BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Anoraga, pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. Dalam pengertian klasik, seperti dapat dilihat dalam praktekprakteknya di Negara-negara kapitalis, perdagangan efek sesungguhnya merupakan kegiatan perusahaan swasta. Motif utama terletak pada masalah kebutuhan modal bagi perusahaan yang ingin lebih memajukan usaha dengan menjual sahamnya pada para pemilik uang atau investor baik golongan maupun lembaga-lembaga usaha. Peranan pasar modal dilihat dari sudut ekonomi mikro adalah sebagai suatu piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Kelebihannya lagi, dibandingkan kredit perbankan, bahwa pasar modal merupakan sumber pembiayaan yang tidak menimbulkan inflatoir. Sumber daya ekonomi yang sudah ada melalui pasar modal dialokasikan sedemikian rupa sehingga kedudukan berubah yaitu dari titik Pareto Inefficiency menjadi ke titik Pareto Efficiency. Ini dapat terjadi apabila informasi yang tersedia di 7 pasar modal cepat, tepat, dan akurat. Akibat lebih jauh dari berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal adalah naiknya pendapatan nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meratanya pemerataan hasil-hasil pembangunan. Menurut DR. Siswanto Sudomo (1990), yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, khususnya obligasi dan saham. Definisi ini sudah menyangkut dua jenis pasar yang dikenal secara terpisah, yakni pasar perdana, di mana surat-surat berharga itu pertama kali diterbitkan dan pasar sekunder, dimana surat-surat berharga itu dipedagangkan. Kemudian yang dimaksud dengan investor adalah individu atau unit ekonomi yang menanamkan tabungannya dalam bentuk aset dengan harapan memperoleh hasil atau return di masa yang akan datang. Di dalam konteks perekonomian global, dimana pasar modal dibeberapa Negara sudah sedemikian berkembang, aset tersebut pada umumnya berbentuk asset financial, walaupun masih tersedia pula pilihan-pilihan dalam bentuk riil seperti logam mulia, emas, persawahan, perkebunan, pabrik, dan atau real estate. Sedangkan yang dimaksud dengan asset financial adalah surat-surat berharga yang merupakan klaim atas hasil aset ril. Pemilikan asset financial bisa secara langsung dan tidak langsung. Dikatakan tidak langsung bila aset tersebut merupakan klaim atas klaim. Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang di dalam Keputusan Presiden (Kepres) No. 52 tahun 1976 tentang Pasar Modal 8 Bab I Pasal I dimana disebutkan “ Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 15 tahun 1952 (Lembaran Negara, Tahun 1952 No. 67)”. Jadi Pasar Modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek. Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek. Lebih lanjut ditegaskan bahwa pengertian efek disini adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya, termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari surat-surat tersebut, bukti keuntungan dan surat-surat jaminan, opsi obligasi, bukti penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya, serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek. (Anoraga,2006,p7). 2.1.2 Manfaat Pasar Modal Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun lembaga penunjang (PAU-UGM, 26 – 27 Januari 1990) (Anoraga,2006,p12) Manfaat pasar modal bagi emiten, yaitu : 1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar. 2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai. 3. Tidak ada “covenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana / perusahaan. 9 4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan. 5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil. 6. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan. 7. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beisiko tinggi. 8. Tidak ada bebas financial yang tetap. 9. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. 10. Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu. 11. Profesionalisme dalam manajemen meningkat. Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut : 1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain. 2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki / memegang saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi. 3. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pemegang saham, mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi pemegang obligasi. 4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko. 10 5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi resiko. Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang yaitu : 1. Menuju arah professional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing. 2. Semakin pembentuk harga dalam bursa paralel. 3. Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang. 4. Likuidasi efek semakin tinggi. Sedangkan manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu : 1. Mendorong laju pembangunan. 2. Mendorong investasi. 3. Penciptaan lapangan kerja. 4. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR). 5. Mengurangi beban anggaran bagi Badan Usaha Milik negara (BUMN). 2.2 Saham Menurut William H. Pike, “Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik 11 kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham”. (Dwiyanti,1999,p11) Faktor-faktor penggerak harga saham adalah sebagai berikut : 1. Kondisi Fundamental Emiten Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar risiko yang bakal ditanggung oleh investor. 2. Hukum Permintaan dan Penawaran Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan kedia setelah faktor fundamental karena begitu investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga saham akan menjadi terlalu mahal. 3. Tingkat Suku Bunga (SBI) 12 Pemerintah melalui Bank Indonesia akan menaikan tingkat suku bunga guna mengontrol peredaran uang di masyarakat atau dalam arti luas mengontrol perekonomian nasional. Dengan menaikan bunga SBI berarti bank-bank dan lembaga keuangan lainya akan terdorong untuk membeli SBI. Adanya bunga yang tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga keuangan yang menikmatinya ini otomatis akan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk produk-produknya. Tujuannya agar mampu menarik sebanyak mungkin dana masyarakat yang akan dipergunakan untuk membeli SBI lagi. Jika ini terjadi berarti tujuan dasar pemerintah telah tercapai. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi pada produk perbankan seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya dibandingkan invetasi dalam bentuk saham. Karenanya investor akan menjual saham dan dananya kemudian akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. 4. Valuta Asing Dalam kehidupan perekonomian global dewasa ini hampir tak ada satupun negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh valuta asing, khususnya terhadap pengaruh US Dollar. Ketika suku bunga dollar naik, para investor asing menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dollar. Otomatis harga saham 13 menjadi turun. Selain itu, karena bunga mata uang dollar mengalami kenaikan maka otomatis Bank Indonesia akan segera menaikan tingkat suku bunganya. Tujuannya agar jangan sampai investor lebih suka memegang dollar daripada rupiah. Jika investor memburu dollar otomatis mereka akan menjual rupiah dan nilai rupiahnya bisa anjlok sehingga perekonomian terancam stagnasi bahkan depresi. Kenaikan suku bunga Bank Indonesia ini akan membuat banyak investor menjual sahamnya guna ditempatkan di bank. Bukan hanya karena rate of return investasi di bank lebih tinggi tetapi juga bisa karena ancaman hutang dollar sebagian perusahaan. 5. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kenaikan IHSG sepanjang waktu tertentu menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. IHSG pada awalnya ditetapkan sebesar 100 poin, yakni tanggal 10 Agustus 1982. sejak tanggal tersebut, semua transaksi saham yang terjadi seterusnya mengacu pada poin tersebut. 6. News dan Rumors Yang dimaksud news adalah semua berita yang beredar ditengah masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, keamanan hingga berita seputar rencana reshuffle kabinet. Sedangkan rumors adalah berita-berita yang belum 14 tentu benar yang terkadang juga terselip diantara news berbagai media massa. Misalnya isu-isu seputar penurunan presiden ditengah jalan, isu bom, dsb. Pergerakan harga saham sangatlah tergantung pada news dan rumors tersebut. Dengan adanya berita tersebut para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. (Arifin,2002,p116-p125). 2.3 Cara Berinvestasi Saham 2.3.1 Syarat Transaksi Persyaratan dalam melakukan transaksi di pasar reguler atau pasar modal adalah 1. Jumlah saham dalam satuan standar lot, yaitu satu lot adalah 500 lembar saham (untuk saham yang bukan reksadana, sedangkan standar lot untuk saham reksadana 1 lot adalah 1000 lembar saham). 2. Perubahan harga (fraksi) dalam menawar di bursa berbeda antara efek. • Harga sampai dengan Rp.500 ditetapkan fraksi harganya Rp.5 dengan maksimum perubahan Rp.50. • Harga Rp.500 sampai dengan Rp.5000 ditetapkan fraksi harganya Rp.25, dengan maksimum perubahan Rp.250. 15 • Harga lebih besar dari Rp.5000 ditetapkan fraksi harganya Rp.50 dengan maksimum perubahan Rp.500. 3. Transaksi terjadi berdasarkan prioritas harga dan prioritas waktu. Artinya yang segera diproses ordernya adalah yang menawarkan harga tertinggi-untuk beli-dan paling awal memasukan order jual/beli. (Widoatmodjo, 2007, p14) 16 2.3.2 Proses Transaksi Proses Perdagangan Saham Investor Beli Investor Jual Bursa Efek Jakarta WPPE (Pialang) Pialang Beli WPPE (Pialang) Pialang Jual Sistim Tawarmenawar & Negoisasi KDEI Rp Sertifikat Saham Penyelesaian Transaksi Investor Beli Pialang Beli Pialang Jual Emiten/ BAE Gambar 2.1 Proses perdagangan saham Sumber : Widoatmodjo, 2007, p16 Urutan proses transaksi dalam pasar reguler atau pasar modal adalah 1. Investor membuka rekening efek di perusahaan pialang. Investor Jual 17 2. Investor memberikan order beli atau jual kepada perusahaan pialang. 3. Perusahaan pialang memerintahkan Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)-nya untuk melaksanakan order investor di bursa efek. 4. Perusahaan pialang memberikan konfirmasi bawah order bisa terlaksana atau tidak. 5. Jika order bisa terlaksana, bursa efek mencatat transaksi tersebut untuk diteruskan ke Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). 6. KPEI melakukan kliring, yaitu mencocokan order beli dan jual, hasilnya dikirim ke PT Kastodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 7. KPEI memberikan konfirmasi kepada perusahaan pialang bahwa order telah diproses. 8. KSEI melakukan pemindahbukuan, yaitu rekening investor jual akan berkurang atau habis sahamnya (dan rekening di bank bertambah), sebaliknya rekening investor beli akan bertambah atau muncul saham baru (dan rekening di bank berkurang). 9. KSEI memberikan konfirmasi kepada perusahaan pialan bahwa transaksi telah diproses pemindahbukuannya. 10. Perusahaan pialang memberikan laporan bulanan, tentang perusahaan rekening investor, yaitu mencakup seluruh order selama satu bulan. 18 4 Investor Beli 1 Perusahaan Pialang 2 Investor Jual 3 Bursa Efek 5 KPEI 6 6 KSEI 8 7 10 9 Gambar 2.2 Urutan proses transaksi Sumber : Widoatmodjo, 2007, p18 2.3.3 Proses Order Cara melakukan order di pasar reguler atau pasar modal adalah 1. Mengambil slip order diperusahaan pialang. 2. Mengisi slip order, beli atau jual (disini di isi jumlah saham yang akan dibeli atau dijual dan harganya). 3. Perusahaan pialang mengecek kecukupan dana di rekening efek investor. 4. Jika tidak cukup, dikonfirmasikan ke investor bahwa order ditolak. Jika rekening mencukupi maka akan diteruskan ke back office. 5. Order diverifikasi. 19 6. Jika sudah tidak ada masalah perusahaan pialang akan memberikan instruksi kepada WPPE. 7. Jika mendapatkan apa yang diorderkan (jumlah saham dan harganya sesuai order), WPPE memberikan konfirmasi bahwa order telah dilaksanakan. 8. Dilakukan proses administrasi. 9. Perusahaan pialang memberikan konfirmasi kepada investor. 2.4 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2.4.1 Pengertian IHSG Angka Indeks Harga Saham Gabungan adalah angka-angka yang menjadi ukuran situasi pasar modal yang dapat digunakan untuk membandingkan peristiwa dan sebagai alat analisis. Dengan menganalisis perubahan harga IHSG berarti menganalisis saham. IHSG sebenarnya merupakan angka Indeks Harga Saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa, bisa berupa perubahan harga saham, dari waktu ke waktu (Dwiyanti,1999,p55). Indeks Harga Saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh terutama fenomenafenomena ekonomi. Bahkan dewasa ini indeks harga saham dijadikan 20 barometer kesehatan ekonomi suatu negara dan sebagai landasan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir (current market). (Dwiyanti,1999,p54). 2.4.2 Peran IHSG Bagi Investor Para investor sering menggunakan IHSG sebagai patokan dalam berinvestasi karena dengan IHSG, investor dapat menentukan apakah saat yang tepat untuk berinvestasi sudah tiba dan kapankah saat investasi dihentikan. Kenaikan indeks harga saham yang terus menerus menandakan bahwa pasar sedang bullish. Kondisi ini digambarkan oleh keadaan perekonomian yang sehat, pendapatan masyarakat meningkat diiringi pesatnya perkembangan industri. Banyak investor melakukan pembelian saham. Penurunan indeks harga saham yang terus menurun adalah indikator bahwa pasar sedang bearish. Kondisi ini digambarkan oleh keadaan perekonomian yang lesu, sosial politik tidak stabil, peredaran uang yang tersendat-sendat akibat kebijakan moneter. (Dwiyanti,1999,p43) 2.5 Indeks Harga Saham Individual (IHSI) Menurut Buku panduan Indeks BEJ, IHSI pertama kali diperkenalkan pada tanggal 15 April 1983 dan mulai dicantumkan dalam Daftar Kurs Efek harian sejak tanggal 18 April 1983. Indeks ini merupakan indikator perubahan 21 harga suatu saham dibandingkan dengan harga perdananya. Pada saat suatu saham pertama kali dicatatkan, indeks individualnya adalah 100 (Divisi riset dan pengembangan, 2001). berikut ini adalah rumus penghitungan IHSI : Nilai Pasar Sekarang X 100 Indeks = Nilai Dasar 2.5.1 Penyesuaian Nilai Dasar Seperti halnya indeks-indeks BEJ lainnya. Harga Dasar dalam penghitungan indeks individual juga disesuaikan bila emiten melakukan corporate actions. Misalkan IHSIs adalah Indeks harga saham individu sebelum dilakukan corporate action dan IHSIb adalah indeks harga saham individu setelah dilakukan corporate action (Divisi riset dan pengembangan, 2001). Prinsip yang digunakan adalah IHSI sebelum dan sesudah corporate action adalah sama : IHSIs = IHSIb Harga cum/HDS = HT/HDB HDB = HT/IHSIs X 100 Dimana : HT = Harga Teoritis 22 2.6 HDS = Harga Dasar Saham HDB = Harga Dasar Baru Kredit Pemilikan Rumah Subprima (Subprime Mortgage) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subprima atau juga disebut subprime mortgages adalah kredit subprima dengan jaminan berupa “hak tanggungan”. Sebagaimana pada umumnya kredit subprimer maka kredit subprimer jenis ini adalah ditentukan berdasarkan jenis nasabah. Menurut John Lonski, kepala ekonomi pada Moody’s Investors Service, walaupun tidak semua KPR masuk dalam kategori ini, sekitar 21% dari seluruh kredit pada rentang tahun 2004 dan 2006 adalah merupakan pinjaman KPR subprima naik 9% dibandingkan periode 1996 hingga 2004. Keseluruhan KPR subprima bernilai 600 Milyar USD pada tahun 2006, atau senilai 1/5 dari pasar KPR US. Terdapat beberapa jenis KPR subprima ini, yaitu : KPR dengan hanya membayar bunganya saja, dimana peminjam diperkenankan untuk melakukan pembayaran hanya bunga pinjaman saja selama jangka waktu tertentu (normal antara 5-10 tahun). Pilihan pembayaran (pick a payment), dimana peminjam dapat menetapkan pembayaran bulanannya apakah pembayaran penuh, bunga saja, atau pembayaran minimum yang lebih rendah daripada pembayaran yang diharuskan guna menurunkan saldo pinjaman. 23 KPR dengan bunga yang ditetapkan dimuka yang dengan cepat menyesuaikan terhadap variabel bunga. KPR jenis ini sangat terkenal dikalangan pemberi pinjaman subprima sejah periode tahun 1990. Produk dalam kelompok ini termasuk pinjaman yang disebut ”kredit 2-28, yang menawarkan suku bunga pinjaman rendah dimuka yang bersifat tetap untuk 2 tahun pertama dan setelah itu bunganya akan naik lebih tinggi untuk masa pinjaman ( dalam hal ini hingga tahun ke 28) Diawali pada tahun 1990, perusahaan penerbit kartu kredit di Amerika mulai menawarkan kartu kredit subprima kepada debitur dengan peringkat kelayakan kredit yang rendah dan riwayat kredit yang buruk ataupun pernah dinyatakan pailit. Kartu kredit ini biasanya diberikan dengan batas kredit yang rendah dan dikenakan iuran serta bunga yang tinggi sekitar 30% pertahun ataupun lebih. Pada tahun 2002, sewaktu melambatnya pertumbuhan ekonomi di US, tingkat gagal bayar untuk pinjaman subprima kartu kredit ini meningkat secara dramatis dan banyak sekali penerbit kartu kredit subprima mengalami kemunduran (http://id.wikipedia.org). atau bahkan menghentikan usahanya 24 2.6.1 Debitur Subprima Kredit subprima ini menawarkan suatu kesempatan berupa kredit bagi debitur yang dianggap tidak layak guna mendapatkan kredit. Debitur yang menggunakan kredit ini untuk membeli rumah, atau untuk pembayaran hutang, pembiayaan yang bersifat konsumtif seperti pembelian mobil, pembayaran biaya hidup, merubah model rumah, ataupun untuk pelunasan hutang kartu kredit yang berbunga tinggi. Pada umumnya para debitur subprima ini memiliki karakteristik resiko kredit yang merupakan salah satu masalah dibawah ini : Dalam 12 bulan terakhir terdapat dua kali atau lebih keterlambatan pembayaran pinjaman melebihi 30 hari, atau dalam 24 bulan terakhir terdapat satu kali atau lebih keterlambatan pembayaran angsuran pinjaman yang melebihi 60 hari. Adanya suatu keputusan pengadilan, penyitaan, pengambilalihan jaminan, ataupun terdapat hutang yang tidak dibayar dalam 24 bulan terakhir. Dinyatakan pailit dalam 5 tahun terakhir. Secara relatif termasuk dalam kriteria ” kemungkinan gagal bayar ”, misalnya dalam penilaian nilai kredit berdasarkan (FICO) 660 atau kurang (tergantung produk dan jaminan yang diberikan) atau biro penilai kredit lainnya. (http://id.wikipedia.org) 25 2.7 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Kemampuan untuk mengestimasi imbal hasil suatu individu sekuritas merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan investor. Untuk dapat mengestimasi imbal hasil suatu sekuritas dengan baik dan mudah, diperlukan suatu model estimasi. Oleh karena itu kehadiran Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang dapat digunakan untuk mengestimasi umbel hasil suatu sekuritas dianggap sangat penting dibidang keuangan. “Menurut CAPM, E(r) pada suatu saham akan tergantung dari risiko saham tersebut dan hanya risiko pasarlah yang mempengaruhi risiko sebuah saham, karena dianggap semua investor telah melakukan diversifikasi secara efisien”. (Tedy Fardiansyah,2002,p48). Dengan demikian CAPM memberikan prediksi hubungan antara risiko dan tingkat imbal hasil harapan expected rate of return – E(r) dari sebuah aset (misalnya saham) dan hubungan antara tingkat imbal hasil saham tersebut terhadap tingkat imbal hasil pasar. Salah satu asumsi dasar CAPM adalah bahwa investor telah melakukan diversifikasi. Oleh karena itu menurut CAPM, risiko yang relevan hanyalah systematic risk. Firm specific risk menjadi tidak begitu relevan karena risiko ini dapat diminimalisasi dengan melakukan diversifikasi. Rumus CAPM adalah sebagai berikut : 26 E(ri) = rf + ßm [E(rm)-rf] Dimana : E(ri) = Expected rate of return rf = Risk Free Rate ßm = beta / risiko sistemasi atas suatu investasi E(rm) = expected rate of return market Beta diartikan sebagai suatu ukuran kepekaan sebuah portfolio investasi terhadap risiko pasar, atau dengan kata lain, besarnya kontribusi risiko portfolio investasi terhadap risiko pada portfolio pasar secara keseluruhan. (Bodie. Zvi, Kane. Alex, Markus. Alan J, 2005) Rumus Beta : Cov(Ri,Rm) ß= σm2 Dimana : ß = beta / systematic risk Cov (Ri,Rm) = covariance antara return portfolio dengan return market σm2 = variance dari return market (IHSI) 27 2.8 Analisis Fundamental dan Kinerja Perusahaan Analisis fundamental mengestimasikan/memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga sama dimasa yang akan datang, Kemudian menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Salah satu faktor fundamental yang mempengaruhi adalah kinerja perusahaan yang diindikatori berupa rasio-rasio keuangan. Analisis terhadap kinerja perusahaan mutlak diperlukan agar investor atau calon investor dapat mengetahui kondisi perusahaan yang akan menjadi sarana investasinya, atau untuk menentukan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan atas penanaman modal mereka. Perusahaan yang kinerjanya baik akan mampu memberikan keuntungan bagi investornya. Demikian juga sebaliknya, perusahaan yang kinerjanya kurang baik akan menimbulkan kerugian bagi investornya. Dalam penelitian ini, kinerja perusahaaan perbankan akan diukur dengan indikator Return On Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loans (NPL) yang diduga dapat menjelaskan pergerakan return dari saham sektor perbankan. 28 2.8.1 Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Abnormal Return Saham Sektor Perbankan ROA mengukur seberapa efisien laba dapat dihasilkan dari asset yang digunakan atau dimiliki perusahaan. ROA yang rendah mengindikasikan pendapatan perusahaan yang rendah terhadap sejumlah aset yang dimilikinya. Jadi ROA yang rendah jika dibandingkan rata-rata industrinya menunjukan bahwa adanya penggunaan asset perusahaan yang tidak efisien. Perusahaan dengan ROA tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut : Laba Sebelum Pajak disetahunkan ROA = Rata-rata total aset ..............Rumus 2.1 29 2.8.2 Pengaruh Loans to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Abnormal Return Saham Sektor Perbankan Rasio LDR adalah untuk menghitung hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan perlu dikaji untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dimana rasio ini mengukur penggunaan modal yang telah digunakan perusahaan dalam siklus bisnis mereka. Berdasarkan ketentuan dari BI, rumus yang digunakan untuk menghitung LDR adalah sebagai berikut : Kredit ..............Rumus 2.2 LDR = Dana Pihak Ketiga Dimana : Kredit = Total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar Bank) Dana Pihak Ketiga = Mencakup deposito giro, tabungan, dan 30 2.8.3 Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Abnormal Return Saham Sektor Perbankan NIM berpengaruh dalam return saham sektor perbankan karena dengan nilai NIM yang tinggi maka akan menunjukan kinerja yang tinggi dalam menghasilkan laba dari suatu perusahaan perbankan. Berdasarkan ketentuan dari BI, rumus untuk menghitung NIM adalah sebagai berikut : Pendapatan Bunga Bersih NIM = ..............Rumus 2.3 Rata-rata Aktiva Produktif Dimana : Pendapatan Bunga Bersih = Pendapatan Bunga – Beban Bunga perhitungan pendapatan bunga bersih disetahunkan. 2.8.4 Pengaruh Non Performing Loan Ratio (NPL) Terhadap Abnormal Return Saham Sektor Perbankan Dalam rasio NPL, terdapat beberapa faktor yang terkandung didalam rasio NPL yaitu : 31 Pinjaman yang tidak dibayar pokok pinjamannya lebih dari tiga bulan Installment repayments untuk jangka waktu menengah dan jangka panjang, lebih dari enam bulan Pinjaman yang jaminannya ditiadakan Pinjaman yang pembayaran bunganya tidak dibayar lebih dari enam bulan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dengan semakin besarnya rasio NPL maka resiko kredit macet dari suatu perusahaan perbankan terhadap pinjaman yang diberikan akan semakin besar sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja bak tersebut. Berdasarkan ketentuan dari BI, rumus untuk menghitung NPL adalah sebagai berikut : Kredit dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet NPL = Total Kredit ..............Rumus 2.4 32 2.9 Kerangka Pemikiran Berita tanggal 15 Agustus 2007 mengenai perusahaan mortgage terbesar di US Ekonomi US Indeks Dow Jones (DJIA) Menurun drastis Indeks Harga Saham Gabungan di BEI Menurun Saham Perbankan di Indonesia (BEI) Gambar 2.3 Kerangka pemikiran Sumber : Hasil penelitian, 2008 Fokus Penelitian 33 2.10 Hipotesis Penelitian Dalam melakukan uji hipotesis, ada banyak faktor yang menentukan, seperti apakah sampel yang diambil berjumlah banyak atau hanya sedikit; apakah standar deviasi populasi diketahui; apakah varians populasi diketahui; metode parametric apakah yang dipakai, dan seterusnya. Berikut akan dibahas sistematika uji hipotesis yang biasa dilakukan dalam melakukan inferensi. Prosedur Uji Hipotesis : a. Menentukan H0 dan H1. o H0 adalah Null Hypothesis. o H1 adalah Alternative Hypothesis. b. Menentukan Uji (Prosedur) statistik yang digunakan adalah uji t c. Menentukan statistik tabel. Nilai statistik tabel/nilai kritis biasanya dipengaruhi oleh : o Tingkat Kepercayaan o Derajat Kebebasan (df) Derajat kebebasan atau degree of freedom sangat bervariasi tergantung dari metode yang dipakai dan jumlah sampel yang diperoleh. df yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% o Jumlah sampel yang didapat yaitu saham-saham perbankan di BEI d. Menentukan statistik hitung.