BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

advertisement
48
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Gambaran Umum PT. PLN
Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa
perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit
tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada
pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang semula bergerak di bidang
gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan umum.
Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk s' Lands Waterkracht Bedrijven
(LB) yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola beberapa PLT antara lain :

PLTA Plengan

PLTA Lamajan

PLTA Bengkok Dago

PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat

PLTA Giringan di Madiun

PLTA Tes di Bengkulu

PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara

PLTU di Jakarta
Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang dalam perang Dunia II maka
49
Indonesia dikuasai Jepang, oleh karena itu perusahaan listrik dan gas yang ada diambil
alih oleh Jepang dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh
orang-orang Jepang.
Dengan jatuhnya Jepang ke tangan Sekutu dan diproklamasikannya kemerdekaaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan
oleh pemuda serta buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan
listrik dan gas yang dikuasai Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan Jepang,
kemudian pada bulan September 1945, delegasi dari Buruh/Pegawai Listrik dan Gas
yang diketuai oleh Kobarsjih menghadap Pimpinan KNI Pusat yang waktu diketuai oleh
Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka.
Selanjutnya delegasi Kobarsjih bersama-sama dengan Pimpinan KNPI Pusat
menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan
gas kepada Pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden
Soekarno dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah tahun 1945 No. 1 tertanggal 27
Oktober 1945 maka dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-perusahaan
listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya semula. Pegawaipegawai yang tidak mau bekerja sama kemudian mengungsi dan menggabungkan diri
pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah Republik Indonesia yang
bukan daerah pendudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan.
50
Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih
tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Swasta kepada Pemerintah.
Selanjutnya kristalisasi dari semangat dan jiwa mosi tersebut tertuang dalam Ketetapan
Parlemen RI No 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik
milik bangsa asing di Indonesia, jika waktu konsesinya habis.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan
Irian Jaya dari cengkeraman penjajah Belanda maka dikeluarkan Undang Undang
Nomor 86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang Nasionalisasi semua
perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1958 tentang
nasionalisasi listrik dan gas milik Belanda. Dengan Undang-undang tersebut, maka
seluruh perusahaan listrik Belanda berada ditangan bangsa Indonesia.
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan
pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai
Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kali pada tanggal 27
Oktober 1946 bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
(BPKNIP) Yogyakarta.
Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas
berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Nomor 20 tahun 1960.
Namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik,
nomor 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan Gas
yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh
pada tanggal 3 Desember.
51
Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik, maka berdasarkan
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi, Nomor 1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31
Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
3.2 Gambaran Umum PT. PLN Distribusi Jawa Barat
Bangunan tua peninggalan Belanda yang letaknya persis di sisi sungai
Cikapundung dan bersebelahan dengan Gedung Merdeka — sebuah gedung tua tempat
peserta Konferensi Asia Afrika di gelar di Kota Bandung — seakan menjadi simbol
kasat mata yang mampu menuturkan panjangnya perjalanan penyediaan tenaga listrik di
Bumi Pasundan, sejak dulu, kini dan esok hari.
Gedung lawas hasil polesan arsitek Belanda, yang kini dibalut cat tembok abu-abu
muda yang dipadu dengan warna biru tua itu, seakan menjadi saksi bisu sejarah
kelistrikan di Tatar Parahyangan.
Berawal di tahun 1905, di kota Bandung berdiri perusahaan listrik milik
Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Bandoengsche Electriciteit Maatschaappij
(BEM). Selanjutnya BEM diubah menjadi perusahaan perseroan dengan nama
Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf en Omstreken Voor Bandoeng (GEBEO).
Perubahan kembali terjadi, ketika pemerintahan Jepang mengambil alih kekuasaan
di Indonesia di antara rentang waktu 1942 -1945. Pada saat itu, pendistribusian tenaga
listrik dilaksanakan oleh perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah Jepang dengan
nama Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha.
Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, penguasaan pengelolaan tenaga listrik
ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia. Salah satunya ditandai dengan
52
terbentuknya perusahaan listrik di Jawa Barat dengan nama PLN Exploitasi XI pada
tahun 1961 hingga pertengahan tahun 1975. Kemudian pada kurun waktu 1975 sampai
1994, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Listrik
Negara Distribusi Jawa Barat.
Di tahun 1994, sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan
kelistrikan yang bergerak begitu cepat, Badan Hukum PLN mengalami perubahan dari
Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan. Perubahan ini turut mengubah nama
perusahaan listrik di Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.
Oleh karena wilayah kerjanya tidak hanya menjangkau Jawa Barat saja, tetapi juga
Propinsi Banten, maka sejak tanggal 27 Agustus 2002 hingga saat ini nama PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dilengkapi menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten. Dan kini, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten —
disingkat PLN DJBB — masih menempati bangunan lawas bernilai sejarah yang
beralamat di Jl. Asia Afrika No. 63 Bandung.
3.2.1 Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan untuk hasil keputusan dalam menentukan
alokasi pembuatan Unit Pelayanan (UP) baru adalah :
1.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994
2.
Anggaran Dasar PT PLN ( Persero )
3.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 001.K/030/DIR/1994;
4.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 014.K/010/DIR/2003;
5.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 197.K/010/DIR/2003;
53
6.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 293.K/010/DIR/2003;
7.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 1339.K/440/DIR/2003;
8.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 234.K/DIR/2005
9.
Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero ) Nomor 239.K/DIR/2005
10. Keputusan General Manager PT. PLN ( Persero ) Dsitribusi Jawa Barat dan
Banten Nomor 038.K/GM.DJBB/2006
3.2.2 Struktur Bagian Organisasi
Susunan organisasi pada PT PLN (persero) Distribusi terdiri atas :
a.
Unsur Pimpinan adalah General Manager
b.
Unsur pembantu pimpinan, yang meliputi bidang-bidang :
1.
Pemasaran dan Niaga
2.
Distribusi
3.
SDM dan Keuangan
c.
Unsur pengawasan dilaksanakan oleh Auditor Internal
d.
Unsur pelaksana, meliputi:
1.
Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
2.
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ)
Wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten meliputi Area
Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bandung dan Area Pelayanan dan Jaringan (UPJ), yakni :
1)
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Utara
2)
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur
54
3)
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Selatan
4)
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Barat
Adapun Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Jabatan-Jabatan Pada Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Utara ialah sebagai berikut :
1)
Manajer Unit Pelayanan dan Jaringan
 Tanggung jawab :
Bertanggungjawab atas peyelenggaraan fungsi pelayanan kepada pelanggan
melalui pengembangan inovasi sistem pelayanan, peningkatan pemasaran,
pembacaan meter, kepemilikan dan pengelolaan APP, penagihan dan
administrasi serta keuangan untuk target kinerja pengusahaan (terrmasuk
penurunan piutang) dan kepuasan pelanggan.
 Tugas Pokok :
a)
Menetapkan rencana kerja dan anggaran UPJ.
b)
Menetapkan pola operasional pelayanan guna menjamin kepuasan
pelanggan.
c)
Menetapkan pola dan memonitor pelaksanaan pembacaan/ catat meter
sehingga tercapai akurasi yang tinggi.
d)
Merencanakan prakiraan kebutuhan tenaga listrik untuk diinformasikan
kepada UPT.
e)
Mengupayakan
peningkatan
pemasaran
peningkatan penjualan TL (pendapatan).
dan
memonitor
usaha
55
f)
Menetapkan pola operasional dan memonitor pelaksanaan penagihan,
dengan sasaran tunggakan rekening seminimal mungkin menuju nol (0)
rupiah dan nol (0) lembar.
g)
Melaksanakan sanksi atas piutang pelanggan.
h)
Melakukan analisa dan evaluasi kinerja UPJ.
i)
Melaksanakan
pembinaan
SDM
ke
arah
usaha
peningkatan
profesionalisme dan kompetensi.
2)
j)
Mengelola administrasi dan keuangan UPJ.
k)
Menerbitkan work order untuik disampaikan kepada UPT.
Seksi Pelayanan Pelanggan (PP) dan pemasaran
 Tanggung jawab :
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan kepada pelanggan melalui
pengembangan inovasi sistem pelayanan, peningkatan pemasaran, untuk
meningkatkan pendapatan dalam rangka pencapaian target kinerja pengusahaan
dan kepuasan pelanggan.
 Tugas pokok :
a)
Menyusun pola operasional pelayanan pelanggan guna menjamin
kepuasan pelanggan dan memonitor pelaksanaannya.
b)
Menyusun prakiraan kebutuhan tenaga listrik dan menginformasikan
kepada manajer UPJ.
c)
Mengupayakan
peningkatan
pemasaran
peningkatan penjualan TL (pendapatan).
dan
memonitor
usaha
56
3)
d)
Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan.
e)
Bertanggung jawab terhadap Data Induk Langganan (DIL).
f)
Bertanggung jawab atas mutasi Perubahan Data Langganan (PDL).
g)
Bertanggung jawab atas pembukuan langganan.
h)
Mengendalikan pencetakan rekening listrik.
i)
Melaksanakan proses administrasi tindak lanjut penyelesaian P2TL.
j)
Menyiapkan laporan pelayanan dan program pemasaran.
k)
Menyiapkan WO untuk pasang, bongkar, dan pemeliharaan alat ukur.
Seksi Pembacaan Meter dan Pengelolaan Rekening
 Tanggungjawab :
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pembacaan meter dengan
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembacaan meter serta membina
petugas baca meter dengan sasaran akurasi baca meter.
 Tugas pokok :
a)
Menyusun rencana dan mengendalikan pembacaan meter.
b)
Melaksanakan baca meter untuk pelanggan potensial.
c)
Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas pembacaan meter.
d)
Mengawasi pelaksanaan input data pemakaian energi listrik pelanggan ke
dalam komputer.
e)
Menyusun anggaran biaya pembacaan meter pelanggan.
f)
Melaksanakan pemeliharaan RBM yang ada dan pembuatan RBM baru.
g)
Menginformasikan/menindaklanjuti hasil baca meter yang tidak normal.
57
h)
Menginformasikan peralatan APP yang rusak kepada UPJ/fungsi terkait.
i)
Melakukan evaluasi hasil kegiatan pembacaan meter.
j)
Bertanggungjawab terhadap akurasi hasil baca meter.
k)
Melakukan pembinaan petugas baca meter baik intern maupun pihak
ketiga.
l)
4)
Membuat laporan kegiatan pembacaan meter.
Seksi Pengendalian Penagihan
 Tanggungjawab :
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan penagihan,
pelayanan pembayaran rekening serta penekanan piutang pelanggan menuju ke
tingkat nol (0) rupiah dan nol (0) lembar.
 Tugas pokok :
a)
Menyusun pola penagihan rekening yang memudahkan pelanggan dan
memonitor pelaksanaannya.
b)
Menyusun anggaran biaya operasional penagihan (fee pihak ketiga,
pemutusan/penyambungan, dll).
c)
Menyelenggarakan
dan
mengendalikan
proses
pembuatan,
pendistribusian rekening dan pengawasan/pembinaan payment point.
d)
Bertanggungjawab atas pelayanan pembayaran rekening bulan berjalan
maupun tunggakan, piutang ragu-ragu usulan penghapusan, koreksi
rekening, restitusi, dan lainnya.
e)
Mencari metoda dan mengajukan usulan penagihan piutang pelanggan
untuk menekan rasio piutang ke tingkat nol (0) rupiah dan nol (0) lembar.
58
f)
Menyiapkan proses administrasi atas sanksi piutang pelanggan dan work
order kepada UPT.
g)
Melakukan evaluasi kegiatan penagihan untuk menemukan metode yang
efektif dan efisien.
h)
5)
Membuat laporan kegiatan penagihan secara berkala.
Seksi keuangan dan administrasi
 Tanggungjawab :
Bertanggungjawab atas penyusunan anggaran, pengelolaan keuangan dan
akuntansi, penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor,
pengelolaan SDM dan penyelenggaraan kegiatan kehumasan.
 Tugas pokok :
a)
Menyusun rencana anggaran biaya dan pendapatan dan laporan keuangan
(Laba Rugi dan neraca).
b)
Melaksanakan pengelolaan keuangan baik pengeluaran dan pemasukan
serta pajak sesuai prosedur.
c)
Melaksanakan
transaksi
dengan
pihak
ketiga
sesuai
dengan
kewenangannya.
d)
Mengelola dan mengembangkan SDM sesuai kompetensinya.
e)
Mengelola kesekretariatan, rumah tangga kantor, administrasi hukum dan
kehumasan.
f)
Mengendalikan penggunaan sumber daya.
59
6)
Seksi Sambungan Pelanggan
 Tanggungjawab :
Bertanggungjawab atas terlaksananya perencanaan penyambungan baru,
perubahan daya, pemutusan sementara dan bongkar rampung, sesuai target
kinerja pengusahaan dan kepuasan pelanggan.
 Tugas pokok :
a)
Merencanakan
penyambungan
baru,
perubahan
daya,
pemutusan
sementara, dan bongkar rampung.
b)
Menetapkan penyambungan baru dan perubahan daya.
c)
Merencanakan kebutuhan material untuk penyambungan baru.
d)
Melaksanakan pemutusan sementara sampai dengan bongkar rampung.
e)
Mengelola up-dating rayon card.
f)
Membuat laporan pelaksanaan penyambungan, pemutusan sementara, dan
dan bongkar rampung untuk bahan pembuatan PDL.
g)
7)
Bertanggungjawab atas pemeliharaan alat ukur dan MCB.
Seksi Distribusi
 Tanggungjawab :
Bertanggungjawab atas konstruksi, operasi, dan pemeliharaan jaringan,
pelaksanaan P2TL plus dan penyambungan.
 Tugas pokok :
a)
Bertanggungjawab atas data pengukuran tegangan dan beban.
60
b)
Bertanggungjawab
atas
pelaksanaan
survei
data
teknik
untuk
penyambungan baru dan perubahan daya.
c)
Bertanggungjawab atas pelaksanaan survei jaringan untuk perluasan.
d)
Mengendalikan pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan jaringan dan
gardu distribusi.
e)
Menyiapkan SOP untuk pengoperasian jaringan dan gardu distribusi.
f)
Mengendalikan operasi jaringan dan piket.
g)
Melaksanakan dan mengendalikan P2TL.
Sementara itu, secara operasional untuk melayani pelanggan yang tersebar
diseluruh Jawa Barat dan Banten, kami memiliki 15 kantor Area Pelayanan dan Jaringan
(APJ) dan 1 Kantor Area Pengatur Distribusi (APD).
Kantor APJ memikul tanggung jawab operasional untuk mendistribusikan tenaga
listrik, melayani pelanggan dan penjaga keandalan pasokan listrik di masing-masing
wilayah pengusahaannya. Sedangkan kantor APD memegang tanggung jawab untuk
mengendalikan dan mengatur pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik
pelanggan dan masyarakat khususnya diwilayah Bandung Raya.
61
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
3.3 Gambaran Permasalahan
Sesuai dengan perkembangan wilayah serta untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan dan pengamanan pendapatan, maka dipandang perlu dilakukan pembentukan
Unit Pelayanan dan Jaringan baru di wilayah kerja pada Area Pelayanan dan Jaringan di
lingkungan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu menetapkan pembentukan Unit
Pembantu (UP) pada Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Bandung di lingkungan PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Adapun alasan pembentukan UPJ baru ini adalah :
1.
Meningkatkan pelayanan pelanggan
2.
Memperbaiki tingkat mutu pelayanan
62
3.
Menurunkan susut teknis maupun non-teknis
4.
Mendekati pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai kualitasnya
3.4 Solusi Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka penulis merancang suatu aplikasi
yang berbasiskan pada Sistem Informasi Geografis. Pada aplikasi berbasiskan Sistem
Informasi Geografis ini dapat menampilkan informasi serta letak geografis yang
dibutuhkan bagi pemakai aplikasi Sistem Informasi Geografis ini memudahkan
pengecekan terhadap pelayanan pelanggan.
Kemudahan yang diberikan pada aplikasi SIG ini adalah User dapat langsung
memilih suatu wilayah didalam peta yang dikehendakinya. Misalnya user mengklik peta
area pelayanan, selanjutnya system akan menampilkan peta wilayah tersebut.
Selanjutnya user mengklik objek yang diinginkan untuk mendapatkan informasi yang
lebih akurat.
Objek pelanggan pada keseluruhan peta merupakan pembagian wilayah atas nama
jalan. Setiap nama jalan terdiri dari Area Baca Meter (ABM) dan Rute Baca Meter
(RBM). 1 nama jalan memiliki beberapa Area Baca Meter dan 1 Area Baca Meter
memiliki beberapa Rute Baca Meter yang berbeda. Maka kategori nama jalan dengan
Area Baca Meter ini telihat seperti tabel berikut ini :
63
Nama Jalan
Ir H Juanda
Area Baca Meter
1. BJ
2. BP
Pergerakan Area Baca Meter
Area baca memanjang dimulai dari batas
bawah wilayah hingga ke batas atas wilayah
3. BO
Raden Patah
BO
Area baca hanya memutar di sekitar jalan
Raden Patah
Siliwangi
LB
Area baca hanya memutar di sekitar jalan
Siliwangi
Simpang Dago
1. BO
Area baca hanya memutar di sekitar jalan
Simpang Dago
2. AC
Kidung Pananjung
1. AV
2. LB
Dipati Ukur
1. BO
2. QQ
Area baca hanya memutar di sekitar jalan
Kidung Pananjung
Area baca memanjang di batas tengah
wilayah
3. LB
Tubagus Ismail
1. BO
Area baca memanjang di batas atas wilayah
2. LB
3. AE
Cisitu
AV
Area baca hanya memutar di sekitar jalan
Cisitu
Tabel 3.1 Tabel Alamat Area Baca Meter
64
Kategori Area Baca Meter dengan Rute Baca Meter ini telihat seperti tabel berikut ini :
NO
1
Area Baca Meter
Rute Baca Meter
BJ
CQ
BP
ES
BO
CS
2
BO
CR
3
LB
RA
4
BO
CR
AC
DK
AV
ET
LB
RB
BO
CR
QQ
QQ
LB
RB
BO
CS
LB
RB
AE
FJ
AV
ET
5
6
7
8
Tabel 3.2 Tabel Rute Baca Meter
3.5 Perancangan Sistem Informasi Geografi
Dalam merancang Sistem Informasi Geografis yang baik maka diperlukan sumber
data yang lengkap, tepat dan cepat dan up-to-date, agar dapat memberikan output
informasi yang sesuai dengan keinginan user.
65
Melihat akan kebutuhan dan tujuan yang dicapai, serta keperluan database ruang
(spasial) yang memegang penting dalam sistem yang dirancang ini. Karena SIG
merupakan sistem yang cocok untuk diterapkan dalam kondisi ini.
Data pada rancangan SIG ini dikelompokan menjadi 2 sistem data yaitu : data
spasial dan non-spasial.
Pada data spasial berupa peta atau simbol-simbol tertentu harus dibuah kebentuk
digital. Sedangkan jika pengguna ingin menambahkan atau memasukkan data spasial
langsung pada peta atau layer, maka pengguna dapat langsung menggambarkan suatu
objek pada posisi yang diingikan pada peta yang sudah ada dengan menggunakan
software MapInfo, yang kemudian disimpan pada tabel atau layer dengan nama tabel
atau layer yang sama.
Pada rancangan data non spasial, dilakukan dengan tombol infomasi (Information
Tools Button) dari fasilitas yang tersedia didalam softrware MapInfo, dimana pengguna
harus terlebih dahulu memilih salah satu lokasi geografis tertentu yang dinginkan dari
tampilan yang ada pada peta, setelah itu akan muncul suatu kotak yang menampilkan
record dari lokasi tersebut. Dimana pengguna dapat langsung memasukkan data atribut
melalui kotak tersebut untuk disimpan dalam tabel (database).
Lembaran-lembaran peta disebut layer. Tiap layer pada sistem SIG ini mewakili 1
database, kecuali tabel database yang dibuat melalui raster image. Dalam tabel raster
image tidak dapat dihubungkan dengan tabel database.
Metoda analisa sering dijumpai dalam SIG, karena dapat digunakan untuk
menampilkan dan mengakses beberapa macam peta secara keseluruhan. Metode yang
66
akan digunakan dalam SIG ini adalah metode Tumpang Susun atau sering disebut
metode Tumpang Tindih (Overlay Method). Pada sistem SIG yang dibuat ini, yang
digunakan sebagai pata dasar adalah peta kawasan Dago, Kelurahan Bandung Utara.
3.5.1 Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 3.2 DFD
67
3.5.2 Diagram Nol
du
ar
Peta Tiang
G
Peta Bangunan Pelanggan
APJ Bandung
Petea Jaringan SR
ta
Pe
Layer Peta
Dsitribusi Listrik
Peta Jaringan JTR
UPJ Bandung
Utara
AntarMuka
Peta Jalan
Peta Wilayah
1.0 Data Spasial
3.0 Laporan
BasisData
Distribusi Listrik
2.0 Data Non Spasial
Gambar 3.3 Diagram Nol
Gardu
Laporan ABM
Tiang
Laporan Usulan
Jaringan SR
Laporan RBM
Jaringan
Laporan Daya
Bangunan
Pelanggan
Laporan Ket Pelanggan
Peta Overlay
Pimpinan PT.PLN
Distribusi Jawa
Barat dan Banten
68
3.5.3 Diagram Rinci
Gambar 3.4 Diagram Rinci 1.0
69
Gambar 3.5 Diagram Rinci 1.1
Gambar 3.6 Diagram Rinci 1.2
70
Gambar 3.7 Diagram Rinci 1.3
Gambar 3.8 Diagram Rinci 3.0
71
3.5.4 Perancangan Modul
Sistem Informasi Geografis ini memiliki tiga modul utama, yaitu :
A.
Modul Manajemen Data (Basis Data)
Modul manajemen data merupakan antarmuka yang digunakan untuk pengelolaan
data tekstual. Modul ini memiliki kemudahan untuk fungsi pemasukan data,
penambahan data, dan sebagainya. Modul ini merupakan modul basisdata yang
terdiri dari satu tabel utama (master) dan tabel referensi bagi setiap data jenis guna
pembakuan penamaan (anotasi) informasi dalam pengolaan data. Tabel utama
(master) dan tabel refrensi itu pada prinsipnya jarang berubah. Data dan informasi
yang bersifat dinamis diletakkan pada tabel transaksi, yang menyimpan data
tahunan. Guna memudahkan pengolahan data pada setiap tabel transaksi diberi
kunci yang menunjukan identifikasi spesifik data dan memudahkan penelusuran
data.
B.
Modul Manajemen Peta (Basis data untuk peta)
Modul manajemen peta merupakan antarmuka yang digunakan untuk pengelolaan
data spasial (peta) yang akan digunakan oleh sistem. Modul ini mempunyai
kemudahan dalam penambahan peta baru, penggantian peta, dan sebagainya.
Untuk pengelolaan peta seperti overlay, penambahan layer, dan sebagainya dapat
dilakukan secara terpisah (diluar sistem).
72
C.
Modul Penampilan Data dan Peta
Modul ini merupakan modul utama untuk menampilkan data dan peta sesuai
dengan penelusuran berdasarkan kata kunci yang diinginkan. Data dan informasi
yang disajikan oleh sistem dapat ditampilkan dalam dua bentuk, yaitu tampilan
layer dan tampilan laporan. Laporan tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, dan atau peta.
3.5.5 Diagram Hirarki
Gambar 3.9 Diagram Hirarki Modul Utama
Gambar 3.10 Diagram Hirarki Peta
73
Gambar 3.11 Diagram Hirarki Update
Gambar 3.12 Diagram Hirarki Perlengkapan
Gambar 3.13 Diagram Hirarki Mencari Informasi
74
Gambar 3.14 Diagram Hirarki Bantuan
Gambar 3.15 Diagram Hirarki Keluar
75
3.5.6 STD
Sub bab ini menampilkan STD dan spesifikasi proses sistem SIG Distribusi Listrik
yang diusulkan disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3.16 STD Tampilan Awal
76
Gambar 3.17 STD Menampilkan Menu Peta
77
Gambar 3.18 STD Menampilkan Menu Bantuan
78
Gambar 3.19 STD Menampilkan Menu Perlengkapan
Menampilkan
Menu Keluar
klik YA
Kembali Ke Menu Utama
Pilih Menu
Menu Keluar Diaktifkan
Menu Keluar
Ditampilkan
Gambar 3.20 STD Menampilkan Menu Keluar
79
Gambar 3.21 STD Menampilkan Menu Mencari Informasi
80
3.5.7 Perancangan Layar
Applikasi SIG ini mempunyai 10 Perancangan Layar yaitu :
1. Layar about
Tampilan layar about merupakan tampilan mengenai nama pembuat program.
Gambar 3.22 Rancangan Layar Menu About
Layar peta
Tampilan layar menu utama pada gambar berikut ini merupakan tampilan awal setelah
program SIG itu dijalankan. Pada tampilan awal ini terdapat 6 buah menu Pull Down,
yaitu :
81
1. Menu Peta, yang terdiri dari 7 buah menu Pull Down yang terdiri dari : Peta
wilayah Dago, peta bangunan, peta jaringan JTR, peta jaringan SR, peta gardu,
peta tiang dan peta jalan
2. Menu Update, terdapat 4 sub menu yang berfungis sebagai tempat memanipulasi
data (Tambah Data, Hapus Data, Tampil Data) dan Save.
3. Menu Mencari Informasi, terdiri dari Info Daya, Info Pelanggan, Info RBM,
Usulan UP Baru
4. Menu Perlengkapan, terdiri dari aktifkan Aktifkan Alat (toolbox)
5. Menu Bantuan, terdiri dari 2 sub menu : Keterangan Applikasi dan Deskripsi
program
6. Menu Keluar, berfungsi untuk keluar dari Applikasi MapBasic
Gambar 3.23 Rancangan Layar Menu Awal
82
Layar peta Tampil peta & aktif toolbox. Contoh peta yang ditampilkan “Wilayah.tab”
Gambar 3.24 Rancangan Layar Tampil Peta dan Aktif Toolbox
Layar Keluar user akan diminta untuk benar-benar keluar dari applikasi ini atau tidak.
Gambar 3.25 Rancangan Layar Keluar dari Applikasi
83
Layar Bantuan, pada layar ini dijelaskan hanya cara-cara pengoperasian sistem aplikasi
SIG ini.
Gambar 3.26 Rancangan Layar Bantuan
3.5.8 Perancangan Spesifikasi Proses

Spesifikasi Layar Pembuka
Tamplikan layar pembuka
Delay
Tutup layar pembuka
Tampilkan layar utama
84

Spesifikasi Layar Utama
Jika tombol “Keluar ” ditekan maka
Jika tombol YA ditekan maka
Tutup layar utama
Minimize map info
Jika tombol TIDAK ditekan maka
Tampilkan layar utama
Akhir jika
Jika menu “Peta” ditekan maka
Tampilkan pilihan “Wilayah”,”Bangunan”,”Jaringan”, “Jaringan SR”,
”Tiang”, ”Jalan”
Jika submenu “Wilayah” ditekan maka
Tampilkan layar Wilayah
Akhir jika
Jika submenu “Bangunan” ditekan maka
Tampilkan layar Bangunan
Akhir jika
85
Jika submenu “Jaringan” ditekan maka
Tampilkan layar Jaringan
Akhir jika
Jika sub menu “Jaringan SR” ditekan maka
Tampilkan layar Jaringan SR
Akhir Jika
Jika submenu “Tiang” ditekan maka
Tampilkan layar Tiang
Akhir jika
Jika submenu “Jalan” ditekan maka
Tampilkan layar Jalan
Akhir jika
Jika menu Update ditekan maka
Tampilkan pilihan “Tambah”, “Hapus”,”Tampil”,”Save”
Jika submenu “Tambah” ditekan maka
Tampilkan Pilihan menu pilih tabel
Jika tombol OK ditekan maka
86
Tampilkan tabel
Jika tombol CANCEL ditekan maka
Kembali ke layar utama
Akhir jika
Akhir jika
Jika submenu “Hapus” ditekan maka
Tampilkan Pilihan Menu pilih tabel
Jika tombol OK ditekan maka
Tampilkan tabel
Tampilkan pilihan Menu pilih baris
Jika BENAR
Hapus baris
Jika SALAH
Kembali ke menu pilih baris
Akhir jika
Jika tombol CANCEL ditekan maka
Kembali ke layar utama
87
Akhir jika
Jika submenu “Save” ditekan maka
Lakukan Simpan data
Jika Menu Mencari Informasi ditekan maka
Tampilkan submenu “Info Pelanggan”,”Info Daya”,”Info RBM”,”Usulan”
Jika submenu “Info Pelanggan” ditekan maka
Tampilkan tabel Bangunan_Pelanggan
Tampilkan menu query Pelanggan
Jika lakukan query BENAR
Tampilkan table hasil query
Tampilkan peta hasil query
Jika SALAH
kembali tampilkan menu query
akhir jika
Akhir jika
Jika submenu “Info Daya” ditekan maka
Pilih query Info Daya
88
Tampilkan hasil pilihan Info Daya
Tampilkan pilih “back to query”,”cancel”,”buat peta”,
“buat grafik”
Jika pilih “back to query”
Kembali ke pilihan Info Daya
Akhir jika
Jika pilih “cancel”
Kembali ke layar utama
Akhir jika
Jika pilih “buat peta”
Tampilkan peta hasil query
Akhir jika
Jika pilih “buat grafik”
Tampilkan grafik hasil query
Akhir jika
Akhir jika
Jika submenu “Info RBM” ditekan maka
89
Pilih query Info RBM
Tampilkan hasil pilihan Info RBM
Tampilkan pilih “back to query”,”cancel”,”buat peta”,
“buat grafik”
Jika pilih “back to query”
Kembali ke pilihan Info RBM
Akhir jika
Jika pilih “cancel”
Kembali ke layar utama
Akhir jika
Jika pilih “buat peta”
Tampilkan peta hasil query
Akhir jika
Jika pilih “buat grafik”
Tampilkan grafik hasil query
Akhir jika
Akhir jika
90
Jika submenu “Usulan UP Baru” ditekan maka
Tampilkan tabel hasil usulan
Tampilkan peta hasil usulan
Tampilkan titik potensial pada peta usulan
Akhir jika
Jika Menu “Aktifkan Perlengkapan” ditekan maka
Tampilkan submenu “Aktifkan Perlengkapan”
Jika submenu “Aktifkan Perlengkapan” ditekan maka
Tampilkan tools perlengkapan
Tampilkan draw perlengkapan
Akhir jika
Akhir jika
91
3.5.8 ERD
Gambar 3.27 ERD Rancangan Sistem Distribusi Listrik
3.5.10 Perancangan Basis Data
Untuk dapat membuat Sistem Informasi Geografis yang baik, maka diperlukan
data yang akurat dan terbaru. Karena Sistem Informasi Geografis ini akan sangat
berguna jika datanya selalu Up-to-Date atau yang dapet di-update. Berikut adalah
database yang dibutuhkan dalam Sistem Informasi Geografis untuk Distribusi Listrik
wilayah Bandung Utara, Dago.
92
1. Nama File : Wilayah.tab
Keterangan : tabel Gambar peta Wilayah Dago
2. Nama File : Bangunan_Pelanggan.tab
Keterangan : tabel Gambar peta Bangunan pelanggan di wilayah Dago
Indexed : No_Pelanggan, Nama_Gardu
Tabel 3.3 Tabel Bangunan Pelanggan
3. Nama File : Jaringan_JTR.tab
Keterangan : tabel gambar peta Jaringan (kabel tegangan tinggi)
Indexed : Nama_Gardu
93
Tabel 3.4 Tabel Jaringan JTR
4. Nama File : Jaringan_SR.tab
Keterangan : tabel Gambar peta Jaringan (kabel tegangan rendah)
Indexed : Kd_kabel_SR
Tabel 3.5 Tabel Jaringan SR
5. Nama File : Gardu.tab
Keterangan : tabel Gambar peta Gardu di wilayah Dago
Indexed : Nama_Gardu
94
Tabel 3.6 Tabel Gardu
6. NamaFile : Tiang.tab
Keterangan : tabel Gambar peta Tiang di wilayah Dago
Indexed : Kd_Tiang
Tabel 3.7 Tabel Tiang
7. Nama File : Jalan.tab
Keterangan : tabel Gambar Jalan
Tabel 3.8 Tabel Jalan
95
3.5.11 Pembangunan Sistem
Setelah rancangan sistem dan desain berhasil dirumuskan, langkah selanjutnya
adalah melaksanakan konstruksi sistem yang dilakukan oleh tim teknis Bidang Data dan
Statistik dalam kelompok pengolahan data. Untuk mendukung pembangunan sistem
tersebut, maka masukan berupa data atribut peta, peta dan data mengenai pendistribusian
perlu disediakan dan disiapkan.
1.
Pengumpulan Data
Bersamaan dengan kegiatan konstruksi sistem dilakukan, maka tim teknis Bidang
Data dan Statistik dalam kelompok pengumpulan data melakukan pengumpulan data
infromasi potensi wilayah berdasarkan variabel kebutuhan data dan informasi yang
diajukan oleh PT.PLN Distribusi JawaBarat dan Banten serta data penunjang lainnya
yang berasal dari UPJ Bandung Utara.
2.
Penyiapan Peta
Kegiatan ini juga dilangsungkan bersamaan dengan pengumpulan data. Data
berupa peta ini digunakan untuk memberikan informasi bersifat keruangan (spasial)
yang lebih jelas. Peta yang disediakan meliputi peta dasar berskala 1 : 250.000, yang
menampilkan wilayah Dago, bangunan pelanggan, tiang, kabel tegangan tinggi, kabel
tegangan rendah, gardu, dan jalan.
3.
Penyusunan Bentuk-Bentuk Laporan
Setelah konsep dan desain berhasil dirumuskan, maka selanjutnya dikembangkan
bentuk laporan yang dihasilkan dari sistem. Bentuk laporan dapet mengandung salah
96
satu atau beberapa bentuk dari tabel, grafik atau peta. Laporan yang dihasilkan
digunakan oleh pimpinan untuk masukan bagi kegiatan perencanaan kegiatan
pendistribusian listrik pada masa kini atau yang akan datang. Adapun laporan yang
disusun untuk keperluan tersebut antara lain berupa beberapa laporan.
Download