BAB III FINAL DESIGN

advertisement
BAB III
FINAL DESIGN
Berdasarkan buku Business Model Generation (Osterwalder & Pigneur,
2010), business model canvas yang telah dibuat dapat dianalisa kembali berdasarkan
pattern-nya. Mengetahui pattern atau pola dari business model canvas yang telah
dibuat akan memberikan dampak besar untuk strategi yang akan digunakan ke depan.
Kata pattern itu sendiri datang dari istilah arsitektur yang berarti sebuah ide
untuk menangkap desain arsitektur sebagai pola dasar dan dapat digunakan kembali.
Business model mencoba untuk membuat suatu pattern yang dapat digunakan sebagai
pola dasar serta digunakan kembali untuk berbagai macam bisnis yang akan dibuat
maupun dalam pengembangan bisnis berikutnya. Beberapa pattern yang ada meliputi:
Unbundling Business Models, The Long Tail, Multi-Sided Platforms, Free as a
Business Models, dan Open Business Models.
Business model canvas yang disimpulkan dalam business pattern, bersamasama menciptakan suatu model mendetail bagi perencanaan business model itu
sendiri secara keseluruhan. Melalui penjabaran kedua elemen tersebut, terciptalah
sebuah final design yang merupakan landasan bagi pembentukan, operasional serta
pengembangan bisnis tersebut di masa mendatang secara terinci.
Berdasarkan hasil survei kualitatif, product market test serta penelaahan
business canvas sebelumnya, dapat disimpulkan akan adanya suatu peluang yang
menjanjikan dari business model ini. Keseluruhan elemen tersebut menjadi suatu
100
landasan bagi penarikan kesimpulan akan pattern business ini, yang kemudian
dijabarkan kembali secara rinci dalam final design.
3.1. Produksi
Proses produksi meliputi segala hal dan kegiatan yang berhubungan dengan
pengubahan bahan baku mentah menjadi sebuah produk siap pakai. Proses ini
meliputi sejumlah elemen dasar yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.1.1. Produk
Business model ini menawarkan suatu solusi untuk menikmati daging
sekaligus sayuran sebagai pemenuhan nutrisi harian tubuh secara praktis,
lengkap, mudah, dan menyenangkan; yakni dalam bentuk sosis. Sosis
dinikmati sebagai sebuah sajian tunggal dan mayor, bukan sebagai makanan
pendamping / lauk-pauk atau sebagai pelengkap berbagai hidangan seperti
hotdog. Disini sosis dinikmati sebagai suatu sajian utama, sebuah makanan
cemilan yang diperkaya dengan berbagai material / bumbu tambahan lain
sebagai pelengkap.
Secara umum, produk yang ditawarkan disini adalah sosis berbahan
dasar sapi dan ayam dengan penambahan purée sayuran sebagai added value,
baik dalam hal rasa, tampilan, keunikan, maupun nutrisi produk itu sendiri.
101
Disini produk diposisikan sebagai sebuah makanan cemilan / selingan, yang
bukan hanya enak dan menyenangkan untuk dinikmati, namun juga
mengenyangkan, sehat dan bernutrisi.
A. Bahan Baku Utama
Bahan baku utama dalam pembuatan sosis ini adalah daging
sapi dan ayam, yang didasarkan atas preferensi mayoritas masyarakat,
serta pertimbangan nilai gizi, rasa, tekstur, ketersediaan dan unsur
halal. Daging babi tidak digunakan disini walaupun memiliki
preferensi market yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh
target market bisnis ini yang ditujukan bagi masyarakat secara umum,
bukan hanya kalangan tertentu saja. Daging babi merupakan salah satu
komoditas tidak halal konsumsi bagi masyarakat muslim yang
merupakan komunitas mayor di Indonesia, sehingga pemilihan
penggunaan material ini berpotensi menimbulkan sejumlah ancaman
bagi pelaksanaan dan pengembangan bisnis ini secara umum.
Pemenuhan kebutuhan akan daging diusahakan melalui sistem
partnership dengan peternak serta supplier daging sapi dan ayam di
sekitar Jakarta, untuk menjamin ketersediaan material, mutu serta
kestabilan harga. Demikian pula dengan pemenuhan bahan baku
sayuran segar yang diupayakan melalui sistem partnership dengan
102
supplier di pasar setempat. Dengan adanya sistem partnership, dapat
diperoleh bahan baku dengan kualitas baik, segar dan terjamin dalam
hal ketersediaan. Disini partnership juga bertujuan untuk memperoleh
bahan baku berkualitas dengan harga yang ekonomis, sehingga dapat
memperbesar margin kemudian, namun dengan tetap memperhatikan
kualitas seoptimal mungkin.
B. Purée
Purée merupakan pasta lembut yang berasal dari penghalusan
makanan yang telah dimasak dalam food processor ataupun blender.
Purée umumnya berbahan dasar sayur dan buah dengan kemampuan
modifikasi campuran berbagai material lain, untuk menjaga konstitensi
struktur, rasa, tampilan serta memperpanjang waktu simpan. Purée
dibuat dengan merebus, tim, atau sejumlah proses pematangan bahan
baku
lainnya,
yang
kemudian
dilanjutkan
dengan
proses
penghancuran, pelumatan dan penghalusan bahan baku hingga menjadi
pasta kental dan halus. Purée ini kemudian dapat digunakan sebagai
campuran dalam berbagai resep masakan lainnya, baik sebagai bahan
baku utama maupun tambahan, ataupun disimpan dalam lemari
pendingin dalam kemasan tertutup untuk jangka waktu tertentu. Jangka
waktu penyimpanan purée lebih lama daripada jangka waktu
penyimpanan bahan baku dalam keadaan mentah dan segar.
103
Purée menjadi salah satu alternatif cara menikmati buah dan
sayur secara mudah dan praktis, serta solusi bagi sejumlah orang yang
tidak menyukai konsumsi buah dan sayur dalam keadaan segar. Purée
dapat dicampurkan dalam beraneka ragam makanan sebagai tambahan
materi
sekaligus
penambah
citarasa
makanan
sesuai
dengan
karakteristik rasa bahan baku dalam purée tersebut, sehingga bentuk
dasar sayur dan buah tidak terlihat jelas dalam hidangan namun dengan
kandungan nutrisi yang tetap utuh. Pencampuran dalam komposisi
yang tepat mampu menjaga serta memperkaya konsistensi rasa
material utama hidangan, sehingga menjadi solusi untuk menikmati
serta mendapatkan nutrisi buah dan sayur secara menyenangkan.
Pencampuran purée sayur dan buah dalam produk bertujuan
untuk memperkaya rasa dan nutrisi dalam produk, serta memperoleh
pigmen warna alami sayur dan buah. Melalui pencampuran purée,
dapat diperoleh berbagai campuran warna yang menarik serta citarasa
yang khas bagi setiap varian produk.
C. Bumbu Dasar
Secara umum terdapat 2 varian rasa dominan yang berasal dari
karakteristik rasa dan tekstur bahan baku utama yang digunakan, yakni
sapi dan ayam. Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kasar dan
berserat, dengan kandungan lemak yang lebih tinggi. Hal ini
104
menjadikan produk lebih gurih dan bertekstur. Sedangkan daging
ayam memiliki tekstur yang lebih halus, lembut dengan kandungan
lemak yang lebih rendah, sehingga menghasilkan produk yang lebih
lembut dan padat.
Bumbu dasar yang digunakan dalam kedua adonan dasar disini
pada dasarnya adalah serupa, yakni garam, lada, dan sejumlah rempah
lainnya sebagaimana terdapat dalam resep dasar. Penambahan purée
sayur dan buah menjadi suatu bumbu khas yang memperkaya dan
menciptakan aneka ragam varian produk disini. Varian produk juga
dicapai melalui penambahan sejumlah material lain, seperti bubuk
rumput laut kasar yang menciptakan sensasi dan citarasa tersendiri.
D. Ukuran
Berdasarkan karakteristik target market dan survei yang
dilakukan, responden umumnya memiliki ketertarikan awal terhadap
bentuk produk yang unik, jumlah yang banyak, dan ukuran yang tidak
biasa dijumpai di pasaran, dimana hal ini juga berkaitan dengan
persepsi value for money dari produk yang mereka beli. Produk dibuat
dalam ukuran bite site (cocktail) yang mungil dengan pertimbangan
ketertarikan anak terhadap sejumlah barang berukuran mini, lucu dan
menggemaskan. Hal ini juga didasarkan oleh pertimbangan faktor
kepraktisan konsumsi, baik dari segi mobilitas maupun cara makan.
105
Ukuran yang mini juga memiliki kemampuan tambahan bagi
penambahan sentuhan craft sehingga menghasilkan tampilan produk
akhir yang cantik dalam beragam bentuk yang disukai anak. Hal ini
menciptakan pengalaman tersendiri dalam menikmati produk yang
rekreatif dan menyenangkan, sebagaimana trend yang berkembang di
dunia kuliner sekarang.
E. Bentuk
Bentuk merupakan elemen dasar yang pertama kali dilihat oleh
mata manusia, sehingga penciptaan bentuk yang menarik menjadi
sebuah hal yang perlu diperhatikan. Bentuk yang menarik dapat
diperoleh melalui pembuatan ukuran yang diluar kebiasaan / normal
ataupun penciptaan ragam bentuk di luar bentuk asli produk yang
umum. Hal ini terlebih berlaku terhadap produk dengan segmen anak,
dimana bentuk yang lucu, menarik, imut dan menggemaskan menjadi
daya tarik yang besar.
Bentuk yang menarik disini diperoleh melalui kolaborasi unsur
craft dalam produk, yakni dengan cara pembentukan produk dalam
beragam bentuk unik dan lucu dengan menggunakan cetakan sosis
khusus dari Jepang. Pada tahap awal disini bentuk dibatasi pada bentuk
tulip, kepiting, pinguin, gurita dan ikan. Bentuk-bentuk lainnya akan
dikembangkan kemudian sambil melihat preferensi dan feedback
106
customer serta melihat trend yang berkembang di masyarakat.
Pembentukan produk secara langsung di depan customer sesuai
pesanan, menambah value dari business model ini, dimana dengan
demikian menambah pula unsur rekreatif dalam menikmati produk
bersangkutan.
F. Warna
Warna merupakan elemen kedua yang ditangkap oleh mata
manusia terhadap suatu barang setelah elemen bentuk. Warna memiliki
psikologi bagi audience sebagaimana diklasifikasikan Chijiwa (2003)
dalam buku “Color
Harmony”. Warna memiliki
psikologinya
tersendiri terkait dengan spektrum warna yang terdapat di dalamnya
serta persepsi yang diterima oleh otak manusia. Karena itu pemilihan
warna yang tepat dan menarik dalam produk perlu mendapat perhatian
khusus untuk menarik minat calon customer serta meningkatkan
appetite ketika menikmati produk bersangkutan.
Warna yang digunakan dalam produk ini didasarkan pada
warna-warna yang terdapat dalam pelangi, yakni putih, merah, orange
/ jingga, hijau, serta violet / ungu. Seluruh warna-warna tersebut
diperoleh melalui penambahan pigmen alami yang berasal dari sayur
dan buah, tanpa penambahan zat pewarna sintetik lainnya.
107
Putih merupakan warna netral yang terkait dengan kesan
bersih, purity, fresh, positif, alami, muda, baru dan lembut (mild).
Warna ini terkait dengan unsur detoksifikasi atau pembersihan serta
penciptaan awalan yang positif. Kelembutan yang terkandung dalam
warna ini seringkali diasosiasikan dengan kesempurnaan dan kata
“heavenly”.
Merah termasuk dalam golongan warna hangat yang memiliki
spektrum paling kuat bagi mata manusia. Warna ini mampu
menstimulasi energi, optimisme, bernuansa panas, bersifat aktif serta
membangkitkan gairah makan / appetite.
Orange / jingga merupakan pencampuran warna merah dan
kuning yang berada pada spektrum lingkaran warna hangat yang
terang. Warna ini bersifat muda, ceria, fun, playful, segar, aktif serta
merepresentasikan berbagai unsur alam seperti matahari. Penggunaan
warna ini dalam makanan membantu meningkatkan nafsu makan /
appetite karena berasosiasi dengan rasa lapar dan kebutuhan.
Hijau merupakan spektrum warna yang banyak ditemukan di
alam, karena itu terkait dengan persepsi natural dan sehat. Warna ini
memiliki kemampuan bagi penciptaan ketenangan, relaxing serta
penyembuhan. Warna ini merepresentasikan unsur alam, pertumbuhan,
kesuburan, kesehatan, kesegaran, harmoni dan keberuntungan.
108
Violet / ungu yang terletak dalam lingkaran warna sejuk yang
mampu memberikan ketenangan, bernuansa mewah dan spiritual.
Warna ini merepresentasikan kekayaan, misteri dan kekuatan.
G. Rasa
Rasa merupakan elemen terpenting dalam bisnis makanan yang
menentukan keberhasilan bisnis tersebut. Demikian pula business
model ini. Sedetail dan sebaik apapun perencanaan dan pembangunan
bisnis makanan dibentuk akan percuma jika tidak didukung oleh rasa
yang terdapat dalam makanan itu sendiri. Rasa berkaitan dengan
penerimaan sensorik indera pengecap terhadap sesuatu, baik asin,
manis, asam dan pahit. Karena itu pembentukan formula yang tepat
bagi penciptaan rasa produk yang enak menjadi kunci bagi
keberhasilan produk ini secara berkesinambungan. Formula atau resep
khusus yang dimiliki menjadi salah satu key success factor yang sulit
ditiru oleh kompetitor. Setiap varian produk memiliki komposisi
material dalam takaran berbeda dengan resep rahasia yang hanya
diketahui secara internal.
Rasa yang dipilih dalam produk sosis ini diperoleh berdasarkan
observasi data primer, yakni survei dan blind test terhadap preferensi
target market secara umum yang diwakili oleh sejumlah responden;
maupun data sekunder yang terdapat di sejumlah media mengenai
109
preferensi market yang lebih luas dan umum. Pemilihan rasa dan detail
varian produk dijelaskan secara rinci dalam poin berikut.
H. Topping
Topping merupakan material tambahan yang diberikan kepada
produk dengan maksud untuk memperkaya citarasa asli produk.
Business model ini menawarkan suatu sistem self service free topping,
yakni aneka ragam pilihan topping yang dapat dipilih dan ditambahkan
sendiri oleh customer secara gratis dan bebas, baik dalam jenis
maupun jumlah yang ingin digunakan. Ragam topping yang
ditawarkan meliputi mayonnaise, barbeque sauce, sambal, saus tomat,
dan bumbu bubuk beraneka rasa (keju dan pizza).
Melalui cara ini, customer bebas menentukan campuran rasa
yang mereka inginkan dan sukai dalam formula dan takaran yang
mereka tentukan sendiri, sehingga lebih menjamin kesesuaian rasa
favorit mereka sendiri. Hal ini juga menjadi salah satu bentuk rekreasi
tambahan bagi customer melalui penciptaan experience tersendiri dari
permainan mencampur beraneka ragam topping menjadi formula yang
enak dan pas di lidah.
110
3.1.2. Varian Produk
A. Akare
“Aka” dalam bahasa Jepang berarti merah yang menjadi
karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée
bit yang memiliki pigmen warna merah alami. Bit merupakan sayur
bernutrisi tinggi dan baik bagi kesehatan jantung akibat kandungan
pigmen antioksidan yang bermanfaat untuk mencegah penyumbatan
pembuluh darah dan stroke, menurunkan kadar kolesterol serta sebagai
anti-aging (Beets Nutrition, n.d.). Pigmen merah dalam bit terjadi
akibat kandungan betalain, seperti betanin dan betacyanin.
Bit memiliki kandungan kalori yang rendah (sekitar 45
kcal/100 gr) serta kandungan lemak yang juga rendah. Selain itu, bit
merupakan sumber folate yang kaya (109 mcg/100 gr) yang memenuhi
27% kebutuhan harian. Kandungan vitamin C nya yang tinggi
berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh serta sebagai antioksidan
alami. Niacin (vitamin B3), pantothenic acid (vitamin B5), pyridoxine
(vitamin B6) dan carotenoids, serta sejumlah mineral seperti besi, seng
dan mangan juga terkandung di dalamnya. Bit juga merupakan sumber
potasium signifikan sebesar 325 gr/100 gr atau mencakup 7%
kebutuhan harian.
111
Tabel 3.1.
Kandungan Nutrisi Bit Segar (per 100 gram)
Nutrient
Value
45 cal
Percentage of
RDA
2%
Carbohydrates
9.56 g
7%
Protein
1.61 g
1%
Total Fat
0.17 g
0.5%
Cholesterol
0 mg
0%
Dietary Fiber
2.80 g
7%
Folates
109 µg
27%
Niacin
0.334 mg
2%
Pantothenic acid
0.155 mg
3%
Pyridoxine
0.067 mg
5%
Riboflavin
0.057 mg
4%
Thiamin
0.031 mg
2.5%
Vitamin A
33 IU
1%
Vitamin C
4.9 mg
8%
Vitamin E
0.04 mg
0.5%
Vitamin K
0.2 µg
0%
Sodium
78 mg
5%
Potassium
325 mg
7%
Calcium
16 mg
1.5%
Copper
0.075 mg
8%
Iron
0.80 mg
10%
Manganese
23 mg
6%
Magnesium
0.329 mg
14%
Zinc
0.35 mg
3%
20 µg
--
128.7 mg
--
0 µg
--
Principle
Energy
Vitamins
Electrolytes
Minerals
Phyto-nutrients
Carotene-ß
Betaine
Lutein-zeaxanthin
Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d.
112
B. Shiro
“Shiro” dalam bahasa Jepang berarti putih yang menjadi
karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée
kembang kol. Memiliki citarasa gurih, lembut dan natural, yang
berasal dari karakteristik bahan baku daging ayam serta purée yang
digunakan.
Kembang kol mengandung phytonutrients tinggi seperti indole3-carbinol, sulforaphane, dan sebagainya, yang berfungsi untuk
mencegah kanker. Sayuran ini juga mengandung kalori yang rendah
(26 cal/100 gr), kandungan lemak yang rendah serta non-kolesterol.
Kembang kol segar merupakan sumber vitamin C yang kaya (48,2
mg/100 gr) yakni sekitar 80% dari kebutuhan harian. Vitamin C
berfungsi menangkal radikal bebas, mempertahankan imunitas serta
mencegah kanker. Kembang kol juga mengandung vitamin Bkompleks esensial secara signifikan, seperti folate, pantothenic acid
(vitamin B5), pyridoxine (vitamin B6), thiamin (vitamin B1), niacin
(vitamin B3) dan vitamin K; serta sejumlah mineral lain seperti
mangan, tembaga, besi, kalsium dan potasium.
113
Tabel 3.2.
Kandungan Nutrisi Kembang Kol Segar (per 100 gram)
Nutrient
Value
25 Kcal
Percentage of
RDA
1%
Carbohydrates
4.97 g
4%
Protein
1.92 g
4%
Total Fat
0.28 g
1%
Cholesterol
0 mg
0%
Dietary Fiber
2.0 g
5%
Folates
57 mcg
14%
Niacin
0.507 mg
3%
Pantothenic acid
0.667 mg
13%
Pyridoxine
0.184 mg
14%
Riboflavin
0.060 mg
4.5%
Thiamin
0.050 mg
4%
Vitamin A
0 IU
0%
Vitamin C
48.2 mg
80%
Vitamin E
0.08 mg
0.5%
Vitamin K
15.5 mcg
13%
Sodium
30 mg
2%
Potassium
299 mg
6%
Calcium
22 mg
2%
Copper
0.039 mg
4.5%
Iron
0.42 mg
5%
Magnesium
15 mg
3.5%
Manganese
0.155 mg
7%
Zinc
0.27 mg
2.5%
Carotene-ß
0 mcg
--
Lutein-zeaxanthin
1 mcg
--
Principle
Energy
Vitamins
Electrolytes
Minerals
Phyto-nutrients
Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d.
114
C. Orenji
“Orenji” dalam bahasa Jepang berarti orange / jingga yang
menjadi
karakteristik
tampilan
produk
sebagai
akibat
dari
pencampuran purée wortel. Memiliki citarasa yang sedikit manis,
gurih serta wangi dan rasa yang khas akibat adanya penambahan garlic
powder.
Wortel kaya akan antioksidan, vitamin dan serat, dengan
kandungan kalori yang rendah (41 cal/100 gr) serta non-kolesterol.
Wortel mengandung vitamin A berkadar tinggi (16.706 IU/100 gr)
serta beta-carotene (8.285 mcg/100 gr). Beta-carotene merupakan
antioksidan alami yang membantu menangkal radikal bebas,
sedangkan vitamin A berkontribusi dalam menjaga pengelihatan,
reproduksi (produksi sperma) serta pertumbuhan dan perkembangan
tubuh. Flavonoid yang terkandung dalam wortel berfungsi untuk
melindungi dan merawat kulit, jantung dan mencegah kanker. Wortel
mengandung vitamin C yang cukup signifikan, sebesar 9% dari
kebutuhan harian tubuh, serta sejumlah vitamin B-kompleks, seperti
folic acid, vitamin B6 (pyridoxine), thiamin, pantothenic acid, dsb.
Sejumlah mineral lain seperti tembaga, kalsium, potasium, mangan
dan fosfor juga terkandung di dalam wortel.
115
Tabel 3.3.
Kandungan Nutrisi Wortel Segar (per 100 gram)
Nutrient
Value
41 Kcal
Percentage of
RDA
2%
Carbohydrates
9.58 g
7%
Protein
0.93 g
1.5%
Total Fat
0.24 g
1%
Cholesterol
0 mg
0%
Dietary Fiber
2.8 g
7%
Folates
19 mcg
5%
Niacin
0.983 mg
6%
Pantothenic acid
0.273 mg
5.5%
Pyridoxine
0.138 mg
10%
Riboflavin
0.058 mg
4%
Thiamin
0.066 mg
6%
Vitamin A
16706 IU
557%
Vitamin C
5.9 mg
10%
Vitamin K
13.2 mcg
11%
Sodium
69 mg
4.5%
Potassium
320 mg
6.5%
Calcium
33 mg
3%
Copper
0.045 mg
5%
Iron
0.30 mg
4%
Magnesium
12 mg
3%
Manganese
0.143 mg
6%
Phosporus
35 mg
5%
Selenium
0.1 mcg
<1%
Zinc
0.24 mg
2%
Carotene-α
3427 mcg
--
Carotene-ß
8285 mcg
--
Lutein-zeaxanthin
256 mcg
--
Principle
Energy
Vitamins
Electrolytes
Minerals
Phyto-nutrients
Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d.
116
D. Midori
“Midori” dalam bahasa Jepang berarti hijau yang menjadi
karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée
brokoli dan penambahan bubuk kasar rumput laut / nori menciptakan
nuansa rasa Jepang yang khas dalam produk.
Brokoli memiliki kandungan kalori yang rendah (34 cal/100 gr)
namun kaya akan serat, mineral, vitamin dan antioksidan. Brokoli
segar mengandung aneka phyto-nutrients, seperti thiocyanates,
indoles, sulforaphae, isothiocyanates serta flavonoid seperti betacarotene cryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin. Zat-zat ini membantu
mencegah kanker, seperti kanker prostat, payudara, pankreas, dan
sebagainya.
Brokoli memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (89,2
mg/100 gr) yang mencapai 150% dari porsi kebutuhan harian, serta
merupakan sumber berbagai vitamin dan antioksidan, seperti vitamin
A (623 IU/100 gr) sebesar 21% dari kebutuhan harian. Provitamin
seperti beta-carotene, alpha-carotene, dan zeaxanthin yang terkandung
di dalamnya membantu menjaga kesehatan mata dan kulit. Sayuran ini
mengandung folate sebesar 16% dari porsi kebutuhan harian (63
mcg/100 gr) serta vitamin K dan B-kompleks seperti niacin (vitamin
B3), pantothenic acid (vitamin B5), pyridoxine (vitamin B6),
riboflavin serta sejumlah asam lemak omega-3.
117
Tabel 3.4.
Kandungan Nutrisi Brokoli Segar (per 100 gram)
Nutrient
Value
34 Kcal
Percentage of
RDA
1.5%
Carbohydrates
6.64 g
5%
Protein
2.82 g
5%
Total Fat
0.37 g
1%
Cholesterol
0 mg
0%
Dietary Fiber
2.60 g
7%
Folates
63 mcg
16%
Niacin
0.639 mg
4%
Pantothenic acid
0.573 mg
12%
Pyridoxine
0.175 mg
13%
Riboflavin
0.117 mg
9%
Thiamin
0.071 mg
6%
Vitamin A
623 IU
21%
Vitamin C
89.2 mg
149%
Vitamin E
0.17 mg
1.5%
Vitamin K
101.6 mcg
85%
Sodium
33 mg
2%
Potassium
316 mg
7%
Calcium
47 mg
5%
Copper
0.049 mg
5.5%
Iron
0.73 mg
9%
Magnesium
21 mg
5%
Manganese
0.210 mg
9%
Selenium
2.5 mcg
5%
Zinc
0.41 mg
4%
Carotene-ß
361 mcg
--
Lutein-zeaxanthin
1403 mcg
--
Principle
Energy
Vitamins
Electrolytes
Minerals
Phyto-nutrients
Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d.
118
E. Papuru
“Papuru” dalam bahasa Jepang berarti purple / ungu yang
menjadi
karakteristik
tampilan
produk
sebagai
akibat
dari
pencampuran purée talas ungu / taro yang memiliki pigmen dasar
warna ungu. Memiliki citarasa yang manis, lembut dan menenangkan
akibat penambahan lavender powder dengan harum yang khas.
Talas memiliki kandungan kalori tinggi (112 cal/100 gr) yang
berasal dari karbohidrat kompleks yang dikenal sebagai amylose dan
amylopectin, namun rendah lemak dan protein. Talas merupakan
sumber serat yang baik sebesar 11% dari kebutuhan harian tubuh (4,1
gr/100 gr) yang membantu menjaga kestabilan gula darah. Talas juga
mengandung sejumlah vitamin B-kompleks, seperti pyridoxine
(vitamin B6), folate, riboflavin, pantothenic acid, dan thiamin; serta
sejumlah besar mineral seperti zinc, magnesium, tembaga, besi,
mangan dan potasium yang membantu menjaga kestabilan denyut
jantung dan kadar gula darah dalam tubuh.
119
Tabel 3.5.
Kandungan Nutrisi Talas Ungu Segar (per 100 gram)
Nutrient
Value
112 Kcal
Percentage of
RDA
6%
Carbohydrates
26.46 g
20%
Protein
1.50 g
3%
Total Fat
0.20 g
<1%
Cholesterol
0 mg
0%
Dietary Fiber
4.1 g
11%
Folates
22 mcg
5.5%
Niacin
0.600 mg
4%
Pantothenic acid
0.303 mg
6%
Pyridoxine
0.283 mg
23%
Riboflavin
0.025 mg
2%
Thiamin
0.095 mg
8%
Vitamin A
76 IU
2.5%
Vitamin C
4.5 mg
7%
Vitamin E
2.38 mg
20%
Vitamin K
1 mcg
1%
Sodium
11 mg
<1%
Potassium
591 mg
12.5%
Calcium
43 mg
4%
Copper
0.172 mg
19%
Iron
0.55 mg
7%
Magnesium
33 mg
8%
Manganese
0.383 mg
1.5%
Selenium
0.7 mcg
1%
Zinc
0.23 mg
2%
Carotene-ß
35 mcg
--
Cryptoxanthin-ß
20 mcg
--
Lutein-zeaxanthin
0 mcg
--
Principle
Energy
Vitamins
Electrolytes
Minerals
Phyto-nutrients
Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d.
120
3.1.3. Peralatan
Peralatan produksi menjadi salah satu key resouces penting dalam
pembuatan produk. Sejumlah peralatan yang digunakan disini meliputi:
1. Timbangan
Membantu mengukur berat material yang digunakan dalam resep
secara akurat untuk menciptakan konsistensi rasa dan tekstur.
2. Alat pengukur volume
Membantu mengukur volume bahan baku yang digunakan,
misalnya volume air dan berbagai material cair lainnya.
3. Sarung tangan karet
Menjaga higienitas dalam proses pembuatan sosis dan mereduksi
kemungkinan pencemaran bakteri akibat kontak tubuh langsung.
4. Pisau
Media untuk membantu memotong daging dan bahan baku lainnya
sebagai langkah awal dalam pembuatan produk.
5. Cutting board / papan pemotong
Merupakan sebuah papan sebagai media alas dalam pemotongan
daging serta berbagai bahan baku lainnya.
6. Penggiling daging
Penggunaan penggiling daging elektrik (electically powered
machine)
dalam
proses
produksi
dimaksudkan
untuk
121
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi secara
keseluruhan, serta menjamin konsistensi mutu dan tekstur produk.
7. Food processor
Membantu penghalusan berbagai bumbu, rempah dan material
tambahan lain dalam proses pembuatan purée buah dan sayur.
8. Mixer
Membantu pencampuran berbagai material, baik daging, bumbu
dan sejumlah material tambahan lain secara merata.
9. Tabung pengisi sosis dan sausage stuffers
Membantu mengisi adonan yang telah siap ke dalam selongsong.
10. Casing perforator / sausage pricker
Membantu menghilangkan gelembung udara di bawah selongsong
untuk mencegah penumpukan lemak dan gelatin.
11. Kompor
Membantu dalam pematangan sejumlah bahan baku yang
diperlukan, seperti pemasakan buah dan sayur, serta pemasakan
sosis itu sendiri.
12. Panci
Panci digunakan sebagai wadah untuk pemasakan bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan purée serta pemasakan sosis.
13. Refrigerator / lemari pendingin
Membantu persiapan berbagai material serta menjaga kesegaran
bahan baku dan produk jadi.
122
14. Refrigerator thermometer / termometer pendingin
Mengatur suhu pendingin yang memastikan kesesuaian suhu
dalam penyimpanan bahan baku serta produk sosis jadi untuk
menjaga kesegaran.
15. Smokers / alat pengasap
Digunakan untuk memberikan citarasa khas dalam produk sosis
serta membantu proses pemasakan dan pengawetan produk.
16. Termometer masak
Membantu pengukuran suhu secara akurat dalam proses
pemasakan produk.
3.1.4. Proses Produksi
Sebagai langkah awal pembuatan sosis, daging segar yang telah
dibekukan selama 2 jam sebelum proses produksi dipotong-potong berbentuk
dadu dalam ukuran yang sesuai dengan ukuran tabung penggiling. Garam
sebagai zat pengawet alami bersama dengan sejumlah bumbu dan rempah
tambahan lain sesuai dengan resep yang ada seperti lada, ketumbar, biji pala,
bawang putih, rosemary, sage, thyme, dan sebagainya; ditambahkan ke dalam
potongan daging dan diaduk secara merata. Diamkan beberapa saat untuk
membiarkan bumbu meresap sempurna ke dalam daging, kemudian tutup
dengan plastik dan dibekukan dalam lemari pendingin selama 1 hari penuh.
123
Hal ini memungkinkan peresapan bumbu dengan sempurna ke dalam daging
dan pencampuran bumbu secara merata dalam proses penggilingan.
Dalam keadaan beku, daging kemudian digiling dengan menggunakan
penggiling elektrik. Setelah adonan daging giling siap, campurkan kembali
sejumlah bumbu tambahan untuk semakin memperkuat citarasa. Purée buah
dan sayur yang telah dibuat sebelumnya, kemudian ditambahkan ke adalam
adonan sesuai dengan resep dan varian yang ingin dibuat. Purée dibuat
dengan
cara
merebus
buah
dan
sayur
hingga
matang,
kemudian
menghaluskannya dengan menggunakan food processor / blender hingga
lembut dan berbentuk pasta.
Potasium nitrat / sendawa / saltpeter yang disarankan dalam industri
olahan daging juga turut ditambahkan. Zat ini membantu memperkaya rasa,
melembutkan tekstur daging, mempertahankan warna alami daging,
menghindari terbentuknya bau tengik akibat lemak, serta menghindari bahaya
keracunan makanan (botulism) yang diakibatkan oleh bakteri Clostridium
botulinum.
Adonan kemudian diaduk hingga merata dengan menggunakan mixer
ataupun secara manual hingga tercampur merata. Adonan kemudian ditutup
dengan plastik dan dimasukkan kembali ke dalam pendingin. Seluruh proses
pembuatan dilakukan dalam keadaan dingin / beku serta diupayakan sehigienis mungkin menggunakan sarung tangan karet dan masker untuk
meminimalisir kontak tubuh yang dapat memicu kontaminasi bakteri.
124
Langkah selanjutnya adalah pengisian adonan sosis ke dalam
selongsong / casing. Selongsong yang digunakan disini ialah jenis selongsong
kolagen yang terbuat dari substansi gelatin sapi, yang diperoleh dari jaringan
penghubung, tulang, dan tulang rawan. Selongsong jenis ini dipilih karena
sejumlah kelebihan berikut:
1. Memiliki warna yang bening / clear sehingga warna adonan di
dalamnya dapat terlihat sempurna
2. Mampu disimpan dalam lemari pendingin dalam jangka waktu
yang cukup panjang
3. Siap pakai, tidak membutuhkan proses persiapan dan perendaman
sebelum digunakan
4. Memiliki tingkat kelembutan yang cukup baik dengan tingkat
kerentanan terhadap kerusakan selama pengisian yang rendah
5. Halal dan aman dikonsumsi karena berasal dari sapi
6. Memiliki kemampuan penetrasi terhadap pengasapan yang baik
7. Memiliki tampilan hasil akhir produk yang baik dan seragam, baik
bentuk maupun ukuran
Pengisian adonan sosis dilakukan dengan menggunakan sausage
stuffer beserta tube / tabung pengisinya. Sausage stuffer digunakan untuk
mempermudah proses kerja dan menghindari terbentuknya gelembung udara
di dalam sosis. Ujung selongsong sosis dimasukkan ke dalam pipa pengisi,
dan dengan menekan piston adonan secara otomatis akan keluar dan terisi
dengan mudah ke dalam selongsong. Sosis kemudian dibentuk sesuai dengan
125
ukuran panjang yang diinginkan dengan memutar selongsong untuk
membentuk links antar sosis, serta menutup bagian paling ujung selongsong
dengan tali maupun cincin khusus (hog rings).
Selajutnya, sosis digantung selama beberapa saat untuk mengeringkan
selongsong serta membentuk rasa yang khas dalam sosis tersebut. Penusukan
dengan jarum / sausage pricker diperlukan disini untuk memastikan tidak
adanya udara yang terperangkap di dalam sosis. Seluruh proses tersebut
dilakukan dalam keadaan ruang yang dingin dengan perlengkapan yang steril
untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat merusak produk.
Langkah terakhir adalah proses pengasapan sosis melalui metode hot
smoking. Pengasapan jenis ini memberikan rasa khas sekaligus mematangkan
sosis itu sendiri dengan menggunakan alat pengasap / smokers dalam suhu
sekitar 1540 - 1700F (680 - 760C) untuk mematangkan sosis. Pengasapan
memberikan rasa yang khas sekaligus merupakan metode alami yang mampu
menghentikan pembentukan bakteri, ragi, dan mikroorganisme jamur. Phenols
yang terkandung dalam asap juga membantu mencegah minyak dan lemak
dari berbau tengik. Pengasapan memperkaya rasa dan tampilan serta
memperpanjang usia simpan dengan memperlambat pembusukan lemak dan
pertumbuhan bakteri.
Setelah proses pengasapan selesai, sosis yang telah jadi dikemas
dengan menggunakan vacuum press untuk menjamin higienitas. Selanjutnya
produk disimpan dalam lemari pendingin untuk kemudian didistribusikan.
126
3.1.5. Pabrik
Proses pembuatan sosis ini dilakukan di tempat yang terpisah dengan
outlet penjualan / booth. Proses produksi dilakukan secara rumahan
(homemade) dengan menggunakan sejumlah peralatan semi-automatic. Proses
pembuatan secara homemade ini menjadi suatu added value tersendiri, dimana
menjamin penggunaan bahan baku segar yang alami tanpa menggunakan
bahan pengawet dan zat-zat aditif lain yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini
seiring dengan berkembangnya berbagai isu di masyarakat akan banyaknya
produk makanan dan minuman berbahaya yang diproduksi dengan
menggunakan bahan-bahan berbahaya serta sejumlah zat aditif lain di luar
ambang batas yang disarankan. Proses pembuatan secara homemade
menimbulkan suatu rasa “homey” atau rumahan tersendiri terhadap produk,
menciptakan suatu impresi akan adanya bentuk makanan yang sehat,
sederhana dan aman untuk dikonsumsi sebagaimana jika dibuat sendiri.
Pabrik / tempat produksi awal produk sosis ini sekiranya akan berada
di daerah Kedoya, Jakarta Barat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan
kemudahan akses bahan baku bagi pembuatan produk yang berasal dari
supplier di daerah setempat serta kepraktisan jarak dan waktu pengiriman
produk dengan booth penjualan awal yang juga akan berada di sekitar
kawasan Jakarta Barat.
127
3.2. Operasional
Untuk operasional, usaha ini akan menggunakan dua metode utama dalam
pelaksanaannya, yaitu booth dan online & agent selling, dengan rincian berikut:
3.2.1. Booth
Booth berupa sebuah tempat berukuran 1,25 x 0,8 meter, yang akan
diletakkan di area sekitar sekolah, kantin, ruko, dan sebagainya; yang mudah
dijangkau oleh anak. Booth memiliki design menarik yang mengacu pada
gaya arsitektur Jepang modern yang lucu dan menarik, sebagaimana
karakteristik produk yang ingin ditampilkan. Hal ini bertujuan untuk menarik
customer mengunjungi booth sekaligus memperkuat brand yang ada. Detail
design booth akan dibahas lebih terperinci pada bab selanjutnya. Tampilan
dan design berbagai media pendukung lainnya juga diupayakan agar sesuai
dengan tampilan arsitektur booth secara keseluruhan, sehingga menghasilkan
nuansa yang utuh.
Sejumlah peralatan masak, kompor, dan cooler box berfungsi sebagai
peralatan utama yang membantu dalam persiapan produk setengah jadi hingga
siap saji. Hot warmer showcase yang terbuat dari kaca berfungsi untuk
menaruh dan men-display produk jadi agar customer dapat melihat visual
produk, sehingga lebih menggugah minat customer untuk membeli serta
128
mempermudah proses pemilihan melalui visualisasi produk langsung.
Sedangkan mini bar yang berada di bagian samping booth, berfungsi sebagai
tempat untuk menaruh aneka ragam topping yang dapat dipilih dan digunakan
oleh customer.
Booth juga dilengkapi dengan modifikasi yang memungkinkannya
berfungsi sebagai media penjualan secara mobile. Mobile booth berangkat dari
konsep penjualan keliling yang berlandaskan pada sistem menjemput bola.
Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengambil lebih banyak peluang dan
customer, sekaligus sebagai media promosi mobile. Mobile booth akan
berkeliling ke sejumlah area kompleks perumahan dan sejumlah tempat
keramaian di Jakarta, seperti Monas, yang merupakan tempat berkumpul
masyarakat - khususnya yang termasuk dalam segmen target market.
3.2.2. Penjualan Online dan Agen
Internet merupakan komoditas utama bagi beragam lapisan masyarakat
dunia dan Indonesia sekarang ini. Penjualan produk secara online
memungkinkan perluasan pangsa pasar secara cepat, mudah, murah, luas,
efektif dan efisien. Melihat pada segmen target market sekunder, yakni kaum
ibu dan orang tua, maka sistem penjualan dan promosi secara online dengan
menggunakan website, social media dan jaringan milis, dinilai cukup efektif.
Hal ini juga memungkinkan terbentuknya jaringan word of mouth yang luas.
129
Anak-anak sebagai target market primer disini juga tidak luput dari
penggunaan internet dalam kesehariannya, baik untuk keperluan belajar
maupun bermain. Karena itu pembuatan website yang menarik dengan
sejumlah fitur tambahan yang menarik bagi anak, seperti mini cooking game
dinilai efektif untuk meraih awareness target market untuk mengunjungi dan
mengenal lebih lanjut produk yang ditawarkan serta tergerak untuk mencoba
secara langsung.
Sistem penjualan secara online yang langsung terhubung dengan
produsen, bertujuan pula untuk memangkas beragam pembiayaan akibat
penggunaan channel berlapis sehingga pada akhirnya dapat menekan harga
jual produk dan memperbesar profit margin. Pada pengembangan selanjutnya,
online system ini juga akan dilengkapi dengan sistem keagenan resmi yang
bertujuan untuk memperluas pangsa pasar. Hal ini lebih lanjut akan dibahas
pada bab selanjutnya.
3.3. Sales
Penjualan merupakan kunci utama untuk meraih keuntungan. Dalam upaya
meningkatkan penjualan produk, maka dibentuklah sejumlah perencanaan aktifitas
sebagai berikut:
130
3.3.1. Lokasi
Pemilihan tempat yang tepat dengan kesesuaian positioning product
dan target market yang dituju menjadi poin yang menentukan keberhasilan
sebuah bisnis, sebagaimana pepatah mengatakan “posisi menentukan
prestasi”. Melalui pemilihan tempat pemasaran produk yang tepat, produk
dapat mencapai target market yang sesuai sehingga proses penetrasi,
pengenalan, pemasaran dan pengembangan produk dapat berjalan optimal.
Jakarta menjadi kota tujuan awal dalam pengembangan business
model ini, mengingat kesesuaian karakteristik, lifestyle dan tingkat kehidupan
masyarakatnya dengan karakteristik target market. Jakarta sebagai ibukota
negara memiliki penduduk yang beraneka ragam, mulai dari suku, agama,
budaya, ras hingga ragam pekerjaan, hiburan dan lifestyle. Masyarakat Jakarta
memiliki tingkat kejenuhan yang tinggi sehingga selalu mendambakan hal
baru yang rekreatif sebagai sarana pelepas stress. Sifat masyarakat ibukota
yang memiliki minat tinggi terhadap segala hal yang baru dan berbau asing
menjadi suatu landasan pemilihan Jakarta sebagai tempat yang baik dalam
perintisan usaha ini. Taraf hidup masyarakat yang cukup baik ditambah
dengan banyaknya sekolah-sekolah bertaraf internasional dan berkualitas
menengah ke atas, turut memperkuat pemilihan lokasi ini.
Kawasan Jakarta
Barat
kemudian menjadi
spesifikasi
lokasi
pengembangan awal business model ini. Hal ini didasarkan atas pengenalan
131
yang cukup baik terhadap lokasi dan karakteristik target market yang dimiliki
oleh penulis terhadap daerah ini, serta kesesuaian sejumlah faktor pendukung.
Sedangkan mobile booth dengan kemampuan perpindahan tempat
yang cukup dinamis, berpotensi untuk memperluas cakupan pasar ke luar
sekaligus memperkuat positioning di daerah lainnya. Keberadaan mobile
booth ini juga berfungsi untuk me-research minat pasar serta berbagai potensi
yang ada di sejumlah wilayah lainnya sebagai tujuan pengembangan usaha
selanjutnya.
3.3.2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dibutuhkan untuk menunjang berbagai aktifitas
dalam bisnis, baik proses produksi, operasional, sales, marketing, dan
sebagainya. Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam menunjang
aktifitas sales disini meliputi pramusaji / salesperson.
Pramusaji memiliki peran penting dalam berhubungan langsung
dengan customer dalam proses sales, dengan memberikan pelayanan kepada
customer yang datang. Wanita muda dengan tampilan menarik serta tutur kata
yang halus, sopan dan murah senyum menjadi kandidat yang cocok untuk
mengisi posisi ini. Seragam unik yang sejalan dengan nuansa yang dihadirkan
booth, diharapkan mampu menciptakan ambience yang utuh disini, serta
semakin meningkatkan ketertarikan customer untuk berkunjung.
132
Kecepatan, ketangkasan dan kecerdasan menjadi faktor penting dari
sumber daya manusia yang digunakan disini, mengingat produk makanan
yang ditawarkan merupakan produk makanan cepat saji dan praktis. Seorang
pramusaji perlu sigap dalam menganggapi pesanan yang datang. Pramusaji
juga perlu memiliki kecakapan, keramahan dan kesabaran dalam memberikan
informasi kepada customer mengenai produk yang ditawarkan, apalagi
mengingat keterbatasan waktu penjualan efektif, khususnya waktu penjualan
di sekolah yang sangat terbatas. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
customer waiting time yang berpotensi mengurangi tingkat kepuasan terhadap
service dan produk secara keseluruhan.
Higienitas menjadi fokus khusus disini, mulai dari proses produksi
hingga proses penjualan dan serving kepada customer. Sarung tangan menjadi
aksesoris wajib yang harus digunakan jika hendak bersentuhan secara
langsung dengan produk. Kebersihan tempat, baik booth maupun mobile
restaurant, serta sejumlah peralatan masak juga turut diperhatikan dan
dikontrol dengan seksama. Demikian pula dengan kebersihan dari pramusaji
itu sendiri sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan customer, yang
memiliki peranan tersendiri dalam pembentukan citra brand secara
keseluruhan
133
3.3.3. Harga
Harga yang memiliki tingkat kesesuaian dengan kualitas serta
kuantitas produk yang ditawarkan menjadi salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dengan seksama disini. Penentuan harga yang kompetitif dan
sesuai dengan daya beli / uang jajan anak dengan penawaran berbagai value
yang sesuai bagi harga yang dibayarkan, menjadi faktor penting disini.
Umumnya, customer menyukai segala hal yang berlabel “free” atau gratis.
Hal tersebut menimbulkan suatu persepsi “keuntungan besar” tersendiri di
benak customer. Karena itu pemberian self service free topping dinilai cukup
efektif untuk menstimulasi persepsi “value for money” di benak customer.
Produk siap saji yang ditawarkan melalui sistem penjualan booth, baik
di sekolah maupun mobile, ditetapkan seharga Rp. 5.000 per porsi, yang
terdiri atas 2 buah fancy cocktail sausage. Penerapan one price pricing dengan
jumlah kelipatan 5 bertujuan untuk mempermudah proses transaksi,
mengingat usia target market yang relatif kecil. Produk hadir dalam ukuran
panjang 6 cm dan diameter 2,5 cm, yang disajikan dalam aneka ragam bentuk
menarik. Aneka ragam topping dapat diperoleh customer secara gratis dengan
sistem self service, dimana topping dapat dipilih dan ditambahkan sendiri oleh
customer sesuka hati, baik jenis maupun jumlah.
Sedangkan frozen product dijual seharga Rp. 25.000 per pack dengan
berat bersih 250 gram, yang terdiri atas 5 buah sosis berukuran panjang 13,5
134
cm dan diameter 1,97 cm. Penentuan harga ini didasarkan atas survei harga
produk berkualitas sejenis di pasaran dan daya beli target market yang
berkesesuaian. Survei yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar
orang tua tidak begitu mempermasalahkan faktor harga jika berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang buah hati mereka. Orang tua
memiliki keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka
sehingga memiliki kecenderungan untuk memilih produk dengan berbagai
label kesehatan, kandungan nutrisi, vitamin dan mineral penting bagi tumbuh
kembang anak yang optimal, dengan harga relatif lebih mahal. Disini dapat
dilihat bahwa orang tua bukanlah termasuk dalam kelompok target market
yang price sensitive, selama produk yang ditawarkan benar-benar memiliki
kualitas dan manfaat bagi tumbuh kembang anak secara optimal.
3.3.4. Penyajian
Pada sistem penjualan produk siap saji melalui booth, metode
pengolahan sosis dalam proses penyajian kepada customer adalah dengan cara
dibakar / grill. Cara pengolahan ini dipilih berdasarkan atas sejumlah
pertimbangan, baik segi kepraktisan, singkatnya waktu yang dibutuhkan, rasa
hasil olahan yang semakin kaya, serta faktor kesehatan. Metode pengolahan
tersebut juga ditentukan berdasar pada survei preferensi market yang
dilakukan sebelumnya.
135
Produk disajikan secara utuh mengingat ukurannya yang mungil dan
memungkinkan untuk langsung dinikmati tanpa memerlukan proses
pemotongan, dilengkapi dengan garpu plastik kecil untuk membantu
mempermudah proses makan. Customer kemudian dapat menambahkan
sendiri beraneka ragam topping yang disediakan secara gratis, sesuai dengan
preferensi rasa yang mereka sukai.
3.3.5. Media
Penyajian produk siap saji adalah dengan menggunakan media paper
tray mini. Material kemasan yang digunakan adalah art carton berstandar
food grade, dengan laminasi khusus pada permukaannya untuk meningkatkan
daya tahan terhadap serapan minyak dan cairan. Hal ini mengingat potensi
keluarnya minyak dari dalam produk akibat proses pengolahan atau
penambahan
sejumlah
topping
cair.
Penggunaan
material
ini
juga
dimaksudkan untuk menjaga konsistensi bentuk dan daya lindung kemasan
terhadap produk di dalamnya mengingat mobilitas target market primer,
yakni anak-anak yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan suatu media yang
bukan hanya praktis, namun juga memiliki efektifitas penggunaan yang
tinggi. Penambahan alat makan lain seperti garpu plastik kecil dapat
digunakan untuk membantu proses menikmati produk.
136
Sedangkan frozen product dikemas dengan menggunakan plastik
vacuum bening, yang dilengkapi dengan seal packaging menarik. Seal
packaging ini terbuat dari bahan art carton berlaminasi khusus yang tahan
terhadap air, mengingat produk ini berpotensi tinggi terhadap kelembaban.
Seal packaging ini juga berfungsi untuk memberikan identitas dan keterangan
produk lebih lanjut, baik varian, komposisi bahan, nutrisi yang terkandung,
produsen, dan sebagainya. Jenis packaging ini dipilih berdasarkan faktor
efisiensi, baik biaya, proses produksi, tempat, tampilan dan utility. Dengan
menggunakan jenis kemasan ini, warna dan bentuk asli produk yang telah
terbungkus oleh plastik vacuum masih dapat terlihat secara langsung oleh
customer dari luar secara mudah. Desain kemasan yang unik, baik paper tray
mini maupun seal packaging, bertujuan untuk menarik minat customer untuk
melihat, mengamati dan membeli produk bersangkutan, serta untuk
memberikan identitas produk yang khas dan mudah dikenali.
3.4. Marketing
Strategi marketing / pemasaran merupakan strategi penting dalam
membangun awareness terhadap produk serta mendukung proses penetrasi,
penerimaan dan pengembangan bisnis. Strategi marketing yang baik berhubungan
dengan peningkatan jumlah penjualan yang secara langsung berhubungan dengan
peningkatan revenue perusahaan. Secara umum strategi marketing disini dicapai
137
melalui penggunaan sejumlah aspek berikut: brand, advertising, official website,
online partnership, social media, dan reward card.
3.4.1. Brand
Brand Sö Ré Ji berasal dari kata dasar “so se ji” (ソーセージ) yang
berarti sosis dalam bahasa Jepang. Unsur-unsur suku kata yang terkandung
dalam brand kemudian dapat dipecah lagi dalam artian tersendiri yang
seluruhnya mengarah pada pembentukan filsafat dari brand secara utuh.
“So” yang terdapat dalam awal kata brand berasal dari kata “soo”
yang dalam bahasa Korea berarti kesempurnaan dan hidup yang panjang.
“So” juga berasal dari akar kata “shūcài” yang dalam bahasa Cina berarti
sayuran.
“Re” pada bagian tengah brand berasal dari penggalan kata “purée”
yang merupakan keunggulan dari produk. “Re” disini juga mengacu pada
kata “rebensufirozofi” yang dalam bahasa Jepang bermakna filosofi
kehidupan serta “niúròu” yang dalam bahasa Cina berarti sapi. “Re” juga
dinilai memiliki kedekatan dengan kata “le” yang dalam bahasa Cina berarti
kebahagiaan dan kegembiraan.
Sedangkan “Ji” dalam suku kata terakhir brand merupakan kata
dalam bahasa Jepang yang berarti bumi atau tanah. Hal ini menekankan unsur
138
alami yang terkandung dalam produk. “Ji” juga merupakan penggalan dari
kata “niji” yang dalam bahasa Jepang berarti pelangi.
Kata “ji” disini mengacu pada kata“chi” yang hampir memiliki
kesamaan pengucapan dan pendengaran. “Chi” dalam bahasa Cina berarti
“younger energy”, energi baru, muda, aktif dan dinamis. Hal ini mengacu
pada karakteristik target market serta sifat dasar produk itu sendiri yang
mengandung banyak nutrisi untuk mendukung berbagai kegiatan harian
konsumennya. “Chi” juga merupakan kependekan dari kata “hào chī” yang
berarti enak dalam bahasa Cina. Secara sederhana “chi” disini juga dapat
diartikan sebagai kependekan dari kata “chicken” yang dalam bahasa Inggris
berarti ayam, yang merupakan bahan baku pembuatan produk.
Secara keseluruhan brand ini memiliki pengertian sebagai sebuah
kesempurnaan hidup sehat dan umur panjang yang didapatkan melalui
konsumsi produk, yakni sosis sapi dan ayam pelangi dengan campuran purée
sayur dan buah bernutrisi yang terbuat dari bahan-bahan alami dan rasa yang
enak dan bergizi, dimana mampu membangkitkan kebahagiaan dan energi
baru bagi kaum muda yang aktif.
Nama brand ini dipilih karena memiliki cara pengucapan yang
mudah, simple, unik dan mudah diingat (memorable). Nama ini juga
bernuansa Jepang (Asia), mengingat pada preferensi dan trend pasar saat ini
yang mengacu ke Asia Timur.
“Japanese Rainbow Sausage” menjadi tagline dari brand ini. Sosis
sebenarnya bukanlah merupakan produk asli bangsa Jepang, namun disini
139
sejumlah karakteristik dalam produk mengambil unsur dari kebudayaan
bangsa Jepang. Bangsa Jepang terkenal memiliki pola makan dan gaya hidup
sehat, dengan konsumsi makanan bernutrisi tinggi dengan gizi seimbang.
Misalnya rumput laut / nori yang menjadi pelengkap umum dalam hidangan
mereka, baik dari segi kandungan nutrisi maupun karena citarasa rumput laut
itu sendiri yang memperkaya hidangan yang ada. Demikian pula dengan
produk sosis ini, dimana penambahan purée sayur dan buah ke dalam sosis
dimaksudkan sebagai tambahan asupan nutrisi serta memperkaya citarasa
produk itu sendiri, namun dengan keseimbangan rasa yang terjaga baik.
Unsur budaya Jepang lain yang diangkat disini adalah bento. Bangsa
Jepang memiliki nilai seni yang tinggi dalam berbagai segi kehidupannya,
termasuk dalam ranah kuliner yang turut mendapat sentuhan seni yang kental.
Bento pada dasarnya merupakan bekal makanan yang terdiri atas nasi dan lauk
pauk yang dikemas dalam kotak makanan khusus yang praktis untuk dibawa
bepergian. Dalam perkembangannya, sentuhan seni memperkaya tampilan
bento dengan nuansa artistik dalam susunan, bentuk, dan sebagainya. Aneka
ragam lauk pauk disusun dan dibentuk menjadi beragam benda indah yang
mampu meningkatkan keindahan tampilan serta gairah makan. Demikian pula
dengan produk sosis disini yang mengalami sentuhan artistik sebagai added
value tersendiri.
Produk sosis ini memiliki sejumlah varian warna dan rasa. Varian
warna terjadi karena penambahan pigmen alami yang berasal dari sayur dan
buah, yang menjadikan produk ini memiliki warna yang unik dan menarik.
140
Karena itu, dalam aplikasinya dengan produk makanan, setiap warna memiliki
karakteristik tersendiri di mata customer yang perlu diperhatikan.
Beraneka ragam warna dalam produk disini juga menggambarkan
kekayaan rasa dan aneka nutrisi serta maanfaat yang dikandungnya. Hal ini
juga menjadi added value yakni sebagai unique value proposition yang
membedakannya dengan produk umum yang ada di pasaran, sehingga
menarik minat customer untuk melihat dan mencoba produk tersebut.
Dengan demikian, keseluruhan elemen dalam brand tersebut serta
produk yang ada dapat disimpulkan sebagai sebuah produk makanan
bernutrisi yang mampu mewarnai kehidupan customer yang menikmatinya
melalui rasa dan kandungan nutrisinya yang kaya.
3.4.2. Advertising
Advertising atau iklan, merupakan suatu sarana promosi yang
bertujuan untuk memperluas pengenalan produk kepada masyarakat melalui
pemberian informasi dengan menggunakan berbagai media. Secara umum
advertising yang akan digunakan disini ditempuh dalam 3 cara kunci, baik
offline, online serta penggunaan metode word of mouth.
Offline advertising ditempuh melalui pembuatan berbagai media cetak,
seperti flyer, x-banner, magazine & print advertising, booth design serta
sejumlah media lain yang berfungsi sebagai media promosi. Adapun online
141
advertising ditempuh melalui penggunaan official website yang interaktif dan
social networking media, yakni Facebook dan Twitter yang saat ini mulai
merambah di berbagai kalangan usia, termasuk target market anak, remaja,
maupun orang tua. Penggunaan online media disini sangat efektif untuk
memperoleh awareness secara instan, cepat, mudah, murah dan luas;
mengingat semakin mudahnya akses internet dan besarnya jumlah user yang
ada, dimana sebagian besar memiliki karakteristik target market yang sesuai.
Sedangkan metode word of mouth dapat ditempuh melalui berbagai
cara. Kepuasan akan produk dan layanan yang diberikan dalam kunjungan
awal menjadi tolak ukur bagi customer retention serta penyebaran informasi.
Networking menjadi aspek bagi kekuatan word of mouth disini. Promosi yang
dilakukan melalui kata-kata oleh seseorang terhadap orang-orang di
sekitarnya dinilai lebih efektif untuk mendorong orang lain mencoba suatu
produk secara langsung. Berbagai perencanaan penggunaan sejumlah metode
advertising secara lebih mendetail akan dijelaskan kembali pada bab
selanjutnya.
3.4.3. Official Website
Era internet menyebabkan masyarakat kini memiliki kecenderungan
untuk mencari informasi terhadap suatu produk, jasa maupun berbagai hal lain
dengan menggunakan internet. Kemudahan akses terhadap berbagai informasi
142
dari berbagai belahan dunia secara luas dan mendetail, menjadikan internet
sebagai senjata kunci yang perlu dipertimbangkan secara matang. Oleh karena
itu, keberadaan official website atau website resmi perusahaan sangatlah
dibutuhkan disini. Official website berfungsi sebagai media resmi yang dapat
diakses pelanggan secara mudah untuk mendapatkan berbagai update
informasi tentang produk, lokasi, layanan, dan sebagainya.
Website yang atraktif serta bersifat interaktif meningkatkan daya tarik
user untuk berkunjung serta meningkatkan value dan memperkuat brand
produk itu sendiri. Pada website tersebut akan dibangun sebuah halaman
simulasi, yakni sebuah game sederhana dimana customer akan diberikan suatu
bentuk simulasi dalam menyajikan menu sosis yang akan dipilih. Virtual
customer yang masuk ke halaman simulasi tersebut akan diminta untuk
memilih varian sosis berdasarkan menu yang ada. Disini virtual customer juga
dapat mempelajari lebih lanjut mengenai setiap varian produk yang
ditawarkan, baik komposisi dan manfaat yang dikandungnya.
Setelah pemilihan varian produk selesai, virtual customer akan masuk
dalam menu pemilihan bentuk, antara lain bentuk tulip, kepiting, pinguin,
gurita dan ikan, yang akan digunakan sebagai bentuk produk akhir. Proses
pemilihan bentuk tersebut dilanjutkan dengan proses pemasakan hingga
produk siap disajikan ke customer.
Dengan adanya interaksi tersebut pada official website, diharapkan
customer tertarik untuk berkunjung secara online, bermain, mendapatkan
informasi produk dan mencoba produk secara virtual terlebih dahulu, serta
143
kemudian
tergugah
untuk
mencoba
produk
secara
nyata.
Dalam
pengembangan lebih lanjut, website juga diposisikan sebagai media promosi
dan penjualan produk secara online.
3.4.4. Social Media
Dewasa ini, internet sudah menjadi satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat dunia, demikian pula halnya dengan
masyarakat Indonesia. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang hidup di
kota-kota besar. Cara masyarakat untuk bersosialisasi pun mulai mengalami
pergeseran akibat kuatnya wabah internet. Masyarakat kini lebih senang
bersosialisasi secara virtual dengan menggunakan berbagai aplikasi social
media networking seperti Facebook, Twitter, Foursquare, dan sebagainya.
Oleh karena itu, perusahaan pun perlu selalu update dalam menyikapi
berbagai perubahan yang terjadi untuk meningkatkan kompetensinya di ranah
bisnis. Demikian pula business model ini yang juga akan menggunakan social
media networking sebagai satu strategi marketing.
Facebook,
Twitter
dan
Foursquare
merupakan
social
media
networking yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan
jumlah user besar di seluruh dunia dan memiliki potensi pengembangan yang
masih terbuka. Pengguna aplikasi-aplikasi tersebut di Indonesia, khususnya
Jakarta saat ini sangat besar.
144
Facebook merupakan social media networking yang berkembang pesat
dalam beberapa tahun terakhir dengan jumlah user besar di seluruh dunia dan
memiliki potensi pengembangan yang masih terbuka. Peningkatan jumlah
pengguna jaringan internet di Indonesia yang terus mengalami peningkatan
pesat mencapai 143,53% turut mempercepat proses penetrasi pasar di yakni
sebesar 17,72%. Pengguna aplikasi-aplikasi tersebut di Indonesia, khususnya
Jakarta saat ini sangat besar. Tercatat 43 juta orang di Indonesia merupakan
pengguna Facebook, dimana 17 juta (39,5%) diantaranya merupakan
penduduk Jakarta (Socialbakers, 2011). Adapun survei menunjukkan jumlah
pengguna Twitter di Indonesia yang menempati urutan 3 besar di seluruh Asia
dan terus meningkat.
Tujuan penggunaan social media networking disini adalah untuk
meningkatkan awareness masyarakat terhadap bisnis ini. Selain itu social
media networking juga berpotensi untuk berkembang menjadi suatu bentuk
strategi word of mouth yang memiliki kekuatan lebih besar bagi penciptaan
tindakan nyata. Dilihat dari sudut pandang customer, mereka pun
mendapatkan keuntungan melalui update informasi secara berkesinambungan,
seperti penawaran berbagai diskon khusus yang hanya dapat ditemukan pada
mobile restaurant yang dapat diperoleh dengan menjadi follower dalam
Twitter.
Salah satu bentuk penggunaan social media networking dalam
business model ini, yakni dengan memberikan berbagai update informasi
melalui Facebook, Twitter serta Foursquare. Customer yang telah bergabung
145
dalam group di Facebook atau menjadi follower di Twitter, dapat mengakses
informasi tersebut secara rutin untuk mendapatkan berbagai diskon, promosi
dan sejumlah keuntungan lainnya. Misanya “Lokasi Sö Ré Ji hari ini
@parkirTimurSenayan. Gratis 1 porsi ready to eat sausage untuk 20
pengunjung pertama, dan discount 20% untuk 50 pengunjung berikutnya”.
Customer yang mampu menemukan dan termasuk dalam kategori yang
disebutkan dalam promosi tersebut akan mendapatkan reward sebagai bentuk
penghargaan atas loyalitas mereka terhadap produk.
Selain itu, social media networking juga dapat berfungsi sebagai
media bagi customer untuk menyampaikan testimonial, saran maupun kritik
terhadap produk dan pelayanan yang diberikan secara langsung kepada
perusahaan. Disini, perusahaan juga dapat memberikan feedback secara
terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban dan terima kasih atas masukan
yang diberikan oleh customer tersebut.
Penggunaan mailing list (milis) juga dianggap cukup efektif sebagai
salah satu channel untuk membangun network work of mouth. Kaum ibu
muda dan para orang tua masa kini memiliki kecenderungan besar untuk
bergabung dalam milis, terutama yang berhubungan dengan topik tumbuh
kembang anak. Disini, para anggota berkomunikasi dan berbagi beragam
informasi, sehingga menghasilkan suatu jaringan word of mouth yang bukan
hanya luas namun juga kuat akibat referensi rekan sesama anggota milis
bersangkutan. Karena itu, pemasaran
melalui channel ini dinilai sangat
efektif, terutama dalam tahap awareness building dan penetrasi pasar.
146
3.4.5. Online Partnership
Memulai usaha dengan varian produk yang dinilai cukup baru tentu
memiliki tingkat awareness masyarakat yang rendah, terlebih networking
yang terbangun juga belum luas. Oleh karena itu, salah satu channel untuk
dapat meningkatkan awareness terhadap usaha ini adalah melalui partnership.
Partner yang dipilih merupakan online partner, mengingat tingkat biaya yang
lebih rendah, jangkauan yang lebih luas dan waktu pembangunan awareness
masyarakat yang lebih cepat dari pemanfaatan partnership jenis ini.
Online partner yang dipilih yakni dealkeren.com, lapar.com serta
disdus.com. Ketiganya merupakan online provider yang memiliki jaringan
cukup luas dan banyak dikenal masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat
Jakarta. Tipikal customer yang berkunjung kesana adalah price sensitive,
dimana harga menjadi faktor penentu utama untuk menarik mereka datang,
mencoba dan membeli produk. Oleh karena itu, diskon menjadi cara efektif
dalam menarik customer untuk datang dan mencoba produk yang ditawarkan.
Online partner dengan jaringan yang luas juga meningkatkan
awareness masyarakat terhadap produk dan bisnis ini secara keseluruhan.
Ketiga partner tersebut memiliki sistem seperti Groupon yang menerapkan
suatu sistem kerja online partnership melalui penyediaan media online bagi
merchant untuk mempromosikan produknya lewat web tersebut, dengan
syarat merchant harus memberikan diskon terhadap produknya.
147
Cara pelanggan untuk bertransaksi melalui online partner ini adalah
dengan membeli atau membayar sejumlah nominal yang telah ditentukan atas
suatu voucher tertentu yang ditawarkan pada website partner. Pelanggan akan
mendapatkan bukti voucher virtual sebagai bukti pembayaran yang dapat diprint untuk menukarkan produk tertentu yang ditawarkan merchant sesuai
dengan penawaran produk atau jasa yang terdapat dalam website.
3.4.6. Reward Card
Reward card merupakan salah satu jenis member card yang bertujuan
sebagai bentuk penghargaan perusahaan terhadap loyalitas customer serta
membantu me-maintain customer relationship. Value card juga bertujuan
meningkatkan sales dan customer retention serta menggugah minat customer
untuk mencoba aneka varian produk yang ditawarkan.
Reward card dapat diperoleh secara free pada saat melakukan
transaksi pembelian frozen product pertama kali. Kartu ini berisikan 10 kolom
yang masing-masing dapat diisi dengan 1 stiker lucu yang dapat dipeoleh
melalui pembelian 1 pack frozen product (berlaku kelipatan).
Setelah seluruh kolom terisi penuh dengan stiker, atau setelah
pembelian 10 pack frozen product, customer berhak mendapatkan bonus 1
pack frozen product secara gratis. Penukaran hadiah ini dapat dilakukan
dengan menghubungi agen terdekat, mengunjungi toko resmi perusahaan,
148
ataupun dengan mengirimkan kartu tersebut melalui pos ke alamat kantor
perusahaan. Syarat dan ketentuan khusus mengenai sistem reward card ini
akan dibahas dengan lebih mendetail pada bab selanjutnya.
Download