MANAJEMEN PAKAN UDANG VANNAMEI Program pemberian

advertisement
MANAJEMEN PAKAN UDANG VANNAMEI
Program pemberian pakan pada budidaya udang vanname pada tambak modern
merupakan langkah awal yang harus diperhatikan untuk menentukan baik jenis, ukuran frekuensi
dan total kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan. Salah satu faktor pengelolaan pakan pada
kegiatan usaha budidaya udang vanname adalah teknik dan aplikasi frekuensi
pemberian pakan.
Untuk mencapai sasaran dalam penggunaan pakan pada budidaya udang vanname di
tambak modern diperlukan pemahaman tentang nutrisi, kebutuhan nutrien dari kultivan,
teknologi pembutan pakan, kemampuan pengelolaan pakan untuk setiap komoditas budidaya dan
teknik aplikasi pemberian pakan. Salah satu faktor pengelolaan pakan pada kegiatan usaha
budidaya udang vanname adalah teknik dan aplikasi frekuensi pemberian pakan selama masa
Pemeliharaan di tambak modern mengingat padat tebar tinggi dan teknologi yang digunakan juga
sangatlah kompleks. Untuk itu, para pembudidaya selalu berusaha menekan biaya produksi yang
seefisien mungkin dari berbagai komponen produksi, salah satunya adalah dengan berbagai
aplikasi dan teknik pemberian pakan tambahan/buatan pada budidaya udang.
Kebutuhan Nutrisi (Protein, Lemak, Karbohidrat, Vitamin, dan Mineral) pada udang
Vanname
Dalam meningkatkan produksi pada usaha budidaya udang Vannamei untuk memenuhi
syarat gizi diperlukan pakan buatan, yang dimaksud pakan buatan ialah pakan yang diramu dari
berbagai macam bahan. Pakan harus mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang bagi
kebutuhan ikan atau udang. Karena nutrisi merupakan salah satu aspek yang sangat penting, jika
makanan yang diberikan pada ikan mempunyai nilai nutrisi yang cukup tinggi, maka tidak saja
memberikan kehidupan pada ikan tetapi juga akan mempercepat pertumbuhan. Seperti halnya
hewan lainnya, udang juga memerlukan nutrien tertentu dalam jumlah tertentu pula untuk
pertumbuhan, pemeliharaan tubuh dan pertahanan diri terhadap penyakit. Nutrien ini meliputi
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
a. Protein
Kebutuhan udang akan protein akan lebih besar dibandingkan dengan organisme lainnya.
Fungsi protein di dalam tubuh udang antara lain untuk : Pemeliharaan jaringan, Pembentukan
jaringan, mengganti jaringan yang rusak, pertumbuhan. Umumnya protein yang dibutuhkan oleh
udang dalam prosentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Protein
merupakan nutrien yang paling berperan dalam menentukan laju pertumbuhan udang. Kebutuhan
udang akan protein berbeda-beda untuk setiap stadia hidupnya, pada stadis larva kebutuhan
protein lebih tinggi dibandingkan setelah dewasa. Hal ini disebakan pada stadia larva
pertumbuha udang lebih pesat dibanding yang dewasa. Disamping itu sumber protein yang
didapatkan oleh udang juga berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan dari udang
dimana pada stadia larva mereka cenderung bersifat karnivora. Makanan yang baik bagi udang
Vanname adalah yang mengandung protein paling bagus minimal 30% serta kestabilan pakan
dalam air minimal bertahan selama 3-4 jam setelah ditebar. (Tacon, A. 1987).
Sintesis protein meningkat secara intensif selama proses pematangan gonad dan tentu
saja hal ini membutuhkan protein dalam jumlah dan kualitas yang cukup. Meskipun studi tentang
kebutuhan protein untuk induk udang masih kurang, disarankan bahwa profil asam amino pakan
hidup dapat menyediakan profil asam amino yang mendekati kebutuhan induk itu sendiri.
Beberapa studi menunjukkan bahwa ada peningkatan kandungan protein ovarium yang dikaitkan
dengan perkembangan telur dan pemijahan. Kandungan protein pakan untuk induk berkisar dari
50% hingga beberapa % lebih rendah dari pakan.
b.Lemak
Lemak merupakan komponen nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangan
ovarium, terutama asam lemak tidak jenuh tinggi (n-3 HUFA) dan fosfolipid. Konsentrasi lemak
dalam pakan komersial untuk induk udang berkisar 10% dan ini 3% lebih tinggi dari pakan
komersial untuk jenis grower. Total kandungan lemak dalam pakan dilaporkan tidak begitu
penting berpengaruh, namun diyakini bahwa pakan yang kaya akan kandungan n-3 HUFA (asam
eicosapentanoat=EPA dan asam docosaheksanoat=DHA) ditemukan mempunyai pengaruh
positif terhadap perkembangan ovarium, fekunditas, dan kualitas telur. Kandungan asam
arachidonat (20:4n-6) ditemukan tinggi dalam ovarium udang dan melimpah dalam cacing darah
(polychaete), kerang dan simping. Asam lemak n-6 HUFAs ini sebagai prekursor hormon
prostaglandin
dan
memainkan
perananpenting
dalam
proses
reproduksi
dan
vitellogenesis.Namun pada kenyataannya banyak dijumpai bahwa pakan komersial yang
diformulasikan khusus untuk induk udang masih nampak defisiensi asam arachidonat dan EPA.
Rasio n-3: n-6 HUFA sekitar 3:1 dilaporkan menghasilkan tingkat kematangan reproduksi udang
yang optimum. Kebutuhan 2% fosfolipid dalam pakan disarankan baik untuk proses pematangan
induk udang dan diyakini bahwa komposisi 50% dari total lemak telur adalah fosfolipid. Sumber
lemak dalam bentuk trigliserida selama proses pematangan gonad juga meningkat dalam telur,
dan diyakini nutrisi ini berperan sebagai sumber energi utama dalam reproduksi dan penentu
kualitas telur dan naupli. Lemak mengandung kalori hampir dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan protein maupun karbohidrat, karena perannya sebagai sumber energi sangat besar
meskipun kadarnya dalam makanannya relatif kecil. Fungsi lemak dalam tubuh udang antara
lain:
-Sumber energi
-Membantu penyerapan kalsium dan vitamin A dari makanan
Asam lemak penting bagi udang adalah asam linolenat, asam lemak ini banyak terdapat
pada bagian kepala udang, didalam tubuh udang kelebihan lemak disimpan dalam bentuk
trigliserida. Disamping asam lemak essensial udang juga membutuhkan klesterol dalam
makanannya, sebab udang tak mampu mensintesa nutrien itu dalam tubuh udang. Kolesterol
berperan dalam proses moulting. Penambahan kolesterol di dalam tubuh udang melalui makanan
akan sangat berpengaruh pada kadar kolesterol, kebutuhan kolesterol diperkirakan sebanyak
0,5%.
c. Karbohidrat
Berbeda dengan hewan lainnya karbohidrat dalam tubuh udang tidak digunakan sebagai
sumber energi utama. Kebutuhan udang akan karbohidrat relatif sedikit. Pendayagunaan akan
karbohidrat di dalam tubuh udang tergantung dari jenis karbohidrat. Secara umum peranan
karbohidrat di dalam tubuh udang adalah : Di dalam siklus krebs, Penyimpanan glikogen,
Pembentukan zat kitin, Pembentukan steroid dan asam lemak, Kadar karbohidrat di dalam tubuh
udang akan mempengaruhi kandungan lemak dan protein tetapi tidak mempengaruhi kandungan
kolesterol di dalam tubuh. Kandungan karbohibrat untuk makanan larva udang diperkirakan
lebih rendah 20%.
d. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan udang akan vitamin relatif lebih sedikit, tetapi kekurangan salah satu vitamin
dapat menghambat pertumbuhan. Tiap-tiap jenis vitamin mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
secara umum kegunaan vitamin bagi udang adalah untuk :
 Pigmentasi, peranan dari vitamin A (karoten)
 Laju pertumbuhan pertumbuhan peranan dari vitamin C
Kelebihan vitamin akan bersifat racun atau antagonis terhadap fungsi fisiologis udang.
Sumber mineral utama bagi udang adalah air laut. Mineral dalam tubuh udang berperan dalam
pembentukan
jaringan,
proses
metabolisme,
pigmentasi
dan
untuk
mempertahankan
keseimbangan osmisis cairan tubuh dengan lingkungannya. Kebutuhan udang akan unsur Ca dan
P yang optimum bagi udang diperkirakan 1,2 : 1,0. Kelebihan mineral dalam tubuh akan dapat
menurunkan laju pertumbuhan dan mengganggu pigmentasi udang.
Kebutuhan mineral dan vitamin secara rinci untuk induk udang tidak diketahui, hanya
sedikit studi pada vitamin A, C, dan E. Defisiensi vitamin E berkaitan dengan sperma yang
abnormal pada udang putih Litopenaeus setiferus, dan perbaikan laju penetasan telur telah
diamati sejalan dengan peningkatan vitamin E dalam pakan yang dikaitkan dengan kandungan
yang lebih tinggi dalam telur. Hubungan positif juga diamati antara kandungan alfa-tokoferol
dalam pakan dengan kualitas pemijahan induk dan penetasan naupli L. vannamei. Vitamin E
juga berperan sebagai antioksidan alami dalam kuning telur.
Vitamin ditemukan terakumulasi dalam ovarium udang selama maturasi, yang
menyarankan adanya peran vitamin dalam pakan. Kandungan vitamin C telur udang
Fenneropenaeus indicus, dipengaruhi oleh kandungan vitamin C dalam pakan. Tingginya laju
penetasan dikarenakan tingginya kandungan asam ascorbat dalam telur. Vitamin D juga diduga
berperan penting dalam pakan induk dikarenakan peranannya dalam metabolisme kalsium dan
fospor untuk krustase.
Mengenai kebutuhan mineral secara spesifik masih jarang dilakukan, kebanyakan
diformulasikan dalam pakan dalam bentuk mineral campuran (kalsium, fospor, magnesium,
natrium, besi, mangan, dan selinium). Difisiensi atau ketidakseimbangan mineral dapat
berpengaruh negatif pada reproduksi krustase dan berperan dalam resorpsi oosit, penurunan daya
reproduksi dan kualitas telur. Tubuh induk udang vaname ditemukan memiliki kandungan
kalsium dan magnesium yang lebih rendah juga kandungan magnesium yang lebih rendah dalam
hepatopankreas, hal ini mungkin dikarenakan kombinasi defisiensi mineral-mineral tersebut
dalam pakan dan hilang saat proses molting dan transfer energi pematangan gonad. Koper juga
ditemukan berkurang di hepatopankreas yang diduga ditransfer ke ovarium, meskipun
kandungan di dalam tubuh induk udang meningkat. Disimpulkan bahwa masih sangat diperlukan
kajian dan berbagai riset dilakukan pada nutrisi mineral dalam pakan buatan untuk induk udang
penaeid.
Selama proses maturasi induk dibutuhkan energi pakan yang dapat menopang
perkembangan sel telur induk udang betina dan sel sperma induk jantan menjadi matang.
Sehingga pada tahap perkembangan telur, pakan menjadi penyumbang nutrisi yang terpenting
dan esensial. Apalagi jikaablasi mata dilakukan dalam rangka untuk mempercepat maturasi
induk. Selain protein, karkohidrat, vitamin dan mineral dalam pakan udang juga membutuhkan
Karotenoid. Karotenoid, khususnya astaksantin merupakan antioksidan yang paling kuat dan
berperan penting dalam perlindungan cadangan nutrisi induk udang dan perkembangan embrio
dari kerusakan karena oksidasi. Karotenoid juga berperan sebagai agen pigmen dalam embrio
dan larva bagi perkembangan kromatofor dan mata, dan sebagai prekursor vitamin A.
Keberadaan karotenoid dalam pakan sebagai sumber pigmen adalah esensial diperlukan
karena ketidakmampuan udang mensintesis karotenoid. Selama proses pematangan gonad,
karotenoid terakumulasi dalam hepatopankreas. Selama vitelogenesis, karotenoid diangkut ke
dalam hemolimpha sebagai karotenoglikolipoprotein yang terakumulasi dalam telur sebagai
bagian dari protein lipovitelin.
Keuntungan pemberian pakan hidup pada induk udang adalah dikarenakan ketersediaan hormon
atau prekusor-prekusor yang dikandungnya. Keberhasilan pemberian biomas artemia untuk
pakan induk udang dikarenakan keberadaan hormon spesifik atau rantai analog peptida dari
artemia yang cocok dan dibutuhkan oleh udang. Keunggulan cacing polikaeta digunakan sebagai
pakan untuk maturasi induk udang dikarenakan kandungan hormon metil farnesoat yang dapat
meningkatkan kinerja reproduksi.
Manajemen Pemberian Pakan
Program pemberian pakan pada budidaya udang putih merupakan langkah awal yang
harus diperhatikan untuk menentukan baik jenis, ukuran frekuensi dan total kebutuhan pakan
selama masa pemeliharaan (Adiwidjaya et al, 2005). Nutrisi dan pemberian pakan memegang
peranan penting untuk kelangsungan usaha budidaya hewan akuatik. Penggunaan pakan yang
efisien dalam usaha budidaya sangat penting kerena pakan merupakan faktor produksi yang
paling mahal. Oleh karena itu, upaya perbaikan komposisi nutrisi dan perbaikan efisiensi
penggunaan pakan tambahan perlu dilakukan guna menigkatkan produksi hasil perikanan
budidaya dan mengurangi biaya pengadaan pakan, serta meminimalkan produksi limbah pada
media budidaya, sehingga dapat tercipta budidaya udang yang berkelanjutan (Adiwidjaya et al,
2005). Pengelolaan pakan harus dilakukan sebaik mungkin dengan memperhatikan apa, berapa
banyak, kapan, berapa kali, dimana ikan/udang diberi pakan. Penerapan feeding ragim
hendaknya disesuikan dengan tingkah laku kultivan, serta siklus alat pencernaan guna
memaksimalkan penggunaan pakan. Selain itu juga memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. ukuran pakan yang kita berikan
2. jumlah pakan yang diberikan
3. cara pemberian pakan
4. kontrol pakan ( di ancho )
5. sampling
Yang harus diperhatikan dalam kadar pakan:
1.ukuran butiran pakan.
Ukuran pakan yang diberikan harus sesuai dengan capit dan mulut udang karena sangat penting
menyangkut efisiensi kestabilan lingkungan.pakan yang terlalu kecil dan terlalu besar,akan
berakibat rendahnya efisiensi, dan akan cepat menurunkan kualitas air.
2. Jumlah pakan.
ditentukan oleh: jumlah tebar,nilai SR (survival rate) ,ukuran udang,dan tingkat feeding
ratenya,lama cek ancho, kualitas air, fasilitas, tetapi untuk udang yang berumur 1 – 30 hari masih
memakai feeding program. sedangkan kelanjutannya kita menggunakan kontrol ancho, dan cek
saat sampling.
3. Cara pemberian pakan.
pada saat pakan no. D 0 S pemberian pakan harus dicampur dengan air agar pemberian pakan
rata, cepat tenggelam, dan tidak berhaburan karena angin.setelah pakan no D0 pakan dibasahi
secukupnya.pakan bisa ditebar keliling tanggul juga bisa dengan memakai rakit tergantung luas
petak dan ketrampilan anak feeder.yang penting pakan jangan sampai tercecer di tanggul,dan
harus tertebar merata di feeding area. Hindari penebaran pakan di dead zone. Pemberian pakan
diancho diberikan setelah pakan selesai ditebar keseluruhan di petak atau kolam . Frekuensi
pemberian pakan, awal kita berikan 3 kali sehari , kemudian 4 kali sehari dan 5 kali sehari. Jam
pemberian pakan.sebaiknya diberikan pkl 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, 23.00. diatas jam 23.00
jangan dilakukan pemberian pakan apapun alasannya karena saat itu kondisi kualitas air
menurun, suhu turun, DO turun, H2S meningkat daya racun karena pH turun dan karyawan
mengantuk.
4. Kontrol pakan di ancho.
ancho adalah alat komunikasi harian antara teknisi dengan udang dalam hal jumlah pakan, nafsu
makan, ukuran udang,jumlah udang,kesehatan udang, sehingga ancho harus bagus dan
tempatnya yang datar, dan arusnya jangan terlalu kencang.
Ancho berukuran 80 x 80 x10 cm.
-umur 10 hari ancho sudah diturunkan
-umur 20 hari ancho sudah diberi pakan sekedarnya
-umur 25 hari ancho diberi 0,3 % dikontrol 2-2,5 jam.
Apabila sampai umur 30 hari belum mau makan di ancho,makan pakan harus dipotong sampai
40 %nya.biasanya 2 hari kemudian udang sudah mau makan di ancho dan bisa dikontrol.
Usahakan selang 3 – 4 hari setelah bisa dikontrol pakan bertahap dinaikkan dan dikembalikan ke
porsi pada saat udang umur 30 hari.kemudian jumlah pakan disesuaikan dengan kemampuan
makan udang.
Bila umur 25 hari pakan sudah bisa di kontrol 2,5 jam penambahan pakan jangan
mengikuti program tetapi bisa ditambah max 10 %sehingga pada umur 30 hari kemampuan
pakan udang sudah bisa seperti pada daftar.selanjunya pakan diikuti sesuai kemampuan makan
udang dengan lama kontrol dan persen ancho.Setelah ancho bisa dikontrol selanjutnya mencari
titik balance.pakan belum balan dalam arti masih kurang apabila ke 5 kali pemberian pakan habis
semua pada jam kontrol.dan pakan sudah menunjukan balan bila pakan pada jam 23.00 sudah
tidak habis.apabila kondisi sudah begini penambahan bisa dilakukan per 2 hari sekali.tetapi
kontrol ancho tetap 5 kali sehari.
Dalam kondisi urgensi, pakan harus diperkaya dengan :
1. Vitamin ( multi vit, vit B komplek, vit C, vit E )
2. mineral Ca, P, Si, copper,zinc
3. immunostimulan (B glukan)
4. Probiotik ( Bacillus sp )
Pakan Sesuai Umur Udang
Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput
kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk).
Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi
intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan
alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan
timbul sifat kanibalisme udang.
Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan
udang yang normal.
1. Umur 1-10 hari pakan 01
2. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
3. Umur 16-30 hari pakan 02
4. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
5. Umur 36-50 hari pakan 03
6. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S, diberikan hingga
umur 70 hari).
7. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50,
digunakan pakan 05 hingga panen.
Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari
sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan
jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166
adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah
1,5 jam dari pemberian.
Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam
pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan viterna plus dan poc nasa yang mengandung
mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur
dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.
No
Umur
Bobot (gr)
Ukuran
Dosis
Fekuensi
Pengamatan
(diet)
Pakan
pemberian
pada
(%)
(x)
(jam)
1
Bulan 1
> 4
D-I
10 - 20
2
2-3
2
Bulan 2
5 - 10
D-I + D-II
6 - 10
3
2
3
Bulan 3
11- 21
D-II + D-III
4-6
4
1,5 - 2
4
Bulan 4
22 – 33
D-III
2-4
4-5
1 - 1,5
3.2.4 Pakan Udang
• Diformulasi khusus untuk:
– Stadia pertumbuhan udang
– Tingkatan intensif budidaya
• Pakan yang seimbang – memenuhi semua kebutuhan nutrisi esensial udang
Managemen pakan yang baik menghasilkan:
 Pertumbuhan udang yang optimal.
 Perbandingan jumlah Pakan dan hasil panen (FCR) yang rendah.
 Dasar kolam yang lebih bersih.
 Kualitas air yang lebih stabil.
 Biaya produksi yang rendah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan:
• Problem kualitas air ( DO, NH3, NO2, pH, plankton).
• Cuaca (panas, mendung, hujan lebat).
• Kondisi bahan organik ditambak.
• Temperatur Lingkungan / air.
• Problem pakan (attractan, terlalu keras, terlalu lunak).
• Periode moulting.
• Problem penyakit.
anco
Download