BAB 1

advertisement
17
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Dasar
2.1.1 Asitektur Mikrokontroler AT89S52
Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan
dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon
menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga
bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang
mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu
teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini.
Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam
program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer
perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna
disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka
perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program
kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang
ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat
18
penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada
mikrokontroler yang bersangkutan.
Gambar 2.1. Blok Diagram Fungsional AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor,
1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan
resistor 8k2 Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya
rangkaian reset ini AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu
daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 11,0592 MHz dan kapasitor 30 piko-
19
Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang
menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.
Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM (Read
Only Memory) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya.
Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan
program ini dinamakan sebagai memori program.
RAM (Random Access Memory) isinya akan sirna begitu IC kehilangan
catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang
dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang
sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada
saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC.
Untuk keperluan tertentu
mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau ProgramableEraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak
dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Programable ROM) yang kemudian
dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih
murah.
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu
lewat bantuan alat
yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM
Programmer.
Memori data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 128 byte,
meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 128
20
byte sudah cukup. Sarana Input/Output (I/O) yang disediakan cukup banyak dan
bervariasi. AT89S52 mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel
dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).
AT89S52
dilengkapi UART
(Universal
Asyncronous
Receiver
/
Transmitter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk
komunikasi data serial (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan
P3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja
menurut fungsi waktu, clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari
oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1
berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai
untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 terpakai.
AT89S52
mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua
diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1.
Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai
sebagai jalur input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima
sinyal interupsi. Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya
merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan
di Special Function Register (SFR).
Berikut ini merupakan spesifikasi dari IC AT89S52 :
•
Kompatibel dengan produk MCS-51.
•
8 Kbyte In-System Reprogammable Flash Memory.
•
Daya tahan 1000 kali baca/tulis.
•
Fully Static Operation : 0 Hz sampai 24 MHz.
•
Tiga level kunci memori program.
21
•
128 x 8 bit RAM internal.
•
32 jalur I/O.
•
Tiga 16 bit Timer/Counter.
•
Enam sumber interupt.
•
Jalur serial dengan UART.
Mikrokontroller keluarga MCS 51 memiliki port-port yang lebih banyak (40
port I/O) dengan fungsi yang bisa saling menggantikan sehingga mikrokontroller
jenis ini menjadi sangat digemari karena hanya dalam sebuah chip sudah bisa
mengkafer untuk banyak kebutuhan. Konfigurasi dan Deskripsi kaki-kaki
mikrokomputer. AT89S52 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52
Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52 :
•
VCC (Pin 40)
Suplai tegangan 5 Volt.
•
GND (Pin 20)
Ground.
22
•
Port 0 (Pin 39 – Pin 32)
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data
ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai
I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau
dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada
fungsinya sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai
internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up,
terutama pada saat verifikasi program.
•
Port 1 (Pin 1 – Pin 8)
Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mosi,
Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke
komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh
ISP Programmer.
•
Port 2 (Pin 21 – pin 28)
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses
memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal
pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output,
port ini dapat memberikan output sink ke empat buah input TTL.
•
Port 3 (Pin 10 – pin 17)
23
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga
mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :
Nama Pin
Fungsi
P3.0 (Pin 10)
RXD (Port Input Serial)
P3.1 (Pin 11)
TXD (Port Output Serial)
P3.2 (Pin 12)
INTO (Interrupt 0 Eksternal)
P3.3 (Pin 13)
INT1 (Interrupt 1 Eksternal)
P3.4 (Pin 14)
T0 (Input Eksternal Timer 0)
P3.5 (Pin 15)
T1 (Input Eksternal Timer 1)
P3.6 (Pin 16)
WR (untuk menulis eksternal data memori)
P3.7 (Pin 17)
RD (untuk membaca eksternal data memori)
Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52
•
RST (pin 9)
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.
•
ALE/PROG (pin 30)
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat
selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program
(PROG) selama memprogram Flash.
•
PSEN (pin 29)
Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal.
•
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset.
24
Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada
pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat
tegangan 12 Volt.
•
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal.
•
XTAL2 (pin 18)
Output dari osilator.
2.1.2 Sensor Warna LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu sensor yang apabila
terkena cahaya maka tahanannya akan berubah. Tampilan fisik LDR dapat dilihat
pada gambar 2.3. dibawah ini :
Gambar 2.3. LDR (Light Dependent Resistor)
Biasanya LDR (atau lebih dikenal dengan fotoresistor) dibuat berdasarkan
kenyataan bahwa film kadmium sulfida mempunyai tahanan yang besar kalau
tidak terkena cahaya dan tahanannya akan menurun kalau permukaan film itu
terkena sinar. Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen elektronik
yang resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula pada light dependent resistor
(LDR), atau fotokonduktor.
25
Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi. Jika cahaya yang
mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh
semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk
meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan
lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya.
Besarnya tahanan LDR/fotoresistor dalam kegelapan mencapai jutaan ohm
dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan terang. LDR dapat
digunakan dalam suatu jaringan kerja (network) pembagi potensial yang
menyebabkan terjadinya perubahan tegangan kalau sinar yang datang berubah.
2.1.3 Photodioda
Fotodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah jika
cahaya yang jatuh pada dioda berubah-ubah intensitasnya. Dalam gelap nilai
tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin
kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka semakin kecil nilai tahanannya. Foto
dioda ini digunakan terutama sebagai saklar elektronik yang bereaksi akibat
perubahan intensitas cahaya.
Photodioda dirancang beroperasi pada mode bias-mundur. Arus bocor bias
mundur meningkat dengan peningkatan level cahaya. Harga arus umumnya adalah
dalan rentang micro-ampere. Photodiode mempunyai waktu respon yang cepat
terhadap berbagai cahaya. Cahaya diserap pada daerah penyambungan atau daerah
26
instrinsik menimbulkan pasangan electron-hole, kebanyakan pasangan tersebut
menghasilkan arus yang berasal dari cahaya.
Mode operasi:
Photodiode dapat dioperasikan dalam 2 animal mode yang berbeda:
1. Mode photovoltaic: seperti solar sell, penyerapan pada photodiode
menghasilkan tegangan yang dapat diukur. Bagaimanapun, tegangan
yang dihasilkan dari tenaga cahaya ini sedikit tidak linier, dan range
perubahannya sangat kecil.
2. Mode photokonduktivitas: disini photodiode di aplikasikan sebagai
tegangan revers (tegangan balik) dari sebuah dioda (yaitu tegangan
pada arah tersebut pada dioda tidak akan menghantarkan tanpa terkena
cahaya) dan pengukuran menghasilkan arus photo (hal ini juga bagus
untuk mengaplikasikan tegangan mendekati nol)
Gambar 2.4. Photodioda dan simbolnya
Karakteristik bahan photodiode:
1. Silicon (Si) : arus lemah sangat gelap, kecepatan tinggi,sensitivitas bagus
antara 400 nm sampai 1000 nm (terbaik antara 800 nm sampai 900 nm).
27
2. Germanium (Ge) : arus tinggi sangat gelap, kecepatan lambat, sensitivitas
baik antara 600 nm sampai 1800 nm (terbaik 1400 nm sampai1500 nm).
3. Indium Gallium Arsennida (InGaAs) : mahal, arus kecil saat gelap,
kecepatan tinggi sensitivitas baik pada jarak 800 nm sampai 1700 nm
(terbaik antara 1300 nm sampai 1600 nm)
2.1.4 LED Inframerah
Sinar infra merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak
tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai
panjang gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata
manusia. Sifat-sifat cahaya infra merah:
1. tidak tampak manusia
2. tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
Led inframerah adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan
cahaya monokromatik (cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu
panjang gelombang) yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Pengembangan led inframerah dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan
galliumarsenide.
Cahaya
infra
merah
pada
dasarnya
adalah
radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak,
tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata lain infra
merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang, yaitu sekitar
700 nm sampai 1 mm.
28
Gambar 2.5 Led Inframerah
Cahaya led inframerah timbul sebagai akibat penggabungan elektron dan
hole pada persambungan antara dua jenis semikonduktor dimana setiap
penggabungan disertai dengan pelepasan energi. Pada penggunaannya led
inframerah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra
merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Led inframerah dapat diaktifkan
dengan tegangan dc untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan dengan tegangan
ac (30–40 KHz) untuk transmisi atau sensor jarak jauh.
Karakteristik dari LED Infra merah:
1. Dapat dipakai dalam waktu yang sangat lama.
2. Membutuhkan daya yang kecil.
3. Tidak mudah panas.
4. Dapat digunakan dalam jarak yang lebar.
Prinsip utama dari rangkaian sensor ini seperti layaknya sebuah saklar yang
memberikan perubahan tegangan apabila terdapat penghalang diantara transceiver
dan receiver. Sensor
ini memiliki dua buah piranti yaitu rangkaian
29
pembangkit/pengirim (Led Inframerah) dan rangkaian penerima (Fotodiode).
Rangkaian pembangkit/pengirim memancarkan sinar inframerah kemudian
pancarannya diterima oleh penerima (fotodioda) sehingga bersifat menghantar
akibatnya tegangan akan jatuh sama dengan tegangan ground (0). Dan sebaliknya
apabila tidak mendapat pancaran sinar inframerah maka akan menghasilkan
tegangan.
LED adalah dioda yang menghasilkan cahaya saat diberi energi listrik.
Dalam bias maju sambungan p-n terdapat rekombinasi antara electron bebas dan
lubang (hole). Energi ini tidak seluruhnya diubah ke dalam bentuk energi cahaya
atau photon melainkan dalam bentuk panas sebagian. Untuk dioda yang
memancarkan cahaya inframerah (infrared emiting dioda = IRED). Sinar
inframerah tidak dapat dilihat manusia , dengan menambahkan obat gallium
arsenide dengan berbagai bahan dapat dibuat LED dengan output yang dapat
dilihat seperti sinar merah, hijau, kuning, atau biru. Dioda yang memancarkan
cahaya (LED) digunakan untuk display alphabet dan digital serta sebagai lampu
tanda.
Sebagian besar LED membutuhkan 1,5 V sampai 2,2 V untuk memberi
bias maju dan membutuhkan arus sekitar 20 mA sampai 30 mA untuk
memancarkan cahaya. Dengan level-level tegangan yang lebih tinggi, LED dapat
terbakar apabila tegangan maju yang diberikan melebihi 2 V. untuk mengatasi hal
ini LED biasanya dihubungkan secara seri dengan tahanan yang membatasi
tegangan dan arus pada nilai yang dikehendaki. Proses pemancaran cahaya akibat
adanya energi listrik yang diberikan terhadap suatu bahan disebut dengan sifat
30
elektroluminesensi. Material lain misalnya galiumarsenida pospat (GaP): photon
energi cahaya dipancarkan untuk menghasilkan cahaya tampak. Jenis lain dari
LED digunakan untuk menghasilkan energi tidak tampak seperti yang
dipancarkan oleh pemancar laser atau inframerah.
VCC
5V
330
Gambar 2.6 Simbol dan rangkaian dasar sebuah LED
Pemancar inframerah adalah dioda solid state yang terbuat dari bahan
Galium Arsenida (GaAs) yang mampu memancarkan fluks cahaya ketika dioda
ini dibias maju. Bila diberi bias maju electron dari daerah-n akan menutup lubang
electron yang ada di daerah-p. selama proses rekombinasi ini, energi dipancarkan
dari permukaan p dan n dalam bentuk photon. Photon-photon yang dihsilkan ini
ada yang diserap lagi dan ada yang meninggalkan permukaan dalam bentuk
radiasi energi.
2.1.5 Motor Stepper
Motor langkah (stepper) banyak digunakan dalam berbagai aplikasi,
dipergunakan apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan
sebagian dari putaran motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk
proses pembacaan dan/atau penulisan data ke/dari cakram(disk), head baca-tulis
ditempatkan pada tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk
head tersebut di hubungkan dengan sebuah motor langkah.
31
Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang
industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan
suatu alat mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan,
misalnya, dalam proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi
pengeboran, dalam hal ini di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan
ketepatan posisi dalam gerakan lengannya dan lain-lain.
Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah
(stepper).
A
B
C
U
D
S
Gambar 2.7. Diagram motor langkah (stepper)
Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila
kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet
dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus
ke kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut
suatu sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan
motor langkah yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan
sudut perputaran motor.Jika pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan
32
berhenti pada posisi terakhir. Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka
slip akan dapat dihindari. Sehingga tidak di perlukan umpan balik (feedback) pada
pengendalian motor langkah.
Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase (pole atau kutub),
pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan
secara bergantian, masing-masing 4 data (sesuai dengan jumlah phase-nya),
sebagian di tunjukkan pada gambar di bawah ini.
A
B
C
D
Gambar 2.8. Pemberian data/pulsa pada motor stepper
Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 (dua)
masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 (high), atau dengan
kata lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 (satu) sedangkan
lainnya bernilai 0 (nol).
2.1.6 Liquid Crystal Display (LCD)
LCD merupakan salah satu komponen yang banyak dipilih untuk
dipergunakan sebagai tampilan karena kemudahannya dalam mengatur tampilan
agar lebih menarik. Salah satu contoh LCD yang banyak digunakan yaitu LCD
M1632 (LCD 2x16).
33
Timing Signal
3
DB0 - 7
Serial Data
RS
R/W
E
Controller
Segmen Signal
16
Comon Signal
40
Segmen
Driver
40
LCD (16 X 2 )
VDD
VSS
VLC
Gambar 2.9 Diagram Blok Tampilan Kristal Cair (LCD)
LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama
merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/
angka dua baris, masing – masing baris bisa menampung 16 huruf/ angka.
Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan
mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur
tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana,
sistem lainnya cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi yang
ditampilkan .
Spesifikasi LCD M1632, yaitu ;
a.
Tampilan 16 karakter 2 baris.
b.
RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit
mikroprosesor.
c.
Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display
clear), posisi kursor awal (cursor home), tampilan karakter kedip (display
character blink), pengeseran krusor (cursor shift) dan penggeseran
tampilan (display shif).
d.
Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
e.
Catu daya tunggal +5 volt.
34
2.1.7 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang
digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan
lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus
listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid
sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet
akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali
terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar
(misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan
yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya
relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan
katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang
terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen
di sekitarnya.
Gambar 2.10 Relay
Relay adalah suatu komponen elektronika yang akan bekerja bila ada arus
yang melalui kumparannya. Sebuah relay terdiri dari kumparan yang dililitkan
pada inti besi dan kontak-kontak penghubung. Apabila kumparan yang melilit inti
35
besi dilalui arus listrik maka akan menimbulkan induksi medan magnet, dan
induksi ini akan menarik kontak-kontak penghubung relay.
Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Kontak NC (Normally Close)
Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay
tidak mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi
tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung
menjadi terbuka (kondisi awal sebelum diaktifkan close).
2. Kontak NO (Normally Open)
Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat
tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi
pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup atau
terhubung. (kondisi awal sebelum diaktifkan open)
Download