“Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” BIOSINTESIS ANTOSIANIN PADA TUMBUHAN TINGKAT TINGGI Wiwik Astuti1,*, Ferdy S. Rondonuwu1, Lia Kusmita2 1 Program Studi Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Jl Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, 0298-321212 2 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang Jl Letjend Sarwo Edie Wibowo KM 1 Plamongansari Semarang *[email protected] ABSTRAK Antosianin merupakan pigmen yang banyak terdapat pada tumbuhan mulai dari warna merah, ungu hingga biru. Pigmen tersebut merupakan senyawa metabolit sekunder tumbuhan yang berfungsi sebagai aksesoris dan pertahanan diri. Konsumsi antosianin dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko berbagai penyakit antara lain kanker, jantung koroner, dan diabetes. Penggunaan antosianin dalam bidang kosmetika memberi keuntungan ganda, yaitu lebih aman karena alami, serta memberi perlindungan terhadap radiasi sinar ultraviolet (UV-B). Biosintesis antosianin terjadi melalui serangkaian proses yang kompleks di dalam sitosol namun akhirnya terakumulasi di dalam vakuola. Proses ini melibatkan berbagai gen yang dikendalikan oleh 3 kelompok gen utama yaitu MYB, MYC (bHLH), dan WD40. Jalur biosintesis antosianin pada berbagai tumbuhan pada prinsipnya sama meski ada sedikit perbedaan yang spesifik pada masing-masing spesies. Kata Kunci: antosianin, biosintesis Pendahuluan Antosianin merupakan pigmen yang banyak terdapat pada tumbuhan mulai dari warna merah, ungu hingga biru. Pigmen ini dapat ditemukan pada berbagai organ tumbuhan seperti bunga, buah,biji-bijian, daun muda,maupun akar(Bridgers dkk., 2010; Mohr dan Schopfer ,1995). Golongan flavonoid ini merupakan salah satu senyawa hasil metabolisme sekunder tumbuhan. Senyawa ini bersifat larut dalam air dan mudah terdegradasi, namun lebih stabil dalam kondisi asam dan suhu yang relatif rendah(Mazza, 2007;Reyesdan Cisneros-Zevallos, 2005). Secara biologis antosianin berperan sebagai pelindung tumbuhan dari sinar matahari serta radiasi ultra violet, antioksidan,dan pertahanan diri dari berbagai pathogen (ChalkerScott,1999 dan Schaefer dkk., 2004). Warna cerah antosianin merupakan daya tarik tersendiri bagi predator sehingga membantu proses polinasi dan persebaran biji. Efek visual yang mencolok antosianin ini sekaligus juga merupakan cara untuk bertahan dari herbifor dan parasit, 50 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” sebagai kamuflase bahwa seolah-olah substansi tersebut merupakan metabolit yang bersifat racun dan tidak enak dimakan(Lev-Yadun dan Gould, 2009). Bagi manusia, konsumsi antosianin banyak memberi manfaat kesehatan, antara lain sebagai antioksidan, antiradang (Gonzalez dkk., 2012), antialergi, antivirus, antimutagen, antimikroba, antikanker, memperbaiki sirkulasi darah, serta meningkatkan keelastisan dan kekuatan pembuluh kapiler darah (Ghosh dan Konishi, 2007). Konsumsi yang tinggi terhadap antosianin bisa mengurangi resiko serangan jantung pada sebagian besar wanita muda. Namun demikian masih perlu penelitian lebih lanjut efek samping dari tingginya konsumsi antosianin (Cassidy dkk.,2013). Hasil penelitian Mazza (2007) secara in vitro menunjukkan bahwa antosianin memberikan banyak keuntungan dalam bidang kesehatan khususnya untuk menurunkan penyakit jantung coroner. Saat ini suplemen yang mengandung antosianin telah diproduksi untuk meningkatkan kesehatan. Selain manfaatnya dalam bidang kesehatan, warnayang variatif dan menarik membuat antosianin berpotensi besar untuk digunakan sebagai pewarna alami yang menyehatkan pada berbagai produk makanan dan minuman (Oancea dan Oprean, 2011). Penggunaan antosianin dalam bahan kosmetik sebagai pewarna lebih aman dan menguntungkan karena merupakan bahan alami dan memberi perlindungan terhadap radiasi ultraviolet, terutama UV-B (ʎ=280-350nm) (F. dkk., 2010). Berbagai manfaat antosianin bagi tumbuhan itu sendiri maupun kita manusia yang mengkonsumsinya merupakan daya tarik tersendiri. Sehubungan dengan itu pembahasan tentang biosintesis antosianin menjadi penting sebagai dasar untuk menyingkap rahasia potensial antosianin lebih lanjut. Sumber-sumber Antosianin Kita dapat menjumpai antosianin pada berbagai tumbuhan, terutama tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber antosianin antara lain dari golongan buah (strawberry, cherry, raspberry, blackberry, blueberry, kismis, dan anggur), sayur (tomat, jagung merah, bawang merah, kubis merah, ubi jalar ungu, dan terung) (Oancea dan Oprean, 2011).Berikut ini adalah gambar beberapa contoh tumbuhan yang menjadi sumber antosianin dengan variasi warnanya yang beragam. 51 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Sumber :en.wikipedia.org Sumber : sciencedaily.com Strawberry (Fragariasp.) Kubis merah (Brassica oleracea,var.capitataf. rubra) Sumber :veganfoodiemama.blogspot.com Sumber : ablueberryinn.com Terung (Solanum melongena) Blueberry (Vaccinium corymbosum) Gambar 1. Sumber-sumber Antosianin Struktur Antosianin Lebih dari 500 jenis antosianin telah diidentifikasi dari tumbuhan, jumlah ini masih akan terus meningkat (Pascual-Teresa dan Sanchez-Ballesta, 2008). Enam diantaranya yang biasa ditemukan pada tumbuhan, yaitu sianidin, delfinidin,pelargonidin, malvidin, peonidin, dan petunidin (Mazza, 2007; Pascual-Teresa dan Sanchez-Ballesta, 2008). Pengklasifikasian ini berdasarkan jumlah dan posisi gugus hidroksil dan metoksilnya. Di antara keenam jenis antosianin tersebut, sianidin yang paling sering ditemukan(Mazza, 2007). Harborne (1987) juga mengungkapkan bahwa dalamIlmu Kimia, antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin. Semua antosianin terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil, atau dengan metilasi maupun glikosilasi.Berikut ini adalah 52 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” gambar struktur antosianin secara umum dan tabel 1 adalah gugus pengganti (-R) pada aglikon dari antosianin. Gambar 2. Struktur Antosianin Tabel 1. Gugus pengganti (-R) pada aglikons dari antosianin. Antosianidin R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 Sianidin -OH -OH -H -OH -OH -H -OH Delfinidin -OH -OH -OH -OH -OH -H -OH Pelargonidin -H -OH -H -OH -OH -H -OH Malvidin -OCH3 -OH -OCH3 -OH -OH -H -OH Peonidin -OCH3 -OH -H -OH -OH -H -OH Petunidin -OH -OH -OCH3 -OH -OH -H -OH (Man,1997) Keterangan: -R : Gugus pengganti -H : Hidrogen -OH : Hidroksida -OCH3 : Metil Antosianin sebagai Senyawa Metabolit Sekunder Antosianin merupakan salah satu hasil dari metabolisme sekunder. Metabolit sekunder dihasilkan dari sel-sel yang terdiferensiasi secara khusus. Hasil metabolisme sekunder tidak mutlak diperlukan bagi sel tersebut, namun menunjukkan karakteristikdan memiliki fungsi 53 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” spesifik bagi tumbuhan yang bersangkutan. Proses metabolisme sekunder dipicu oleh kondisi lingkungan yang khusus, seperti radiasi ultraviolet, kadar garam, kekurangan nutrisi, maupun dalam rangka pertahanan diri (Oancea dan Oprean, 2011). Sebagai metabolit sekunder, antosianin merupakan bagian dari senyawa fenol dari kelompok flavonoid. Antosianin bertanggung jawab pada pemberian warna merah, ungu, atau biru pada bunga, kulit biji, buah, umbi, dan beberapa daundari spesies tertentu(Bridger dkk., 2010; Mohr dan Schopfer, 1995).Gen-gen yang berperan dalam biosintesis terdapat di dalam membran retikulum endoplasma, namun antosianin disintesis di dalam sitosol dan disimpan di dalam vakuola. Konsentrasi dan komposisi antosianin pada masing-masing organ dan spesies berbeda-beda, tergantung pada faktor internal(genetik) dan lingkungan (Mohr dan Schopfer., 1995).Perbedaan warna antosianin juga dipengaruhi oleh pola cincin B dari aglikon, pola glikosida, kadardan esterifikasi gula dengan asam aromatik atau alifatik, pH, suhu, jenis pelarut,serta kehadiran kopikmen (Mazza, 2007; Oancea dan Oprean, 2011; dan Pozo-Insfran dkk., 2007). Jalur Biosintesis Antosianin Biosintesis antosianin merupakan proses yang kompleks, mencakup sintesis beberapa senyawa metabolit (Boss dkk., 1996). Ada beberapa gen yang berperan dalam proses ini antara lain phenylalanin ammonialyase (PAL),chalcone sinthase (CHS), anthocyanidin sinthase (ANS) (Xie dkk, 2011).Berikut ini merupakan skema jalur biosintesis antosianin secara umum. 54 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Glukosa Jalur Pentose fosfat Fosfoenolpiruvat Jalur Sikimat Fenilalanin PAL Asam sinamat C4H C3H lignin Asam p-kumarat Asam asetat ACC 3 x malonil-KoA 4CL CCR Hidroksifenillignin Asam 4-kumaroil KoA KoCoA CHS Naringenin kalkon CHI Naringenin F3H FLS Dihidroflavonol DFR Flavonol LAR Proantosianidin Leukoantosianidin ANS ANR Antosianidin UFGT Antosianin (Pascual-T dan Sanchez-B.,2008;Xie dkk., 2011). Gambar 3. Skema biosintesis antosianin 55 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Glukosa yang merupakan hasil fotosintesis diubah menjadi fosfoenol piruvat melalui jalur pentosefosfat. Jalur sikimat akan mengubah fosfoenol piruvat menjadi fenilalanin. Fenilalanin merupakan awal dari sintesis antosianin(Oancea dan Oprean, 2011). Fenilalanin diubah menjadi asam sinamat dengan bantuan fenilalanin amonia liase (PAL). Liu dkk. (2013)serta Wang dkk. (2000) menjelaskan bahwa PAL merupakan faktor yang penting dalam proses biosintesis antosianin, namun bukan satu-satunya faktor penentu akumulasi antosianin pada pemeraman buah. Stimulasi cahaya matahari dapat meningkatkan aktivitas PAL dan akumulasi antosianin (Saengnil dkk., 2011). Asam sinamat diubah menjadi 4-kumaroil-KoA oleh C4H dan 4CL. Satu molekul 4kumaroil-KoA akan bereaksi dengan 3 molekul malonil-KoA untuk membentuk naringenin kalkon dengan bantuan katalisatorkalkon sintase (CHS) (Xie dkk., 2011).Transkripsi CHS dapat ditingkatkan dengan rangsang suhu yang rendah(Piero dkk., 2005), serta UV-B(Ubi dkk., 2006), namun tidak ada perubahan dengan perlakuan etanol (Kereamy dkk., 2002). Naringenin kalkon akan segera diubah menjadi naringenin oleh kalkon isomerase (CHI).Naringenin akan diubah menjadi dihidroflavonol setelah mengalami hidroksilasi pada 3 posisi oleh F3H(Xie dkk., 2011).Keberadaan F3H meningkat dengan keberadaan cahaya (Kim dkk, 2003), gas etilen (Kereamy dkk., 2003), berkurangnya air (Castellarin dkk., 2007), serta suhu yang rendah (Ban dkk.,2007). Namun keberadaan etanol tidak berpengaruh terhadap kelimpahan gen ini(Kereamy dkk., 2002). Dihidroflavonol selanjutnya akan direduksi oleh dihidroksi flavonol reduktase (DFR) menjadi leukoantosianidin (Xie dkk., 2011). DFR (Liu dkk., 2013)dan ANS memiliki peran yang besar terhadap peningkatan sintesis antosianin. Kedua gen ini meningkat dengan adanya pencahayaan (Kim dkk., 2003), suhu yang rendah (Piero dkk., 2005), dan UV-B (Ubi dkk., 2006), namun dengan penambahan etanol tidak menunjukkan dampak yang nyata(Kereamy dkk., 2002). Antosianidin sintase (ANS) akan membentuk warna antosianidin dari leukoantosianidin. Pada tahap akhir, gugus hidroksil pada C3 dari antosianidin diglikosilasi oleh UFGT(UDPglukosa flavonoid 3-0-glukosiltransferase), sehingga menghasilkan antosianin (Xie dkk., 2011). 56 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Gen UFGT memiliki peran yang besar dan paling penting dalam pembentukan flavonoid termasuk antosianidin(Cultrone dkk.,2010; Kondo dkk., 2002; dan Liu dkk., 2013).UFGT berperan pada tahap akhir sintesis antosianin, merupakan enzim kunci untuk terkumpulnya antosianin pada berbagai macam buah. UFGT meningkat kelimpahannya dengan penambahan etanol, UV-B, suhu yang rendah (Ubi dkk.,2006), etilen (Umphon dkk., 2007), dan pada saat defisit air (Castellarin dkk., 2011). Antosianin yang terbentuk akan terakumulasi di dalam vakuola yang memiliki lingkungan asam (Xie, 2011). Warna antosianin beragam tergantung pada jumlah gugus penggantinya (-R). Jika gugus hidroksil semakin banyak, antosianin akan semakin biru. Gugus metil menyebabkan antosianin berwarna kemerahan (Tanaka dkk., 2008). Gen-gen yang Berperan dalam Biosintesis Antosianin Berdasarkan penyaringan genetis, dapat diidentifikasi beberapa kelompok gen yang mengatur transkripsi dalam proses biosintesis antosianin. Kelompok yang pertama adalah 4 protein MYB, yang meliputi PRODUCTIONOF ANTHOCYANIN PIGMENTS1 (PAP1), PAP2, MYB113, dan MYB114. Ekspresi yang berlebihan dari salah satu atau beberapa gen tersebut dapat meningkatkan akumulasi antosianin (Gonzalez dkk., 2008). Pada buah apel gen MdMYB dapat dipacu dengan penyinaran UV-Bdan perlakuan suhu yang rendah (Ban dkk., 2007). Adapun kelompok yang kedua adalah 3 protein MYC atau bHLH(basic Helix-LoopHelix), yaitu TRANSPARENT TESTA8 (TT8), GLABAROUS3 (GL3), dan ENHANCEROF GLABRA3 (EGL3). Jika ketiga faktor tersebut tidak aktif secara serempak akan menyebabkan individu tersebut kekurangan antosianin (Zhang dkk., 2003). Kedua protein MYB dan bHLH tersebut bersama dengan WD40 (yang menghasilkan protein TRANSPARENT GLABRA1 (TTG1)akan membentuk sebuah transkripsi kompleks yang mengaktifkan gen-gen biosintesis antosianin. Gen-gen tersebut meliputi ANTOCYANIDIN SINTHASE (ANS), DFR,F3H, LEUCOANTHOCYANINDIOXYGENASE, UDP-GLUCOSYL TRANSFERASE 78D2 (UGT78D2), dan UDP-GLUCOSYL TRANSFERASE 75C1 (UGT75C1) (Tohge dkk., 2005 dan Gonzalez dkk., 2008). 57 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Tiga Protein lain yang dekat hubungannya dengan protein MYB adalah MYB11, MYB12, dan MYB111. Ketiga protein tersebut mengatur tahap awal jalur flavonoid yang dikatalisasi oleh enzim dengan kode CHS, CHI, F3H, dan FLS1(Stracke dkk., 2007).Ada pula MYBL2 yang berfungsi untuk menekan proses kembali dengan mengatur pembentukan MYBbHLH-WD40 komplek (Dubos dkk., 2008; Matsui dkk., 2008). Dengan demikian transkripsi MYB merupakan faktor yang penting dalam pembentukan antosianin (Ban dkk., 2007).Berikutnya adalah 3 gen LATERAL ORGAN BOUNDARY DOMAIN (LBD) yaitu LBD37,LBD38, dan LBD39 sebagai pengatur negatifbiosintesis antosianin (Rubin dkk., 2009). Penemuan terakhir adalah teridentifikasinya mikroRNA (miRNA), yaitu miRNA156pada tumbuhan Arabidopsis. Target dari gen ini adalah SQUAMOSA PROMOTER BINDING PROTEIN-LIKE (SPL) (Wu dan Poethig, 2006; Wang dkk., 2009)yang berfungsi untuk memicu terbentuknya bunga melalui gen MADS box dan LEAFY (Wang dkk., 2009). Perubahan formasi daun menjadi formasi bunga terkait dengan perubahan perbandingan antara flavonol dan antosianin. SPL juga memainkan peran penting dalam pengaturan perkembangan embrio (Nodine dan Bartel, 2010), ukuran sel, jumlah produksi daun (Wang dkk., 2008), trikoma pada organ tumbuhan (Yu dkk., 2010). Keduanya diatur oleh miR156 dengan target faktor SPL,yaitu SPL9. Jadi SPLs mengatur pembentukan bunga dengan mengendalikan transkripsi kompleks MYB-bHLH-WD40 ( Gou dkk., 2011). Jalur pembentukan antosianin tidak seluruhnya sama persis pada semua tumbuhan. Ada beberapaperbedaan spesifik pada masing-masing spesies. Misalnya CHS pada tanaman anggur memiliki 3 anggota yaitu CHS1,CHS2, dan CHS3. CHS1 dan CHS2 berperan dalam pembentukan flavonol, sedangkan CHS2 dan CHS3 berperan dalam pembentukan antosianin (Jeong dkk., 2008). Dengan demikian CHS2 memiliki fungsi ganda (Xie dkk, 2011). Di sisi lain pada tanaman jeruk juga dihasilkan 2CHS cDNAs tetapi fungsi spesifiknya belum diketahui(Lu dkk., 2009). Gene CHIs juga berhasil diisolasi dari tumbuhan anggur, yaitu CHI1 dan CHI2, di mana CHI1 berpengaruh besar terhadap pembentukan antosianin (Jeong dkk., 2004), sedangkan CHI2 berpengaruh pada pembentukan flavan-3-ols (Jeong dkk.,2008). Namun gen serupa tidak ditemukan pada tumbuhan apel (Takos dkk, 2006a,b ). Liu dkk. (2013) menjelaskan bahwa aktivitas CHI memiliki korelasi positif dengan akumulasi antosianin hanya pada buah apel yang 58 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” berkulit merah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa gen CHI ini berpengaruh terhadap pembentukan antosianin, namun beberapa penelitian lain menunjukkan sebaliknya (Niu dkk.,2010). Dengan demikian peranan CHI dalam proses pembentukan antosianin ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada tumbuhan anggur ditemukan 2 gen F3H yaitu F3H1 dan F3H2. F3H1berperan dalam sintesis flavonol sedangkan F3H2 berperan dalam sintesis flavonol maupun antosianin (Jeong dkk., 2008). Sebaliknya pada tumbuhan lain belum ada laporan tentang gen tersebut (Xie dkk.,2011). Pada tumbuhan apel dapat diisolasi 2 jenis gen DFR yaitu MdDFR1 dan MdDFR2. MdDFR1 berperan dalam pembentukan jaringan buah berpigmen, sedangkan MdDFR2 berperan dalam pembentukan pigmen pada daun (Xie dkk., 2011). Buah apel juga memiliki 2 jenis UFGT yaitu UFGluT dan UFGalT. UFGluT berperan dalam sintesis antosianin (Honda dkk., 2002). Meskipun sudah banyak hasil penelitian tentang antosianin, namun masih banyak pula yang belum jelas mengenai biosintesisnya, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut (He dkk., 2010). Peluang dan Tantangan Variasi warna yang cerah dan menarik serta kemampuannnya sebagai antioksidan maupun penangkal beberapa macam penyakit membuat antosianin sangat potensial untuk menjadi bahan aditif makanan maupun kosmetik yang menyehatkan. Masih rendahnya pemanfaatan serta melimpahnya sumber antosianin di wilayah Nusantara merupakan peluang besar bagi pendayagunaan antosianindiIndonesia. Sebagai negara tropis kita bisa menemukan sumber antosianin di sepanjang tahun secara mudah. Tidak perlu bangsa lain yang belum tentu sepanjang waktu bisa panen antosianin justru yang mengembangkan dan memanfaatkannya, melainkan kita masyarakat Indonesia. Di Indonesia antosianin harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam pengembangan dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan manusia. Ucapan Terima Kasih 59 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Terima kasih kepada Yayasan Pendidikan Nasional Karangturi yang telah memberikan beasiswa kepada Wiwik Astuti melalui Program Pasca Sarjana Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Daftar Pustaka Ban, Yusuke; Honda, Chikako; Hatsuyama, Yoshimichi; Igarashi, Megumi;dan Bessho, Hideo. 2007. Isolation and Functional Analysis of a MYB Transcription Factor Gene that is Key Regulator for the Development of Red Coloration in Apple Skin. Plant Cell Physiol. 48(7). p: 958-970. Boss,P.; Davies, C.; dan Robinson, S.. 1996. Analysis of the Expression of Anthocyanin Pathway Genes in Developing Vitis vinifera L cv. Shiraz Grape Berries and The Implication for Pathway Regulation. Plant Physiol.111. p:1059-1066. Bridgers, E. Nicole; Chinn, Mari S.; Truong, Van-Den. 2010. Extraction of anthocyanins from industrial purple-fleshed sweetpotatoes and enzymatic hydrolysis of residues for fermentable sugars. Industrial Crops and Products. 32. p: 613-620. Cassidy, Aedin; Mukamal, Kenneth J.; Liu, Lydia; Franz, Marry; Eliasen, A.Heather, dan Rimm, B. Eric. 2013. High Anthocyanin Intake is Assosiated with a Reduced Risk of Myocardial Infarction in Young and Middle-Aged Women. Circulation. 127. p: 188-196. Castellarin, Simone D.; Pfeiffer, Antonella; Sivlloti, Paolo; Mirko, Degan; Peterlunger, Enrico; dan Gaspero, Gabriele D.I.. 2011. Transcriptional Regulation of Anthocyanin Biosinthesis in Ripening Fruits of Grapevine Under Seasonal Water Deficit. BMC Genomic. 12. p: 631. Chalker-Scott, Linda. 1999. Environmental Significance of Anthocyanins in Plant Stress Responses.Photochemistry and Photobiology. 70 (1). p: 1-9. Cultrone,A.; Cotroneo,P.S.; dan Reforgiato, R.G. 2010. Cloning and Molecular Characterization of R2R3-MYB and bHLH-MYC Transcription Factors from Citrus sinensis. Tree Genet. Genomes. 6.p: 101-112. 60 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Dubos, C; Le Gourrierec, J.; J., Baudry; A., Huep; G., Lanet; E., Debeaujon, I.; Routaboul, J.M.; Alboresi, A; Weisshaar, B.; dan Lepiniec, L.. 2008. MYBL2 is A New Regulator of Flavonoid Biosynthesis in Arabidopsis thaliana. Plant J.. 55. p: 940-953. F., Chan C. ; Y., Lien C.; C., Lai Y.; L. C. Huang , dan WC, Liao W.. 2010. Influence of Purple Sweet Potato Extracts on The UV Absorption Properties of ACosmetic Cream.Journal Cosmet Science. 61(5). p:533-41. Ghozh, Dilip,PhD dan Konishi, Tetsuya, PhD. 2007. Anthocyanins and Anthocyanin-rich Extracts: Role in Diabetes and Eye Function. Asia Pac J Clin Nutr. 16. p:200-2008. Gonzalez, Cesar A.; Zhao,M; Leavitt, J.M.; dan Lloyd, A.M.. 2008. Regulation of The Anthocyanin Biosinthetic Pathway by The TTG1/bHLH/MYB Transcriptional Complex in Arabidopsis Seedlings. Plant J.. 53. p:814-827. Gonzalez, Cesar A.; Nunez-Palenius, Hector; dan Ochoa-Alejo, Neftali. 2012. Molecular Biology of Chili Pepper Anthocyanin Biosinthesis. J. Mex. Chem. Soc.. 56(1). p: 93-98. Gou, Jin-Ying; Felippes, Felipe F.; Liu, Chang-Jun; Weigel, Detlef; dan Wang, Jia Wei. 2011. Negative Regulation of Anthocyanin Biosinthesis in Arabidopsis byA miR156-Targeted SPL Transcription Factor. The Plant Cell. Vol. 23. p:1512-1522. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun cara Modern Menganalisis Tumbuhan Bandung. ITB. He, Fei; Mu, Lin; Yan, Guo-Liang; Liang, Na-Na; Pan, Qiu-Hong;Wang, Jun; Reeves, Malcolm J.; dan Duan, Chang-Qing. 2010. Biosinthesis of Anthocyanins and Their Regulation in Colored Grapes.Molecules. 15. p:9057-9091. Honda, C.; Katoda, N.; Wada, M., Kondo, S.; Kobayashi, S.; Soejima, J.; Zhang, Z.; Tsuda, T.; dan Moriguchi, T.. 2002. Anthocyanin Biosinthetic Genes are Coordinately Expressed during Red Coloration in Apple Skin. Plant Physiol. Bioch.. 40. p:955-962. Jeong, S.T.; Goto-Yamamoto, N; Kobayashi, S.; dan Esaka, M..2004. Effects of Plant Hormones and Shading on The Accumulation of Anthocyanins and Expression of Anthocyanin Biosinthetic Genes in Berry Skins. Plant Sci. 167. p:247-252. 61 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Jeong, S.T.; Goto-Yamamoto,N.; Hashizume, K; dan Esaka, M.. 2008. Expression of Multi-copy Flavonoid Pathway Genes Coincides with Anthocyanin Flavonol and Flavan-3-ol Accumulation of Grapevine. Vitis. 47(3). p: 135-140. Kereamy, A.E.; Chervin,Christian; Souquet, Jean-Marc; Mountounet, M.; Monje, MarieCarmen; Nepveu,F.; Mondies, H.; Ford, C.M.; Heeswijck,R.V.; dan Roustan, Jean-Paul. 2002. Ethanol Trigger Grape Gene Expression Leading to Anthocyanin Accumulation During Berry Ripening. Plant Sci. 163.p:449-454. Kim,S.H.; Lee, J.R.; Hong,S.T; Yoo, Y.K.; An, Gynheung; dan Kim, S.R..2003. Molecular Cloning and Analysis of Anthocyanin Biosinthesis Genes Preferentially Expressed in Apple Skin. Plant Sci. 165. p: 403-413. Kondo, Satoru; Hiraoka, Kentaro, H.; Kobayashi, Shozo; Honda, Chikako; dan Terahara, Norihiko. 2002. Changes in The Expression of Anthocyanin Biosinthetic Genes during Apple Development. J. Amer. Soc. Sci.127(6). p: 971-976. Lev-Yadun, Simcha dan Gould, Kevin S., 2009. Role of Anthocyanins in Plant Defence. Anthocyanins, DOI:10.1007/978-0-387-77335-3_2. P :21-43. Liu, Yulian; Che, Fei; Wang, Lixin; Meng, Rui; Zhang, Xiaojun dan Zhao, Zhengyang. 2013. Fruit Coloration and Anthocyanin Biosinthesis after Bag Removal in Non-Red and Red Apples (Malus x domestica Borkh.). Molecules. 18. p:1549-1563. Lu, X.; Zhou, W.; dan Gao,F.. 2009. Cloning, Characterization and Localization of CHS Gene from Blood Orange, Citrus sinensis (L). Osbeck cv. Ruby. Mol. Biol. Rep. 36 : 1983-1990. Man, J. M. de 1997. Kimia Makanan. ITB. Bandung. Matsui, K.; Umemura, Y.; dan Ohme-Takagi, M.. 2008. AtMYBL2, A Protein with A Single MYB Domain, Acts as A Negative Regulator of Anthocyanin Biosynthesis in Arabidopsis. Plant J.. 55. p: 954-967. Mazza, Giuseppe (Joe). 2007. Anthocyanins and Heart Health. Ann Ist Super Sanita, Vol. 43, No4. p: 369-374. Mohr, H. dan Schopfer, P.. 1995. Biosynthetic Metabolism. In Plant Physiology. (4th ed). Springer. New York. NY. p: 275-284. 62 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Niu, S.S.; Xu, C.J.; Zhang, W.S.; Zhang, B; Li, X.; Wang, K.L.; Ferguson, I.B.; Allan, A.C.; dan Chen, K.S.. 2010. Coordinated Regulation of Anthocyanin Biosinthesis in Chinese Bayberry (Myrica rubra) fruit by R2R3 MYB Transcription Factor. Planta. 231. p: 887-899. Nodine, M.D. dan Bartel, D.P.. 2010. MicroRNAs Prevent Precocious Gene Expression and Enable Pattern Formation During Plant Embryogenesis. Genes Dev.. 24. p: 2878-2692. Oancea, Simona dan Oprean, Letitia. 2011. Anthocyanins, From Biosinthesis in Plants to Human Health Benefits. Food Technology Vol.XV, no. 1. p: 3-16. Pascual-Teresa, Sonia de dan Sanchez-Ballesta, Maria Teresa. 2008. Anthocyanins: From Plant to Health. Phytochem Rev. 7. p: 281-299. Piero, A.R.L.; Puglisi, I.; Rapisarda, P.; dan Petrone, G.. 2005. Anthocyanins Accumulation and Related Gene Expression in Red Orange Fruit Induced by Low Temperature Storage. J. Agr. Food Chem. 53. p: 9083-9088. Pozo-Insfran, D.Del; Follo-Martinez, Dell; Talcott, S.T.; dan Brenes, C.H.. 2007. Stability of Copigmented Anthocyanins and Ascorbic Acid in Muscadine Grape Juice Processed by High Hydrostatic Pressure.Journal of Food Science s: Sensory and Nutritive Qualities of Food. 72(4). p: 247-253. Reyes, L. Fernando dan Cisneros-Zevallos, L.. 2005. Degradation Kinetics and Colour of Anthocyanins in Aqueous Extracts of Purple- and Red-Flesh Potatoes (Solanum tuberosum L.). Food Chemistry. 100. p: 885-894. Ruben, G; Tohge, T.; Matsuda, F.; Saito, K.; dan Scheible, W.-R.. 2009. Members of the LBD Family of Transcription Factors Repress Anthocyanin Synthesisand Affect Additional Nitrogen Responses in Arabidopsis.Plant Cell. 21. p: 3567-3584. Saengnil, Kobkiat; Lueangprasert, Kanyarat; dan Uthaibutra, Jamnong. 2011. Sunlightstimulated Phenylalanine Ammonia –Lyase (PAL) Activity and Anthocyanin Accumulation in Exocarp of ‘Mahajanaka’ Mango. Maejo Onternasional Journal of Science and Technology. 5(3). p: 365-373. Schaefer, H. Martin; Schaefer, Veronika; dan Levey, Douglas J.. 2004. How Plant-Animal InteractionSignal New Insights in Communication. Trends in Ecology and Evolution. Vol. 19 No. 11. p:577-584. 63 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Stracke, R.; Ishihara, H.; Huep, G.; Barsch, A.; Mehrtens, F.; Niehaus,K.; dan Weisshaar, B.. 2007. Differential Regulation of Closely Related R2R3-MYB Transcription Factors Controls Flavonol Accumulation in Different Parts of The Arabidopsis thaliana Seedling. Plant J.. 50. p: 660-677. Takos, A.M.; Jave, F.W.; Jacob, S.R.; Bogs, J.; Robinson,S.P.; dan Walker,A.R.. 2006a. LightInduced Expression of a MYB gene Regulates Anthocyanin Biosynthesis in Red Apples.Plant Physiol. 142, p:1216-1232. Takos, A.M.; Ubi, B.E.;Robinson, S.P.; dan Walker, A.R..2006b. Condensed Tannin Biosinthesis Genes are Regulated Separately from other Flavonoid Biosinthesis Genes in Apple Fruit Skin. Plant Sci. 170. p: 487-499. Tanaka, Yoshikazu; Sasaki, Nobuhiro; dan Ohmiya, Akemi. 2008. Biosynthesis of Plant Pigments:Anthocyanins, betalains, and Carotenoids. Harnessing Plant Biomass for Biofuels and Biomaterials. The Plant Journal. 54, p: 733-749. Tohge, T.;Nishiyama,Yasutaka; Hirai, Masami Y.; Yano, Mitsuru; Nakajima, Jun-Ichiro; Awazuhara, Motoko; Inoue, Eri; Takahashi, Hideki; Goodnowe, Dayan B.; Kitayama, Masahiko; Noji, Masaaki; Yamazaki, Mami; dan Saito, Kazuki. 2005. Functional genomics by Integrated Analysis of Metabolisme and Transcriptome of Arabidopsis Plants Over-expressing An MYB Transcription factor. Plant J.. 42. p:218-235. Ubi, Benjamin Ewa; Honda, Chikako; Bessho, Hideo; Kondo, Satoru; Wada, Masato; Kobayashi, Shozo; dan Moriguchi, Takaya. 2006. Expression Analysis of Anthocyanin Biosinthetic Genes in Apple Skin: Effect of UV-B and Temperature. Plant Science. 170(3). p: 571-578. Umphon, A. Tira; Roustan, J.P.; dan Chervin, C.. 2007. The stimulation by ethylene of The UDP Glucose-Flavonoid 3-0-Glucosyl Transferase (UFGT) in Grape Tissues is Independent from The MYBA Transcription Factors. Vitis. 46 (4). p: 210-211. Wang, Hongqing; Arakawa, Osamu; and Motomura, Yoshie. 2000. Influence of Maturity and Bagging on The Relationship between Anthocyanin Accumulation and Phenylalanin Ammonia Lyase(PAL) activity in ‘Jonathan’ Apples.Postharvest Biology and Technology. 19. p: 123-128. 64 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3 “Sehat dan Cantik dengan Aromaterapi” Wang, J.-W.; Schwab, R.; Czech, B; Mica, E.; dan Weigel, D.. 2008. Dual Effects of miR156Targeted SPL Genes and CYP78A5/KLUH on Plastochron Length and Organ Size in Arabidopsis thaliana. Plant cell. 20. p: 1231-1243. Wang, J.-W.; Czech, B.; dan Weigel, D.. 2009. miR156-regulated SPL Transcription Factors Define An Endogenous Flowering Pathway in Arabidopsis thaliana. Cell. 138. p:738-749. Wu, Gang dan Poethig, R. Scott. 2006. Temporal Regulation of Shoot Development in Arabidopsis thaliana By miR156and Its Target SPL3. Development. 133(18). p: 3539–3547 Xie, Rangjin; Zheng, Li; He, Shaolan; Zheng, Yongqiang; Yi, Shilai; dan Deng, Lie. 2011. Anthocyanin Biosynthesis in Fruit Tree Crops:Genes and Their Regulation. African Journal of Biotechnology Vol.10.p:19890-19897. Yu, N; Cai, W.-J.; Wang, S.; Shan, C.-M., Wang, L.-j.; dan chen, X.-Y.. 2010. Temporal Control of Trichome Distribution by Micro-RNA156-targeted SPL genes in Arabidopsis thaliana. Plant Cell. 22. p: 2322-2335. Zhang, F.; Gonzalez,A.; Zhao, M.; Payne, C.T.; dan Lloyd, A.. 2003. A Network of Redundant bHLH Proteins Functions in All TTG1-dependent Pathways of Arabidopsis. Development. 130. p:4859-48. 65 | S e m i n a r N a s i o n a l F a r m a s i 2 0 1 3