18 Produksi Bunga Kamilen (Matricaria Chamomilla L dari

advertisement
Produksi Bunga Kamilen (Matricaria Chamomilla L dari Beberapa Umur Panen
Heru Sudrajad, Teguh, Nita Supriyati
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRACT
Kamilen plant (Matricaria chamomilla L) that grows in Indonesia is a plant introduced from
subtropical areas that grow only in a mountainous area at an altitude of more than 1.000 m asl.
Kamilen plants used are part of the flower. Harvesting the plant kamilen do different and
unknown optimal harvesting. Harvest kamilen interest can not be done simultaneously but
gradually. Flowers kamilen ready harvest is already unfolded but no one petal has fallen. The
aim of research to determine the length of the harvest period and the average yield of interest
kamilen (Matricaria chamomilla L) in a single growing season. Research has done in garden
Research and Development of Medicinal Plants and Traditional Medicine in December 2014
through April 2015 using an 8 stage of harvesting 32 dap, 39 dap, 46 dap, 53 dap, 60 dap, 67
dap and 74 dap. Results showed interest kamilen harvest at the stage of harvesting 7 dap
obtained the highest results with average yields 8.00 kg/100 m2 and the total harvest of flowers
kamilen 35.57 kg/100 m2. From the results of this research is that the period of crop kamilen 32
to 74 days after planting for 7 times harvest during the rainy season in one growing season
Key words: Kamilen, Matricaria chamomilla L, introduction, flowers, harvesting.
PENDAHULUAN
Tanaman
kamilen
(Matricaria
chamomilla L) di Indonesia merupakan
tanaman introduksi dari daerah subtropis
yang tumbuh hanya di daerah pegunungan,
pada ketinggian lebih dari 1.000 m dpl.
Sinonim dari Matricaria chamomilla L
adalah Matricaria recucita L atau M.
suaviolens L. dengan nama daerah teh
kembang (Jawa/Sunda) (WHO, 1999 dan
Heyne, 1987).
Chamomile atau nama umumnya
kamomil, atau chamomile, adalah tanaman
yang memiliki nama ilmiah Matricaria
kamomil L., Anthemis nobilis atau
Chamaemelum nobile (L.), dari keluarga
tanaman Compositae (Asteraceae), telah
lama diyakini berkhasiat untuk mengatasi
gangguan
masalah
tidur,
insomnia,
pencernaan, kecemasan, dan lain-lain.
Kamomil berasal dari Tanaman yang
ditemukan di Eropa, Afrika Utara, dan Asia
utara . (Anonim,2014)
Tanaman kamilen yang digunakan
adalah bagian bunganya yang mengandung
minyak atsiri 0,4 -1,5% yang berwarna biru
dengan kandungan utama kamazulen 1-15%.
Senyawa utama lainnya adalah a-bisabolol
dan senyawa seskuiterpen lainnya yang
mencapai lebih dari 50% dari total minyak
atsiri. Kandungan apigenin dan flavonoid
glikosida lebih dari 8% dari berat kering
(Kementerian Kesehatan, 2011)
Kamilen termasuk salah satu
tanaman obat yang banyak dimanfaatkan
dalam pengobatan tradisional yang secara
empirik bermanfaat sebagai tonikum, obat
kejang, kosmetik, penenang dan keputihan.
Berdasarkan efek farmakologi pada berbagai
studi in vivo kamilen menunjukkan efek anti
inflamasi dan ekstrak bunga kamilen dapat
menyebabkan susunan jaringan endometrial
lebih baik. Selain itu untuk obat penghilang
bau badan, bakteriostatik, antimikrobia,
carminatif, obat penenang dan pencegah
infeksi (Zanganeh, et al., 2010 dan Shahram
S., O. Alizadeh, 2011).
Penggunaan simplisia bunga kamilen
sebagai obat tradisional yang semakin
meningkat, maka perlu suatu usaha untuk
untuk menjamin kontinuitas suplai bahan
baku jamu dan menjaga keberadaan bahan
tersebut
dialam
dengan
upaya
18
melestarikannya
dengan
melakukan
langkah-langkah budidaya yang tepat (Sri
Sugati, S. dan J. R., Hutapea, 1991)
Penelitian tentang budidaya tanaman
kamilen (Matricaria chamomilla L) belum
banyak dilakukan sehingga perlu langkah
budidaya untuk memperoleh bahan baku
dengan
kualitas
baik,
homogen,
berkesinambungan
dan
terjamin
ketersediaannya (Kusumodewi, Y., 2000).
Kamilen merupakan tanaman subtropis
sehingga untuk menghasilkan mutu yang
tinggi, teknik budidaya kamilen di daerah
tropis harus disesuaikan dengan kondisi
daerah asalnya. Perbanyakan tanaman
kamilen dapat dilakukan dengan benih atau
biji (Kementerian Kesehatan, 2011)
Panen pada tanaman kamilen tidak
dapat dilakukan secara serempak. Belum
ditemukan masa panen sampai berapa lama
dan belum jelas sampai berapa kali panen
tanaman kamilen dalam satu kali masa
tanam. Waktu muncul bunga pertama kali
pada tanaman kamilen tidak secara
bersamaan sehingga bunga yang muncuk
pertama akan mengalami mekar sempurna
lebih dahulu, sehingga akan berdampak
pada waktu panennya. Belum diketahui
sampai berapa lama yang masih ekonomis
dan kualitasnya masih baik. Umumnya
pemanenan dilakukan secara bertahap dan
dapat dimulai begitu tanaman menghasilkan
bunga yaitu sekitar umur 2-3 bulan di lahan.
Proses panen yang baik dilakukan dengan
cara memotong tangkai bunga secara hatihati. Tanda-tanda bunga yang siap panen
adalah sudah mengembang sempurna namun
kelopaknya belum ada yang gugur. Dari hal
tersebut diatas maka dilakukan penelitian
hasil panen tanaman kamilen (Matricaria
chamomilla L) dari beberapa umur panen.
METODE
Penelitian dilakukan pada bulan
Desember 2014 sampai Maret 2015 (musim
penghujan) di kebun penelitian Tlogodlingo
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu pada ketinggian 1700 m dpl.
Bahan yang digunakan adalah biji kamilen
(Matricaria chamomilla L). Biji yang sudah
tua diambil dari hasil panen tanaman induk
yang sehat. Kemudian dikeringkan 3-5 hari
dan disemaikan dalam bak plastik sampai
umur 1 bulan didalam rumah kaca,
selanjutnya bibit dipindahkan kedalam
polibag sampai umur 1 bulan untuk siap
ditanam dilahan.
Bibit ditanam pada petak dengan
luas 100 m 2 diulang tiga kali yang dibuat
gulutan dengan ukuran lebar 100 cm dan
tinggi 25 cm kemudian di pasang atau
ditutup dengan mulsa plastik. Selanjutnya
dilubangi untuk penanaman bibit kamilen
dengan jarak tanam 25 x 30 cm dan diberi
pupuk organik 40 g/lubang.
Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan perlakuan interval
umur panen yaitu di panen pada umur 32
hst, 39 hst, 46 hst, 53 hst, 60 hst, 67 hst dan
74 hst dengan cara memotong tangkai bunga
secara hati-hati. Tiap-tiap periode panen
bunga ditimbang berat basah dan jumlah
total akhir panen. Parameter pengamatan
adalah berat basah bunga kamilen pada tiap
interval umur panen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh perlakuan interval waktu
panen terhadap hasil panen bunga kamilen
(Matricaria chamomilla L) dilihat pada
tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa interval umur panen sangat
berpengaruh terhadap hasil panen bunga
kamilen.
Tabel 1. Pengaruh interval waktu panen
terhadap hasil panen bunga
kamilen (Matricaria chamomilla
L) (kg bunga segar)
Perlakuan
Rata-rata panen
Panen 32 hst
6,00 c
Panen 39 hst
4,00 b
Panen 46 hst
3,40 a
Panen 53 hst
3,27 a
Panen 60 hst
3,07 a
Panen 67 hst
7,83 d
Panen 74 hst
8,00 d
Total
35, 57
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang
sama pada tiap kolom tidak
berbeda nyata pada taraf 5 %.
hst = hari setelah tanam.
19
Gambar 1. Tanaman kamilen (Matricaria
chamomilla
L)
dilahan
penelitian
Sumber : Dokumen penulis
Gambar 3. Bunga kamilen siap panen dan
bunga kamilen belum siap
panen
Sumber : Dokumen penulis
Pada Tabel 1 hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa rata-rata panen pada umur 32
hari setelah tanam (hst) 6,00 kg bunga segar
dan umur 39 hst rata-rata 4,00 kg bunga
segar. Hasil panen menunjukkan berbeda
nyata yaitu penurunan terhadap panen bunga
kamilen dan selanjutnya pada panen umur
46 hst juga terjadi penurunan hasil panen
yang berbeda nyata. Hal ini dikarenakan
tanaman tumbuh terus-menerus sampai
mengalami
pertumbuhan
tunas,
pertumbuhan daun dan mengalami masa
berbunga pada umur panen 32 hari setelah
tanam. Tanaman kamilen pada masa
pertumbuhan generatif (berbunga) tidak
serentak, sehingga bunga yang muncul
pertama kali akan mengalami mekar
sempurna lebih dahulu (gambar 2)
Waktu berbunga antara bunga yang
satu dengan yang lain tidak bersamaan
sehingga waktu panen juga akan berbeda.
Pada waktu bunga yang muncul pertama
kali sudah tumbuh sempurna, pertumbuhan
bunga yang lainnya menyusul tumbuh
sampai pada saatnya bunga kamilen sudah
siap dilakukan pemanenan (gambar 3). Pada
umur panen 39 hst, hasil rata-rata hasil
panen bunga kamilen juga masih banyak
walaupun ada penurunan sedikit.
Hasil panen periode pemanenan
selanjutnya yaitu pada umur 46 hst yaitu
3,40 kg, demikian juga umur panen 53 hst
sebanyak 3,27 kg dan umur 60 hst sebanyak
3,07 kg dengan hasil tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang nyata terhadap
analisis hasil panen bunga kamilen, akan
tetapi hasil panen cenderung ada penurunan
walaupun sedikit. Hal ini diduga bunga
dalam masa perkembangan atau bunga
kamilen belum tumbuh sempurna sehingga
bunga belum waktunya dipanen sehingga
pada waktu panen bunga yang siap panen
sudah berkurang.
Pemanenan pada umur 67 hst terlihat
peningkatan terhadap rata-rata hasil panen
yaitu 7,83 kg, kemudian pada umur 74 hst
hasil panen meningkat lagi dengan rata-rata
hasil panen tertinggi yaitu 8,00 kg bunga
segar. Pada periode umur panen 67 dan 74
hst merupakan periode panen yang optimal.
Pemanenan umur 74 hst diperoleh hasil
panen yang optimum dengan panen yang
serentak karena sudah sampai pada masa
tanaman
mengalami
masa
akhir
Gambar 2. Tanaman kamilen (Matricaria
chamomilla L) yang sedang
berbunga.
Sumber : Dokumen penulis
20
pembungaan
yang
berdampak
pada
perkembangan bunga
kamilen
yang
meningkat optimum. Dari hasil penelitian
dapat dilihat bahwa periode panen tanaman
kamilen dari umur 32 sampai 74 hst atau
sebanyak 7 kali panen pada musim
penghujan.
Pada interval umur panen 74 hst,
bunga kamilen pada masa pertumbuhan
generatif yang optimum ditandai dengan
tingginya produksi bunga kamilen dan
berkurangnya pertumbuhan atau produksi
daun. Pertama kali panen bunga kamilen
mulai umur 32 hst dan terakhir panen umur
74 hst, tanaman kamilen mengalami
senesence. Rata-rata total panen bunga
kamilen 35,57 g/100 m2 dengan estimasi
rata-rata panen 8,21 kg /ha.
Anonim, 2014. Karakteristik, Sejarah &
Penggunaan
hamomile.http://www.amazine.co/39
262/krakteristik-sejarah-penggunaan
-chamomile (diakses pada tanggal 23
Oktober 2014).
SIMPULAN
Kusumodewi, Y., 2000. Laporan Penelitian
Budidaya Matricaria chamomilla
Linn (Kamilen). Balai Penelitian
Tanaman Obat. Pulitbang Farmasi.
Badan Litbangkes. Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa periode panen tanaman
kamilen dari 32 sampai 74 hari setelah
tanam sebanyak 7 kali panen. Pertama kali
panen kamilen umur 32 hari setelah tanam
dan terakhir panen umur 74 hari setelah
tanam. Setelah umur 74 hari setelah tanam,
tanaman kamilen mengalami senesence.
Rata-rata total hasil panen bunga kamilen
35,57 g/100 m2 dengan estimasi rata-rata
panen 8,21 kg /ha.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan
terimakasih
penulis
sampaikan kepada Kepala Balai Besar
Penelitian dan pengembangan tanaman Obat
dan Obat Tradisional serta segenap peneliti
dan teknisi B2P2TO2T sehingga penelitian
ini dapat selesai dengan hasil yang seperti
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1978. Daftar Tanaman Obat
Indonesia.
Puslitbang
Farmasi.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Departemen Kesehatan.
Jakarta.
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia Jilid III (Terjemahan).
Badan
Litbang.
Departemen
Kehutanan. Yayasan Sarana Wana
Jaya. Jakarta.
Kementerian Kesehatan, 2011. Vademekum
Tanaman Obat Untuk Saintifikasi
Jamu Jilid 2. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan.
Kementerian kesehatan. Jakarta.
Shahram S. and O. Alizadeh, 2011. German
and Roman Chamomile. Journal of
Applied Pharmaceutical Science 01
(10); 2011: 01-05
Sri Sugati, S. dan J. R., Hutapea, 1991.
Teknik Pembudidayaan Tanaman
Obat. Seminar Nasional Himpunan
Mahasisa FMIPA Andalas.
WHO Monographs on Selected Medicinal
Plants, Volume 1, 1999. World
Health Organization. Geneva.
Zanganeh, F.Z., B. Minaee,A. Amirzargar,
A.
Ahangarpour
and
K.
Mousavizadeh, 2010. Effect of
Cammomile Extract on Biochemical
and Cinical Parameters in Rat Model
of Polycystic Ovary Syndrome. J
Reprod Infertil., 11(3): 169-174.
21
Download