pemantauan kualitas air laut - Pengendalian Pencemaran dan

advertisement
PEMANTAUAN KUALITAS AIR LAUT
HENI AGUSTINA
DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
LATAR BELAKANG
 RPJMN ketiga tahun 2015 – 2019:
 Isu lingkungan-isu strategis ke 25: peningkatan keekonomian
keanekaragaman hayati dan kualitas lingkungan, sasarannya
adalah meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang tercermin
dalam indeks kualitas lingkungan hidup sebesar 64,5.
 Dalam RKP tercantum bahwa meningkatnya kualitas lingkungan
hidup salah satunya adalah melalui pengembangan dan
penguatan pemantauan sistem informasi lingkungan hidup serta
penyempurnaan IKLH.
PERATURAN
 UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (pasal 62 dan 65): pemerintah dan pemerintah daerah
memerlukan informasi status lingkungan hidup dalam
mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup untuk mendukung
pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
 PP No.19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau
Kerusakan Laut, pasal 5:(1) Status mutu laut ditetapkan berdasarkan
inventarisasi dan/atau penelitian data mutu air laut, kondisi tingkat
kerusakan laut yang mempengaruhi mutu laut. (2) Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I dapat menetapkan status mutu laut berdasarkan
pedoman teknis penetapan status mutu laut yang ditetapkan oleh
Kepala instansi yang bertanggungjawab”.
Framework Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Tekanan
Langsung Tidak Langsung
Status
Response
Informasi
Aktivitas manusia
 Energi
 Transportasi
 Perikanan
 Pertanian
 Dll.
Pencemar
an
Penggunaan
Sumber Daya Alam &
Lingkungan:
Udara
 Air
 Pesisir dan Laut
 Tanah
 Dll
Response
Perhatian-Aksi
Informasi
Response
Perhatian-Aksi
Pelaku Ekonomi, Sosial
dan Lingkungan:
•Pemerintah
•Pengusaha
•Rumah Tangga
•Daerah
•Nasional
•Internasional
TUJUAN
Baseline (Rona Lingkungan)
 Pemantauan dilakukan untuk mengetahui kualitas air laut pada
suatu badan air, atau untuk menilai variabel alami dari parameter
kualitas air dalam ruang dan waktu.
 Pemantauan untuk menyusun baseline dapat berguna untuk;
 Mengetahui perubahan yang terjadi
 Meminimalkan tingkat perubahan
Kasus Pencemaran
 Pemantauan berbasis isu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kualitas air tertentu, antara lain untuk mengetahui apakah:
 Badan air terkontaminasi, yaitu terdapat kontaminan yang
terdeteksi dalam badan air pada konsentrasi di atas ambang batas
yang terjadi secara alami
 Badan air tercemar, yaitu terdapat kontaminan yang terdeteksi pada
konsentrasi tertantu yang menyebabkan dampak yang merugikan
bagi ekosistem kesehatan manusia.
 Kualitas air dalam badan air sesuai dengan pedoman/kriteria yang
ditetapkan
 Pemantauan untuk menentukan tren
 Pemantauan dilakukan untuk mengidentifikasi tren (umumnya
sementara) kontaminan dalam badan air, biasanya mencari bukti
perubahan, misalnya, kenaikan/penurunan beban kontaminan atau
konsentrasi kontaminan dari waktu ke waktu yang dapat
meningkatkan/memburuk kondisi ekosistem.
 Tren dapat terjadi pada berbagai skala temporal, seperti harian (siang
dan malam), bulanan (pasang surut/bulan), musiman (musim
panas/musim dingin atau musim hujan/musim kemarau) atau tahunan.
PEMANTAUAN
1. Penentuan Tujuan dan Disain Pemantauan
2. Penentuan Lokasi Pemantauan
3. Penentuan Jadual dan Frekuensi Pemantauan
4. Penentuan Parameter yang Dipantau
5. Penyajian Data
Penentuan Lokasi Pemantauan
Penentuan Lokasi Pemantauan
In situ
testing
PermasalahanPenentuan
tujuan
Aliran Beban
Pencemar
Penentuan
Lokasi/Titik
Pemantauan
Salinitas & Biogeografi:
arus, arah angin, dll
Sampling
Analisis
Lab
Interpretasi
Data
Solusi
Masalah
Penentuan Jadual dan Frekuensi Pemantauan
 Wilayah pesisir dan laut:
1. Musim Barat (November pertengahan-Februari,
2. Peralihan I (Maret-Mei),
3. Musim Timur (Juni-Agustus) dan
4. Peralihan II (September-November pertengahan).
 Pemantauan kualitas air laut minimal dilakukan selama 2 kali dalam
setahun, khususnya untuk muara dan pesisir.
 Pengambilan sampel kualitas air laut di lingkungan muara dan pesisir
idealnya dilakukan pada Musim Barat dan Musim Timur; atau Peralihan I
dan Peralihan II.
 Pengambilan sampel pada musim barat dapat juga mewakili kondisi
pada musim penghujan, sedangkan pengambilan sampel pada musim
timur mewakili kondisi pada musim kemarau.
Penentuan Parameter yang Dipantau
Penyajian Data
 Pemeriksaan integritas data : jaminan dan
pengendalian mutu data (saat sampling, analisis dan
pengolahan data)
 Penyiapan data: data yang telah memenuhi kriteria
dapat diolah lebih lanjut, dianalisis dan diinterpretasi
sesuai dengan tujuan pemantauan yang ditentukan
 Penyajian data
TATA CARA
PENGAMBILAN SAMPEL
PENGAMBILAN SAMPEL
 Perencanaan:
 Lakukan perencanaan sampling: tujuan, waktu, lokasi, personel, bahan, peralatan, jumlah sampel,
teknik sampling, dokumentasi dan laboratorium dimana sampel akan dianalisis.
 Konsultasi dengan laboratorium sebelum sampling mengenai seluruh aspek penangan dan pengawetan
sampel, misal: volume sampel, jenis wadah, dan penggunaan pengawet). Laboratorium yang akan
menganalisis sampel harus terakreditasi secara nasional.
 Persiapan:
 Laboratorium yang akan menerima dan menganalisis sampel.
 Peralatan terkalibrasi dan bahan spesifik untuk sampel, termasuk wadah sampel dan peralatan
sampling lainnya.
 Peralatan pendukung: GPS, Peta, perahu/kapal, pelampung, dsb.
 Personel terlatih, prosedur sampling dan dokumentasi
 Pengendalian mutu dan rekaman sampling
 Lokasi dan titik pengambilan sampel
 Menentukan lokasi pengambilan sampel pada badan air dengan mengetahui keadaan geografi badan air
dan aktivitas di sekitar badan air.
PENGAMBILAN SAMPEL
Pengendalian mutu sampling
 Jaminan mutu pengambilan sampel
 menghasilkan validitas data lapangan, sehingga data yang dihasilkan
dapat dibuktikan secara teknis dan dapat dipertahankan secara legal.
 Jaminan mutu pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat
gelas bebas kontaminasi, alat ukur yang terkalibrasi dan dikerjakan oleh
petugas pengambil sampel.
Pengendalian mutu sampling
 Untuk menjaga kualitas sampling dan analisis:
 Quality Assurance (QA): menjaga proses dan prosedur yang benar
 Quality Control (QC): menjaga pengambilan sampel/monitoring sesuai
rencana dan tujuan
 Kelayakan pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :
 sampel lapangan (satu lokasi)
 sampel duplikat - diambil dari titik yang sama pada waktu yang hampir
bersamaan;
 sampel blanko terdiri :
 Blanko media, untuk medeteksi kontaminasi pada media dalam pengambilan sampel.
 Blanko perjalanan, sekurang-kurangnya satu blanko perjalanan disiapkan untuk setiap jenis
sampel yang mudah menguap.
Penanganan sampel
Untuk menjaga integritas sampel, beberapa faktor penanganan
sampel perlu diperhatikan:
 Penyimpanan
 Labeling
 Pre lab stabilisation (pengawetan)
 Packing & shipping (keamanan sampel saat pengiriman)
Standar untuk Pengambilan Contoh dan
Teknik Analisis
• SNI 6964.8:2015 tentang Metode pengambilan contoh uji air
laut.
• Standar Nasional Indonesia untuk Teknik Analisis beberapa
parameter
• Protokol internasional dapat diacu dalam melakukan analisis
sampel, terutama untuk parameter yang belum ada di SNI,
seperti: Standard Methods, US Environmental Protection Agency
(US-EPA)
TERIMA KASIH
Download