BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai hewan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai hewan laboratorium, tikus adalah hewan yang paling sering
digunakan sebagai hewan coba dengan penggunaan sekitar 90-95% di antara
hewan mamalia laboratorium lainnya (Anonim, 2014). Oleh sebab itu, sangatlah
penting mengetahui data fisiologis normal dari tikus sebagai gambaran normal
dan pembanding dalam suatu penelitian. Salah satunya adalah profil pertumbuhan
tikus. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap makhluk
hidup dan umumnya dinyatakan dengan pengukuran bobot badan dan tinggi badan
(Sampurna & Suatha, 2010). Anggorodi (1994) melaporkan pertumbuhan murni
mencakup pertumbuhan dalam bentuk bobot dan jaringan-jaringan tubuh lainnya
(kecuali jaringan lemak) dan organ tubuh. Laju pertumbuhan setiap individu
menurut Forrest et al., (1975) sangat dipengaruhi oleh faktor ordo, jenis kelamin,
hormon, usia, pakan, lingkungan dan manajemen pemeliharaan. Pada hewan
rodentia jantan rata-rata laju pertumbuhan lebih cepat dibanding betina. Hal ini
erat kaitannya dengan pembentukan anatomi dan fisiologi dari hewan jantan
maupun betina yang berbeda (Eisen, 1974). Pada hewan, laju pertumbuhan juga
dipengaruhi oleh hormon, tidak hanya hormon pertumbuhan, tetapi juga oleh
hormon androgen, glukokortikoid, insulin, dan tiroid (Ganong, 2008). Hormonhormon
tersebut
mempengaruhi
pertumbuhan
massa
tubuh,
pertumbuhan tulang dan metabolisme nitrogen (Soeparno, 2009).
1
termasuk
2
Kelenjar tiroid mensekresikan dua macam hormon yakni tiroksin dan
triiodotironin yang berturut-turut disebut T4 dan T3 (Guyton, 2006). Hormon tiroid
meningkatkan aktivitas metabolisme dan pertumbuhan hampir di seluruh jaringan
tubuh. Semakin tinggi sekresi hormon ini, maka kecepatan metabolisme basal
meningkat 60-100% di atas normal. Kecepatan penggunaan makanan sebagai
energi, juga meningkat. Bila seekor hewan diberi T3 ataupun T4, maka ukuran
maupun jumlah mitokondria di sebagian besar sel tubuh hewan tersebut akan
meningkat. Oleh karena itu, salah satu fungsi hormon tiroid yang utama adalah
meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria yang selanjutnya meningkatkan
kecepatan pembentukan Adenosine Triphospat (ATP) untuk membangkitkan
fungsi seluler (Guyton, 2006).
Karakteristik T4 memiliki jumlah reseptor yang lebih banyak pada protein
plasma di serum dibanding di jaringan yang mengakibatkan banyaknya jumlah T4
di serum, sedangkan reseptor T3 berjumlah lebih sedikit dalam serum dibanding
dalam jaringan karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di
serum tetapi T3 memiliki efek lebih kuat karena memiliki lebih banyak reseptor di
jaringan (Ganong, 2008).
Penelitian kadar hormon T4 terhadap pertumbuhan rodentia telah banyak
dilakukan, namun perlu dikaji lebih lanjut mengenai pengaruh T4 terhadap
pertumbuhan khususnya pertambahan berat badan. Selain kadar hormon, faktor
umur dan jenis kelamin juga diamati pengaruhnya terhadap berat badan.
Berdasarkan peran T3 dan T4 dalam pertumbuhan maka akan dilakukan
penelitian mengenai profil kadar hormon T3 dan T4 pada tikus jantan dan betina
3
galur Wistar pada umur satu sampai empat bulan. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi peneliti lain yang menggunakan hewan coba di LPPT
UGM Yogyakarta.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui laju pertambahan berat badan tikus galur Wistar di LPPT UGM
Yogyakarta.
2. Mengetahui adanya perbedaan laju pertambahan berat badan tikus galur
Wistar jantan dan betina di LPPT UGM Yogyakarta.
3. Mengetahui adanya hubungan antara kadar T3 dan T4 dalam darah dengan laju
pertambahan berat badan tikus galur Wistar jantan dan betina di LPPT UGM
Yogyakarta.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan data fisiologi dan profil
pertambahan berat badan sekaligus kadar T3 dan T4 pada tikus galur Wistar umur
satu hingga empat bulan sehingga dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang
memakai hewan coba di LPPT UGM Yogyakarta.
Download