1 Laporan Tugas Akhir I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah-buahan
tropis yang tumbuh subur dan mempunyai wilayah penyebaran merata di seluruh
wilayah Indonesia.
Pisang adalah tumbuhan yang termasuk dalam famili
Musaceae yang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi di Indonesia
(Martiningsih, 2000).
Pisang merupakan tanaman herba yang berbatang semu (pseudostem),
tingginya bervariasi antara 1- 4 meter, tergantung varietasnya. Daunnya melebar,
panjang, tulang daunnya besar, dan tepi daunnya tidak mempunyai ikatan yang
kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan angin kencang.
Batangnya
mempunyai bonggol (umbi) yang besar sekali dan terdapat banyak mata yang dapat
tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan
hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik) (Sunarjono, 2000).
Tanaman pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan yang sangat
potensial untuk dikembangkan untuk menunjang ketahanan pangan. Pisang
memilki keunggulan diantaranya mengandung nutrisi, pelengkap, produktivitas
yang cukup tinggi dan memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Produksi pisang di Indonesia menduduki tempat
kelima di dunia dengan produktivitas 3,6 juta ton atau 5 persen dari produksi
dunia (Departemen Pertanian, 2006).
Relatif besarnya volume produksi nasional dan luas panen dibandingkan
dengan komoditas buah lainnya, menjadikan buah pisang merupakan tanaman
1
Laporan Tugas Akhir
unggulan di Indonesia. Namun demikian pengelolaan pisang masih sebatas
tanaman pekarangan atau perkebunan rakyat yang kurang dikelola secara intensif.
Peluang
pengembangan
komoditas
pisang
masih
terbuka
luas.
Keberhasilan usahatani pisang dapat dilakukan dengan penerapan teknologi,
penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus dilaksanakan. Varietas
unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau tahan terhadap hama dan
penyakit, mampu berproduksi tinggi, serta mempunyai kualitas buah yang bagus
dan disukai masyarakat luas (Lugito, 2012).
Perbandingan adaptasi pertumbuhan dua varietas pisang ini bertujuan
arasuntuk melihat respon dari masing-masing pertumbuhan tanaman pisang yang
berasal dari tempat atau lokasi yang berbeda terhadap lingkungan di kebun
percobaan Aripan Solok. Tanaman pisang memilki toleransi yang berbeda-beda,
baik terhadap hama penyakit, ketinggian tempat ataupun iklim. Varietas unggul
yang toleran diharapkan dapat mendukung produktifitas yang tinggi, sehingga
dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
1.2. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pertumbuhan dua varietas pisang pada fase pembibitan.
2.
Mengetahui kemampuan adaptasi dua varietas pada lokasi Aripan Solok.
2
Laporan Tugas Akhir
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Komoditi
2.1.1. Sejarah dan klasifikasi komoditi
Pisang merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya
hampir merata keseluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis,
dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai Hawai.
Tanaman pisang juga meyebar ke Barat melalui Samudra Atlantik, Kepulauan
kanari, sampai Benua Amerika.
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Spesies
: Musa paradisia L.
(Tjitrosoepomo, 2000).
2.1.2.
Morfologi
1). Akar
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang yang
berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian bawah tanah, akar ini
tumbuh menuju bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Akar yang berada dibagian
3
Laporan Tugas Akhir
samping umbi batang tumbuh kesamping atau mendatar , dalam perkembangannya
akar ini dapat mencapai 4-5 cm. (Suryanti dan Supriyadi , 2012).
2). Batang
Batang pisang sebenarnya terletak di dalam tanah, yakni berupa umbi
batang. Titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh
bunga pisang (jantung) terdapat pada bagian atas umbi batang. Batang semu
adalah yang berdiri tegak di atas permukaan tanah atau yang sering disebut
batang.
Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling
menutupi dengan kompak sehingga dapat berdiri tegak seperti batang tanaman,
oleh karena itu batang semu sering dianggap batang tanaman yang sesungguhnya.
Tinggi batang semu ini berkisar 3,5-7,5 m, tergantung jenisnya (Suryanti dan
Supriyadi, 2008) .
3). Daun
Helaian daun berbentuk lanset memanjang, dengan lebar yang tidak sama,
bagian ujung daun tumpul, tepinya tersusun rata pada bagian bawahnya berlilin.
Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. Daun
pisang mudah sekali robek oleh hembusan angin yang keras karena tidak
mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun (Satuhu dan
Ahmad, 2000).
4). Bunga
Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang karena
berbentuk meyerupai jantung. Bunga pisang tergolong berkelamin satu yakni
berumah satu dalam satu tandan. Bunga tersusun atas daun-daun pelindung yang
saling menutupi. Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin dan berukuran
4
Laporan Tugas Akhir
panjang 6-7 cm, daun ini
mudah rontok.
Bunga tersusun dalam dua baris
melintang, yakni bunga betina berada di bawah bunga jantan (jika ada). Lima
daun tenda berbunga melekat dengan panjang 6-7 cm. Benang sari berjumlah 5
buah pada bunga betina terbentuk tidak sempurna, pada bunga betina terdapat
bakal buah berbentuk persegi dan pada bunga jantan tidak terdapat bakal buah
(Suryanti dan Supriyadi, 2012).
5). Buah
Bunga pisang yang telah keluar akan membentuk satu kesatuan bakal buah
yang disebut sisir.
Sisir pertama yang terbentuk akan terus memanjang
membentuk sisir kedua, tiga dan seterusnya. Buah pisang tersusun dalam tandan,
tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah pisang
tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan bersifat triploid
(Suryanti dan Supriyadi, 2012) .
2.2. Syarat Tumbuh
a) Iklim

Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang,
namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada
kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari
batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.

Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak
daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan
kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah
agar tanah tidak tergenang (Priatman, 2008).
5
Laporan Tugas Akhir
b) Media tanam
Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau
tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di
tanah berhumus. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena
pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah
basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah
kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan
panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresap air, tanaman pisang tidak
dapat hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07% (Hafsah, 2008).
c) Ketinggian tempat
Tanaman pisang toleran pada ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia
umumnya tanaman pisang dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai
pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang Ambon, Nangka dan Tanduk tumbuh
baik sampai ketinggian 1.000 m dpl (Hafsah, 2008).
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi bibit Pisang
a.
Faktor dalam

Gen
Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat
suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk kepada keturunannya. Gen
berfungsi mengontrol struktur dan fungsi sel, mewariskan sifat dari generasi ke
generasi dan mengontrol pembuatan protein (polipeptida). Satu gen mengontrol
pembuatan satu macam polipeptida, polipeptida digunakan sebagai penyusun sel
dan ada pula yang difungsikan menjadi enzim. Gen dapat mengendalikan sifatsifat makhluk hidup (Syamsuri dkk, 2006).
6
Laporan Tugas Akhir

Hormon
Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat
pada bagian tumbuhan, sedangkan respon pertumbuhan terjadi di bagian
tumbuhan lainnya. Hormon tumbuhan atau fitohormon yang dikenal antara lain
adalah auksin, sitokinin dan giberalin. Auksin berfungsi sebagai pembelahan sel
dan merangsang pembentukan buah dan bunga.
Sitokinin berfungsi untuk
pertumbuhan akar, pelebaran daun dan aktifitas pembelahan sel. Giberalin
berfungsi menyebabkan tanaman tumbuh tinggi, tanaman dapat berbunga sebelum
waktunya dan memacu aktifitas kambium (Alim, 2014).
b. Faktor luar

Nutrisi (makanan)
Tumbuhan memerlukan makanan atau nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa kimia, nutrisi
yang diperlukan merupakn sumber energi dan sumber materi untuk sintesis
berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi tumbuhan
umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan beberapa diambil dari
udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro
dan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (Syamsuri
dkk, 2006).

Air
Air termasuk senyawa utama yang dibutuhkan tumbuhan, tanpa air
tumbuhan tidak bisa tumbuh dan kekurangan air juga dapat menghambat aktivitas
metabolisme. Air juga merupakan pengatur suhu bagi tanaman karena air mampu
menyerap panas yang baik. Pisang membutuhkan air yang cukup banyak untuk
7
Laporan Tugas Akhir
pertumbuhannya, pada daerah yang kurang air, pisang memperoleh pasokan air
dari batangnya.
Air berfungsi sebagai pelarut mineral, media tempat hidup bagi tumbuhan
air, habitat tumbuhan air, membantu proses fotosintesis, mengatur temperatur
dalam tumbuhan dan menciptakan temperatur yang konstan (Subakti, 2012)

Suhu
Tumbuhan memerlukan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik yang disebut suhu optimum. Suhu paling rendah dimana tumbuhan
masih dapat hidup disebut suhu minimum. Suhu paling tinggi di mana tumbuhan
masih dapat hidup disebut suhu maksimum. Suhu minimum tanaman pisang
adalah 15°C, suhu optimum 27°C dan suhu maksimum 38°C (Cahyono, 2002).

Kelembaban
Pengaruh
pertumbuhan.
kelembaban
udara
berbeda-beda
terhadap
berbagai
Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik pada
pertumbuhan. Kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan
dan lebih sedikit yang diuapkan, sehingga sel-sel lebih cepat mencapai maksimum
dan tumbuhan bertambah besar.
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat
perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk
mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan
(Sembiring dan Sudjino, 2009).
8
Laporan Tugas Akhir

Oksigen
Oksigen berfungsi dalam reaksi metabolisme tumbuhan karena oksigen
penting dalam respirasi yang menghasilkan energi. Jika kekurangan oksigen,
respirsi terganggu dan energi berkurang sehingga pertumbuhan terganggu.
Kandungan oksigen mempengaruhi pertumbuhan organisme, oksigen
mempengaruhi pertumbuhan bagian tumbuhan diatas tanah maupun pertumbuhan
akar yang berada di dalam tanah. Tanah yang gembur mampu menyimpan
oksigen, jika tanah banyak mengandung oksigen maka pertumbuhan akar akan
semakin baik (Syamsuri dkk, 2006).

Cahaya
Radiasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman
yang mempunyai hijau daun, karena tinggi tanaman dipengaruhi oleh tersedianya
sinar matahari. Peningkatan cahaya matahari dapat meningkatkan laju fotosintesis
selain itu dapat mempercepat pembungaan dan pembuahan.
Sebaliknya
penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan
tanaman (Tjasyono, 2004).
9
Laporan Tugas Akhir
III.
3.1.
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Waktu Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di
Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika, Badan Litbang Pertanian, yang
berlokasi di Aripan Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat. Kegiatan ini
dilaksanakan mulai tanggal 16 Maret hingga 13 juni 2015.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, parang, pisau cuter,
ember dan
sekop kecil. Bahan yang digunakan adalah sarung tangan, bibit
tanaman pisang, fungisida (Dithane), bakterisida (Agrep), tanah top soil, pupuk
kandang dan polybag ukuran 30 x 40 cm.
3.3.
Prosedur Pelaksanaan
3.3.1. Persiapan lahan pembibitan
Pada pembibitan tanaman pisang persiapan lahan tanam dilakukan satu
kali dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan cangkul dan sabit
serta meratakan bagian permukaan tanah yang masih bergelombang.
3.3.2. Persiapan media tanam
Persiapan media tanam dilakukan dengan cara mencampurkan media tanah
dengan pupuk kandeng dengan perbandingan 2:1.
Campurkan media ini,
kemudian dimasukkan ke dalam polybag yang berukuran 30 x 40. Polybag
disusun ditempat pembibitan yaitu di bawah shading nett.
10
Laporan Tugas Akhir
3.3.3. Pengadaan bibit
Bibit tanaman pisang berasal dari anakan yang berasal kebun percobaan
Aripan dan kampung pisang (Agam). Bibit yang dianggap memenuhi syarat
antara lain : batang mengerucut, memilki daun pedang dan pada bonggol tidak
terdapat bercak cokelat, hitam atau lubang bekas serangan hama.
3.3.4. Perlakuan bibit sebelum penanaman
Bibit dibersihkan dari tanah yang mengandung mikroorganisme dan
penyakit yang dapat merusak bibit tanaman pisang. Bibit yang telah dibersihkan
dari tanah tersebut, kemudian di potong akarnya dan direndam dengan larutan
Dithane 1gr/liter air dan Agrep dengan konsentrasi 18 gr/10 liter air selama 5
menit.
3.3.5. Penanaman
Bibit pisang ditanam pada polybag dengan cara menempatkan posisi bibit
tepat di tengah polybag dan tambahkan tanah sampai bonggol pisang tertutup,
padatkan pada pangkal batang akar bibit tidak mudah rebah. Tempatkan bibit
yang telah ditanam pada naungan atau tempat yang teduh.
3.3.6. Pemeliharaan

Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur dua minggu setelah tanam, dengan cara
mencabut tanaman yang mati dan menggantinya dengan yang baru serta
melakukan sterilisasi media tanam atau mengganti media. Penyulaman dilakukan
pada umur dua minggu setelah tanam agar pertumbuhan benih seragam,
pertumbuhan bibit yang seragam akan mempermudah perawatan.
11
Laporan Tugas Akhir

Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang ada di sekitar
perakaran
tanaman,
penyiangan
dilakukan
dengan
cara
manual/
tidak
menggunakan alat. Penyiangan dilakukakan 5 minggu setelah penanaman
dilakukan. Penyiangan bertujuan untuk menghambat pertumbuhan gulma agar
benih yang ditanam tidak bersaing dalam pengambilan unsur hara serta dalam
pengambilan cahaya matahari.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi hari dengan interval waktu satu kali dua
hari dengan menggunakan selang yang kemudian disemprotkan pada polybag
yang berisi bibit pisang. Penyiraman tidak dilakukan jika turun hujan.

Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara kimiawi yaitu
dengan menggunakan pestisida, pestisida yang digunakan adalah Dithane dengan
dosis 1gr/liter air dan Agrep dengan dosis 18 gr/10 liter air.
Pengendalian
dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman secara merata menggunakan
handsprayer.
3.3.7. Pengamatan
Pengamatan dilakukan satu kali dua minggu dengan parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan lingkar batang
tanaman pisang.
12
Laporan Tugas Akhir
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun bibit pisang yang diamati selama
4 kali pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan grafik hasil pengamatan
rata-rata jumlah daun bibit pisang yang diamati selama 4 kali pengamatan dapat
dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Jumlah daun bibit pisang
Pengamatan
(Minggu)
Ketan (helai)
1
2
3
4
Varietas
Ambon Buai (helai)
2
3
5
7
4
6
7
11
12
10
Helai
8
6
Ketan
4
Ambon Buai
2
0
1
2
3
4
Pengamatan
Gambar 1. Grafik jumlah daun bibit pisang
Hasil pengamatan rata-rata tinggi bibit pisang yang diamati 4 kali
pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan grafik dari hasil pengamatan
rata-rata tinggi bibit pisang yang diamati selama 4 kali pengamatan dapat dilihat
pada Gambar 2.
13
Laporan Tugas Akhir
Tabel 2. Tinggi bibit pisang
Pengamatan
(Minggu)
Ketan (cm)
Cm
1
2
3
4
Varietas
Ambon Buai (cm)
41,5
45,7
50,5
57
70
60
50
40
30
20
10
0
41,9
46,3
51,7
58,3
Ketan
Ambon Buai
1
2
3
4
Pengamatan
Gambar 2. Grafik tinggi bibit pisang
Hasil pengamatan rata-rata lebar daun bibit pisang yang diamati selama 4
kali pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan grafik pengamatan ratarata lebar daun bibit pisang yang diamati selama 4 kali pengamatan dapat dilihat
pada Gambar 3.
Tabel 3. Lebar daun bibit pisang
Pengamatan
(Minggu)
Ketan (cm)
1
2
3
4
Varietas
Ambon Buai (cm)
2,4
5,1
3,2
6,9
5,2
9,8
9,6
17,2
14
Laporan Tugas Akhir
20
Cm
15
10
Ketan
5
Ambon Buai
0
1
2
3
4
Pengamatan
Gambar 3. Grafik lebar daun bibit pisang
Hasil pengamatan rata-rata lingkar batang bibit pisang yang diamati
selama 4 kali pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan grafik
pengamatan rata-rata lingkar batang bibit pisang selama 4 kali pengamatan dapat
dilihat pada Gambar 4.
Tabel 4. Lingkar batang bibit pisang
Varietas
Pengamatan
(Minggu)
Ketan (cm)
1
2
3
4
Ambon Buai (cm)
16,4
17,4
18,7
20,4
16,9
18,3
19,7
21,2
25
Cm
20
15
Ketan
10
Ambon Buai
5
0
1
2
3
4
Pengamatan
Gambar 4. Grafik lingkar batang bibit pisang
15
Laporan Tugas Akhir
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pertambahan jumlah daun didapatkan hasil varietas
Ambon Buai sebanyak 7 helai, sedangkan varietas pisang Ketan mendapatkan
pertambahan jumlah daun sebanyak 5 helai. Pertambahan tinggi pada varietas
Ambon Buai adalah 16,4 cm, sedangkan varietas Ketan 15,5 cm. Pertambahan
lebar daun varietas Ambon Buai 12,1 cm, varietas Ketan 7,2 cm. Pertambahan
lingkar batang varietas Ambon 4,3 dan varietas Ketan 4 cm.
Pertumbuhan bibit pisang tampak lebih baik setelah bibit pisang berumur
1,5 bulan.
Hasil pengamatan dari kedua varietas pisang yang lebih cepat
pertumbuhannya adalah varietas Ambon Buai, hal ini menunjukkan bahwa
varietas Ambon Buai lebih toleran terhadap lingkungan di kebun percobaan
Aripan dibandingkan varietas pisang Ketan. Varietas pisang Ambon Buai dan
Ketan merupakan bibit yang diambil dari hasil anakan yang diambil langsung
dari lapangan dengan lokasi yang berbeda.
Pertumbuhan tinggi tanaman setiap minggu mengalami pertambahan,
begitu juga dengan lebar daun, jumlah daun dan lingkar batang.
Hal ini
disebabkan tanaman pisang yang baru ditanam mendapatkan nutrisi dan air yang
cukup dari media tanam yang tersedia, selain itu pertumbuhan pisang juga
dipengaruhi oleh faktor genetik dari tanaman itu sendiri. Gen dan hormon faktor
dalam yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Gen bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan, selain itu gen
juga berperan sebagai pembawa kode untuk pembentukan protein, enzim dan
hormon. Gen dan hormon ini mempengaruhi berbagai reaksi metabolisme untuk
mengatur dan mengendalikan pertumbuhan (Syamsuri dkk, 2006).
16
Laporan Tugas Akhir
Kemampuan tumbuhan untuk melakukan metabolisme dipengaruhi oleh
enzim metabolik. Enzim metabolik merupakan protein yang mengatur laju
metabolisme. Pertumbuhan akan optimal jika laju metabolisme optimal,
metabolisme yang optimal akan mempermudah tanaman dalam merombak bahan
makanan dan mempermudah dalam memasukkan dan mengeluarkan zat-zat
makanan.
Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu
bagian tumbuhan dan kemudian diangkut kebagian lain, yang dalam konsentrasi
rendah dapat menyebabkan suatu dampak yang fisiologis. Peran hormon adalah
merangsang pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan
sel dan ada yang
menghambat pertumbuhan (Syamsuri dkk, 2006).
Hormon yang dikenal antara laian auksin, giberalin dan sitokinin. Auksin
berperan dalam pembelahan sel, perkembangan akar lateral dan pembesaran sel.
Giberalin berfungsi untuk merangsang pemanjangan batang dan merangsang
pertumbuhan tunas yang dorman, sedangkan sitokinin berfungsi memacu
perkembangan kloroplas dan pembentukan klorofil. Hormon-hormin ini yang
akan berfungsi untuk mendukung pertumbuhan bibit pisang, sehingga bibit pisang
yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan mengalami pertambahan dalam
setiap minggunya.
Pupuk kandang berfungsi menambah zat/nutrisi yang terkandung dalam
tanah. Pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan
tanaman bisa optimal. Penggunaan pupuk kandang yaitu dicampur dengan media
tanam secara merata (Panamuan, 2012).
17
Laporan Tugas Akhir
Pupuk kandang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk pertumbuhannya, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar adalah N,
P dan K. Selain mengandung unsur hara, pupuk kandang juga mengandung
organisme yang dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Jumlah organisme dapat
menentukan tingkat kesuburan tanah karena rganisme memegang peranan yang
sangat penting dalam perombakan bahan organik dalam tanah sehingga unsur hara
tersedia bagi tanaman.
Berdasarkan data curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman pisang yaitu
sebesar 100 mm/bulan, sedangkan data curah hujan yang diperoleh adalah sebesar
115,45 mm/bulan.
Hal ini menunjukkan bahwa curah hujan yang berada di
Aripan telah mencukupi dengan curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman
pisang. Menurut (Priatman, 2008), curah hujan optimal adalah 1.520–3.800
mm/tahun dengan 2 bulan kering atau 2000-2500 mm/tahun, curah hujannya lebih
kurang 100 mm/bulannya.
Curah hujan yang mencukupi kebutuhan tanaman pisang akan membuat
tanaman pisang dapat tumbuh dengan baik karena kebutuhan airnya tercukupi.
Tercukupinya kebutuhan air di dalam tanah akan membuat benih pisang yang
berasal dari anakan cepat tumbuh dan berkembang, tunas-tunas baru akan segera
muncul dan tumbuh menjadi anakan dewasa.
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas
sinar yang diterima oleh tanaman. Menurut (Guslim, 2007), semakin tinggi suatu
tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari
semakin berkurang.
18
Laporan Tugas Akhir
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Varietas pisang yang mampu beradaptasi dengan cepat di Aripan adalah
varietas Ambon Buai.
2.
Pertambahan tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun dan lingkar batang
tanaman pisang Ambon Buai lebih tinggi dibandingkan pisang Ketan.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan jika menanam pisang di daerah
Aripan dapat menanaman pisang Ambon Buai.
19
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Alim T. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
http://www.pintarbiologi.com/2014/11/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Diunduh 20 April 2015.
Cahyono.
2002.
Syarat
tumbuh
tanaman
pisang.
http://infowongtani.blogspot.com/2012/04/budidaya-pisang-syarattumbuh-tanaman.html. Diunduh tanggal 25 April 2015.
Departemen Pertanian. 2006. Pusat Data dan Informasi
http//www.deptan.go.id. Diunduh tanggal 20 April 2015.
Guslim. 2007. Syarat tumbuh tanaman pisang.
http://arenlovesu.blogspot.com/2010/06/budidaya-pisang.html.
pada tanggal 20 April 2015.
Hafsah
Pertanian.
Diunduh
S.
2008.
Syarat
tumbuh
tanaman
pisang.
http://infowongtani.blogspot.com/2012/04/budidaya-pisang-syarattumbuh-tanaman.html. Diunduh 20 April 2015.
Lugito. 2012. Budidaya tanaman pisang. http://www.bestbudidayatanaman.
com/2014/04/budidaya-pisang-cara-menanam-pohon-pisang.html.Diunduh
pada tanggal 25 April 2015.
Tjasyono, HK Bayong. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung. Edisi ke-2. Hal 188.
Panamuan R. 2012. http://infowongtani.blogspot.com/2012/04/budidaya-pisangsyarat-tumbuh-tanaman.html. Diunduh tanggal 25 April 2015.
Martiningsih. 2000. Budidaya tanaman pisang. http://www.bestbudidayatanaman.
com/2014/04/budidaya-pisang-cara-menanam-pohon-pisang.html.Diunduh
pada tanggal 25 April 2015.
Priatman. 2008. Syarat tumbuh tanaman pisang.
http://infowongtani.blogspot.com/2012/04/budidaya-pisang-syarattumbuh-tanaman.html. Diunduh tanggal 25 April 2015.
Satuhu, S dan Ahmad S. 2000. Budidaya, Pengolahan dan prospek Pasar Pisang.
Jakarta. Penebar Swadaya.
Satuhu, S dan Supriadi. 2000. Budidaya pisang.
http://www.bestbudidayatanaman.com/2014/04/budidaya-pisang-caramenanam-pohon-pisang.html. Diunduh tanggal 20 April 2015.
20
Laporan Tugas Akhir
Sembiring dan sudjino. 2009. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
http://www.biologi-sel.com/2014/01/faktorfaktor-yang-mempengaruhi.html. Diunduh 07 Agustus 2015.
Subakti Y. 2012. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
http://yulisubakti.blogspot.com/2012/05/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Diunduh 07 Agustus 2015.
Sunarjono.
2000.
Karakteristik
tanaman
pisang.
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=KARAKTERISTIK+MORFO
LOGI+PISANG+PDF. Diunduh tanggal 7 Mei 2015.
Suryanti dan Supryadi A. 2008. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pisang.
http://gusuhan.blogspot.com/2011/08/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. Diunduh tanggal 4 Mei 2015.
Suryanti dan supriyadi A. 2012. Pisang. Penebar swadaya.
Syamsuri I., Suwono H., Ibrohim, Sulisetijono, Sumberartha W dan Rahayu S.
2006. Biologi. Erlangga.
Tjitrosoepomo.
2008.
Karakteristik
tanaman
pisang.
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=KARAKTERISTIK+MORFO
LOGI+PISANG+PDF. Diunduh tanggal 7 Mei 2015.
21
Laporan Tugas Akhir
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan PKPM
Anakan pisang Ketan
Media tanam
Pembersihan lahan Pembibitan
Anakan pisang Ambon Buai
Pengisian media tanam
Pemotongan akar pisang
22
Laporan Tugas Akhir
Perendaman dengan pestisida
Penanaman pisang ke polybag
Pisang Ambon Buai yang telah ditanam
Pisang Ketan yang telah ditanam
Pengukuran tinggi pisang Ambon Buai
Pengukuran tinggi pisang Ketan
23
Laporan Tugas Akhir
Pengukuran lingkar batang pisang Ambon Buai
Pengukuran lebar daun pisang Ambon Buai
Ambon Buai
Pengukuran lingkar batang
pisang Ketan
Pengukuran lebar daun
pisang Ketan
Penyiangan pisang
24
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 2. Sejarah berdirinya Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
-
Latar Belakang
Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu Tropika) adalah satu-satunya
institusi penelitian buah tropika Pemerintah di bawah Departemen Pertanian,
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian,
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Hortikultura, sehingga mandat kegiatan penelitiannya bersifat
nasional.
Sejak dibentuk pada tahun 1984, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Secara ringkas,
perubahan organisasi dan kelembagaan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
adalah sebagai berikut:
Periode 1984 - 1994
SK Mentan No. 613/Kpts/OT.210/8/84 tanggal 16 Agustus 1984 tentang
organisasi dan tata kerja Balai-balai lingkup Badan Litbang Pertanian menetapkan
Balai Penelitan Hortikultura Solok dengan 4 Sub Balai yaitu Malang, Tlekung,
Pasarminggu dan Jeneponto dengan tugas pokok melaksanakan penelitian dan
pengembangan tanaman buah-buahan.
Periode 1994 - 2006
Pada tahun 1994 Balai Penelitian Tanaman Hortikultura mengalami
perubahan nama berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 13
Desember 1994 menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah dengan TUPOKSI
melakukan kegiatan penelitian tanaman buah-buahan atas bidang pemuliaan,
fisiologi, agronomi, teknologi budidaya, proteksi, agroekologi, agroekonomi,
pasca panen dan mekanisasi untuk pengembangan produksi, analisis residu pupuk
dan pestisida serta eksplorasi, evaluasi dan pelestarian plasmanutah buah-buahan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus penghasil devisa.
25
Laporan Tugas Akhir
Periode 2006 - sekarang
Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Balai Penelitian
Tanaman Buah mengalami penataan organisasi dengan perubahan nomenklatur
menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian No. 10/Permentan/ OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006.
1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan tanaman buah
tropika;
2. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan
plasmanutfah tanaman buah tropika;
3. Pelaksanaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi
dan fitopatologi tanaman buah tropika;
4. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
tanaman buah tropika;
5. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman buah tropika;
6. Penyiapan kerjasama informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman buah tropika Pelaksanaan urusan tata
usaha dan rumah tangga Balai.
Selama periode 30 tahun Balai ini berdiri terjadi 7 kali pergantian kepemimpinan .
1. Dr. M. Winarno
(1984 - 1993)
2. Dr. L. Setiobudi
(1993 - 1999)
3. Dr. I. Djatnika
(1999 - 2005)
4. Ir. Nurhadi, M.Sc
(2005 - 2009)
5. Dr. Achmadi Jumberi (2009 - 2010)
6. Dr. Catur Hermanto (2011- 2013)
7. Dr. Ir. Mizu Istianto (2013 - Sekarang)
26
Laporan Tugas Akhir
-
Visi dan misi perusahaan
Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia
yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk
mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal
Misi
1.
Menghasilkan, mengembangkan dan mendeseminasikan inovasi teknologi,
sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang penelitian tanaman
buah tropika yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal
guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan
2.
Meningkatkan kualitas sumberdaya penelitian dan pengembangan pertanian
serta efisiensi dan efektifitas pemanfaatannya
3.
Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional (networking)
dalam rangka penguasaan IPTEK (scientific recognation) atas peningkatan
peran Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sebagai lembaga penelitian
tanaman buah
Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas,kepala subbagian,kepala seksi,dan Kordinator
Kelompok, Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordiasi, integrasi, dan
sinkronisasi, dilingkungan satuan organisasi pada Balitbu Tropika dan dengan
instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 9
Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan Balitbu Tropika wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahaan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan
agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
27
Laporan Tugas Akhir
Pasal 10
Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan Balitbu Tropika bertanggung jawab
memimpin,mengkoordinasikan bawahaan masing-masing, dan memeberika
bimbingan, serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahaan.
Pasal 11
Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan Balitbu Tropika wajib mengikuti
dan mematuhi petunju, dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing.
Pasal 12
Kepala Subbagian,Kepala Seksi dan Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala secara berkala
dan atau sewaktu-waktu.
Pasal 13
Setiap laporan yang diterima oleh kepala satuan organisasi dari bawahaan wajib
diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lajut dan untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.
Pasal 14
Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan wajib disampaikan
kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 15
kepala wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, secara berkala dan/atau sewaktuwaktu
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas setiap kepala satuan organisasi di bantu oleh kepala
satua oragnisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada
bawahan, wajib mengadakan rapat berkala.
28
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 3. Struktur Organisasi Balitbu Tropika Solok
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BALITBU TROPIKA
KEPALA BALAI
Dr.Ir mizu Istanto
SUBBAGIAN TATA
USAHA
Abdul Ghafar, SE
SEKSI PELAYANAN
TEKNIS
Ir. Joko Sudarso, MP.
SEKSI JASA
PENELITIAN
Ir. Herlion, M.Sc.
KELOMPOK JABATANG
FUNGSIONAL
29
Laporan Tugas Akhir
RIWAYAT HIDUP
Penulis (Fatimah Fitri, A.Md) adalah anak ketiga dari empat bersaudara
yang dilahirkan di Payakumbuh, 29 Juni 1994. Jenjang pendidikan dimulai dari
SDN 10 Balai Betung pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan di
Madrasah Tsanawiah Negeri Koto Nan Gadang pada tahun 2006, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMAN 3 Payakumbuh pada tahun 2009. Pada tahun
2012
penulis
melanjutkan
pendidikan
ke
Politeknik
Pertanian
Negeri
Payakumbuh, Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura, Jurusan Budidaya
Tanaman Pangan. Gelar diploma III penulis raih pada tahun 2015 selama 3 tahun.
Semasa kuliah semester V (lima) pernah menulis Laporan Proyek Usaha Mandiri
(PUM) dengan judul “ Penggunaan Pupuk Organik Cair Keong Mas
(Pomacea caniculata) Dalam Meningkatkan Produksi Kacang Panjang
(Vigna sinensis L.)”
Pada semester akhir penulis melaksanakan magang atau PKPM
(Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa) di Balai Penelitian Tanaman Buah
(BALITBU) Tropika Solok, dan membuat Tugas Akhir dengan judul “
Perbandingan Pertumbuhan Dua Varietas Pisang (Musa paradisica L.) Pada
Fase Pembibitan Di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok”.
30
Laporan Tugas Akhir
Download