EBIT rata-rata)
3. Mencari Total Modal rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Total Modal rata-rata =
EBIT
x 100 %
Total
Modal
4. Mencari Total Modal dengan rumus sebagai berikut:
Total Modal = Total Modal rata-rata % x EBIT
5. Mencari jumlah saham yang beredar tahun dengan rumus sebagai berikut:
Total
Saham
Saham yang beredar = Total
harga
saham
penutupan
tahunan
6. Mencari Harga Saham dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Modal
Saham
2006
Harga Saham = Saham
Yang
beredar
2006l
7. Mencari Modal Saham rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
Modal Saham rata-rata =
EBIT
x 100 %
Modal
Saham
8. Mencari Modal Saham dengan rumus sebagai berikut:
Modal Saham rata-rata x Modal saham = Total Modal
9. Mencari Modal Utang :
10. revisi :
11. lanjutkan dan siaipakan seminar
12.
Modal Utang = Total Modal - Modal Saham
Usulan Penelitian
ANALISIS KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
(Studi pada Industri Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta )
Oleh
Rifkah Achmad
03.610.100
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JUNI 2007
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. . Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan.
Jakarta
Erlangga.
Cooper, Donald R danEmory, C William. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Erlangga.
Jakarta
Djohanputro, bramantyo. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. PPM.
Jakarta
Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan. BPFE. Jogjakarta
Ridwan Dan Barlian, Inge. 2003. Manajemen Keuangan. PT Intan Sejati. Klaten
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. BPFE. Jogjakarta
Warsono, 2002, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Kedua, cetakan pertama,
UMM Press, Malang
Warsono. 1998, KEPUTUSAN KEUANGAN JANGKA PANJANG, Buku 1, UMM Pres,
Malang
Usulan Penelitian
ANALISIS KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
(Studi pada Industri Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai
Derajat gelar sarjana ekonomi
Oleh
Rifkah Achmad
03.610.100
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JUNI 2007
RENCANA DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
B. Landasan Teori
1. Keputusan Sumber Pembelanjaan Jangka Panjang
2. Faktor-faktor Penentu Struktur Modal
3. Model Struktur Modal Optimal
4. Kerangka Teori
BABA III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Definisi Operasional Variabel
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. TeknikAnalisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BABA V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ANALISIS KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL
(Studi pada Industri Semen yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Oleh:
Rifkah Achmad
03.610.100
Diterima dan disahkan
Pada tanggal ………………………..
Pembimbing:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Warsono, M.M
Drs. M Jihadi M.Si.
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi
Ketua Jurusan Manajemen
DR H. Bambang Widagdo, M.M.
Drs. Rahmat Wijaya, M.M.
Download