fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

advertisement
xi
PENGARUH PEMBERIAN MAAF TERHADAP
AGRESIVITAS REMAJA SISWA SMA YZA 2 BOGOR
Oleh:
FIKA RATNA YULIATI
105070002233
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
xii
xiii
xiv
“Barangsiapa memaafkan saat
dia mampu membalas maka Allah
akan memberinya maaf pada hari
kesulitan.
(HR. Ath-Thabrani)”
…fika ratna yuliati…
( Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ibu dan Apak )
xv
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) Maret 2011
(C) Fika Ratna Yuliati
(D) Pengaruh Pemberian Maaf Terhadap Agresivitas Pada Remaja di SMA
YZA 2 Bogor
(E) xxiv+109 halaman + xiv Lampiran
(F) Jumlah kekerasan yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahunnya semakin
meningkat. Untuk kekerasan di kalangan remaja yang terus menerus naik
setiap tahunnya. Yaitu tahun 1993 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada 80
kasus, lalu meningkat lebih dari 125% pada tahun berikutnya, yaitu sekitar
183 kasus, lalu pada tahun 1995 meningkat menjadi 194 kasus. Dimana
kekerasan itu sendiri termasuk dalam bagian agresivitas dan penelitian
Worthingthon menyatakan bahwa seseorang yang tidak memberikan maaf
memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres,
marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan
maaf, sseseorang bisa terhindar atau dapat meminimalisasi rasa marah, tindak
penyerangan.
Yang
kesemuanya
itu
adalah
bagian
dari
agresivitas.(Worthington:2005)
.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf dengan
agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Responden penelitian
berjumlah 60 orang yang ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling.
Instrumen yang digunakan berbentuk skala model likert yang terdiri dari dua
skala. Yaitu skala pemberian maaf dan skala agresivitas. Skala pemberian
maaf yang berjumlah 11 item dan skala agresivitas yang berjumlah 17 item.
Dengan hasil reabilitasnya sebesar 0.841 untuk pemberian maaf dan 0.763
untuk agresivitas.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan tehnik analisa data multiple
regresi Dari hasil analisis tersebut, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,002
(Los < 0,01). Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf
dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor Arah hubungan kedua
variabel tersebut negatif, yang berarti semakin tinggi pemberian maaf
seseorang, maka tingkat agresivitasnya menjadi rendah. Sebaliknya, bila
tingkat pemberian maafnya rendah, maka tingkat agresivitasnya tinggi. Dari
xvi
sepuluh variabel yang ada (reduction in revenge, reduction in avoidance,
agresi fisik, agresi verbal, rasa marah, sikap permusuhan, variabel
berdasarkan jenis kelamin, usia, sedang mengalami konflik atau tidak dan
variabel berdasarkan lamanya konflik itu terjadi), hanya dua variabel yang
signifikan. Yaitu: reduction in revenge dan reduction in avoidance.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran teoritis dan praktis.
Saran teoritis: mengharapkan penelitian lanjutan menggunakan variabel lain
yang berkaitan selain pemberian maaf. Seperti: faktor internal (frustasi,
deindividuasi, stress, keprbadian) dan/atau faktor ekternal, seperti: lingkungan
social, interaksi teman sebaya, lingkungan keluarga (kekuasaan dan
kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan naza, suhu udara, media
massa, budaya) dan penulis menyarankan pula agar menambah data gambaran
umum responden seperti status sosial keluarga: pekerjaan orang tua, status
rumah apakah rumah sendiri atau mengontrak.
Saran praktis yang penulis ajukan adalah kepada lembaga atau pihak yang
berkaitan dengan penelitian ini seperti: lembaga pendidikan atau pihak
sekolah untuk mengadakan training atau seminar yang berkaitan dengan
pemberian maaf dan agresivitas yang diperuntukkan bukan hanya untuk
siswa,tapi juga untuk seluruh warga sekolah. Hal ini agar meminimalisasi
meningkatnya agresivitas, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan
khususnya di kalangan remaja awal. Kepada orang tua ataupun bapak/ibu
guru untuk memberikan pendidikan sejak dini dan membiasakan diri sehingga
menjadi contoh teladan kepada anak/murid cara meminimalisasi agresivitas
dengan memberikan maaf. Hal ini agar dapat meningkatkan keinginan untuk
saling memaafkan agar bila terjadi konflik sekalipun,tidak akan terlalu
menimbulkan dampak yang sangat merugikan.
Bahan bacaan : 14 Buku, 2 Kamus, 2 skripsi, 1 jurnal, 4 webset.
xvii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada
:
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, PhD.
2. Pembantu Dekan I, Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si dan Dosen Pembimbing
Akademik, Diana Mutiah, M.Si.
3. Dosen Pembimbing I, Prof. Hamdan Yasun, M.Si dan Dosen Pembimbing II,
Ikhwan Luthfi, M.Psi atas seluruh nasehat, masukan, motivasi, inspirasi serta
saran dan kritik yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.
4. Untuk keluarga terutama Orang tuaku Ibu, Erna Lahmidarti S., S. Ag dan
Apak, Drs Muhammad Nizar, M. Pdi (yang tak henti-hentinya mengirimkan
untaian doa. Terimakasih atas kesabaran yang sangat luar biasa,yang tetap rela
memenuhi segala kebutuhan penulis walau penulis tidak dapat menyelesaikan
xviii
skripsi ini tepat waktu) dan juga ke-2 kakaku Muhammad Nurhasan, M.Si
beserta istri, Syifa ushundusiah dan Fajar Anugrah Ramdhan (terimakasih
untuk dukungannya..baik secara langsung maupun tidak langsung)
5. Untuk Dhery Haryadi Suhendra, terimakasih atas semua waktu, tenaga, biaya
yang telah dicurahkan kepada penulis sehingga penulispun dapat kembali
bangkit dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih tak terhingga untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
7. Seluruh staff akademik, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi,
yang juga tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan bapak dan ibu.
8. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Psikologi, khususnya rekan-rekan
angkatan 2005 kelas A. Dan lebih khusus lagi untuk qori, Pian, imel,
nadia,dalla, syifa, Alyn,Icha, Nur, dina dona. (Terimakasih untuk semua
bantuannya, semoga kita dapat terus saling membantu dan mendoakan dalam
kebaikan).
9. Keluarga besar SMA YZA 2 Bogor dan keluarga Besar Pesantren
Alhamidiyah Depok yang telah mengizinkan saya untuk mengadakan
penelitian dan banyak membantu dalam proses penelitian ini.
10. Adik-adik responden. Baik di SMA YZA 2 Bogor maupun adik-adik di
pesantren Alhamidiyah Depok. terimakasih atas kesediannya menjadi
responden penelitian ini.
xix
Akhir kata, semoga Allah meridhoi dan membalas segala kebaikan seluruh
pihak yang ikut membantu. Dan penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
membangun, sangat peneliti nantikan. Semoga skripsi ini dapat memberi
keberkahan untuk semua kalangan.amin
Jakarta, Maret 2011
xx
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ...................................
xi
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... xii
MOTTO ........................................................................................................... xiii
ABSTRAKSI ................................................................................................... xiv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxiii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
1.2. Permasalahan .............................................................................
7
1.2.1. Batasan Masalah ............................................................
7
1.2.2. Rumusan Masalah .........................................................
9
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
10
1.3.1. Tujuan Penelitian ...........................................................
10
1.3.2. Manfaat Penelitian ..........................................................
12
1.4. Sistematika penulisan. .................................................................
12
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................
15
2.1. Agresivitas ................................................................................
15
2.1.1. Pengertian Agresivitas ...................................................
15
2.1.2. Faktor Penyebab/Pemicu Agresivitas ..............................
16
2.1.3. Bentuk-bentuk Agresi .....................................................
23
2.1.4. Teori-teori Agresi ............................................................
28
2.2. Pemberian Maaf ..........................................................................
32
2.2.1. Pengertian Pemberian maaf ............................................
32
2.2.2. Anjuran memaafkan dalam Islam ...................................
35
xxi
2.2.3. Maaf dan Kesehatan Mental ...........................................
38
2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Maaf .................
39
2.2.5. Proses Memaafkan ........................................................
42
2.3. Remaja Awal ..............................................................................
44
2.3.1. Pengertian Remaja Awal ...............................................
44
2.3.2. Tugas-tugas Perkembangan .............................................
47
2.4. Kerangka Berfikir .......................................................................
50
2.5. Hipotesis .....................................................................................
54
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................
58
3.1. Jenis Penelitian ...............................................................................
58
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ..................................
58
3.1.1.1. Pendekatan Penelitian ........................................
58
3.1.1.2. Metode Penelitian ..............................................
59
3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional.................................
59
3.2.1. Definisi Konseptual ...........................................................
59
3.2.2. Definisi Operasional ..........................................................
60
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................
61
3.3.1. Populasi.............................................................................
61
3.3.2. Sampel ..............................................................................
61
3.3.3. Tehnik Pengambilan Sampel .............................................
61
3.4. Metode Pengumpulan Data.............................................................
62
3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data.................................................
62
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................
63
xxii
3.2.2. Uji Validitas ......................................................................
65
3.2.2. Uji Reabilitas.....................................................................
66
3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .........................................
66
3.5.1. Hasi Uji Coba Skala Pemberian Maaf ................................
67
3.5.2. Hasil Uji Coba Skala Agresivitas.....................................
67
3.6. Hasil Uji Reabilitas Skala pemberian maaf dengan agrsifitas ..........
68
3.7. Tehnik Analisa Data .......................................................................
69
3.8. Prosedur Penelitian .........................................................................
70
3.9. Tahap Analisa Data ........................................................................
71
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISI DATA ................................................
72
4.1.
Gambaran Umum Responden .....................................................
72
4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .....
73
4.1.2. Gambaran
Responden
Berdasarkan
Sedang
Mengalami konflik/tidak ...........................................
74
4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Lamanya konflik
itu terjadi. Dari awal konflik hingga hari penelitian ....
74
Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................
75
4.2.1. Skala Pemberian Maaf ....................................................
76
4.2.2. Skala Agresivitas ............................................................
78
4.3.
Hasil Uji Hipotesis ......................................................................
79
4.4.
Analisis Regresi ..........................................................................
89
4.5.
Hasil Tambahan ..........................................................................
95
4.2.
xxiii
4.5.1. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan jenis kelamin .............
95
4.5.2. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Usia ...........................
97
4.5.3. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Sedang mengalami
konflik/tidak ...................................................................
97
4.5.4. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Lamanya konflik itu
terjadi. Dari Awal hingga Hari penelitian .......................
4.6.
99
Hasil Pengolahan Data ................................................................ 100
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ........................................... 103
5.1.
Kesimpulan .............................................................................. 103
5.2.
Diskusi ..................................................................................... 105
5.3.
Saran ........................................................................................ 108
5.3.1. Saran Teoritis.............................................................. 108
5.3.2. Saran Praktis ............................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 110
LAMPIRAN ..................................................................................................... 112
xxiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Skla Likert 4 Kemungkinan .........................................................
50
Tabel 3.2
Blue Print Skala Pemberian Maaf....................................................
51
Tabel 3.3
Blue Print Skala Agresivitas ........................................................
52
Tabel 3.4
Interpretasi Nilai r .......................................................................
53
Tabel 3.5
Blue Print Skala Pemberian Maaf ................................................
54
Tabel 3.6
Blue Print Skala Agresivitas ........................................................
55
Tabel 4.1
Gambaran Responden Berdasarkan Usia ......................................
72
Tabel 4.2
Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin .........................
73
Tabel 4.3
Gambaran Responden berdasarkan sedang berkonflik/tidak ..........
74
Tabel 4.4
Gambaran Responden berdasarkan lamanya konflik itu.................
75
Tabel 4.5
Deskriptive Statistik .....................................................................
76
Tabel 4.6
Kategorisasi Klasifikasi Pemberian Maaf .....................................
76
Tabel 4.7
Klasifikasi skala Pemberian Maaf ................................................
77
Tabel 4.8
Kategorisasi Agresivitas ...............................................................
78
Tabel 4.9
Klasifikasi skor skala Agresivitas .................................................
79
Tabel 4.10
Correlations .................................................................................
80
Tabel 4.11
Anova ..........................................................................................
82
Tabel 4.12
Hasil analisi masing-masing variabel ...........................................
84
Tabel 4.13
Hasil uji analisis determinasi .......................................................
85
Tabel 4.14
Perhitungan proporsi varians pemberian maaf ..............................
86
xxv
Tabel 4.15
Hasil uji beda agresivitas berdasarkan jenis kelamin ....................
87
Tabel 4.16
Hasil uji beda agresivitas berdasarkan usia ...................................
88
Tabel 4.17
Hasil uji beda agresivitas berdasarkan kelas ..................................
89
Tabel 4.18
Hasil uji beda agresivitas berdasarkan alamat ...............................
90
Tabel 4.19
Hasil uji beda agresivitas berdasarkan sedang berkonflik/tidak .....
91
Tabel 4.20
Hasil uji beda agresivitas berdasarkan lamanya berkonflik ...........
92
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara dengan berbagai macam budaya, bahasa dan
tentunya masalah. Salah satu masalah yang cukup sering terjadi, cukup sering
muncul di tayangan-tayangan media. Baik di media cetak maupun elektronik
adalah masalah kekerasan. Kekerasan yang terjadi seperti: kekerasan pada anak,
kekerasan rumah tangga, demo anarkis, perkelahian antar mahasiswa, tawuran
remaja, kekerasan yang dilakukan oleh geng/kelompok remaja.
Jumlah kekerasan yang terjadi di Indonesia pun dari tahun ke tahunnya
semakin meningkat. Untuk kekerasan di kalangan remaja yang terus menerus naik
setiap tahunnya. Yaitu tahun 1993 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada 80
kasus, lalu meningkat lebih dari 125% pada tahun berikutnya, yaitu sekitar 183
kasus, lalu pada tahun 1995 meningkat menjadi 194 kasus.Lalu kekerasan pada
anak saja, per Desember 2008 mencapai 1.900 kasus, kekerasan pada wanita per
2006 – September 2009 mencapai 1.580 kasus, itupun hanya untuk wilayah NTT
(Nusa Tenggara Timur) dan sementara hingga Mei tahun ini, jumlah kasus
kekerasan terhadap anak mencapai 236. (http://www.republika.co.id)
Kekerasan
yang dilakukanpun
bermacam-macam.
Kekerasan
bisa
berbentuk fisik (memukul, menendang), verbal (melecehkan, menghina, memberi
2
julukan). (www.namovanma.co.nr. )Atau yang baru-baru ini banyak bermunculan,
berita tentang kekerasan yang dilakukan geng/kelompok remaja. Geng/kelompok
yang melakukan kekerasan adalah diantaranya kekerasan yang terungkap pada
akhir November 2007 lalu. Kekerasan yang dilakukan oleh geng gazper yang
beranggotakan siswa salah satu SMA di daerah pondok labu-jakarta selatan.
Terhadap junior mereka pada saat orientasi siswa baru seperti membebani siswa
baru dengan beban tugas yang tidak masuk akal, atau seperti memunculkan “aksi”
membentak. Atau kasus yang terjadi pada pertengahan Juni 2008 lalu, media
sempat dikejutkan dengan salah satu berita mengenai kekerasan yang dilakukan
beberapa orang pelajar putri di Pati yang menamakan diri mereka sebagai geng
nero. Atau kekerasan yang dilakukan oleh kelompok geng lainnya seperti geng
motor. Yang melakukan penganiayaan terhadap anggota yang akan bergabung
bersama mereka.
Tindak kekerasan yang dipaparkan di atas merupakan gambaran agresi.
Seperti yang dikemukakan Myers (dalam Sarwono, 2002). Bahwa yang dimaksud
dengan perbuatan agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan
maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain.
Hal ini (agresi), dapat terjadi di mana-mana. Di rumah,lingkungan
sekitar,lingkungan sekolah, tempat kerja,dll. Misalnya agresi di tempat kerja.
Agresi di tempat kerja memiliki beberapa bentuk, tetapi bersifat tertutup. Agresi
ini muncul dari banyak faktor, termasuk persepsi bahwa dirinya diperlakukan
3
tidak adil dan adanya banyak perubahan mengganggu yang terjadi di tempat kerja
dalam tahun-tahun terakhir. (Byrne dan Baron: 2005)
Perilaku agresi sebagaimana tingkah laku lain muncul karena adanya
faktor pencetus atau pendorong. Baik dari luar (eksternal) maupun dalam
(internal) individu yang menghendaki kemunculan perilaku tersebut. Suatu
stimulus, baik internal maupun eksternal jika cukup kuat akan mampu memicu
sebuah tindakan. Namun, menetap atau tidaknya sebuah tindakan tergantung pada
reinforcement dan reward yang didapat individu tersebut karena tindakannya,
semakin positif reinforcement dan reward-nya maka perilaku tersebut akan
cenderung menetap. (Luthfi, Saloom,Yasun: 2009) .dan seperti yang telah
disebutkan diatas bahwa faktor pencetus agresi muncul karena faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang dapat menimbulkan perilaku agresi adalah
frustasi,deindividuasi,stress,kepribadan/personality. Kemudian karena manusia
adalah mahluk social yang selalu mengadakan relasi social dengan sesamanya,
maka faktor eksternalpun menjadi faktor pencetus munculnya perilaku agresi,baik
di lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan keluarga.faktor eksternal
yang dapat menimbulkan perilaku agresi adalah kekuasaan dan kepatuhan, efek
senjata,provokasi, alcohol dan obat-obatan (NAZA:narkotika dan zat berbahaya
lainnya),suhu udara, budaya.
Namun demikian, hasil penelitian yang dilakukan oleh Worthington Jr,
pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan
antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in
4
Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan
dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington
dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan
penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak
memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan
fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak
yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan
penyerangan (agresif).
Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait
erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan
tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan
otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat
dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentukbentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih
rendah.
Dimana yang dimaksud pemberian maaf itu sendiri memiliki arti
menghilangkan apa yang telah terjadi atau memberikan kebebasan kepada orang
yang mendzalimi. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya
motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah
menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan
mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya
5
Memberikan maaf merupakan hal yang sangat penting. Karena seperti apa yang
disebutkan bahwa keuntungan dari memberikan maaf adalah diantaranya:
mempercepat penyembuhan baik secara emosional dan fisik. Itu artinya, dengan
memaafkan kita dapat lebih cepat sembuh. Baik secara emosional maupun fisik.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menghadapi suatu masalah, akan
berdampak pada fisik maupun mental. Misalnya tidak nafsu makan atau bahkan
malah berlebihnya nafsu makan, yang akhirnya mengakibatkan fisik menjadi
kurang stabil, atau karena masalah tersebut mood menjadi jelek. Bila hal itu
terjadi, besar kemungkinan segala aktifitas yang biasa dikerjakan sehari-hari akan
terhambat. Namun, dengan memberikan maaf, dampak negatif tersebut akan cepat
sembuh. Sehingga rutinitas sehari-haripun dapat kembali berjalan dengan lancar.
Di samping itu, agama Islampun sangat menganjurkan untuk memberikan
maaf. Keuntungan memberikan maaf terdapat pada Alqur’an surat Asy-syuro ayat
40:
Artinya: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang
siapa memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.
Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah. “yaitu semua itu tidak akan sia-sia di sisi Allah. Sebagaiman
penjelasan hadits shoheh yang artinya sebagai berikut: Allah tidak menambahkan
bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan (semakin mulia).
6
Kemudian dalam surat lain Allah berfirman: “Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhan-Mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S Ali Imran:134).
Yang kemudian dijelaskan lagi pada ayat berikutnya tentang siapa-siapa saja
orang-orang bertaqwa itu. “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.
Jadi jelas sekali dalam ayat tersebut, bahwa hadiah dari Allah bagi orangorang yang yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Yaitu berupa ampunan
dan surga yang seluas langit dan bumi.
Kemudian agar tempat yang dipilih adalah tempat yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian ini yaitu SMA YZA Bogor. SMA YZA Bogor terletak di Jalan
Dr. Semeru 59 RT 001/12 Kelurahan Menteng,Bogor Barat. Dipilih karena siswa
SMA YZA Bogor ini, cukup sering melakukan aksi tawuran. Terhitung dari Juni
2009-Juni 2010 ini sudah ada beberapa kasus. Diantaranya: pada tanggal 9 juni
2009 Di Ciawi, petugas Polsek Bogor Timur berhasil mengamankan 23 pelajar
dari SMA YZA dan YKTP. Mereka ditangkap karena terlibat tawuran di Jalan Raya
tajur, usai menonton konser di gedung YPI Ciawi yang dihadiri Kaka, vokalis
group
band
Slank.(http://www.poskota.co.id/kriminal/2009/06/09/pelajar-
tawuran-di-KRL). Lalu pada tanggal 31 Maret 2010, antara siswa SMK Yayasan
7
Kejuruan Teknik Bogor (YKTB) dan SMA YZA yang sama-sama terletak di Jalan
Semeru, Kecamatan Bogor Barat. Walaupun aksi-aksi tersebut dapat diredam
oleh
satgas
pelajar
dan
warga
setempat.
(http://www.bataviase.co.id/node/160476).
Permasalahan
1.2.1. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dapat terjangkau dan terarah, maka aspek yang
diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Pemberian maaf yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
McCulough (1988) mendefinisikan forgiveness adalah: The
reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam
Rusydi:2009)
2. Reduction in revenge yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penurunan tingkat balas dendam.
3. Reduction in avoidance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penurunan tingkat menghindari pelaku
4. Agresifitas
yang
dimaksud
dalam
penelitian
ini
adalah
sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Buss dan Perry ke
dalam 4 (empat) bentuk.yaitu: agresi fisik,agresi verbal,rasa marah
dan sikap permusuhan.
8
5. Agresi fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen
dari perilaku motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain
secara fisik
6. Agresi verbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
komponen mtotorik seperti melukai dan menyakiti orang lain,
hanya saja melalui verbalisasi.
7. Rasa marah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah emosi atau
afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan psikologis untuk
bersikap agresif.
8. Sikap permusuhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan
benci dan curiga pada orang lain.
9. Remaja awal yang di maksud adalah siswa SMA YZA Bogor X
atau XI. Berusia 15-16 tahun, berada dalam satu kelompok yang
sama minimal 4 bulan
10. Jenis kelamin. Menurut KBBI adalahsifat (keadaan) jantan atau
betina.
11. Usia. Usia menurut KBBI adalah lama waktu hidup atau ada (sejak
dilahirkan atau diadakan).
12. Sedang mengalami konflik/tidak. Adalah seseorang yang berada di
dalam
kondisi
percekcokan,
ketegangan atau pertentangan
perselisihan,
pertentangan,
9
13. Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik sampai hari
penelitian. Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik sampai
hari penelitian yang dimaksud di sini adalah rentangan atau
panjang antara awal konflik itu terjadi sampai pada hari penelitian.
1.2.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pengidentifikasian permasalahan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan
agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan
agresivitas pada remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance
dengan agresivitas pada remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan
avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance
dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan
avoidance dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
10
7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan
avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan
agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
9. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas
remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
10. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami
konflik/tidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?
11. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi
sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2
Bogor
1.2.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Adapun tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
pemberikan maaf dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in revenge dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in avoidance dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.
11
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in revenge dan avoidance dengan agresi fisik pada remaja awal di SMA
YZA 2 Bogor.
5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in revenge dan avoidance dengan agresivitas pada remaja awal di SMA
YZA 2 Bogor.
6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in avoidance dengan agresi verbal pada remaja awal di SMA YZA 2
Bogor.
7. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in revenge dan avoidance dengan rasa marah pada remaja awal di SMA
YZA 2 Bogor.
8. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction
in revenge dan avoidance dengan sikap permusuhan pada remaja awal di
SMA YZA 2 Bogor.
9. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis
kelamin dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.
10. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara usia
dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.
12
11. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara sedang
mengalami konflik/tidak dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2
Bogor.
12. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya
konflik tersebut. Dari awal hingga hari penelitian dengan
agresivitas
remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.
Manfaat
1. Secara teoritis untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan
dalam
psikologi kognitif dan psikologi pendidikan khususnya kemampuan
mengingat siswa.
2. Secara praktis,
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
remaja (Khususnya) agar senantiasa memberikan maaf kepada orang yang
telah melakukan bentuk tindakan agresi. umunya bagi para orang
tua/guru/pengurus yayasan.
1.4
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini mengacu pada pedoman
penulisan standar APA (American Psychology Association)-Style dan
pedoman penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian ini dibagi
menjadi beberapa bahasan seperti yang akan dijabarkan berikut ini:
13
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab pertama ini diulaskan secara jelas tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian pustaka
Pada bab dua ini dijabarkan secara rinci mengenai pengertian agresivitas,
faktor penyebab/pemicu agresivitas, bentuk-bentuk agresi, teori-teori
agresi. Pengertian pemberian maaf, anjuran memaafkan dalam Islam, maaf
dan kesehatan mental, faktor yang mempengaruhi pemberian maaf, proses
memaafkan, pengertian remaja, tugas-tugas perkembangan remaja.
Kerangka berfikir.
Bab 3 Metodologi penelitian
Pada bab tiga ini diulaskan secara jelas tentang jenis penelitian yang
meliputi pendekatan dan metode penelitian, definisi konseptual dan
operasional variable. Pengambilan sample yang meliputi populasi dan
sampel penelitian, tehnik pengambilan sampel. Metode pengumpulan data
yang meliputi tehnik pengumpulan data dan instrumen penelitian, tehnik
uji instrumen penelitian. Tehnik analisis data
Bab 4 Presentasi dan análisis data
Pada bab empat ini diulas secara jelas mengenai gambaran umum subjek
penelitian, presentasi dan análisis data, dan pembahasan hasil pengujian
hipótesis.
14
Bab 5 Kesimpulan, diskusi, saran
Pada bab lima ini dijelaskan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran.
15
BAB 2
Kajian Pustaka
2.1. Agresifitas
2.1.1. Pengertian Agresifitas
Kata agresif/agresifitas berasal dari bahasa “latin” yang berarti melukai atau
menyerang orang lain.(Luthfi,Saloom,Yasun:2009)
Menurut Berkowitz (1995) bahwa yang dimaksud dengan agresifitas adalah
mengacu pada kecenderungan yang relative tetap untuk menjadi agresif dalam
berbagai situasi yang berbeda. Dimana agresi itu sendiri sebagai segalabentuk
perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun
mental.
Menurut Chaplin dalam kamus lengkap psikologi. Agresivitas adalah
kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan.
Pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau pemaksaan diri;
pengejaran dengan penuh semangat suatu cuta-cita. Dominasi social, kekuasaan
social, khususnya yang diterapkan secara ekstrim.
Menurut Edmunds dan Kendrik (1980) agresivitas merupakan suatu disposisi
atau kecenderungan untuk melakukan agresi dan berkenaan karakteristik individu.
(dalam Luthfi,Saloom,Yasun:2009). Dimana yang dimaksudkan dengan agresi itu
adalah tindakan nyata atau pengejawantahan dari agresifitas. Agresi adalah
16
perilaku yang di munculkan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang
sifatnya menyakiti lawannya baik secar fisik maupn psikis sehingga tidak dapat
diterima secara sosial (agresi sebagai aksi). (Luthfi,Saloom,Yasun:2009)
Buss (dalam Edmunds dan Kendrik,1980) menyatakan bahwa agresivitas
merupakan suatu variabel kepribadian, suatu kelas respon yang menetap dan luas.
(Lutfi,Saloom, Yasun:2009)
Menurut Baron dan Richardson (Krahe,2001dalam Luthfi dkk,2009),
agresivitas adalah “Any form of behavior directed toward the goal of harming or
injuring another living being how is motivated to avoid such treatment” , atau
setiap perilaku yang ditujukan untuk membahayakan atau melukai mahluk hidup
lain dan telah diperkirakan akan menghasilkan konskwensi tersebut (ada harapan
dan niat)
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
agresifitas
adalah
perilaku/tindakan yang dapat menyakiti/melukai seseorang dengan sengaja, baik
secara fisik maupun psikis, untuk tujuan tertentu sehingga tidak dapat diterima
secara social.
2.1.2. Faktor Penyebab/Pemicu Agresifitas
Agresivitas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal:
A.
Faktor Internal
Beberapa faktor internal yang mempengaruhi agresivitas,yaitu:
17
1. Frustasi
Adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha
mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya atau mengalami
hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan.
Frustasi menimbulkan agresi. Individu yang mengalami frustasi
apabila maksun dan keinginannya yang diperjuangkan dengan
intensif,mengalami hambatan atau kegagalan. Akibat dari frustasi
tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang
meluap-luap itu mencari jalan keluarnya.
2. Deindividuasi
Adalah suatu keadaan dimana individu kehilangan kesadarn atas
dirinya (self awarness) yang diakibatkan oleh situasi yang merasa
tertekan. Deindividuasi memiliki efek behavioral yang kuat
terhadap individu, yaitu efek agresi,kecemasan dan depresi.
3. Stress
Dalam istilah psikologi, stress dikatakan sebagai stimulus. Seperti
ketakutan,
kesakitan,
yang
mengganggu atau
menghambat
mekanisme-mekanisme psikologi yang normal dari organisme.
Engle mengajukan definisi stress yang lebih lengkap yaitu meliputi
sumber-sumber stimuli internal dan eksternal. Stress menunnjuk
18
kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi
internal seperti kondisi emosional, pengaruh hormon, dan lain-lain
yang bersifat
fa’ali, maupun lingkungan eksternal seperti
perubahan social, memburuknya kondisi perekonomian itu
memberikan andil bagi meningkatnnya kriminalitas, termasuk
didalamnya tindak kekerasan atau agresi,
yang menuntut
penyesuaian atas organism.
4. Kepribadian/personality
Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi
lebih tinggi.
Demikian
juga
halnya dengan orang
yang
bertempramen pemarah, memiliki kecenderungan agresi lebih
tinggi dibandingkan temperamen bukan pemarah.
B. Faktor Eksternal
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu mengadakan relasi sosial
dengan sesamanya. Ketika individu selain bertemu, pada saat itulah
interaksi sosial tercipta. Hal yang sering muncul dalam interaksi
sosial adalah saling mempengaruhi antara satu sama lain. Pengaruh
tersebut dapat menjadi kuat dan menjadi penyebab timbulnya
perilaku agresivitas pada individu, dan yang termasuk di dalamnya
adalah:
19
(1) Lingkungan Sosial
(2) Interaksi Teman Sebaya
(3) Lingkungan Keluarga
1. Kekuasaan dan kepatuhan
Kekuasaan yang dimaksud disini adalah kekuasaan yang
cenderung
disalahgunakan
dan
penyalahgunaan
tersebut
merubah kekuasaan menjadi kekuasaan yang memaksa, yang
memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap
perilaku agresif seperti yang ditujukan Hitler, Mussolini, Stalin
dan
sejumlah
besar
manipulator
kekuasaan
lainnya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Weber bahwa kekuasaan
adalah kesempatan dan seseorang atau kelompok untuk
merealisasikan
komunal
keinginan-keinginannya
bahkan
meskipun
harus
dalam
tindakan
berhadapan
dengan
perlawanan dari seseorang atau sekelompok orang yang
berpartisipasi dalam tindakan komunal tersebut.
2. Efek senjata
Dalam penelitian Berkowitz dan Lepage yang menguji tentang
efek senjata api terhadap kecenderungan perilaku agresi pada
individu menghasilkan kesimpulan bahwa individu yang
20
berhubungan dengan senjata api cenderung menjadi lebih
agresif daripada individu yang tidak berhubungan dengan
senjata api. Namun, dalam penelitian selanjutnya yang
dilakukan oleh Brooker dan Buss serta Page dan Sheidh
menghasilkan kesimpulan yang berlawanan bahwa efek dari
kehadiran senjata tidak menunjukkan hasil yang signifikan
terhadap kecenderungan perilaku agresi seseorang. Ternyata,
efek senjata terhadap perilaku agresi ini lebih dipengaruhi oleh
persepsi individu terhadap senjata api itu sendiri. Individu yang
mempersepsikan senjata api sebagai benda yang berbahaya
justru akan memperlihatkan perilaku cemas.
3. Provokasi
provokasi adalah pancingan, tantangan. Provokasi adalah
perkataan atau tindakan yang dianggap menghina atau
mengancam keselamatan individu yang melakukan agresi.
Provokasi dapat mencetuskan agresi. Karena provokasi itu oleh
pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi
dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang
diisyaratkan oleh ancaman itu. Ada hal lain yang dipercaya
bahwa provokasi dapat mncetuskan agresi, yakni dengan harga
diri (self esteem) dan hal tersebut telah dibuktikan melalui
penelitian,
bahwa
jika
seseorang
mendapat
provokasi
21
(penghinaan) terhadap harga dirinya maka ia akan cenderung
bersikap agresif kepada provokator.
Orang akan lebih mudah marah diprovokasi, ketika mereka
merasa atau menganggap pencapaian dari tujuan mereka
menjadi tidak dapat dipenuhi sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Semakin besar hasil yang diharapkan untuk dicapai
oleh seseorang aka semakin mudah pula seseorang diprovokasi
ketika harapn itu tidak tercapai. Jadi provokasi adalah perilaku
orang lain yang memancin kita untuk membalasnya dengan
berperilaku agresif.
4. Alkohol dan obat-obatan (NAZA: narkotika dan zat berbahaya
lainnya)
Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan oleh
individu yang berkepribadian labil atau memiliki masalah
psikiatis dan neurologis tertentu dapat mengarahkan kepada
perilaku agresif dan tindak kekerasan. Alkohol dan obat-obatan
mampu
menimbulkan
perilaku
dengan
jalan
NAZA
menyebabkan seseorang menjadi lebih termotivasi dan lebih
“berani” untuk berbuat agresi, disamping itu dengan memakai
NAZA, kesadaran seseorang menjadi hilang dan tanpa control
kesadaran inilah seseorang menjadi agresif.
22
5. Suhu udara
Merupakan faktor yang jarang diteliti meski sejak dulu ada
dugaan bahwa suhu udara berpengaruh terhadap tingkah laku
termasuk perilaku agresif. Namun hal ini belum jelas,
bagaimana pengaruh suhu udara itu terhadap agresivitas
individu-individu di Negara-negara yang tidak mengenal
perubahan iklim yang mencolok seperti di Negara kita.
6. Media massa
Peran media massa dalam pemunculan agresi adalah sebagai
“trigger” atau pencetus. Media massa menyediakan informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan agresi dengan modeling
atau belajar dari orang lain yang terpampang di media massa.
7. Budaya
Beberapa daerah mengembangkan budaya kekerasan/agresi.
Orang yang lebih agresi mendapatkan penghargaan sosial yang
tinggi dalam suatu masyarakat.
23
2.1.3. Bentuk-bentuk Agresi
Bentuk-bentuk agresi yang dirangkum dari pembagian agresi Geen
(1998), Olweus (2003) serta Sulliva (2000) (dalam Luthfi, Saloom, Yasun:2009)
membagi agresi ke dalam dua bentuk besar, yaitu:
1. agresi langsung (direct aggresion) yaitu agresifitas yang
dilakukan secara terang-terangan, ditujukan secara langsung
kepada korban dan dengan jelas berasal dari aggressor
(serangan terbukaagresi ini dibagi lagi kedalam dua bagian:
a. Fisik
yaitu
menjambak,
memukul,
menendang,
menonjok,
mendorong,
mencubi,
menjegal/menyengkat, meludahi, mengunci seseorang,
menggigit, merusak/mengambil paksa barang orang
lain.
b. Verbal seperti meledek, menghina dengan perkataan,
mengancam dengan perkataan, ancaman kekerasan,
pemberian nama ejekan, memaki, menggoda (teasing),
mengejek,
menghina/mengganggu dengan sengaja,
mengkritik penampilan di depan orang.
2. Agresi tidak langsung (indirect aggresion) yaitu agresivitas
yang dilakukan dengan serangan yang tertutup atau tersamar
dimana penyerang dapat menyakiti korban tanpa teridentifikasi
24
oleh korban atau orang lain. Serangan ini biasanya memakai
struktur social yang tersedia untuk menyakiti korban, misalnya
melalui menipulasi hubunngan atau kedudukan sosial pihak
tersebut secara sengaja. Agresivitas ini dibagi lagi ke dalam
tiga bagian:
a. Merusak reputasi/status sosial: menyebarkan gossip
tidak benar, menjelek-jelekkan target (sasaran) di
“belakangnya’’, memitnah, menulis dan mnyebarkan
rahasia target.
b. Merusak atau memanipulasi hubungan: mengeluarkan
target dari kelompok, mengucilakan, menghasut teman
lain
untuk
memusuhi
target,
merebut
teman/pacar/sahabat target, tidak menghiraukan target,
mengancam akan memusuhi atau menjauhi target jika
target tidak melakukan apa yang diminta.
c. Non verbal seperti ekspresi wajah yang menghina
contohnya:
mencibirkan
tersenyum,
mengejek,
mengadahkan hidung,
bibir,
memandang
sinis,
menggulingkan bola mata,
ekspresi
jijik atau muak,
berbisik-bisik lalu tertawa dan dengan gestur yang kasar
25
seperti
membalikkan
badan
(memunggungi),
menyenggol dan berpura-pura tidak sengaja.
Sedangkan Buss dan Perry (dalam Luthfi, Saloom, Yasun: 2009)
mengelompokkan bentuk agresi tersebut ke dalam empat bentuk, yaitu:
a. Agresi fisik
mer upakn komponen dari perilaku motorik seperti melukai an menyakiti
orang lain secara fisik misalnya dengan menyerang dan memukul
b. Agresi verbal
Merupakan komponen motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain,
hanya saja melalui verbalisasi,
misalnya berdebat, menunjukkan
ketidaksukaan dari ketidaksukaan kepada orang lain, kadang kala sering
menyebarkan gossip.
c. Rasa marah
Merupakan emosi atau afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan
psikologis untuk bersikap agresif, misalnya mudah kesal, hilang kesabaran
dan tidak mampu mengontrol rasa marah.
d. Sikap permusuhan
26
Merupakan perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan
benci dan curiga pada orang lain, merasa kehidupan yang dialami tidak
adil dan iri hati.
Berdasarkan motifnya, dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:
a. Hostile aggression (agresi amarah/emosi)
Yaitu agresi yang didasarkan pada motif/dorongan untuk melampiaskan
amarah atau emosi. Kemarahan yang tidak dapat tersalurkan akhirnya akan
terwujud
dalam
perilaku
melukai
orang
lain.
Karakteristik
ini
menunjukkan bahwa tujuan dari perilaku agresi adalah ekspresi rasa marah
atau frustasi yang dialami atau untuk dilampiaskan emosi itu sendiri.
b. Instrumental aggression
Agresi yang ditunjukan sebagai alat atau saran dalam mencapai tujuan
yang lain adalah instrumental aggression. Agresi yang muncul sematamata digunakan sebagai media mencapai tujuan tertentu. Biasanya agresi
tipe ini tidak disertai dengan keterlibatan emosi dalam perilakunya. Ketika
tindakan agresi sudah selesai dilakukan, pelaku dengan mudah mengingat
apa saja yang telah dilakukan dengan detil.
27
Luthfi dkk (2009) menyatakan bentuk agresi yang lain adalah agresi yang
didasarkan pada batasan atau penilaian bahwa tindakan agresi tersebut melanggar
hukum atau tidak. Pelanggaraan terhadap hukumformal/positif (undang-undang
dll) serta hukum yang tidak tertulis (norma/adat dsb).
1. Prososial aggression
Walaupun secara umum agresi adalah tindakan menyerang atau
melukai orang lain, tetapi tindakan tersebut mendapat
pemakluman atau tidak menimbulkan masalah, bahkan
terkadang didukung. Misalnya tindakan polisi menembak
perampok. Tindakan menembak itu sendiri adalah agresi, tetapi
dikaitkan dengan perampok sebagai korban, maka perilaku ini
adalah prososial agresi. Tujuan utama dari psrososial agresi
adalah menegakkan hukum atau adat atau melindungi
kepentingan bersama.
2. Anti sosial aggression
Perilaku melukai/menyerang orang lain yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat atau tindakan agresi yang melanggar
hukum. Tujuan agresi ini lebih pada keuntungan sang pelaku
agresi. Bukan untuk kepentingan bersama atau kepentingan
mulia lainnya.
28
2.1.4. Teori-teori Agresi
Teori agresi memberi gambaran bagaimana perilaku agresi itu muncul.
Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan agresi terdiri dari
4(empat), yaitu: teori bawaan, lingkungan, kognitif dan afektif (GAAM: general
affective aggression model).Luthfi dkk (2009)
1. Bawaan
Teori bawaan menekankan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang
inheren/terberi dalam setiap orang.
a. Agresi sebagai instink
Kelompok
ini
beranggapan
bahwa
agresi
sebagai
dorongan
naluriah/instingtif yang dimiliki oleh seseorang. setiap orang memiliki
insting/naluri untuk agresi. Perbedaan kemunculan agresifitas antar
individu dipengaruhi oleh control dari individu tersebut.
b. Genetis
Kelompok ini menganggap bahwa agresi adalah sesuatu yang terdapat
dalam biologis seseorang. ada 2 tokoh yang mengembangkan
pandangan ini. Yang pertama adalah Moyer beranggapan bahwa
agresifitas merupaka suatu proses yang ada di dalam otak dan saraf
pusat. Orang-orang yang memiliki kecenderungan agresifitas tinggi
memiliki struktur dan komponen otak yang berbeda dengan orang
29
dengan agresifitas rendah. Pokok pikiran lainnya adalah bahwa agresi
terkait
dengan
hormoh
testoteron.
Semakin
tinggi
hormone
testosterone yang dimiliki seseorang maka orang tersebut cenderung
untuk menjadi lebih agresif.
Tokoh kedua adalah Lagerspetz (1979) berpandangan bahwa agresi
adalah karakter atau sifat yang diturunkan dari orang tua ke anak dan
seterusnya. Lagerspetz berpendapat bahwa orang tua yang agresi,
maka anaknya akan agresif pula. Dasar pikiran Lagerspetz adalah teori
Mendell.
2. Lingkungan
Agresi merupakan perilaku yang disebabkan oleh faktor lingkungan.
Agresi adalah reaksi terhadap stimulus lingkungan. Perilaku tersebut
adalah:
1) Frustasi agresi klasik
Menekankan pada munculnya perilaku agresi disebabkan karena
rasa frustasi yang dialami oleh seseorang. rasa frustasi muncul bila
seseorang
tidak
dapat
mencapai/mendapatkan
apa
yang
diinginkannya. Ketidakberhasilan mendatangkan rasa frustasi yang
kemudian meunculkan agresi. Neo frustasi agresi
30
Teori ini muncul sebagai usaha untuk mengvaluasi teori frustasi
klasik. mendapatkan sesuatu tidaklah serta merta memunculkan
agresi. Jadi antara frustasi dan agresi memiliki variable antara
yaitu marah. Dan frustasi baru akan memunculkan marah bila
ternyata tidak perilaku lain yang dapat dijadikan alternative
2) Deprivasi
Keadaan ini kurang bersifat subjektif. Seseorang akan merasa
kurang atau merasa cukup dengan membandingkan keadaan
dirinya dengan orang lain. Kondisi kekurangan yang bersifat
objektif (benar-benar kekurangan) disebut deprivasi absolute,
sedangkan deprivasi relative adalah dianggap tidak sebandingkan
atau tidak sama dengan yang dimiliki orang lain. Dan deprivasi
relative lebih berpeluang memunculkan agresi dibandingkan
dengan deprivasi absolute. Tetapi yang perlu dicatat adalah
kondisi deprivasi tidak serta merta mendatangkan agresi. Tetapi
masih membutuhkan “cue” atau pemicu. Hal-hal yang dapat
memicu adalah peluang, kesempatan dan media massa.
3) Belajar social
Teori belajar social menekankan pada faktor yang menimbulkan
agresi berasal dari luar. Tokoh utama teori belajar social tentang
agresi adalah Albert bandura. Menurut Bandura, perilaku agresif
31
dipelajari model yang dilihat di lingkungan social, baik dalam
keluarga, masyarakat amupun media massa.
Selain belajar social dengan modeling, reward dan punishment
adalah faktor yang juga memperkuat munculnya agresi. Seseorang
yang merasa mendapatkan imbalan/reward dengan agresi, tentunya
dia akan mengulanginya lagi dikesenpatan lain.
3. Kognitif
Agresi menurut pendekatan kognisi adalah hasil pengolahan informasi di
level/ranah kognisi. Proses kognisi yang menimbulkan agresi adalah
adanya kesalahan melakukan ketegorisasi dan stribusi.
Teori kognitif yang ebih memberikan gambaran agresi adalah teori
excitation transfer. Teori ini menjelaskan bahwa agresi muncul karena
interpretasi terhadap stimulus atau kejadian. Kejadian yang akan
memunculkan agresi adalah kejadian yang interpretasi/atribusi sebagai
awal dari sebuah kecelakaan atau kerugian. Sebaliknya, kalau suatu
kejadian yang menimpa seseorang diinterpretasikan sebagai hal yang
“hanya sebagai hampir celaka”, maka tidak akan memunculkan agresi.
Dikemukakan oleh Anderson dkk (1997). Teori GAAM (General
Affective Agression Model) adalah teori yang mencoba mnejelaskan
agresi dari sisi internal maupun eksternal. Agresi akan muncul bila
32
kondisi-kondisi yang berperan muncul secara bersamaan. Faktorfaktor/kondisi tersebut adalah faktor internal sebagai individu differences,
yang meliputi trait, attitude dan belief tentang kekerasan, nilai-nilai
kekerasan, skill atau pengetahuan dan kemampuan berkelahi dan senjata.
Sedangkan faktor eksternal meliputi situasi-situasi yang mendatangkan
frustasi seperti serangan dari pihak lain, munculnya model/ provokator,
keberadaan
cue/pencetus
(seperti
keberadaan
senjata)
dan
ketidaknyamanan yang dirasakan secara subjektif.
Agresi baru akan muncul bila seluruh faktor-faktor di atas muncul secara
bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata tidak hadir, besar kemungkinan
agresi tidak akan dimunculkan seseorang.
2.2. Pemberian Maaf
2.2.1. Pengertian Pemberian maaf
Secara bahasa pemberian maaf berasal dari kata beri dan maaf. Lalu kata
beri diberi imbuhan pem-an. Sehingga menjadi pemberian maaf. Yang menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, beri dan maaf mempunyai arti sebagai berikut.
Kata pemberian dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti: 1 sesuatu yg
diberikan: anak itu menolak - orang asing itu; 2 sesuatu yg didapat dr orang lain
(krn diberi): barang ini bukannya kami beli, melainkan - Paman; 3 proses, cara,
perbuatan memberi atau memberikan: - ampun;. Sedangkan maaf menurut Kamus
33
Besar Bahasa Indonesia adalah pembebasan seseorang dr hukuman (tuntutan,
denda, dsb) krn suatu kesalahan; ampun: minta maaf; 2 ungkapan permintaan
ampun atau penyesalan: maaf , saya datang terlambat; 3 ungkapan permintaan
izin untuk melakukan sesuatu: maaf, bolehkah saya bertanya;. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian maaf adalah preses, cara, perbuatan memberi atau
memberikan
pembebasan
kepada
seseorang
dari
hukuman(tuntutan,denda,dsb)karenasuatukesalahan.
Secara istilah Pemaafan merupakan kesediaan untuk menanggalkan
kekeliruan masa lalu yang menyakitkan, tidak lagi mencari-cari nilai dalam
amarah dan kebencian, dan menepis keinginan untuk menyakiti orang lain atau
diri sendiri.(Smedes,1988)
McCullough dkk. (1997) mengemukakan pendapat yang senada bahwa
pemaafan merupakan seperangkat motivasi untuk mengubah seseorang untuk
tidak membalas dendam dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian
terhadap pihak yang menyakiti serta meningkatkan dorongan untuk konsiliasi
hubungan
dengan
pihak
yang
menyakiti.
Memberikan
maaf
berarti
menghilangkan apa yang telah terjadi atau memberikan kebebasan kepada orang
yang mendzalimi. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya
motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah
menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan
mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya
34
Kemudian beliaupun menjelaskan Forgiveness is a process (or the result of a
process) that involves a change in emotion and attitude regarding an offender.
Most scholars view this an intentional and voluntary process, driven by a
deliberate decision to forgive. This process results in decreased motivation to
retaliate or maintain estrangement from an offender despite their actions, and
requires letting go of negative emotions toward the offender. Theorists differ in
the extent to which they believe forgiveness also implies replacing the negative
emotions with positive attitudes including compassion and benevolence. In any
event, forgiveness occurs with the victim’s full recognition that he or she deserved
better treatment, one reason why Mahatma Gandhi contended that “the weak can
never forgive. Forgiveness is an attribute of the strong” .
Artinya: Memaafkan adalah sebuah proses (atau hasil dari suatu proses) yang
melibatkan perubahan di emosi dan sikap mengenai pelaku. Kebanyakan ahli
berpandangan bahwa ini merupakan disengaja dan proses sukarela, didorong oleh
keputusan sengaja untuk mengampuni. hasil proses ini menurunnya motivasi
untuk membalas atau mempertahankan kerenggangan dari pelaku meskipun
tindakan
mereka,
dan
membutuhkan
melepaskan
emosi negatif terhadap pelaku. Teoretikus berbeda dalam sejauh mana
mereka percaya pengampunan juga menyiratkan menggantikan emosi negatif
dengan
sikap
positif
termasuk
kasih
sayang
dan
kebajikan.
Dalam
setiap peristiwa, pengampunan terjadi dengan pengakuan penuh korban bahwa ia
35
pantas mendapatkan perlakuan yang lebih baik, salah satu alasan mengapa
Mahatma Gandhi berpendapat bahwa "Yang lemah tidak pernah bisa memaafkan.
Pengampunan adalah atribut yang kuat.
Kemudian McCulough (1988) mendefinisikan forgiveness adalah: The
reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam Rusydi:2009)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian maaf
adalah
kesediaan
untuk
menanggalkan/menghilangkan
apa
yang
telah
terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu, tidak lagi
mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat mencegah atau
menepis keinginan untuk berespons destruktif (merusak/menyakiti) terhadap diri
sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan dorongan untuk
berkonsiliasi dengan pihak yang telah menyakiti.
2.2.2. Anjuran memaafkan dalam Islam
Terdapat pada Qur’an, diantaranya:
1. Q.S surat Al-a’raaf ayat 199
       
Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.
2. Q.S An Nuur ayat 22
36
          
               
  
Artinya:”Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin
dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka
mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah
mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
ayat Ini berhubungan dengan sumpah abu bakar r.a. bahwa dia tidak akan
memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat
dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat
Ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh
mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat
hukuman atas perbuatan mereka itu.
3. Q.S Asy Syuura ayat 43
        
37
Artinya:” Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya
(perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”.
4. Q.S Ali ‘Imron ayat 133-134
          
          
     
Artinya:”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa(133). (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan”.(134)
Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengapa Al-quran
menganjurkan untuk memberi maaf dikarenakan memberikan maaf adalah hal
yang sangat dianjurkan. Dengan memaafkan banyak hal positif yang bisa kita
dapat. Yaitu kita akan disukai Allah, bila kita memberikan maaf kepada orang
yang telah meyakiti kita, maka balasannya adalah Allah akan mengampuni pula
dosa kita.
38
2.2.3. Maaf dan Kesehatan Mental
Maaf dan pemberian maaf saling berkaitan. lima keuntungan dari forgiveness.
Yaitu:
1. membantu menyembuhkan secara psikologis kepada perubahan
efek positif
2. meningkatkan kesehatan fisik dan mental
3. mengembalikan kekuatan personal korban
4. membantu rekonsiliasi antara orang yang menyakiti dan orang yang
disakiti
5. mempromosikan akan harapan resolusi konflik pada dunia nyata
Keuntungan dari lain dari forgiveness, yaitu:
1. mempercepat penyembuhan baik secara emosional dan fisik
2. bebas dari ketegangan dan rasa sakit kronik
3. meningkatkan kekuatan fisik
4. mengurangi stress
5. mendorong peningkatan system imun
6. pencernaan dan fungsi perut yang lebih baik
7. lebih tenang ketika tidur
39
8. terbebas dari depresi dan rasa benci
9. terbebas dari merasa tersabotase
10. memiliki energi lebih, kontrol lebih baik secara fisik maupun mental
11. hidup lebih panjang
12. memiliki pandangan yang lebih positif
13. meningkatkan kegembiraan
14. waktu reaksi yang lebih cepat
15. lebih bersahabat dan lebih toleran
16. lebih sukses
17. meningkatkan kesadaran dan kecerdasan
18. memiliki kemampuan untuk membangun hubungan baru
19. pikiran yang damai
2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Maaf
faktor yang berpengaruh terhadap pemberian maaf seperti yang dikemukakan
oleh beberapa ahli yang disebutkan di atas.
40
a. Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau
pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya
dengan pengambilalihan peran. Melalui empati terhadap pihak yang
menyakiti, seseorang dapat memahami perasaan pihak yang menyakiti
merasa bersalah dan tertekan akibat perilaku yang menyakitkan. Dengan
alasan itulah beberapa penelitian menunjukkan bahwa empati berpengaruh
terhadap proses pemaafan
. Empati juga menjelaskan variabel sosial psikologis yang mempengaruhi
pemberian maaf yaitu permintaan maaf (apologies) dari pihak yang
menyakiti. Ketika pelaku meminta maaf kepada pihak yang disakiti maka
hal itu bisa membuat korban lebih berempati dan kemudian termotivasi
untuk memaafkannya
.
b. Atribusi terhadap pelaku dan kesalahannya
Penilaian akan mempengaruhi setiap perilaku individu. Artinya, bahwa
setiap perilaku itu ada penyebabnya dan penilaian dapat mengubah
perilaku individu (termasuk pemaafan) di masa mendatang. Dibandingkan
dengan orang yang tidak memaafkan pelaku, orang yang memaafkan
cenderung menilai pihak yang bersalah lebih baik dan penjelasan akan
kesalahan yang diperbuatnya cukup adekuat dan jujur. Pemaaf pada
umumnya menyimpulkan bahwa pelaku telah merasa bersalah dan tidak
41
bermaksud menyakiti sehingga ia mencari penyebab lain dari peristiwa
yang menyakitkan itu. Perubahan penilaian terhadap pe ristiwa yang
menyakitkan ini memberikan reaksi emosi positif yang
kemudian akan memunculkan pemberian maaf terhadap pelaku
c. Tingkat kelukaan
Beberapa orang menyangkal sakit hati yang mereka rasakan untuk
mengakuinya sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan. Kadang-kadang
rasa sakit membuat mereka takut seperti orang yang dikhianati dan
diperlakukan secara kejam. Mereka merasa takut mengakui sakit hatinya
karena dapat mengakibatkan mereka membenci orang yang sangat
dicintainya, meskipun melukai. Merekapun menggunakan berbagai cara
untuk menyangkal rasa sakit hati mereka. Pada sisi lain, banyak orang
yang merasa sakit hati ketika mendapatkan bukti bahwa hubungan
interpersonal yang mereka kira akan bertahan lama ternyata hanya bersifat
sementara. Hal ini sering kali menimbulkan kesedihan yang mendalam.
Ketika hal ini terjadi, maka pemaafan tidak bisa atau sulit terwujudkan
d. Karekteristik kepribadian
Ciri kepribadian tententu seperti ekstravert menggambarkan beberapa
karakter seperti bersifat sosial, keterbukaan ekspresi, dan asertif. Karakter
yang hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri, menyenangkan, jujur,
42
dermawan, sopan dan fleksibel juga cenderung menjadi empatik dan
bersahabat. Karakter lain yang diduga berperan adalah cerdas, analitis,
imajinatif, kreatif, bersahaja, dan sopan
e. Kualitas hubungan
Seseorang yang memaafkan kesalahan pihak lain dapat dilandasi oleh
komitmen yang tinggi pada relasi mereka. Ada empat alasan mengapa
kualitas hubungan berpengaruh terhadap perilaku memaafkan dalam
hubungan interpersonal. Pertama, pasangan yang mau memaafkan pada
dasarnya mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjaga hubungan.
Kedua, dalam hubungan yang erat ada orientasi jangka panjang dalam
menlain hubungan di antara mereka. Ketiga, dalam kualitas hubungan
yang tinggi kepentingan satu orang dan kepentingan pasangannya
menyatu. Keempat, kualitas hubungan mempunyai orientasi kolektivitas
yang menginginkan pihak-pihak yang terlibat untuk berperilaku yang
memberikan keuntungan di antara mereka.
2.2.5. Proses Memaafkan
Memaafkan adalah suatu proses berkelanjutan. Dalam bukunya Forgive
and Forget: Healing The Hurts We Don‘t Deserve membagi empat tahap
pemberian maaf. Pertama adalah membalut sakit hati. Sakit hati yang dibiarkan
berarti merasakan sakit tanpa mengobatinya sehinggalambat laun akan
mengrogoti kebahagian dan kententraman. Oleh karena itu, meredakan
43
dan memadamkan kebencian terhadap seseorang yang menyakiti bila dibalut,
apalagi ditambah dengan obat, ibaratnya memberi antibiotik untuk mematikan
sumber sakit.
Kedua yaitu meredakan kebencian. Kebencian adalah respon alami
seseorang terhadap sakit hati yang mendalam dan kebencian yang memerlukan
penyembuhan. Kebencian sangat berbahaya kalau dibiarkan berjalan terus. Tidak
ada kebaikan apapun yang datang dari kebencian yang dimiliki seseorang.
Kebencian sesumgguhnya melukai si pembenci sendiri melebihi orang yang
dibenci. Kebencian tidak bisa mengubah apapun menjadi lebih baik bahkan
kebencian akan membuat banyak hal menjadi lebih buruk.
Dengan berusaha memahami alasan orang lain menyakiti atau mencari
dalih baginya atau instropeksi sehingga ia dapat menerima perlakuan yang
menyakitkan maka akan berkurang atau hialnglah kebencian itu.
Ketiga adalah upaya penyembuhan diri sendiri. Seseorang tidak mudah
melepaskan kesalahan yang dilakukan orang lain. Akan lebih mudah dengan jalan
melepaskan orang itu dari kesalahannya dalam ingatannya. Kalau ia bisa
melepaskan kesalahan dalam ingatan berarti ia memperbudak diri sendiri dengan
masa lalu yang menyakitkan hati. Kalau ia tidak bisa membebaskan orang lain
dari kesalahannya dan melihat mereka sebagai orang yang kekurangan
sebagaimana adanya berarti membalikan masa depannya dengan melepaskan
orang lain dari masa lalu mereka. Memaafkan adalah pelepasan yang jujur
walaupun hal itu dilakukan di dalam hati. Pemberi maaf sejati tidak berpura-pura
44
bahwa mereka tidak menderita dan tidak berpura-pura bahwa orang yang bersalah
tidak begitu penting. Asumsinya, memaafkan adalah melepaskan orang yang serta
berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.
Keempat yaitu berjalan bersama. Bagi dua orang yang berjalan bersama
setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang menyakiti harus tulus
menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan menyakiti hati lagi.
Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta maaf menepati janji
yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan bersama di masa yang
akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain.
Proses memaafkan adalah proses yang berjalan perlahan dan memerlukan
waktu Semakin parah rasa sakit hati semakin lama pula waktu yang diperlukan
untuk memaafkan. Kadang-kadang seseorang melakukannya dengan perlahanlahan sehingga melewati garis batas tanpa menyadari bahwa dia sudah
melewatinya. Proses juga dapat terjadi ketika pihak yang disakiti mencoba
mengerti kenapa hal itu terjadi bersama-sama dengan upaya meredakan
kemarahan.
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian Remaja
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam
belas atau tujuh belas tahun. (Hurlock:2006). Awal masa remaja biasanya disebut
sebagai “usia belasan”, kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak
45
menyenangkan”. Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya masih tergolong
“anak belasan tahun”, sampai ia mencapai usia dua puluh satu tahun, namun
istilah belasan tahun-yang secara popular dihubungkan dengan pola perilaku khas
remaja muda-jarang dikenakan pada remaja yang lebih tua. Biasanya disebut
“pemuda” atau “pemudi”, atau malahan disebut “kawula muda”, yang
menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang
selama awal masa remaja. Hurlock:206-207)
Definisi remaja yang bersifat konseptual. Dikemukakan tiga criteria yaitu:
biologi, psikologi dan sosioekonomi, yaitu:
1. individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual skundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
anak-anak menjadi dewasa
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relative lebih mandiri.
Remaja dalam UU kesejahteraan anak no.4/1979 adalah semua orang di
bawah umur 21 tahun dan beum menikah, sebagai anak-anak dan karenanya tidak
berhak mendapat dan kemudahan-kemudahan yang diperuntukan bagi anak-anak.
Misalnya: perlindungan dari orang tua
46
Definis remaja untuk masyarakat Indonesia, sebagai pedoman umum dapat
digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikahuntuk remaja Indonesia
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Usia belasan tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda
sekunder mulai tampak (kriteria fisik)
2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia belasan tahun sudah dianggap akil
baligh, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak
menggapnya lagi sebagai anak-anak(kriteria sosial).
3. Pada usia tersebut, mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan
jiwa, seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson),
tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud)
dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (piaget) maupun moral
(kohlberg) (criteria psikologi)
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang
bagi
mereka
yang
sampai
batas
usia
tersebu
masih
menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh
sebagai orang dewasa (secara adat dan tradisi), belum dapat memberikan
pendapatan sendiri, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, orang-orang
yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan
kedewasaan secara social maupun psikologi, masih dapat digolongkan
remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama
47
dikalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan
berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk mencapai
kedewasaannya sebelum usia tersebut.
5. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan. Hal itu
karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara
menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap
dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun
kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu, definisi di sini
dibatasi khusus untuk yang belum nikah.
Dengan demikian, remaja dapat didefinisikan sebagai seseorang berumur
10-24 tahun,telah ada tanda-tanda kematangan. Baik secara fisik maupun
psikis,masih menggantungkan diri pada orang tua dan belum menikah.
2.3.2 Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam
sikap dan pola perilaku. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut
Hurlock (1998) antara lain:
1. Menerima keadaan fisik
2. Menerima peran seks dewasa
3. Mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis
4. Mandiri secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
48
5. Belum mandiri secara ekonomis, sehingga untuk mandiri secara ekonomis
mereka harus bekerja
6. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi
kecakapan social
7. Membentuk nilai-nilai baru sesuai orang dewasa
8. Mempersiapkan diri untuk usia pernikahan
Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa (2003) mengemukakan tujuh tugas perkembangan
remaja, yaitu:
1. Menerima keadaan fisiknya. Baik berhubungan dengan penampilan
maupun cirri-ciri Janis kelamin. Karena pada masa ini remaja mengalami
berbagai macam perubahan fisik. Perubahan fisik tergantung dengan
pertumbuhannya
dan
kematangan
seksual.
Pertumbuhan
fisik
menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang
tidak selalu sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan.
2. Memperoleh kebebasan emosional. Tugas perkembangan ini sering
menimbulkan pertentangan-pertentangan dalam keluarga. Pertentangan
dan perselisihan faham yang tidak terselesaikan di rumah sering
“memaksa” remaja mencari ketenangan di luar rumah.
3. Mampu bergaul. Dalam usaha memperluas pergaulan, remaja sering
menghadapi berbagai macam keadaan, mengalami pengaruh lingkungan
49
baik yang mengarahkan maupun yang mengombang ambingkannya. Pada
masa remaja “bekal” pegangan hidup dari orang tua sering dianggapnya
sudah kadaluarsa. Dalam kekosongan ini remaja mudah terombangambing, tidak tahu tempatnya, tidak dapat menempatkan dirinya sehingga
perlu melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya
4. Menemukan model untuk identifikasi. Menurut E.H. Erikson, pada masa
ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup
sendiri, yang bisa dikenal dan ajek walaupun mengalami berbagai macam
perubahan.
5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. Dalam hal ini remaja perlu
refleksi diri. Sehingga ia akan mengetahui sejauh mana jangkauan
kesanggupannya bisa mencapai kemungkinan dan kesempatan yang
diperolehnya secra nyata, dan menerima apa yang didapatkannya sebagai
hasil refleksi.
6. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Skala nilai
dan norma, baru bisa diperolehnya melalui proses identifikasi dengan
orang yang dikaguminya, tokoh masyarakat yang dianggapnya berhasil
dalam kehidupannya. Nilai yang mengarahkan dan membatasi perilaku,
bisa diperolehnya dari ajaran di sekolah. Baik pelajaran bidang studi ilmu
maupun agama dan pemimpin remaja di luar sekolah. Berlandaskan
semua nilai dan norma yang telah diperolehnya akan dibentuknya suatu
50
“falsafah hidup” sebagai pegangan dalam pengendalian gejolak dorongan
dalam dirinya.
7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan. Seorang
remaja diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk
menang sendiri. Sepanjang masa peralihan
ini, remaja harus belajar
melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar mengingkari kesenangan
diri sendiri, menangguhkan hal-hal menyenangkan dan mendahulukan
pelaksanaan tugas dan kewajiban
2.4. Kerangka Berfikir
Pemberian maaf adalah kesediaan untuk menanggalkan/menghilangkan apa
yang telah terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu,
tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat
mencegah atau menepis keinginan berespon destruktif (merusak/menyakiti)
terhadap diri sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan
dorongan untuk berkonsiliasi dengan pihak yang telah disakiti.
Seseorang yang memilik tingkat pemberian maaf yang rendah cenderung
tingkat agresivitasnya tinggi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Worthington
Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum
kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in
Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan
dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington
51
dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan
penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak
memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan
fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak
yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan
penyerangan (agresif).
Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait
erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan
tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan
otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat
dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentukbentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih
rendah.
Dimana agresivitas itu sendiri menurut Chaplin dalam kamus psikologi adalah
kecenderungan
habitual
(yang
dibiasakan)
untuk
memamerkan
permusuhan.pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau
pemaksaan diri; pengejaran dengan penuh semangat suatu cita-cita. Dominasi
sosial, kekuasaan sosial,khususnya yang diterapkan secara ekstrim.
Dan agar ke-2 hal tersebut dapat dilihat lebih jelas lagi pengaruhnya. Maka
sesuai
dengan
penegrtian
masing-masing
variabel
di
atas,
penelitipun
52
mengembangkan ke-2 variabel itu menjadi masing-masing: variabel pemberian
maaf dikembangkan dengan menambahkan 2 dimensi yang ada. Yaitu: reduction
in revenge dan reduction in avoidance. Dan untuk variabel agresivitas
dikembangkan dengan menambahkan empat dimensi yang ada menurut Buss dan
Pery (dalam Luthfi,dkk). Yaitu: agresi fisik, agresi verbal, rasa marah dan sikap
permusuhan.
Disamping itu, peneliti juga menambahkan beberapa lainnya. Yaitu berdasarkan
pada hal lain yang dapat menjelaskan gambaran umum orang tersebut.seperti jenis
kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.
Dan berikut adalah skema dari krangka berpikir ini:
53
Gambar 2.1.
Skema kerangka berfikir
Pemberian
maaf
Agresivitas
Reduction in
revenge
Agresi fisik
Reduction in
avoidance
Agresi verbal
Jenis Kelamin
Rasa marah
Usia
Sedang
berkonflik/tidak
Rasa marah
Lamanya konflik
terjadi
Keterangan:
Kotak yang memiliki arah panah menuju kotak tersebut sebagai dependen
variabel, sedangkan kotak yang tidak ada arah panah menuju kotak tersebut
sebagai independen variabel.
54
2.5 Hipotesis
Karena di dalam penelitian ini terdapat dua aspek pemberian maaf, 4
(empat) faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, sedang mengalami
konflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dan
4 (empat) aspek agresivitas. Maka dapat ditarik sebanyak 11 hipotesa minor.
Untuk setiap korelasi antara suatu jenis pemberian maaf dengan agresivitas.
Selanjutnya untuk keperluan analisa statistika maka hipotesa-hipotesa
diatas diubah menjadi hipotesa mayor yaitu:
Ha: ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada
remaja awal SMA YZA Bogor.
Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas
pada remaja awal SMA YZA Bogor.
Sedangkan untuk hipotesa minor yaitu :
HO1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan
agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan
agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
HO2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan
agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
55
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan
agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada
remaja awal SMA YZA Bogor
HO4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada
remaja awal SMA YZA Bogor
Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja
awal SMA YZA Bogor
HO5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami
konflik/tidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.
Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak
dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari
awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA
YZA Bogor.
56
Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal
hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA
Bogor.
HO7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan
reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA
Bogor.
Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction
in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan
reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA
Bogor.
Ha8: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction
in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor.
HO9 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan
reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA
Bogor.
Ha9 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction
in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor.
57
HO10 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan
reduction in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA
YZA Bogor.
Ha10 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction
in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA YZA Bogor.
58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode dan hal-hal yang menentukan
penelitian, dan dalam hal ini akan dibatasi secara sistematis sebagai berikut: jenis
penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, metoe dan instrumen
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan teknik analisis data.
3. 1 Jenis penelitian
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
3.1.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf terhadap
agresifitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. Pengaruh tersebut disajikan dalam
data yang berbentuk angka-angka sehingga bisa diketahui nilai pengaruhnya. Oleh
karena itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian informasi atau datanya
menggunakan tehnik statistik. Kountur (2009). Penelitian dengan pendekatan
kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang
diolah dengan metode statistika. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh
signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang
diteliti. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah
hubungan.
59
3.1.1.2 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelanjutan
metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara
sistematis, faktual dan cermat. Namun tidak dielaskan hubungan di antara
variabel. Hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan. metode penelitian
korelasional. (Hasan:1997). Dan menurut sevilla penelitian korelasi adalah
penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel
yang berbeda dalam suatu populasi. Adapun dalam penelitian ini, variabel yang
dikorelasikan tersebut adalah pemberian maaf terhadap agresifitas remaja awal
SMA YZA 2 Bogor.
3.2 Definisi konseptuap dan definisi operasional variable
3.2.1 Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual adalah definisi yang diperoleh dari kamus. Definisi ini
adalah arti akademik arti universal dari sebuah kata atau kelompok kata. Definisi
ini lebih formal dan abstrak dibandingkan dengan definisi operasional (Sevilla,
1993). Definisi konseptual diambil berdasarkan teori. Dalam penelitian ini definisi
konseptual dari masing-masing variabel adalah:
1. variabel pertama dalam penelitian ini adalah pemberian maaf. Pemberian maaf
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian maaf yg didefinisikan
oleh Mc.Cullough (1998),yaitu: the reduction in avoidance motivation and
revenge motivation. (dalam Rusydi:2009)
60
2. Variabel kedua dalam penelitian ini adalah agresifitas. agresifitas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah Agresifitas yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Buss dan Perry ke dalam
4 (empat) bentuk.yaitu: agresi fisik,agresi verbal,rasa marah dan sikap
permusuhan.
3.2.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang memeberikan penjelasan atas
suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. (Kountur: 2007)
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pemberian maaf dan
agresifitas. Variabel pertama pemberiaan maaf dan sebagai variabel kedua
adalah agresifitas.
a. Pemberian maaf: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh
dari responden dengan mengisi alat tes yang disebut TransgressionRelated Interpersonal Motivations Scale (TRIM) yang telah diterjemahkan
ke dalam bahas indonesia dan telah dimodifikasi dimana alat tes tersebut
mengukur tingkat forgiveness berdasarkan dua sub skala yakni rendahnya
tingkat menghindari pelaku (reduction in avoidance) dan rendahnya
tingkat membalas (reduction in revenge)
b. Agresifitas: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari
responden pada skala agresifitas berdasarkan faktor yang akan
61
mengungkapkan kriteria kecenderungan agresivita, yaitu agresi fisik,
agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu
yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor berjumlah
150 orang
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. (Kountur:2007). Gay mengemukakan
bahwa sampel minimum dalam penelitian korelasional adalah 30 orang. Oleh
karenanya peneliti menggunakan sampel sebanyak 40 orang.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara probability sampling
dengan teknik simple random sampling. Menurut Kountur (2007) simple random
sampling adalah cara pemilihan sample dimana anggota dari populasi dipilih satu
persatu secara random, semua anggota dari populasi mendapatkan kesempatan
yang sama untuk dipilih dan jika sudah, tidak dapat dipilih lagi. Adapun
karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
62
1. Remaja awal umur 10-24 tahun
2. Siswa/siswi kelas 1 atau 2 SMA yang tercatat di sekolah SMA YZA 2
Bogor
3.4 Metode Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode
pengumpulan data dan instrumen, tehnik uji instrument, serta tehnik analisis data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat
pengumpul data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban
dari reponden.
Skala yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Dan untuk mengukur
berpikir positif dan penerimaan diri, peneliti menggunakan skala model likert
yang telah dimodifikasi yaitu dengan menghilangkan jawaban netral. Dengan item
pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Dalam merespon item
tesebut subjek diminta untuk memilih jawaban yang paling mewakili dirinya,
dengan cara memilih sistem rating kategori yang merentang dari “sangat setuju”
sampai “sangat tidak setuju”.
Tabel 3.1
Pemberian skor pada penelitian menggunakan skala Likert 4 kemungkinan:
Pilihan Jawaban
SS
S
TS
STS
Favorable
4
3
2
1
Unfavorable
1
2
3
4
63
Adapun skala untuk mengukur tingkat forgiveness, peneliti menggunakan
alat tes TRIM yang diciptakan oleh McCullogh (1998) yang akan diterjemahkan
oleh Ahmad Rusdi dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Religiusitas dengan
Forgiveness pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosah Islamiyah alhikmah Jakarta pada tahun 2009. Sakala tersebut berisi dua sub skala, yaitu
reductin in revenge dan reduction in avoidance, tujuh item sub skala avoidance
mengukur tingkat penghindaran dan pengurangan kontak dengan transgressor
(orang yang menyakiti). Lima item sub skala revenge mengukur tingkat keinginan
untuk membalas kepada transgressor. Menurut Maltby. Et.al (2008 dalam
Rusdi:2009) menggunakannya untuk mengukur Forgiveness.
Dari hasil yang didapatkan dari penelitian Rusdi (2009), Hasil uji validitas
pada alat ini adalah semua item yang ada dinyatakan valid dengan reliabilitas
sebesar 0.907.
Kemudian untuk agresivitas, peneliti menggunakan skala yang sudah
pernah dibuat dan diujikan oleh peneliti sebelumnya yang sama-sama mengukur
agresivitas dan menggunakan kriteria menurut Buss dan Perry. skala tersebut
telah penulis lampirkan pada halaman lampiran.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala,yaitu:
pemberian maaf dan agresifitas.
64
1.skala pemberian pemberian maaf: definisi operasionalnya adalah hasil
skor yang diperoleh dari responden dengan mengisi alat tes yang disebut
Transgression-Related Interpersonal Motivations Scale (TRIM) yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah dimodifikasi dimana
alat tes tersebut mengukur tingkat forgiveness berdasarkan du sub skala,
yakni rendahnya tingkat menghindari pelaku (reduction in advoidance)
dan rendahnya tingkat membalas (reduction in revenge)
Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Blue print skala pemberian maaf
Indikator
Nomor Item
Reduction in Revenge
1,2,3,4,5
Reduction in Avoidance
6,7,8,9,10,11,12
Total
Jumlah
5
7
12
2.Agresifitas: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari
responden pada skala agresifitas. Disusun kedalam empat bentuk
perilaku agresif, yaitu agresi fisik,agresi verbal, rasa marah dan sikap
permusuhan. Perilaku agresi fisik adalah berkelahi, merusak sesuatu,
menyerang. Perilaku agresi verbal adalah pengucapan kata-kata kasar,
ketidaksetujuan, mengejek, menyebarkan gosip. Rasa marah adalah
mudah kesal, hilang kesabaran, tidak mampu mengontrol rasa marah.
Dan sikap permusuhan adalah iri hati, prasangka buruk, mengucilkan
65
Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut:
N
o
Dimensi
1
Agresi Fisik
2
Agresi
Verbal
3
Rasa
Marah
Tabel 3.3
Blue print skala agresifitas
Indikator
Item
Tota
l
Favorabl Unfavorab
e
le
a. Berkelahi
1,4
2
7
b. Merusak
3
19
sesuatu
22
14
c. Menyerang
a. Pengucapan
kata-kata kasar
b. Ketidaksetujuan
c. Mengejek
d. Menyebarkan
gosip
a. Mudah kesal
b. Hilang
kesabaran
4
Sikap
Permusuh
an
12
23
20
13
5
25
6
18
21,26
28,
29
17,8
10,30
11
9
27,24
31
15
7
c. Tidak mampu
mengontrol rasa
marah
a. Iri hati
16
b. Prasangka buruk 7,
c. Mengucilkan
9
Total
15
8
16
31
3.4.3 Uji validitas
Kountur (2008) mengemukakan suatu instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
66
3.4.4 Uji reliabilitas
Anastasi (2006) mengemukakan bahwa reliabilitas merujuk pada
konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang
dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda, atau dengan seperangkat butirbutir ekuivalen (equivalevs item) yang berbeda, atau dalam kondisi pengujian
yang berbeda.
Menurut Hasan (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu
kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstrak-konstrak pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun
dalam bentuk skala. Reliabilitas suatu kontrak variabel dikatakan baik jika
memiliki cronach alfa >0,60
Menurut G. P. Guilford (dalam Kuncono,2004) prinsip pada umumnya
yang digunakan untuk penafsiran nilai r adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi nilai r
Besar nilai r
Interpretasi
>0,9
Sangat reliabel
0,7-0,9
Reliabel
0,4-0,7
Cukup reliabel
0,2-0,4
Kurang reliabel
<0,2
Tidak reliabel
3.5 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji instrumen penelitian, uji
instrumen diberikan kepada 30 orang siswa/siswi Madrasah Aliyah Alhamidiyah
Depok. Adapun uji instrumen adalah:
67
a. Mengetahui validitas instrumen dimana skor tiap item dikorelasikan
dengan skor total
b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur
tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.5.1. Hasil uji validitas skala pemberian maaf
Berdasarkan hasil uji coba (try out) terdapat 12 item dalam instrumen ini,
diperoleh 11 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf
signifikansi 1% yaitu item nomor: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. . Sedangkan
item yang tidak valid berjumlah 1 item yaitu nomor: 1. semua alat ukur yang valid
digunakan sebagai alat ukur penelitian. Berikut ini adalah blue print revisi skala
pemberian maaf:
Tabel 3.5
Blue Print Revisi Skala Pemberian Maaf
Indikator
Nomor Item
Jumlah
Reduction in Revenge
2,3,4,5
4
Reduction in Avoidance
6,7,8,9,10,11,12
7
Total
11
3. 5. 2. Hasil Uji Coba Skala Agresifitas
Berdasaran dari hasil uji coba (try out) terdapat 31 item dalam instrumen
interaksi sosial, diperoleh 17 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% dan
pada taraf signifikansi 1% yaitu item nomor: 1, 3, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 22,
26,27, 28, 31. Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 14 item yaitu: 2, 4, 5,
68
6, 7, 8, 11, 16, 18, 19, 21, 24, 25, 29, 30. Berikut ini adalah blue print
revisi skala agresivitas:
N
o
Dimensi
1
Agresi Fisik
2
Agresi
Verbal
3
Rasa
Marah
Tabel 3.6
Blue print revisi skala agresifitas
Indikator
Item
Favorabl Unfavorab
e
le
d. Berkelahi
1
e. Merusak
3
sesuatu
22
14
f. Menyerang
e. Pengucapan
kata-kata kasar
f. Ketidaksetujuan
g. Mengejek
h. Menyebarkan
gosip
a. Mudah kesal
12
Tota
l
4
23
4
17
10
4
c. Tidak
mampu
mengontrol rasa
marah
a. Iri hati
b. Prasangka buruk 7,
c. Mengucilkan
9
27
31
15
5
Total
7
17
20
13
26
28,
b. Hilang
kesabaran
4
Sikap
Permusuh
an
10
3.6. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pemberian Maaf dengan Agresivitas
Uji reliabilitas diberikan pada siswa/siswi madrasah aliyah AlhamidiyahDepok dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Uji reliabilitas kedua
69
skala ini menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan menggunakan
program SPSS 13.0.
Untuk hasil uji reliabilitas skala pemberiaan maaf dan
agresivitas, maka diperoleh hasil:
1. reliabilitas skala pemberiaan maaf dengan 12 item adalah 0, 841. Jadi
skala pemberian maaf ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel.
2. reliabilas skala interaksi sosial dengan dengan 31 item adalah 0, 763. Jadi
skala agresivitas ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel.
Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0, 841 untuk skala
pemberian maaf dan 0,763 untuk skala agresivitas termasuk dalam kategori tinggi
atau reliabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,
60.
3.7 Teknik Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh
antara pemberian maaf dan agresivitas adalah menggunakan analisis regresi.
Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas
terhadap varibel terikat. Data yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis
regresi berganda (multiple regression). Analisis data akan dilakukan dengan
menggunakan sistem perhitungan SPSS versi 12.
70
3.7. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan
1. melakukan perumusan masalah dan menentukan variabel yang akan
diteliti.
2. Melakukan observasi pendahuluan terhadap siswa/siswi SMA YZA 2
Bogor.
3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori
yang tepat mengenai variabel penelitian.
4. persiapan yang menyangkut alat pengumpulan data adalah memilih itemitem dalam skala yang benar-benar valid dan reliabel.
b. Tahapan Penelitian
1. menentukan subjek penelitian dengan teknik sampel probability sampling
dengan model simple random sampling. Menurut Kountur (2007) simple
random sampling adalah cara pemilihan sample dimana anggota dari
populasi dipilih satu persatu secara random, semua anggota dari populasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih dan jika sudah, tidak
dapat dipilih lagi.
2. kemudian melakukan penelitian, dengan melakukan penyebaran skala uji
coba (try out) yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2010 kepada
40 siswa/siswi madrasah Aliyah Alhamidiyah-Depok.
3. melakukan skoring dan membuang item yang gagal atau tidak valid.
4. melakukan penyebaran skala kedua sebagai hasil dari Field Study.
71
c. Tahap Analisa Data
1. Melakukan skoring data hasil penyebaran skala kedua (Field Study)
2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh , kemudian
membuat tabel data.
3. melakukan analisis data dengan mengunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian dan perbandingan antara variabel penelitian.
Dianalisis secara validitas dan reliabilitasnya, secara teknik analisis
statstik.
4. membuat laporan dan analisis tersebut.
72
BAB 4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini peneliti akan uraikan mengenai presentasi dan analisis hasil
terdiri dari gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian dan hasil utama
penelitian.
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden pada penelitian ini diuraikan berdasarkan
usia, jenis kelamin, kelas/jurusan, alamat, apakah sedang berkonflik atau
mempunyai masalah dengan seseorang/tidak dan sudah berapa lama masalah itu
terjadi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor
sebanyak 60 orang.
4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Gambaran responden berdasarkan usia dijelaskan dengan tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah
Persentase
≤15
27
45%
16
22
36,7%
≥17
11
18,3%
TOTAL
60
100%
73
Responden pada penelitian ini adalah remaja awal yang berusia 14-18
tahun. Dari tabel gambaran umum responden berdasarkan usia diatas, didapatkan
bahwa subjek penelitian yang berusia ≤15 tahun sebanyak 27 orang (45%), subjek
penelitian yang berusia 16 sebanyak 22 orang (36,7%), subjek penelitian yang
berusia ≥17 sebanyak 11 orang (18,3%).
4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dengan tabel
berikut ini :
Tabel 4.2
Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-Laki
24
40%
Perempuan
36
60%
Total
60
100%
Berdasarkan tabel diatas, responden berdasarkan jenis kelamin. Yang
diperoleh pada penelitian ini adalah sebanyak 24 orang responden (40%) yang
berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 36 orang responden (60%) yang berjenis
kelamin perempuan.
74
4.1.5. Gambaran Responden Berdasarkan Sedang Berkonflik/Mengalami
Masalah
Gambaran responden berdasarkan sedang berkonflik/mengalami masalah
dijelaskan dengan tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Gambaran Responden sedang berkonflik/mengalami masalah atau tidak
Mengalami masalah
Frekuensi
Persentase
Ya
26
43,3%
Tidak
34
56,7%
Total
60
100%
Berdasarkan tabel diatas, responden yang sedang mengalami masalah
sebanyak 26 orang (43,3%), sedangkan yang tidak mengalami masalah sebanyak
34 orang (56,7%).
4.1.6. Gambaran Responden Berdasarkan Lama Mengalami Masalah
Sampai Hari Penelitian
Gambaran responden berdasarkan lama mengalami masalah sampai hari
penelitian dijelaskan dengan tabel berikut ini:
75
Tabel 4.4
Gambaran Responden Berdasarkan Lama mengalami masalah sampai hari
penelitian
Lamanya masalah
Frekuensi
Persentase
1-15 hari
6
23,1%
1-5 bulan
17
65,4%
≥1 tahun
3
11,5%
Total
26
100%
Berdasarkan tabel di atas, lamanya responden yang sedang mengalami
masalah dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok 1 – 15 hari, kelompok ke-2
1 – 5 bulan,kelompok ke-3 ≥1 tahun. Dari 60 orang responden yang yang mengisi
angket,26 orang sedang berkonflik/mengalami masalah. Dari 26 orang itu,
responden yang sedang mengalami masalah dengan rentang waktu 1-5 hari yaitu
sebanyak 6 orang (23,1%), responden yang sedang mengalami masalah dengan
rentang waktu 1-5 bulan sebanyak 17 orang (65,4%), responden yang sedang
mengalami masalah dengan rentang waktu ≥1 tahun sebanyak 3 orang (11,5%).
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil pelitian diperoleh dari hasil perhitungan statistik skor skala
pemberian maaf dan aggressivitas yang dibagikan kepada subjek penelitian. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dikategorisasikan dengan menggunakan 3
kategorisasi, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mendapatkan
kategorisasi tersebut sebelumnya dilakukan penghitungan untuk mencari nilai x
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
76
Berikut ini adalah hasil perolehan nilai x pada masing-masing variabel:
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N
Agresifitas
Pemberian maaf
Valid N (listwise)
60
60
Minimum
23,00
15,00
Maximum
52,00
44,00
Nilai x
14.5
14.5
60
Setelah diperoleh nilai x, maka penghitungan kategorisasi dilakukan
penghitungan formula berikut:
Tabel 4.6
Kategorisasi Skor
Minimun + 3x
Tinggi
Sedang
Minimun + 2x
Rendah
Minimun + x
Berikut ini penjelasan hasil penghitungan kategorisasi skor pada tiap-tiap
variabel penelitian:
4.2.1. Skala Pemberiaan Maaf
Untuk mengetahui kategorisasi pemberian maaf, peneliti membagi ke
dalam tiga kategori tingkatan pemberian maaf yaitu tingkatan rendah,sedang dan
77
tinggi. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu kedalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang di ukur, misalnya dari rendah ke tinggi, dari paling jelek
ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas dan semacamnya
Skala pemberian maaf ini terdiri dari 11 item. Karena semua item
dalam skala pemberian maaf ini unfavorable, maka setiap itemnya diberi skor
4 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), 3 untuk pilihan Tidak Setuju (TS),
2 untuk pilihan Setuju (S) dan 1 untuk pilihan Sangat Setuju (SS). Berikut
kategori klasifikasi untuk pemberian maaf :
Tabel 4.7
Kategorisasi klasifikasi pemberian maaf
Valid
Tinggi
Range
Frequency
44-58.5
-
Cumulative
Percent
Percent
-
-
Sedang
30-44
35
58.3%
58.3%
Rendah
15-29.5
25
41.7%
100%
60
100%
Total
Berdasarkan pengkategorian klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa
responden yang masuk pada kategori skor terendah adalah responden yang
memiliki skor 15-29.5 (25 responden=41.7%) responden yang masuk pada
kategori skor sedang adalah responden yang memiliki skor antara 30-44 (35
78
responden = 58.3%), dan tidak ada responden yang masuk pada kategori tertinggi.
Yaitu responden yang memiliki skor di atas 44-58.5.
4.2.2. Skala Agresivitas
Untuk mengetahui tingkat agresivitas subjek, peneliti membagi ke
dalam tiga kategori tingkatan agresivitas, yaitu tingkatan tinggi, sedang dan
rendah. Skala agresivitas ini terdiri dari 17 item, dengan setiap itemnya diberi
skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), 2 untuk pilihan Tidak Setuju
(TS), 3 untuk pilihan Setuju (S) dan 4 untuk pilihan Sangat Setuju (SS).
Berikut kategori skor untuk interaksi sosial:
Tabel 4.8
Kategorisasi klasifikasi Agresivitas
Range
Valid
Tinggi
Cumulative
Percent
Percent
-
-
-
Sedang
38-52
21
35%
35%
Rendah
23-37.5
39
65%
100%
60
100%
Total
53-66.5
Frequency
Berdasarkan pengkategorian klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa
responden yang masuk pada kategori skor terendah adalah responden yang
memiliki skor 23-37.5 (39 responden=65%) responden yang masuk pada kategori
skor sedang adalah responden yang memiliki skor antara 38-52 (21 responden =
79
35%), dan tidak ada responden yang masuk pada kategori tertinggi. Yaitu
responden yang memiliki skor di atas 53-66.5.
4.3.
Hasil uji hipotesis
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi
berganda dengan bantuan software SPSS 12.00. Langkah pertama peneliti
menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap agresivitas.
Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
483,286
Df
Mean Square
2
241,643
1961,564
57
2444,850
59
a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance
, Reduction in revenge
34,413
F
Sig.
7,022
,002(a)
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai F sebesar 7.002 dengan sig .002,
yang artinya (p<0,05) maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh
yang signifikan seluruh independen variabel terhadap pemberian maaf ditolak.
Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari agresi fisik, agresi verbal, rasa marah,
sikap permusuhan, jenis kelamin, usia, kelas dan sedang mengalami masalah/tidak
terhadap pemberian maaf.
80
Setelah dilakukan penghitungan nilai F, kemudian peneliti akan
menganalisis masing-masing variabel reduction in revenge, reduction in
avoidance, agresi fisik, verbal ,rasa marah, sikap permusuhan, jenis kelamin, usia
dan sedang mengalami masalah/tidak terhadap pemberian maaf. Hasil
penghitungannya ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 4.10
Hasil analisis masing-masing variable
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
49,727
4,074
Reduction in
revenge
-,941
,346
Reduction in
avoidance
-,206
Jenis kelamin
sedang
berkonflik/tidak
Lama berkonflikhari penelitian
Beta
T
Sig.
12,207
,000
-,368
-2,717
,009
,215
-,130
-,958
,342
,889
1,707
,068
,521
,605
,726
1,689
,056
,430
,669
-3,522
2,108
-,345
-1,671
,108
a. Dependent Variable: agresivitas
Persamaan regresinya menjadi :
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8
81
Ŷ = 49,727 + -,941 X1 + -,206X2 + 0,889 X3 + -1,006 X4 + -1,040 X5 + 3,167 X6
+ 0,726X7 + -3,522X8
Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 49,727
b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,941. Koefisien
bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in
revenge dengan agresivitas.
c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -0,206. Koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara reduction in
avoidance dengan agresivitas.
d. Koefisien regresi aspek jenis kelamin (X3) sebesar 0,889. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan yang positif antara jenis kelamin dengan
agresivitas.
e. Koefisien regresi aspek usia (X4) sebesar -1,006. Koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan yang negative antara usia dengan agresivitas.
f. Koefisien regresi aspek sedang mengalami konflik/tidak (X7) sebesar 0,726.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara sedang
mengalami konflik/tidak dengan agresivitas.
82
g. Koefisien regresi aspek lamanya berkonflik sampai hari penelitian (X8)
sebesar -3,522. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang
negatif antara lamanya berkonflik sampai hari penelitian dengan agresivitas
Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :
Bagan 4.11
Hasil analisis masing-masing variabel
Reduction in
revenge
-,941**
Reduction in
avoidance
-0,206**
Jenis Kelamin
Usia
Sedang
berkonflik/tidak
Lamanya
berkonflik
0,889*
Agresivitas
-1,006*.
0,726*
-3,522*
83
Keterangan :
*
: Tidak Signifikan
**
: Signifikan
Dari bagan 4.11 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan
bernilai negatif
2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang signifikan dan
bernilai negatif.
3. Variabel jenis kelamin memiliki hubungan yang tidak signifikan dan
memiliki nilai positif
4. Variabel usia memiliki hubungan yang tidak signifikan dan memiliki nilai
negatif
5. Variabel sedang berkonflik/tidak memiliki
hubungan yang tidak
signifikan, namun memiliki nilai yang positif.
6. Variabel lamanya berkonflik sampai hari peneliian memiliki hubungan
yang tidak signifikan dan bernilai negatif.
kemudian peneliti akan menganalisis juga masing-masing variabel agresi fisik,
agresi verbal,rasa marah dan sikap permusuhan. Hasil penghitungannya
ditampilkan pada tabel berikut
84
Tabel 4.12
Hasil analisis masing-masing variable
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
)
revenge
Standardized
Coefficients
Std. Error
10,276
1,378
-,150
avoidanc
,031
e
a Dependent Variable: agresi fisik
,117
,073
Beta
t
Sig.
7,459
,000
-,191
-1,280
,206
,063
,422
,675
Persamaan regresinya menjadi :
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2
Ŷ = 10.276 + -,150 X1 + ,031X2
Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 10,276
b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,150. Koefisien
bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction
in revenge dengan agresi fisik.
c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar ,031.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara
reduction in avoidance dengan agresi fisik.
Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :
85
Bagan 4.13
Hasil analisi variabel agresi fisik
Reduction in
revenge
-,150*
Agresi fisik
Reduction
avoidance
,031*
Keterangan :
*
: Tidak Signifikan
**
: Signifikan
Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang tidak signifikan
dan bernilai negatif
2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan
dan bernilai positif.
86
Tabel 4.14
Hasil analisis variable agresi verbal
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
15,025
)
revenge
-,366
Avoidanc
-,138
e
a Dependent Variable: agresi verbal
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
1,469
Sig.
10,230
,000
,125
-,377
-2,933
,005
,078
-,228
-1,774
,081
Persamaan regresinya menjadi :
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2
Ŷ = 15.025 + -,366 X1 + -,138X2
Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 15,025
b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,366. Koefisien
bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction
in revenge dengan agresi verbal.
c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -,138.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara
reduction in avoidance dengan agresi verbal.
Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :
87
Bagan 4.15
Hasil analisi variabel agresi verbal
Reduction in
revenge
-,366**
Agresi Verbal
Reduction
avoidance
-,138*
Keterangan :
*
: Tidak Signifikan
**
: Signifikan
Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan
bernilai negatif
2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan
dan bernilai negative
88
Tabel 4.16
Hasil analisis variable rasa marah
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Std. Error
11,243
1,236
-,229
avoidanc
-,047
e
a Dependent Variable: rasa marah
,105
,065
(Constant
)
revenge
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
9,099
,000
-,307
-2,182
,033
-,100
-,713
,479
Persamaan regresinya menjadi :
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2
Ŷ = 11.243+ -,229 X1 + -,047X2
Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 11,243
b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,229. Koefisien
bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction
in revenge dengan rasa marah.
c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -,047.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara
reduction in avoidance dengan rasa marah.
89
Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :
Bagan 4.17
Hasil analisis variabel rasa marah
Reduction in
revenge
-,229**
Rasa marah
Reduction
avoidance
-,047*
Keterangan :
*
: Tidak Signifikan
**
: Signifikan
Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan
bernilai negatif
2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan
dan bernilai negatif.
90
Tabel 4.18
Hasil analisis variable sikap permusuhan
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
)
revenge
Standardized
Coefficients
Std. Error
13,184
1,492
-,196
Avoidanc
-,053
e
a Dependent Variable: permusuhan
,127
,079
Beta
T
Sig.
8,838
,000
-,223
-1,542
,129
-,097
-,668
,507
Persamaan regresinya menjadi :
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2
Ŷ = 13.184 + -,196 X1 + -,053X2
Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 13,184
b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,196. Koefisien
bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction
in revenge dengan sikap permusuhan.
c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar ,053.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara
reduction in avoidance dengan sikap permusuhan.
Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :
91
Bagan 4.19
Hasil analisi variabel sikap permusuhan
Reduction in
revenge
-,196*
Sikap
permusuhan
Reduction
avoidance
-,053*
Keterangan :
*
: Tidak Signifikan
**
: Signifikan
Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang tidak signifikan
dan bernilai negatif
2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan
dan bernilai negatif.
Kemudian pada penelitian ini juga dilakukan penghitungan nilai R Square
untuk
melihat
seberapa
besar
sumbangsih
aspek-aspek
reduction
in
revenge,reduction in avoidance, jenis kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak,
92
lamanya berkonflik-hari penelitian terhadap perubahan agresivitas. Hasil
penghitungannya ditampilkan pada Tabel di bawah ini
Tabel 4.20
Hasil Uji Analisis Determinasi
Model Summary
Change Statistics
R Square
Model
Change
F Change
df1
df2
1
,166(a)
11,526
1
58
a Predictors: (Constant), forgiveness
Sig. F Change
,001
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.166
atau 16,6 %. Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh
semua independen variabel adalah sebesar 16,6 %, sedangkan 83,4% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Setelah mengetahui proporsi varian dari pemberian maaf terhadap
agresivitas, peneliti juga ingin melihat IV mana yang memiliki kontribusi paling
tinggi terhadap prestasi matematika dengan cara melihat hasil dari perhitungan
determinasi R2 (R Square) masing-masing variabel.
Yang pertama, menghitung hasil keseluruhan nilai determinasi R2 (R
Square) dari ke-8 IV. Kemudian mulai menghitung nilai determinasi R2 (R
Square) satu IV (level). Setelah diperoleh hasil nilai determinasi R2 (R Square)
dari satu IV (level) secara bersama-sama dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R
Square) dari ke-8 IV. Langkah berikutnya, menambahkan satu IV lagi dan secara
93
secara bersama-sama pula dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke11 IV, begitu dan seterusnya hingga dari keseluruhan IV dimasukkan yang
kemudian dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke-8 IV sehingga
diperolah nilai R2 change/kontribusi varian dari masing-masing IV. Berikut ini
ialah hasil proporsi varian pemberian maaf yang terkait dengan IV :
Tabel 4.21.
Proporsi Varian IV dengan DV
(nilai R2 change/kontribusi varian)
No.
IV
1.
2.
3.
4.
5.
X1 = reduction in revenge
X1 + X2 = reduction in avoidance
X1 + X2 + X3 = jenis kelamin
X1 + X2 + X3 + X4 = usia
X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 =
sedang berkonflik/tidak
X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 =
lamanya konflik itu terjadi
6.
2
R
0,185
0.198
0.005
0.003
0.003
0.111
R2 Change /
Kontribusi
Varian (%)
0. %
0%
0%
0%
0%
0%
Sig
S
S
TS
TS
TS
TS
94
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan :

Variabel reduction in revenge memberikan sumbangan varians sebesar
1.85%.

Variabel reduction in avoidance memberikan sumbangan varians sebesar
1.98 %.

Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.05 %.

Variabel usia memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %.

Variable sedang berkonflik/tidak memberikan sumbangan varians sebesar
0.03 %.

Terakhir
variabel
lamanya
berkonflik-hari
penelitian memberikan
sumbangan varians sebesar 1.11 %.
Dengan demikian, sumbangan varians yang signifikan terhadap agresivitas
ada dua iv, yaitu reduction in revenge dan reduction in avoidance. Sedangkan
sumbangan varians dari empat iv lainnya yaitu jenis kelamin, usia, sedang
berkonflik/tidak dan lamanya berkonflik tidak signifikan. Artinya perubahan skor
dv disebabkan atau dipengaruhi oleh reduction in revenge dan reduction in
avoidance.
95
4.6. Hasil Tambahan
Guna mengetahui apakah terdapat perbedaan pemberian maaf dan agresivitas ,
uji beda yang peneliti lakukan adalah uji beda pada agresivitas berdasarkan pada
jenis kelamin responden, usia, kelas, alamat, sedang mengalami konflik/tidak dam
lamanya masalah itu terjadi dari awal hingga hari penelitian. Berikut adalah uji
beda yang peneliti lakukan:
4.6.1. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk yang pertama yang akan di uji adalah perbedaan Agresivitas
berdasarkan Jenis Kelamin
96
Tabel 4.22.
Uji Beda Berdasarkan Jenis Kelamin
Group Statistics
agresivitas
jeniskelamin
laki-laki
perempuan
24
Mean
35,0417
Std. Deviation
6,98744
Std. Error
Mean
1,42630
36
35,7222
6,13007
1,02168
N
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
T
Sig. (2tailed)
Df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Agresivitas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not assumed
,174
,678
-,398
58
,692
-,68056
1,70859
-4,10067
2,73956
-,388
44,891
,700
-,68056
1,75447
-4,21448
2,85337
Nilai rata-rata agresivitas pada siswa perempuan (35,7222) hampir sama
dengan nilai rata-rata siswa laki-laki (35,0417). Nilai Leven’s test > 0,05
(0.678>0,05), maka nilai Levence’s test tidak signifikan. Ini artinya varians pada
kelompok homogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar -0,398 dengan
signifikan 0.692. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0.692, p=<0.05). Artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa perempuan dan laki-laki
terhadap agresivitas, jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat agresivitas
seseorang.
97
4.6.2. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Usia
Uji beda yang kedua adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Usia.
Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasrkan Usia
Tabel 4.23.
Uji Beda Berdasarkan Usia
ANOVA
agresivitas
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
31,456
Df
2
2413,394
2444,850
57
59
Mean Square
15,728
F
,371
Sig.
,691
42,340
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test (0,371) dan
signifikansinya (.691). nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang
artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara agresivitas berdasarkan usia ≥15 tahun, 16 tahun
dan ≥17tahun.
4.6.3. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak
Uji beda
kelima
adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Sedang
mengalami konflik/tidak. Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan
Sedang mengalami konflik/tidak
98
Tabel 4.24
Uji Beda Berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak
Group Statistics
Sedang
mengalami
konflik/tidak
Sedang
mengalami
konflik
agresivitas
N
Tidak sedang
mengalami
konflik
Mean
Std. Error
Mean
Std. Deviation
26
35,6538
8,19240
1,60666
34
35,2941
4,81494
,82575
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2tailed)
Df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Agresivitas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
5,003
,029
,213
58
,832
,35973
1,69080
-3,02478
3,74423
,199
37,946
,843
,35973
1,80644
-3,29739
4,01685
Nilai rata-rata agresivitas pada siswa yang Sedang mengalami konflik (35,6538)
hampir sama dengan nilai rata-rata siswa yang tidak sedang mengalami konflik
(35,2941), walau begitu, perbedaannya sangat kecil. Nilai Leven’s test < 0,05
(0.029 >0,05), maka nilai Levence’s test signifikan. Ini artinya varians pada
kelompok heterogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar 0,213 dengan
signifikan 0.832. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0.832, p=<0.05). Artinya
99
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang sedang mengalami
konflik dengan siswa yang tidak sedang mengalami konflik, artinya bahwa sedang
mengalami konflik/tidak, tidak mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang.
4.6.4. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Lamanya siswa itu mengalami
konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian.
Uji beda keenam adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Lamanya
siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Berikut
adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan hal tersebut:
Tabel 4.25
Uji Beda Berdasarkan Lamanya konflik itu terjadi
ANOVA
agresivitas
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
328,581
1349,304
1677,885
Df
2
23
25
Mean Square
164,290
58,665
F
2,800
Sig.
,082
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test (2,8) dan
signifikansinya (0,082). nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang
artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat
perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara Lamanya siswa itu
mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Baik yang mengalami
konflik 1-15 hari, 1-5 bulan ataupun yang lebih dari 1 tahun.
100
Hasil Pengolahan Data
Dari hasil pengolahan data, didapatkan R square sebesar 0.166 atau 16,6 %.
Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh semua
independen variabel adalah sebesar 16,6 %, sedangkan 83,4% sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian ini. Pada penelitian inipun peneliti
menganalisis masing-masing variabel.
Variable yang dinyatakan signifikan adalah variable reduction in revenge dan
variable reduction in avoidance. Sedangkan untuk jenis kelamin, usia, sedang
mengalami konflik/tidak dan lamanya mengalami konflik dari awal masalah
hingga hari penelitian, dinyatakan tidak signifikan.
Masing-masing
variabelpun
memiliki
sumbangan
pengaruh
terhadap
pemberian maaf. Variable yang pertama ada Reduction in revenge dengan
sumbangan pengaruh sebesar 1.85%. Sumbangan ini signifikan dengan nilai F
hitung sebesar = 13.145. Memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi
membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti
sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya
bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya.
Variable ke-2 adalah reduction in avoidance dengan sumbangan pengaruh
sebesar 1.98 %. Sumbangan ini signifikan dengan F hitung = 7.022. hal ini sesuai
dengan apa yg dikemukakan Smedes pada proses dalam memeberikan maaf.
Dalam proses ini salah satunya adalah berjalan bersama. Bagi dua orang yang
101
berjalan bersama setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang
menyakiti harus tulus menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan
menyakiti hati lagi. Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta
maaf menepati janji yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan
bersama di masa yang akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain.
Dengan tidak melakukan penghindaran kepada orang yang telah menyakiti,maka
proses memaafkanpun akan lebih mudah.
Variabel ke-3 adalah variable berdasarkan jenis kelamin memberikan
sumbangan varians sebesar 0.05 %. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F
hitung = 0.271. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki. Hal ini
sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Yaitu faktor biologis (gen, system otak, kimia darah) dan faktor lingkungan
(kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas).
Variabel ke-4 adalah usia memberikan sumbangan varians sebesar 2 %.
Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.574. variable ini memberikan
sumbangan yang cukup besar. Sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada
tingkat kedewasaannya. Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf
yang tinggi, hal ini dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja
pada khususnya untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap
kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.
102
Variable
ke-5
adalah
variabel
berdasarkan
sedang
berkonflik/tidak
memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %. Sumbangan ini tidak signifikan
dengan F hitung = 0.185. Dan terakhir adalah variabel berdasarkan lamanya
berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan varians sebesar 1.11 %.
Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung =1.436. kedua hal ini
berhubungan dengan beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat
agresivitas seseorang. Seperti frustasi, deindividuasi dan stress. Akibat dari ketiga
faktor tersebut tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang
meluap-luap itu mencari jalan keluarnya.
103
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa
hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan
hasil penelitian ini.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan agresivitas
remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan
agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan
agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan
avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
104
5. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresi
verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang
signifikan antara reduction in avoidance dengan agresi verbal remaja siswa
SMA YZA 2 Bogor.
6. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan rasa
marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang
signifikan antara reduction in avoidance dengan rasa marah remaja siswa
SMA YZA 2 Bogor.
7. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan
avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
8. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan
agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
9. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas remaja
siswa SMA YZA 2 Bogor.
10. Tidak ada pengaruh
yang signifikan antara sedang
mengalami
konflik/tidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.
11. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi
sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2
Bogor.
105
5.2 Diskusi
Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa terdapat pengaruh antara
pemberian maaf dengan agresivitas pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor .
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk
merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya,
“Forgiveness in Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam
Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1,
No.3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap
kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan
pasien. Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang
berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak
memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang
stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait
erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan
tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan
otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat
dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk-
106
bentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih
rendah.
Dalam penelitian ini, dari kesepuluh variabel, hanya 2 yang signifikan. Yaitu
variabel reduction in revenge dan reduction in avoidance. Kedua variabel itu
termasuk dalam dimensi pemberian maaf. dimana,bahwa sesuai dengan hasil
penelitian di atas bahwa pemberian maaf dapat mempengaruhi agresivitas. Dan
hal tersebut sebagai salah satu dari beberapa proses pemberian maaf. Yang
menurut Smedes, bahwa proses memaafkan adalah prose yang berjalan perlahan
dan memerlukan waktu. Sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Variabelvariabel tersebut adalah:
Variabel berdasarkan jenis kelamin. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan
ataupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor biologis (gen, system otak, kimia
darah) dan faktor lingkungan (kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas).
Artinya faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi agresivitas. bukan
berdasarkan laki-laki atau perempuan.
Variabel selanjutnya adalah variabel berdasarkan usia.hal ini dikarenakan
bahwa sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada tingkat kedewasaannya.
Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf yang tinggi, hal ini
dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja pada khususnya
107
untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap kesalahan yang
diperbuat oleh orang lain.Namun perlu diingat bahwa tingkat kedewasaan
seseorang tidak sama dengan tingkat usia seseorang. Seseorang yang usianya lebih
tua namun belum tentu pula ia lebih dewasa dalam menyikapi masalah.
Kemudian berdasarkan Kelas adalah variabel yg tidak signifikan. Hal ini
senada dengan variabel berdasarkan usia. Dimana, kelas tidak dapat menjadi tolok
ukur apakah seseorang itu memiliki tingkat agresivitas yang tinggi atau tidak.
Variabel selanjutnya adalah variabel sedang berkonflik/tidak dan variabel
berdasarkan lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan. Hal ini
dikarenakan bahwa walaupun hal tersebut bisa mempengaruhi, namun ada hal lain
yang lebih mempengaruhi agresivitas.diantaranya adalah kepribadian/personality.
Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi.
Demikian juga halnya dengan orang yang bertemprament pemarah, memiliki
kecenderungan lebuh tinggi daripada yang bukan.
Disamping itu menurut Luthfi,dkk (2009) tentang teori GAAM (general
affective aggression model). Dimana teori ini memberi gambaran bagaimana
perilaku agresi itu muncul. Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan
agresi terdiri dari 4(empat), yaitu: teori bawaan, lingkungan, kognitif dan afektif.
Teori bawaan menekankan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang
inheren/terberi dalam setiap orang. Yang kedua adalah teori lingkungan . dan
perilaku yang disebabkan oleh faktor lingkungan adalah: frustasi agresik klasik
108
yang menekankan pada munculnya perilaku agresi yang disebabkan karena rasa
frustasi yang dialami oleh seseorang. ketiga adalah deprivasi. Namun keadaan ini
kurang subjektif. Keempat adalah belajar social. Selain belajar social deng
modeling, reward dan punishment adalah faktor yang juga memperkuat
munculnya agresi. Seseorang yang merasa mendapat imbalan/reward dengan
agresi, tentunya dia akan mengulanginya lagi pada lain kesempatan. Dan teori
selanjutnya adalah teori mengenai kognitif. Namun, agresi baru akan muncul bila
seluruh faktor di atas muncul secara bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata
tidak hadir, besar kemungkinan agresi tidak akan dimunculkan seseorang.
5.3 Saran
Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan di dalamnya.Untuk itu, dari peneliti ada beberapa saran untuk
bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan peneliti selanjutnya yang terkait
dengan penelitian serupa, yaitu berupa saran teoritis dan saran praktis.
Saran teoritis:
1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis mengharapkan penelitian lanjutan
menggunakan variabel lain yang berkaitan selain pemberian maaf. Seperti:
faktor internal (frustasi, deindividuasi, stress, keprbadian) dan/atau faktor
ekternal, seperti: lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan
109
keluarga (kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan naza,
suhu udara, media massa, budaya).
2. Untuk penelitian selanjutnya,penulis menyarankan agar menambah data
gambaran umum responden seperti status sosial keluarga: pekerjaan orang tua,
status rumah apakah rumah sendiri atau mengontrak.
Saran praktis:
1. Disarankan kepada lembaga atau pihak yang berkaitan dengan penelitian
ini seperti: lembaga pendidikan atau pihak sekolah untuk mengadakan
training atau seminar yang berkaitan dengan pemberian maaf dan
agresivitas yang diperuntukan bukan hanya untuk siswa,tapi juga untuk
seluruh warga sekolah. Hal ini agar meminimalisasi meningkatnya
agresivitas, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan khususnya di
kalangan remaja awal.
2. Kepada orang tua ataupun bapak/ibu guru untuk memberikan pendidikan
sejak dini dan membiasakan diri sehingga menjadi contoh teladan kepada
anak/murid cara meminimalisasi agresivitas dengan memberikan maaf.
Hal ini agar dapat meningkatkan keinginan untuk saling memaafkan agar
bila terjadi konflik sekalipun,tidak akan terlalu menimbulkan dampak yang
sangat merugikan.
110
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne. Susana Urbina; (2007). Tes psikologi, Jakarta : Indeks.
Baron, Robert A. dan Donn Byrne; 2005. Psikologi sosial (terjemah edisi
kesepuluh), Jakarta: Erlangga
Berkowitz, L.; 1995. Aggression: its causes, consequences and control
(terjemah), Jakarta: Lembaga PPM dan PT Pustaka Binaman
Chaplin , J. P.; 2008. Kamus lengkap psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Gunarsa, Singgih D. dan Gunarsa Yulia Singgih D.; 2003. Psikologi praktis:
anak, remaja dan keluarga, Jakarta: Gunung Mulia
Hasan, Iqbal; 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan aplikasinya,
Bogor: Galia Indonesia
Hurlock, Elizabeth B; 2006. Developmental psycology a life-span approach, fifth
edition (terjemah), Jakarta: Erlangga
Kountur, Ronny; 2007. Metode penelitian untuk penyusunan skripsi dan tesis
(edisi revisi), Jakarta: Penerbit PPM
Kuncono; 2004. Aplikasi komputer psikologi: diktat kuliah dan panduan
praktikum, Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia
Luthfi , Ikhwan, Gazi Saloom,Hamdan Yasun; 2009. Psikologi social, Jakarrta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta
McCullough , Michael E., Steven J. Sandage dan Everett L. Worthington JR;
1997. The forgive is human: how to put your past in the past,
Sarwono, Sarlito Wirawan; 2002. Individu dan teori-teori psikologi social,
Jakarta: Balai pustaka
Sevilla, G.. Consusio, A.Ochavo. Jesus, G.Punsalan.Twilla, P.Regala.Bella,
G.Uriarte.Gabriel; 1993. Pengantar metode penelitian, Jakarta : UI-Press.
111
Smedes , Lewis B.; 1988. Choices: making right decisions in a complex word,
San Francisco: Harper & Row
Sugiyono; 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Internet:
http://www.republika.co.id
www.namovanma.co.nr
http://www.bataviase.co.id/node/160476
http://www.poskota.co.id/kriminal/2009/06/09/pelajar-tawuran-di-KRL.
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
Skala TRIM
Appendix
Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory
For the questions on this page, please indicate your current thoughts and feeling about he person who recently hurt you. Use the
following scale to indicate your agreement with esch of the questions.
1=strongly disagree
2=disagree
3=neutral
4=agree
5=strongly agree
1._____ I’II make him/her pay. (R)
7. _____ I live as if he/she doesn’t exist, isn’t around. (A)
2._____ I wish that something bad would happen to him/her. (R)
3._____ I want him/her to get what he/she deserves. (R)
8._____ I don’t trust him/her. (A)
9._____ I find it difficult to act warmly toward him/her. (A)
4._____ I’m going to get evea. (R)
5._____ I want to see him/her hurt and miserable. (R)
6._____ I keep as much distance between us as possible. (A)
10._____ I avold him/her
11._____ I cut off the relationship with him/her. (A)
12._____ I withdraw from him/her. (A)
Note. Items in the Avoidance and revenge subscales are denoted with (A) and (R), respectively
Received May 4, 1998
Revision received July 30, 1998
Accepted August 3,1998
123
Data mentah gambaran umum responden
no
jenis kelamin
usia
kelas/jurusan
alamat
sedang berkonflik atau tidak
lama masalah itu
1
2
0
0
-1
0
0
0
0
0
1
0
-1
3
4
1
1
-1
0
0
0
1
1
0
0
5
1
0
0
1
1
6
7
8
1
1
0
0
0
-1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
11
12
13
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
14
0
-1
0
0
1
0
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
-1
0
-1
0
1
0
1
-1
0
0
-1
-1
-1
0
1
1
1
1
0
0
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
-1
1
1
1
0
124
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
-1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
-1
0
0
125
Data mentah variabel reduction in revenge
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
2
3
3
2
3
3
4
2
2
2
2
3
3
2
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
1
3
4
4
4
4
4
2
4
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
4
4
4
1
4
4
2
1
4
2
1
2
1
3
2
1
4
3
4
1
4
3
4
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
4
3
2
1
2
4
2
1
4
2
2
2
3
3
2
2
4
2
3
1
2
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
2
2
2
2
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
1
2
12
12
11
9
12
12
13
9
9
9
10
11
9
9
8
16
14
13
9
14
16
10
9
16
11
10
10
9
11
12
11
16
13
15
5
12
126
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
4
4
3
3
3
4
2
2
3
2
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
2
191
4
2
2
2
2
3
1
1
2
2
4
2
2
2
3
2
2
3
2
3
4
4
4
1
148
2
2
1
3
3
2
1
1
1
1
4
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
1
138
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
2
2
4
1
189
12
11
9
11
12
12
7
7
9
7
15
10
12
12
12
11
11
11
11
13
12
12
15
5
666
127
Data mentah pemberian maaf
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
1
2
3
3
2
3
3
4
2
2
2
2
3
3
2
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
1
3
4
4
4
4
4
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
4
4
4
1
4
4
2
1
4
2
1
2
1
3
2
1
4
3
4
1
3
4
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
4
3
2
1
2
4
2
1
4
2
2
2
3
3
2
2
4
2
3
1
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
2
2
2
2
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
2
4
4
4
4
4
1
5
2
2
3
3
3
2
4
2
1
2
2
3
2
2
1
2
1
3
4
2
2
3
3
2
2
4
2
3
2
2
2
4
2
3
1
6
2
2
2
4
4
4
4
3
3
2
2
2
2
2
1
3
2
2
4
2
4
3
4
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
3
3
7
2
2
1
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
1
3
1
3
4
3
4
3
2
4
3
4
2
4
2
4
2
3
1
8
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
1
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
4
1
4
3
4
2
9
2
2
4
3
4
3
3
2
2
2
2
3
3
2
1
3
2
2
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
1
4
3
4
1
10
2
2
1
4
4
4
4
3
3
2
2
3
3
4
3
3
2
3
4
2
4
3
4
4
3
4
3
3
3
2
1
4
4
4
1
11
2
2
2
4
3
3
3
1
2
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
2
4
3
4
1
3
4
2
3
3
1
1
4
4
3
1
26
26
26
32
36
34
36
26
25
24
26
30
27
28
20
36
27
32
32
31
42
31
35
36
30
35
29
33
30
31
23
44
34
39
15
128
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
4
4
4
3
3
3
4
2
2
3
2
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
2
191
4
4
2
2
2
2
3
1
1
2
2
4
2
2
2
3
2
2
3
2
3
4
4
4
1
148
2
2
2
1
3
3
2
1
1
1
1
4
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
1
138
2
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
2
2
4
1
189
2
2
2
2
3
2
1
2
1
2
2
3
2
2
3
4
3
2
2
3
2
2
2
3
1
138
2
2
4
3
3
2
4
2
4
3
2
3
2
2
2
2
3
4
2
3
2
2
2
3
3
168
2
2
3
2
3
2
2
2
1
2
1
3
2
3
3
3
2
1
2
4
2
2
2
3
1
146
2
2
2
3
2
2
2
1
3
3
4
3
2
3
3
3
2
1
2
2
2
2
2
4
2
155
4
4
3
2
2
2
2
1
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
4
4
4
1
164
4
4
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
4
4
4
1
177
4
4
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
4
3
4
1
4
3
4
4
3
1
168
32
32
31
25
30
26
29
21
22
28
22
36
24
30
31
34
30
28
24
32
30
32
32
39
15
1782
129
Data mentah variabel reduction in avoidance
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
5
2
2
3
3
3
2
4
2
1
2
2
3
2
2
1
2
1
3
4
2
2
3
3
2
2
4
2
3
2
2
2
4
2
3
1
2
6
2
2
2
4
4
4
4
3
3
2
2
2
2
2
1
3
2
2
4
2
4
3
4
3
3
4
3
4
3
2
4
4
3
3
3
2
7
2
2
1
2
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
1
3
1
3
4
3
4
3
2
4
3
4
2
4
2
4
2
3
1
2
8
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
1
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
4
1
4
3
4
2
2
9
2
2
4
3
4
3
3
2
2
2
2
3
3
2
1
3
2
2
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
1
4
3
4
1
4
10
2
2
1
4
4
4
4
3
3
2
2
3
3
4
3
3
2
3
4
2
4
3
4
4
3
4
3
3
3
2
1
4
4
4
1
4
11
2
2
2
4
3
3
3
1
2
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
2
4
3
4
1
3
4
2
3
3
1
1
4
4
3
1
4
14
14
15
23
24
22
23
17
16
15
16
19
18
19
12
20
13
19
23
17
26
21
26
20
19
25
19
24
19
19
12
28
21
24
10
20
130
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
2
2
2
3
2
1
2
1
2
2
3
2
2
3
4
3
2
2
3
2
2
2
3
1
2
4
3
3
2
4
2
4
3
2
3
2
2
2
2
3
4
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
1
2
1
3
2
3
3
3
2
1
2
4
2
2
2
3
1
2
2
3
2
2
2
1
3
3
4
3
2
3
3
3
2
1
2
2
2
2
2
4
2
4
3
2
2
2
2
1
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
4
4
4
1
4
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
4
4
4
1
4
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
4
3
4
1
4
3
4
4
3
1
20
20
16
19
14
17
14
15
19
15
21
14
18
19
22
19
17
13
21
17
20
20
24
10
131
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1
3
2
3
3
2
2
1
3
3
2
1
2
3
3
3
3
2
2
2
3
1
2
4
3
3
3
2
2
4
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
1
3
2
1
2
1
1
2
3
3
3
1
1
3
1
2
2
2
1
2
1
2
3
2
1
4
1
2
2
1
1
3
2
1
1
3
3
3
3
1
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
1
3
3
4
4
1
3
1
3
2
2
1
2
4
4
1
1
4
3
2
3
4
2
4
2
3
2
4
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
3
2
1
3
5
4
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
3
1
2
1
2
4
3
1
1
1
1
2
2
3
2
2
1
3
2
2
2
6
3
1
1
1
1
1
1
2
3
1
1
3
2
2
2
2
2
3
3
2
1
2
4
2
2
3
2
1
2
3
1
2
2
1
4
2
1
3
7
3
1
3
1
1
2
1
2
2
3
1
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
2
2
3
2
1
2
2
2
1
2
1
4
2
1
2
8
4
2
2
3
2
2
3
2
3
2
4
3
3
3
3
3
1
3
4
2
3
3
4
3
1
3
2
1
3
2
2
4
2
4
4
2
2
3
9
2
2
3
3
2
1
2
2
2
3
4
1
3
2
2
1
2
2
1
2
1
2
4
3
2
2
2
4
2
3
3
2
3
1
4
2
2
2
10
2
2
2
3
1
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
11
3
2
3
2
2
1
2
3
3
3
1
3
4
3
3
3
3
2
1
2
2
2
4
2
3
3
2
1
2
2
2
2
1
1
4
2
3
4
12
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
3
2
3
2
2
3
1
2
3
2
4
2
2
3
2
1
2
2
1
2
2
1
4
2
3
2
13
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
3
2
2
1
2
1
3
1
1
2
4
2
2
1
1
2
1
3
2
2
2
14
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
1
1
2
3
2
3
2
1
2
4
1
2
3
2
1
2
2
1
2
1
2
3
2
3
1
15
2
2
1
1
2
1
4
1
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
3
2
4
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
4
2
16
1
2
1
2
2
3
3
3
3
3
1
2
4
3
3
1
2
3
2
3
1
2
4
2
2
4
2
1
2
3
2
2
2
1
4
2
3
4
17
1
3
4
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
1
1
4
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
35
35
36
32
28
25
31
33
41
37
32
30
44
38
37
35
28
41
31
36
26
36
52
39
31
42
29
28
39
37
27
36
34
23
52
35
40
42
132
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
2
2
2
1
4
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
30
4
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
43
2
2
3
1
2
2
2
3
2
1
2
2
2
1
1
3
1
32
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
40
2
2
3
2
3
2
2
3
2
1
2
2
1
2
2
4
2
37
4
1
3
2
1
4
3
1
2
1
4
1
2
1
4
1
3
38
2
2
2
1
2
1
1
2
4
1
2
3
2
2
1
2
2
32
3
1
3
1
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
1
4
2
39
2
1
2
1
2
2
1
3
3
1
2
2
2
2
2
3
2
33
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
2
41
3
1
1
1
3
3
3
2
1
1
4
2
1
2
1
4
2
35
2
1
2
1
2
3
3
2
1
1
3
1
3
1
1
3
2
32
3
2
3
2
2
1
2
3
3
2
3
3
2
1
3
3
2
40
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
3
2
35
3
2
3
1
3
3
2
3
2
1
3
2
1
1
1
2
2
35
3
2
2
1
1
4
2
3
4
1
2
3
2
3
1
3
2
39
2
1
2
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
23
4
3
2
2
3
2
1
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
40
3
3
3
1
2
1
1
2
2
2
3
3
2
3
4
3
2
40
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
35
1
1
1
1
1
2
1
1
1
23
2
1
2
1
1
1
1
4
3
1
4
3
3
4
4
4
4
1
4
4
3
3
1
4
2
52
152 112 152 88 120 124 119 160 137 94 148 127 113 108 102 148 123 ###
133
Data mentah agresi fisik fieldtest
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
3
2
3
3
2
2
1
3
3
2
1
2
3
3
3
3
2
2
2
3
1
2
4
3
3
3
2
2
4
3
2
3
2
2
3
2
2
1
3
2
1
2
1
1
2
3
3
3
1
1
3
1
2
2
2
1
2
1
2
3
2
1
4
1
2
2
1
1
3
2
1
1
3
8
4
2
2
3
2
2
3
2
3
2
4
3
3
3
3
3
1
3
4
2
3
3
4
3
1
3
2
1
3
2
2
4
2
4
4
2
12
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
3
2
3
2
2
3
1
2
3
2
4
2
2
3
2
1
2
2
1
2
2
1
4
2
jumlah
9
9
9
9
8
6
6
9
11
9
9
8
10
11
10
10
7
10
8
9
8
9
15
10
7
13
7
6
11
8
6
12
8
8
12
9
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
134
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3
3
2
4
2
3
2
4
2
3
2
2
3
2
3
1
3
3
2
4
3
2
2
3
152
3
3
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
2
2
1
3
3
3
1
1
112
2
3
2
3
3
3
3
1
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
2
4
4
160
3
2
1
3
2
2
2
1
3
3
2
3
2
1
3
2
2
3
1
3
3
2
1
4
127
11
11
7
12
9
10
9
7
9
10
8
10
8
6
11
7
10
11
6
13
11
9
8
12
551
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
135
Data mentah agresi verbal fieldtest
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
6
3
1
1
1
1
1
1
2
3
1
1
3
2
2
2
2
2
3
3
2
1
2
4
2
2
3
2
1
2
3
1
2
2
1
4
2
7
3
1
3
1
1
2
1
2
2
3
1
2
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
2
2
3
2
1
2
2
2
1
2
1
4
2
11
3
2
3
2
2
1
2
3
3
3
1
3
4
3
3
3
3
2
1
2
2
2
4
2
3
3
2
1
2
2
2
2
1
1
4
2
13
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
3
2
2
1
2
1
3
1
1
2
4
2
2
1
1
2
1
3
2
11
6
8
6
6
5
5
9
10
9
5
10
12
9
9
9
7
10
8
8
6
8
13
9
8
10
8
7
8
9
6
6
7
4
15
8
136
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
1
3
1
3
2
2
2
4
1
2
2
3
3
3
1
2
3
4
1
2
1
2
1
4
124
1
2
1
2
2
2
2
3
1
2
1
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
2
1
4
119
3
4
2
3
2
3
2
4
2
3
2
3
4
3
3
3
3
2
1
2
3
2
1
4
148
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
1
3
2
2
1
2
1
2
2
2
1
3
113
7
11
6
10
8
10
7
13
6
9
7
11
11
12
8
9
9
10
5
7
7
8
4
15
504
137
Data mentah variabel rasa marah
fieldtest
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
5
4
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
3
1
2
1
2
4
3
1
1
1
1
2
2
3
2
2
1
3
2
10
2
2
2
3
1
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
14
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
1
1
2
3
2
3
2
1
2
4
1
2
3
2
1
2
2
1
2
1
2
3
2
16
1
2
1
2
2
3
3
3
3
3
1
2
4
3
3
1
2
3
2
3
1
2
4
2
2
4
2
1
2
3
2
2
2
1
4
2
8
8
6
8
5
6
7
7
9
8
6
6
9
8
8
6
7
10
8
9
5
8
14
7
6
9
7
4
8
9
7
7
7
5
11
8
138
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
2
2
4
3
2
2
3
1
2
3
2
2
3
2
2
2
3
1
2
3
2
2
1
3
120
2
2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
94
3
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
3
1
2
3
2
2
3
108
3
4
2
2
3
2
4
1
2
4
3
3
4
3
3
3
2
3
1
3
3
2
1
4
148
10
9
9
9
7
8
10
4
7
11
8
9
10
7
8
9
7
8
5
10
10
8
5
11
470
139
Data mentah variabel sikap permusuhan
fieldtest
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
3
1
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
1
3
3
4
4
1
3
1
3
2
2
1
2
4
4
1
1
4
3
2
3
4
2
4
2
4
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
3
2
9
2
2
3
3
2
1
2
2
2
3
4
1
3
2
2
1
2
2
1
2
1
2
4
3
2
2
2
4
2
3
3
2
3
1
4
2
15
2
2
1
1
2
1
4
1
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
3
2
4
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
2
17
1
3
4
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
1
1
4
2
2
1
2
2
1
2
2
7
12
13
9
9
8
13
8
11
11
12
6
13
10
10
10
7
11
7
10
7
11
10
13
10
10
7
11
12
11
8
11
12
6
14
10
140
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
1
2
3
3
3
2
2
2
3
2
2
4
152
1
3
1
2
1
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
3
88
2
2
2
3
2
2
2
2
4
2
3
3
1
1
3
2
2
4
2
2
2
2
1
4
137
4
2
1
2
1
2
2
4
1
1
2
2
1
1
3
1
1
1
1
2
4
2
1
1
102
2
2
2
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
123
12
11
8
12
8
12
11
14
10
9
10
11
6
7
13
10
9
10
7
10
12
10
6
14
602
141
Hasil regresi reduction in revenge terhadap agresi verbal
Model Summary
Model
1
R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
F
Change Change
,526(a)
,276
,251
2,11509
,276 10,887
a Predictors: (Constant), avoidance, revenge
df1
df2
2
57
ANOVA(b)
Sum of
Mean
Model
Squares
Df
Square
1
Regression
97,405
2
48,703
Residual
254,995
57
4,474
Total
352,400
59
a Predictors: (Constant), avoidance, revenge
b Dependent Variable: agresi verbal
F
10,887
Sig.
,000(a)
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
1
(Constant)
15,025
1,469
revenge
-,366
,125
-,377
avoidance
-,138
,078
-,228
a Dependent Variable: agresi verbal
t
10,230
-2,933
-1,774
Sig.
,000
,005
,081
Sig. F
Change
,000
142
Hasil regresi variabel reduction in revenge terhadap agresi fisik
Model Summary
Model
1
R
,170(a)
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change
,029
-,005
1,98389
,029
,844
a Predictors: (Constant), avoidance, revenge
df1
df2
2
57
F
,844
Sig.
,435(a)
t
Sig.
ANOVA(b)
Sum of
Square
Model
s
df
1
Regression
6,641
2
Residual
224,34
57
3
Total
230,98
59
3
a Predictors: (Constant), avoidance, revenge
b Dependent Variable: agresi fisik
Mean
Square
3,320
3,936
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
10,276
1,378
revenge
-,150
,117
avoidance
,031
,073
a Dependent Variable: agresi fisik
Standardized
Coefficients
Beta
1
-,191
,063
7,459
-1,280
,422
,000
,206
,675
Sig. F
Change
,435
143
Hasil regresi pemberian maaf ke agresivitas
Descriptive Statistics
agresivitas
Reduction
in revenge
Reduction
in
avoidance
Mean
35,4500
Std. Deviation
6,43725
N
11,1000
2,51571
60
18,6000
4,04299
60
60
Correlations
agresivitas
Pearson
Correlation
Sig. (1-tailed)
N
agresivitas
Reduction in
revenge
Reduction in
avoidance
agresivitas
Reduction in
revenge
Reduction in
avoidance
agresivitas
1,000
Reduction
in
avoidance
-,430
-,306
-,430
1,000
,481
-,306
,481
1,000
.
,000
,009
,000
.
,000
,009
,000
.
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Reduction in
revenge
Reduction in
avoidance
Variables Entered/Removed(b)
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed
VAR00002,
VAR00001(
a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: agresivitas
Method
.
Enter
Reduction
in revenge
144
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,445(a)
R Square
,198
Adjusted R
Square
,170
Std. Error of
the Estimate
5,86629
R Square
Change
,198
F Change
7,022
df1
df2
2
57
a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance
, Reduction in revenge
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
483,286
Mean Square
2
241,643
1961,564
57
2444,850
59
a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance
, Reduction in revenge
34,413
F
Sig.
7,022
,002(a)
b Dependent Variable: agresivitas
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
agresivita
49,727
s
Reductio
n in
-,941
revenge
Reductio
n in
-,206
avoidanc
e
a Dependent Variable: agresivitas
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
4,074
Sig.
12,207
,000
,346
-,368
-2,717
,009
,215
-,130
-,958
,342
Sig. F Change
,002
145
Hasil regresi pemberian maaf terhadap agresi fisik
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
R Square
,091(a)
Adjusted R
Square
,008
Std. Error of
the Estimate
-,009
R Square
Change
1,98728
F Change
,008
df1
,487
df2
1
a Predictors: (Constant), VAR00001
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
Mean Square
1,924
1
1,924
229,059
230,983
a Predictors: (Constant), VAR00001
b Dependent Variable: VAR00002
58
59
3,949
F
Sig.
,487
,488(a)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
10,125
)
VAR0000
-,032
1
a Dependent Variable: VAR00002
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
1,373
,045
-,091
Sig. F Change
58
Sig.
7,374
,000
-,698
,488
,488
146
Hasil regresi pemberian maaf terhadap agresi verbal
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,505(a)
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
,255
,242
2,12754
a Predictors: (Constant), VAR00001
R Square
Change
,255
F Change
19,854
df1
df2
Mean Square
F
Sig.
19,854
,000(a)
1
58
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
89,867
1
89,867
262,533
352,400
a Predictors: (Constant), VAR00001
b Dependent Variable: VAR00003
58
59
4,526
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
14,835
)
VAR0000
-,217
1
a Dependent Variable: VAR00003
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
1,470
,049
-,505
Sig.
10,092
,000
-4,456
,000
Sig. F Change
,000
147
Hasil regresi pemberian maaf terhadap rasa marah
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,333(a)
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
,111
,095
1,78741
a Predictors: (Constant), VAR00001
R Square
Change
,111
F Change
7,210
df1
df2
1
58
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
11,091
)
VAR0000
-,110
1
a Dependent Variable: VAR00004
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
T
1,235
,041
-,333
Sig.
8,981
,000
-2,685
,009
Sig. F Change
,009
148
Hasil regresi pemberian maaf terhadap sikap permusuhan
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,264(a)
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
,070
,054
2,14151
a Predictors: (Constant), VAR00001
R Square
Change
,070
F Change
4,348
df1
df2
Mean Square
F
Sig.
4,348
,041(a)
1
58
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
19,942
1
19,942
265,991
58
4,586
285,933
a Predictors: (Constant), VAR00001
b Dependent Variable: VAR00005
59
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
13,064
)
VAR0000
-,102
1
a Dependent Variable: VAR00005
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
1,480
,049
-,264
Sig.
8,830
,000
-2,085
,041
Sig. F Change
,041
149
Hasil regresi sedang berkonflik/tidak
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,056(a)
Adjusted R
Std. Error of
R Square
R Square
Square
the Estimate
Change
,003
-,014
6,48218
,003
a Predictors: (Constant), sedang berkonflik/tidak
F Change
,185
df1
Mean Square
F
df2
1
58
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
7,771
1
7,771
2437,079
58
2444,850
59
a Predictors: (Constant), sedang berkonflik/tidak
b Dependent Variable: agresivitas
42,019
Sig.
,185
,669(a)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
35,038
)
sedang
berkonflik
,726
/tidak
a Dependent Variable: agresivitas
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
t
1,271
1,689
,056
Sig.
27,562
,000
,430
,669
Sig. F Change
,669
150
Hasil regresi jenis kelamin
Model Summary
Adjusted R
R
R Square
Square
,068(a)
,005
-,013
a Predictors: (Constant), jenis kelamin
Std. Error of
the Estimate
6,47738
Model
1
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
Mean Square
11,378
1
11,378
2433,472
58
41,956
2444,850
a Predictors: (Constant): jenis kelamin
b Dependent Variable: agresivitas
59
F
Sig.
,271
,605(a)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
34,917
)
VAR0000
,889
3
a Dependent Variable: agresivitas
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
t
1,322
1,707
,068
Sig.
26,408
,000
,521
,605
151
Hasil regresi lamanya berkonfik
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,333(a)
Adjusted R
Std. Error of
R Square
R Square
Square
the Estimate
Change
,111
,034
5,90117
,111
a Predictors: (Constant), lama berkonflik-hari penelitian
F Change
1,436
df1
df2
Mean Square
F
Sig.
1,436
,258(a)
2
23
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
Df
100,014
2
50,007
800,947
23
900,962
25
a Predictors: (Constant), lama berkonflik-hari penelitian
b Dependent Variable: agresivitas
34,824
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
)
Lama
berkonflik
-hari
penelitian
Std. Error
35,255
1,192
-3,522
2,108
1,645
a Dependent Variable: agresivitas
2,108
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
29,571
,000
-,345
-1,671
,108
,161
,780
,443
Sig. F Change
,258
152
Hasil regresi revenge & avoidance
ANOVA(c)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
df
Mean Square
451,726
1
451,726
1993,124
2444,850
58
59
34,364
483,286
2
241,643
1961,564
57
2444,850
59
a Predictors: (Constant), VAR00001
b Predictors: (Constant), VAR00001, VAR00002
c Dependent Variable: VAR00003
34,413
2
Total
Regressio
n
Residual
F
Sig.
13,145
,001(a)
7,022
,002(b)
Total
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
47,659
)
VAR0000
-1,100
1
2
(Constant
49,727
)
VAR0000
-,941
1
VAR0000
-,206
2
a Dependent Variable: VAR00003
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
3,451
,303
-,430
4,074
Sig.
13,809
,000
-3,626
,001
12,207
,000
,346
-,368
-2,717
,009
,215
-,130
-,958
,342
Model Summary
Change Statistics
Model
1
2
Adjusted R
Square
,171
Std. Error of
the Estimate
5,86210
R Square
Change
,185
R
,430(a)
R Square
,185
,445(b)
,198
,170
5,86629
,013
a Predictors: (Constant), VAR00001
b Predictors: (Constant), VAR00001, VAR00002
F Change
13,145
,917
df1
df2
1
58
Sig. F Change
,001
1
57
,342
153
Hasil regresi usia
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
,056(a)
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
,003
-,014
6,48218
a Predictors: (Constant), usia
R Square
Change
,003
F Change
,185
df1
Mean Square
F
df2
1
58
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
df
7,771
1
7,771
2437,079
2444,850
a Predictors: (Constant), usia
b Dependent Variable: agresivitas
58
59
42,019
Sig.
,185
,669(a)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant
)
usia
Std. Error
35,038
1,271
,726
a Dependent Variable: agresivitas
1,689
Standardized
Coefficients
Beta
t
,056
Sig.
27,562
,000
,430
,669
Sig. F Change
,669
154
Hasil T-test jenis kelamin
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
agresivitas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
,174
,678
-,398
58
,692
-,68056
1,70859
-4,10067
2,73956
-,388
44,891
,700
-,68056
1,75447
-4,21448
2,85337
Group Statistics
agresivitas
Upper
jeniskelamin
laki-laki
perempuan
N
24
36
Mean
35,0417
35,7222
Std. Deviation
6,98744
6,13007
Std. Error
Mean
1,42630
1,02168
155
Hasil T-test usia
Descriptives
agresivitas
N
≥17 tahun
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
11
34,4545
5,06683
1,52771
31,0506
37,8585
28,00
43,00
16 tahun
≤15 tahun
22
35,0000
4,46148
,95119
33,0219
36,9781
25,00
42,00
27
36,2222
8,17752
1,57376
32,9873
39,4571
23,00
52,00
Total
60
35,4500
6,43725
,83104
33,7871
37,1129
23,00
52,00
ANOVA
agresivitas
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
31,456
2413,394
2444,850
df
2
57
59
Mean Square
15,728
42,340
F
,371
Sig.
,691
156
Hasil T-test sedang berkonflik/tidak
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F
agresivitas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not assumed
5,003
t-test for Equality of Means
Sig.
t
,029
Sig. (2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
agresivitas
Lower
Upper
,213
58
,832
,35973
1,69080
-3,02478
3,74423
,199
37,946
,843
,35973
1,80644
-3,29739
4,01685
Group Statistics
VAR00002
sedang
mengalami
konflik
tidak sedang
mengalami
konflik
95% Confidence
Interval of the
Difference
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
26
35,6538
8,19240
1,60666
34
35,2941
4,81494
,82575
157
Hasil T-test lamanya mengalami konflik
Descriptives
agresivitas
95% Confidence Interval for
Mean
N
≥1 tahun
1 sampai 5 bulan
1 sampai 15 hari
Total
3
Mean
29,0000
Std. Deviation
6,00000
Std. Error
3,46410
Lower Bound
14,0952
Upper Bound
43,9048
Minimum
23,00
Maximum
35,00
17
6
26
38,1765
31,8333
35,6538
8,64028
4,07022
8,19240
2,09558
1,66166
1,60666
33,7340
27,5619
32,3449
42,6189
36,1048
38,9628
23,00
27,00
23,00
52,00
37,00
52,00
ANOVA
agresivitas
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
328,581
1349,304
1677,885
df
2
23
25
Mean Square
164,290
58,665
F
2,800
Sig.
,082
Download