EDWARD CHACE TOLMAN

advertisement
Perilaku
Molar
• Seluruh pola perilaku memiliki
makna. Akan hilang jika dilihat
dr sudut pandang elementistik
(harus ada tujuannya)
Behaviorisme
purposif
• Perilaku
diarahkan
untuk
mendapatkan tujuan (untuk
mendeskripsikan
perilaku),
kognitif dan molar
Apa yang
dipelajari
• Belajar adalah menemukan hal2 tertentu dalam lingkungan,
melalui observasi, eksplorasi menemukan kejadian tertentu akan
menimbulkan kejadian lain, satu isyarat akan menghasilkan isyarat
lain.Ex: jam 5 sore=jam makan,
• Motivasi: menentukan aspek yang diperhatikan organisme
• Kuliah dg bu wira-MK belajar: semangat, akrena suka Psi belajar,
tapi tidak semangat pada ABK
• Cognitif map: gambaran tentang lingkungan dan jika individu
mengembangakan peta kognitif ia dapat mengembangkan tujuan
melalui banyak arah dan memilih tujuan tercepat.
Konfirmasi
• Selama pengembangan kognitif, ekspektasi dipakai
organisme. Ekspektasi adalah perkiraan yang akan muncul.
Ekspektasi tentatif awal disebut hipotesis dan jika
dikonfirmasi akan tetap dipertahankan dan jika tidak
dikonfirmasi/dibantah akan diabaikan.
• Menjawab di kelas diberi jempol, jawab dijempol
kebiasaan jawab.
Vicarious
trial
dan
error
• Dilakukan pendekatan yang berbeda beda secara kognitif
sampai solusi didapat, tapi bukan karena mencoba respon
satu dan respon lain sampai solusi didapat.dg
melihat/berpikir.
• Mengamati/menilai melakukan X rugi  tidak
melakukan/lakukan hal lain.
Belajar
Laten
Pelenyapan
laten
• Belajar
yang
tidak
diterjemahkan
dalam
performa/kinerja. Belajar akan disimpan dlm jangka
waktu
lama
sblm
dimunculkan
dlm
bentuk
perilaku/performa
•Latihan strategi oper bola diamati baru dilakukan saat
pertandingan/latihan
•Tikus A tanpa penguatan performa redah
•Tikus B diberi penguatan terus  performa meningkat stabil
•Tikus C dikuatkan dipercobaan 11 saja  meningkat cepat,
lebih baik dr B.
• Jika individu telah mempelajari ekspetasi (perkiraan
s1 memunculkan s2) dan tidak dikonfirmasi dalam
pengamatannya. Misal: respon tertentu, ekpektasi
akan mendapat makanan. jika tdk ada konfirmasi
makanan akan trjd pelenyapan.
• Tikus jalan dpat makanan.  liihat tikus lain
tidak dapat makanan suruh jalan, tidak sampai
selesai/berhenti.
Belajar Ruang
bukan belajar
respon
Ekspektasi
Penguatan
• Hewan belajar dimana sesuatu itu berada.
Melalui jalur langsung ketujuan.
• Bukan mempelajari respon spesifik dr stimulus
spesifik
• Tolman melakukan percobaan pd tikus pada
aparatus
• Hewan berangkat dari S2  F1 dpt makanan,
berangkat dari S1  ke F1 juga. Karena
mempelajari ruangan itu ada makanan. Bukan
belajar belok kiri.
• Ketika kita belajar dan mengetahui sesuatu serta
yakin (memiliki nilai insentif yang tinggi) pd hal
tersebut dan ekpektasi kita tidak dikonfirmasi maka
akan menyebabkan disonansi kognitif (dorongan
negatif dan orang yang mengalaminya akan
berusaha untuk menguranginya)
• Percobaan tolman melatih tikus melalui jalur teka
teki untuk mendapat bubur dan mencari jalur lain
untuk mendapat biji bunga matahari. pd hari ke 10
ditukar performa terganggu.
• Kita biasa makan nasi padang  diberi nasi
kuning males.

Chatexes: tendensi belajar untuk mengasosiasikan objek
tertentu dg keadaan dorongan. Stimuli tertentu
diasosiasikan dengan pemuasan dorongan tertentu maka
stimuli akan cenderung dicari saat muncul dorongan tsbt
Orang Ind, makan ya Nasi, tidak cocok kalo roti,
 Belajar semangat kalo ada cemilan pemuas belajar, cari
cemilan dlu.


Keyakinan ekuivalensi: ketika subtujuan memiliki efek
yang sama pd tujuan itu sendiri.(pada dorongan sosial).


Ekspektasi medan: Organisme belajar bahwa sesuatu
akan menimbulkan sesuatu yang lain (yg dibutuhkan
berupa konfirmasi hipotesis).


Merasa diri dihargai/diterima lingk pergaulan tidak perlu
mencari2 cara untuk disukai orang lain melalui nilai A. Nilai
A= rasa suka dari teman.
Dapat nilai A psi belajar disukai teman dapat nilai A
modifper disukai teman terbiasa mengembangkan
pencapaian nilai A di berbagai MK.
Dikonfirmasi  dipertahankan,
diabaikan.
tanpa
konfirmasi

Mode medan kognisi: strategi atau cara untuk
menangani situasi pemecahan problem (bersifat
bawaan dan dimodifikasi oleh pengalaman) jika
terdapat hasil menangani problem, akan
cenderung diujicobakan lagi dalam situasi sama
dimasa mendatang.


Masak dg resep A, dapat pujian berkali2 akan masak
sesuai resp A, bukan ditambah2i
Diskriminasi
dorongan:
Organisme
dapat
menentukan dorongannya sendiri dan karenanya
dapat merespon dengan benar jika kebutuhan
dan tujuannya jelas. Jika kebutuhan dan
tujuannya tidak jelas bisa jadi perilakunya tidak
tepat.

Individu dg tujuan (dapat remun tinggi), dia akan
melakukan hal2 yg mendorong menuju tujuan (buat
seminar, surat tugas banyak,dll), yg tidak bertujuan ,
dapat info seminar diem aja, atau diambil semua
termsk yg tidak relevan






Menekankan pentingnya pemikiran dan pemahaman
Pembelajar perlu melakukan tes hipotesis/strategi yg
efektif dalam situasi problem atau memecahkan
problem, bisa melalui diskusi.
Pembelajar perlu dihadapkan pada topik dari
berbagai sudut pandang yang berbeda 
mengembangkan peta kognitif yang akan menjawab
topik tertentu atau lainnya.
Guru sebagai konsultan & memberi konfirmasi
terhadap hipotesis siswa ketika hipotesis benar untuk
semakin mengembangkan peta kognitif
Murid
diberi
kesempatan belajar & eval
individu/klasikal  uji ide2 strategis, efektif ide
dipertahankan
Penguatan ekstrinsik tidak diperlukan  yg penting
siswa belajar tekun/konstan  membangun peta
kognitif.
 TERIMAKASIH
Download