BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penilaian Bisnis II.1.1 Pengertian Penilaian Bisnis Penilaian usaha/bisnis menurut Panduan Praktek Penilaian Indonesia 6 (PPPI 6) Penilaian Usaha dalam Standar Penilaian Indonesia (2007) adalah “Suatu kegiatan atau proses untuk memperoleh pendapat atau perkiraan nilai suatu bisnis atau perusahaan / entitas atau suatu kepemilikan di dalamnya”. Penilaian bisnis biasa digunakan sebagai dasar pengalokasian berbagai asset untuk membantu pembentukan atau penyusunan kembali laporan keuangan. II.1.2 Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Penilaian Bisnis 1. Hak, kemudahan, atau kondisi yang melekat pada hak kepemilikan, apakah dalam bentuk perusahaan, kemitraan atau perorangan. 2. Karakteristik dan sejarah bisnis. 3. Gambaran ekonomi yang dapat mempengaruhi bisnis. 4. Aset, kewajiban, ekuitas dan kondisi keuangan suatu bisnis. 5. Laba dan kapasitas / kemampuan membayar deviden dari sebuah bisnis. 6. Nilai aset tak berwujud. 7. Transaksi sebelumnya atas hak kepemilikan bisnis tersebut. 8. Ukuran relatif terhadap hak kepemilikan yang dinilai. 8 9. Data pasar lainnya, seperti keuntungan sebagai pengendali, kerugian karena kurangnya likuiditas, dan lain-lain. 10. Harga pasar dari barang yang diperdagangkan kepada umum atau kepemilikan atas suatu kemitraan. 11. Setiap informasi relevan lainnya. (Standar Penilaian Indonesia : 2007). II.1.3 Tujuan Penilaian Bisnis 1. Memperoleh pendapat atau perkiraan nilai suatu bisnis atau perusahaan / entitas atau suatu kepemilikan di dalamnya. 2. Pengambilan keputusan bagi manajemen untuk pengembangan maupun perbaikan usaha / bisnis dalam rangka mempertahankan keberlangsungan perusahaan. 3. Mengalokasikan dan mencerminkan nilai dari berbagai aktiva atas suatu kegiatan bisnis dalam penyusunan laporan keuangan. II.2 Laporan Keuangan II.2.1 Pengertian Akuntasi dan Laporan Keuangan Kieso, Kimmel dan Weygandt (2010) menyatakan “Accounting consist of three basic activities-it identifies, records, and communicates the economic events of an organization to interested users”. Munawir (2007) mendefinisikan akuntansi sebagai “Seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan 9 dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan dari aktivitas-aktivitas ekonomi yang hasilnya diinformasikan berupa laporan keuangan yang berguna bagi para penggunanya. Menurut Warren, Reeve, dan Fess. (2006:5) yang diterjemahkan Aris, Amanugrahani, dan Taufik menyatakan “Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan”. IAI (2009:1) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. IAI (2009:2) menyatakan “Laporan keuangan berisikan : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”. Dalam elektonik jurnal yang diakses melalui http://jurnalakuntansikeuangan.com/ yang diakses pada tanggal 8 Maret 2012 pukul 16.40 WIB menyatakan “Produk akhir 10 dari proses akuntansi, yang paling penting, adalah laporan keuangan. Dengan membaca laporan keuangan, manajemen, pemilik perusahaan, dan siapapun yang berkepentingan, bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan”. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang bersifat informatif, yang dapat dijadikan acuan pertanggung jawaban manajemen maupun guna pengambilan strategi dan kebijakan. II.2.2 Tujuan Laporan Keuangan IAI (2009:3) menyatakan: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan (stewardship), atau pertanggungjawaban apa yang telah dilakukan manjemen manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya”. Adapun tujuan laporan keuangan menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) dalam Sofyan Syafri Harahap (2000:6), merumuskan empat tujuan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan. 2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan. 11 4. Membantu fungsi dan pengawasan sosial. Menurut APB Statement No.4 dalam Sofyan Syafri Harahap (2000:99), menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai dengan GAAP (General Accepted Accounting Principle). 2. Tujuan Umum a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud: • Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. • Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya. • Untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan hutanghutangnya. • Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan. b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud: • Memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham. • Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, pengumpulan dana untuk pelunasan. • Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan. 12 • Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang. c. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksirkan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan keuangan. 3. Tujuan Kualitatif a. Relevance, yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Understandability, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja penting tetapi juga harus dimengerti oleh para pemakainya. c. Verifiability, yaitu hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain akan menghasilkan pendapatan yang sama. d. Neutrality, yaitu laporan akuntansi itu harus netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja. e. Timelines, yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang sama. f. Comparability, yaitu informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. 13 g. Completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai. Dapat disimpulkan tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi para pemangku kepentingan. II.2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan 1. Laporan keuangan bersifat historis, laporan kejadian yang telah lewat karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 14 6. Laporan keuangan lebih menekankan kepada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya. 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknik, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara perusahaan. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan (IAI, 1994). II.2.4 Pihak – pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan SAK (2009:2) menyatakan “Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga – lembaganya, dan masyarakat”. Berikut ini penggunaan laporan keuangan menurut informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pihak: Investor Investor menggunakan informasi laporan keuangan untuk membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan investasi yang mereka lakukan dengan demikian investor dapat membuat keputusan apakah akan membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. 15 Karyawan Karyawan menggunakan informasi keuangan perusahaan untuk menilai apakah perusahaan masih dapat, secara kontinuitas, memberikan balas jasa terhadap pekerjaan mereka, kesempatan jenjang karir di perusahaan, dan pensiun. Kreditor Kreditor hanya memberikan dana kepada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak berpotensi besar untuk merugi. Oleh karena itu, kreditor menilai apakah perusahaan akan mampu membayar baik hutang maupun bungan tepat waktu. Pemasok Sama halnya dengan kreditor, pemasok tentu tidak ingin mengambil resiko pada perusahaan yang dinilai secara keuangan akan sulit membayar tepat waktu. Itu sebabnya pemasok berani memasok barang atau jasanya kepada perusahaan yang dinilai baik dalam pembayaran pada waktu jatuh tempo. Pelanggan Bagi pelanggan, laporan keuangan dinilai sebagai kelangsungan hidup dari perusahaan, hal ini penting bagi mereka yang terkait dengan perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Pemerintah Laporan keuangan memberikan informasi kepada pemerintah akan ketepatan jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan kepada pemerintah. 16 Masyarakat Masyarakat dapat mengetahui informasi akan kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya. II.2.5 Jenis – Jenis Laporan Keuangan II.2.5.1 Laporan Laba Rugi (Income Statement) Fraser dan Ormiston yang diterjemahkan oleh Setyautama (2004) mendefinisikan, “Laporan laba-rugi (disebut juga laporan pendapatan) menyajikan pendapatan, beban, laba bersih, dan laba per lembar saham untuk satu periode akuntansi. Biasanya satu tahun sekali atau satu kuartal sekali” (h.100). Laporan laba rugi terdiri atas dua unsur yakni penghasilan (income) dan beban (expenses). Berdasarkan SAK paragraf 70, unsur-unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (IAI, 2009:13). 2. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (IAI, 2009:13) 17 II.2.5.2 Neraca (Balance Sheet) Benninga dan Sarig (1997) mendefinisikan neraca sebagai berikut: “The balance sheet is a double-sided listing of the assets of businnes (the lefthand side) and the financing of these assets (the right_hand side) at a given point in time (year-end, quarter-end, etc). The balance sheet is cummulative statement showing the cummulative effect of the firm’s actions up ti a point in time, where as the income statement is a report of flow of earnings during a given period” (p. 33). Neraca menurut IAI (2002) adalah sebagai berikut: “Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos – pos ini didefinisikan: a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.” (h. 12-13). II.2.5.3 Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Kieso et al. menyatakan: “The primary purpose of the statements of cash flows is to provide information about an entity’s cash receipts and cash payments during a period. A secondary 18 objective is to provide information on cash basis about its operating, investing, and financing activities of an enterprise during a period, i a format that reconciles the beginning and ending cash balances” (p.1310). Helfert (1997) mendefinisikan laporan arus kas sebagai laporan yang memuat perubahan dalam pergerakan dana disebut lapran arus dana atau laporan arus kas. Laporan ini disusun dari perbandingan neraca awal serta akhir, dan juga dikaitkan dengan laporan laba rugi periode tersebut. II.2.5.4 Laporan Perubahan Modal (Owners Equity Statement) Fraser et al. mendefinisikan, “Laporan ekuitas pemegang saham memperinci transaksi – transaksi yang mempengaruhi perkiraan ekuitas neraca dalam periode akuntansi” (h.111). Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi. II.2.5.5 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. 19 II.3 Analisis Laporan Keuangan Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja perusahaan dalam kaitan dengan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan. Teknik-teknik dalam analisis keuangan digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antar pos-pos yang ada dalam laporan keuangan. Teknik-teknik (alat-alat) analisis keuangan yang dilakukan antara lain analisis horizontal dan vertikal, analisis rasio keuangan, analisis prospektif, dan analisis kebangkrutan. II.3.1 Strategi perusahaan Strategi perusahaan adalah cara yang ditetapkan di tingkat perusahaan untuk memposisikan perusahaan di lingkungan industri yang menjadi bidang usaha dalam kondisi dan situasi yang sedang di hadapi, agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Dani, 2002, h29). Beberapa pilihan strategi perusahaan ini tergantung situasi dan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan, diantara beberapa macam strategi yang dipakai antara lain: 1. Strategi pertumbuhan Yaitu strategi yang dipakai perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan antara lain: pertumbuhan dari produk, pertumbuhan keuangan, pertumbuhan dari teknologi, pertumbuhan dari pemasaran, dan sebagainya. 2. Strategi stabilitas Adalah strategi untuk mengatasi kemerosotan penghasilan yang dihadapi oleh perusahaan dan yang berhubungan dengan kewajiban-kewajiban yang dihadapi perusahaan. 20 3. Strategi mempertahankan keberadaan perusahaan Strategi mencegah situasi yang berhubungan dengan perusahaan dan biasanya memerlukan tindakan perbaikan baik di bidang organisasi, operational, manajemen ataupun keuangan. 4. Strategi pelepasan atau penarikan investasi Strategi ini diterapkan apabila perusahaan menhadapi bila unit usaha, divisi ataupun anak perusahaan tertentu kurang menguntungkan ataupun tidak memadai sehingga perusahaan menarik atau memberhentikan unit usaha atau divisi tersebut. II.3.2 Analisis Strategi Bisnis Analisis strategi adalah titik awal yang penting untuk analisis laporan keuangan. Analisis strategi memungkinkan analis untuk menyelidiki ekonomi perusahaan pada tingkat kualitatif sehingga akuntansi berikutnya dan analisis keuangan didasarkan pada realitas bisnis. (Palepu, Healy dan Bernard, 2003:33). Analisis Strategi Bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2007:63) menyatakan “Evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman disebut analisis SWOT”. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut dibagi kedalam dua lingkungan analisa, yaitu lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal organisasi (Kotler et. al., 2007:64-67): 21 1. Analisis Lingkungan Internal • Kekuatan (strengths) Unit bisnis perlu juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil memanfaatkan peluang tersebut. • Kelemahan (weaknesses) Kadang-kadang unit bisnis gagal bukan karena departemen-departemennya tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan, melainkan karena mereka tidak bekerja sama sebagai tim. 2. Analisis Lingkungan Eksternal • Peluang (opportunities) Suatu unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro dan pelaku lingkungan mikro utama yang memenagruhi kemampuannya memperoleh laba. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalaha melihat pekuang pemasaran baru. Peluang pemasaran adalah wilayah kebutuhan atau potensi permintaan pembeli di mana perusahaan dapat menggarapnya secara menguntungkan. • Ancaman (threats) Ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif. Selain itu David (2006:130) menjelaskan “Analisis Porter atau yang dikenal dengan model lima kekuatan Porter (Porter’s five-forces model) adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri”. 22 1. Kemungkinan masuknya pesaing baru Yang menghambat pendatang baru memasuki dunia industri antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, dan kebijakan pemerintahan. 2. Persaingan antar perusahaan sejenis Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persaingan antar perusahaan sejenis, yakni pertumbuhan pasar, struktur biaya, harga, kualitas, pengalaman dalam industri, inovasi, dan perbedaan strategi yang diterapkan. 3. Ancaman dari produk substitusi Ancaman ini ditentukan oleh harga produk subtitusi yang lebih rendah dengan kualitas produk yang sama atau lebih baik. 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok terjadi ketika terdapat sejumlah besar pemasok (hanya ada sedikit barang substitusi) atau mahalnya biaya pengganti untuk bahan baku. 5. Kekuatan tawar menawar pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli terjadi dipengaruhi akan faktor-faktor seperti kepentingan pembeli, jumlah yang akan dibeli berjumlah besar, diferensiasi, dan tingkat pendapatan. 23 II.3.3 Analisis Akuntansi “Tujuan dari analisis akuntansi adalah untuk mengevaluasi sejauh mana akuntansi suatu perusahaan menangkap realitas bisnis yang mendasarinya” Palepu et al. (2002:83). Langkah-langkah melakukan analisis akuntansi (Palepu et. al., 2003:89-95) : 1. Identifikasi kebijakan akuntansi utama Dalam analisis akuntansi, analis harus mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan perusahaan menggunakan untuk mengukur faktor-faktor kritis dan risiko. 2. Menilai fleksibilitas akuntansi Tidak semua perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan akuntansi utama mereka dan estimasi. Beberapa pilihan akuntansi perusahaan ini sangat dibatasi oleh standar dan konvensi akuntansi. 3. Evaluasi strategi akuntansi Ketika manajer memilih fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakannya untuk menyampaikian situasi ekonomi perusahaan mereka atau untuk menyembunyikan kinerja yang sebenarnya. 4. Evaluasi kualitas pengungkapan Manajer dapat membuatnya lebih atau kurang mudah bagi seorang analis untuk menilai kualitas akuntansi perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realitas bisnis. Sementara aturan akuntansi memerlukan sejumlah pengungkapan minimum, manajer memiliki pilihan yang cukup besar dalam masalah ini. 24 5. Identifikasi potensi adanya red flag Sebuah pendekatan umum untuk analisis akuntansi yang berkualitas adalah mencari "red flag" yang menunjuk pada keraguan kualitas akuntansi. Indikatorindikator ini menunjukkan bahwa analis harus memeriksa barang-barang tertentu lebih dekat atau mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang mereka. 6. Membatalkan penyimpangan akuntansi Jika analisis akuntansi menunjukkan angka yang dilaporkan perusahaan menyesatkan, maka analis harus berusaha untuk menyajikan kembali laporan untuk mengurangi penyimpangan sejauh mungkin. II.3.4 Analisis Keuangan II.3.4.1 Analisis Horizontal Analisis horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat. Sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal disebut juga sebagai metode analisis dinamis. II.3.4.2 Analisis Vertikal Analisis Vertikal yaitu analisis terhadap laporan keuangan yang meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan tersebut. Sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu juga. Metode vertikal disebut juga dengan metode analisis statis. 25 II.3.4.3 Analisis Rasio Likuiditas Suatu cara untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai operasi. 1. Rasio lancar (Current Ratio) Rasio lancar adalah rasio yang paling umum untuk menaksir risiko hutang yang disajikan dalam neraca. Dengan rumus sebagai berikut: Rasio lancar = Aset lancar Kewajiban lancar 2. Rasio cepat (Acid Test Ratio) Rasio untuk menguji kemampuan membayar kewajiban lancar bilamana terjadi krisis yang nyata. Dengan rumus sebagai berikut: Rasio cepat = Aset lancar - Persediaan Kewajiban lancar II.3.4.4 Analisis Rasio Manajemen Aset Rasio manajemen aset adalah serangkaian rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola aset yang dimiliki. 1. Perputaran Piutang Menunjukkan beberapa berapa kali piutang rata – rata ditagih dalam periode tersebut. Dengan rumus sebagai berikut: Perputaran Piutang = Pendapatan Rata-rata Piutang 26 2. Perputaran Total Aktiva Mengukur perputaran dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan rumus sebagai berikut: Perputaran Total Aktiva = Pendapatan Total Aktiva II.3.4.5 Analisis Rasio Leverage Menghitung seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Semakin rendah rasio ini maka semakin baik pula posisi hutang perusahaan. 1. Rasio hutang (Debt Ratio) Rasio yang mengindikasi kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjangnya. Dengan rumus sebagai berikut: Rasio hutang = Total hutang Total assets 2. Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas (Long-term debt to equity ratio) Mengukur struktur modal dengan membandingkan dana dari kreditur dengan investor. Dengan rumus sebagai berikut: Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas = Total liabilities Common equity II.3.4.6 Analisis Rasio Profitabilitas Menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi. 27 1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Mengukur laba per rupiah pendapatan usaha perusahaan. Dengan rumus sebagai berikut: Margin laba bersih = Laba bersih Pendapatan 2. Tingkat Pengembalian Total Aset (Return on Total Assets/ROA) Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunaka aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan rumus sebagai berikut: ROA = Laba bersih Total Aktiva 3. Tingkat Pengembalian Atas Ekuitas Pemilik (Return on Equity) Mengukur tingkat pengembalian dari total investasi pemegang saham dalam perusahaan. Dengan rumus sebagai berikut: ROE II.3.5 = Laba bersih Total Ekuitas Analisis Prospektif : Proyeksi Manajer perlu perkiraan untuk perencanaan dan untuk memberikan target kinerja; analis perlu perkiraan untuk membantu mengkomunikasikan pandangan mereka tentang prospek perusahaan kepada investor; bankir dan pemberi utang perlu perkiraan untuk menilai kemungkinan pelunasan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lovita Valentina Handayani (2010) dengan judul “ Analisis Perbandingan Keuangan PT. Kimia Farma (PERSERO) 28 Tbk Dan PT. Indofarma (PERSERO) Tbk Tahun 2006-2008” menyatakan analisa prospektif meliputi peramalan laba rugi, neraca, dan arus kas. II.3.5.1 Proyeksi Laporan Laba Rugi Yaitu perkiraan untuk memprediksi tingkat penjualan di tahun yang akan datang. Dalam analisis proyeksi dibutuhkan data lalu untuk memprediksi penjualan. Dalam melakukan proyeksi laporan laba rugi diperlukan asumsi peramalan yang terdiri dari: 1. Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan penjualan dihitung dari penjualan tahun sekarang dikurangi penjualan tahun lalu dan dibagi dengan penjualan tahun sekarang. 2. Margin laba kotor Margin laba kotor di dapat dari perhitungan rasio perputaran laba kotor. 3. Beban usaha Beban usaha di ramalkan dari beban usaha tahun sekarang dibagi dengan penjualan tahun sekarang. 4. Beban bunga Beban bunga diramalkan dari beban bunga tahun sekarang dibagi hutang jangka panjang tahun sekarang. 5. Beban pajak Beban pajak diramalkan dari beban pajak tahun sekarang dibagi laba sebelum pajak tahun sekarang. 29 II.3.5.2 Proyeksi Neraca Merupakan peramalan atas aktiva dan kewajiban serta ekuitas. Dalam membuat peramalan dibutuhkan langkah-langkah berikut: • Membuat proyeksi aktiva lancar selain kas dengan menggunakan saldo hasil proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio-rasio yang sudah diperhitungkan. • Membuat estimasi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang didasarkan pada informasi dalam bagian analisis dan diskusi manajemen di laporan tahunan (annual report). • Membuat proyeksi kewajiban lancar selain hutang pajak dengan menggunakan saldo hasil proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio-rasio perputaran yang sudah diperhitungkan. • Menghitung bagian lancar hutang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan hutang jangka panjang. • Hutang jangka pendek lainnya diasumsikan sama (tidak berubah) dari tahun ke tahun sebelumnya kecuali bila ada catatan atas perkiraan yang akan terjadi. • Saldo hutang jangka panjang diasumsikan sama dengan hutang jangka panjang tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo. • Kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali bila ada catatan atas perkiraan yang akan terjadi. • Saham biasa diasumsikan sama dengan salso tahun lalu. • Laba ditahan menggunakan saldo tahun lalu ditambah atau dikurangi dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dengan deviden yang diperkirakan. 30 • Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu kecuali bila ada catatan atas perkiraan yang akan terjadi. Asumsi peramalan yang dibutuhkan adalah: 1. Tingkat perputaran piutang usaha Data ini berasala dari perhitungan rasio piutang dari tahun sekarang. 2. Tingkat perputaran persediaan Data ini berasal dari rasio perputaran persediaan tahun sekarang. 3. Tingkat perputaran hutang usaha Data ini berasal dari rasio hutang tahun sekarang. 4. Hutang pajak Data ini berasal dari hutang pajak tahun sekarang dibagi beban pajak tahun sekarang. 5. Leverage keuangan Data ini berasala dari total aktiva tahun sekarang dibagi ekuitas pemegang saham tahun sekarang. 6. Dividen per lembar saham berasal dari kebijakan dividen dari hasil RUPS. 7. Pengeluaran modal Pengeluaran modal berasal analisis dan diskusi manajemen dalam laporan tahunan untuk peningkatan aktiva tetap. 31