BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang, negara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jepang, negara kepulauan yang merupakan negara maju, memiliki
kebudayaan yang kaya sekaligus modern tanpa melupakan tradisi. Sebagai salah
satu negara kuat, baik dalam hal identitas dan kekuatan ekonomi, pengaruh
Jepang meluas tidak hanya dalam ruang lingkup industri saja. Melalui jalur
perekonomian, Jepang secara tidak langsung mulai menyebarkan pengaruhpengaruh kebudayaannya dalam masyarakat dunia. Hal ini membuat kebudayaan
Jepang mulai menarik minat banyak orang untuk mempelajari dan memahaminya.
Kebudayaan dalam arti luas dijelaskan oleh Ienaga dalam Situmorang
(2009:2-3) sebagai keseluruhan cara hidup manusia. Arikunto (2002:13)
menyebutkan bahwa kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia yang
terwujud dalam tingkah laku atau benda, bahasa, simbol dan lain sebagainya yang
melingkupi manusia sehingga berpengaruh terhadap perilaku dan tindakan
manusia. Kebudayaan erat kaitannya dengan antropologi yaitu dasar filosofis yang
pembahasannya berkaitan dengan kegiatan manusia secara normatif maupun
historis.
Koentjaraningrat (1980:193) mengartikan kebudayaan dalam ilmu
Antropologi sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia.
Luzbetak dalam Maran (2000:26) mencoba merumuskan karakteristik
umum kebudayaan yaitu; pertama, kebudayaan merupakan suatu cara hidup.
Kedua, kebudayaan adalah total dari rencana atau rancangan hidup. Ketiga, secara
fungsional kebudayaan diorganisasikan dalam suatu sistem. Keempat, kebudayaan
diperoleh melalui proses belajar. Dan kelima, kebudayaan adalah cara hidup dari
suatu kelompok sosial dan bukan perorangan. Merujuk pada karakteristikkarakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia hidup dalam masyarakat
dan beradaptasi sebagai suatu kelompok yang saling membutuhkan satu dengan
yang lainnya. Karakteristik manusia sebagai makhluk sosial juga berkaitan erat
dalam hal mempertahankan kalangsungan hidup manusia itu sendiri. Hal ini
mencakup segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk
cara untuk mempertahankan spesies manusia. Oleh karena itu, manusia saling
berinteraksi satu sama lain. Interaksi sosial diantaranya terjadi dalam rumah
sebagai keluarga, sekolah, tempat kerja dan lingkungan masyarakat. Dalam
http://jurnal-sdm.blogspot.com dijelaskan bahwa interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik
itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun antar keduanya.
Interaksi sosial mencakup segala tingkah laku sosial yang biasa terjadi
dalam masyarakat. Namun dalam hal seksualitas, terkadang terjadi tingkah laku
yang umumnya dianggap tidak biasa. Tingkah laku seksual yang tidak biasa ini
disebut sebagai abnormalitas seksual atau penyimpangan seksual (Kartono,
1958:227).
Salah satu kasus abnormalitas seksual yang terjadi adalah kasus yang
sebenarnya banyak terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia, yaitu
homoseksual. Homoseksual seperti dijelaskan oleh Kartono (1978:247) adalah
rasa tertarik dan mencintai seseorang yang berjenis kelamin sama. Istilah ini
mengacu pada hubungan terhadap sesama jenis. Sementara untuk penyebutan
secara spesifik yang digunakan untuk laki-laki adalah gay. Sedangkan kasus
homoseksual pada perempuan lebih dikenal dengan sebutan lesbianisme.
Homoseksual memang bukan merupakan hal yang baru, tercatat bahwa di
Yunani
homoseksual
sudah
ada
sejak
800
(http://www.nathanielwandering.net/greece.html).
tahun
Pada
sebelum
masa
masehi
itu,
wanita
merupakan simbol terhormat-tidaknya sebuah keluarga. Karena itu, wanita
umumnya tetap tinggal di rumah sementara laki-laki yang mengurus segalanya di
luar rumah. Hal ini mencerminkan kebebasan kaum laki-laki, dimana juga
memicu berbagai perilaku yang bisa menunjukkan bahwa mereka memiliki
kekuasaan terhadap perempuan atau bahkan terhadap sesama laki-laki.
Sementara itu, di Jepang tidak ada kepastian ataupun catatan yang jelas
tentang sejak kapan homoseksualitas muncul di Jepang. Tetapi catatan penerbit
Kodansha dalam Danandjaja (1997:394) mengatakan homoseksualitas antara
kaum pria atau gay di Jepang mempunyai sejarah tertulis yang sudah lama,
sedangkan sejarah tertulis mengenai homoseksualitas kaum wanita (lesbianisme)
dapat dikatakan tidak ada.
Jepang telah melegalkan perubahan jenis kelamin (transseksual), tetapi
belum mengatur hukum untuk pernikahan sesama jenis. Karena itu keberadaan
homoseksual di Jepang sering dianggap sebagai pengaruh dari negara barat.
Sebagaimana interaksi sosial pada umumnya, para homoseksual juga
memilki kehidupan sosial dengan masyarakat di sekelilingnya. Seperti di rumah,
sekolah dan tempat kerja. Dalam skripsi ini, penulis berusaha membahas interaksi
sosial para gay di Jepang dengan mengambil acuan dari sebuah komik yang
mengangkat tema tentang homoseksual khususnya yang terjadi pada laki-laki atau
disebut sebagai gay. Komik tersebut berjudul “Free Punch”, yang membahas
beberapa sisi kehidupan gay di Jepang yang dialami seorang guru dan murid yang
bernama Yamada dan Amano Nao.
Skripsi ini berjudul “ANALISIS SOSIOLOGIS KOMUNITAS GAY
DALAM MASYARAKAT JEPANG YANG TERGAMBAR DALAM
KOMIK “FREE PUNCH” KARYA ISAKU NATSUME”.
1.2 Perumusan Masalah
Homoseksual dalam hal ini khususnya gay umumnya dianggap sebagai hal
yang salah dan melenceng dari norma masyarakat, terutama di Indonesia. Tetapi
pendapat dari sebuah negara belum tentu sama dengan negara lainnya. Contohnya
saja, beberapa negara di Amerika dan Eropa telah melegalkan pernikahan sesama
jenis.
Di Jepang kisah tentang gay banyak diceritakan dalam buku-buku komik
dan animasi. Beberapa drama atau film juga sering mengangkat tema tentang
homoseksual yang terjadi pada laki-laki, sekalipun bukan sebagai cerita pokok.
Media-media tersebut menggambarkan bahwa gay di Jepang bukanlah hal yang
cukup aneh, tetapi merupakan hal yang biasa. Dalam istilah komik dan kartun
kisah tentang gay yang terjadi pada laki-laki sering disebut sebagai Yaoi yang
merupakan singkatan dari Yamanashi yang berarti tidak memiliki puncak/klimaks,
Ochinashi yang artinya tidak memilki inti/guna dan Iminashi, tidak memiliki arti
(http://en.wikipedia.org/wiki/Homosexuality_in_Japan).
Salah satu komik Jepang yang mengangkat tema tentang homoseksual atau
gay adalah komik yang berjudul “Free Punch” karya Isaku Natsume. Komik ini
menceritakan tentang kehidupan seorang pelajar SMA bernama Yamada dan
gurunya Amano Nao yang secara tiba-tiba terlibat dalam hubungan homoseksual.
Komik ini menggambarkan awal bagaimana Yamada dan Amano Nao menyadari
bahwa mereka gay dan bagaimana kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam lingkungan keluarga Yamada, orang tuanya tidak mengetahui
hubungan homoseksual antara Yamada dan Amano Nao. Orang tuanya hanya
mengetahui bahwa Amano Nao adalah seorang guru yang peduli terhadap
Yamada. Sementara di sekolah, sekalipun Yamada pernah mengatakan bahwa dia
menyukai Amano Nao, teman-temannya tidak menanggapi dengan serius dan
menganggap bahwa Yamada hanya bercanda saja. Dalam kehidupan sehari-hari
mereka dalam bermasyarakat, orang-orang di sekeliling mereka tidak menyadari
bahwa Yamada dan Amano Nao adalah gay. Selebihnya mereka terlihat cukup
normal dan biasa saja layaknya kebanyakan orang.
Pembahasan tentang gay di Jepang dalam skripsi ini terangkum dalam
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana gambaran kehidupan komunitas gay di Jepang secara
umum?
2. Bagaimana kehidupan atau interaksi sosial para gay dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat yang tergambar dalam komik “Free
Punch” karya Isaku Natsume?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam setiap penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar
pembahasan tidak terlalu melebar sehingga menyulitkan pembaca untuk
memahami pokok permasalahan yang dibahas.
Untuk itu pembahasan dalam skripsi ini akan dibatasi berdasarkan pada
cerita yang tergambar pada komik “Free Punch” karya Isaku Natsume. Dimana
akan membahas tentang kehidupan komunitas gay secara umum. Terutama
interaksi sosial yang terjadi di rumah, di sekolah dan di masyarakat.
Agar pembahasannya jelas dan akurat, pada bab II penulis akan
menjelaskan mengenai pengertian gay, kehidupan gay dalam rumah tangga,
kehidupan gay di Jepang secara umum, pandangan masyarakat Jepang terhadap
gay, serta akan mencantumkan sinopsis komik “Free Punch” karya Isaku
Natsume.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Istilah homoseksual diambil dari bahasa Yunani yaitu homos yang berarti
satu atau kesamaan, jadi homoseksual adalah laki-laki atau perempuan yang
tertarik secara seksual terhadap seseorang dari jenisnya sendiri. Paul Gebhard
dalam Scanzoni (1976:186) mendefinisikan tingkah laku homoseksual sebagai
hubungan fisik antara dua individu atau dari jenis kelamin yang sama yang diakui
sebagai ketertarikan seks alami dan hal yang biasa dalam seksualitas.
Homoseksual behavior as “physical contact between two individuals or
same gender which both recognize as being sexual in nature and which ordinarily
result in sexual arousal”. (Paul Gebhart dalam Scanzoni, 1976:186)
Dalam skripsi ini dibahas mengenai kehidupan sosial para gay di Jepang
berdasarkan gambarannya dalam komik “Free Punch” karya Isaku Natsume. Gay
merupakan suatu kasus yang dapat dibahas melalui aspek sosiologis. Bruce dalam
Wiyarti (2008:1) berpendapat bahwa sosiologis adalah suatu sistem tata nilai yang
ditujukan kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya mereka berkelakuan
dan mengatur diri mereka. Sementara itu, Soemardjan dan Soemardi dalam
Soekanto (1990:18) mengatakan bahwa sosiologis adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-prosesnya, termasuk perubahan sosial.
Itu berarti para gay tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pada
umumnya. Durkheim dalam Berry (2003:5) berpendapat bahwa masyarakat
merupakan suatu kenyataan yang objektif secara mandiri, bebas dari individu lain
bukan hanya sekedar penjumlahan individu tetapi suatu sistem yang dibentuk dari
hubungan antar manusia sehingga menampilkan realita tertentu yang mempunyai
ciri masing-masing.
Di Indonesia, gay masih dianggap hal yang buruk sehingga dalam sebuah
keluarga seorang gay tidak diakui. Dan seorang gay umumnya menutupi diri dari
orang lain yang bukan merupakan komunitasnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal ini juga terjadi di Jepang,
mengingat Indonesia dan Jepang sama-sama merupakan negara yang mengusung
adat ketimuran.
Bagaimana seseorang bisa menjadi homoseksual dapat dilihat dalam
tokoh-tokoh yang digambarkan oleh Isaku Natsume dalam komiknya, “Free
Punch”. Dimana pada dasarnya seseorang tidak dengan sengaja ingin menjadi
homoseksual tetapi lebih karena faktor lingkungan sekitarnya.
1.4.2 Kerangka Teori
Kerangka teori menurut Koentjaraningrat (1976:11) berfungsi sebagai
pendorong proses berpikir langsung yang bergerak dari alam abstrak ke alam
konkrit.
Sebagai pendorong proses berpikir, pembahasan mengenai kehidupan gay
ini menggunakan teori sosiologis. Narwoko (2010:3) menjelaskan bahwa
sosiologi mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat, tidak
sebagai individu yang terlepas dari kehidupan manusia. Fokus pembahasan
sosiologi adalah interaksi manusia yaitu pada pengaruh timbal balik antara dua
orang atau lebih dalam perasaan, sikap dan tindakan. Teori ini akan menganalisa
kehidupan gay di Jepang yang tergambar dalam komik “Free Punch” karya Isaku
Natsume.
Skripsi ini membahas tentang gay di Jepang berdasarkan gambaran dalam
komik “Free Punch” karya Isaku Natsume dan berusaha mencari karakteristik atau
hal khusus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat pada masa sekarang ini
melalui presentasi yang terdapat dalam komik tersebut. Dimana komik merupakan
salah satu produk sastra. Sastra digambarkan Glickberg dalam Endraswara
(2008:77) adalah hal yang fantastis yang memiliki perhatian yang besar terhadap
fenomena sosial. Sastra menampilkan kejadian-kejadian yang ada di masyarakat
serta mendefinisikan fakta sosial.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan semiotik untuk menjelaskan
keadaan atau situasi serta tanda-tanda yang tergambar dalam komik “Free Punch”
ini. Semiotik, dinyatakan Jabrohim (2001:71) sebagai ilmu tentang tanda-tanda.
Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan
tanda.
Dan
semiotik
dalam
skripsi
ini
digunakan
untuk
menerjemahkan gambar serta simbol-simbol yang tidak diungkapkan dengan katakata.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan
Moleong (2007:370) menyebutkan bahwa maksud dan tujuan dalam suatu
karya tulis adalah penting karena hal ini menjadi dasar para penulis atau ilmuwan
tertarik untuk berkarya dalam bidang ilmu pengetahuan dengan jalan menulis
karya tulis ilmiah.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk:
1. Mengetahui kehidupan para gay di Jepang secara umum.
2. Mengetahui kehidupan gay di Jepang yang terdapat dalam komik “Free
Punch” karya Isaku Natsume.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penulisan skripsi ini akan membawa manfaat baik bagi
para pembacanya, dan manfaat yang penulis harapkan terangnkum sebagai
berikut:
1. Bagi masyarakat umum diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai
keberadaan
para
gay
di
Jepang
dan
dapat
membandingkannya dengan negara lain termasuk Indonesia.
2. Bagi para pelajar Bahasa Jepang dan peminat budaya Jepang
diharapkan dapat lebih memahami kehidupan homoseksual dan para
gay disana berdasarkan gambaran dalam komik “Free Punch” karya
Isaku Natsume.
3. Bagi penulis sendiri agar dapat memenuhi keingintahuan tentang kasus
homoseksual khususnya gay yang terjadi di Jepang.
1.6 Metode Penelitian
Metode menurut Senn dalam Suriasumantri (2005:119) merupakan suatu
prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematis.
Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, yang menurut
Nazir (2002:54) adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Metode deskriptif termasuk sebagai metode dalam penelitian
kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Moelong (2007:5) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada.
Sementara itu, teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
adalah
metode
library
reserch
(penelitian
kepustakaan)
yaitu
dengan
mengumpulkan data dari berbagai sumber tertulis yang telah ada. Diantaranya
adalah buku-buku, majalah, hasil penelitian baik yang ilmiah seperti skripsi, tesis
ataupu non ilmiah. Penulis juga melakukan penelusuran data melalui internet
seperti google book maupun blog-blog yang membahas mengenai permasalahan
yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Sumber utama penelitian ini adalah
melalui komik “Free Punch” karya Isaku Natsume.
Adapun langkah-langkah yang telah penulis lakukan dan akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
4. Mencari referensi tentang homoseksual dan menentukan masalah.
5. Mengumpulkan data yang memadai untuk dijadikan sumber bacaan
yang berkaitan dengan kehidupan gay di Jepang.
6. Mengajukan judul dan merangkum hasil penelusuran dalam sebuah
laporan.
Download