(modulus young, hukum hooke, rangkaian pegas, dan energi

advertisement
PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIKUM ELASTISITAS
(MODULUS YOUNG, HUKUM HOOKE, RANGKAIAN PEGAS, DAN ENERGI
POTENSIAL PEGAS) BERBANTUAN MEDIA PEN TABLET DAN CAMTASIA
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
SMA KUTAPURA
LAPORAN KARYA INOVASI PEMBELAJARAN
(TINDAK LANJUT DIKLAT PKBKI PPPPTK-IPA)
OLEH
KADEK SETIADA, S.Pd.
([email protected]; 081916147188)
(contoh produk: https://youtu.be/4wGOs9PE6Po)
SEKOLAH MENENGAH ATAS KUTAPURA
YAYASAN PEMBANGUNAN DESA KUTA
KUTA, BADUNG
2016
NUPTK: 6756766666110002
NPWP: 47.871.194.8-902.000
Surat Keterangan Sehat
i
ii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dalam
bentuk laporan karya inovasi pembelajaran yang berjudul “Penggunaan Alat
Peraga Praktikum Elastisitas (Modulus Young, Hukum Hooke, Rangkaian
Pegas, dan Energi Potensial Pegas) Berbantuan Media Pen Tablet dan
Camtasia Studio sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas XI.IPA SMA Kutapura”. Pelaksanaan dan penyusunan laporan ini
disusun dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika di SMA
Kutapura, meningkatkan kemampuan guru dalam membuat dan mengembangkan
alat peraga praktikum (APP) Fisika, serta sebagai syarat mengikuti Simposium
Guru Nasional 2016.
Laporan karya inovasi pembelajaran APP ini dapat penulis selesaikan tepat
pada waktunya berkat Tuhan Yang Maha Esa, serta kerja sama, motivasi, arahan,
bantuan, saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak. Sebagai rasa
syukur dan hormat penulis, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih serta penghargaan kepada sebagai berikut.
1. Segenap fasilitator dari PPPPTK IPA Bandung yang telah memberikan
pengetahuan, motivasi, serta pendampingan selama kegiatan Diklat PKB
FKI dari tanggal 12 s.d. 18 Oktober 2015.
2. Ibu Dra. Ni Ketut Suarniti, selaku Kepala SMA Kutapura yang telah
memberikan dukungan moral dan materi kepada penulis dalam pembuatan
dan pengembangan alat peraga praktikum, menerapkannya di sekolah yang
dipimpinnya serta memfasilitasi, memediasi, dan memotivasi penulis dalam
penyusunan laporan ini.
3. Rekan-rekan guru di SMA Kutapura yang telah memberikan masukan dan
kerja samanya kepada penulis.
4. Staf pegawai SMA Kutapura yang telah banyak membantu penulis dalam
urusan administrasi sehingga laporan ini terselesaikan tepat waktu.
5. Siswa-siswi kelas XI.IPA SMA Kutapura tahun pelajaran 2015/2016 atas
segala bantuan dan kerja samanya selama penulis mengadakan penelitian.
6. Orang tua dan saudara tercinta atas doa yang telah diberikan.
iii
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia atas budi baik dari
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi perkembangan
dunia pendidikan terutama pembelajaran Fisika di masa yang akan datang.
Kuta, November 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ...........................................................................................
i
PERNYATAAN ...........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iii
DAFTAR ISI .................................................................................................
v
1. Pengantar ..........................................................................................
1
2. Masalah .............................................................................................
2
3. Pembahasan dan Solusi .....................................................................
3
3.1 Hasil Belajar ...............................................................................
4
3.2 Alat Peraga ..................................................................................
4
3.3 Pen Tablet ..................................................................................
5
3.4 Camtasia .....................................................................................
6
3.5 Keunggulan Karya yang Dibuat Diterapkan pada Materi ..........
6
3.6 Rancangan/Desain Alat Peraga Praktikum .................................
7
3.7 Prosedur Pembuatan Alat Peraga Praktikum ..............................
8
3.8 Implementasi pada Pembelajaran ................................................
11
3.9 Hasil Analisis Data Praktikum ...................................................
12
4. Kesimpulan dan Harapan Penulis .....................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
v
1. Pengantar
Fisika merupakan salah satu cabang sains memegang peranan begitu penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan antara lain: 1) teknologi modern berasal dari sains
Fisika, 2) Fisika diperlukan dalam memahami konsep ilmu lainnya, 3) melalui belajar
Fisika dapat mengembangkan kemampuan matematis dan verbal, 4) Fisika membawa
kesuksesan dalam bidang virtual, komputer, permesinan, dan kesehatan, 5) dengan
belajar Fisika mampu mengasah kemampuan berpikir yang sangat bernilai termasuk
dalam bidang ilmu lainnya, dan 6) lapangan pekerjaan yang sangat luas bagi orang-orang
yang menguasai sains Fisika (Koenecke & DeBella, 2008).
Dilihat dari objek kajiannya, Fisika merupakan ilmu yang mempelajari materi dan
energi. Setiap materi memiliki karakteristik masing-masing, antara lain massa jenis, kalor
jenis, konduktivitas, dan elastisitas. Elastisitas menyatakan keadaan benda yang dapat
kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang bekerja pada benda dihilangkan.
Elastisitas suatu bahan ditemukan oleh Thomas Young yang dikenal dengan modulus
elastisitas (modulus Young) yaitu perbandingan tegangan dengan regangan pada benda
dengan panjang tertentu yang diberi gaya luar. Benda elastis ketika ditarik/disimpangkan
dengan gaya tertentu akan memiliki energi yang tersimpan dalam bentuk energi potensial.
Penerapan elastisitas dalam kehidupan sehari-hari dan dan dalam bidang teknologi telah
dirasakan manfaatnya begitu nyata.
Mengingat begitu pentingnya peranan Fisika khususnya elastisitas dalam
kehidupan, maka diharapkan peserta didik memiliki motivasi yang kuat dalam
mempelajari Fisika. Wujud nyata dari motivasi berprestasi yang tinggi dapat dilihat
karakter dalam diri siswa antara lain sebagai berikut: 1) rasa ingin tahu sebagai sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; 2) kerja keras sebagai perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; 3) kreatif sehingga mampu
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki; 4) mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas bukan berarti
individual; 5) menghargai kemampuan diri dan orang lain dalam bentuk sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain; 6) melek sains
dan gemar membaca yang selalu membiasakan diri menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya (BP3K Kemendiknas). Dari
pembentukan karakter positif tersebut diharapkan dapat berimplikasi linier pada
pencapaian hasil belajar peserta didik (Sardiman, 2011).
1
2. Masalah
Hasil belajar peserta didik dapat diukur melalui pengetahuan dan pemahaman
konsep, kinerja ilmiah, dan sikap ilmiah. Pengetahuan dan pemahaman konsep
menekankan pada kemampuan peserta didik untuk menemukan solusi terhadap
permasalahan Fisika dalam kehidupan sehari-hari salah satu indikatornya adalah siswa
mampu menyelesaikan soal-soal Fisika. Kinerja ilmiah menekankan pada keterampilan
proses peserta didik dalam membuktikan teori ataupun menemukan teori/fakta dalam
bentuk kegiatan eksperimen/praktikum. Sikap ilmiah peserta didik dapat diukur dari
karakter dan motivasi belajarnya. Teori dan konsep Fisika lahir karena hasil penemuan
empiris dari penelitian, diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru
mampu mendidik siswanya untuk terampil melakukan kegiatan eksperimen. Namun,
harapan tersebut mengalami kesenjangan terhadap kenyataan di sekolah yang dapat
menimbulkan beberapa masalah.
Masalah pertama, pembelajaran Fisika di SMA Kutapura mengalami kendala dalam
kegiatan praktikum karena terbatasnya bahkan ketiadaan alat peraga praktikum, hal ini
menyebabkan pembelajaran masih bersifat doktrinasi dan bersifat abstrak di mana siswa
tidak dapat mengalami secara langsung pembuktian suatu teori yang telah dipelajari,
khususnya pokok bahasan elastisitas. Pembelajaran di kelas menjadi tidak kontekstual
menyebabkan siswa tidak dapat menghubungkan dan menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Dampak langsung dari keadaan ini yaitu: 1)
rendahnya motivasi belajar peserta didik karena tidak mengetahui penerapan konsep
dalam kehidupannya, 2) pembelajaran tidak menyenangkan karena tidak adanya interaksi
sosial ilmiah antar peserta didik dalam kelompok, 3) kreativitas peserta didik tidak
berkembang karena tidak mendapat fasilitas dan mediasi untuk mengembangkan
modalitas VAK (visual, auditory, dan kinesthetic) selama proses belajar, 4) peserta didik
kurang melek/peka terhadap isu-isu sains dan teknologi yang berkembang di masyarakat
yang menyebabkan pembelajaran yang telah diikuti tidak bermakna dalam memori
jangka panjangnya.
Masalah kedua, Fisika adalah sains yang menekankan pada penanaman konsep
ilmiah pada peserta didik juga dapat menerapkan konsep tersebut pada permasalahan
gejala fisis sehari-hari. Tidak dipungkiri bahwa Fisika merupakan salah satu pelajaran
yang identik dengan banyak rumus dan sangat memerlukan penalaran matematika yang
memadai. Masalah yang sering dialami siswa adalah terbatasnya keterampilan berpikir
dan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal Fisika. Peserta didik mengalami
kendala dalam menentukan variabel-variabel yang diketahui dan ditanya pada soal.
Terlebih lagi belum maksimalnya penguasaan cara operasi matematika dalam menjawab
soal-soal. Kecenderungan ini terjadi karena pada saat di kelas terbatasnya waktu yang
tersedia untuk berlatih dan membahas soal-soal yang ada, terlebih lagi terdapat beberapa
faktor yang mengganggu konsentrasi belajar peserta didik misalnya suasana lingkungan
2
belajar yang kurang kondusif. Siswa hanya memiliki rekam kegiatan sebatas catatan saja.
Meskipun telah memahami konsep dengan benar tetapi jika tidak didukung oleh
keterampilan matematika akan berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar dari
aspek pengetahuan dan pemahaman konsep peserta didik.
3. Pembahasan dan Solusi
Salah satu solusi terhadap masalah pertama, terkait dengan peningkatan hasil
belajar pada aspek kinerja dan sikap ilmiah, maka pemerintah dalam berbagai bentuk
kebijakannya selalu mengupayakan cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Bentuk konkret kebijakan tersebut yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan
bagi guru agar dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran, salah
satunya yaitu pendidikan dan pelatihan pengembangan alat peraga praktikum yang
diselenggarakan oleh PPPPTK IPA Bandung. Diklat ini sangat penting dan bermanfaat
dilaksanakan agar guru dapat menciptakan pembelajaran yang kontekstual karena
ditunjang oleh alat peraga yang nyata terlebih dapat digunakan untuk praktikum
pengukuran sehingga diharapkan peserta didik dapat mengonstruksi konsep dan
pengetahuannya dalam bentuk kegiatan praktikum untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan
Selanjutnya, solusi terhadap masalah kedua, pada kesempatan ini penulis mencoba
memadukan penggunaan produk teknologi berupa hardware pen tablet dan software
Camtasia untuk membuat video tutorial pembahasan soal-soal terkait dengan topik
elastisitas. Solusi ini penulis gunakan karena guru dapat memberikan lebih banyak
alternatif penyelesaian contoh soal secara terstruktur dengan berbagai variasi dan kreasi
tanpa terbatas waktu dan tempat untuk peserta didik memahaminya. Guru dengan pen
tablet menuliskan penanaman konsep dan langkah-langkah pembahasan soal di slide
Show Microsoft Powerpoint kemudian aktivitas di layar komputer direkam dengan editor
video Camtasia. Hasil rekaman ini dikonversi dan diproduksi menjadi format video
(.mp4) kemudian video tutorial yang telah jadi dapat diunggah di Youtube/ Facebook/
Line atau di bagikan via flashdisk, bluetooth atau kabel data smartphone peserta didik
dengan harapan peserta didik memiliki referensi memadai tentang langkah-langkah
menyelesaikan soal Fisika yang dapat disimak kapan saja dan di mana saja sehingga
pemahaman dan penerapan konsep Fisika pada topik elastisitas dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran di
Kelas XI.IPA SMA Kutapura pada pokok bahasan elastisitas adalah dengan membuat
karya inovasi dengan judul: Penggunaan Alat Peraga Praktikum Elastisitas (Modulus
Young, Hukum Hooke, dan Rangkaian Pegas) Berbantuan Media Pen Tablet dan
Camtasia Studio sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI.IPA
SMA Kutapura.
3
3.1 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak (Puskur, 2007a). Seseorang dikatakan belajar jika telah mengalami
perubahan tingkah laku sebagai hasil konstruksi pengetahuan dari stimulus konsep
sehingga dapat merespons dengan tepat fenomena kehidupan yang dialaminya.
Hasil belajar peserta didik dalam sistem pendidikan saat ini telah diatur melalui
kurikulum pendidikan yang berlaku. Di dalam KTSP yang berlaku di SMA Kutapura,
hasil belajar terutama hasil belajar Fisika untuk tingkat Sekolah Menengah Atas
khususnya di SMA Kutapura disesuaikan dengan standar kompetensi yang digunakan.
Sedangkan aspek penilaiannya dikelompokkan menjadi (1) pemahaman dan penerapan
konsep dan (2) kinerja ilmiah (Puskur, 2007b). Hal ini didasarkan pada alasan bahwa
pemahaman konsep dan aplikasinya mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif dan
kinerja ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang melatih dan mengembangkan
keterampilan sains (psikomotor) dan sikap ilmiah (afektif).
3.2 Alat Peraga
Alat peraga menurut Ditsardik Depdikbud (1990) dalam Sriyanto (2013) diartikan
sebagai alat yang dapat dipertunjukkan/diperagakan dalam proses pembelajaran dan
berfungsi sebagai pembantu untuk memperjelas sesuatu konsep ide atau pengertian
contoh benda. Alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan
konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak menjadi nyata sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik yang menjurus ke arah
terjadinya proses pembelajaran.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat dianjurkan, karena dengan
memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi, pembelajaran Fisika akan lebih
efektif dengan langsung memperagakan dan melakukan percobaan. Selain itu dengan
menggunakan alat peraga, pembelajaran Fisika yang dikenal Peserta didik sebagai mata
pelajaran yang rumit dan sukar dipelajari, akan menjadi lebih mudah dipahami,
menyenangkan bagi peserta didik dan guru dapat lebih kreatif dalam menyampaikan
materi pelajaran. Aktivitas belajar peserta didik adalah serangkaian kegiatan peserta didik
dalam belajar yang tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi berupa aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Menurut Husni (2004) pembuatan alat peraga sederhana dalam proses pembelajaran
memiliki fungsi: a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan peserta didik
memecahkan masalah yang diawali dengan kemampuan mengenali masalah dan berlanjut
dengan kemampuan berpikir alternatif, menerangkan konsep, merancang model,
membuat model, menguji model dan merencanakan model. b. Mengembangkan
kemampuan peserta didik berpikir dan bertindak kreatif. c. Meningkatkan motivasi
4
belajar peserta didik dan sifat ingin tahu. d. Memperjelas informasi dalam proses
pembelajaran e. Meningkatkan efektivitas penyampaian f. Memberi informasi tambahan
yakni melengkapi atau memperkaya informasi yang diberikan guru. g. Menjadikan
pendidikan lebih produktif karena alat peraga sederhana dapat memberikan pengalaman
yang tidak dapat diberikan guru dan membuka cakrawala pengetahuan yang lebih luas
lagi. h. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengertian atau pengetahuan
3.3 Pen Tablet
Pen tablet merupakan hardware pulpen digital yang digunakan untuk menulis di
layar komputer. Selain digunakan untuk menulis juga berfungsi sebagai kursor. Pulpen
digital dapat diaplikasikan pada Microsoft Powerpoint membantu guru untuk
menjelaskan materi sebagai pengganti papan tulis dan alat tulis. Dengan fasilitas alat ini
kita dapat mempunyai berpuluh-puluh papan tulis yang dapat diatur serta dapat
berpindah-pindah layar tanpa harus kehilangan data/tulisan, juga tidak lagi memerlukan
kapur atau spidol. Inilah salah satu peran teknologi menanggulangi kerusakan alam.
Penyampaian akan lebih menarik lagi jika guru menggunakan graphic tablet pen, guru
bebas berkreasi dalam membuat catatan, gambar deskripsi di screen tanpa harus
bersusah-payah menghapus setiap layar penuh, karena dengan alat ini guru bisa bergantiganti screen seberapapun yang guru mau dan dapat menampilkan kembali ke layar yang
telah dibuatnya dengan cukup dua kali sentuh. Materi pembelajaran tidak perlu lagi
dicatat secara manual pada buku tulis karena materi pelajaran dari guru sudah dalam
bentuk softcopy yang bisa disimpan dalam netbook/laptop/ pctablet siswa.
Gambar 1. Penggunaan Pen Tablet dalam Pembelajaran
Pembelajaran Fisika tidak luput dari pesatnya kemajuan di bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Berbagai penelitian yang dilakukan terkait dengan
pemanfaatan teknologi informasi ini menunjukkan meningkatnya hasil pembelajaran
yang signifikan. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini akan optimal dalam
pembelajaran fisika, apabila guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya
sebagai pengguna produk teknologi ini.
5
3.4 Camtasia
Camtasia Studio merupakan software yang digunakan untuk membuat video
tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai pengolah slide presentasi berbasis Microsoft
Powerpoint yang menyediakan pen tool pada tampilan slideshow. Fungsi utama dari
Camtasia adalah recording, editing, dan publishing. Aktivitas penggunaan pen tablet dan
suara penjelasan guru dapat direkam, diedit sesuai keinginan misalnya menambahkan
efek animasi transisi antar slide dan mengurangi noise bahkan penambahan latar musik
yang dapat membangkitkan spirit belajar s menggunakan, video yang telah diedit
kemudian dipublish menjadi video berbagai format yang kompatibel dengan smartphone
peserta didik misalnya format .mp4. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat menyimak
materi pelajaran secara audio visual berulang kali tanpa batasan waktu dan tempat dengan
harapan informasi dan pengetahuan yang telah diterima dan dibangun oleh peserta didik
menjadi lebih bermakna dan tersimpan dalam memori jangka panjangnya.
Camtasia mampu menghadirkan guru virtual sehingga memudahkan siswa dalam
memahami dan menerapkan konsep dalam langkah alternatif penyelesaian soal-soal
Fisika. Meskipun aplikasi ini memudahkan siswa, namun tetap yang paling utama adalah
adanya interaksi aktif dialogis antara peserta didik dengan guru.
Gambar 2 Fasilitas Camtasia Screen Recording pada Slide Show PPTX dan Camtasia
Worksheet Editing Video Tutorial
Siswa dapat belajar dengan mudah dan siswa diharapkan lebih giat belajar serta
dapat memahami materi pelajaran dengan lebih baik termasuk menyelesaikan soal-soal
dalam bentuk konsep Fisika dan penerapannya dalam menyelesaikan soal-soal. Dan
selain itu dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar Fisika, sehingga akan tercipta
aktivitas belajar mengajar yang efisien, efektif dan menyenangkan.
3.5 Keunggulan Karya yang Dibuat Diterapkan pada Materi
Alat peraga elastisitas ini merupakan hasil dari kreativitas dan inovasi dari guru
pengajar sebagai peneliti. Proses pembelajaran Fisika dengan menggunakan alat peraga
elastisitas dilaksanakan melalui kegiatan praktikum pengukuran dan demonstrasi,
diharapkan peserta didik dapat menggali dan menemukan konsep-konsep secara bersama6
sama dalam kelompok atau secara individu, sehingga akhirnya memiliki motivasi yang
menyebabkan tumbuh dan berkembangnya minat peserta didik serta materi yang
dipelajari dapat melekat dalam benaknya karena didapatkan melalui pengalamannya
sendiri, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Evaluasi kebermanfaatan
alat:
1. Manfaat alat peraga elastisitas yaitu:
a. Mengamati gejala elastisitas berbagi jenis bahan.
b. Mengukur modulus elastisitas (modulus Young) berbagai jenis bahan kemudian
membandingkannya
dengan
tabel
standar
elastisitas
pada
referensi.
Perbandingan hasil pengukuran dengan nilai standar dapat diketahui dari hasil
analisis data berupa kesalahan relatif dan ketelitian pengukuran.
c. Membuktikan hukum Hooke tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan panjang pegas kemudian menentukan nilai konstanta pegas.
d. Dapat mengukur energi potensial yang dimiliki oleh pegas setelah terlebih
dahulu mengukur konstantanya. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi energi potensial akustik. Energi potensial pegas
timbul karena pegas dengan kekakuan tertentu disimpangkan sejauh tertentu
juga. Pengukuran energi potensial ini dilakukan dengan teknik gerak vertikal (ke
atas dan ke bawah) yang akan diukur waktu kelereng di udara.
e. Dapat membandingkan karakteristik rangkaian pegas seri dan paralel. Hasil
pengukuran empirik juga dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan teoritis
dan menentukan kesalahan relatif pengukuran serta ketelitiannya.
f. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dari aspek kinerja ilmiahnya
2. Manfaat video tutorial pembahasan soal-soal
a. Peserta didik dapat memiliki referensi tentang variasi soal Fisika dengan topik
elastisitas.
b. Peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek pemahaman dan
penerapan konsep melalui cara alternatif penyelesaian.
c. Menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
3.6 Rancangan/Desain Alat Peraga Praktikum
Alat peraga praktikum elastisitas terbuat dari barang bekas yang mudah didapatkan
dari lingkungan sekitar dan dirancang untuk dapat di pasang/dirakit dan dibongkar agar
tidak banyak memakan tempat penyimpanan di laboratorium Fisika.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang Diperlukan
1.
2.
3.
4.
5.
ALAT
Penggaris/model skala
Alat ukur pertambahan panjang
Sekrup penggantung
Pelontar pegas
Stop watch
BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
Papan kayu
Paku dan sekrup pengencang
Beban berlabel berbagai ukuran
Kantung bebas
Kawat: besi, baja, tembaga, nikrom, senar pancing
7
Alat peraga praktikum elastisitas dibuat dalam satu set alat praktikum terdiri dari 3
(tiga) sisi, sisi pertama untuk mengukur modulus elastisitas (modulus Young) dan
konstanta pegas sesuai dengan hukum Hooke, sisi kedua untuk mengukur dan
membandingkan karakteristik susunan pegas seri dan paralel, serta sisi samping kiri dan
kanan digunakan untuk mengukur energi potensial pegas yang memiliki konstanta
berbeda dengan metode gerak lurus berubah beraturan pada gerak vertikal. Untuk
beberapa bahan, memiliki nilai regangan yang sangat kecil meskipun diberi beban yang
berat sehingga pertambahan panjang cukup sulit diamati. Solusi yang dilakukan adalah
membuat pengukur pertambahan panjang dengan penguat simpangan memanfaatkan
kesebandingan perubahan sudut dengan panjang jari-jari pada gerakan jarum penunjuk.
Lebih jelasnya rancangan alat peraga elastisitas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Modulus Young, Hukum Hooke, Energi Potensial Pegas, Rangkaian Pegas
3.7 Prosedur Pembuatan Alat Peraga Praktikum
1.
Alat Peraga Elastisitas
Cara membuat alat peraga praktikum elastisitas adalah sebagai berikut:
a. Tabel 2. Alat/bahan, fungsi, dan jumlah yang diperlukan
Alat dan Bahan
Papan kayu (50 cm  2,5 cm  75 cm )
Papan kayu (50 cm  30 cm  2,5 cm)
Papan kayu (50 cm  50 cm  2,5 cm)
Papan kayu (2,5 cm  5 cm  75 cm)
Siku-siku besi
Sekrup
Papan kayu (5 cm  2,5 cm  10 cm)
Papan kayu (5 cm  2,5 cm  12 cm)
Kawat/senar (60 cm)
Mikrometer sekrup
Neraca O’Hauss
Neraca pegas
Mistar
Stop Watch
Fungsi
Statif
Atap penggantung alat
Alas/kaki
Tepi mistar dan pengukur regangan
Penyangga alas-atap-statif
Pengencang siku-siku
Dudukan skala penguat
Dudukan jarum penunjuk
Bahan Modulus elastisitasnya
Alat ukur diameter bahan
Alat ukur massa beban
Alat ukur gaya
Alat ukur Δ𝐿 pada hukum Hooke
Alat ukur waktu di udara
8
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
4 buah
8 buah
24 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
b. Langkah-Langkah
1) Membuat Dudukan
a) Memotong papan berukuran 50 cm  2,5 cm  75 cm sebagai statif, papan
berukuran 50 cm  30 cm  2,5 cm sebagai atap, dan papan berukuran 50 cm
 50 cm  2,5 cm sebagai alas papan.
b) Merangkai statif, atap, dan alas dengan siku-siku besi yang dikencangkan
dengan baut. Seperti gambar
Gambar 4. Dudukan Alat Peraga Elastisitas
2) Membuat Alat Ukur Perubahan Panjang pada Modulus Young
Untuk setiap pertambahan panjang sebesar Δ𝐿 = 0,1𝑚𝑚 dapat diukur dengan
panjang busur 𝑃𝑏1 yang memiliki sudut pusat 𝜃1 pada jari-jari 𝑟1, panjang busur
ini diperbesar rentangannya menjadi panjang busur 𝑃𝑏2 dengan cara menambah
jari-jarinya menjadi 𝑟2 sehingga pembacaan menjadi lebih teliti. Perhatikan
gambar
Gambar 5. Alat Pengukur Pertambahan Panjang
9
Gambar di atas berlaku hubungan:
𝜃
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 =
× 2𝜋𝑟
360°
Sudut yang dibentuk oleh busur pertama sama dengan sudut yang dibentuk oleh
busur kedua karena merupakan sudut refleks. Maka perbandingan panjang busur
pertama dengan kedua adalah:
𝜃
𝑃𝑏1 360° × 2𝜋𝑟1
=
𝜃
𝑃𝑏2
360° × 2𝜋𝑟2
𝑃𝑏1 𝑟1
=
𝑃𝑏2 𝑟2
Pada pembuatan dan pengembangan alat peraga ini digunakan perbandingan
𝑟1 : 𝑟2 = 1: 10 maka:
𝑃𝑏1
1
=
𝑃𝑏2 10
𝑃𝑏2 = 10𝑃𝑏1
Ini artinya jika pada jari-jari pertama mengukur pertambahan panjang kawat
sebesar 0,1 mm maka pada jari-jari kedua dapat mengukur 10 kali lebih teliti
yaitu 0,01 mm dan selanjutnya.
3) Pelontar Pegas
Pelontar pegas menggunakan neraca pegas bertabung
transparan dengan bagian atas dibuat dan diberi benda kecil
(pelor) yang akan di lontarkan.
2.
Gambar 6.
Pelontar
Video Tutorial
Cara membuat video tutorial elastisitas adalah sebagai berikut:
a. Hardware dan software yang diperlukan:
- Mikrofon stereo, untuk merekam suara biasanya terintegrasi dengan laptop,
tetapi jika ingin lebih sensitif dan jernih dapat menggunakan mikrofon pada
headset.
- Pen tablet untuk menulis tangan di laptop pada slide show Ms. powerpoint .
- Kabel data, untuk mentransfer file video tutorial ke smartphone.
- Microsoft powerpoint yang telah dilengkapi dengan fasilitas pen pada tampilan
slide shownya.
- TechSmith Camtasia Studio 8.5 atau versi terbaru. Terdapat 2 hasil instalasi
yaitu Camtasia recorder dan Camtasia Studio untuk merekam aktivitas tulisan
di powerpoint dan mengedit video yang
mempublishnya dalam format .mp4.
10
telah direkam kemudian
b. Langkah-langkah:
1) Instal driver bawaan pen tablet dengan memperhatikan petunjuk yang ada di
buku panduan. Hubungkan USB pen tablet ke port USB pada laptop, tunggu
sampai laptop merespon hardware, tandanya gerakan pen tablet akan tampil
di layar seperti gerakan mouse.
2) Buka program powerpoint kemudian tekan F5. Sebelumnya, Guru dapat
berkreasi memuat desain template slide semenarik mungkin tetapi tetap
mengutamakan visibilitas.
3) Pilih menu pen pada slide show dan pastikan mikrofon menyala.
4) Jalankan program Camtasia recorder aturlah beberapa variabel yang
dikehendaki. Guru dapat berimprovisasi dengan memvariasikan beberapa
pengaturan yang ada.
5) Tekan F9 pada keyboard untuk memulai aktivitas perekaman dan mulailah
menjelaskan dan menulis di layar slideshow powerpoint.
6) Setelah selesai menjelaskan dan menulis, tekan F10 untuk mengakhiri
rekaman aktivitas audio visual di layar.
Gambar 7. Tampilan Slideshow Powerpoint, Camtasia Recorder, Camtasia Editor
Guru dapat mengedit langsung ataupun menyimpan hasil rekaman kemudian diedit sekalian di
akhir topik.
3.8 Implementasi Pada Pembelajaran
1.
Pertemuan Pertama
Sebelum pertemuan pertama dilakukan, terlebih dahulu beberapa hari
sebelumnya penulis membagikan video tutorial dasar teori dan latihan soal serta
pembahasannya kepada siswa sebagai bekal mereka saat tes kuis di pertemuan
pertama. Selanjutnya, pada pertemuan pertama ini, topik yang dibahas adalah
pengertian elastisitas, tegangan, regangan, modulus Young, dan hukum Hooke.
Alokasi waktu yang tersedia adalah 2 jam pelajaran.
Penulis menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pembuatan instrumen
dan lembar observasi. RPP yang dibuat masih menggunakan format KTSP sesuai
11
dengan kurikulum yang berlaku di SMA Kutapura. Pembuatan perangkat
pembelajaran dan lembar kerja siswa, yang dilakukan dengan cara memperbaiki dan
menyesuaikan program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester. Merancang
dan membuat Alat Peraga Elastisitas, pembuatan alat peraga tersebut menggunakan
bahan-bahan dari limbah kayu dan bahan bangunan. Pembuatan instrumen penilaian
lembar unjuk kerja, lembar presentasi, dan lembar observasi sikap ilmiah peserta
didik dalam pembelajaran Fisika digunakan untuk melakukan pengamatan dan
penilaian terhadap sikap ilmiah peserta didik dan hasil belajar peserta didik terhadap
materi elastisitas.
Di awal pertemuan pertama peneliti/penulis memberi apersepsi, motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok belajar. Peneliti menyampaikan informasi kemudian meminta
peserta didik dalam kelompoknya melakukan kegiatan praktikum dengan
menggunakan alat peraga elastisitas sesuai dengan LKS-01 tentang elastisitas,
tegangan, regangan , Modulus Young, dan hukum Hooke kemudian meminta peserta
didik mendiskusikan hasil kegiatan sampai didapatkan kesimpulan yaitu: 1)
elastisitas adalah sifat bahan yang kembali ke bentuk semula jika gaya yang bekerja
padanya dihilangkan; 2) benda/senar jika ditarik oleh gaya tertentu akan
menyebabkan senar tersebut tegang yang sebanding dengan gaya penarik dan
berbanding terbalik dengan luas penampang senar; 3) akibat dari tegangan
menyebabkan panjang senar bertambah di mana perbandingan pertambahan panjang
dengan panjang semula disebut dengan regangan; 4) Jika nilai tegangan dan
regangan dibandingkan maka akan mencerminkan tentang karakteristik elastisitas
bahan yang dinyatakan dalam modulus elastisitas; 5) pertambahan panjang pegas
sebanding
dengan
gaya
penariknya
dan
berbanding
terbalik
dengan
kekakuan/konstanta pegas itu sendiri. Sebelum alat peraga praktikum diterapkan,
penulis mempresentasikan terlebih dahulu hasil karya ke Kepala SMA Kutapura .
Seperti gambar di bawah ini.
12
Gambar 8. Praktikum Pengukuran Modulus Elastisitas dan Konstanta Pegas
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap sikap ilmiah peserta
didik dalam pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh peneliti. Penilaian terhadap
hasil belajar peserta didik terdiri dari penilaian unjuk kerja dan presentasi yang
dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar penilaian unjuk kerja
dan lembar presentasi Pada kegiatan akhir peneliti melakukan tes kuis untuk
mengukur hasil belajar siswa pada pertemuan pertama.
Berdasarkan analisis nilai hasil belajar siswa pada pertemuan pertama
diperoleh data seperti tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Pertemuan Pertama
No
Uraian
1 Sikap Ilmiah
2 Pengetahuan dan Penerapan Konsep
3 Kinerja Ilmiah
Nilai Rata-Rata Kelas
85,3
80,1
82,6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar sudah melampaui
KKM yang ditetapkan SMA Kutapura yaitu 80. Meskipun demikian, beberapa
kendala selama kegiatan praktikum pertama yaitu siswa kurang tepat dan teliti dalam
membaca hasil pengukuran, masih banyak cara membaca skala pengukuran tidak
tegak lurus dengan angka sehingga dapat menyebabkan kesalahan paralaks. Dalam
kegiatan presentasi siswa masih kaku dalam kegiatan diskusi sehingga hal ini perlu
ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya.
Sebelum pertemuan pertama diakhiri, guru membagikan video tutorial materi,
soal, dan pembahasan tentang rangkaian pegas dan energi potensial pegas.
2.
Pertemuan Kedua
Tahap perencanaan yang dilakukan pada pertemuan kedua merupakan
perbaikan dari pembelajaran pada pertemuan pertama. Peneliti memberi penguatan
dan penghargaan dalam pembelajaran lebih ditingkatkan. Pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan telah mendekati perencanaan yang dibuat. Materi pembelajaran yang
13
disajikan pada pertemuan kedua mengenai rangkaian seri dan paralel pegas serta
energi potensial pegas. Di awal pembelajaran peneliti mereview PR/tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan pada pertemuan kedua ini diawali dengan pemberian apersepsi,
motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok belajar. Peneliti menyampaikan informasi materi
kemudian meminta peserta didik dalam kelompoknya melakukan kegiatan praktikum
sesuai dengan LKS-02 tentang rangkaian pegas dan energi potensial pegas, seperti
gambar berikut.
Gambar 9. Praktikum Pengukuran Konstanta Pegas Gabungan Seri dan Paralel
Selanjutnya meminta peserta didik dalam kelompoknya melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan LKS-03 tentang energi potensial pegas, jika pegas dengan
konstanta tertentu disimpangkan oleh gaya tertentu maka akan dapat diamati
perbedaan lama di udara benda yang dilontarkan oleh pegas. Pengelolaan kelas,
frekuensi memberi penguatan dan penghargaan yang dilakukan peneliti lebih banyak
dibandingkan dengan pelaksanaan tindakan pertemuan pertama, Di akhir pertemuan
kedua, peneliti meminta peserta didik untuk membuat ringkasan dan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, seperti gambar berikut.
Penilaian kegiatan pembelajaran meliputi nilai sikap, nilai kinerja ilmiah
selama praktikum dan presentasi, dan tes hasil belajar pemahaman konsep diberikan
dalam bentuk kuis II. Hasil kegiatan dari perbaikan pembelajaran pertemuan kedua
adalah secara umum peneliti melakukan proses pembelajaran lebih baik dari pada
pertemuan pertama, suasana kelas lebih interaktif, sebagian besar peserta didik
terlibat dalam mengikuti proses pembelajaran terutama pada saat kegiatan praktikum
menggunakan Alat Peraga Elastisitas, dalam mempresentasikan hasil kegiatan
kelompok, sebagian peserta didik sudah mulai berani mengemukakan pendapatnya
dan kualitas pertanyaan peserta didik sudah meningkat. Pencapaian hasil belajar pada
pertemuan kedua seperti tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Pertemuan Kedua
No
Uraian
Nilai Rata-Rata Kelas
1 Sikap Ilmiah
85,6
2 Pengetahuan dan Penerapan Konsep
82,7
3 Kinerja Ilmiah
85,2
14
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar mengalami
kenaikan dibandingkan pertemuan pertama, hal ini terlihat pada nilai kinerja ilmiah
yaitu 85 dan nilai pengetahuan dan penerapan konsep (presentasi dan kuis) yaitu
82,7. Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap pertemuan kedua adalah adanya
usaha peneliti untuk meningkatkan kinerja dalam pembelajaran Fisika dengan
menggunakan Alat Peraga Praktikum Elastisitas berdampak positif terhadap
meningkatnya sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik.
3.9 Hasil Analisis Data Praktikum
1. Contoh Analisis Percobaan Young (Pengukuran Modulus Elastisitas)
Gambar berikut adalah cuplikan hasil analisis data terhadap salah satu
praktikum kelompok pengukuran modulus Young suatu kawat/senar besi..
Tabel 5. Contoh Hasil Analisis Data Praktikum Pengukuran Modulus Young
2. Hasil Belajar Peserta Didik
Penerapan alat peraga praktikum elastisitas dan video tutorial pembahasan soal
dilakukan di kelas secara signifikan meningkatkan suasana belajar menjadi lebih
efektif dan bermakna secara kontekstual sehingga meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
4.
Kesimpulan dan Harapan Penulis
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas XI.IPA SMA
Kutapura Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016, dapat disimpulkan bahwa:
a. Dengan menggunakan alat peraga praktikum elastisitas pada pembelajaran Fisika
materi Modulus Elastisitas (percobaan Young), konstanta pegas (percobaan Hooke),
rangkaian seri dan paralel pegas, dan energi potensial pegas dapat meningkatkan hasil
belajar pada aspek kinerja ilmiah peserta didik.
b. Dengan menerapkan fasilitas video tutorial
latihan soal dan pembahasan dapat
meningkatkan hasil belajar pada aspek pengetahuan dan penerapan konsep.
15
4.2 Harapan Penulis
a. Perbaikan pembelajaran ini dapat ditindak lanjuti oleh peneliti atau guru-guru untuk
semua mata pelajaran.
b. Minimnya alat-alat laboratorium Fisika dapat diatasi dengan membuat alat peraga
sederhana yang bahan-bahannya didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
c. Guru mata pelajaran Fisika harus lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar
hasil yang dicapai lebih meningkat salah satunya yaitu membuat video tutori soal dan
pembahasan soal antara lain dengan pen tablet dan Camtasia Studio.
16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan
Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa:
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan NilaiNilai Budaya dan Karakter untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional (Tidak Diterbitkan).
Tersedia pada: http:// dikdas.kemdiknas.go.id/docs/dok_30.pdf. Diakses
pada tanggal: 10 Maret 2012.
Husni, S. 2004. Memaksimalkan Penggunaan Model Sebagai Alat
Pembelajaran Fisika. Yogyakarta. Gerbang majalah Pendidikan Edisi
11 Th. III Mei 2004.
Koenecke, W. H. & DeBella, J. 2008. Hooking physics up with physical
education. Journal of Physics Teacher Education Online, 4(4), 3-6. Tersedia
pada: http://www.phy.ilstu.edu /jpteo. Diakses pada tanggal: 12 Maret 2012.
Puskur. 2007a. Model Pembelajaran Terpadu SMA. Jakarta: Puskur. Balitbang.
Depdiknas.
Puskur. 2007b. Model Penilaian Kelas SMA. Jakarta: Puskur. Balitbang.
Depdiknas.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sriyanto, B. 2013. Penggunaan Alat Peraga Pemantulan dan Permainan Puzzle
Tersembunyi sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas VIII A SMPN 3 Satu Atap Sumberlawang Tahun Pelajaran
2012/2013. Laporan Karya Inovasi (Tidak Diterbitkan).
Download