No. 6/ 29 /DPM Jakarta, 12 Juli 2004 SURAT EDARAN Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/1/DPM Tanggal 16 Februari 2004 Perihal Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System Sehubungan dengan penyempurnaan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System, perlu dilakukan perubahan terhadap Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/1/DPM tanggal 16 Februari 2004 perihal Bank IndonesiaScripless Securities Settlement System, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/2/PBI/2004 tanggal 16 Februari 2004 tentang Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4363), menjadi sebagai berikut : 1. Ketentuan butir III.C.2.b.2)a) pada halaman 13 diubah, sehingga menjadi sebagai berikut : “a) Informasi Peserta BI-SSSS sebagaimana contoh dalam Lampiran 2a, termasuk lampiran konfirmasi dari Bank Pembayar untuk melakukan setelmen pembayaran atas kewajiban biaya penggunaan BI-SSSS sebagaimana contoh format 2 dalam Lampiran 2b.” 2. Ketentuan butir III.D.2 pada halaman 15 dihapuskan, sehingga ketentuan butir III. D seluruhnya menjadi sebagai berikut : “ Dalam hal terdapat perubahan data Peserta BI-SSSS, yang bersangkutan wajib menyampaikan data perubahan kepada Penyelenggara Penatausahaan selambat- … 2 selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal efektif perubahan dengan menggunakan formulir Informasi Peserta BI-SSSS sebagaimana contoh dalam Lampiran 2a.” 3. Ketentuan butir IV.B.2 pada halaman 22 ditambah butir f, sebagai berikut : “f. Bagi Peserta Sub-Registry dapat melakukan pengiriman data posisi individual nasabah ke SCC melalui menu Supervisory – Upload Report Data.” 4. Ketentuan butir V.A.1 pada halaman 24 diubah, sehingga menjadi sebagai berikut : “1. Penetapan Broker Bidding Limit oleh Bank Peserta BI-SSSS a. Bank Peserta BI-SSSS dapat menunjuk perantara (broker) yaitu Perusahaan Pialang Pasar Uang dan Valuta Asing dan atau Perusahaan Efek, untuk melakukan pengajuan penawaran lelang SBI dan atau transaksi OPT untuk dan atas nama yang bersangkutan. b. Bank Peserta BI-SSSS dapat menunjuk perantara (broker) sebagai peserta lelang SUN yaitu Bank lain, Perusahaan Pialang Pasar Uang dan Valuta Asing dan atau Perusahaan Efek, untuk melakukan pengajuan penawaran lelang SUN untuk dan atas nama yang bersangkutan. c. Dalam hal Bank Peserta BI-SSSS menunjuk broker sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b, Bank wajib menetapkan batas maksimum nominal penawaran (broker bidding limit) per hari bagi broker dimaksud. d. Penetapan broker bidding limit sebagaimana dimaksud dalam butir c, wajib diatur dalam perjanjian tersendiri antara Bank dengan broker … 3 broker dengan format perjanjian diserahkan kepada masing-masing pihak sesuai dengan kebutuhan. e. Perjanjian penetapan broker bidding limit merupakan pemberian wewenang dari Bank kepada broker untuk melakukan penawaran (bidding) per hari dalam lelang Surat Berharga dan atau transaksi OPT untuk dan atas nama Bank, maksimum sebesar jumlah limit bidding yang diberikan. f. Bank melakukan pengelolaan broker bidding limit dalam BI-SSSS untuk semua broker yang ditunjuk sebagai perantara dalam pengajuan penawaran lelang Surat Berharga dan atau transaksi OPT. g. Pengelolaan broker bidding limit sebagaimana dimaksud dalam butir f, dilakukan Bank melalui ST pada menu Supervisory – Member Bidding Limit.” 5. Ketentuan butir V.A.2 pada halaman 25 diubah, sehingga menjadi sebagai berikut : “2. Penetapan Broker Bidding Limit oleh Sub-Registry a. Nasabah Sub-Registry wajib menunjuk perantara (broker) yaitu Bank, Perusahaan Pialang Pasar Uang dan Valuta Asing dan atau Perusahaan Efek, untuk melakukan pengajuan penawaran lelang SUN. b. Dalam hal nasabah Sub-Registry menunjuk broker sebagaimana dimaksud dalam butir a, maka Sub-Registry wajib menetapkan batas maksimum nominal penawaran (broker bidding limit) per hari bagi broker dimaksud sesuai jumlah penawaran lelang SUN untuk dan atas nama nasabahnya. c. Penetapan … 4 c. Penetapan broker bidding limit sebagaimana dimaksud dalam butir b, wajib diatur dalam perjanjian tersendiri antara Sub-Registry yang mewakili nasabah dengan broker dengan format perjanjian diserahkan kepada masing-masing pihak sesuai dengan kebutuhan. d. Perjanjian penetapan broker bidding limit merupakan pemberian wewenang dari Sub-Registry kepada broker untuk melakukan penawaran (bidding) per hari dalam lelang Surat Berharga untuk dan atas nama nasabah Sub-Registry, maksimum sebesar jumlah limit bidding yang diberikan. e. Sub-Registry melakukan pengelolaan broker bidding limit dalam BI-SSSS untuk semua broker yang ditunjuk sebagai perantara dalam pengajuan penawaran lelang Surat Berharga untuk dan atas nama nasabah. f. Pengelolaan broker bidding limit sebagaimana dimaksud dalam butir e, dilakukan Sub-Registry melalui ST pada menu SupervisoryMember Bidding Limit.” 6. Lampiran 2a dan Lampiran 2b diubah sehingga menjadi sebagaimana terlampir, serta Lampiran 2c dan Lampiran 2d dihapus. 7. Ketentuan butir V.C.5.a.6)b) pada halaman 43 diubah, sehingga menjadi sebagai berikut : “b) Setelah jangka waktu 4 (empat) jam dalam Sistem Antrian, transaksi yang belum matching dan atau yang telah matching akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem.” 8. Ketentuan … 5 8. Ketentuan butir V.C.5.f. pada halaman 53 ditambah butir 9) sebagai berikut : “9) Dalam hal Sub-Registry melakukan setelmen transaksi pledge Surat Berharga untuk dan atas nama nasabah maka Sub-Registry wajib membuat: a) Surat Keterangan Surat Berharga yang Diagunkan (SKSD) sebagai bukti pencatatan pengagunan bagi nasabah sebagai penerima agunan; atau b) Konfirmasi Pencatatan Surat Berharga (KPS) yang memuat informasi perpindahan dan perubahan pencatatan kepemilikan Surat Berharga, termasuk pencatatan pengagunan, bagi nasabah sebagai pemberi agunan.” 9. Ketentuan butir VII.A.6 pada halaman 66 diubah, sehingga menjadi sebagai berikut : “6. Pengiriman data dan laporan Peserta Sub-Registry wajib mengirimkan data laporan posisi individual nasabah dan transaksi Surat Berharga antar nasabahnya yang tidak diinput dalam BI-SSSS, kepada Penyelenggara Penatausahaan cq. Central Registry melalui menu Supervisory-Upload Report Data dan atau sarana informasi lainnya.” 10. Ketentuan butir VII.A pada halaman 67 ditambah butir 9 sebagai berikut : “9. Informasi broker bidding limit Peserta BI-SSSS yang ditunjuk sebagai perantara (broker) memperoleh informasi broker bidding limit yang diberikan oleh peserta lain pada menu Database – Member File.” Ketentuan … 6 Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 19 Juli 2004. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, Ttd BUDI MULYA DIREKTUR PENGELOLAAN MONETER