607 dua jenis ular air kecil di rawa lebak indralaya

advertisement
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 607 - 611
DUA JENIS ULAR AIR KECIL DI RAWA LEBAK INDRALAYA
SUMATERA SELATAN
TWO SMALL SNAKE SPECIES AT INDRALAYA SWAMP AREA
SOUTH SUMATERA
Doni Setiawan dan Hanifa Marisa
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya
Jalan Raya Palembang-Prabumulih Indralaya KM 32 Indralaya , Sumatera Selatan
Email: [email protected]
ABSTRACT
A preliminary survey had been done to make introductionary study on small snake
species, at Indralaya Swamp Area, South Sumatera, January-February 2015. Two
species were found: Homalopsis buccata and Bungarus candidus. H. buccata are
known as ular kadut, and fed on little fish and small water animal. Categorized as
unpoisonous snake, H. buccata known as the pet in aquarium, the size was 38 cm
long, with 1.8 cm black spot longest; while the other one, B. candidusis poisonous and
danger for human. The body size was 41 cm long and 2.4 cm black spot longest.
Keywords: Homalopsis, Bungarus, kadut , weling, poisonous
ABSTRAK
Studi pendahuluan terhadap jenis ular kecil yang hidup di perairan rawa lebak
Indralaya Sumatera Selatan telah dilakukan pada Januari-Februari 2015. Dua jenis ular
air yang didapatkan yakni ular kadut (Homalopsis buccata) dan ular weling (Bungarus
candidus). H buccata adalah ular pemakan ikan, katak dan hewan kecil di air yang
berwarna belang dengan spot hitam terpanjang 1,8 cm dan panjang tubuh 38 cm. Ular
weling juga pemakan hewan air dengan ukuran tubuh 41 cm panjangnya dan spot
hitam terpanjang 2,4 cm. Jika ular kadut dikenal sebagai ular air tak berbisa dan dapat
dipelihara di akuarium, maka ular weling adalah jenis ular berbisa dan berbahaya bagi
manusia.
Katakunci: Homalopsis, Bungarus, kadut, weling, beracun
1. PENDAHULUAN
Di hutan rawa gambut ekosistem Sumatera tidak banyak terdapat satwa liar.
Merton (1932) dalam Anwar dkk (1984) malah menyebut sebagai luar biasa jika
ditemukan banyak jenis hewan di hutan rawa gambut. Jenis monyet sedikit ditemukan
di rawa gambut semenanjung Malaysia (Maloney, 1980 dalam Anwar dkk, 1984).
Hutan rawa gambut diketahui produktifitasnya rendah dan hanya sedikit terdapat buahbuahan, yang menjadi penyebab sedikitnya dijumpai jenis fauna. Pada bagian arah
pantai, hutan rawa biasanya dihuni oleh biawak (Varanus salvator) kadal (Mabuya
multifasciata) dan ular mangrove (Trimerecurus pupureomaculatus) serta ular cincin
mas (Boiga dendrophila) (Voris dan Moffet, 1981 dalam Anwar dkk, 1984).
607
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 607 - 611
Kampus Universitas Sriwijaya yang mencakup semak belukar, pohon dan rawa
gambut, merupakan salah satu habitat bagi hewan, salah satunya adalah ular. Piton
dan sanca, serta ular daun sudah biasa ditemukan oleh penduduk. Di habitat rawa,
beberapa jenis ular juga hidup dengan memakan hewan air seperti kodok dan ikan.
Pengamatan terhadap jenis ular air di habitat rawa, penting dilakukan selain informasi
ilmiah biologis juga untuk keperluan perlindungan. Oleh karena itu, penelitian survey
terhadap spesies ular air kecil yang hidup di perairan rawa lebak Indralaya perlu
dilakukan.
2. METODOLOGI
Pengamatan lapangan dilakukan bersama dengan kelompok studi mahasiswa
Herpetologi pada siang dan malam hari di rawa areal kampus Unsri Indralaya, dengan
cara jelajah can field. Alat yang digunakan adalah kamera dan lampu senter.
Pengamatan ukuran dilakukan dengan meteran. Waktu pengamatan adalah pada
bulan Januari dan februari 2015. Sampel yang ditemukan ditangkap dan diawetkan
dengan formalin di dalam botol. Awetan disimpan di laboratorium Ekologi Juruasan
Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dua jenis ular air didapatkan yakni ular kadut (Homalopsis buccata) dan ular
weling (Bungarus candidus). H buccata adalah ular pemakan ikan, katak dan hewan
kecil di air yang berwarna belang dengan spot hitam terpanjang 1,8 cm dan panjang
tubuh 38 cm. Ular weling adalah juga pemakan hewan air dengan ukuran tubuh 41 cm
panjangnya dan spot hitam terpanjang 2,4 cm. Jika ular kadut dikenal sebaga iular air
tak berbisa dan dapat dipelihara di akuarium, maka ular weling adalah jenis ular
berbisa dan berbahaya bagi manusia.
a. Ular weling
b. Ular kadut
Gambar 1. a. Ular weling (B candidus) dan b. Ular kadut (H buccata)
608
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 607 - 611
a. Homalopsis buccata (syn: Coluber buccatus Linneaus, 1758; Homalopsis horridus
Daudin, 1803)
Homalopsis buccata berasal dari famili colubridae. Ular air ini dapat ditemukan di
hampir semua jenis air, termasuk rawa dan air payau. Ularr ini juga toleran terhadap
kegiatan manusia, dan sering dijumpai pada daerah budidaya ikan di mana itu terjadi
dalam jumlah besar, sehingga dianggap sebagai hama. Spesies ini pun dikumpulkan
secara ekstensif untuk konsumsi manusia, makanan di peternakan buaya, dan untuk
perdagangan kulit ular. H. buccata atau Puff-faced water snake atau di Indonesia
sering disebut ular kadut, bersembunyi di liang lumpur pada siang hari, dan muncul di
malam hari untuk mencari makan (Mattison, 2014). Hal ini sesuai dengan kondisi rawa
lebak Indralaya, dimana saat survei dilakukan H.buccata ditemukan pada daerah
pinggir rawa yang berlumpur dengan kedalam air + 14 cm dpl. Chaweepak dkk (2011)
melaporkan bahwa salah satu ular yang terdaftar diperdagangkan di Cina yang berasal
dari Thailand, adalah jenis ini. Menurut Murphy dkk (2012) selain H. buccata, di Asia
Tenggara ada dua Homalopsis lain, yakni H. nigroventralis dan H. mereljcoxi.
Ketiganya dibedakan dari jumlah sisiknya.
Ular kadut kelompok ular air yang meskicenderung tidak berbisa, tetapi memiliki
taring bisa kecil dan terletak di bawah mulutnya. Di samping itu, ular ini tidak
cenderung untuk menggigit, dan tidak menimbulkan bahaya bagi manusia (Mattison,
2014). Namun ular ini cenderung agresif apabila dalam kondisi terpojok (Forey dan
Fitzsimons, 1987). Mattison (2014), menyebutkan bahwa panjang tubuh ular ini antara
80-110 cm. Namun H. buccaata yang ditemukan di rawa lebak Indralaya memiliki Total
Lenght (TL) 38 cm dan berwarna belang dengan spot hitam terpanjang 1.8 cm.
b. Bungaris candidus
Bungarus candidus atauThe Malayan Krait yang dalam bahasa Indonesia disebut
Ular Weling, merupakan jenis ular yang memiliki kepala lebar dan gepeng dengan pola
diatasnya seperti anak panah berwarna hitam. Ekornya ramping panjang dan juga
meruncing. Badan cenderung berpenampang bulat.
Pada bagian atas corak kulit
tubuh berwarna belang-belang hitam dan putih. Sedangkan bagian bawahnya
berwarna putih (Yanuarefa et al., 2012). B. candidus yang ditemukan pada perairan
kawasan rawa lebak Indralaya Sumatera Selatan memiliki Total Lenght (TL) 41 cm,
dengan spot hitam terpanjang 2,4 cm.
B.candidus dapat ditemukan dihampir seluruh kawasan Asia tenggara seperti,
Vietnam, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, dan juga Indonesia
609
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 607 - 611
(Chanhome et al., 2009).Menurut Kuch (2003) jenis ini tersebar di Malaysia, Sumatra,
Jawa, Bali, Sulawesi sampai Bawean. Pada saat ditemukan pada kawasan rawa lebak
Indralaya, ular ini sedang berada di dalam air dengan kedalaman 16 cm dpl, dimana
hal ini sesuai dengan Yanuarefaet al., (2012), bahwa ular weling ini dapat dijumpai
pada habitat setengah perairan, sawah, sungai, dan daerah berair lainnya. Namun,
Mohammadiet al., (2014) menyatakan bahwa ular ini juga dapat dijumpai pada daerah
dataran rendah dan daerah dataran tinggi hingga 1200 mdpl, dan memdiami berbagai
habitat termasuk hutan tropis basah dan kering, hutan pegunungan tropis, hutan
bakau, semak belukar, perkebunan, dan daerah perumahan.
Ular ini lebih aktif dimalam hari atau Nokturnal (Mohammadiet al., 2014). Ular
weling merupakan ular pemakan ikan, katak dan hewan kecil di air. Karena
berdasarkan survei yang dilakukan pada kawasan rawa lebak, pada malam hari
aktivas ikan yg merupakan salah satu sumber makannya cenderung sedikit atau lebih
banyak berdiam diri, sehingga memudahkan ular ini untuk memangsanya.
Racun ular ini bersifat neurotoxin atau dengan melumpuhkan kinerja dari saraf.
Ada 2 jenis neurotoxin pada genus Bungarus yaitu presinaptik dan postinaptik, dimana
neuorotoxin presinaptik mengganggu pelepasa neurotransmitter asetilkolin dari
terminal saraf, sedangkan neurotoxin postinaptik menghambat pengikatan asetilkolin
ke reseptor pada otot rangka. Bisa ular ini juga telah terbukti mengandung acetylcholin
esterase, hyaluronidase dan asam L-amino oksidase, yang telah dihipotesiskan
meningkatkan penetrasi racun dan berkontribusi terhadap efek neurotoksik dari bisa
(Rusmili, 2014). Antivenom spesifik telah dikembangkan oleh Leeprasert dan Kaojarern
(2007) dan terbukti dapat menyembuhkan pasien yang digigit ular ini selama 88-90
jam.
4. KESIMPULAN
Ada dua jenis ular air didapatkan yaitu ular kadut (Homalopsis buccata) dan ular
weling (Bungarus candidus). H. Buccata adalah ular pemakan ikan, katak dan hewan
kecil di air yang berwarna belang dengan spot hitam terpanjang 1,8 cm dan panjang
tubuh 38 cm. Ular weling adalah juga pemakan hewan air dengan ukuran tubuh 41 cm
panjangnya dan spot hitam terpanjang 2,4 cm.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan pada Catur Yuwono yang membantu dalam
koleksi dan bahan laporan.
610
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 607 - 611
6. PUSTAKA
[1]. Anonymous. 2015. Homalopsis buccata (Banded swamp snake). IUCN redlist.
IUCN.org
[2]. Chanhome, L., Khow, O., Puempunpanich, S.,Sitprija, V., danChaiyabutr, N. 2014.
Biological characteristics of the Bungarus candidus venom due to geographical
variation. Journal of Cell and Animal Biology, Thailand: Chulalongkom University.
Vol.3 (6)
[3]. Chaweepak, Suraphong, La-ong, Srifa, and Nilubon Khanha. 2011. Country report
of Thailand for CITES Asian Snake trade workshop Guangzhou (China). Thailand.
[4]. Forey, P., dan Fitzsimos, C,.1987. Instant Guide to Reptiles and Amphibians.Park
Avenue South, New York: Crescent Books.
[5]. Leeprasert, W dan Kaojarern, S. 2007. Specific antivenom for Bungarus candidus.
Journal of Medical Association Thai. 90 (7): 1467-76
[6]. Kuch, Ulrich. 2003. Record of the Malayan Krait
[7]. Mattison, C. 2014. Nature Guide: Snake and Other Reptiles and Amphibians.
Hudson Street, New york: Dorling Kindersley Publishing.
[8]. Mohammadi, S., Kluever, B.M., Tamashiro, T.,Amano, Y., danHill, J.G. 2014.
Spatial and Thermal Observations of a Malayan Krait (Bungarus candidus) From
Thailand. Thailand: Chulalongkom University. Journal Tropical Natural History,
14(1): 21-26
[9]. Murphy, John C., Voris, Harold K., Murthy, B., Traub, Joshua., and Christina
Cumberbatch. 2012. The masked water snake of the genus Homalopsis Kuhl &
van Hasselt, 1822 (Squamata, Serpentes, Homalopsidae) with the description of a
new species. Magnolia Press.
[10]. Rusmili, M.R.A., Yee, T.T., Mustafa, M.R.,Othman, I., dan Hodgson, W.C. 2014. Invitro Neurotoxicity of Two Malaysian Krait Species (Bungarus candidus and
Bungarus fasciatus) Venoms: Neutralization by Monovalent and Polyvalent
Antivenoms from Thailand. Thailand. Toxins, 6, 1036-1048;.
[11]. Yanuarefa, M.F., Hariyanto, G. danUtami, J. 2012. PanduanLapangHerpetofauna
(AmfibidanReptil) Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwang, Balai Taman Nasional
Alas Purwo.
611
Download