analisis market demand function pada komoditas sepeda motor

advertisement
ANALISIS MARKET DEMAND FUNCTION PADA
KOMODITAS SEPEDA MOTOR BEKAS
DI KOTA BANJARMASIN.
Akhmad Rivai
ABSRAKSI
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini Untuk mengetahui secara parsial Faktor
Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function Pada
Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin, Untuk mengetahui secara simultan
Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial yang mempengaruhi Market Demand Function
Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin; dan Untuk mengetahui
dinamika pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan dalam Market Demand Function
Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota Banjarmasin
Dengan menggunakan sampel sebanyak 96 responden dan menggunakan analisis
regresi linear berganda peneliti bermaksud untuk membuktikan hepotesis kerja yang telah
dibangun dalam penelitian ini.
Hasil penelitian merekomendasikan bahwa Secara parsial pengaruh faktor psikologis dan
faktor lingkungan sosial signifikan terhadap market demand function pada komoditas Sepeda
Motor Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini dibuktikan secara statistik nilai t hitung masing-masing
faktor nilai t tabel alpha 5%;; Secara simultan pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan
sosial signifikan terhadap market demand function pada komuditas Sepeda Motor Bekas Di
Kota Banjarmasin, hal ini dibuktikan secara statistik nilai F hiutngnya > nilai F tabel dengan
alpha 5%; dan Secara total pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial cukup erat
terhadap market demand function pada komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota Banjarmasin,
hal ini dibuktikan dengan nilai R2 mendekati angka 1.
Kata Kunci : Psikologis, Lingkungan Sosial, dan Market Demand Functio
Sangat peka dirasakan oleh sebagian
kehidupan bangsa kita hari ini, dimana
banyak
rakyat
Indonesia
yang
kehidupannya jauh dari cita-cita bangsa
atau dengan kata lain masih berkutik dalam
kemiskinan dan hidup dalam garis
kemiskinan. Inilah tantangan bangsa kita
bisakah membawa mereka yang miskinmiskin itu keluar dari belenggu kehidupan
yang serba terbatas menuju sejahtera lahir
dan batin. Ini semua membutuhkan energi
yang besar untuk berubah dengan caracara atau berpikir positif Thinking for
Change.
Oleh karenanya peran serta seluruh
lapisan masyarakat Indonesia dalam
perekonomian In saat ini sudah menjadi
keharusan dalam rangka menggerakkan
roda ekonomi nasional dalam mewujudkan
ekonomi yang stabil. Peran pemerintah,
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional yang sedang
giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerintah
dengan segenap keikutsertaan lapisan
masayarakat tentunya tidak lain dengan
tujuan akhir untuk mencapai masyarakat
adil dan makmur. Dengan pembangunan
nasional secara bertahap dan gradual ini
diharapkan secara jangka panjang terwujud
tatanan
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara dalam suasana kehidupan
kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi.
Banyaknya berbagai kemudahan yang
didapat rakyatnya atas alat pemuas
kebutuhan hidup menunjukkan semakin
maju dan modernisasinya kondisi dan
situasi ekonomi bangsa.
51
52
swasta dan piranti ekonomi lainnya tidak
bisa diabaikan begitu saja. Apalagi
menyangkut dinamika peran swasta dalam
perekonomian nasional dan daerah saat ini
yang dirasa sangat menentukan nasib
kebanyakan pekerja Indonesia.
Banyak
rakyat
Indonesia
yang
menaruhkan
kehidupannya berprofesi sebagai usaha
swasta dan pekerja swasta. Agar perannya
secara jangka panjang dapat dinamis dan
membawa
keberlangsungan
survival
usahanya, tentunya pelaku bisnis swasta
harus memiliki cara pandang tersendiri
mengenai bisnis masa depan yang
membutuhkan peramalan bisnis yang tepat
termasuk
didalamnya
bagaimana
memprediksi permintaan pasar di masa
datang.
Disinilah ketertarikan peneliti
mencoba menelaah fenomena bisnis yang
ada kaitanya dengan pasar komoditas
sepeda motor bekas di kota Banjarmasin,
diman pelaku bisnis swasta harus mampu
menganalisis market demand functionnya
secara akurat.
Perumusan Masalah
1. Secara parsial apakah Faktor Psikologis
dan Faktor Lingkungan Sosial yang
mempengaruhi Market Demand Function
Pada Pasar Komoditas Sepeda Motor
Bekas di Kota Banjarmasin
2. Secara
simultan
apakah
Faktor
Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial
yang mempengaruhi Market Demand
Function Pada Pasar Komoditas Sepeda
Motor Bekas di Kota Banjarmasin.
3. Bagaimanakah dinamika pengaruh faktor
psikologis dan faktor lingkungan dalam
Market Demand Function Pada Pasar
Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota
Banjarmasin
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui secara parsial Faktor
Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial
yang mempengaruhi Market Demand
Function Pada Pasar Komoditas Sepeda
Motor Bekas di Kota Banjarmasin
2. Untuk mengetahui secara simultan
Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan
Sosial yang mempengaruhi Market
Demand
Function
Pada
Pasar
Komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota
Banjarmasin.
3. Untuk mengetahui dinamika pengaruh
faktor psikologis dan faktor lingkungan
dalam Market Demand Function Pada
Pasar Komoditas Sepeda Motor Bekas di
Kota Banjarmasin
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Demand
Sejalan
dengan
kajian
market
demand function, tentunya kajian ilmiah
mengenai demand function itu sendiri harus
dijabarkan secara jelas dan mendasar
melalui pendapat berbagai pijakan yang
ilmiah. Permintaan adalah sejumlah barang
yang dibeli atau diminta pada suatu harga
dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan
dengan keinginan konsumen akan suatu
barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan
kecenderungan permintaan konsumen akan
barang dan jasa tak terbatas.1
Permintaan mencerminkan perilaku
konsumen dalam membeli barang/jasa.
Interaksi antara konsumen dan produsen
akan menciptakan kesepakatan harga
diantara keduanya yang disebut dengan
keseimbangan harga. Permintan adalah
banyaknya jumlah barang yang diminta
pada suatu pasar dengan tingkat harga
tertentu pada tingkat pendapatan tertentu
dan dalam periode tertentu pula.2
Permintaan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada
tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu. Secara periode permintaan
dari seorang individu atau masyarakat
terhadap suatu barang ditentukan oleh
antara lain harga barang yang dimaksud,
tingkat pendapatan, jumlah penduduk,
selera dan ramalan di masa yang akan
datang dan harga barang lain atau subtitusi.
Analisis teori permintaan memfokuskan
hubungan
antara
permintaan
dan
perubahan harga, sedangkan faktor lainnya
dianggap tetap (ceteris paribus).3
Permintan adalah banyaknya jumlah
barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada
53
tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu.4 Dengan adanya berbagai
pendapat secara ilmiah di atas dapatlah
ditarik benang merah mengenai definsi
demand sebagai banyaknya jumlah barang
yang diminta pada tingkat harga tertentu
dalam pasar tertentu pula yang berkaitan
erat dengan hukum keseimbangan pasar.
Hukum Permintaan
Sejalan dengan definisi permintaan
yang diuraikan secara jelas pada deskripsi
di
atas,
maka
untuk
menambah
pemahaman sehubungan dengan market
demand function tentunya perlu sekali
diketengahkan
mengenai
hukum
permintaan. Hukum permintaan adalah
hukum yang menjelaskan tentang adanya
hubungan yang bersifat negatif antara
tingkat harga dengan jumlah barang yang
diminta. Apabila harga naik jumlah barang
yang diminta sedikit dan apabila harga
rendah jumlah barang yang diminta
meningkat5. Dengan demikian hukum
permintaan berbunyi :
Semakin turun tingkat harga, maka
semakin banyak jumlah barang yang
tersedia diminta, dan sebaliknya
semakin naik tingkat harga semakin
sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta. Disini berlaku asumsi ceterus
paribus.
Hukum permintaan berbunyi : jumlah
produk yang diminta berbanding terbalik
dengan harga, artinya : jika harga barang
naik maka jumlah permintaannya akan
turun dan sebaliknya2. Kenaikan harga
barang akan menyebabkan berkurangnya
jumlah barang yang diminta, hal ini
dikarenakan
:
1).
Naiknya
harga
menyebabkan turunnya daya beli konsumen
dan akan berakibat berkurangnya jumlah
permintaan, 2). Naiknya harga barang akan
menyebabkan konsumen mencari barang
pengganti yang harganya lebih murah.
Pada hakikatnya hukum permintaan
menyatakan bahwa ketika harga produk per
unit
mengalami
kenaikan,
akan
menyebabkan jumlah produk yang diminta
mengalami penurunan, dan jika harga
produk per unit turun dari harga semula,
berarti jumlah produk yang diminta akan
mengalami peningkatan. Dengan kata lain
permintaan berbanding terbalik dengan
harga3. Dimana hukum permintaan ini
hanya berlaku jika asumsinya ceteris
paribus.
Hukum permintaan berbunyi “harga
suatu barang berbanding terbalik terhadap
jumlah barang yang diminta.”5 Sering
dikenal The law of demanishing demand
artinya hukum permintaan yang menurun,
yang bunyinya “Apabila harga suatu barang
dinaikkan, maka semakin berkurang jumlah
yang diminta.” Keduanya mempunyai
pengertian yang sama, maksudnya adalah
harga
merupakan
perubah
bebas,
sedangkan jumlah barang yang diminta
merupakan perubah tergantung.
Dengan
memahami
beberapa
pendapat di atas yang mereferensikan
mengenai hukum
permintaan,
maka
dapatlah
disimpulkan
bahwa
hukum
permintaan menyatakan adanya hubungan
yang terbalik antara barang yang diminta
dengan harga, dimana hukum permintaan
memberlakukan asumsi ceterus paribus.
Secara mendasar dengan melihat definisi
permintaan dan hukum permintaan tentunya
permintaan yang dimaksud dalam kaidah
ekonomi mikro memiliki berbagai macam
permintaan. Ada pendapat yang membagi
permintaan menjadi 5 macam yaitu :
1. Permintaan Absolut : Permintaaan yang
tidak disertai daya beli.
2. Permintaan Potensial : Permintaan
potensial adalah permintaan yang sudah
didukung oleh daya beli, namun belum
terdapat keinginan untuk membeli.
3. Permintaan efektif : Permintaan efektif
adalah permintaan terhadap barang dan
jasa yang disertai kemampuan membeli
4. Permintaan Individu : Permintaan
individu adalah permintaan yang hanya
dilakukan oleh salah seorang konsumen
saja.
5. Permintaan Pasar : Permintaan pasar
adalah permintaan yang dilakukan oleh
konsumen secara keseluruhan dalam
pasar.
54
Faktor Yang Mempengaruhi Demand
Permintaan yang individual maupun
pasar sangat ditentukan oleh faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan konsumen
melakukan pembelian terhadap produk.
Adapun faktor yang mempengaruhi demand
diantaranya : harga barang itu sendiri,
harga barang substitusi (pengganti), harga
barang komplementer (pelengkap), jumlah
pendapatan, selera konsumen, intensitas
kebutuhan konsumen, perkiraan harga di
masa depan, jumlah penduduk.
Pendapat
yang
senada
juga
diketengahkan dalam uraian ini, dimana
faktor-faktor yang mempengaruhi demand
adalah
perilaku/selera
konsumen,
ketersediaan dan harga barang sejenis
pengganti dan pelengkap, pendapatan/
penghasilan konsumen, perkiraan harga di
masa depan dan banyaknya/intensitas
kebutuhan konsumen.3
Permintaan seseorang atau suatu
masyarakat
kepada
suatu
barang
ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya :
1). Harga barang itu sendiri (Px), 2). Harga
barang lain ( Py), 3). Pendapatan konsumen
(Inc), 4). Cita rasa (T), 5). Iklim (S), 6).
Jumlah penduduk (Pop), 7). Ramalan masa
yang akan datang (F).
Teori Permintaan atau Teori Perilaku
Konsumen
Untuk memberikan dasar berpikir
yang ilmiah dalam kajian riset terhadap
fenomena ekonomi mikro, tentunyam kajian
teori permintaan perlu sekali dijabarkan
secara komprehensif. Teori tingkah laku
konsumen dapat dibedakan dalam dua
macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan nilai guna (Untiliti) Kardinal
atau sering disebut dengan teori nilai
subyektif: dianggap manfaat atau
kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitif.
2. Pendekatan nilai guna ordinal atau sering
juga disebut analisis Kurva indeference:
manfaat yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsikan barang-barang tidak
kuantitif.
Teori
ekonomi
kepuasan
atau
kenikmatan yang diperoleh seorang dari
mengkonsumsikan
barang-barang
dinamakan nilai guna atau untiliti. Nilai
guna dibedakan diantara dua pengertian ;
1). Nilai guna total : jumlah seluruh
kepuasan
yang
diperoleh
dari
mengkonsumsikan
sejumlah
barang
tertentu, dan 2). Nilai guna marginal :
pertambahan (pengurangan) penggunaan
suatu unit barang tertentu.
Secara histories, teori nilai guna
(untiliti) merupakan teori yang lebih dahulu
dikembangkan
untuk
menerangkan
kelakuan individu dalam memilih barangbarang yang akan dikonsumsinya. Analisa
ini dikenal sebagai analisisa kepuasan
sama, yang meliputi penggambaran dan
macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama
dan garis anggaran pengeluaran. Garis
anggaran pengeluaran (budget line) yang
menunjukan berbagai gabungan barangbarang yang dapat dibeli oleh sejumlah
pendapatan tertentu. Syarat mencapai
kepuasan sama, Seorang konsumen akan
mencapai kepuasan yang maksimum
apabila ia mencapai garis anggaran
pengeluaran menyinggung kurva kepuasan
sama.
Pendekatan
untuk
mempelajari
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
suatu barang meliputi 1). Pendekatan
Kardinal dan 2). Pendekatan Ordinal.
Asumsi : Konsumen bersikap rasional
Dengan anggaran yang tersedia, konsumen
berusaha
memaksimalkan
kepuasan
totalnya dari barang yang dikonsumsinya.
Pendekatan Kardinal
1. Kepuasan konsumsi dapat diukur
dengan satuan ukur.
2. Makin banyak barang dikonsumsi makin
besar kepuasan
3. Terjadi hukum The law of deminishing
Marginal
Utility
pada
tambahan
kepuasan setiap satu satuan. Setiap
tambahan kepuasan yang diperoleh dari
setiap unit tambahan konsumsi semakin
kecil. (Mula – mula kepuasan akan naik
sampai dengan titik tertentu atau
saturation point tambahankepuasan
55
akan semakin turun). Hukum ini
menyebabkan terjadinya Downward
sloping MU curva. Tingkat kepuasan
yang semakin menurun ini dikenal
dengan hokum Gossen.
4. Tambahan kepuasan untu ktambahan
konsumsi 1 unit barang bias dihargai
dengan uang, sehingga makin besar
kepuasan makin mahal harganya. Jika
konsumen memperoleh tingkat kepuasan
yang besar maka dia akan mau
membayar mahal, sebaliknya jika
kepuasan yang dirasakan konsumen
redah maka dia hanya akan mau
membayar
dengan
harga
murah.
Pendekatan cardinal biasa disebut
sebagai Dayaguna marginal.
Skedul Utiliti Total
Qx
TUx
0
0
1
10
4
28
6
30
7
28
MUx
…
10
4
0
-2
Keseimbangan konsumen tercapai ijika
konsumen
memperoleh
kepuasan
maksimum dari mengkonsumsi suatu
barang. Syarat Keseimbangan :
1.MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn
2.PxQx + Py QY + ……+ PnQn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatankonsumen
Q
1
2
3
4
5
6
7
8
MUx
16
14
12
10
8
6
4
2
MUy
11
10
9
8
7
6
5
4
Diketahui : Px = 2, Py = 1, M = 12
Syarat Equilibrium:
1. MUx / Px =MUy / Py
12 / 2 = 6 / 1
2. PxQx + PyQY =MPxQx + Py QY = M
(2) (3) + (1) (6) = 12
Total Utility
= MUx QX + MUy QY
= (12) (3) + (6) (6)
= 72
Pendekatan Ordinal
Kelemahan
pendekatan
cardinal
terletak pada anggapan yang digunakan
bahwa
kepuasan
konsumen
dari
mengkonsumsi barang dapat diukur dengan
satuan kepuasan. Pada kenyataannya
pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan
konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan
menggunakan kurva indiferens (kurva yg
menunjukkan tingkat kombinasi jumlah
barang
yang
dikonsumsi
yang
menghasilkan tingkat kepuasan yang
sama).
Ciri-ciri kurva indiferens : Mempunyai
kemiringan yang negatif, konsumen akan
mengurangi konsumsi barang yang satu
apabila ia menambah jumlah barang lain
yang di konsumsi, cembung kearah titik
origin, menunjukkan adanya perbedaan
proporsi jumlah yang harus ia korbankan
untuk mengubah kombinasi jumlah masingmasing barang yang dikonsumsi, tidak
saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh
kepuasan yang sama pada suatu kurva
indiferens yang berbeda.
Perbedaan antara pendekatan cardinal
dengan ordinal
Pandangan antara besarnya utility
menganggap bahwa besarnya utility dapat
dinyatakan
dalam
bilangan/angka.
56
Sedangkan analisis ordinal besarnya utility
dapat dinyatakan dalam lbilangan/angka.
Analisis cardinal mengunakan alat analisis
yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan
marginal). Sedangkan analisis ordinal
menggunakan analisis indifferent curve atau
kurva kepuasan sama .
Model Perilaku Konsumen
Dalam pasar sasaran konsumen yang
selalu mencari kepuasannya dalam meraih
alat pemuas kebutuhan hidup tentunya
selalu mentendensikan perilakunya dalam
sebuah model yang umum dilakukan.
Umumnya perilaku konsumen dipengaruhi
oleh faktor dalam model di bawah ini :
1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1).
Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas
karakteristik merek, dan (3). Sikap
kearah pilihan. Sebagai tambahan,
pilihan merek dipengaruhi oleh demografi
konsumen, gaya hidup, dan karakteristik
personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan
pembelian
konsumen
ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma
kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan
atau kesukuan), (2). Kelas sosial
(keluasan grup sosial ekonomi atas harta
milik konsumen), (3). Grup tata muka
(teman, anggota keluarga, dan grup
referensi) dan (4). Faktor menentukan
yang situasional ( situasi dimana produk
dibeli
seperti
keluarga
yang
menggunakan mobil dan kalangan
usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar
mengendalikan
usahanya
dalam
memberitahu
dan
mempengaruhi
konsumen. Variabel-variabelnya adalah
(1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan
dan (4). Distribusi yang mendorong
konsumen dalam proses pengambilan
keputusan.
Pemasar
harus
mengumpulkan informasi dari konsumen
untuk evaluasi kesempatan utama
pemasaran
dalam
pengembangan
pemasaran. Kebutuhan ini memberikan
informasi kepada organisasi pemasaran
mengenai
kebutuhan
konsumen,
persepsi tentang karakteristik merek, dan
sikap terhadap pilihan merek. Strategi
pemasaran kemudian dikembangkan dan
diarahkan kepada konsumen. Ketika
konsumen telah mengambil keputusan
kemudian evaluasi pembelian masa lalu
sebagai umpan balik kepada konsumen
individu. Selama evaluasi, konsumen
akan belajar dari pengalaman dan pola
pengumpulan
informasi
mungkin
berubah, evaluasi merek, dan pemilihan
merek. Pengalaman konsumsi secara
langsung akan berpengaruh apakah
konsumen akan membeli merek yang
sama lagi. Umpan balik mengarah
kembali kepada organisasi pemasaran.
Pemasar akan mengiikuti responsi
konsumen dalam bentuk saham pasar
dan data penjualan. Tetapi informasi ini
tidak menceritakan kepada pemasar
tentang mengapa konsumen membeli
atau informasi tentang kekuatan dan
kelemahan dari merek pemasar secara
relatif terhadap saingan. Karena itu
penelitian pemasaran diperlukan pada
tahap ini untuk menentukan reaksi
konsumen
terhadap
merek
dan
kecenderungan pembelian dimasa yang
akan datang. Informasi ini mengarahkan
pada manajemen untuk merumuskan
kembali strategi pemasaran kearah
pemenuhan kebutuhan konsumen yang
lebih baik.
METODOLOGI
Definisi Operasional Variabel
1. Market Demand Function adalah fungsi
atau persamaan permintaan pasar yang
diekuvalensikan dengan persamaan
regresi linear berganda, dimana variabel
yang
memberi
pengaruh
pada
permintaan pasar ditentukan oleh faktor
psikologis
dan
faktor
lingkungan
konsumen.
2. Faktor psikologis adalah faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam
bertindak memiliki sepeda motor bekas
diantaranya dibentuk oleh sub faktor
57
yaitu
persepsi,
keperibadian,
pengalaman dan motivasi konsumen.
3. Faktor lingkungan adalah faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam
bertindak memiliki sepeda motor bekas
diantaranya dibentuk oleh sub faktor
yaitu kelas sosial, tingkat pendapatan,
dan kelompok referensi konsumen.
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah konsumen yang
memiliki pembelajaran dalam membeli
sepeda motor bekas di kota Banjarmasin.
Berhubung proporsi penduduk yang pernah
membeli dan yang tidak sulit diketahui
datanya secara pasti, maka proporsi yang
dipakai8 adalah 50% : 50% dengan
probabilitas 95% dan standarr error 10%
berarti sampel yang ditarik sebanyak 96
orang dengan formulasi sebagai berikut :
+/- 1,96 σp
(1,96)
98/√n
9,8
96
= +/- 10
= 50/√n == 10
= 10
= √n
=n
Untuk pemerataan area tanggapan
konsumen, sampel sebanyak 96 orang
tersebut
ditetapkan
sebagai
sampel
berdasaarkan
cluster
sampling
per
kecamatan yang ada di kota Banjarmasin
dengan
pembagian
sampel
secara
proporsional sebagai berikut :
1. Kec. Banjarmasin Utara
19 unit
2. Kec. Banjarmasin Selatan 19 unit
3. Kec. Banjarmasin Timur
19 unit
4. Kec. Banjarmasin Barat
19 unit
5. Kec. Banjarmasin Tengah 20 unit
Jenis data
Karena penelitian ini dikembangkan
dengan tehnik survei, maka jenis data yang
digunakan sepenuhnya memakai data
primer dengan menerapkan studi angket
dimana faktor yang menjadi unit analisis
dibuatkan perwakilan pertanyaan yang
dianggap mewakili dengan menggunakan
skala ekstrim setuju dengan nilai 1 dan
tidak setuju dengan nilai 0.
Tehnik Pengumpulan Data
Ada beberapa tehnik pengumpulan
data yang digunakan peneliti menyangkut
studi pustaka, studi observasi, dan studi
angket. Dengan studi pustaka, peneliti
mengilhami penelitian ini secara ilmiah
dengan menelusuri referensi ilmiah yang
dianggap masih relevan sebagai dasar
pijakan berpikir. Melalui studi observasi,
peneliti mengamati secara dekat dinamika
mekanisme pasar sepeda motor bekas di
kota Banjarmasin.
Dalam pengumpulan data ini, peneliti
memiliki konsekuensi untuk melakukan uji
coba instrumen penelitian.
Uji coba
instrumen penelitian yang akan digunakan
menggunakan uji validitas dan reliabilitas
data.
Vailiditas data dimaksudkan untuk
mengetahui
seberapa
jauh
sebuah
instrumen mampu mengukur yang yang
seharusnya diukur. Secara ukuran statistik
peneliti mengkonotasikan koefisien validitas
dengan besaran korelasi yang terbentuk
dari masing-masing instrumen atau ( r )
instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan
valid apabila r instrumen > atau = 0,300.
Formulasi yang digunakan untuk menguji
validitas ini adalah :
N ( XY ) – ( XY )
r = ((NX2-(X2))
(Y)2)
(NY2-
Dimana : r
= korelasipearson
X
= skortiap item
Y
= skor total
N
= jumlahsubyek yang diteliti
Dengan menggunakan SPSS versi 16
dapatlah disarikan hasil pengujian validitas
sebagai berikut :
58
Memperhatikan nilai Corrected Item-Total
Correlation masing-masing faktor mulai
faktor X1 yang memiliki r sebesar 0,879,
faktor X2 sebesar 0,798, dan faktor Y
dengan r sebesar 0,927; karena nilai r
masing-masing instrumen > atau = 0,300,
maka dapat dipastikan bahwa faktor X1,
faktor X2, dan faktor Y melalui uji validitas
dapat dikatakan valid.
Setelah dilakukan uji validitas data,
selanjutnya peneliti akan melaksanakan
pengujian reliabilitas data. Uji reliabilitas
data dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa
jauh
instrumen
konsisten
mengukur
apa
yang
seharusnya
diukur.Sebuah isntrumen dapat dikatakan
reliabel apabilan nilai alphanya > atau =
0,500. Untuk menguji kadar reliabilitas data
digunakan formulasi sebagai berikut :
α
=
r
b1 =pengaruh X1 terhadap Y
b2 =pengaruh X2 terhadap Y
e =penganggu
Dalam mendeteksi pengaruh yang
signifikan secara parsial antara faktor X1
dan faktor X2 terhadap Y digunakan
analisis uji t9 dimana rumusannya sebagai
berikut :
bi = rata-rata beda
t hitung =
Se bi = kesalahan standar
beda
rata-rata
beda
Sd = stabdar deviasi .
Se bi
=
n
(bi)2
 bi2
.
n
1+(k-1)r
 = keandalan alpha cronbach
k = jumlah pernyataan dalam skala
r = rata-rata korelas idiantara butir
pernyataan
Melalui SPSS versi 16 dapatlah disarikan
hasil uji reliabilitas, dimana berdasarkan
Item-Total Statistic di atas pada kolom
Cronbach’s Alpha If Item Deletednilai alpha
faktor X1 sebesar 0,894, faktor X2 sebesar
0,963, dan faktor Y sebesar 0,859 > alpha
standar 0,500; hal ini dapat dikatakan
bahwa seluruh instrumen penelitian dapat
berstatus reliabel (dapat dipercaya).
 ----- dimana apabila t hitung >
t tabel (Ha diterima)
n1
Sd
=
Uji Anova atau uji F10 akan digunakan
untuk mendeteksi pengaruh yang signifikan
secara simultan antara faktor X1 dan faktor
X2 terhadap Y dengan rumusan sebagai
berikut :
R2
f 
1  R 
2
k
; apabila F hitung >
n  k  1
Ftabel (Ha diterima)
dimana :
Tehnik Analisis Data
Untuk menentukan market demand
function, peneliti menggunakan persamaan
regresi berganda yang mendeksripsikan
garis estimasi permintaan pasar pada
komoditas sepeda motor bekas di kota
Banjarmasin dengan persamaan :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e9
Dimana :
Y = permintaan pasar
b0 =konstanta
R2 = Koefisien Korelasi
K = Banyak Variabel
N = Banyak Sampel
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Untuk
mengetahui
dinamika
tanggapan responden sebanyak 96 sampel
59
konsumen yang pernah membeli sepeda
motor bekas di kota Banjarmasin, dalam
hasil penelitian ini dirasa perlu dijabarkan
secara jelas.
Tanggapan
responden
terhadap
faktor X1 dapat dipastikan dalam statistik
inferen,
dimana
responden
yang
memberikan jawaban berbobot 1 sebanyak
3,1%, jawaban berbobot 2 sebanyak
30,2%, dan memberikan jawaban berbobot
3 sebanyak 66,7%.
Karena jumlah
pertanyaan dari faktor ini diwakili hanya 3
buah pertanyaan dengan skoring setuju = 1
dan tidak setuju =0, maka dapat dipastikan
sebagian besar responden (66,7%) setuju
terhadap faktor X1 ini.
Tanggapan responden terhadap faktor
X2 dapat dipastikan berdasarkan statistik
inferen, dimana yang memberikan jawaban
berbobot
1
sebanyak
5,2%,
yang
memberikan jawaban berbobot 2 sebanyak
34,4%, dan yang memberikan jawaban
berbobot 3 sebanyak 60,4%. Karena faktor
X2 diwakili oleh 3 (tiga) buah pertanyaan
dengan tersedia tanggapan dengan skoring
setuju = 1 dan tidak setuju = 0, maka dapat
dikatakan bawah tanggapan responden
terhadap faktor X2 sebagian besar pada
setuju.
Histogram Faktor X1
Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16,
Tahun 2012
Histogram Faktor X2
Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16,
Tahun 2012
Berdasarkan histogram di atas terlihat jelas
bawah mean faktor X1 = 2,64, sedangkan
Deviasi Standarnya = 0,545. Untuk
mengetahui dinamika nilai responden
terhadap faktor X1 dapatlah disarikan batas
toleransi nilai faktor X1 dengan memadukan
meannya +//- SD dengan kisarnya :
Berdasarkan histogram faktor X2 di
atas dapatlah disarikan dinamika tanggapan
responden dengan batas toleransi dimana
meanya = 2,55 dan deviasi standarnya =
0,596.
Dengan
demikian
dapatlah
dideskripsikan batas toleransi tanggapan
responden terhadap faktor X2 sebagai
berikut :
1. Batas Bawah = 2,64 – (0,545) = 2,095
2. Batas Atas = 2,64 + (0,545) = 3,000
1. Batas Bawah = Mean – Deviasi Standar
= 2,55 – 0,596 = 1,954
2. Batas Atas = Mean + Deviasi Standar
60
= 2,55 + 0,596 = 3,000
Tanggapan
responden
terhadap
faktor Y dapat dijabarkan berdasarkan
statistik inferen faktor Y, dimana responden
yang memberi tanggapan berbobot 1
sebanyak 2,1%, yang memberikan jawaban
berbobot 2 sebanyak 34,4%, dan yang
memberikan jawaban berbobot 3 sebanyak
63,5%. Karena faktor Y diwakili dengan 3
(tiga) buah pertanyaan dengan skor
jawaban setuju = 1 dan tidak setuju = 0,
maka dapat dipastikan sebagian besar
responden (63,5%) menyatakan setuju
dengan faktor Y ini.
Histogram Faktor Y
Sumber Data : Print Out SPSS Versi 16,
Tahun 2012
Untuk melihat dinamika tanggapan
responden terhadap faktor Y, dimana
berdasarkan batas toleransi atau dengan
Mean +/- deviasi standar, maka dapat
dipastikan bawah batas toleransinya
sebagai berikut :
1. Batas bawah = 2,61 – 0,531 = 2,079
2. Batas Atas = 2,61 + 0,531 = 3,000
Analisis Pembahasan
Pengujian Secara Parsial
Pengujian
secara
parsial
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
yang signifikan secara sendiri-sendiri antara
faktor X1 terhadap Y dan pengaruh faktor
X2 terhadap Y. Untuk kebutuhan pengujian
tersebut diaplikasikan penggunaan SPSS
versi 16 yang membantu pengolahan data
analisis dalam rangka melahirkan hasil uji
coefficients, dimana hasil uji yang tertera di
bawah ini mendeskripsikan bahwa nilai t
hitung untuk faktor X1 sebesar 13,994 dan
nilai t hitung untuk faktor X2 sebesar 4,985.
Proses untuk mengetahui adanya
pengaruh yang signifikan secara parsial
perlu diketahui nilai t tabel dengan alpha
5%. Dimana apabila nilai t hitung > nilai t
tabel dengan alpha 5%, maka keputusan
terima Ha. Untuk mencari nilai t tabel
dengan alpha 5% dibutuhkan besaran
degree of freedom (df) = n-k-1 ; dimana n
adalah jumlah sampel 96 unit dan k adalah
jumlah faktor yang dianalisis pada uji t
sebanyak 2 buah, dengan demikian df = 962-1= 93. Dan dapatlah ditelusuri nilai t tabel
alpha 5% dengan df sebesar 93 yang
bernilai 1,66 (lihat tabel t kiritis alpha 5% di
bawah ini.
Tabel t dengan alpha 5%
Degree of
freedom
Nilai t hitung
dengan alpha 5%
68.0
1.6675722807966529
69.0
1.6672385486684875
70.0
1.6669144790558887
71.0
1.666599658328462
61
80.0
1.6641245785895913
81.0
1.6638839129225451
82.0
1.6636491840290049
83.0
1.663420174918819
84.0
1.663196679048844
85.0
1.662978499701841
86.0
1.6627654494090058
87.0
1.6625573494128034
88.0
1.6623540291668377
89.0
1.6621553258696313
90.0
1.661961084030092
91.0
1.6617711550616412
92.0
1.6615853969031673
Degree of
freedom
Nilai F hitung dengan alpha
5% dengan (k-1) = 2
93.0
1.6614036736648266
88.0
3.1000686386371386
94.0
1.661225855296436
89.0
3.0988697184243423
95.0
1.6610518172771864
90.0
3.097698035251925
91.0
3.096552671496264
92.0
3.0954327502913723
93.0
3.094337433291138
94.0
3.0932659185773006
95.0
3.0922174387023613
Sumber Data : SPSS versi 16; dimana (nk-1) = 96-3-1= 92 t tabel 1,66.
Karena nilai t hitung untuk faktor X1
sebesar 13,994 > nilai t tabel dengan alpha
5% sebesar 1,66, maka dapat dikatakan
pengaruh faktor X1 secara parsial terhadap
Y signifikan (nyata) dengan level alpha
0,000. Karena nilai t hitung untuk faktor X2
sebesar 4,985 <> nilai t tabel dengan alpha
5% sebesar 1,66, maka dapat dikatakan
pengaruh faktor X2 secara parsial terhadap
Y signifikan (nyata) dengan level alpha 5%.
Pengujian Secara Simultan
Pengujian pengaruh secara simultan
antara faktor X1 dan X2 terhadap Y secara
statistik dapat dilakukan melalui aplikasi
SPSS versi 16, dimana hasil uji Anovanya
terilustrasi sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan secara simultan kriterianya nilai F
hitung > nilai F tabel dengan alpha 5%,
maka keputusannya terima Ha. Proses
lebih lanjut nilai F tabel dengan alpha 5%
harus ditelusuri pada tabel F kritis alpha 5%
dengan menggunakan degree of freedom
(df) = (k-1) dan (n-k) = (3-1) dan (96 -3) = 2
dan 93. Dengan menelusuri df sebesar itu
pada tabel F kritis di bawah ini, maka
diketahuilah besaran nilai F tabel dengan
alpha 5% sebesar 3,09.
Tabel F dengan alpha 5% dengan (k-1) =
3 -1 = 2
Sumber Data : SPSS versi 16; dimana (k1) dan (n-k) = 2 dan 93 dgn f tabel 3,09
Karena nilai F hitung sebesar 379,959
> nilai F tabel dengan alpha 5% sebesar
3,09, maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh faktor X1 dan faktor X2 secara
simultan terhadap Y signifikan (nyata).
Pengujian Kekuatan Pengaruh Secara
Total
Untuk mengetahui kekuatan pengaruh
total dari faktor X1 dan faktor X2 terhadap
Y, dibutuhkan analisis koefisien determinasi
(R2), dimana hasil uji data melalui SPSS
62
versi 16 dengan model Summary di bawah
ini diketahui bahwa nilai R Square hitung
sebesar 0,891 mendekati angka 1, artinya
pengaruh faktor X1 dan faktor X2 secara
total atau bersama-sama dapat dikatakan
kuat (erat).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Secara
parsial
pengaruh
faktor
psikologis dan faktor lingkungan sosial
signifikan terhadap market demand
function pada komoditas Sepeda Motor
Bekas Di Kota Banjarmasin; hal ini
dibuktikan secara statistik nilai t hitung
masing-masing faktor nilai t tabel alpha
5%.
2. Secara
simultan
pengaruh
faktor
psikologis dan faktor lingkungan sosial
signifikan terhadap market demand
function pada komuditas Sepeda Motor
Bekas Di Kota Banjarmasin, hal ini
dibuktikan secara statistik nilai F
hiutngnya > nilai F tabel dengan alpha
5%.
3. Secara total pengaruh faktor psikologis
dan faktor lingkungan sosial cukup erat
terhadap market demand function pada
komoditas Sepeda Motor Bekas Di Kota
Banjarmasin, hal ini dibuktikan dengan
nilai R2 mendekati angka 1.
Saran-Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian
ini dimana pengaruh faktor psikologis dan
faktor lingkungan sosial terhadap market
demand function baik secara parsial dan
simultan dianggap signifikan dan cukup kuat
pengaruhnya secara total, maka saran yang
perlu disikapi yaitu perhatian yang memadai
terhadap faktor psikologis dan faktor
lingkungan sosial ini dalam upaya
menentukan estimasi market demand
function untuk kelangsungan usaha pada
komoditas Sepeda Motor Bekas di Kota
Banjarmasin
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Permintaan
http://silverlord999.blogspot.com/2010/04/pe
ngertian-permintaan-penawaranhukum.html
http://latansablog.wordpress.com/2012/03/18
/pengertian-hukum-permintaan/
http://matakuliah.files.wordpress.com/2007/0
9/te-mik-2.pdf
http://id.shvoong.com/businessmanagement/technology-operationsmanagement/2050699-hukumpermintaan/
http://aisyah18.file.wodpress.com
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajeme
n-hamidah.pdf
Koentjaraningrat, 2005, Metode-metode
Penelitian Masyarakat, Penerbit PT.
Gramedia,Jakarta.
Algifari, 1997, Statistika Induktif, , Penerbit
UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis,
Penerbit Alfa Beta, Bandung.
Suhartini Arikunto, 2002, Prosedur
Penelitian, Rineka Cipta, Bandung
Download