BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Insidensi penyakit

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Insidensi penyakit jantung pada beberapa dekade terakhir terus meningkat
dengan persebaran usia maupun latar belakang yang beragam. Data dari American
heart association menunjukkan bahwa pada tahun 2011, prosentase kematian
akibat penyakit jantung telah melebihi penyakit kanker. Penyakit jantung menjadi
beban semua kalangan karena tingkat mortalitas dan pembiayaan rumah sakit
yang tinggi. Sekitar 610.000 orang meninggal karena penyakit jantung di Amerika
Serikat tiap tahunnya, dengan mayoritas penderita penyakit jantung koroner. Pada
tahun 2011 penyakit jantung menempati peringkat pertama pembiayaan kesehatan
terbanyak di Amerika Serikat dengan total biaya lebih dari 116 miliar dolar
(Mozaffarian et al., 2011). Di Indonesia, data Badan Litbangkes depkes RI pada
tahun 2013 menunjukkan bahwa dalam setahun terdapat 229.696 orang Indonesia
terdiagnosa menderita penyakit gagal jantung dan 883.447 orang terdiagnosa
menderita penyakit jantung koroner.
Hiperurisemia adalah kenaikan kadar asam urat dalam darah melebihi
referensi standar (Jin et al., 2012). Prevalensi hiperurisemia di Amerika Serikat
sebesar 21,4 % pada populasi dewasa dan diperkirakan sebanyak 43,3 juta orang
mengalami hiperurisemia (Zhu et al., 2011). Di Indonesia, proporsi kejadian
hiperurisemia adalah 24,3 % pada laki-laki dan 11,7 % pada wanita (Dianati,
2015). Faktor diet yang mempengaruhi hiperurisemia adalah konsumsi makanan
tinggi
purin,
alkohol,
dan
fruktosa
(McFarlane
dan
Kim,
2014).
1
2
Terdapat hubungan antara hiperurisemia dengan peningkatan risiko
penyakit jantung (Gonçalves et al., 2015), stroke (Bos et al., 2006), dan sindrom
metabolik (Viazzi et al., 2014), selain itu hiperurisemia juga diketahui dapat
meningkatkan risiko mortalitas penyakit jantung (Fang dan Alderman, 2000).
Tiap kenaikan 1 mg/dl asam urat pada pasien ACS (acute coronary syndrome),
maka risiko kematian dalam 1 tahun meningkat sebanyak 26% dibandingkan
dengan populasi kontrol (Timoteo et al., 2013). Kenaikan kadar asam urat dapat
memicu hipertensi, disfungsi endotel, dan kerusakan pembuluh darah (Zoccali
dan Mallamaci, 2013).
Asam urat merupakan salah satu damage associated molecular pattern
(DAMP) proinflamasi yang akan berikatan dengan toll like receptor (TLR) pada
sel imun tubuh sehingga memicu respon inflamasi (Rosin dan Okusa, 2011).
Makrofag merupakan salah satu sel yang dapat mengenali molekul DAMP karena
adanya reseptor pengikat antigen berupa TLR (Rosin dan Okusa, 2011). Fibrosis
jantung ditandai dengan penumpukan matriks ekstraselular berupa kolagen yang
berlebihan pada parenkim jantung (Kumar et al., 2015).
Hiperurisemia diketahui dapat menyebabkan fibrosis ginjal (Zhou et al.,
2012), namun efeknya terhadap organ jantung belum banyak diteliti. Berdasarkan
uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh asam urat terhadap
fibrosis jantung dengan melihat parameter fraksi area fibrosis, jumlah sel
makrofag, dan ekspresi kolagen 1.
3
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah induksi asam urat pada mencit meningkatkan ekspresi kolagen 1 ?
2. Apakah induksi asam urat pada mencit meningkatkan fraksi area fibrosis?
3. Apakah induksi asam urat pada mencit meningkatkan jumlah makrofag?
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengkaji pengaruh induksi asam urat terhadap peningkatkan ekspresi
kolagen 1.
2. Mengkaji pengaruh induksi asam urat terhadap peningkatkan fraksi area
fibrosis.
3. Mengkaji pengaruh induksi asam urat terhadap peningkatan jumlah
makrofag.
I.4. Keaslian Penelitian
1. Cheng et al. (2010), meneliti pengaruh stimulasi asam urat terhadap
ekspresi endothelin 1 (ET-1) pada sel fibroblas jantung mencit. Yang
membedakan adalah sampel berupa sel fibroblas jantung mencit yang
dikultur dan yang diamati adalah ekspresi endothelin 1.
2. Kanellis et al. (2010), meneliti pengaruh asam urat terhadap ekspresi
monocyte chemmoattractant protein 1 (MCP-1) pada sel otot polos aorta
mencit. Yang membedakan adalah sampel berupa sel otot polos aorta
mencit yang dikultur dan yang diamati adalah ekspresi MCP-1.
4
3. Park et al. (2013), meneliti pengaruh asam urat terhadap disfungsi
endotel. Yang membedakan adalah sampel berupa sel endotel vena dari
organ umbilicus manusia yang dikultur dan yang diamati adalah
penurunan ekspresi nitric oxide (NO) .
I.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
perkembangan ilmu terkait efek asam urat pada jantung.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang peran
asam urat terhadap kerusakan organ jantung, dan diharapkan hasil
penelitian ini dapat memicu peneliti untuk terus melakukan penelitian
ilmiah.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi terkait hubungan
kadar asam urat dengan penyakit jantung, serta membuka peluang
kadar asam urat sebagai faktor prognosis penyakit jantung pada
penderita hiperurisemia.
Download