analisis antrian pada pelayanan pendaftaran dan

advertisement
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
ANALISIS ANTRIAN PADA PELAYANAN PENDAFTARAN DAN
OPTIMALISASI DI RSUD KRT SUTJONEGRORO
Cahya Indria Setyowati1), Taswati Nova Wijayaningrum2).
1
Departemen Statistika, AIS Muhammadiyah Semarang
email: [email protected]
2
Departemen Statistika, AIS Muhammadiyah Semarang
email: [email protected]
Abstract
Queues is a part in a process or service. One of queuing models is single channel-single phase where
there is only one service facilities. The purpose of this research is to determine the queuing system
model, the average number of patients, amd the average of patient waiting time. RSUD KRT
Sutjonegoro Wonosobo is a public hospital. The arrival rate of patient in RSUD KRT Sutjonegoro
Wonosobo are quite a lot every day, either outpatient and inpatient. The queues of patients in RSUD
KRT Sutjonegoro Wonosobo caused less optimal care. Therefore, queuing system models should be
determined whice appropriate with the conditions and characteristics of the queues of public
registration service facilities in RSUD KRT Sutjonegoro Wonosobo. Based on the result of data
analysis queue model for general admission that occurred in RSUD KRT Sutjonegoro Wonosobo is
(M/M/1) : (GD/∞/∞) calculated as follows Lq=0.0213 patient Ls=0.1571 patient Wq=0.0060/hour
Ws=0.0445/hour, and obtained state steady-state, because ρ<1 thus registration booth with one
officer has been ideal and optimal, so it does not require additional officers.
Keywords: queue, system model single channel-single phase, RSUD KRT Sutjonegoro
1. PENDAHULUAN
Antrian dapat ditemui pada beberapa
fasilitas umum. Beberapa kegiatan antrian yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
misalnya kendaraan yang menunggu dilampu
merah, para pembelanja yang berdiri di depan
kasir supermarket, program yang menunggu
diproses oleh komputer digital, pelayanan di
sebuah rumah sakit, dan masih banyak hal
lainnya. Teori tentang antrian ditemukan dan
dikembangkan pertama kali oleh seorang
insinyur Denmark yaitu A.K.Erlang pada tahun
1913 dalam konteks fasilitas telepon. Beliau
menerbitkan bukunya yang berjudul Solution Of
Some Problems In The Theory Of Probabilities
Of Significance In Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil
penelitian Erlang diperluas penggunaanya antara
lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis
tunggu nasabah (satuan) yang memerlukan
layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas
layanan).
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Secara struktural, RSUD merupakan unit
Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Departemen
Kesehatan yang bertanggung jawab kepada
Direktur Jendral Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan yang mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan
berkesinambungan dengan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan, serta melaksanakan
upaya rujukan dan upaya lain sesuai kebutuhan
(Suwarjoko, 2008).
Penelitian terdahulu dari Aji & Bodroastuti
(2012: 14-15) mendapatkan hasil bahwa sistem
antrian yang terjadi di Apotek Purnama
Semarang yaitu model multi channel-single
phase belum mencapai standar yang ditetapkan.
Untuk
memperbaikinya,
diperlukan
penambahan tenaga asisten apoteker dan reseptir
sebanyak 1 asisten apoteker dan 2 reseptir,
sehingga lama waktu menunggu dapat
diminimalisasi dan jumlah pembeli obat yang
dilayani bisa meningkat. Apabila tidak
dilakukan penambahan maka standar waktu
yang diberikan oleh Apotek Purnama Semarang
345
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
seharusnya tidak 10 menit melainkan 19 menit.
Adapun penelitian terdahulu dari Rahayu dkk.
(2013: 269-279) mendapatkan hasil bahwa
model sistem antrian yang terjadi di RSUP Dr.
Kariadi berdasarkan spesialis penyakit adalah
[M/M/s]:[GD/∞/∞] dan model sistem antrian
pada
bagian
pembayaran
adalah
[M/M/4]:[GD/∞/∞]. Jumlah pelayanan pasien
rawat inap berdasarkan spesialis penyakit sudah
efektif karena jumlah dokter spesialis tiap
penyakit sudah banyak. Sedangkan untuk bagian
pembayaran/kasir jumlah petugas yang
melakukan tugas perincian biaya perlu
ditambahkan agar pasien yang datang tidak
menunggu terlalu lama dalam mendapatkan
pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
model sistem antrian yang diterapkan dalam
antrian pelayanan pendaftaran umum di RSUD
KRT Sutjonegoro, untuk mengetahui rata-rata
jumlah pasien dan rata-rata waktu pasien dalam
antrian pelayanan pendaftaran umum di RSUD
KRT Sutjonegoro, dan untuk mengetahui apakah
jumlah petugas pada loket pendaftaran umum di
RSUD KRT Sutjonegoro yang ada sudah ideal.
2. KAJIAN LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Struktur Antrian
Ada empat model struktur antrian dasar
yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian
1) Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu
jalur yang memasuki sistem pelayanan
atau ada satu fasilitas pelayanan dan
Single Phase berarti hanya ada satu jalur
pelayanan.
2) Single Channel – Multi Phase
Multi Phase berati ada dua atau lebih
pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan dalam fase-fase. Misalnnya
pada antrian di laundry, pakaian-pakaian
setelah dicuci kemudian dijemur lalu
disetrika dan terakhir dikemas.
pelayanan yang dialiri oleh antrian
tunggal. Misalnya antrian pada teller di
sebuah bank.
4) Multi Channel – Multi Phase
Sistem antrian Multi Channel – Multi
Phase terjadi jika ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dengan pelayanannya
lebih dari satu fase. Misalnya pelayanan
pasien disebuah rumah sakit dari
pendaftaran, diagnosa, tindakan medis,
sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem
ini mempunyai beberapa fasilitas
pelayanan pada setiap tahapnya, sehingga
lebih dari satu individu dapat dilayani
pada suatu waktu.
2.2. Notasi Model Antrian
Notasi Kendall sering digunakan karena
notasi tersebut merupakan alat yang efesien
untuk mengidentifikasi tidak hanya modelmodel antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi (Subagyo, 2000). Notasi itu
dituliskan:
(a/b/c/d/e/f)
dimana sistem a, b, c, d, e, dan f merupakan
elemen dasar dari model antrian:
A
:
distribusi kedatangan
B
:
distribusi waktu pelayanan
banyak fasilitas pelayanan (c=
C
:
1, 2, 3 …...∞)
disiplin antri, seperti FCFS,
D
:
LCFS, PS, SIRO
jumlah maksimum pengantri
E
:
dalam sistem (antri dan
dilayani)
jumlah sumber kedatangan
F
:
(Mulyono, 2004)
Menurut kakiay (2004), notasi standar ini
dapat diganti dengan kode-kode yang
sebenarnya dari distribusi-distribusi yang
terjadi dan bentuk lainnya, seperti:
3) Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase
terjadi dimana ada dua atau lebih fasilitas
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
346
M
:
GD
:
Distribusi kedatangan dari proses
poisson atau distribusi tiba dan
bertolak
dari
distribusi
eksponensial.
General
Discipline
(disiplin
umum) dalam antrian (FCFS,
LCFS, SIRO, PRI)
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
2.3. Ukuran Steady-State
Ukuran steady state sistem antrian
disimbolkan dengan ρ dan dapat dihitung
dengan rumus:
πœ†
𝜌=
… … … … … … 1)
𝑐. µ
dengan :
Λ
: rata-rata jumlah pelanggan
yang datang
C
: jumlah pelayanan
µ
: rata-rata laju waktu pelayanan
(Taha, 1996)
2.4. Distribusi poisson dan Distribusi
Eksponensial
Untuk suatu proses Poisson, jumlah
kedatangan yang terjadi pada interval waktu
t adalah variabel random yang mengikuti
suatu distribusi Poisson dengan parameter
λt dan peluang dari n kedatangan adalah:
(πœ†π‘‘)𝑛 −πœ†π‘‘
𝑃𝑛 (𝑑)
𝑒
𝑛 ≥ 0 … … … … … … 2)
𝑛!
Distribusi Eksponensial adalah variabel
random
kontinu
X
berdistribusi
eksponensial dengan parameter θ > 0, jika
mempunyai fungsi distribusi dalam bentuk:
1 π‘₯
π‘’πœƒ
πœƒ
Keadaan steady state dapat terpenuhi
apabila ρ < 1 yang berarti bahwa λ < µ.
Sedangkan jika ρ > 1 maka kedatangan
terjadi dengan kelajuan yang lebih cepat
daripada yang dapat ditampung oleh
pelayan, keadaan yang sama berlaku
apabila ρ = 1. Ukuran-ukuran kinerja yang
terpenting adalah jumlah pelanggan yang
menunggu yang diperkirakan waktu
menunggu per pelanggan yang diperkirakan
dan pemanfaatan sarana pelayanan yang
diperkirakan (Taha, 1996).Menurut Taha
(1996), didefinisikan:
Ls
: Rata-rata jumlah pelanggan
yang diperkirakan dalam
sistem
Lq
:
Rata-rata jumlah pelanggan
yang diperkirakan dalam
antrian
Ws
:
Rata-rata waktu pelanggan
yang diperkirakan dalam
sistem
Wq
:
UAD, Yogyakarta
,π‘₯ > 0
𝑓(π‘₯ ; πœƒ) = {
… 3)
0 , π‘₯ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘–π‘›π‘›π‘¦π‘Ž
dengan θ merupakan parameter skala.
Jika waktu antar kedatangan yang
berturutan
mengikuti
distribusi
1
eksponensial dengan rata-rata πœ†. Jika waktu
1
antar kedatangan πœ† maka jumlah kejadian
dalam satu periode waktu tertentu pastilah
berdisitribusi Poisson dengan rata-rata
kedatangan adalah λ.
2.5. Model Keputusan Antrian
Model
keputusan
antrian
yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu model
tingkat aspirasi. Dalam model pelayanan
berganda memerlukan jumlah pelayanan c
yang optimal, dua ukuran yang digunakan
yaitu:
a. Waktu menunggu yang diperkirakan
dalam sistem (Ws)
b. Persentase waktu menganggur para
pelayan (X)
dengan:
X = 100% - Rasio pemanfaatan
Rata-rata waktu pelanggan
yang diperkirakan dalam
antrian
dimana rumus umum dari Ls, Lq, Ws, dan
Wq adalah:
∞
𝐿𝑠
π‘Šπ‘  =
𝐿𝑠 = ∑ 𝑛𝑝𝑛
πœ†π‘’π‘“π‘“
dan
π‘…π‘Žπ‘ π‘–π‘œ π‘ƒπ‘’π‘šπ‘Žπ‘›π‘“π‘Žπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› =
100 πœ†
𝑐. µ
𝑛=0
πΏπ‘ž
∞
= ∑ (𝑛 − 𝑐)𝑝𝑛
𝑛=0+1
THE 5TH URECOL PROCEEDING
π‘Šπ‘ž = π‘Šπ‘  −
1
µ
3. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan
yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
dengan metode sampling yang digunakan berupa
Purposive Sampling. Data yang digunakan
347
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
dalam penelitian ini merupakan data primer yang
diperoleh secara langsung pada RSUD KRT
Sutjonegoro Wonosobo, data yang diambil
berupa data kedatangan pasien, waktu pelayanan
pasien dan waktu selesai pelayanan. Data
diambil dalam 5 hari secara berturut-turut
dimulai pada hari Selasa-Sabtu, 17-21 Januari
2017 dari jam 07.00 – 10.00 WIB.
Alat yang digunakan adalah stopwatch,
kertas, bulpen. Kemudian data yang diperoleh,
diuji dengan menggunakan model-model dalam
sistem antrian untuk mendapatkan model antrian
yang sesuai serta waktu yang optimal dalam
proses pelayanan pasien di bagian pendaftaran
umum. Dalam pengolahan dan analisis data
menggunakan software Ms. Excel, SPSS 16.0
dan WinQSB.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Deskriptif
Jumlah pasien yang datang untuk tiap
harinya berubah-ubah. Jumlah total pasien
satiap harinya yang melakukan pendaftaran
di bagian loket umum mulai pukul 07.00 –
10.00 selama lima hari yaitu hari Selasa –
Sabtu dapat dilihat pada gambar 1.
Jumlah Pasien
100
80
60
40
80
63
54
52
37
20
0
selasa rabu kamis jumat sabtu
Hari
Gambar 1 Data Jumlah PasienYang
Melakukan
Pendaftaran Di Bagian Loket Umum
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui
bahwa jumlah pasien terbanyak yang
melakukan pendaftaran di loket umum adalah
pada hari Rabu yaitu sebanyak 80 pasien.
Sedangkan jumlah paling sedikit pasien yang
melakukan pendaftaran pada loket umum
terjadi pada hari Jumat, yaitu sebanyak 37
pasien.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif WAK (detik)
dan LP (detik)
Waktu Antar
Lama
Kedatangan
Pelayanan
(detik)
(detik)
N
286
286
Mean
134,86
1064,05
Minimum
3
0
Q1
125,65
946,62
Median
122,50
741,00
Q3
144,08
1181,47
maximum
407
3622
Dari hasil pengamatan antrian pada loket
pendaftaran umum di RSUD KRT Sutjonegoro
Wonosobo pada hari Selasa-Sabtu, 17-21
Januari 2017 terdapat 286 pasien yang
melakukan pendaftaran. Rata-rata antar
kedatangan pasien adalah 134,9 detik dan ratarata lama pelayanannya adalah 1064,1 detik.
Waktu antar kedatangan pasien tercepat adalah 3
detik, sedangkan waktu antar kedatangan pasien
paling lama adalah 407 detik. Sebesar 50%
pasien datang dengan selang waktu kurang dari
122,5 detik dan sebesar 50% pasien datang
dengan selang waktu lebih dari 122,5 detik. Nilai
minimum lama pelayanan pasien adalah 0 detik,
ini berarti bahwa terdapat pasien yang dilayani
secara
bersamaan,
sedangkan
nilai
maxsimumnya adalah 3622 detik. Sebesar 50%
lama pelayanan pasien kurang dari 741 detik dan
sebesar 50% lama pelayanan pasien lebih dari
741 detik.
4.2. Analisis Sistem pelayanan Loket
Berdasarkan output excel, dari data yang
diperoleh pada saat penelitian selama 5 hari
dibagian loket pendaftraan umum diperoleh
nilai ρ (probabilitas dari sistem pelayanan)
sebagai berikut: Rata-rata kedatangan dalam 5
hari: 3,5309 pasien/jam λ = 3,5309 pasien/jam.
Rata-rata laju pelayanan dalam 5 hari dengan 1
loket pelayanan: 26 pasien/jam µ = 26
pasien/jam. Probabilitas dari sistem pelayanan:
πœ†
3,5309
𝜌=
=
= 0,1358 < 1
𝑐µ
1 π‘₯ 26
Keterangan
Tabel 4.2 Tingkat Kegunaan Fasilitas
Pelayanan Loket
c
348
λ
µ
𝜌=
πœ†
𝑐µ
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
1
3,5309
26
0,1358
Dari tabel 4.2 menunjukkan nilai tingkat
kegunaan fasilitas pelayanan loket pendaftaran
umum kurang dari satu, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa rata-rata kedatangan
pelayanan tidak melebihi kapasitas kecepatan
pelayanan sehingga memenuhi kondisi SteadyState.
4.3. Model Sistem Antrian
Berdasarkan hasil analisis ukuran steadystate (0.1358) dari kinerja sistem pelayanan
dan uji kecocokan distribusi waktu antar
kedatangan dalam uji kecocokan distribusi
Poisson dan distribusi Eksponensial tidak
terpenuhi atau tidak signifikan, untuk uji
kecocokan distribusi lama pelayanan dalam
tahap uji kecocokan distribusi Eksponensial
terpenuhi. Sehingga dalam menentukan ukuran
kinerja sistem antrian pada waktu antar
kedatangan nantinya menggunakan model
General.
4.4. Ukuran Kinerja Sistem
Berdasarkan observasi terhadap proses
antrian di RSUD KRT Sutjonegoro Wonosobo,
maka akan dihitung kinerja antrian dengan
menggunkan rumus model antrian (M/M/c) :
(GD/∞/∞). Berdasarkan output excel, diketahui
tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan
antrian yaitu:
λ = 3,5309 pasien/jam
µ = 26 pasien/jam
c = 1 petugas
Maka rasio pemanfaatan sistem antrian yaitu:
100 πœ† (100)(3,5309)
=
= 13,58%
𝑐µ
(1)(26)
Hasil di atas menunjukkan bahwa tingkat
pemanfaatan sistem antrian adalah 13,58%
dimana hal ini menunjukkan bahwa sistem
antrian dengan 1 petugas bekerja sudah cukup
baik. Pada penelitian ini akan dilakukan
pengujian terhadap kinerja sistem antrian
dengan mencoba melakukan penambahan pada
petugas yaitu 2 petugas dan 3 petugas. Hasil
perhitungan disajikan dalam tabel 4.3 berikut:
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Tabel 4.3 Perhitungan Ukuran
Kinerja Antrian
λ
Pasie
n/jam
1 3,530
9
µ
c
Pas
ien
/ja
m
26
Rasio
peman
faatan
Lq
Ls
W
q
Ws
%
pasie
n
pas
ien
ja
m
ja
m
13,580
4
0,021
3
0,1
57
1
0,1
36
4
0,1
35
8
0,
00
60
0,
00
02
0,
00
00
0.0
44
5
0.0
38
6
0.0
38
5
2 3,530
9
26
6,7902
0,000
6
3 3,530
9
26
4,568
0,000
0
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel
4.3, menunjukkan bahwa dengan penambahan
petugas loket menjadi 2 petugas dan 3 petugas,
rasio pemanfaatan sistem turun dari 13,58%
menjadi 6,79% dan 4,53%. Hal ini menunjukkan
bahwa sistem bekerja dengan baik apabila hanya
1 petugas dan semakin kurang baik apabila ada
penambahan menjadi 2 dan 3 petugas.
5. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem antrian pada RSUD
KRT Sutjonegoro Wonosobo sudah optimal.
Model sistem antriannya yaitu (M/M/1) :
(GD/∞/∞), artinya jumlah pelayanan yang
beroperasi adalah satu server dan pola waktu
antar kedatangan mengikuti distribusi general
sedangkan pola lama kedatangan mengikuti
distribusi Eksponensial. Rata-rata jumlah pasien
dalam antrian (Lq) yaitu 0,0213 pasien dan ratarata jumlah pasien dalam sistem (Ls) yaitu
0,1571 pasien dengan rata-rata waktu pasien
menunggu dalam antrian (Wq) yaitu 0,0060 per
jam dan rata-rata waktu pasien menunggu dalam
sistem (Ws) yaitu 0,0445 per jam dalam sistem.
6. REFERENSI
Aji, S.P.& T. Bodroastuti. 2012. Penerapan
Model Simulasi Antrian Multi Channel
Single Phase Pada Antrian di Apotek
Purnama Semarang. Jurnal Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Widya Manggala.
349
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Aminudin. 2005. Prinsip-prinsip RISET
OPERASI. Jakarta: Erlangga.
Bronson, R. 1996. Teori Dan Soal-Soal
Operation Research. Jakarta : Erlangga.
Kakiay, T. J. 2004. Dasar Teori Antrian Untuk
Kehidupan Nyata. Yogyakarta : Andi.
Mulyono, S. 2004. Riset Operasi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rahayu, A.A., Sugito, Sudarno. 2013. Analisis
Antrian Pasien Rawat Inap Berdasarkan
Spesialisasi Penyakit di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Jurnal Gaussian, 2(4). 269 – 278.
Siagian, P. 1987. Penelitian Operasi Teknik dan
Praktek. Jakarta: UI-Press.
Subagyo, P. Marwan Asri dan Hani Handoko.
2000.
DASAR-DASAR
OPERATIONS
RESEARCH.Yogyakarta:
BPFEYOGYAKARTA.
Supranto, J. 1987. Statistik Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Erlangga.
Suwarjoko, P.W. 2004. Status Rumah Sakit
Umum Daerah. Jakarta: ITS
Taha, H. A. 1996. Riset Operasi Jilid 2. Jakarta
: Binarupa Aksara.
Tarliah, T. & A. Dimyati. 1987. Operations
Research,
Model-model
Pengambilan
Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
350
ISBN 978-979-3812-42-7
Download