BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Pandji dan Piji (2003:6) Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Pasar modal rnemberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal, dalam hal ini disebut sebagai investor dengan pirfaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yarg go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga alilrirnya dapat memaksimumkan penghasilan. 2.2 Pengertian Harga Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian satram ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuatr perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli satram, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang satram perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang meoerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa kitatelah menyetor sejumlah unng. Dalam investasi saham, yang kitaterima bukan slip melainkan saham. Menurut Pandji dan yaitu: a. Harga Nominal b. Harga saham perdana c. Harga pasar PIi (2003:58) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 8 2.3 Jenis-Jenis Saham Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu 2.3.1 : Saham Biasa Saham biasa merupakan pemilik sebenamya dari Perusahaan, Mereka menanggung risiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan jelek, mereka tidak menerima dividen. Dan sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar balrkan saham bonus. Pemegang saham biasa pemegang saham) dan ini memiliki hak suara dalam RUPS (rapat umum ikut menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagr sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen. Karakteristik Satram biasa adalah sebagai berikut: o o Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris r Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja Hak didalrulukau bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru 2.3.2 Saham Preferen Selain saham biasa kita juga mengenal adanya saham preferen. Sesuai namanya, saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut: o Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda o Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen o dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode bedalan dan lebih dahulu dari saham biasa o Konvertibilitas, dapatditukar menjadi saham biasa bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk 2.4 Faktor yang mempengaruhi harga saham Faktor-faktor yang memperngaruhi harga saham adalatr proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh lab4 tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan pada equitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala ekstemal adalah seperti kegiatan perekonomianpaflaumulnya, pajak dan keadaan bursa saham. 9 2,5 Pengefiian Penilaian fnvestasi Penilaian satram adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi/variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga. 2.6 Analisis Fundamental dan Teknikal Analisis yang digunakan dalam penilaian harga saham adalah l. Analisis Fundamental Analisis ini berhubungan dengankondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Apakah sehat atau tidak dan sebagainya.(Panji dan Piji,2003:109). 2. Analisis Teknikal Analisis Teknikal adalah analisis penentuan harga saham (asset keuangan) sebuah perusahaan publik yang didasarkan atas relasi penawaxan-permintaan terhadap saham. Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik atau program komputer 2.7 Analisis Rasio Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tert entu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnya hanyalatr alat yang dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. 2.8 Penggolongan Rasio Mentrut R. Agus sartono (201I :ll4),penggolongan rasio terdiri dari l) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) 2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios) 3/ Rasio RentabilitaslProfitabilitas (Profitability Ratios) 4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios) : -5l Rasio Pasar (Market Ratias) Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per satram. 10 Rasio Pasar Menurut Hanafi Q0Aa:a\. Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investoro meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Menurut Darmadji dBn Fakhruddin (dalarn Widodo, 2007), Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilu Earning Per Share (EPS) tentu saja menggembirakan pemegang saharn karena semakin besar laba yang disediakan pemegang saham. Earning Per Share (EPS) dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik perhatian calon investor sehingga Earning Per Share (EPS) tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh pihak manajemen untuk mempengaruhi keputusan akhir pihak-pihak tertentu. Signaling theory menjelaskan bahwa informasi tentang laporan keuangan perusahaan yang digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan di masa mendatang. Sinyal perubatran Earning Per Share (EPS) dapat dilihat dari reaksi harga saham. Peningkatan Earning Per Share (EPS) akan membuat pasff bereaksi positif (mendukung signaling theory) bila pasar cenderung menginterpretasikan bahwa peningkatan Earning Per Share (EPS) dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang, demikian juga sebaliknya pasar akan bereaksi negatif jika terjadi penunrnan Earning Per Share (EPS)" yang dianggap sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusatraan di masa mendatang. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut P/E Ratio merupakan rasio pasar yang digunakan untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja satlam suatu perusahaan terhadap kinerja perusahan yang dicerminkan oleh EPS (Earning Per Share) -nya. Makin besar P/E Ratio suatu saham, maka saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per lembar berarti harga saham tersebut Jika dikatakan l0 kali lipat satram PIE Ratio l0 kali, terhadap EPS-nya (pendapatan bersih per lembar saham). Saham yang mempunyai P/E Ratio semakin kecil akan semakin bagus, yang berarti saham tersebut semakin murah. Perhatikan bahwa P/E Ratio ini merupakan salah satu segi memandang kinerja return saham. Biasanya, P/E Ratio suatu saham dibandingkan dengan PIE Ratio industiny4 untuk melihat kinerja saham 11 tersebut terhadap kinerja saham rutturatapada industri tersebut (Ang, 1997). Menurut Sangaji (2003) P/E Ratio merupakan rasio harga saham suatu perusalraan dengan pendapatan per lembar saham perusahaan tersebut. Harga saham yang dimaksud adalah harga pasar sahamo yang secara umum adalah harga penufupan saham tersebut. Pendapatan perusahaan adalah pendapatan bersih setelah pajak yang merupakan pendapatan 12 Bulan (l Tahun) sebelumnya atau disebut trailing earning. P/E Ratio merupakan salah satu metode evaluasi terhadap harga saham. Indikator P/E Ratio untuk mengevaluasi apakah saham overvalued atau undervalued. Para investor akan membeli saham ketika saham tersebut adalah undervalued, yaitu harga sebenamya lebih besar dari pada harga pasarnya. Sebatiknya para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overvalued, yaitu harga pasarnya lebih besar dari pada harga sebenarnya. PIE Ratio merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per lembar saham. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa, jika P/E Ratio semakin tinggi menyebabkan retum saham semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya, dengan asumsi EPS tetap. Perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mempunyai return saham tinggr, dan selanjutrya P/E ratio yang lebih tinggt, yang mendorong terjadinya growth stock, dan begitu juga sebaliknya. 1. Earning Per Share ( EPS ) Pengertian Earning Per Share menurut Irham Fahmi (2012:96) adalah, "bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang satram dari setiap lembar saham yang dimiliki." EPS Dividen Harga saham lemb ar s aharn ufiLlnn = j umlah 2. Price Earning Ralio (PER) (Tjiptono Darmadji,200l :139), Berdasarkan pendapat di atas, pengertian PER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham. (Arifin,2002:87), suatu perusahaan yang memiliki PER yang tinggi, berarti perusatraan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang, sebaliknya perusahaan dengan PER rendah akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah, semakin rendah PER suatu satram maka semakin baik atau murah harga untuk t2 diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cendrung semakin menurun atau karena meningkatrya laba bersih perusahaan. Jadi, semakin rendah nilai PER maka semkin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja perlembar satram dalam menghasilkan laba bersih perusahaan, semakin baik kinerja perlembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. PER 2,9 = Harga sahamper lembar sahwnbiasa lobaper lembar saham TingkatPengembalianlnvestasi Tingkat pengembalian ini dapatmelalui 1. Dividen Dividen adalah suatu keuntungan yang diberikan oleh perusatraan kepada pemegang saham yang biasanya dibagikan setiap setahun sekali. 2. Capital Gains Capital gains adalah suatu keuntungan yang diperoleh dari selisih jual harga beli saham. Apabila harga jualnya tinggi maka investor mendapat keuntungan dan harga jika jual rendah maka investor mengalami kerugian (Capital Ioss) (sawidji widiatrnodj o,2A04 : 42) zJA Risiko Investasi Risiko merupakan kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh adanya ketidakpastian kejadian yang dihadapi dimasa yang akan. Risiko menurut klasifikasinya terdiri dari (Mohamad,2006:285) : l. Risiko sistematis (Sytematic risk) Risiko ini merupakan resiko yang ditimbulkan bersifat makro seperti dasar pasar, politik yang terjadi disuatu negara yang dapat memperngaruhi perekonomian. 2. Risiko Unsistematis (Unsistematis risk) Resiko ini adalah resiko yang timbul bersifat makro seperti kerugian yang di alami oleh perusahaa resiko kebangkrutan, resiko manajemen, Risiko ini biasanya berasal dari dalam perusahaan. 13 2,ll PenelitienTerdahulu Tabel2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti Tahun 2015 Fajar Yusuf Buhadak Nengah Sudjana Variabel Hasil Penelitian Penelitian Judul : PENERAPAN Xr ANALISIS FUNDAMENT AL DENGAN METODE Xz: PRICE EARNING RATnO (PER) I.JNTUK ROE EPS X3= DPS )K-PER dan keputusan pada perusahaan Subsektor Food Beverage yang Terdaftardi BEI periode 20112013) ANALISIS And Sugiartiningsih 2004 SAHAM PADA subsektor Food and Beverage periode pengamatan 20ll sampai dengan 2013 menunjukkan adanya ketidakstabilan kondisi saham yaitu undervalued dan overvalued tetapi pada tahun 2012 seluruh kondisi saham Xr: ANTARA EPS Y: HARGA enam perusahaan overvalued. PENGARUH TERHADAP penelitian saham terhadap Y:Penilai wajaran selama investasi PENILAIAN KEWAJARA}I HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Hasil Eanring per EPS mempunyai Share pengaruh yang Harga Saham signifikan terhadap retum saham untuk perusahaan PERUSA}IAAN MANUFAKTUR DI BEI manufaktur pada kondisi EPSnya konsisten positif. L4 Nazwirman 20aE PENILAIAN HARGA SAHAM DENGA}I PNCE fuIKNING XT : Y: PER Saham earning dari saham tersebut lebih tinggi dari tingkat eaming minimal RATilO (PER): STUDI KASUS PADA SATIAM INDUSTRT yang diinginkan atau dengan kata MAKANAN DAN MINUMAN DI tingkat lain harga saham tersebut BURSA adalah murah. EFEK INDONESIA Ni Ketut Pebri 2015 Herlina Watir Maria M.Ratnasari2 RASIO PASAR Xr = Rasio Pasar DAN TIARGA Xz: Harga Saham Hasil SAHAM pengolahan data DI BURSA menunjukkan EFEK hasil INDONESIA bahwa seluruh variabel PERIODE independen, 2AO9-2073 yaitu EPS, DPS, DPR, DY, PE& PBV serta berpengaruh signifikan pada harga saham. Angrawit Kusumawardani 2010 ANALISIS PENGARUH EPS, PE& ROE, FL, DE& CR, ROA PADA HARGA SA}IAM DAN DAMPAKNYA TERTIADAP KINERJA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR BEI XT : EPS Xz = PER Xr= ROE &= FL Xs= DER Xo= CR Xz= ROA Y: Harga Saham Variabel yang berpengaruh secara Parsial pada harga saham hanya variabel EPS, PE& ROE, DER, ROA. 15 PERIODE 2005. 2009 EvaNovasari 2073 PENGARUH PE& EPS, ROADAN XT : PER PER, EPS, Xz = EPS ROA, dan DER X3= ROE secara simultan PERUSAHAAN )G= DER mempunyai SUB-SEKTOR Y = Harga Saham pengaruh yang DERTERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI signifikan TEXTILEYANG terhadap GOPUBLTC DI naiknya BURSAEFEK harga saham. INDONESIA (BEr) TAHr.rN 2009-2011. 2,12 KerangkaPemikiran Berdasarkan tinjauan penelitian sebetulnya dan kajian teoritis serta permasalahan yang dikemukakan, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis berikut ini digambarkan model (bagan) pengaruh antar variabel penelitian yang digunakan : Earning Per Share (EPS) (Xrl Price Earning Ratio (PER) (x, 2,13 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalatr 1. : Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Lembaga Pembiayaan 2. Price Earning Rarro (PER) berpengaruh Sub-sektor Lembaga Pembiayaan terhadap harga satram perusahaan 16 3. Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) secara bersamasama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Sub-sektor Lembaga Pembiayaan