JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 PENGARUH ORIENTASI ETIS, EQUITY SENSITIVITY, DAN BUDAYA JAWA TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI YOGYAKARTA Eni Widiastuti Alumni Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Mahendra Adhi Nugroho Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak: Pengaruh Orientasi Etis, Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh Orientasi Etis Idealisme terhadap Perilaku Etis Auditor, (2) pengaruh Orientasi Etis Relativisme terhadap Perilaku Etis Auditor, (3) pengaruh Equity Sensitivity terhadap Perilaku Etis Auditor, (4) pengaruh Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor, dan (5) pengaruh Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor. Populasi penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Uji validitas menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Conbrach Alpha. Uji asumsi klasik meliputi uji linearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh Orientasi Etis Idealisme terhadap Perilaku Etis Auditor, (2) Terdapat pengaruh Orientasi Etis Relativisme terhadap Perilaku Etis Auditor, (3) Terdapat pengaruh Equity Sensitivity terhadap Perilaku Etis Auditor, (4) Terdapat pengaruh Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor, (5) Terdapat pengaruh Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa secara simultan terhadap Perilaku Etis Auditor. Kata kunci: Orientasi Etis, Equity Sensitivity, Budaya Jawa, dan Perilaku Etis Auditor. Abstract: The Influence of Ethical Orientation, Equity Sensitivity, and Javanes Culture on Ethical Behavior of Auditors at Public Accounting Firm in Yogyakarta. The research aims to know: (1) the influence of Ethical Orientation Idealism on Ethical Behavior of Auditors, (2) the influence of Ethical Orientation Relativism on Ethical Behavior of Auditors, (3) the influence of Equity Sensitivity on Ethical Behavior of Auditors, (4) the influence of Javanes Culture on Ethical Behavior of Auditors, and (5) the influence of Ethical Orientation idealism, Ethical Orientation Relativism, Equity Sensitivity, and Javanes Culture on Ethical Behavior of Auditors. The population of this research are Auditors who work at Public Accounting Firm (KAP) in Yogyakarta. In collecting data, the researcher used questionnaires as the method. Furthermore, the researcher used Pearson Product Moment to test the validity and Conbrach Alpha to test the reliability. The classical assumption test includes linearity test, heteroscedasticity test, and multicollinearity test. To test the hypothesis, the researcher used simple regression analysis and multiple regression analysis. The result of this research showed that: (1) there was influence of Ethical Orientation Idealism on Ethical Behavior of Auditors, (2) there was influence of Ethical Orientation Relativism on Ethical Behavior of Auditors, (3) there was influence of Equity Sensitivity on Ethical Behavior of Auditors, (4) there was influence of Javanes Culture on Ethical Behavior of Auditors, (5) there was 32 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 influence of Ethical Orientation idealism, Ethical Orientation Relativism, Equity Sensitivity, and Javanes Culture on Ethical Behavior of Auditors. Keywords: Ethical Orientation, Equity Sensitivity, Javanes Culture, and Ethical Behavior of Auditor bagaimana pandangan seseorang mengenai PENDAHULUAN etika itu sendiri. Perilaku etis seseorang Auditor merupakan salah satu profesi akan yang mempunyai peran penting bagi dunia juga semakin diakui. etika atau nilai-nilai etika dikendalikan oleh dua untuk kepentingan kliennya, tetapi juga yang Auditor mendapat kepercayaan dari membuktikan pentingnya dituntut untuk mempunyai pemahaman memadai dan dalam maka setiap tanpa (aturan) moral universal yang membimbing auditor perilaku. Peran dan tanggung jawab auditor, penerapan etika secara sebenarnya sudah diatur dalam Standar pekerjaan Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kesadaran etika dan sikap profesional (IAI) atau Statement on Auditing Standards harus ada dalam diri seorang auditor (SASs) yang dikeluarkan oleh Auditing mengingat bahwa profesi tersebut sangat kepercayaan Standard Boards (SAB). Begitu juga kode masyarakat etik auditor dituangkan dalam Kode Etik terhadap kualitas audit yang diberikan. Akuntan Indonesia (Ihyaul, 2009). Adanya pengaruh etika yang ada dalam diri seorang terjadi mengacu pada penolakan terhadap nilai-nilai peran profesionalnya. membutuhkan dapat relativisme adalah orientasi etika yang pengetahuan, pelaksanaan dilakukan melanggar nilai-nilai moral. Sedangkan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh suatu tersebut, dan percaya bahwa konsekuensi dari tindakan kompetensi yang memadai. auditor idealisme yang mengacu pada sejauh mana seseorang auditor pun juga dituntut untuk memiliki Karena yaitu Idealisme merupakan orientasi etika terhadap laporan keuangan auditan dan perusahaan. karakteristik relativisme. untuk pihak lain yang berkepentingan untuk pengambilan Forsyth (1980) mengatakan bahwa orientasi Auditor melakukan audit bukan semata-mata hanya publik dalam keputusan ketika menghadapi dilema etis. bisnis. Eksistensi auditor dari waktu ke waktu berpengaruh auditor akan Beberapa mempengaruhi karena perilaku auditor dan etis tidaknya keputusan perusahaan kegagalan bisnis pernah jatuh mereka yang dikaitkan dengan kegagalan auditor dalam yang diambil. Orientasi etis merupakan 33 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 memberikan opini. Issue mengenai etika Medonca, 1996 yang dikutip Audry, 2010). auditor sangat menarik sejak munculnya Magnis Suseno (1997) mengatakan bahwa kasus Enron yang melibatkan salah satu untuk menjaga harmonisasi sosial, maka kantor akuntan publik The Big Five Arthur suatu hubungan sosial di dalam lingkungan Andersen, selain itu juga ada kasus Xerox masyarakat Jawa dipengaruhi oleh dua dan Walt Disney. Di Indonesia, terdapat prinsip dasar yang menjelaskan ide-ide kasus PT Telkom, kasus KPMG-Siddharta orang Jawa tentang kehidupan yang baik, & Harsono dan masih banyak kasus-kasus yaitu pelanggaran etika serupa yang terjadi di menghargai (hormat). penghindaran konflik dan rasa Indonesia walaupun dengan bentuk yang Berdasarkan uraian di atas, maka berbeda. Akibat dari beberapa kasus yang peneliti tertarik untuk mengambil judul menimpa auditor tersebut, pengguna laporan “Pengaruh Orientasi Etis, Equity Sensitivity, keuangan mulai mempertanyakan eksistensi dan Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis auditor Auditor pada Kantor Akuntan Publik di yang seharusnya menyelesaikan pekerjaannya mampu tanpa Yogyakarta”. melakukan pelanggaran etika. Penelitian mengenai faktor-faktor METODE PENELITIAN yang memengaruhi sikap dan perilaku Tempat dan Waktu Penelitian etis seseorang salah satunya adalah equity Penelitian ini dilaksanakan di Kantor sensitivity atau prinsip keadilan. Huseman Akuntan Publik wilayah Yogyakarta. Waktu (1987) menjelaskan bahwa individu dapat penelitian ini dikategorikan sebagai benevolent (givers), Desember 2014 sampai Maret 2015. dilaksanakan dari bulan equity sensitivity, dan entitleds (getters). Bila dikaikan dengan keadilan, ternyata aspek moral yang lebih Jenis penelitian yang digunakan adalah berbicara. Kemampuan seorang profesional penelitian kausal komparatif. Penelitian dalam memahami persoalan etika juga kausal komparatif merupakan tipe penelitian sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dengan dia berada. Dominasi budaya dalam sebuah hubungan sebab-akibat antara dua variabel masyarakat atau perilaku dari budaya Jenis Penelitian akan berpengaruh individu. Pendapat terhadap umum karakteristik lebih. pengidentifikasian masalah Peneliti fakta berupa melakukan atau peristiwa menyatakan bahwa budaya Jawa menjadi tersebut sebagai variabel dependen, dan budaya melakukan penyelidikan terhadap variabel- dominan yang mempengaruhi perilaku manusia Indonesia (Kanungo dan 34 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 variabel yang mempengaruhi (variabel norma sosial yang diterima secara umum independen) (Indriantoro, 1999). oleh masyarakat sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik. Perilaku etis ini dapat menentukan Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 61) populasi kualitas individu. Kemampuan untuk adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: dapat mengidentifikasi perilaku etis dan objek atau subjek yang mempunyai kualitas tidak etis sangat berguna dalam semua dan karakteristik tertentu yang ditetapkan profesi termasuk auditor. Pendidikan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akuntan yang professional tidak hanya ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2012: 62) menekankan pengembangan skills dan juga mendefinisikan sampel merupakan knowledge saja, tetapi juga standar etis bagian dari jumlah dan karakteristik yang dan komitmen professional. Perilaku Etis dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi Auditor dalam penelitian ini adalah seluruh auditor menunjukkan perilaku etis auditor dalam yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik etika profesi. Penelitian ini memfokuskan yang ada di Yogyakarta. Jumlah Kantor perilaku etis pada faktor-faktor atau Akuntan Publik yang terdaftar dan yang substansi diambil untuk penelitian ini sebanyak 11 dikembangkan Sihwahjoeni dan Gudono KAP dengan jumlah auditor 119 orang. (2000) dengan menggunakan indikator Jumlah pelaksanaan kode etik, dan penafsiran tersebut merupakan populasi sekaligus sampel yang digunakan dalam adalah kode variabel etik yang akuntan yang dan penyempurnaan kode etik. penelitian ini. b. Variabel Independen Dalam penelitian ini terdapat tiga Definisi Operasional Variabel Penelitian variabel independen, yaitu Orientasi Etis a. Variabel Dependen Idealisme Variabel dependen sering disebut (X1), Orientasi Etis Relativisme (X2), Equity Sensitivity (X3), pula sebagai variabel terikat. Variabel dan terikat yang Sugiyono (2012: 59) variabel bebas atau dipengaruh atau menjadi akibat dari variabel independen adalah variabel yang adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: mempengaruhi 59). Variabel dalam penelitian ini adalah timbulnya Perilaku Etis Auditor (Y). dependen). merupakan variabel Budaya Jawa atau variabel (X4). Menurut menjadi terikat sebab (variabel Perilaku etis merupakan perilaku Orientasi etis diartikan sebagai dasar yang dilakukan sesuai dengan norma- pemikiran untuk menentukan sikap, arah 35 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 dan sebagainya secara tepat dan benar menjunjung tinggi yang berkaitan dengan dilema etis. kesederhanaan. Sebagaimana telah disebutkan bahwa mendasari orientasi etis ini diklasifikasikan menjadi penghindaran idealisme dan relativisme. Orientasi etis menghormati (respect). kesopanan dan prinsip yang Dua budaya Jawa konfik adalah dan rasa idealisme lebih mengacu pada tindakan individu yang harus sesuai dengan nilai- Instrumen Penelitian nilai moral yang berlaku. Sedangkan relativisme merupakan suatu Instrumen penelitian merupakan alat sikap ukur yang digunakan dalam melakukan penolakan terhadap nilai-nilai moral yang penelitian. Instrumen absolut. digunakan dalam Equity sensitivity merupakan suatu penelitian penelitian ini yang ialah Perilaku Etis Auditor dengan indikator yang persepsi seseorang terhadap keadilan berupa: dengan membandingkan antara inputs penafsiran dan dari Indikator Orientasi Etis Idealisme meliputi: lain. Husemen (1987) membagi Suatu tindakan tidak boleh merugikan orang persepsi individu terhadap equity dan lain, seseorang tidak boleh mengancam inequity dalam tiga kategori yakni: kehormatan dan kesejahteraan orang lain, benevolents, dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan entitleds. Individu benevolent cenderung norma universal, dan tindakan moral adalah berperilaku murah hati dan lebih senang sesuai dengan tindakan yang sifatnya ideal. memberi daripada menerima. Individu Indikator Orientasi Etis Idealisme meliputi: equity sensitivities digambarkan sebagai aturan etika berbeda pada setiap komunitas, individu yang memiliki keseimbangan prinsip moral dipandang sebagai sesuatu antara inputs dan outcomes. Sedangkan yang sifatnya subyektif, penetapan aturan individu entitled digambarkan sebagai etika individu yang lebih senang menerima hubungan manusia yang lebih baik, dan lebih daripada memberi. kebohongan dinilai bermoral atau tidak outcomes orang yang equity diperoleh sensitivities, Budaya Jawa merupakan budaya yang cenderung mempunyai pelaksanaan secara tergantung ciri dan etik, penyempurnaan tegas akan pada mengelilinginya. kode yang Sensitivity menjunjung tinggi nilai harmoni. Budaya indikatornya Jawa entitleds. Indikator Budaya Jawa meliputi: mengutamakan keselarasan dan keseimbangan, keserasian dalam berupa: kode. menciptakan situasi Equity dan benevolents dan penghindaran konflik dan rasa menghormati kehidupan sehari hari. Budaya Jawa (respect). 36 Instrumen Orientasi Etis JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 Idealisme, Equity Orientasi Sensitivity, Perilaku Etis Etis Relativisme, Budaya Auditor Jawa, No. Variabel Jumlah Butir Jumlah Butir yang Butir Tidak Valid dan menggunakan modifikasi skala likert 1 sampai 4. Valid 1 Teknik Pengumpulan Data survai dengan 2 menggunakan kuesioner. 3 Kuesioner cara memberikan 4 - 10 secara Orientasi 10 - 10 Equity 12 - 12 14 - 14 Sensitivity tertulis kepada responden untuk di jawab. dibagikan 10 Relativisme seperangkat pertanyaan atau pernyataan Kuesioner Orientasi Etis merupakan metode pengumpulan data yang dengan 11 Idealisme untuk memperoleh data primer dengan cara dilakukan - Etis kuesioner. Survai ini merupakan teknik menyebarkan 11 Etis Teknik pengumpulan data dilakukan melalui Perilaku 5 langsung Budaya Jawa kepada responden yakni auditor yang berada Total 57 57 pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. b. Uji Reliabilitas Uji Instrumen Penelitian Uji reliabilitas merupakan alat a. Uji Validitas Uji untuk mengukur suatu kuesioner yang untuk merupakan indikator dari variabel atau mengukur sah atau valid tidaknya suatu konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel kuesioner. akan atau handal ketika jawaban seseorang dikatakan valid apabila pertanyaan pada terhadap pertanyaan adalah konsisten kuesioner atau stabil dari waktu ke waktu (Imam sesuatu validitas digunakan Suatu kuesioner mampu yang akan mengungkapkan diukur oleh Gozali, kuesioner tersebut (Imam Gozali, 2011: 2011: 47). Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian: 52). Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian: 37 Uji JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 No Variabel 1 Perilaku Cronbach Krite- Ket. secara signifikan. Dua variabel dikatakan Alpha mempunyai hubungan yang linear bila ria 0, 856 0,7 Etis 2 Orientasi 0,800 0,7 Etis Reli signifikansinya kurang dari 0,05 (Gendro abel Wiyono, Reli linearitas: Hubungan Orientasi 0,880 0,7 Etis Equity 0, 804 0,7 Budaya 0, 805 0,7 Jawa Linearitas Keterangan (X1) – (Y) 0,016 Linear (X2) – (Y) 0,001 Linear Reli (X3) - (Y) 0,000 Linear abel (X4) - (Y) 0,000 Linear abel Sensitivity 5 pengujian Variabel Reli Relativisme 4 Hasil abel Idealisme 3 2011). Reli abel b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah uji Teknik Analisis Data yang bertujuan untuk menguji apakah Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu: 1) uji asumsi klasik, dimana uji yang dalam digunakan model regresi terjadi linearitas, uji ketidaksamaan variance dari residual dan uji satu pengamatan ke pengamatan yang multikolinearitas, 2) uji hipotesis, dimana uji lain. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah analisis regresi linear adalah signifikansi dari variabel bebas sederhana lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi adalah uji heteroskedastisitas, dan analisis regresi linear heteroskedastisitas berganda. 2011: HASIL PENELITIAN heteroskedastisitas: DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Linearitas Uji linearitas mengetahui apakah bertujuan 143). untuk variabel-variabel penelitian yang digunakan mempunyai hubungan yang linear ataukah tidak 38 (Imam Hasil Ghozali, pengujian JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 Variabel Sig Orientasi Keterangan 0,142 Etis Perhitungan Variabel Tidak terjadi Tole- heteroskedastisitas Orientasi 0,267 Etis Sensitivity 0,604 Jawa 1,205 Tidak terjadi Etis multiko- heteroskedastisitas Idealisme linearitas Orientasi 0,076 Budaya 0,830 Tidak terjadi Relativisme Equity VIF rance Idealisme Orientasi Keterangan 0,660 1,515 Tidak terjadi Tidak terjadi Etis multiko- heteroskedastisitas Relativisme linearitas Tidak terjadi Equity heteroskedastisitas Sensitivity 0,552 1,811 Tidak terjadi multikolinearitas Budaya c. Uji Multikolinearitas 0,669 1,494 Jawa Tidak terjadi multiko- Uji multikolinearitas dimaksudkan linearitas untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan Uji Hipotesis variabel independen yang lain. Jika VIF a. Analisis Regresi Sederhana < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 maka 1) Terdapat Pengaruh Orientasi Etis model dapat dikatakan terbebas dari Idealisme terhadap Perilaku Etis multikolinearitas dan dapat digunakan Auditor dalam penelitian 2011:106). (Imam Hasil Ghozali, Berikut ini hasil perhitungan pengujian hipotesis 1: multikolinearitas: Variabel Koefi- t sien hitung t tabel Sig 2,035 0,013 Regresi Konstanta 14,975 Orientasi 0,660 2,601 Etis Idealisme Adjusted R Square : 0,135 39 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 Berdasarkan regresi perhitungan linear sederhana berlaku, tanpa sedikitpun keluar yang dari aturan atau moral ditunjukkan tabel di atas, maka tersebut. persamaan untuk mengindikasikan bahwa terdapat hipotesis 1 adalah Y = 14,975 + pengaruh Orientasi Etis Idealisme 0,660X1. Nilai r2 sebesar 0,135 hal terhadap Perilaku Etis Auditor. garis regresi Hasil nilai penelitian ini ini menunjukkan 13,5% Perilaku Etis Auditor dipengaruhi oleh 2) Terdapat Pengaruh Orientasi Etis Orientasi Etis Idealisme, sedangkan Relativisme terhadap Perilaku Etis sisanya sebesar 86,5% dipengaruhi Auditor oleh variabel lain di luar penelitian Berikut ini hasil perhitungan ini. Uji t statistik untuk variabel Orientasi Etis hipotesis 2: Idealisme menghasilkan nilai signifikan 0,013 Variabel Koefi- t t yang berarti lebih kecil dari nilai sien hitung tabel 0,05, sehingga dapat disimpulkan Regresi bahwa hipotesis pertama diterima. Hasil penelitian ini mendukung Konstanta 51,130 Orientasi -0,589 hasil penelitian yang dilakukan Etis oleh Relativisme Audry menyimpulkan Idealisme (2010) yang Orientasi Etika berpengaruh - Sig 2,035 0,001 3,438 Adjusted R Square : 0,226 positif terhadap Perilaku Etis Auditor. Berdasarkan perhitungan Seseorang auditor yang memiliki regresi sikap idealisme akan menemukan ditunjukkan tabel di atas, maka adanya masalah etika dan dalam persamaan memutuskan suatu tindakan lebih hipotesis 2 adalah Y = 51,130 - mengarah atau 0,589X2. Nilai r2 sebesar 0,226 hal ditetapkan ini menunjukkan 22,6% Perilaku aturan pada yang sebelumnya pedoman telah sehingga akan Etis linear sederhana garis Auditor regresi dipengaruhi yang untuk oleh berperilaku etis. Seorang auditor Orientasi yang idealis akan melaksanakan sedangkan sisanya sebesar 77,4% pekerjaan profesionalnya mengacu dipengaruhi oleh variabel lain di pada aturan atau nilai moral yang 40 Etis Relativisme, JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 luar penelitian ini. Uji t statistik untuk variabel Relativisme 3) Terdapat pengaruh Equity Orientasi Etis sensitivity terhadap Perilaku Etis menghasilkan nilai Auditor signifikansi 0,001 yang berarti Berikut ini hasil perhitungan lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga hipotesis 3: dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Variabel Koefisien t t Regresi hitung tabel 7,306 2,035 0,000 Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Konstanta 9,446 oleh Revita Mardani (2014) yang Equity 0,729 menyimpulkan bahwa relativisme Sensitivity berpengaruh positif terhadap Sig Adjusted R Square : 0,586 persepsi mahasiswa akuntansi atas perilaku tidak etis akuntan. Orang yang mempunyai Berdasarkan karakteristik regresi perhitungan linear sederhana yang relativisme cenderung akan setuju ditunjukkan tabel di atas, maka atau mentolelir terhadap perilaku persamaan tidak etis yang terjadi, sehingga hipotesis 3 adalah Y = 9,446 + mempunyai kemungkinan untuk 0,729X3. Nilai r2 sebesar 0,586 hal melakukan perilaku ini menunjukkan 58,6% Perilaku tidak etis. garis regresi untuk Penelitian ini juga mendukung Etis penelitian Falah (2006) yang secara Equity spesifik bahwa sisanya sebesar 41,4% dipengaruhi relativisme berpengaruh terhadap oleh variabel lain di luar penelitian sensitivitas ini. Uji t statistik untuk variabel menemukan etika. Dimana Auditor dipengaruhi Sensitivity, oleh sedangkan sensitivitas etika merupakan Equity kemampuan untuk menyadari nilai signifikansi 0,000 yang berarti adanya nilai-nilai etika dalam suatu lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga keputusan yang akan mengacu pula dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada perilaku etis auditornya. Hasil ketiga diterima. penelitian ini mengindikasikan Sensitivity menghasilkan Hasil penelitian ini mendukung bahwa terdapat pengaruh Orientasi penelitian Etis Relativisme terhadap Perilaku (2005) yang menyebutkan secara Etis Auditor. 41 Putri Nugrahaningsih JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 statistik, auditor benevolents ini menunjukkan 34,7% Perilaku cenderung mempunyai perilaku etis Etis daripada auditor entitleds. Namun, Budaya Jawa, sedangkan sisanya penelitian ini membantah hasil sebesar 65,3% dipengaruhi oleh penelitian yang dilakukan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Jurica dan Gunardi (2012) yang Uji menyimpulkan Budaya Jawa menghasilkan nilai sensitivity bahwa tidak equity berpengaruh Auditor t dipengaruhi statistik untuk signifikansi 0,000 oleh variabel yang berarti terhadap perilaku etis mahasiswa lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga akuntansi Universitas Bakrie. Hasil dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian keempat diterima. ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh Equity Hasil penelitian ini mendukung Sensitivity terhadap Perilaku Etis hasil penelitian yang dilakukan Auditor. oleh Audry (2010) yang menyimpulkan bahwa Budaya Jawa 4) Terdapat pengaruh Budaya Jawa berpengaruh terhadap Perilaku Etis Auditor berasal dari jawa dan memegang hipotesis 4: teguh prinsip-prinsip dalam budaya Jawa Koefisien t t Regresi hitung tabel Konstanta 8,833 Budaya 0,608 terhadap Perilaku Etis Auditor. Auditor yang Berikut ini hasil perhitungan Variabel positif akan mengembangkan Sig Hasil cenderung perilaku penelitian etis. ini mengindikasikan bahwa terdapat 4,545 2,035 0,000 pengaruh Budaya Jawa terhadap Perilaku Etis Auditor. Jawa Adjusted R Square : 0,347 5) Terdapat pengaruh Orientasi Etis Berdasarkan regresi linear Idealisme, perhitungan sederhana Orientasi Etis Relativisme, Equity Sensitivity, dan yang ditunjukkan tabel di atas, maka Budaya persamaan terhadap Perilaku Etis Auditor garis regresi untuk Jawa secara simultan Berikut ini hasil perhitungan hipotesis 4 adalah Y = 8,833 + hipotesis 5: 0,608X4. Nilai r2 sebesar 0,347 hal 42 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 Koefisien uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar Regresi 24,397 lebih besar dari Ftabel yaitu Konstanta -7,696 2,65. Uji F statistik untuk variabel Orientasi Etis 0,460 independensi menghasilkan nilai Variabel signifikansi 0,000 Idealisme Orientasi Etis yang berarti lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga -0,056 dapat disimpulkan bahwa hipotesis Relativisme Equity kelima diterima. Perilaku etis audit 0,603 sangat Sensitivity Budaya Jawa Adjusted R oleh pedomannya auditor 0,199 sebagai 0,717 pengambilan keputusan audit. Beberapa faktor dapat Square dalam 0,000 mempengaruhi perilaku etis yang F F dilakukan oleh auditor. Pertama, Hitung Tabel orientasi etis yang dikendalikan 24,397 2,65 oleh Sig Nilai F diperlukan dua karakteristik yaitu relativisme dan idealisme. Kedua, Berdasarkan regresi linear equity perhitungan sederhana sensitivity menggambarkan yang yang keseimbangan ditunjukkan tabel di atas, maka antara inputs dan outcomes. Ketiga, persamaan untuk budaya Jawa yang mempunyai hipotesis 5 adalah Y = -7,696 + prinsip penghindaran konflik dan 0,460 X1 -0,056 X2+ 0,603 X3+ rasa menghormati. Dari beberapa 0,199 X4. Nilai R2 sebesar 0,717 hal faktor tersebut yakni orientasi etis, ini menunjukkan 71,7% perilaku equity sensitivity dan budaya Jawa etis oleh auditor dimungkinkan memberikan Orientasi Etis Idealisme, Orientasi pengaruh terhadap perilaku etis Etis Relativisme, Equity Sensitivity, audit. garis auditor regresi dipengaruhi Hasil dan Budaya Jawa secara simultan, penelitian ini sedangkan sisanya sebesar 28,3% mengindikasikan bahwa terdapat dipengaruhi oleh variabel lain di pengaruh Orientasi Etis Idealisme, luar Setelah Orientasi Etis Relativisme, Equity dilakukan uji signifikansi dengan Sensitivity, dan Budaya Jawa secara penelitian ini. 43 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 simultan berpengaruh terhadap 0,050). Besarnya nilai koefisien regresi Perilaku Etis Auditor. X2 -0,589 dan bilangan konstantanya 51,130. Persamaan garis regresinya SIMPULAN DAN SARAN adalah Y = 51,130 - 0,589X2. Simpulan c. Terdapat pengaruh Equity sensitivity Berdasarkan analisis data peneliti, terhadap Perilaku Etis Auditor pada maka kesimpulan yang dapat diambil dalam Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. penelitian ini adalah: Hal ini dibuktikan melalui analisis pengaruh Orientasi Etis regresi sederhana diperoleh nilai r2 terhadap Perilaku Etis sebesar 0,586, dapat diartikan besarnya Auditor pada Kantor Akuntan Publik di pengaruh Equity Sensitivity terhadap Yogyakarta. Hal ini dibuktikan melalui Perilaku Etis Auditor yaitu 58,6%. Hasil analisis regresi sederhana diperoleh uji nilai r2 sebesar 0,135, dapat diartikan signifikansi lebih kecil dari level of besarnya pengaruh Orientasi Etis significant (0,000 < 0,050). Besarnya Idealisme terhadap Perilaku Etis nilai koefisien regresi X3 0,729 dan a. Terdapat Idealisme t statistik menghasilkan nilai Auditor yaitu 13,5%. Hasil uji t statistik bilangan menghasilkan nilai signifikansi lebih Persamaan garis regresinya adalah Y = kecil dari level of significant (0,013 < 9,446 + 0,729X3. 0,050). Besarnya nilai koefisien regresi d. Terdapat konstantanya pengaruh 9,446. Budaya Jawa X1 0,660 dan bilangan konstantanya terhadap Perilaku Etis Auditor pada 14,975. Persamaan garis regresinya Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. adalah Y = 14,975 + 0,660X1. Hal ini dibuktikan melalui analisis b. Terdapat pengaruh Relativisme terhadap Orientasi Etis regresi sederhana diperoleh nilai r2 Perilaku Etis sebesar 0,347, dapat diartikan pula Auditor pada Kantor Akuntan Publik di besarnya Yogyakarta. Hal ini dibuktikan melalui terhadap Perilau Etis Auditor yaitu analisis regresi sederhana diperoleh 34,7%. nilai r2 sebesar 0,226, dapat diartikan menghasilkan nilai signifikansi lebih besarnya pengaruh pengaruh Hasil Budaya uji F Jawa statistik Orientasi Etis kecil dari level of significant (0,000 < Perilaku Etis 0,050). Besarnya nilai koefisien regresi Auditor yaitu 22,6%. Hasil uji t statistik X4 0,608 dan bilangan konstantanya menghasilkan nilai signifikansi lebih 8,833. kecil dari level of significant (0,001 < adalah Y = 8,833 + 0,608X4. Relativisme terhadap 44 Persamaan garis regresinya JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 e. Terdapat pengaruh Orientasi Etis lain untuk dapat menjelaskan perilaku Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, etis auditor dari sudut pandang lain Equity Sensitivity, dan Budaya Jawa dengan secara simultan terhadap Perilaku Etis menambahkan faktor-faktor lain yang Auditor. Hal ini dibuktikan melalui dijadikan sebagai variabel independen, analisis regresi berganda didapatkan yang dapat menjelaskan perilaku etis nilai R2 sebesar 0,717 atau memiliki arti auditor dengan lebih baik kedalam Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis model penelitian ini. Relativisme, Equity Sensitivity, dan lebih baik. Dengan c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Budaya Jawa mempunyai pengaruh menambah variabel terhadap Perilaku Etis Auditor sebesar dapat memperkuat atau memperlemah 71,7%. Selain itu signifikansi lebih variabel independen terhadap variabel kecil dari pada level of significant dependen (Perilaku Etis Auditor). (0,000 < 0,050). Persamaan garis d. Penelitian moderasi selanjutnya regresinya adalah Y = -7,696 + 0,460 memperhatikan X1 - 0,056 X2 + 0,603 X3 + 0,199 X4. Waktu agar waktu penelitian yang lebih penelitian. diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor sehingga Saran Berdasarkan hasil penelitian serta halhal yang terkait dengan tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih tinggi. keterbatasan e. Bagi auditor penelitian ini, maka dapat diberikan saran- memutuskan saran sebagai berikut: berdasarkan a. Untuk meminimalisasi bias akibat dari moralnya, sebaiknya suatu tindakan dalam harus prinsip-prinsip dimana etika perbuatan yang sedikitnya responden dan agar hasil bermoral itu tidak menimbang positif penelitian untuk atau negatifnya. Dengan demikian, generalisasi, maka penelitian sebaiknya auditor akan lebih berperilaku etis dilakukan dalam cakupan yang lebih dalam melaksanakan pekerjaannya. luas yakni dengan menambah jumlah f. Auditor seharusnya meyakini bahwa sampel dapat penelitian digunakan memperluas prinsip-prinsip etika merupakan hal wilayah sampel penelitian, bukan hanya yang penting untuk dijadikan bagian di wilayah Yogyakarta tetapi juga di dari kode etik. Dimana prinsip-prinsip kota-kota lainnya. etika tersebut akan menjadi pedoman b. Penelitian dan selanjutnya, perlu dalam menjalankan tugasnya, sehingga menambahkan faktor-faktor penjelas ketika 45 seorang auditor sudah JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 melaksanakan sesuai dengan etika yang Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor- ada maka ia akan lebih berperilaku etis. Faktor Individual: Locus Of Control, g. Auditor dalam melaksanakan pekerjaan profesional hendaknya Job tidak hanya Experience, Skripsi. memikirkan kepuasannya saja ketika Dan Gender)”. Universitas Hasanuddin Makassar. Audry Leiwakabessy. (2010). “Pengaruh bisa mendapatkan sesuatu dari tempat kerja. Tetapi ia juga harus memikirkan Orientasi bagaimana kontribusi terhadap Perilaku Etis Auditor”. Jurnal dalam menyelesaikan tugasnya dengan Maksi. Vol 10 No.1 Januari 2010: 1- baik. 15. memberikan Aziza h. Apabila seorang auditor mempunyai dan Etis dan Salim. Budaya (2008). Jawa “Pengaruh perbedaan pendapat dengan pimpinan, Orientasi Etika pada Komitmen dan hendaknya menyampaikan pendapatnya Sensitivitas Etika Auditor”. SNA 11 dengan Pontianak. cara pimpinannya yang baik tanpa kepada Erna Hendrawati. (2011). “ Independensi menimbulkan konflik. Musyawarah bersama dalam Auditor memecahkan akan Penghindaran Konflik dan Prinsip menghasilkan keputusan yang lebih Penghargaan pada Budaya Jawa”. baik. Swastika Jurnal Ekonomi, Sains, dan masalah dalam Perpektif Prinsip Pendidikan.Vol 3 No. 1 Mei 2011: 4862. DAFTAR PUSTAKA Adji Praktikto. (2012). “Pengaruh Budaya Terhadap Kinerja Fatmawati, Perekonomian. N. D. Pengaruh (2007). Faktor-faktor “Analisis Individual Buletin Studi Ekonomi”. Vol, 17 terhadap Perilaku Etis Auditor di KAP No.2:98-115. (Survey pada Auditor Al Haryono Jusup. (2001). Auditing ( Akuntan Publik di Kantor Yogayakarta dan Pengauditan ). Yogyakarta : STIE Surakarta)”. YKPN. Universitas Muhammadyah Surakarta. Skripsi. Surakarta: Forsyth, D. R., (1980). “A Taxonomy of Alvin. A. Arens, James. K. Loebbecke. (2003). Auditing Pendekatan Terpadu. Ethical (Alih bahasa oleh Yusuf. A. A.). Personality and Social Psychology. Jakarta: Salemba Empat. Vol 39. pp. 175-184. Arianti. (2012). “Analisis Perbedaan Gendro Perilaku Etis Auditor Dalam Etika Ideologies”. Wiyono. (2011). Journal of Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisis 46 JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0 Edisi 1. Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Indonesia Vol 1 (1) Jan: 13-28. Herawati dan Susanto. (2009). “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Khairul Bahrun. (2002). “Analisis Pengaruh dan Dimensi Nilai Budaya terhadap Sikap Etika Profesi terhadap Pertimbangan Komitmen Tingkat Materialitas Akuntan Publik”. Kepuasan Kerja Karyawan”. Thesis. Jurnal Semarang: Universitas Diponegoro. Akuntansi dan Keuangan dan Lia Nurfarida. (2011). “Pengaruh Budaya Vol.11 No.1 Higgins dan Kelleher. (2005). Comparative Perspectives Organisasional on the Etis Organisasi dan Orientasi Etika Ethical Terhadap Komitmen Organisasi dan Orientations of Human Resources, Sensitivitas Etika Auditor”. Skripsi. Marketing and Finance Functional Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Managers. Journal of Business Ethics, Lucyanda, J. & Endro, G. (2012). “Faktor- Vol.56, pp. 275-288. Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Husemen, R. C., Hatfield, J. D., & Miles, E. Etis Mahasiswa Akuntansi Universitas W. (1987). A New Perspective on Bakrie”. Media Riset Akuntansi, Vol Equity Theory: The Equity Sensitivity 2: 113-142. M. Khairul Dzakirin. (2013). “Orientasi Construct. Academy of Management Review, Vol.12: 222-234. Idealisme, Ihyaul Ulum M.D. (2009). Audit Sektor Relativisme, Pengetahuan, dan Tingkat Gender: Publik, Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pengaruhnya pada Persepsi Mahasiswa Bumi Aksara. tentang Krisis Etika Akuntan Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Profesional”. Universitas Brawijaya.M. Multivariat Dengan Program IBM Syarifuddin. (2005) Kasus Mulyana dalam SPSS 19. Semarang: UNDIP. Perspektif Etika, Suara Merdeka. April hal.6. Indriantoro, Nur, dan Bambang. (1999). Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Ke Enam. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Jakarta : Salemba Empat. Manajemen. Poerhadiyanto dan Sawarjuwono. (2002). Yogyakarta: BPFE. “Menegakkan Khomsiyah dan Nur Indriantoro. (1998). Independensi Auditor dari Pengaruh Budaya “Pengaruh Orientasi Etika terhadap Jawa: Tata Krama, Suba Sita, Komitmen, dan Sensitivitas Etika Gelagat Akuntan publik Pemerintah di DKI 47 Pasemon”. Simposium JURNAL NOMINAL / VOLUME IV NOMOR 1 / TAHUN 2015 Nasional Akuntansi V Semarang, 5- Suharsimi 6 September. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Putri Nugrahaningsih. (2005). “Analisis Jakarta: Rineka Cipta. Perbedaan Perilaku Etis Auditor di Sujamto. (1992). Refleksi Budaya Jawa. Kantor Akuntan Publik dalam Etika Semarang: Dahara Prize Profesi (Studi terhadap Peran Faktor- Sumarni dan Wahyuni. (2006). Metodologi faktor individual: Locus of Control, Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Offset. Equity Sensitivity)”. Simposium Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Nasional Akuntansi VIII Solo: 617- Yogyakarta: Andi Offset. 630. Syaikul Falah. (2006). Pengaruh Budaya Ricky Griffin dan Ronald J. Ebert. (2006). Bisnis Edisi Kedelapan. Etis Organisasi dan Orientasi Etika Jakarta: terhadap Sensitivitas Etika. SNA X Erlangga. Makasar. Sevrida Verawaty Lamtiurma Purba. (2011). Unti Ludigdo. (2007). Paradoks Etika “Pengaruh Orientasi Etis Terhadap Akuntan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pertimbangan Etis Auditor dengan Budaya Etis Organisasi Ustadi, N. H., & Utami, R. D. (2005). “Analisis sebagai Perbedaan Faktor-faktor variabel Moderating (studi empiris Individual Terhadap Persepsi Perilaku pada KAP di Semarang)”. Skripsi. Etis Mahasiswa. Jurnal Akuntansi & Semarang: Universitas Diponegoro. Auditing”. Sihwahjoeni dan Gudono, M. (2000). Velasquez, Manuel G. (2002). Etika Bisnis. Riset Akuntansi Yogyakarta : ANDI. Indonesia. Vol.3 (2) Juli: 168-184. Sugiyono. (2009). Kuantitatif, Metode Kualitatif Weathington, B. L., & Reddock, C. M. (2011). “Equity Sensitivity in “Fringe” Penelitian dan 01/No.02/Mei: 162-180. “Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan”. Jurnal Volume R&D. Benefit Bandung: CV Alfabeta. Value and Satisfaction”. Institute of Behavioral and Applied _______. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Management. Bandung: CV Alfabeta. _______. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. 48