KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus
bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU
SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN
(Effect of Combination of Lactobacillus plantarum and Lactobacillus
bulgaricus and Streptococcus thermophilus on Quality of Fermented Milk)
ROSWITA SUNARLIM dan MISGIYARTA
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor
ABSTRACT
Milk fermentation using combination of L. plantarum with L. bulgaricus and S. thermophilus is an
innovative milk product to create good quality curd. This study was done to evaluate its quality during
storage. Bacterium starter applied was 3%. Parameters observed were protein rate, fat rate, water content, ash
content, acid exposed to titration pH value, viscosity, lactic acid bacteria total. Milk product yielded was kept
in refrigerator having temperature 4 – 7°C, during 14 days with observation interval of 0, 7, 14 days.
Statistical analysis applied was Completely randomized block design with factorial pattern of 4 x 3 (4 =
combination of bacteria 3 = storage stripper) repeated three times. Result showed there were no real
difference on nutritional value except the declining ash content during 14 days storage. Total acid, pH value
and lactic total acid bacteria showed no differences but there was significant increase in viscosity during
storage of 7 and 14 days compared to that of 0 day.
Key Words: Lactobacillus plantarum, Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus termophilus, Quality of
Fermentated Milk, Storage
ABSTRAK
Susu fermentasi dari kombinasi L. plantarum dengan L. bulgaricus dan S. thermophilus merupakan
inovasi baru untuk menciptakan produk susu berkualitas namun belum diketahui mutunya selama
penyimpanan. Starter bakteri yang digunakan berkonsentrasi 3%. Parameter yang diamati adalah kadar
protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, total asam tertitrasi, nilai pH, viskositas, total bakteri asam laktat.
Produk susu yang dihasilkan disimpan didalam kulkas bersuhu 4 – 7°C, selama 14 hari dengan interval
pengamatan 0, 7, 14 hari. Analisis statistik yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok berpola
faktorial 4 x 3 (4 = kombinasi bakteri, 3 = lama penyimpanan) diulang sebanyak tiga kali. Hasil yang
diperoleh ternyata tidak terdapat perbedaan nyata terhadap nilai gizi kecuali kadar abu yang menurun secara
nyata selama penyimpanan 14 hari. Total asam tertitrasi, nilai pH dan total bakteri asam laktat juga tidak
berbeda nyata namun viscositas selama penyimpanan 7 dan 14 hari mengalami peningkatan secara nyata
dibandingkan dengan 0 hari.
Kata Kunci: Lactobacillus plantarum, Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus termophilus, Mutu Susu
Fermentasi, Penyimpanan
PENDAHULUAN
Dadih merupakan produk pangan khas
Sumatra Barat berasal dari fermentasi alami
susu kerbau. Fermentasi secara alami
merupakan fermentasi spontan karena dalam
pembuatannya tidak ditambahkan bakteri
dalam bentuk kultur starter. Adapun fermentasi
tidak spontan memerlukan tambahan kultur
starter lainnya sehingga diperoleh produk yang
312
digunakan seperti yoghurt, yakult, kefir dan
lain sebagainya (FARDIAZ, 1987). Produk dadih
ternyata selama proses fermentasi melibatkan
sejumlah bakteri dan terbanyak adalah L.
plantarum (SUNARLIM et al., 1999).
Pada penelitian ini dilakukan penelitian
dengan cara fermentasi tidak spontan agar
diperoleh produk yang khas, lebih baik dari
asalnya, sehingga produk dadih tersebut
memiliki mutu dan aroma yang dapat diterima
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
oleh masyarakat. Upaya meningkatkan mutu,
mempopulerkan dadih yang dapat diterima
masyarakat luas di luar Sumatra Barat maka
dilakukan penelitian dengan mengkombinasikan bakteri dengan starter bakteri yoghurt yaitu
L. bulgaricus dan S. Thermophilus berbahan
baku susu sapi. Kombinasi starter bakteri L.
plantarum dengan S. Thermophilus ternyata
dapat meningkatkan derajat keasaman dan
menurunkan nilai pH. Ditinjau dari cita rasa
ternyata kedua kombinasi bakteri tersebut lebih
disukai untuk uji hedonik terhadap kriteria
tekstur dan rasa (keasaman) (SUNARLIM et al.,
2007).
Susu penyimpanan memegang peranan
penting terhadap produk pangan. Semakin
rendah suhu semakin lama mutu dapat
dipertahankan. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah melakukan penyimpanan
produk susu fermentasi dari kombinasi L.
plantarum dengan L. bulgaricus dan S.
thermophilus yang disimpan dalam kulkas
bersuhu 4 – 7°C.
x 3 (4 = kombinasi starter bakteri, 3= lama
penyimpanan) diulang sebanyak tiga kali.
Susu sapi segar
Pemanasan susu (80 – 85°C, 30 menit)
Homogenisasi (melalui pengadukan)
Inokulasi dengan starter
Penuangan ke wadah-wadah plastik
Inkubasi 37oC selama 24 jam
Susu fermentasi
Gambar 1. Proses pembuatan susu fermentasi
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
MATERI DAN METODE
Bahan yang digunakan adalah susu sapi,
agar kepadatan susu mendekati susu kerbau
untuk itu susu sapi diuapkan sampai tingkat
60% yang dilakukan secara manual sambil
diaduk untuk menghindari karamelisasi (reaksi
pencoklatan). Penggunaan satu liter susu
dibutuhkan waktu 30 menit untuk pemanasan
pada suhu 80 – 85°C.
Perlakuan dengan menggunakan tiga
macam starter bakteri dengan konsentrasi 3%,
yaitu L. bulgaricus, S. thermophilus dan L.
plantarum dari dadih. Kombinasi starter
bakteri ada empat macam yaitu: 1) L.
plantarum tunggal, 2) L. plantarum dengan S.
thermophilus, 3) L. plantarum dengan L.
bulgaricus, 4) L. plantarum dengan L.
bulgaricus dan S. thermophilus. Cara
pembuatan susu fermentasi seperti terpapar
pada Gambar 1.
Parameter yang diamati untuk susu
fermentasi adalah nilai gizi yaitu kadar protein,
lemak, air dan abu, nilai pH, total asam
tertitrasi, viskositas dan total bakteri asam
laktat.
Analisis statistik yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok berpola faktorial 4
Penyimanan susu fermentasi dari empat
macam kombinasi bakteri L. plantarum dengan
L. bulgaricus dan S. thermophilus ternyata
diperoleh interaksi yang tidak nyata untuk
kombinasi starter bakteri dengan lama
penyimpanan. Oleh karena itu, pembahasan
dilakukan berdasarkan kombinasi starter
bakteri dan pengaruh lama penyimpanan.
Total asam tertitrasi dan nilai pH
Total asam tertitrasi dari perlakuan L.
plantarum tunggal adalah nyata lebih rendah
(1,26%) dibandingkan dengan kombinasi
dengan L. bulgaricus maupun S. thermophilus
(1,56; 1,58 dan 1,68%) seperti tertera pada
Tabel 1. Demikian pula penelitian SUNARLIM
et al. (2007) adanya perbedaan yang nyata
diantara keempat macam kombinasi bakteri
yaitu prosentase terendah pada perlakuan L.
plantarumtum tunggal.
Nilai pH diperoleh hasil yang sama yaitu
perlakuan kombinasi bakteri L. plantarum
dengan S. thermophilus diperoleh nilai pH
terendah yang nyata secara statistik
dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya.
313
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Hubungan total asam tertitrasi dan nilai pH
adalah berbanding terbalik, bila total asam
tertitrasi tinggi kebalikannya nilai pH menjadi
rendah. Oleh karena itu, total asam tertitrasi
yang tinggi pada penelitian ini yaitu 1,68%
juga diperoleh dari penelitian SUNARLIM et al.
(2007) yaitu 1,60%, sedangkan nilai pHnya
juga terendah diperoleh 3,84 dan 4,01 dari
penelitian kombinasi bakteri L. plantarum
dengan S. thermophilus. Laktosa merupakan
karbohidrat utama pada susu merupakan
bisakarida dari glukosa dan galaktosa yang
terbentuk akibat adanya enzim laktase. Bahan
ini sebagai sumber energi dan sumber karbon
selama pertumbuhan bakteri (BUCKLE et al.,
1987). Selain itu peranan penting lainnya
adalah penguraian laktosa susu menjadi asam
laktat selama fermentasi menyebabkan
peningkatan keasaman dan terjadi penurunan
pH (KOSIKOWSKI, 1982; FRAZIER dan
WASLOFF, 1988).
Selama penyimpanan 14 hari ternyata tidak
terdapat perbedaan nyata terhadap total asam
trtitrasi sejak penyimpanan 0 hari (1,30%),
penyimpanan 7 hari (1,49%) dan penyimpanan
14 hari (1,52%) begitu pula untuk nilai pH
pada penyimpanan 0 hari (3,54) , penyimpanan
7 hari (4,32), dan penyimpanan 14 hari (4,13)
seperti yang tertera pada Tabel 2. Faktor suhu
penyimpanan
dengan
suhu
rendah
kemungkinan menyebabkan terhambatnya
kerja enzim laktase atau telah terbentuk asam
laktat secara maksimal sehingga tidak terdapat
peningkatan total asam tertitrasi dan penurunan
pH.
Total bakteri asam laktat
Penggunaan bakteri L. plantarum tunggal
ternyata total bakteri asam laktatnya terendah
(log 6,88), secara nyata dibandingkan ketiga
perlakuan lainnya (log 7,17 dan log 7,48). Hal
ini sesuai dengan penelitian SUNARLIM et al.
(2007), meskipun tidak nyata terendah namun
total bakteri asam laktatnya cenderung
terendah (log 6,39). Apabila dihubungkan
dengan dengan total asam tertitrasinya yang
rendah dan nilai pH yang tertinggi diperoleh
dari perlakuan penggunaan bakteri L.
plantarum tunggal.
Selama penyimpanan 14 hari tidak terdapat
perbedaan total bakteri asam laktat namun pada
314
penyimpanan 0 hari ada kecenderungan
terendah (log 7,08) dibandingkan dengan
penyimpanan 7 hari (log 7,27) dan
penyimpanan 14 hari (log 7,36). Kemungkinan
faktor suhu rendah menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan bakteri.
Viskositas
Viskositas merupakan kekentalan suatu
produk yang diukur dengan menggunakan alat
viskometer.
Viskositas
terendah
pada
perlakuan L. plantarum tunggal (23500 cp)
meskipun tidak nyata dibandingkan dengan
ketiga perlakuan lainnya (26.280 cp dan
28.280 cp) Tabel 1, begitu pula pada penelitian
SUNARLIM et al. (2007).
Viskositas yang erat hubungannya dengan
kekentalan,
selama
proses
fermentasi
dihasilkan asam laktat, sehingga terjadi
penurunan pH hingga 4,4 – 4,5. Hal ini yang
menyebabkan protein susu mengalami
koagulasi sehingga membentuk gumpalangumpalan yang semakin banyak (KUSWANTO
dan SUDARMADJI, 1989).
Kekentalan
yang
diperoleh
selama
penyimpanan meningkat secara nyata selama
penyimpanan 14 hari (25.480 cp), 7 hari
(32.440 cp) dibandingkan dengan awal
pengamatan pada 0 hari (20.880 cp).
Kekentalan
tertinggi
diperoleh
pada
penyimpanan 7 hari (Tabel 2) dimana protein
susu terutama kasein yang menggumpal kerena
meningkatnya kadar asam laktat tertitrasi
akibat aktivitas bakteri yang diinokulasikan
menyebabkan semakin banyak asam laktat
yang dihasilkan yang sesuai dengan total asam
tertitrasi yang meningkat dari 1,30% menjadi
1,49% pada penyimpanan hari ke 14 (Tabel 2).
Adapun
penurunan
viskositas
pada
penyimpanan 14 hari diduga karena mulai
terjadi pemisahan gumpalan dan whey
(wheying), meskipun demikian total asam
tertitrasi relatif tinggi (1,52%) pada
penyimapanan 14 hari (Tabel 2).
Nilai gizi
Kombinasi
empat
macam
bakteri
Lactobacillus dan Streptococcus ternyata tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai gizi meliputi
kadar protein, kadar lemak dan kadar air
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
Selama penyimpanan 14 hari ternyata kadar
protein, kadar lemak, dan kadar air tidak
mengalami perbedaan yang nyata, kecuali
kadar abu terjadi penurunan secara nyata
selama penyimpanan tujuh hari (1,40%) dan 14
hari (1,34%) dibandingkan dengan awal
pengamatan (0 hari) yaitu sebesar 1,43%
(Tabel 2).
Kadar air dan abu berbeda nyata namun ada
kecenderungan kadar air tertinggi pada
perlakuan bakteri L. plantarum dan S.
Thermophilus, juga kadar abu terendah juga
pada perlakuan yang sama. Dibandingkan
dengan penelitian SUNARLIM et al. (2007) juga
diperoleh hasil yang relatif sama.
Faktor keasaman akibat kerja bakteri asam
laktat yang merubah laktosa menjadi asam
laktat kemungkinan dapat menghambat kerja
enzim proteolitik, lipase, sehingga hanya
sedikit saja terjadi pemecahan lemak maupun
protein selama penyimpanan. Meskipun
demikian menurut YUKUCHI et al. (1992)
meskipun perubahan yang sedikit dari lemak
dan protein, namun memiliki peran yang
penting sebagai komponen pembentuk flavor
selama proses fermentasi.
(Tabel 1). Hal ini sesui dengan penelitian
SUNARLIM et al. (2007). Penggunaan bahan
baku yang sama pada setiap perlakuan
kombinasi bakteri menyebabkan kadar protein,
kadar lemak dan kadar air tidak berbeda nyata
kecuali kadar abu.
Meskipun kadar protein tidak nyata
berbeda diantara perlakuan penggunaan bakteri
Lactobacillus dan Streptococcus terutama
bakteri L. bulgaricus mempunyai aktifitas
proteolitik yang yang cukup tinggi dimana sifat
proteolitiknya dapat memecah kasein dalam
susu dengan bantuan enzim proteonase. Akan
tetapi enzim ini optimal pada pH 5,2 – 5,8 pada
suhu 45 – 50°C. Apabila pH lebih rendah yaitu
pH 4,5 enzim proteonase tidak dihasilkan
(TAMIME dan DEETH, 1980). Pada penelitian
diperoleh nilai pH, oleh karena itu
terhambatnya kerja enzim protease di bawah
4,5 (Tabel 1).
Bakteri asam laktat dapat menghasilkan
enzim lipase, namun aktifitas enzim ini relatif
rendah dan hanya mempengaruhi perubahan
penurunan kadar lemak sedikit saja (YUKUCHI
et al., 1992). Hal tersebut tidak menyebabkan
kadar lemaknya tidak berbeda nyata.
Tabel 1. Nilai gizi, mutu fisik dan total bakteri asam laktat dari hasil fermentasi kombinasi bakteri L.
pantarum dengan L. bulgaricus dan S. thermophilus
Kombinasi bakteri L.
plantarum dengan
Parameter (kadar %)
Protein
Lemak
Air
Abu
TAT
Nilai
pH
5,61
4,88
79,48
1,40
1,26a
4,38c
23,53
6,88a
c
a
27,00
7,17b
-
4,01
Viskositas
(x 1000 cp)
BAL log
10 cfu/ml
S. thermophilus
7,14
4,82
80,34
1,38
1,68
L. bulgaricus
6,50
4,98
79.61
1,38
1,56b
4,35bc
26,28
7,42c
S. thermophilus +
L. bulgaricus
8.l05
4,84
78,89
1,40
1,58b
4,24b
28,28
7,48c
Tabel 2. Nilai gizi, mutu fisik dan total bakteri asam laktat dari empat macam susu fermentasi selama
penyimpanan
Lama
penyimpanan
(hari)
0
Parameter (kadar %)
Protein
Lemak
Air
Abu
TAT
Nilai
pH
Viskositas
(x 1000 cp)
BALlog 10
cfu/ml
6,70
4,96
79,82
1,43c
1,30
3,54
20,88a
7,08
b
1,49
4,32
32,44
c
7,27
1,52
4,00
25,48b
7,36
7
6,97
4,79
79,47
1,40
14
6,80
4,90
79,38
1,34a
315
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008
KESIMPULAN
Dari
uraian
mengenai
“Kombinasi
Lactobacillus plantarum dengan Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
terhadap mutu susu fermentasi selama
penyimpanan” dapat disampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Keempat macam kombinasi starter bakteri
dan lama penyimpanan tidak nyata
interaksinya terhadap kadar protein, kadar
lemak, kadar air, kadar abu, total asam
tertitrasi, nilai pH, viskositas dan total
bakteri asam laktat.
2. Kombinasi bakteri Lactobacillus plantarum
dan Stereptococcus termophilus diperoleh
nilai pH terendah, total asam tertitrasi
tertinggi secara nyata namun total bakteri
asam laktat terendah secara nyata pada
perlakuan Lactobacillus plantarum tunggal.
3. Selama penyimpanan 14 hari tidak terjadi
perubahan mutu yang mencolok kecuali
viskositas terjadi peningkatan secara nyata
dibandingkan dengan penyimpanan awal (0
hari) dan penurunan kadar abu.
DAFTAR PUSTAKA
BUCKLE, K.A., R.A. EDWARDS, G.H. FLEET and M.
WOOTON. 1983. Ilmu Pangan. Cetakan kedua.
Terjemahan: PURNOMO, H. dan ADIONO.
Universitas Indonesia.Press.Jakarta.
FARDIAZ, S. 1987. Mikrobiologi Pengolahan Pangan
Lanjut. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi. Institut Pertanian Bogor.
316
FRAZIER, W.C. and D.C. WESTHOFF. 1988. Food
Microbiology 4th ed. Mc Graw-Hill Book Co.,
Singapore.
KOSIKOWSKI, F. 1982. Cheese and Fermented Foods.
Kosikowski and Associated. New York.
KUSWANTO, K.R. and S. SUDARMADJI. 1989.
Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas,
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
SUNARLIM, R., TRIYANTINI, ABUBAKAR, M.
POELOENGAN dan H. SETIYANTO. 1999.
Peningkatan Teknologi Pembuatan Inokulum
Mikroba Pengolahan Dadih Untuk Menunjang
Agroindustri Pedesaan, Laporan Penelitian
Balai Penelitian Ternak Tahun Anggaran
1998/1999.
SUNARLIM, R., H.SETIANTO dan M. POELOENGAN.
2007. Pengaruh Kombinasi Starter Bakteri
Lactobacillus
bulgaricus,
Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus plantarum
Terhadap Sifat Mutu Susu Fermentasi.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veterier tahun 2007 (belum
diterbitkan).
TAMIME, A.Y. and H.C. DEETH. 1980. Yoghurt:
Technology and biochemistry. J. Food Protect.
43: 939.
YUKUCHI, H., T. GOTO and S. OKNOGI. 1992.
Fermented Milks, lactic drinks and intestinal
microflora. In: Function of Fermented Milks:
Challenges for the Health Science.
NAKAZAWA, Y. and A. HOSONO (Eds.).
Elsevier Science Publishers. England.
Download