1 Analisis Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Karyawan pada PT

advertisement
Analisis Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Karyawan pada
PT. Askes Cabang Pekanbaru
Abtract
Nama
e-mail
Hp
Nama Pembimbing
: Tommy Suryadi Putra
: [email protected]
: 0852 6589 7251
: Dra. Endang Sulistyaningsih
This research is motivated by a not optimal education and training of employees
held by PT. Health insurance (Persero), it is seen from the services provided by
employees of PT. Limited health insurance to the public. This study aims to
determine the benefits of education and training of employees at PT. Branch askes
Pekanbaru. The study site is located in the PT Askes (Persero) Branch Pekanbaru
is located at Jalan Jend. Sudirman No.. 3 Pekanbaru. Subjects were those who
knew or completeness of the information nor the object of research. The main data
collection techniques or the use of primary interviews / interview. The results
prove that the benefits derived from education and training PT. Health Insurance
can be obtained with a more competent employee in performing his job duties and
obligations. PT. Health Insurance also gave birth to a qualified employee as well
as increased performance are positive so make a real contribution to the
continuation of PT. Health Insurance and generate priority of customer service so
as to materialize the motto "Customer Service Beyond Expectations".
Keywords : Education and Training, Askes
A. PENDAHULUAN
PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan
TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan
Usaha lainnya. Profil singkat penyelenggaraan program Asuransi Kesehatan akan
diuraikan berikut ini.
Pada tahun 1968 Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang
secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan
Penerima Pensiun (PNS dan ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk
Badan Khusus di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan
Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri
Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai
embrio Asuransi Kesehatan Nasional.
Pada tahun 1984 untuk lebih meningkatkan program jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan agar dapat dikelola secara
profesional, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima
Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya.
1
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984, status badan
penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti.
Kemudian pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
69 Tahun 1991, kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang
dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis
Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan
diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan
lainnya sebagai peserta sukarela. Pada tahun 1992 Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum diubah menjadi Perusahaan
Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan fleksibilitas pengelolaan
keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat dinegosiasikan untuk
kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih mandiri.
Pada tahun 2005, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1241/Menkes/XI/2004 PT Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara
Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes
(Persero) mendapat penugasan untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan. Sejak 1 januari 2005 PT Askes (persero)
mendapat penugasan dari Pemerintah dalam pengelolan Program
Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat miskin (Askeskin) Program
Askeskin untuk tahun 2006, target kepesertaaannya adalah 60 juta jiwa.
Pada tahun 2008 Pemerintah mengubah nama Program Jaminan
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) menjadi Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). PT Askes (Persero) berdasarkan Surat
Menteri Kesehatan RI Nomor 112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk
melaksanakan Manajemen Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi
tatalaksana kepesertaan, tata lakasana pelayanan dan tata laksana organisasi
dan manajemen.
Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya Undang-undang Nomor
40/2004 tentang SJSN PT Askes (Persero) pada 6 Oktober 2008 PT Askes
(Persero) mendirikan anak perusahan yang akan mengelola Kepesertaan Askes
Komersial. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008 berdiri anak
perusahaan PT Askes (Persero) dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealth
Indonesia yang dikenal juga dengan sebutan PT AJII.
Kemudian yang terbaru yaitu pada tanggal 20 Maret 2009
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT
Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia selaku anak perusahaan dari PT Askes (Persero)
telah memperoleh ijin operasionalnya. Dengan dikeluarkannya ijin operasional
ini maka PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dapat mulai menyelenggarakan
asuransi kesehatan bagi masyarakat.
PT Askes (Persero) memiliki visi dan misi dalam menjalankan
perusahaannya agar dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai. Visi PT Askes
Persero yaitu Menjadi specialist asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan
kesehatan dan market leader di Indonesia. Specialist berarti :
1. Hanya melakukan usaha dalam bidang asuransi kesehatan dan jaminan
pemeliharaan kesehatan.
2. Menyelenggarakan usaha asuransi kesehatan dan jaminan pemeliharaan
kesehatan secara profesional dan memberikan pelayanan yang bermutu
bagi pelanggan.
2
“Market Leader” berarti :
Dapat menguasai pangsa pasar 20% dari potensi pasar dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun. Di dalam visi ini tercakup nilai-nilai (values), yaitu
keyakinan atas asas kepercayaan apa yang dipakai sebagai landasan
perusahaan; misi (mission), yaitu tugas dan aspirasi yang diemban oleh
perusahaan; serta cita-cita (goals), yaitu untuk apa dan kemana tujuan perusahaan.
Sedangkan misi PT Askes (Persero) yaitu turut membantu pemerintah dibidang
kesehatan dengan :
1. Menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan yang bersifat
sosial berdasarkan managed care untuk kemamfaatan maksimum bagi
peserta wajib
2. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat komersial bagi
masyarakat berpenghasilan tetap, terutama kelompok menengah ke atas,
berdasarkan managed care dan indemnity untuk kemamfaatan bagi
stakeholders.
3. Mengelola hanya pogram Asuransi Kesehatan. Membawa dan
mengoperasikan perusahaan sebagai “Sang Spesialis” yang artinya sama
dengan Profesionalisme dalam asuransi kesehatan. Menjadikan PT
ASKES (Persero) sebagai Pusat Unggulan dalam SDM dan Sistem.
PT Askes (Persero) yang berkedudukan di Jakarta didirikan dengan Akte
Notaris Muhani Salim, SH., Nomor 104 Tanggal 20 Agustus 1992 yang telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Akte Notaris N.M. Dipo Nusantara Pua Upa,
SH., Nomor 37 Tanggal 19 Agustus 2008 yang mempunyai maksud dan tujuan
serta kegiatan sebagai berikut.
Maksud dan tujuan PT Askes (Persero) ialah turut melaksanakan dan
menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang asuransi sosial
melalui penyelenggaraan asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya, dan
masyarakat lainnya, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk
menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, guna
meningkatkan nilai manfaat bagi peserta dan nilai Perseroan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT Askes (Persero) dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat menyeluruh
(komprehensif) bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan
Perintis Kemerdekanaan beserta Keluarganya.
2. Menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi Pegawai dan Penerima
Pensiun Badan Usaha dan Badan lainnya.
3. Menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah sesuai dengan
prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional.
4. Melakukan kegiatan investasi dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan
3
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan juga
meningkatkan kemampuan pegawainya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
maka PT. Askes Cabang Pekanbaru melaksanakan program pendidikan dan
pelatihan pegawai Kantor Cabang PT. Askes Cabang Pekanbaru.
Saat ini, persaingan perusahaan-perusahaan sejenis baik kecil, menengah,
maupun besar mengakibatkan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan
tersebut, termasuk perusahaan asuransi. Untuk mengantisipasi situasi yang
demikian, pimpinan perusahaan harus selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia agar perusahaan yang dipimpinnya
mampu mengantarkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
sebelumnya, dan paling terpenting kinerja karyawan meningkat.
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, sarana dan
prasarana, proses kerja atau metode kerja, kemampuan sumber daya manusia dan
gairah kerja/motivasi sumber daya manusia. Kinerja yang tinggi dapat tercermin
dari adanya peningkatan kualitas tenaga kerja, peningkatan produktivitas, adanya
penurunan absensi karyawan dan juga penurunan perputaran tenaga kerja (labour
turn over). Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari peningkatan keterlibatan kerja,
peningkatan kepuasan kerja, penurunan stress, penurunan jumlah kecelakaan kerja
dan jumlah karyawan yang sakit.
Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang
efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif
memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi
lain pembinaan para karyawan termasuk yang harus diutamakan sebagai asset
utama perusahaan. Proses belajar harus menjadi budaya perusahaan sehingga
keterampilan para karyawan dapat dipelihara, bahkan dapat ditingkatkan. Untuk
mendapatkan kualitas tenaga kerja yang baik antara lain adalah melalui
pendidikan dan pelatihan bagi karyawan.
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah
menentukan bentuk pelatihan dan pengembangan yang sesuai untuk
karyawan dan mampu menempatkannya dalam lingkungan kerja yang
produktif dan memberikan balas jasa atau gaji (rewards) atas prestasi kerja.
Sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dan
hendaklah dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual
dan moral dari karyawan. Pada sisi lain pelatihan dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan dari karyawan agar
setiap pekerjaan yang dibebankan pada dirinya dapat diselesaikan dengan efektif
dan efisien.
Pendidikan dan pelatihan juga penting bagi para karyawan. Melalui
pelatihan ini para karyawan bisa terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada, dapat
pula meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pelatihan bagi karyawan merupakan
sebuah proses mempelajari pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar
karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan semakin baik, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Biasanya,
seorang karyawan yang ditugaskan untuk memegang jabatan tertentu telah
memiliki pendidikan yang cukup, namun untuk dapat mengerjakan pekerjaannya
menjadi lebih baik masih diperlukan pendidikan atau pelatihan khusus. Suatu
perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara efektif dan efisien dalam
4
rangka pencapaian tujuannnya tanpa didukung oleh tenaga kerja yang memadai.
Maka perusahaan perlu membuat perencanaan serta analisa jabatan guna
mendapatkan tenaga kerja yang cakap sehingga prinsip the right man in the right
place dalam menempatkan karyawan pada posisi yang tepat akan dapat terwujud.
Pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang hampir sama, hanya
ruang lingkupnya saja yang membedakan gerak kedua kegiatan tersebut.
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau
sikap para tenaga kerja, sehingga mereka dapat lebih baik menyesuaikan dengan
lingkungan kerja mereka serta merupakan usaha untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja.
Dasar kebijakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PT. Askes
(Persero) adalah:
a. Edaran Direksi No. 41/ED/1104 Tanggal 29 November 2004 tentang
penunjukkan pelaksanaan Diklat dan Teknis
b. Edaran Direksi No. 49/ED/1104 Tanggal 21 Desember 2004 tentang
penunjukkan Pelaksanaan Diklat Daerah
c. Earan Direksi No. 64/ED/105 Tanggal 26 Oktober 2005 tentang
pelaksanaan Diklat Teknis di Kantor Pusat dan Daerah.
Program pendidikan dan pelatihan ini bagi pegawai Kantor Cabang PT.
Askes Cabang Pekanbaru untuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan
pegawai, serta mengadakan koordinasi dengan Divisi Pendidikandan latihan di
Kantor Pusat.
Berikut ini dapat dirinci mengenai tujuan utama yang diharapkan dalam
pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai PT. Askes (Persero) Cabang
Pekanbaru adalah:
1) Meningkatkan mutu pelayanan
2) Sosialisasi visi/misi perusahaan serta budaya perusahaan
3) Sosialisasi program/kebijakan baru
4) Umpan balik pelaksanaan program
5) Cek dan ricek anggaran terkait program
6) Penyelesaian atau pengelolaan permasalahan di daerah terkait dengan
kebijakan atau aturan baru.
7) Dan peningkatan pengetahuan lainnya yang terkait langsung ataupun tidak
langsung dengan pelayanan, anggaran dan penyelesaian permasalahan.
Jenis pelatihan dan pendidikan yang telah dilakukan oleh PT. Askes
(Persero) Cabang Pekanbaru dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Pelatihan penjenjangan (berhubungan dengan karir)
b) Pelatihan teknis (berhubungan dengan keterampilan kerja)
Tabel 1.1 Data Peseta Pelatihan Penjenjangan PT. ASKES (Persero)
Cabang Pekanbaru dalam Periode 2007-2011
No.
1
2
3
4
5
6
7
Nama Diklat
Diklat
Diklat
Diklat
Diklat
Diklat
Diklat
Diklat
Manajer Madya
Manajer Muda
Manajer Pratama
Dasar
Kubik
4DX
Purnabhakti
Jumlah
2007
4
Jumlah Peserta
2008
2009
2010
7
10
4
10
3
8
35
2
4
25
6
23
5
50
15
4
19
2011
8
14
55
6
7
90
Sumber data : PT. ASKES (Persero) Cabang Pekanbaru
5
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah peserta pelatihan penjenjangan
yang paling banyak di ikuti adalah Diklat Dasar sebanyak 55 peserta pada tahun
2011, karena diklat dasar merupakan diklat awal yang wajib diikuti setiap
pegawai pada PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru. Pada diklat dasar seluruh
pegawai diarahkan dan diberikan materi penguasaan budaya serta visi misi
perusahaan.Disini terlihat diklat dasar merupakan diklat yang paling penting
karena setipa pegawai agar dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan
budaya serta visi misi perusahaan. Dan jika dilihat secara umum dapat di ketahui
bahwa terjadi peningkatan drastis yaitu pada tahun 2011 total peserta terbanyak
yang diikuti di setiap Diklat yang diadakan yaitu total keseluruhan 90 peserta, hal
ini menunjukan bahwa setiap pendidikan dan pelatihan yang diadakan sangat
penting untuk diikuti oleh pegawai agar pekerjaan yang dilakukan benar-benar
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan diklat yang diikuti.
Tabel 1.2 Data Peserta Pelatihan Teknis PT. ASKES (Persero) Cabang
Pekanbaru dalam Periode 2007-2011
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Jumlah Peserta
2007 2008 2009 2010 2011
Pelatihan Monevdal Pelkes
25
Pelatihan Verifikasi
25 30 25 28
5
Pelatihan Front Liner
30 30
6
Service Exellence
20 25
Pelatihan INA CBG’s
8
Pelatihan Keuangan
25 25 25 35
Pelatihan Kasir
8
Percepatan Transaksi Keuangan
17
Pelatihan Perpajakan
17
Pelatihan ISO/ SMM
30 27
Toward Eksekutif (M/GM) / Potensial Review
1
1
Toward Eksekutif (asmen)
Pelatihan ESQ
3 115 4
Pelatihan Perkantoran
Pelatihan Pengelolaan Barang dan Jasa
20
(sertifikasi)
Workshop SMKP-BK
15
4
Competitive Selling Skill
2
1
Pelatihan SIM Online
3
Pelatihan Enrich Program
2
Seni Bicara
15
ILT SS (internasional Toward Social Security)
1
2
Pamjaki
5
29 35 130 120
AAMAI
1
4
8
Program MMMR-UGM
2
CLDI
3
Jumlah
137 159 102 343 206
Nama Diklat
Sumber data : PT. ASKES (Persero) Cabang Pekanbaru
6
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah peserta pelatihan teknis yang
paling banyak di ikuti adalah program Pamjaki sebanyak 130 peserta pada tahun
2010, karena program Pamjaki merupakan program yang diikuti setiap pegawai
pada PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru untuk mendapatkan sertifikasi
keahlian asuransi kesehatan. Pada program Pamjaki ini seluruh pegawai diarahkan
agar memiliki sertifikasi keahlian asuransi kesehatan demi menunjang dan
membantu pekerjaan di perusahaan. Hal ini penting dilakukan demi penguatan
kualitas pegawai dalam menghadapi persaingan global program asuransi
kesehatan.
Berdasarkan 25 jenis diklat yang diadakan PT. ASKES (persero) cabang
Pekanbaru, terdapat 4 diklat yang langsung berhubungan dengan masyarakat,
yaitu pelatihan front liner, service exellence, pelatihan kasir, dan seni bicara. Data
yang diperoleh dari tahun 2007 hingga tahun 2011 menunjukkan bahwa:
1) Pelaksanaan pelatihan front liner pada tahun 2007 dan 2008 tidak
diselenggarakan, pada tahun 2009 ada 30 karyawan yang diikutkan diklat
tersebut, begitu juga pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 6 karyawan.
2) Pelaksanaan pelatihan service excellent pada tahun 2007 mengikutkan 20
karyawan, dan meningkat pada tahun 2008 dengan 25 karyawan, tetapi
mengalami penurunan dengan tidak dilaksanakannya diklat ini dari tahun
2009 hingga tahun 2011
3) Pelaksanaan pelatihan kasir baru dilaksanakan pada tahun 2011 dengan
peserta 8 karyawan. Pada tahun 2007 hingga tahun 2010 tidak diklat ini
ditiadakan
4) Diklat seni bicara hanya dilaksanakan pada tahun 2007 dengan peserta 15
karyawan, dan pada tahun 2008 hingga tahun 2011 ditiadakan
Berdasarkan data tersebut, diketahui tidak setiap tahun diklat tersebut
dilaksanakan pada tiap tahunnya. Hal ini bertolak belakang dengan hasil
wawancara yang penulis lakukan dengan SDM PT. Askes (Persero) Cabang
Pekanbaru sebagai berikut:
Pendidikan dan Pelatihan di PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru
dilakukan kontinu setiap tahunnya. Dimana peserta diklat merupakan
pegawai-pegawai yang dipilih oleh perusahaan. Diklat penting dilakukan
dan harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pegawai serta
memahami visi misi dan buadaya perusahaan. Dalam pelaksanaan diklat
ada beberapa kendala seperti dibatasinya jumlah peserta dan waktu nya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kekurangan pegawai di unit kerja,
apalagi di bidang pelayanan disaat mereka mengikuti diklat pasti akan
meninggalkan perkerjaanya sementara waktu. (Sumber: hasil
wawancara dengan SDM PT.ASKES (Persero) cabang Pekanbaru)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa PT. ASKES
(persero) cabang Pekanbaru sudah melakukan progam pendidikan dan pelatihan
dengan baik, namun pada kenyataanya masih ada beberapa kendala seperti jumlah
pegawai yang mengikuti diklat sangat banyak dan waktu pelaksanaan diklat yang
lumayan lama. Hal ini menunjukan pegawai yang mengikuti diklat akan
meninggalkan pekerjaannya sementara waktu, dan bisa saja mempengaruhi
7
pekerjaannya di perusahaan. Lebih lanjut hasil wawancaranya adalah sebagai
berikut:
Pelatihan yang diadakan PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru
berorientasi pada pekerjaan para pegawainya. Setelah pelatihan
dilaksanakan, khusus untuk pegawai baru diberikan 17 hari kerja dengan
pembagian waktu per tiga hari atau disesuaikan, dan saya sendiri selain
frontliner juga bertugas sebagai observasi, dan ketika pelaksanaan diklat
sedang berjalan, pekerjaan pegawai yang mengikuti diklat untuk
sementara dilimpahkan ke pengganti yang biasanya staf di kantor
bersangkutan. Dan di setiap divisi memiliki tugas masing-masing.
(Sumber: wawancara dengan Front Liner PT. ASKES (Persero)
cabang Pekanbaru)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dalam
pelaksanaan diklat PT. ASKES (persero) cabang Pekanbaru, para pegawai yang
mengikuti diklat pekerjaannya di perusahaan digantikan pegawai lain/ staf kantor.
Setelah mengikuti diklat awal, para pegawai diberikan 17 hari kerja untuk
mengaplikasikan kemampuan dan keahlian yang didapatkan pada saat training.
Hal ini menunjukkan pegawai yang menggantikan pekerjaan peserta diklat,
biasanya kemampuannya tidak lebih baik daripada yang menggantikannya.
Kemudian 17 hari kerja yang diterapkan setelah pegawai melakukan diklat,
biasanya ditujukan agar kompetensi pegawai terlihat dan dapat ditentukan posisi
yang tepat setelah 17 hari kerja.
Dari uraian di atas dapat dilihat jenis pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh PT. Askes (Persero) Cabang Pekanbaru dengan para peserta
yang merupakan pegawai yang ditunjuk oleh PT. Askes (Persero) Cabang
Pekanbaru untuk mengikutinya, namun permasalahan yang ditemui sehubungan
dengan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Askes (Persero)
Cabang Pekanbaru adalah:
1. Terbatasnya jumlah peserta dan waktu pelaksanaan diklat, untuk
menghindari kekurangan pegawai di unit kerja, terutama dibagian
pelayanan, karena pegawai yang mengikuti diklat pasti akan
meninggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu.
2. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh PT. Askes (Persero) Cabang
Pekanbaru terhadap para pegawai yang ditunjuk untuk mengikutinya tidak
secara merta meningkatkan kemampuan pegawai tersebut dalam bekerja
dan menerapkan hasil pendidikan dan pelatihan yang diikuti pegawai
dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab pegawai.
3. Materi diklat yang diselenggarakan terkadang tidak sesuai dengan
penunjukan kapasitas peserta atau pegawai yang ditunjuk untuk mengikuti
diklat tersebut.
Melalui beberapa permasalahan tersebut, tujuan utama yang diharapkan
dalam pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai PT. Askes (Persero)
Cabang Pekanbaru belum sepenuhnya tercapai. Sehingga permasalahan yang
sering timbul di masyarakat adalah ketidakpuasan masyarakat umum dan PNS
golongan rendah dalam menerima pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PT.
Askes (Persero) Cabang Pekanbaru. Ketidakpuasan diketahui dari kurangnya dana
8
yang dikucurkan, serta lambatnya dana yang akan dikucurkan, padahal rata-rata
mereka tidak pernah telat membayar premi setiap bulannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang terlihat pada PT. Askes Cabang
Pekanbaru, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu
penelitian mengenai pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan yang nantinya penulis
tuangkan dalam bentuk proposal dengan judul: "Analisis Manfaat Pendidikan
dan Pelatihan Karyawan pada PT. Askes Cabang Pekanbaru"
B. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah berlokasi di PT Askes (Persero) Cabang
Pekanbaru yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman No. 3 Pekanbaru. Subjek
penelitian adalah pihak yang mengetahui atau memberikan informasi maupun
kelengkapan mengenai objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan informan melalui key informan.Informan kunci dalam penelitian ini
adalah staff bidang sumber daya manusia dan front liner.Sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah disebutkan diatas, maka data yang diperlukan, antara lain:
Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan yang
menjadi objek penelitian berupa informasi yang relevan dengan masalah-masalah
yang sudah dirumuskan dalam penelitian. data yang diperoleh langsung yang
menjadi objekpenelitian berupa informasi yang relevan dan masalah-masalah
yang sudah di rumuskan dalam penelitian. Data Skunder, yaitu data yang
diperoleh dari dokumentasi untuk melengkapi data primer yang didapatkan,
seperti laporan-laporan, literatur-literatur dan lampiran data-data lain yang
dipublikasikan yang mana dapat mendukung dan menjelaskan masalah penelitian.
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini meliputi:
a. Interview
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya
jawab secara langsung kepada informan yang berhubungan dengan
penelitiandimana pewawancara menggunakan pertanyaan berstruktur
dan tidak berstruktur.
b. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap objek yang diteliti.
c. Studi Kepustakaan
Yaitu mengadakan studi terhadap sejumlah literature yang ada
kaitannya dengan judul penelitian.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisa deskriptif kualitatif yaitu analisa data yang memberikan gambaran yang
jelas terperinci berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan melalui hasil
wawancara yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Pengkajian secara deskriptif
yaitu kata lain penjabarannya dilakukan menggambarkan atau menjelaskan
masalah yang ada atau berusaha menggambarkan secara terperinci berdasarkan
kenyataan dilapangan serta memberikan jawaban atas permasalahan yang
dikemukakan. Setelah data diperlukan dalam penelitiaan ini terkumpul, data
tersebut kemudian dikelompokkan menrut jenis dan kegunaannya serta
ditambahkan dengan keterangan yang sifatnya mendukung dan menjelaskan hasil
penelitian. Kemudian data dianalisa dengan cara memberikan gambaran secara
9
umum mengenai variable yang diteliti dan disajikan dengan uraian dan penjelasan
dengan berdasarkan data hasil penelitian.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Melalui hasil wawancara tersebut diketahui bahwa tujuan pendidikan dan
pelatihan karyawan pada PT. ASKES Cabang Pekanbaru adalah untuk
memperbaiki kinerja dan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi, mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten
dalam
bekerja,
membantu
memecahkan
permasalahan
operasional,
mempersiapkan karyawan promosi, dan diharapkan motivasi kerja karyawan akan
semakin meningkat menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Perubahan yang terjadi adalah terdapat perubahan yang signifikan ke arah
yang positif. Sebagai contoh dapat dilihat ketika karyawan memberikan pelayanan
terhadap customer dalam mengurus pencetakan kartu baru, pengajuan klaim,
pindah PPK yang awalnya membutuhkan waktu beberapa menit, sekarang lebih
cepat dan lebih singkat waktu dalam memberikan pelayanan dengan hasil yang
optimal dan memberikan kepuasan kepada customer. Selain itu, terdapat
peningkatan kinerja karyawan setelah mendapatkan pendidikan dan pelatihan, hal
ini membawa pengaruh positif kepada karyawan. Meskipun tidak mutlak terjadi
peningkatan kinerja secara menyeluruh, dan terjadi peningkatan efisiensi kerja
meskipun tidak terlalu menonjol. Ini dapat dilihat dari ketetapan waktu serta
kesigapan karyawan dalam menangani setiap masalah pekerjaan, dan karyawan
memiliki metode tersendiri dalam upaya mengefisiensikan kerja dengan hasil
yang optimal.
Manfaat yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan PT. ASKES dapat
memperoleh karyawan dengan lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban pekerjaannya. PT. ASKES juga melahirkan karyawan yang berkualitas
serta peningkatan kinerja yang positif sehingga memberikan kontribusi nyata
terhadap kelangsungan PT. ASKES dan menghasilkan pelayanan yang
mengutamakan dari pelanggan sehingga terwujud moto “Melayani Pelanggan
Melampaui Harapan”.
Manfaat yang dikatakan responden tersebut meliputi dua hal, yaitu
peningkatan kinerja dan kualitas kerja karyawan serta pelayanan yang diberikan
karyawan. Pernyataan mengenai kinerja dan kualitas kerja karyawan mungkin
benar walau tidak signifikan, tetapi untuk pelayanan masih diragukan. Karena
berdasarkan 4 pelatihan yang langsung berhubungan dengan masyarakat
sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, salah satunya adalah pelayanan
atau service excellent diselenggarakan pada tahun 2007 yang mengikutkan 20
karyawan, dan meningkat pada tahun 2008 dengan 25 karyawan, tetapi
mengalami penurunan dengan tidak dilaksanakannya diklat ini dari tahun 2009
hingga tahun 2011.
Jika PT. ASKES Persero Cabang Pekanbaru mengadakan pendidikan dan
pelatihan dengan manfaat meningkatkan kinerja dalam rangkan memperoleh
karyawan yang kompeten dan menghasilkan pelayanan yang mengutamakan dari
pelanggan sehingga terwujud moto “Melayani Pelanggan Melampaui Harapan”,
seharusnya diklat service excellent tetap diselenggarakan hingga tahun 2011.
Karena pendidikan dan pelatihan yang diadakan di PT. ASKES Persero Cabang
Pekanbaru memang dilaksanakan pada tiap tahun. Hal ini sesuai hasil wawancara
10
dengan SDM PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru yang mengatakan bahwa
pendidikan dan pelatihan di PT. ASKES (Persero) cabang Pekanbaru dilakukan
kontinu setiap tahunnya.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Melalui hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa manfaat yang
diperoleh dari pendidikan dan pelatihan PT. ASKES dapat memperoleh karyawan
dengan lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
pekerjaannya. PT. ASKES juga melahirkan karyawan yang berkualitas serta
peningkatan kinerja yang positif sehingga memberikan kontribusi nyata terhadap
kelangsungan PT. ASKES dan menghasilkan pelayanan yang mengutamakan dari
pelanggan sehingga terwujud moto “Melayani Pelanggan Melampaui Harapan”.
Saran
Melalui hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu
sebagai berikut:
1) Pendidikan dan pelatihan memiliki manfaat yang positif bagi
perusahan atau organisasi, tetapi sebaiknya harus ada peninjauan atau
evaluasi oleh pihak SDM setelah diadakannya pelatihan dan
pendidikan
2) Sabaiknya peninjauan bukan hanya di bidang pekerjaan saja, tetapi
juga pada pelayanan yang diberikan karyawan ke costumer atau
masyarakat
3) Sebaiknya pihak-pihak terkait mendengarkan dan menanggulangi
keluhan-keluhan costumer atau masyarakat.
E. DAFTAR PUSTAKA
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Filippo, Edwin B. 2000. Personel Manajemen, Terjemahan Moch. Mas'ud, Edisi
Revisi. Yogyakarta: FE UGM.
Gomez, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta:
ANDI.
Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu SP. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Milkovich, Robert. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan P.
Sirait. Jakarta: Salemba Empat.
11
Moekijat. 2003. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung:
Pionir.
Mondy, R wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Moenir. 2003. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Raymond. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia Mencapai Keunggulan
Bersaing. Jakarta: Salemba.
Randall, Schuller and Jackson, Susan. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia
Menghadapi Abad ke-21. Jakarta: Erlangga.
Schuler dan Jackson. 1997. Personnel and Human Resource Management. New
York: West Publishing Company.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi SDM. Jakarta: FE UI.
Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN.
Sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Adiministrasi. Bandung: Alfabeta
Sutrisna, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Thoha, Ahmad. 2005. Pemahaman Praktis Sumber Daya Manusia. Bandung:
Mandar Maju.
12
Download