Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif Persaingan global dan menipisnya cadangan sumberdaya alam dewasa ini semakin mendorong negara-negara di dunia untuk mencari alternatif perekonomian yang tidak bergantung pada alam, salah satu alternatif yang ditempuh adalah dengan mengalihkan pilihan pada ekonomi kreatif, yaitu perekonomian yang berbasis pada kreativitas dan kemampuan intelektual. Menurut (UNCTAD, 2008) ekonomi kreatif dipahami sebagai suatu konsep yang berkembang dan menitikberatkan kreativitas sebagai aset utama guna membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Keberadaan industri kreatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan konsep ekonomi kreatif. Menurut UNCTAD (2008), industri kreatif adalah jantung dari ekonomi kreatif. Hal ini karena industri kreatif banyak memberikan kontribusi secara nyata pada perekonomian negara, yaitu peningkatan nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, serta salah satu penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Studi Pemetaan Industri Kreatif oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia pada tahun 2007 telah memetakan industri kreatif menjadi 14 jenis, yaitu periklanan; pasar seni dan barang antik; desain; video, film, dan fotografi; musik; penerbitan dan percetakan; televisi dan radio; arsitektur; kerajinan; fashion; permainan interaktif; seni pertunjukan; layanan komputer dan piranti lunak; riset dan pengembangan. Kota Semarang belum mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki, seperti adanya wilayah pesisir (pantai dan laut), adanya dataran tinggi (bukit dan gunung), adanya bangunan-bangunan bersejarah, ketersediaan infrastruktur, berada di posisi strategis di jalur persimpangan kota-kota besar. Kota Semarang belum dapat mengembangkan industri kreatif seperti Kota Bali, Bandung, dan Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu kajian untuk mengetahui potensi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Kota Semarang dalam mengembangkan industri kreatif. Diharapkan hasil kajian ini akan dapat digunakan sebagai rekomendasi strategis dalam pengembangan industri kreatif di Kota Semarang dan pada saat yang sama menjadi bagian dari upaya dalam pengembangan ekonomi lokal. “Apa saja potensi yang dimiliki Kota Semarang dalam pengembangan industri kreatif?” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di wilayah Kota Semarang dalam pengembangan industri kreatif. Adapun sasaran yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian antara lain: 1. Identifikasi dan pemetaan potensi sosial, ekonomi, dan budaya Kota Semarang, mencakup bentuk kegiatan dan peran stakeholders yang terlibat. 2. Analisis upaya penciptaan nilai tambah ekonomi dan kreativitas dalam menumbuhkan pertalian usaha baru yang sudah dilakukan dengan value chain. 3. Analisis potensi dan prioritas pengembangan industri kreatif berdasarkan hasil value chain dan pengalaman terbaik dari daerah lain. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 1 4. Rekomendasi strategis atas peluang pengembangan industri kreatif sesuai potensi sosial, ekonomi, dan budaya yang khas dari Kota Semarang. Ruang lingkup kajian pada penelitian ini dibatasi pada upaya menangkap peluang pengembangan industri kreatif berdasarkan potensi sosial, ekonomi, dan budaya eksisting. Pemetaan potensi sosial, ekonomi, budaya dilakukan pada potensi yang menonjol dan mewakili ikon Kota Semarang. Informasi diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber. Potensi dinilai berdasarkan upaya penciptaan nilai tambah yang dilakukan stakeholder melalui berbagai bentuk kegiatan usaha saat ini pada 14 jenis industri kreatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan positivistik, yaitu penggunaan teori dan kajian literatur sebagai dasar pertimbangan penelitian, yang direpresentasikan dalam variabel penelitian, dimana untuk selanjutnya akan dibandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan. Paradigmanya adalah dengan cara berpikir deduktif, dalam arti menggunakan pemahaman industri kreatif dan jenis-jenisnya serta pembelajaran dari studi kasus menurut literatur, untuk kemudian dicari padanannya di lapangan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu dengan cara menggali data dan informasi lapangan secara luas, agar fenomena sesuai variabel penelitian dapat terungkap secara mendalam, sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian. Gambar 1.1 Kerangka Analisis Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang pada saat ini sudah tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan hidup sesuai dengan standar kesejahteraan yang diinginkan. Dimulai dari era ekonomi pertanian, ekonomi industri hingga era ekonomi teknologi dan informasi, penggunaan sumberdaya alam semakin meningkat. Sementara, di sisi lain ketersediaan sumberdaya alam semakin terbatas sebagai akibat dari tingginya intensitas eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan industri. Oleh karena itu, diperlukan suatu kreativitas lain yang secara ekonomi menghasilkan nilai tambah, tetapi tidak terlalu bergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kreativitas tersebut diharapkan dapat menggali berbagai potensi lokal yang ada secara optimal, sebagai modal untuk mengentaskan kemiskinan serta mendorong peningkatan pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 2 Industri kreatif, menurut United Kingdom Departement Culture, Media and Sport (DCMS, 2001) adalah berbagai hal yang memerlukan kreativitas, ketrampilan, dan bakat yang dilakukan untuk penciptaan kesempatan kerja dan kesejahteraan melalui eksploitasi properti intelektual. Kegiatan yang tercakup, antara lain meliputi iklan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, film dan video, musik, seni pertunjukan, percetakan, software, televisi dan radio serta video dan game komputer. Menurut UNCTAD (dalam UN, 2008), industri kreatif didefinisikan sebagai : 1. Siklus kreasi, produksi, dan distribusi barang jasa yang menggunakan modal kreativitas dan intelektual sebagai input utama. 2. Serangkaian kegiatan berbasis pengetahuan yang ditekankan pada seni yang berpotensi memberikan pendapatan dari perdagangan dan hak atas properti intelektual. 3. Terdiri atas produk intelektual atau jasa artistik, baik kasat mata dan tidak, dengan materi kreatif, bernilai ekonomi, dan memiliki sasaran pasar yang jelas. 4. Persimpangan antara kesenian, jasa, dan sektor industri. 5. Perwujudan sektor baru yang dinamis pada perdagangan dunia. Pengembangan industri kreatif tidak terlepas dari keluaran dan hasil dari manifestasi kreativitas, yang akan dipengaruhi oleh empat jenis modal yaitu modal sosial, budaya, manusia dan struktur atau institusinya. Kreativitas atas produk barang dan jasa akan ditentukan oleh keberadaan industri kreatif, dimana eringkali ada perbedaan pemahaman atas produk budaya dan produk kreatif. Konsep produk budaya di sini diartikulasikan sebagai representasi budaya yang ada dan diterima dalam masyarakat, dapat pula sebagai produk budaya yang memiliki nilai-nilai sesuai yang dianut oleh masyarakatnya. Berdasarkan atas dua konsep tersebut, produk budaya adalah barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan budaya yang sekarang ini diterima atau dianut oleh masyarakat. Sementara, kreativitas atas barang dan jasa budaya akan didefinisikan sebagai produk yang dibuat manusia (man-made), yang dihasilkan dari suatu tingkatan kreativitas atas produk budaya yang ada. Dengan demikian, produk kreatif lebih luas dibandingkan produk budaya, karena ada upaya mengolah apa yang sudah dihasilkan dalam produk budaya secara kreatif. Dengan kata lain, ada upaya inovasi yang akan muncul. Adapun pemerintah Indonesia menggolongkan jenis industri kreatif ke dalam 14 kategori, antara lain: Tabel 1.1 Jenis dan Kriteria Industri Kreatif No 1 2 3 4 5 Jenis Industri Kreatif UNCTAD Dep. Perdagangan Indonesia Situs Budaya : o Candi o Kraton o Klenteng Ekspresi Budaya Tradisional o Festival 1. Kerajinan (diproduksi tanpa o Upacara mesin oleh perajin) o Tarian o Kuliner Seni Visual : o Film 2. Video, Film, Fotografi o Fotografi Seni Pertunjukan: 3. Musik o Musik 4. Seni Pertunjukan o Teater 5. Pasar barang Seni o Tari Percetakan : o Buku 6. Penerbitan dan Percetakan o Koran dan Majalah Kriteria Warisan seluruh benda peninggalan nenek moyang berupa bangunan, arsitektur, dan benda-benda lain berserta rangkaian tradisi yang diwariskan secara turun temurun dan menjadi identitas masyarakat. Seni Bentuk penggambaran alam yang diekspresikan dalam dokumentasi visual dan pertunjukan sesuai budaya masyarakat yang berlaku, atau dapat diterima oleh masyarakat Media Mencakup alat penyampaian informasi dan komunikasi serta inovasi teknologi dan EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 3 No 6 7 UNCTAD Audio Visual: o Radio o Televisi Media Baru: o Software, o video games Jenis Industri Kreatif Dep. Perdagangan Indonesia 8 Produk Fashion TV dan Radio 8. 9. Permainan Interaktif Layanan Komputer dan Piranti Lunak Desain (Grafis, interior, produk, industri, pemasaran, kemasan, konsultasi jasa identitas perusahaan) Fesyen (baju, alas kaki, asesoris, dan distribusinya) 11. Jasa/Layanan Kreatif: o Arsitektur o Periklanan o Penelitian & Pengembangan o Rekreasi 9 pengetahuan. Menjadi alat pembelajaran masyarakat. 7. 10. Desain : o o 12. 13. 14. Kriteria Arsitektur Periklanan Penelitian & Pengembangan Kreasi Fungsional Ekspresi seni, pengetahuan dan budaya masyarakat yang diolah dalam produk fungsional untuk kepentingan praktis. Berdasarkan pemahaman landasan teori terkait dalam pengembangan industri kreatif, maka didapat beberapa variabel penelitian sebagai berikut: Tabel I.2 Variabel Penelitian No 1 2 3 4 Dimensi Sosial Budaya Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan Kategori Penciptaan Nilai Tambah dengan mengakomodasi Gaya Hidup dan inklusi sosial, melalui Media Penciptaan Nilai Tambah dengan mengolah dan memanfaatkan seni serta warisan budaya Penciptaan Nilai Tambah, melalui kreasi fungsional Penciptaan inovasi dan kreativitas pada sumberdaya terbarukan Jenis Industri Kreatif Variabel Penerbitan dan Percetakan TV dan Radio Layanan komputer dan Piranti Lunak Permainan Interaktif Fashion, Musik Desain Seni pertunjukan Kerajinan Pasar Seni dan barang Antik Warisan dan produk budaya sebagai ikon Kota Semarang Desain Periklanan Arsitektur Penelitian dan Pengembangan Desain Periklanan Arsitektur Penelitian dan Pengembangan Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan pendapatan Penciptaan Usaha baru pertalian usaha Peningkatan ekspor Penciptaan nilai tambah sumberdaya terbarukan Peran stakeholders (intelektual, pebisnis dan pemerintah) yang terlibat Upaya peningkatan toleransi sosial Peningkatan inklusi sosial Peningkatan kualitas hidup Analisis yang dilakukan pada penelitian Analisis Potensi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif antara lain analisis pemetaan potensi ekonomi, sosial, dan budaya Kota Semarang, analisis upaya penciptaan nilai tambah, serta analisis prioritas potensi pengembangan industri kreatif. Kota Semarang sebagai kota metropolitan sebenarnya memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan, baik yang ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya. Berdasarkan EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 4 dan dari hasil analisa pemetaan potensi industri kreatif Kota Semarang, adapun beberapa potensi industri kreatif yang dapat dikembangkan ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya sebagai berikut. Ditinjau dari aspek ekonomi, dapat diketahui pada tabel dibawah ini. Tabel I.3 Analisis Pemetaan Potensi Ekonomi Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif Potensi Ekonomi Pelabuhan : Tanjung Mas Pasar Tradisional: o Pasar Johar o Pasar Yaik o Pasar Jatingaleh o Pasar Kobong o Pasar Gang Baru o Pasar Bulu o Pasar Peterongan Pedagang Kaki Lima o Pasar Burung Kartini o Kuliner, Simpang Lima Peluang Pengembangan Industri Kreatif Best Practices Pengembangan Wisata Bahari dan Museum Kelautan di Pelabuhan Sunda Kelapa Pasar Barang Antik: o Jl. Sriwijaya, Jakarta o Triwindu, Solo Pasar Batik dan Kerajinan: o Beringharjo, Jogja Pasar Seni: o Ancol, Jakarta o Sukowati, Denpasar Pasar Ikan dan Kuliner: o Toradomori, Jepang o o Pasar Ngasem Jogja Malioboro, Jogja Indikator Wisata Bahari dan Museum Kelautan o o o o o o o o o Pasar Barang Antik, Pasar Seni, Batik dan kerajinan, Mebel dan Dekorasi interior, Pasar ikan dan Kuliner Pasar Semawis Gang Baru o Peningkatan nilai tambah pada mata rantai distribusi dan komersialisasi produk industri kreatif Fotografi Pasar Burung Kuliner Kaki Lima Ditinjau dari aspek sosial, potensi yang dimiliki Kota Semarang mencakup keragaman etnis, keterbukaan masyarakat, dan interaksi sosial. Adapun analisis pemetaan potensi sosial tersebut, sebagai berikut. Tabel I.4 Analisis Pemetaan Potensi Sosial Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif Potensi Sosial Keragaman Etnis: o Jawa o Tionghoa o Melayu o Arab o Koja o Lainnya Keragaman Agama dan kepercayaan: o Islam o Nasrani o Budha o Kong Hu Chu o Hindu Keterbukaan Masyarakat dan interaksi sosial yang inklusif: o Penerbitan : Suara Merdeka, Olga, Wawasan o Radio: Gadjah Mada, Imelda, Suara Semarang, dll o TV: Pro TV. Tvku, Borobudur o Fashion: Batik Semarang, Anne Avantie, Kaos Oblong, Gampang Sembarangan, dll o Fotografi : Komunitas Fotografer Semarang. Peluang Pengembangan Industri Kreatif Best Practice Indikator Penggalian ciri-ciri atau tipologi daerah yang dipengaruhi oleh keragaman etnis Penggalian ciri-ciri atau tipologi daerah yang dipengaruhi oleh keragaman agama o Akulturasi budaya dalam produk gaya hidup masyarakat o Komunitas gaya hidup o o o o o o Film, Video, Fotografi Arsitektur Penerbitan Desain Fashion Permainan Interaktif o o Peningkatan interaksi dan toleransi sosial Pengembangan industri kreatif yang inklusif Sedangkan ditinjau dari aspek budaya, potensi budaya Kota Semarang yang menonjol dapat diketahui dari beberapa peninggalan seperti warisan kuliner, bangunan-bangunan dengan arsitektur yang khas, serta berbagai event tahunan yang diselenggarakan. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 5 Tabel I.5 Analisis Pemetaan Potensi Budaya di Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif Potensi Budaya Seni tari dan pertunjukan: o Ngesti Pandowo Seni Musik Seni Lukis dan Grafis Sanggar Seni dan Kelompok Budaya o Gambang Semarang o Dewan Kesenian Taman Budaya Raden Saleh o Gedung Sobokartti Arsitektur dan Bangunan: o Kota Lama o Lawang Sewu o Klenteng Sam Po Kong, Tay Kay Sie o Vihara o Masjid Kauman o Masjid Agung Jateng o Gereja Blenduk o Event Budaya: o Pasar Semawis, menyambut Tahun Baru Imlek o Pameran Batik o Kuliner Tradisional o Dugderan dan warak ngendok Best Practice Peluang Pengembangan Industri Kreatif Film, Video, Fotografi Arsitektur Penerbitan Desain Fashion Permainan Interaktif Agen Ticketing Jasa Konvensi dan Pameran o Pencitraan dan peningkatan Jati Diri Khas Daerah o Pelestarian budaya o Peningkatan intensitas promosi budaya o Peniptaan warisan budaya sebagai ikon Kota Semarang o Keanekaragaman tema dan jenis industri kreatif yang terlibat Multistakeholder yang inklusif Peningkatan pencitraan Peningkatan daya saing Produk budaya tidak bisa dan bukan untuk diindustrikan, namun reproduksi dari pencapaian kebudayaan bisa diindustrkan (dikomersialisasikan), film atas seni pertunjukan bisa dijual dalam bentuk VCD o o o o o o o o Promosi budaya tradisional dan modern o Pelatihan dan penularan ketrampilan o Pengembangan Galeri o o o o o o o o Arsitektur Desain Film, Video, Fotografi Penerbitan Desain Fashion Permainan Interaktif Penciptaan event o o o o o o Film, Video dan Fotografi Seni Pertunjukan Musik Penerbitan Fashion Pasar Seni dan Barang Antik Desain Promosi budaya tradisional dan modern o o o o Revitalisasi Kota Lama di Jakarta Kota Komunitas pencinta Kota Tua Pemandu Wisata bersepeda Komunitas Jelajah Museum Pengenalan tradisi Tionghoa pada etnis lain o Wayang potehi o Liong dan Barongsai o Kuliner (Pia, Lumpia, Mie, Es Tjong Lik, Wedang Tahu dll) o Wushu Pengenalan tradisi Islam Melayu, Arab, Jawa o Indikator o o o Perkembangan industri kreatif di Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh para stakeholder terkait yakni dukungan pemerintah, dukungan para cendekiawan, serta pelaku usaha. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui persepsi dari ketiga pemangku kepentingan tersebut terkait dalam pengembangan industri kreatif di Kota Semarang. Lihat Gambar 1.2. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana upaya penciptaan nilai tambah dari produk-produk unggulan Kota Semarang berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi mata rantai dari tiap-tiap produk unggulan. Hasil dari analisis ini akan digunakan sebagai dasar penentuan potensi dan prioritas industri kreatif di Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa secara umum industri kreatif di Kota Semarang tergolong lemah terkait dalam upaya penciptaan nilai tambah. Semakin panjang mata rantai yang dilakukan dalam suatu industri, akan semakin berkembang industri tersebut. Sebagian besar industri kreatif di Kota Semarang belum mampu menjadi ikon yang mencerminkan Kota Semarang, sementara sebenarnya banyak potensi yang dapat dikembangkan. Ditinjau dari segi pendistribusian produk, hanya sebagian kecil industri saja yang telah berhasil EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 6 menembus pasar internasional, namun industri-industri tersebut belum cukup berkontribusi terhadap pendapatan Kota Semarang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perkembangan industri kreatif di Kota Semarang masih bersifat individual, sementara dalam pengembangannya, industri kreatif akan selalu berkaitan dan berpengaruh terhadap perkembangan jenis industri lain. Analisis Penilaian Potensi Industri Kreatif Analisis ini dilakukan berdasarkan penilaian atas perkembangan industri kreatif eksisting berdasarkan 6 variabel yaitu inovasi dan kreasi, sumber daya terbarukan, kontribusi ekonomi, dampak sosial, citra bangsa serta iklim bisnis. Penilaian potensi industri kreatif di Kota Semarang digunakan untuk menilai jenis industri kreatif mana yang memiliki perkembangan yang baik, sedang, dan buruk di Kota Semarang. Dengan adanya penilaian tersebut, maka diharapkan pemerintah kota akan mampu menilai jenis industri kreatif apa saja yang layak untuk didukung secara optimal, sehingga pada akhirnya Kota Semarang tidak akan kalah dengan kota-kota lain di Indonesia, seperti Kota Bandung dan Yogyakarta dalam hal industri kreatif. Lihat Gambar 1.3. Berdasarkan Gambar 1.3 di bawah ini, maka diketahui bahwa perkembangan industri kreatif di Kota Semarang dapat diklasifikasikan menjadi baik, sedang, dan buruk. Industri kreatif yang telah berkembang dengan baik, meliputi fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, musik, pasar barang seni, fotografi, desain grafis, dan audio visual. Sedangkan, industri kreatif yang sedang dalam perkembangannya, meliputi audio, seni pertunjukan, serta arsitektur. Selanjutnya, industri kreatif di Kota Semarang yang belum mengalami perkembangan adalah layanan komputer dan piranti lunak, periklanan, serta penelitian dan pengembangan. Gambar 1.3 Grafik Hasil Skoring Industri Kreatif EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 7 Kendala dan Harapan Cendekiawan : Kota Semarang belum memiliki image yang khas. Pemerintah dan pelaku usaha kurang responsif dalam mengembangkan potensipotensi Kota Semarang Sarana dan Prasarana yang kurang memadai seperti akses jalan, lahan parkir, dll. Kurangnya sosialisasi produk-produk unggulan Kota Semarang. Tidak ada wadah bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait (perguruan tinggi, sanggar, dan pengelola terkait). Perlu diadakan pelatihan sebagai upaya peningkatan kualitas produk-produk Kota Semarang. cendekiawan Kendala dan Harapan Pelaku Usaha : Dukungan Pemerintah : Fasilitator informasi ke lembaga terkait. Fasilitasi pelatihan dan pendampingan bekerjasama dengan perguruan tinggi dan pengusaha besar. Kerjasama dengan perbankan dalam pemberian pinjaman modal untuk pelaku usaha. Label halal dari MUI. Kebijakan pada setiap hotel berbintang di Kota Semarang yang diwajibkan memberikan seni pertunjukan tradisional daerah. Subsidi pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo di TBRS setiap malam Minggu. Perda No. 25 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan Kota Semarang yang berdasarkan RIPP. Bantuan teknis untuk kelompok seni dan budaya 2,5 juta per tahun. Bantuan alat, dan lain-lain. pemerintah pelaku usaha Gambar 1.2 Kendala dan Harapan Para Pemangku Kepentingan dalam Industri Kreatif EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 8 Perlu fasilitas infrastruktur yang baik sebagai penunjang kegiatan operasional, seperti pembuatan IPAL bagi pengrajin batik Semarangan agar limbah batik tidak mencemari lingkungan, serta akses jalan. Birokrasi yang dipermudah, sehingga semua hal yang bisa memacu pertumbuhan kreativitas di Semarang mudah untuk terwujud, misalnya perijinan, tata tertibnya, dan lain-lain. Perlu pembatasan produk-produk dari luar negeri yang masuk ke Kota Semarang. Perlu diadakan promosi bagi para pelaku usaha untuk dapat mempromosikan produkproduk unggulan. Kurangnya dukungan dari pemerintah Kota Semarang dan belum adanya dukungan perguruan tinggi dalam pengembangan Pasar Semawis. Analisis Penilaian Potensi Sosial, Ekonomi dan Budaya Kota Semarang dalam Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Industri Kreatif Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh Kota Semarang yakni potensi ekonomi, sosial, dan budaya, keberadaan potensi-potensi tersebut dapat mempengaruhi perkembangan industri kreatif. Adapun potensi budaya yang dimiliki Kota Semarang antara lain berupa arsitektur, kesenian, serta kuliner, sedangkan potensi sosial meliputi keanekaragaman etnis, berupa etnis Jawa, Koja, Arab, Tionghoa, dan lain sebagainya, keanekaragaman agama dan kepercayaan, batik Semarang, serta kebaya. Kemudian, potensi ekonomi di Kota Semarang, antara lain pasar tradisional, pedagang kaki lima, dan Pelabuhan Tanjung Mas. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, potensi budaya Kota Semarang turut mengembangkan industri kreatif seperti arsitektur, fotografi, penerbitan, TV dan Radio, seni pertunjukkan, dan lain sebagainya. Lihat Tabel I.6. Sama halnya dengan potensi sosial Kota Semarang dapat memberikan nilai tambah dalam mengembangkan industri kreatif. Adapun industri kreatif yang dapat berkembang karena pengembangan potensi sosial antara lain industri fotografi, TV dan Radio, penerbitan, dan lain sebagainya. Lihat Tabel I.7. Selanjutnya potensi ekonomi yang dimiliki Kota Semarang dapat mempengaruhi perkembangan industri kreatif jenis kerajinan, fashion, pasar barang seni maupun antik, kuliner, dan lain sebagainya. Lihat Tabel I.8. Untuk lebih jelasnya keterkaitan antara potensi sosial, ekonomi dan budaya Kota Semarang dalam mempengaruhi perkembangan industri kreatif, dapat dilihat pada Gambar 1.4, Gambar 1.5 dan Gambar 1.6. Gambar 1.4 Diagram Keterkaitan Antara Potensi Budaya dan Jenis Industri Kreatif di Kota Semarang EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 9 Tabel I.6 Potensi Budaya Terhadap Industri Kreatif Beserta Upaya Pengembangannya di Kota Semarang No 1. Potensi Arsitektur Eksisting - Lawang Sewu - Klenteng Tay Kay Sie - Klenteng Sam Poo Khong Gereja Blenduk 2. Vihara Budha Watugong Pasar Semawis - MAJT - - Bangunan tua bersejarah dengan arsitektur kolonial. Pemanfaatan bangunan belum optimal, meski Pemerintah Kota Semarang saat ini menjadikan Lawang sewu sebagai Pusat Industri Kreatif Kota Semarang, dimana segala kegiatan yang berkaitan dengan budaya, seni, dan kerajinan, dapat menggunakan gedung ini sebagai tempat untuk berkreasi. Pada tahun 2007, Lawang Sewu pernah digunakan untuk syuting film dengan judul yang sama dengan nama bangunan bersejarah tersebut “Lawang Sewu”. Tempat peribadatan umat Kong Hu Chu yang juga merupakan pusat kegiatan perayaan Imlek dengan gaya arsitektur khas cina. Merupakan klenteng untuk menghormati Laksamana Cheng Ho yang pernah singgah ke Semarang. Banyak para warga Cina mengunjungi klenteng ini untuk sembahyang, foto-foto, memberikan angpao di beberapa patung-patung sebagai ungkapan syukur kepada para dewa, serta merayakan hari Imlek. Merupakan bangunan gereja kuno dengan gaya arsitektur khas eropa, dimana didalamnya masih terdapat barang-barang peninggalan seperti orgel tua. Merupakan bangunan pagoda dan vihara tertinggi di Indonesia Pusat kuliner yang berlokasi di kawasan Pecinan Semarang, dengan menawarkan aneka makanan lokal jawa, makanan khas Cina, dll. Masjid Agung Jateng, menjadi salah satu tujuan wisata religi Prospek - - - - Tindakan Best practice terkait pengembangan arsitektur antara lain: o Revitalisasi Kota Lama di Jakarta Kota o Komunitas pencinta Kota Tua o Pemandu Wisata bersepeda o Komunitas Jelajah Museum Bangunan disebut dengan arsitektur apabila di dalamnya terdapat aktivitas yang berlangsung. Dengan kata lain arsitektur tidak hanya sekedar bangunan secara fisik melainkan juga dinilai dari aktivitas yang ada. Kota Semarang memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan arsitektur yakni dari pemanfaatan bangunan-bangunan bersejarah dengan berbagai gaya arsitektur yang khas beserta atmosfernya. Pemanfaatan produk Arsitektur beserta atmosfernya antara lain untuk mendukung industri TV dan Radio; fotografi; desain grafis; penerbitan dan percetakan; peragaan busana, wisata kuliner, wisata/event budaya, dll. - Produk budaya tidak dapat dan bukan untuk diindustrikan, namun reproduksi dari pencapaian kebudayaan dapat diindustrikan ataupun dikomersialisasikan, seperti film atas seni pertunjukan dapat dijual dalam bentuk VCD, ataupun menjual - - - - - Untuk pengembangan Kota Lama, maka dibutuhkan kerjasama dan sinergi antar stakeholder, meliputi pemerintah, masyarakat, pemangku kepentingan, pemangku kebijakan, dan pihak swasta yang memiliki bangunan di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan selama ini pemerintah masih sulit mengoptimalkan pemanfaatan bangunan di Kota Lama. Selain itu, diperlukan pula penanganan terhadap rob yang selama ini masih melanda kawasan bersejarah tersebut. Bangunan-bangunan arsitektur yang ada di Kota Semarang tidak bisa hanya diekspos keindahannya saja sebagai obyek, tetapi juga harus dimanfaatkan, sehingga memiliki fungsi tertentu yang mendorong terjadinya produktivitas ekonomi, misalnya fungsi perkantoran, fungsi perdagangan jasa, dan lain sebagainya. Event-event yang ada tetap dipertahankan keberadaannya, misalnya Semarang Expo, pameran batik di Lawang Sewu, dengan tujuan untuk tetap menghidupkan kawasan tersebut sekaligus menumbuhkan berbagai industri kreatif secara simultan. Adanya penyamaan visi dan misi para pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan, dimana hal tersebut diperlukan untuk mencegah agar para pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata di Kota Semarang tidak hanya berjalan dengan kepentingannya sendiri. Pemerintah perlu memberikan dukungan infrastruktur publik, seperti penyediaan lahan parkir di Pasar Semawis, agar kondisi lalu lintas tidak lagi semrawut dan mengalami kemacetan. Kesenian Festival dan Pawai Warak Ngendok - Merupakan festival yang mengemas akulturasi budaya islam, Jawa, dan Cina dalam bentuk hewan hiasan yakni “warak ngendok” yang kemudian diarak keliling kota. Diselenggarakan sehari sebelum puasa di Kompleks TBRS dan Masjid Agung. - EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 10 - Pemerintah perlu memberikan bantuan dana bagi keberlangsungan hidup para pelaku seni kebudayaan di Kota Semarang sebagai stimulan. Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan yang mewajibkan setiap hotel berbintang di Kota Semarang untuk menampilkan seni tari Gambang Semarang maupun seni pertunjukkan lainnya, dan dalam jangka waktu tertentu pemerintah melakukan monitoring terhadap kebijakan tersebut. No Potensi Eksisting - Seni Tari Gambang Semarang - - Dugderan - - - Pasar Dugderan - Pasar Imlek Semawis - Pawai Imlek Festival Cheng Ho - - Seni tari Gambang Semarang merupakan perpaduan antara tari dengan diiringi alat musik dari bilah-bilah kayu dan gamelan jawa yang biasa disebut “Gambang”. Tarian ditampilkan pada saat pagelaran (TBRS), pameran (PRPP) dan pada event-event tertentu di instansi atau swasta (hotel, Bappeda, Pemprov). Merupakan upacara tradisional untuk menyambut datangnya puasa melalui prosesi budaya muslim, diawali dari Mesjid Besar Kauman dan berakhir di Balai Kota. Pembukaan ditandai dengan pukulan bedug dan petasan yang dipimpin oleh walikota sebagai simbol Kanjeng Bupati Semarang. Masyarakat merasa Dugderan dalam beberapa tahun ini terasa lebih hambar dikarenakan oleh lokasi acara dugderan tersebut dipindahkan ke area jalan tembus MAJT yang kurang memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Tarif retribusi parkir yang mahal ketika acara dugderan berlangsung akan mengurangi kenyamanan pengunjung. Dilaksanakan di Polder Tawang, menjelang puasa dengan menjual aneka mainan celengan dan souvenir. Permasalahan di Pasar Dugderan adalah masih adanya ketidakteraturan dan kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya kios pedagang yang memakan sebagian badan jalan maupun trotoar yang dikuasai oleh pedagang. Dilaksanakan di Kawasan Pecinan komplek Klenteng Tay Kay Sie Gang Lombok Pasar ini dilaksanakan selama 3 hari menjelang imlek, yang menjual aneka barang souvenir, pakaian, dan jajanan khas Cina. Dilaksanakan 1 hari menjelang imlek dimulai dari Klenteng Tay Kay Sie hingga Klenteng Sam Poo Kong. Prosesi dilakukan dalam bentuk upacara tradisi dan arak-arakan Barongsai dan beberapa tokoh kepercayaan budaya Cina. Merupakan upacara tradisi dan arak-arakan pemindahan patung laksamana Cheng Ho dari Prospek tiket untuk pertunjukkan seni. - Contoh best practice terkait dengan pengembangan potensi kesenian budaya adalah di Kota Bali dan Kota Yogyakarta yang mampu mengemas budaya-budaya keseniannya dengan baik yang kemudian dapat mendorong sektor pariwisata. Contohnya seperti di Bali yang menyusun perda dimana difungsikan untuk mengatur pengembangan pariwisara dengan konsep pengembangan budaya. - Pengembangan potensi kesenian budaya dapat mempengaruhi perkembangan industri kreatif seperti industri audio dan audio visual; fotografi; penerbitan, agen ticketing, kuliner, dll. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 11 Tindakan - - Perlu adanya dukungan dari pemerintah terkait dalam penyediaan sarana dan prasarana seperti akses jalan, dan ketersediaan lahan parkir. Khusus pada pasar dugderan, perlu adanya pemilihan lokasi yang baik, sehingga tidak mengganggu ketertiban lalu lintas. Masih terdapat perbedaan persepsi antara pihak pemerintah dan pelaku usaha dalam hal kemampuan anggaran dana pada saat pelaksanaan event Pasar Imlek Semawis. Oleh karena itu, diperlukan adanya koordinasi antarberbagai pihak untuk menyamakan perbedaan persepsi tersebut. Pemerintah sebaiknya memberikan dukungan dan bantuan yang adil dan layak bagi semua pelaksanaan event yang terkait dengan perayaan agama, dan tidak boleh hanya memberi bantuan sepihak bagi agama tertentu. Pemerintah sebaiknya lebih percaya diri menggunakan nama dan latar belakang yang sangat lokal, bukan festival cheng ho tetapi arak-arakan Sam Poo, sebagai bagian dari identitas Kota Semarang. Selama ini, event dugderan berlangsung sekali secara besar-besaran dan kemudian menghilang tanpa mampu menimbulkan multiplier effects bagi Kota Semarang. Nuansa perayaan yang mengakomodasi interaksi sosial sehingga timbul saling pengertian antar anggota masyarakat justru kalah oleh kepentingan ekonomi/komersial semata. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya mendorong pertalian usaha antar industri kreatif sehingga ada keberlanjutan usaha yang tidak tergantung waktu perayaan yang musiman. No Potensi 3. Kuliner Eksisting Klenteng Tay Kay Sie menuju Klenteng Sam Poo Kong yang dilaksanakan pada bulan agustus. - Lumpia - Wingko Babat - Bandeng Merupakan warisan kuliner dari etnis tiong hoa. Kurang adanya inovasi dalam mengembangkan lumpia, baik dari segi bahan baku, rasa maupun kemasan. Kurang inovasi kemasan, serta ada ketidaknyamanan tempat untuk mengkonsumsi. merupakan kuliner yang populer di Kota Semarang. Makanan khas ini telah lebih dulu mengembangkan inovasinya dengan memberikan cipta rasa dan kemasan yang berbeda. Kendala yang dihadapai adalah kurangnya informasi bagi para wisatawan untuk membeli produk wingko yang baik di Semarang. Merupakan salah satu potensi kuliner di Kota Semarang, yang pendistribusiannya telah menjangkau skala nasional. Berbagai macam inovasi telah terlihat dalam mengembangkan bandeng, yakni dari berbagai macam jenis bandeng seperti bandeng tanpa duri, bandeng duri lunak, bandeng otak-otak, dll. Selain itu inovasi juga terlihat dari cara pengemasan bandeng, yaitu dengan vacuum sehingga bandeng dapat bertahan selama 3 bulan. Prospek Tindakan - - Pengembangan potensi kuliner dapat dilakukan dengan memanfaatkan pusat perkembangan industri kreatif seperti fashion. Hal ini dapat diketahui dari Best Practice dari Kota Bandung yang menyandingkan perkembangan fashion dengan kuliner. Jadi pusat jajanan di Pandanaran dapat juga sekaligus dirangkai dengan mengusung batik Semarang misalnya, atau juga produk musik maupun penerbitan dan percetakan lokal, serta dikemas dengan seni pertunjukan, peragaan busana, dl. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif - - - 12 Untuk mendukung pengembangan pariwisata yang inklusif di Kota Semarang, maka pemerintah Kota Semarang dapat mengatur kebijakan tentang kejelasan label halal dari produk kuliner, sehingga konsumen dapat memilah sesuai kebutuhan, mengingat adanya keragaman etnis, budaya dan agama. Inovasi dan kreasi makanan lokal perlu digalakkan, agar makanan lokal dapat diterima oleh beragam lidah wisatawan domestik dan mancanegara. Usaha ini di satu sisi dapat melestarikan makanan lokal, dan pada sisi lain memperkaya variasi baru untuk menggaet wisatawan mancanegara, agar bisa mengingat Kota Semarang. Inovasi lain adalah bentuk dan desain kemasan, agar lebih menarik dan dilengkapi dengan story telling terkait sejarah makanan, selain informasi merk, bahan, label halal, ijin DEPKES, kadaluarsa dll. Perlu variasi cara penyajian makanan, misalnya alternatif lesehan yang dipadu dengan adat penyajian ala budaya Jawa, pemanfaatan atmosfer kawasan arsitektur sekitar, kolaborasi dengan event peragaan busana, pameran, event budaya , dll Mekanisme penyampaian informasi sekaligus promosi mengenai tempattempat kuliner yang direkomendasikan, sesuai jaminan kualitas kebersihan, rasa, dan pencitraan Kota Semarang, salah satunya yaitu dengan mengeluarkan peta kuliner khas Semarang. Pembuatan showroom bersama produk UMKM, industri kreatif dan pusat oleholeh di Kota Semarang. Pemerintah perlu memberikan bantuan dan dukungan dengan pelatihan teknis terkait kesehatan makanan, pengawetan dan pengemasan guna meningkatkan nilai tambah produk. Pemerintah membantu dalam hal pemasaran produk kuliner khas Kota Semarang hingga dapat diperkenalkan ke luar daerah, baik dalam skala regional maupun nasional. No 1 2 3 4 Potensi Keragaman Etnis o Jawa o Tionghoa o Melayu o Arab o Koja o Lainnya Tabel I.7 Potensi Sosial Terhadap Industri Kreatif Beserta Upaya Pengembangannya di Kota Semarang Eksisting - Keanekaragaman etnis penduduk dapat diketahui dari beberapa pusat permukiman di Kota Semarang : o Tionghoa menempati daerah Pecinan yakni sekitar Beteng, Gg. Baru, Gg. Warung, Gg. Pinggir, Gg. Besen, Gg. Tengah, Gg. Lombok, dan Gambiran. o Arab menempati daerah Wot Prahu, serta Gg. Petek dan Jl. Mujahir. o Koja dulunya bermukim di sekitar Pekojan beralih ke Petolongan bersama keturunan India, yang juga menempati daerah Bustaman. o Melayu bermukim di Kampung Melayu, yaitu di sekitar daerah Jl. Layur, di dekat Kali Semarang. Belum mampu menggali dan memanfaatkan karakteristik sosial yang ada. Keragaman Agama dan Kepercayaan o Islam - Keragaman agama dan kepercayaan tumbuh sebagai o Nasrani pengaruh dari adanya keanekaragaman etnis penduduk, yang o Budha kemudian juga mempengaruhi tradisi dan budaya yang dimiliki o Kong Hu Kota Semarang. Chu o Hindu Batik Semarang - Batik Semarangan saat ini sudah mulai bermunculan dengan semakin banyaknya pengrajin batik. Batik merupakan potensi besar yang dimiliki Kota Semarang, karena memiliki nilai budaya yang sangat kuat. Batik Semarang dapat disebut juga sebagai produk akulturasi budaya dari berbagai etnis seperti Jawa, Arab, Tionghoa, dll. - Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan batik adalah saat ini batik semarang belum dapat menjangkau pasar internasional. - Teknik pewarnaan alami masih perlu ditingkatkan agar kualitas batik tidak kalah dengan produk sejenis dari daerah lain. - Desain khas Semarangan perlu ditonjolkan lagi. - Pemanfaatan sebagai pakaian jadi atau produk lain untuk tas, sepatu atau asesoris lain dan pengembangan dalam produk interior belum optimal. Kebaya - - Kebaya merupakan salah satu produk budaya nasional dan mampu mencerminkan citra bangsa yang patut untuk dilestarikan. Salah satu contoh kesuksesan yang telah diraih - - - - Prospek Pengembangan potensi keragaman etnis penduduk dan agama di Kota Semarang dapat dilakukan melalui penggalian ciri-ciri maupun tipologi daerah yang dipengaruhi oleh keragaman baik agama maupun etnis penduduk tersebut. Pengembangan potensi sosial tersebut dapat mempengaruhi perkembangan industri TV dan Radio; fotografi; arsitektur; penerbitan; desain; kerajinan; fahion; dll. Best practice dari adanya keanekaragaman, salah satunya adalah dari pembuatan film Kabayan dan Si Doel Anak Sekolahan yang berhasil menonjolkan karakteristik kehidupan sosial dari suku Betawi dan Sunda. Best Practice pengembangan batik dapat ditinjau dari keberhasilan batik Pekalongan maupun solo, dimana masing-masing batik memiliki motif yang khas. Pemasaran batik dari kedua kota tersebut telah mampu menembus pasar nasional maupun internasional. Pengembangan potensi batik semarangan dapat mempengaruhi industri fashion, desain, kerajinan, fotografi, penerbitan, dll. Pengembangan diversifikasi produk seperti pakaian jadi, sepatu, tas, souvenir, dan lain sebagainya. - - - - - Pengembangan potensi kebaya dapat mempengaruhi perkembangan industri fashion, desain, fotografi, penerbitan, audio visual, dll. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 13 - Tindakan Pemerintah perlu memberikan respon terhadap keragaman etnis, budaya dan agama secara adil bagi semua kalangan di Kota Semarang.. Perlu adanya perlakuan yang sama atas pelayanan dasar publik yang diberikan kepada masyarakat dari berbagai etnis, agama, dan kepercayaan yang ada di Kota Semarang, guna mendorong upaya pengembangan industri kreatif yang bersifat inklusif. Mendorong upaya toleransi dan inklusi sosial seperti pengembangan kuliner, dimana pemerintah perlu mengatur transparansi label makanan HALAL atau tidak HALAL pada produk makanan yang dijual agar masyarakat dapat memilih sesuai kebutuhannya, terutama makanan khas untuk oleholeh. Pemerintah mendukung pembuatan IPAL dalam proses pembuatan kain batik, karena dikhawatirkan limbah pewarna sintetis dari pencucian batik akan mencemari lingkungan. Pemerintah mengadakan pameran-pameran yang berkaitan dengan batik di Kota Semarang, misalnya di Mall Sri Ratu, maupun di luar Pulau Jawa, seperti Balikpapan, Medan, Bali, Lombok, dan lain sebagainya hingga mencapai skala nasional. Adanya sosialisasi untuk menfasilitasi kebutuhan pelaku usaha batik, pemberian bantuan alat-alat untuk membatik, pelatihan kewirausahaan, kredit dengan bunga pinjaman yang lunak, pengembangan sumberdaya manusia pelaku usaha batik dengan pelatihan dasar mencanting, penguatan hak paten produksi batik. Pemberian tagline, dalam kemasan, dengan maksud agar batik yang diproduksi mampu mencerminkan Kota Semarang, Kebijakan penggunan batik Semarangan bagi PNS di PemKot Semarang, seminggu sekali, sebagai salah satu pakaian kerja. Pemerintah memberikan dukungan kepada penggunaan kebaya dengan cara menggelar event-event penyelenggaraan pameran fashion di Kota Semarang dengan memanfaatkan No Potensi Eksisting dengan mengembangkan kebaya adalah Ana Avantie, yang berhasil memasarkan kebaya hingga kancah internasional dan saat ini ia tengah mengembangkan desain baju dengan motif batik lawasan. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya kontribusi maupun dukungan pemerintah sehingga kebaya tersebut belum berkontribusi bagi pendapatan Kota Semarang dan belum dapat menjadi salah satu icon dari Kota Semarang. - Prospek Mengkombinasikan kebaya dengan batik Semarangan Pemanfaatan jaringan pasar internasional untuk mempromosikan produk industri kreatif lainnya, dengan pemanfaatan potensi sosial, ekonomi dan budaya Kota Semarang secara sinergis Tindakan kawasan dengan arsitektur khas (seperti Lawangsewu, kota lama, MAJT, dll) sebagai setting tempat, dirangkai dengan promosi kuliner, seni pertunjukan, musik, kerajinan pendukung, fotografi, penerbitan dsb. Tabel I.8 Potensi Ekonomi Terhadap Industri Kreatif Beserta Upaya Pengembangannya di Kota Semarang N Potensi Eksisting o 1 Pasar Tradisional Pasar Johar - Pasar Johar merupakan pasar tradisional yang dibangun oleh Thomas Karsten pada tahun 1933 dan telah menjadi salah satu landmark dari Kota Semarang karena kekhasan bentuk arsitektur jamur pada ventilasi pasar. - Ada dua permasalahan utama yang dihadapi oleh Pasar Johar, yaitu masalah rob yang semakin hari semakin parah melanda serta kesemrawutan pedagang Pasar Johar yang meluber hingga ke jalan serta kurangnya lahan parkir bagi pembeli. - Belum berkembang sebagai tempat tujuan wisata belanja baik fashio atau kuliner tradisional Pasar Bulu - Pasar Bulu yang menjadi salah satu pasar kuno terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Semarang. Pasar ini menjual aneka kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya beras, sayur mayur, dan lain sebagainya. - Pasar Bulu hanya ramai di pagi dan sore hari. Direncanakan menjadi pasar barang seni dan antik. - Dekat dengan Lawang Sewu dan pusat oleh-oleh Pandanaran yang bebas rob dan banjir. Pasar - Pasar Kobong merupakan pasar yang cukup khas, karena Kobong pasar ini khusus menjual ikan dan hasil tangkapan laut lain. Pasar ini menarik tidak saja bagi pedagang lokal, tetapi juga pedagang dari luar kota, seperti Kota Yogyakarta hingga Kota Bandung untuk berbelanja di pasar ini. - Permasalahan yang terjadi di Pasar Kobong adalah kurang optimalnya IPAL yang ada di pasar tersebut, sehingga limbah yang dihasilkan pun belum dapat sepenuhnya ditanggulangi. - Tidak mampu menarik minat konsumen sebagai alternatif Prospek - - Mengembangkan pasar sebagai salah satu pilihan wisata belanja, baik kuliner, fashion, barang seni dan antik lain seperti best practice dari Beringharjo. Best Practice: Pasar Beringharjo menjadi pasar tradisional di Kota Yogyakarta, yang menawarkan batik, jajanan pasar, jejamuan, asesoris pakaian tradisional nusantara, hingga patung Budha seharga ratusan ribu. Koleksi batik mulai kain hingga pakaian jadi, bahan katun hingga sutra, dari harga puluhan ribu sampai jutaan tersedia di pasar ini. Tempat yang tepat untuk berburu barang antik, misalnya mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an dan sebagainya. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Kenyamanan pasar cujup baik, produk yang diminati wisatawan ada di lantai bawah sebagai wajah pasar, sementara produk sayur dan kebutuhan harian lainnya ada di lantai atas. - Pasar ikan di Toradomori, Jepang didesain secara apik, bersih, dan nyaman. Meskipun pasar ikan, tetapi tidak berbau amis sama sekali, karena penataan drainase yang efisien dan fasilitasi lemari pendingin yang memadai beserta adanya suplai listrik yang cukup. Pasar ikan dirancang dengan fasilitas display ikan segar dan produk olahannya yang berpendingin. Seperti halnya yang sering kita lihat di supermarket besar, produk ikan, makanan laut, terasi rumput laut, sushi, serta sate tampak segar dan mengundang minat konsumen. - EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 14 - - - - Tindakan Penyelesaian masalah mengenai banjir dan rob dengan membangun sistem drainase dan manajemen penanggulangan rob yang komprehensif di Kota Semarang, sehingga Pasar Johar tidak akan tergenangi oleh luapan air laut. Penyediaan lahan parkir yang memadai dan terintegrasi dengan kebutuhan dalam kawasan makronya, sehingga kesemrawutan lalu lintas di sekitar pasar dapat diminimalkan. Penataan pasar tradisional menjadi pasar dengan kenyamanan modern, seperti pengaturan lapak-lapak jualan, pemavingan jalan di dalam pasar, dan lain sebagainya, agar tidak terkesan kumuh dan masyarakat pun menjadi tertarik untuk datang. Dukungan pemerintah untuk menjadikan Pasar Bulu sebagai pasar seni yang menjual aneka barang antik maupun barang bekas dengan kualitas yang masih baik, seperti di Pasar Beringharjo. Jadi, masyarakat tidak akan merasa kesulitan untuk mendapatkan berbagai barang unik di Kota Semarang dan tidak perlu pergi ke kota lain untuk mendapatkan barang seni. Mekanisme yang partisipatif dalam penataan dan pengelolaan pasar, sehingga perlu kerjasama antar stakeholder. Perlunya pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta sistem drainase yang baik untuk mengatasi limbah yang dihasilkan oleh Pasar Kobong. Peranti penyaring limbah, berupa kawat yang dipasang pada setiap kios saat ini ada di pasar itu, tidak mampu membuat limbah yang dibuang menjadi bersih. Perbaikan Pasar Kobong agar menjadi pasar ikan yang bersih, terawat, dan rapi dengan membenahi berbagai infrastruktur yang terdapat pada pasar tersebut. Kemudian, pasar tersebut difasilitasi dengan mesin pendingin yang memadai untuk penyimpanan ikan dan hasil tangkapan laut lainnya. N o 2 3 Potensi Eksisting kuliner. Pedagang Kaki Lima Pasar - Pasar Burung Kartini tidak hanya menjadi tempat untuk Burung jual beli burung kicauan, tetapi juga sangkar/kandang, Kartini makanan burung serta tempat rekreasi untuk mereka yang ingin mendengarkan kicauan suara burung. pasar burung ini buka hingga sore hari. - Akibat kurangnya kepedulian dan perhatian Pemerintah Kota Semarang, kondisi pasar burung tersebut menjadi sangat memprihatinkan, kumuh, dan kotor. Banyak atap yang berlubang, sawangan, dan juga sudah banyak yang lapuk. Hal ini menyebabkan para pedagang merasa jengah dan masyarakat pun enggan untuk mengunjungi pasar tersebut. Hal ini membuat. Pasalnya, pasar terlihat kumuh dan kotor. - Banyaknya pedagang yang berlokasi di sepanjang Jalan Kartini dikarenakan oleh akses yang lebih mudah dijangkau oleh para pembeli. Kuliner - Di kawasan Simpang Lima, banyak terdapat pedagang Simpang kaki lima yang menjajakan berbagai macam jenis Lima makanan. Ada PKL yang khusus berjualan pada siang hari, banyak pula yang berjualan pada malam hari. - Permasalahan yang terjadi adalah keberadaan pedagang kaki lima (PKL) Simpang Lima yang semakin semrawut karena penambahan pedagang diiringi sikap yang tidak tertib. Selain itu, juga banyak pedagang yang membuang sisa makanan ke saluran drainase, sehingga menimbulkan kesan kumuh. Pelabuhan - Pada saat ini, Pelabuhan Tanjung Mas masih menjadi Tanjung tumpuan bagi distribusi barang dan jasa yang dihasilkan, Mas baik dari Kota Semarang maupaun daerah di sekitarnya. - Namun, jika dilihat dari pelayanan infrastrukturnya masih banyak sisi yang perlu ditingkatkan, antara lain dari gangguan banjir dan rob. Prospek - - - - Tindakan Pasar Burung, pusat kuliner kaki lima di Semarang memiliki prospek baik dengan mengadopsi pembelajaran dari Best Practice berikut. Pasar Burung Ngasem Jogja, telah ada sejak tahun 1809 sebagai pasar burung. Pada saat ini, Pasar Ngasem telah direlokasi, dengan pawai budaya khusus. Dulunya Pasar Ngasem selalu penuh sesak pengunjung terutama jika hari libur. Juga menjadi obyek fotografi. Sekarang bekas lahannya akan dikembangkan pusat suvenir dan oleh-oleh sebagai bagian dari penataan kawasan konservasi Taman Sari. Malioboro merupakan kawasan yang padat akan pedagang kaki lima di Kota Yogyakarta. Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya, mulai dari produk kerajinan lokal, seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci, lampu hias, blangkon, barang-barang perak hingga pernak-pernik umum yang dapat ditemui di tempat lain. Pengunjung yang datang ke Malioboro dapat berjalan kaki sepanjang koridor bahu jalan. Selain bisa berbelanja dengan tenang dalam kondisi cerah ataupun hujan, pengunjung dapat pula menikmati pengalaman belanja saat menawar harga. - Prospek ke depan adalah pengembangan wisata bahari yang menerus dengan paket daya tarik kawasan kota lama dan pengembangan story telling sejarah kawasan. Belajar dari pengembangan pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta, yang memanfaatkan aktivitas pelabuhan sebagai wisata alternatif Bahari dengan dikombinasikan daya tarik museum kelautan serta wisata kawasan kota tua. - EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 15 - - - - Pemerintah melakukan perbaikan dan pembangunan secara menyeluruh terhadap Pasar Burung Kartini. Selain itu, juga memindahkan pedagang yang berada di sepanjang Jalan Kartini untuk masuk ke dalam pasar burung yang telah diperbaiki. Penataan kawasan Simpang Lima secara bertahap, yaitu para pedagang yang harus memperbaiki gerobak dan menata tempat jualan hingga rapi dan bersih, penyediaan lahan parkir komunal yang memadai untuk pengunjung, penyediaan tempat sampah yang ada kantong plastiknya. Pembatasan jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan Simpang Lima, dimana hanya pedagang yang terdaftar dengan bukti kepemilikan lapak dari Dinas Pasar Kota yang bisa berjualan. Akan tetapi, hal ini juga membutuhkan keseriusan dan komitmen dari pemerintah untuk terus memonitoring keberadaan pedagang kuliner Simpang Lima. Adanya keterlibatan berbagai stakeholder, seperti pemerintah, masyarakat, pedagang dalam penataan PKL Simpang Lima. Perlu inovasi pemanfaatan, misalnya konsep jelajah kota tua, penyusunan informasi pemanfaatan bangunan, sejarah arsitektur dan pemanfaatan fungsionalnya. Perlu adanya peningkatan pelayanan dan kinerja pelabuhan dalam menunjang pengembangan industri kreatif di Kota Semarang, terutama akses distribusi dan pemasaran. Peningkatan infrastruktur fisik dasar, seperti jaringan jalan, sistem drainase, dan lain sebagainya. Gambar 1.5 Diagram Keterkaitan Antara Potensi Sosial dan Jenis Industri Kreatif di Kota Semarang Gambar 1.6 Diagram Keterkaitan Antara Potensi Ekonomi dan Jenis Industri Kreatif di Kota Semarang Secara garis besar dapat diketahui bahwa industri kreatif di Kota Semarang masih belum berjalan secara optimal dan diperlukan dukungan-dukungan dari stakeholder terkait. Di satu sisi sebenarnya Kota Semarang memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan. Kendala yang dihadapi secara umum oleh industri-industri yang berpotensi dikembangkan menjadi industri kreatif Kota Semarang antara lain kurang adanya dukungan dari pemerintah baik dalam segi birokrasi maupun perijinan, dukungan ketersediaan infrastruktur, lemahnya publikasi terhadap EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 16 produk-produk unggulan, dan lain sebagainya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan industriindustri kreatif di Kota Semarang tidak dapat berjalan dengan baik Berdasarkan hal tersebut, adapun prospek dan tindakan yang sebaiknya dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan daya saing industri kreatif di Kota Semarang adalah sebagai berikut. 1 Jenis Industri Kreatif Fashion 2 Kerajinan 3 Penerbitan Percetakan 4 Musik 5 Pasar Barang Seni 6 Fotografi 7 Desain Grafis 8 Audio Visual 9 Permainan Interaktif 10 Audio No dan Tabel I.9 Peningkatan Daya Saing Industri Kreatif di Kota Semarang Prospek dan Tindakan Daya saing produk kebaya cukup tinggi dengan inovasi yang dilakukan Ana Avantie. Pemerintah bisa mengambil keuntungan dari jejaring pemasaran yang sudah mencapai tingkat internasional, antara lain untuk mempromosikan produk industri kreatif lain. Pemerintah juga bisa bekerjasama guna mendorong pertalian usaha baru, misalnya kebaya dengan batik Semarang. Pemerintah dan pelaku usaha bekerjasama melakukan upaya pengembangan produk fashion, misalnya pakaian jadi dari batik Semarang sebagai upaya pencitraan daerah. Dengan perguruan tinggi, bisa didorong upaya inovasi dan diversifikasi produk pendukung lain baik interior, sepatu, tas, kaos, asesoris lain. Dengan dikembangkannya industri fashion dapat mempengaruhi perkembangan industri lain, seperti kerajinan, desain, fotografi, dan lain-lain. Penyerapan tenaga kerja dari kerajinan cukup prospektif. Pemerintah perlu terus mendorong kewirausahaan agar ide kreatif pekerja punya manfaat ekonomi. Salah satunya dengan menumbuhkan pertalian usaha dari pemanfaatan output dan atau limbah dari usaha lain dapat dikembangkan untuk mendukung penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam industri kreatif. Mengingat permasalahan yang dihadapi saat ini adalah industri kerajinan belum dapat menjangkau pasar internasional, dan belum ada kontribusi secara langsung terhadap pendapatan daerah. Ke depan perkembangan industri kerajinan dapat mempengaruhi perkembangan industri lain, seperti fashion, desain, fotografi, pasar barang seni, dan lain-lain. Terkait erat dalam mendokumentasikan berbagai respon masyarakat sehingga perlu menggali karakteristik kehidupan sosial yang beragam dan bersifat inklusif di kota Semarang. Antara lain dengan mengangkat potensi budaya, sosial dan ekonomi dalam tema kegiatan industri kreatif yang berkembang, misalnya fashion, kerajinan, musik, pasar barang seni, dan lain sebagainya. Industri musik di Kota Semarang cukup berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari makin banyaknya grup-grup musik, lembaga pendidikan musik, yang muncul. Salah satu grup musik yang memiliki potensi besar adalah Grup musik Congrock 17 yang telah berhasil merambah pangsa pasar nasional, dimana sudah cukup sering diundang untuk bermain di istana kenegaraan. Keberadaan industri musik di Kota Semarang cukup mampu memberikan pengaruh positif terhadap industri kreatif lain seperti penerbitan dan percetakan, audio, audio visual, seni pertunjukan, dan lain sebagainya. Namun kendala yang dihadapi oleh industri ini adalah belum adanya musik yang menunjukkan kekhasan Kota Semarang. Pemerintah dapat menyelenggarakan festival musik reguler untuk memacu kreativitas musik, bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar di Semarang. Pasar yang memiliki potensi budaya, sosial dan ekonomi yang kuat untuk dikembangkan di Kota Semarang adalah pasar semawis. Banyak acara menarik yang diselenggarakan di Pasar Imlek Semawis seperti atraksi Barongsai, kuliner, pasar barang seni, dan lain-lain. Namun, kendala yang masih dihadapi adalah penyelenggaraan acara di Pasar Imlek Semawis adalah musiman setahun sekali. Sementara di Jumat, Sabtu, dan Minggu hanya menyajikan kuliner. Kendala lain dalam pengembangan pasar semawis yaitu kurangnya dukungan dari pemerintah maupun perguruan tinggi, selain itu kurangnya sarana dan prasana yang mendukung seperti ketersediaan lahan parkir yang kurang memadai. Selain Pasar Semawis, pasar yang berpotensi adalah Pasar Bulu, dimana dalam perkembangannya pasar tersebut akan dikembangkan menjadi pasar barang seni. Adapun, industri pasar barang seni dapat memicu perkembangan industri lain, seperti fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, fotografi, dan lain-lain. Industri fotografi juga mulai bermunculan di Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan mulai banyak komunitas-komunitas pecinta fotografi yang bermunculan, salah satunya adalah Komunitas Fotografi Semarang (KFS). Agar mampu memberikan pencitraan yang khas pada Kota Semarang, maka perkembangan industri fotografi perlu didorong dengan memanfaatkan obyek dari industri fashion, kerajinan, musik, pasar barang seni, arsitektur, desain, event budaya, keragaman karakteristik kehidupan sosial masyarakat, dll. Pemerintah dapat memfasilitasi dengan penyelenggaraan lomba, pameran hasil fotografi terutama dari komunitas dan siswa sekolah. Salah satu contoh industri yang termasuk dalam industri desain grafis ini adalah PAPPILON, yaitu suatu organisasi pembuatan komik, yang telah berprestasi menjual hasil komiknya hingga kancah internasional, namun kendala yang dihadapi oleh organisasi tersebut adalah belum memiliki komik yang berlatar belakang mengenai Kota Semarang, serta belum ada dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan usahanya. Perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha produksi komik tersebut, yang diharapkan kemudian dapat mempengaruhi perkembangan industri lain seperti hanya percetakan dan penerbitan, desain, periklanan. Industri audio visual yang berpotensi di Kota Masyarakat salah satunya adalah TVKU. Kendala yang dihadapi dalam perkembangan industri tersebut adalah jangakauan skala penyiaran yang hanya mencakup skala regional saja. Perkembangan industri audio visual mampu membawa pengaruh yang sangat besar dalam mempromosikan perkembangan industri kreatif yang lain, seperti fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, musik, dan lain sebagainya. Perkembangan industri kreatif permainan interaktif dikategorikan sedang di Kota Semarang, dikarenakan masih sedikit industri-industri yang bergerak dalam bidang tersebut. Salah satu contohnya adalah Balai Pengembangan Multimedia (BPM) Semarang yang merupakan lembaga pengembangan permainan interaktif yang bersifat edukatif bagi masyarakat luas. Namun kendala yang dihadapi oleh industri ini adalah belum mampu mencitrakan kekhasan Kota Semarang. Ke depan, permainan interaktif dapat dikembangkan melalui komunitas, seperti halnya penggebar robotik di sekolah formal dan juga pendidikan vokasi seperti SMK, guna memanfaatkan potensi budaya, sejarah yang mencitrakan Kota Semarang. Sama halnya dengan Industri kreatif jenis audio, perkembangannya tergolong dalam kategori sedang. Ide kreatif yang muncul dari perusahaan radio-radio tercermin dalam program-program yang disiarkan. Pengembangan industri jenis EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 17 No Jenis Industri Kreatif 11 Seni Pertunjukan 12 Layanan Komputer dan Piranti Lunak 13 Arsitektur 14 Periklanan 15 Penelitian dan Pengembangan Prospek dan Tindakan audio dapat bermanfaat sebagai media penyebaran informasi terkait hal dalam pemasaran produk industri-industri kreatif lain, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan industri lain seperti musik, periklanan, fashion, kerajinan, dan sebagainya. Industri jenis seni pertunjukan tergolong dalam kategori sedang. Tari Gambang Semarang dan Ngesti Pandowo menjadi modal utama saat ini, sebagai salah satu ikon Kota Semarang. Pengembangan seni pertunjukan dapat mendukung industri fotografi, audio, audio visual, kuliner, fashion, penerbitan dan percetakan, dan lain sebagainya. Layanan komputer dan peranti lunak di Kota Semarang belum berkembang dan belum memberikan citra bagi Kota Semarang sendiri.Agar mampu bersaing, maka perlu upaya pembelajaran masyarakat melalui berbagai mekanisme transfer teknologi, antara lain dalam pendidikan vokasi seperti SMK. Mengingat Kab. Kendal sudah mampu berbicara di tingkat nasional. Pengembangan industri kreatif jenis arsitektur saat ini tergolong dalam kategori sedang, sementara di Kota Semarang, potensi arsitektur sangatlah besar untuk dikembangkan yang tercermin dari banyaknya bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki gaya arsitektur yang khas. Kendala yang dihadapi dalam jenis industri kreatif ini adalah bangunan-bangunan bersejarah tersebut pemanfaatannya kurang optimal. Sementara arsitektur mencakup peran fungsional sebagai wadah aktivitas yang terjadi di dalamnya. Upaya revitalisasi yang dilakukan belum mampu mendorong kegiatan pariwisata. Saat ini bangunan-bangunan bersejarah Kota Semarang lebih berfungsi untuk mewadahi aktivitas fotografi, video, ataupun syuting film. Ke depan pengembangan arsitektur dapat dilakukan dengan mengkombinasikan atmosfer kawasan dan potensi sosial budaya seperti wisata kuliner, seni pertunjukan, fashion, musik, pameran seni, atau pun penerbitan dan percetakan secara simultan. Industri periklanan tidak berkembang di Kota Semarang. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, ditemukan informasi bahwa industri periklanan pernah ada di Kota Semarang, tetapi saat ini perusahaan tersebut telah berpindah ke kota lain. Terdapat beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi tidak berkembangnya industri periklanan di Kota Semarang, antara lain daya saing yang rendah serta tidak adanya dukungan dari para stakeholder untuk mengembangkan industri tersebut. Ke depan, seharusnya bisa diciptakan satu pertalian usaha yang berkelanjutan mengingat saat ini penerbitan dan percetakan serta desain grafis di Kota Semarang termasuk dalam industri kreatif yang berpotensi baik. Pemerintah dapat mendorong periklanan antara lain dalam upaya mempromosikan perkembangan produk industri kreatif yang dilakukan. Saat ini hasil litbang justru lebih banyak mendukung kegiatan industri di luar Kota Semarang, misalnya knalpot di Purbalingga dan Tegal serta jamu di Kab. Semarang. Oleh karenanya pemerintah dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Kota Semarang perlu lebih responsif dan terbuka untuk bekerjasama dengan litbang terutama dari perguruan tinggi dari penerapan hasil litbang untuk inovasi produk, serta dari industri dan perusahaan besar untuk menyerap dana CSR yang ditawarkan. Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2010 Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa secara garis besar pengembangan suatu industri kreatif akan selalu terkait dan mempengaruhi perkembangan industri kreatif yang lain. Perencanaan yang saling berkesinambungan diperlukan dalam pengembangan industri kreatif, seperti konsep kluster. Adapun penjelasan yang lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 1.7. Kota Semarang memiliki kekayaan karakteristik kehidupan sosial yang berasal dari perpaduan etnis, budaya dan agama dari masyarakat Jawa, Tionghoa, Arab dan Melayu, yang menjadi daya tarik khas. .Potensi sosial berupa keragaman etnis, budaya dan agama masyarakat Kota Semarang tersebut dapat dikemas dalam industri kreatif yang mengedepankan inklusi sosial, yaitu mencakup keterbukaan, toleransi dan interaksi sosial. Potensi budaya yang menonjol adalah kekayaan kuliner, event budaya, arsitektur, seni tari, musik dan grafis. Industri kreatif yang dapat dikembangkan adalah jenis industri yang mampu mengkombinasikan berbagai karakter budaya sehingga mengedepankan citra kota dan budaya Semarangan yang unik. Potensi Ekonomi yang menonjol adalah fungsi distribusi dan pemasaran dari pelabuhan Tanjung Mas dan keberadaan berbagai pasar tradisional yang khas serta sentra pedagang kaki lima, yang sesuai bagi pengembangan industri kreatif yang mengusung upaya pengembangan ekonomi lokal kerakyatan. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 18 Sumber : Hasil Analisis, 2010 Gambar 1.7 Keterkaitan Antar Industri Kreatif di Kota Semarang Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jenis industri kreatif yang saat ini berpotensi baik untuk dikembangkan dan mampu mengusung potensi sosial, ekonomi, dan budaya Kota Semarang mencakup 8 jenis, yaitu fashion; kerajinan; penerbitan dan percetakan; musik; video, film, fotografi; desain grafis dan televisi. Adapun jenis industri kreatif yang saat ini dikategorikan berpotensi sedang mencakup 4 jenis, yaitu permainan interaktif, radio, seni pertunjukan dan arsitektur. Jenis industri kreatif yang saat ini belum berkembang dan masih perlu dorongan lebih lanjut di masa depan, dikategorikan buruk, mencakup 3 jenis, yaitu layanan komputer dan piranti lunak, periklanan serta penelitian dan pengembangan. Industri kreatif akan memiliki daya saing tinggi jika mampu memadukan potensi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Kota Semarang secara cerdas, sehingga tetap bersifat inklusif, mewakili citra kota dan budaya Semarangan serta mengakomodasi pengembangan ekonomi lokal kerakyatan. Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka ada beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk pengembangan industri kreatif di Kota Semarang, antara lain: 1. Guna mendorong peningkatan inklusi sosial, pemerintah perlu memberikan respon berupa perhatian, dukungan ataupun bantuan pada semua event yang diselenggarakan secara adil tanpa melihat perbedaan etnis, budaya dan agama tertentu. 2. Untuk menjamin toleransi sosial, pemerintah perlu mengatur kejelasan label halal dari produk kekayaan kuliner Semarang, agar masyarakat bisa memilah sesuai kebutuhan masing-masing. Namun bukan berarti hanya produk makanan halal yang boleh dijual, mengingat keragaman etnis, budaya dan agama yang ada. 3. Dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri kreatif, pemerintah perlu melakukan penataan dan penyediaan fasilitas parkir yang bebas banjir dan rob, terutama pada lokasi-lokasi tujuan penyelenggaraan event budaya, pasar tradisional dan industri kreatif. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 19 4. Untuk memacu kemampuan ekspor, pemerintah dapat memanfaatkan jaringan pemasaran produk industri kreatif saat ini (desain grafis dan fashion) melalui peningkatan kerjasama dengan pelaku usaha, terutama untuk mempromosikan produk industri kreatif lainnya atau menciptakan pertalian usaha baru yang tepat (compatible); 5. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pengembangan industri kreatif perlu didorong dengan pertalian usaha dan penciptaan nilai tambah dari industri yang memanfaatkan output ataupun limbah usaha lain; 6. Untuk menciptakan efisiensi kolektif, diperlukan kerjasama dan kemitraan antar pelaku usaha dalam pengembangan industri kreatif berbasis cluster, sehingga dapat tercipta hubungan yang saling terintegrasi antara industri satu dengan yang lain. Hal ini juga dapat mengefisienkan bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah. 7. Guna meningkatkan citra Semarang yang kuat, pemerintah perlu mendorong intensitas pemanfaatan produk industri kreatif khas Semarang, misalnya dengan menerapkan kebijakan penggunaan produk kerajinan batik Semarangan sebagai pakaian kerja, setidaknya sekali seminggu, bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. 8. Pemerintah perlu mendukung penyelenggarakan event-event budaya secara reguler, yang mengkolaborasikan kekayaan seni budaya, aktivitas ekonomi, dan sosial dengan berbagai jenis industri kreatif terkait secara simultan. Misalnya Event Pasar Imlek Semawis yang menyajikan sekaligus warisan budaya kuliner, kerajinan, seni pertunjukan, musik, fashion, fotografi, pameran lukisan dan pasar barang antik, penerbitan dan percetakan. Contoh lain adalah mengkombinasikan pusat kuliner dengan promosi kerajinan batik, produk fashion seperti pakaian jadi, tas, sepatu, dan asesoris, desain grafis, dan sebagainya. 9. Pemerintah sebaiknya memberikan payung hukum, berupa kebijakan yang menyatakan keberpihakan pada pengembangan ekonomi lokal melalui industri kreatif di Kota Semarang, antara lain dapat dinyatakan dalam RPJM, Renstrada atau Renja SKPD terkait.. 10. Mengingat pengembangan ekonomi lokal adalah upaya yang dilakukan secara partisipatif, maka dalam memanfaatkan potensi sosial, ekonomi dan budaya dalam pengembangan industri kreatif perlu kerjasama antar stakeholder. Masing-masing stakeholder diharapkan memiliki visi dan misi yang sama di dalam pengembangkan industri kreatif di Kota Semarang. Selain itu, juga diperlukan koordinasi antar stakeholder dan komitmen dari setiap pejabat mulai dari tingkat walikota hingga aparatur pelaksana di lapangan. EXECUTIVE Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat SUMMARY di Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif 20