HUBUNGAN ANTARA UMUR, TRADISI, PROMOSI KESEHATAN DAN KEBIJAKAN INSTANSI DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DOSEN WANITA POLITEKNIK KESEHATAN MANADO Karlina Malendes*, F.Wagey*, J. Panelewen* *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah pemeriksaan/perabaan sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara umur, tradisi, promosi kesehatan, dan kebijakan instansi dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado. Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Politeknik Kesehatan dan sampel dalam penelitian ini adalah semua dosen berjenis kelamin wanita di politeknik kesehatan Manado sebanyak 65 orang. Analisis data mulai dari analisis univariat, bivariat dan multivariate dengan melihat nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi umur (0,771), tradisi (0,771), promosi kesehatan (0.006) dan kebijakan instansi kesehatan (0,000) dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado. Kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan antara umur dan tradisi dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dosen wanita, sedangkan promosi kesehatan dan kebijakan instansi kesehatan memiliki hubungan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado Kata Kunci: Umur, Tradisi, Promosi Kesehatan, Kebijakan Instansi, SADARI ABSTRACT The problem of healthy and sick is a process that relates to the ability or inability of humans adapt to the environment both biologically, psychological and socio cultural. According to the World Health Organization the number of cancer patients in the world each year increased approximately 7 million people, and two per three of them are located in developing countries. SADARI (breast self-examination) is an examination/perabaan itself to find the emergence of abnormal lump in the breast. Based on the above background and the purpose of this research is whether there is a relationship between the age of the traditions, health promotion and policy of the institution with action breast self-examination (SADARI) lecturer women Polytechnics Manado Health. Research Method using analytically survey with cross sectional approach conducted in polytechnics the health of Manado and samples in this research is all lecturer of type gender women in polytechnics health Manado 65 people. Data analysis from the analysis and multivariate univariat, bivariat with see the value of the significance of 0.05. The results of the study showed that the value of the significance of the age (0,771), tradition (0,771), health promotion (0.006) and policy health agencies (0,000) with action breast self-examination (SADARI) lecturer women Polytechnics Manado Health. The conclusion is that there is no relationship between age and the tradition by the actions of breast self-examination (SADARI) lecturer women, while health promotion and policy health agencies have relationship with action breast self-examination (SADARI) lecturer women Polytechnics Health Manado. Keyword: Age, Tradition, Health Promotion, Policy Agencies, SADARI 71 PENDAHULUAN tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian UU Kesehatan No 36 tahun 2009, sehat semua umur disebabkan oleh tumor adalah keadaan sejahtera dari badan, ganas. Menurut data, di Indonesia jiwa, dan sosial yang memungkinkan prevalensi tumor/kanker sebesar 4,3 per setiap orang hidup produktif secara 1000 penduduk. Kanker merupakan sosial dan ekonomis. (Anonim, 2009) penyebab kematian nomor 7 (5,7%) Masalah sehat dan sakit merupakan setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, proses perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). yang kemampuan berkaitan atau dengan ketidakmampuan Sebanyak 9 provinsi mempunyai manusia beradaptasi dengan lingkungan prevalensi Penyakit tumor/kanker diatas baik secara biologis, psikologis maupun prevalensi nasional, yaitu Sumatera sosio budaya (Anonim, 2012). Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Insiden kanker sebagai salah satu Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Bali, jenis penyakit tidak menular semakin Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan meningkat (Anonim, 2007). dalam beberapa tahun terakhir ini. Menurut WHO jumlah Sistem Informasi Rumah Sakit penderita kanker di dunia setiap tahun (SIRS) tahun 2006 di Indonesia kanker bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua terbanyak pada pasien rawat inap adalah per tiga diantaranya berada di negara- kankerpayudara negara yang sedang berkembang. Jika sebesar (11,07%) yaitu kanker leher tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta rahim (Anonim, 2009). Kanker payudara orang akan menderita kanker dan 17 juta sering ditemukan di seluruh dunia meninggal karena kanker pada tahun dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% 2030. Ironisnya, kejadian ini akan dari seluruh keganasan. Diperkirakan di terjadi lebih cepat di negara miskin dan AS berkembang menderita Indonesia, (Anonim, tiap tahun 2009). Di 175.000 (19,64%) wanita kanker disusul didiagnosis payudara yang diperkirakan mewakili 32% dari semua kanker yang terdapat 100 penderita baru per 100.000 menyerang wanita. Bahkan, disebutkan penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 dari150.000 penderita kanker payudara juta penduduk, ada sekitar 237.000 yang berobat ke rumah sakit, 44.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. orang di antaranya meninggal setiap Sejalan dengan itu, data empiris juga tahunnya. American Cancer Society menunjukkan bahwa kematian akibat memperkirakan kanker payudara di kanker dari tahun ke tahun terus Amerika akan mencapai 2 juta dan meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas 460.000 di antaranya meninggal antara 72 1990-2000 (Moningkey dalam Agustina, 2005). Tujuan dilakukannya skrining 2009). kanker payudara adalah untuk deteksi Angka kejadian kanker payudara dini. Wanita yang melakukan SADARI yang cukup tinggi tersebut disebabkan menunjukan tumor yang kecil dan masih masih kurangnya kesadaran perempuan pada stadium awal, hal ini memberikan untuk segera memeriksakan diri jika prognosis yang baik. SADARI hanya terjadi payudara. untuk mendeteksi dini adanya ketidak Penderita keganasan kanker payudara normalan pada payudara, tidak untuk sebagian besar datang saat stadium mencegah kanker payudara. Sebagian sudah lanjut, sehingga pengobatannya wanita berpikir untuk apa melakukan tidak dapat tepat (Manuaba, 2009). Usia SADARI, apalagi yang masih berusia termuda terkena kanker payudara adalah dibawah di atas 25 tahun dan peningkatannya berangapan prevalensi kanker payudara terjadi pada payudara jarang ditemukan pada usia kelompok usia kurang dari 45 tahun. dibawah 30 tahun. Dengan melakukan Masa payudara SADARI sejak dini akan membantu diperkirakan 8 - 12 tahun, dengan deteksi kanker payudara pada stadium demikian upaya deteksi dini sangat dini sehingga kesempatan untuk sembuh diperlukan (Dyayadi, 2009). lebih kelainan inkubasi pada kanker 30 tahun, bahwa besar kebanyakan kasus (Otto, kanker 2005). Mayo Salah satu hal yang penting dalam Fundation for Medical Education and menjaga kesehatan payudara adalah Research (2005) mengemukakan bahwa dengan beberapa mewaspadai payudara dari penelitian memang segala kelainan, terutama yang berkaitan menunjukkan dengan payudara. menurunkan angka kematian akibat Umumnya kanker payudara ditemukan kanker payudara, namun kombinasi pada stadium lanjut akibat kelalaian antara SADARI dan mamografi masih penderita dalam mendeteksi benjolan dibutuhkan untuk menurunkan resiko ataupun kelainan pada payudaranya. kematian akibat Padahal, kemungkinan sembuh tentu Kearney dan akan semakin besar bila benjolan kanker mengemukakan bahwa keunggulan pada terdeteksi lebih awal. SADARI adalah dapat menemukan benjolan pada SADARI (Pemeriksaan Payudara tumor/benjolan SADARI kanker payudara. Murray payudara tidak (2006) pada saat Sendiri) adalah pemeriksaan/perabaan stadiumawal, penemuan awal benjolan sendiri untuk menemukan timbulnya dipakai sebagai benjolan abnormal pada payudara (Otto, mamografi untuk mendeteksi interval 73 rujukan melakukan kanker, mendeteksi benjolan yang tidak kanker payudara. Sebagiandosen juga terlihat saat melakukan mamografi dan belum mendapatkan informasi yang menurunkan kematian akibat kanker benar tentang sadari. Berdasarkan latar payudara. belakang di atas, maka tujuan penelitian Purwaningsih dan Wahyu (2009) ini adalah apakah terdapathubungan dalam penelitian mereka menyimpulkan antara umur, tradisi, promosi kesehatan, bahwa yang dan kebijakan instansi dengan tindakan signifikan antara pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) kanker dosen penderita terdapat hubungan payudara untuk dengan motivasi memeriksakan diri wanita Politeknik Kesehatan Manado. secara dini di Klinik Bedah Onkologi RSU Dr.Soetomo Surabaya. Dosen wanita Politeknik Jenis penelitian ialah survey analitik Kesehatan Manado berjumlah 66 orang dengan pendekatan cross sectional yang dengan Studi dilaksanakan di Politeknik Kesehatan Keperawatan 18 orang, Program Studi Manado dan sampel dalam penelitian ini Kebidanan 20 orang, Program Studi Gizi adalah semua dosen berjenis kelamin 9 orang, Program Studi Kesehatan wanita di politeknik kesehatan Manado Lingkungan 2 orang, Program Studi sebanyak 65 orang. Analisis data mulai Farmasi dari analisis univariat, bivariat dan rincian 7 di METODE PENELITIAN Program orang, Program Studi Keperawatan Gigi 5 orang dan Program multivariate dengan Studi Analis 5 orang. Sekalipun Poltekes signifikansi 0,05. melihat nilai Manado merupakan institusi kesehatan namun pada hasil studi pendahuluan HASIL DAN PEMBAHASAN yang dilakukan peneliti pada tahun 2014 1. Hubungan Antara umur di Poltekkes Manado beberapa dosen tindakan yangbelum mengetahui bagaimana cara sendiri melakukannya serta bagaimanabentuk Politeknik Kesehatan Manado benjolan apabila ditemukan sedangkan sebagian para wanita yang sebelumnya telah mendapat mengemukakan tidak informasi melakukan SADARI karena takut diketahui terkena 74 pemeriksaan dengan (Sadari) payudara dosen wanita Tabel 1. Hubungan Antara umur dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado Tindakan Sadari Umur Tidak Lengkap n Lengkap Total % n % n % < 35 thn 1 1,5 0 0,0 1 1,5 > atau = 35 thn 59 90,8 5 7,7 64 98,5 Total 60 92,3 65 100,0 65 100,0 Nilai p 0,771 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dini ini dapat dilakukan dengan cara dari total 65 responden, 1 responden melakukan (1,5%) yang melakukan tindakan sadari sendiri secara rutin. kurang lengkap, sedangkan dari 64 pemeriksaan payudara American Cancer Society (2011) responden (98,5%) yang berumur >35 merekomendasikan tahun, yang menjawab tidak lengkap payudara sendiri dilakukan pada wanita dalam usia 20 tahun. Rentang usia mahasiswi melakukan tindakan sadari sebanyak 59 responden (90,2%) dan yang yang dalam penelitian ini adalah 20-22 tahun. Sesuai melakukan tindakan sadari sebanyak 5 dengan Vamey yang mengungkapkan responden (8,3%) Dilihat dari nilai bahwa signifikansi dengan meningkat seiring dengan pertambahan (signifikansi) usia, maka dari itu kesadaran akan lebih besar dari nilai α=0,05, maka H0 pentingnya upaya perilaku SADARI diterima atau tidak terdapat hubungan sebagai upaya deteksi tumor payudara antara juga perlu ditingkatkan (Vamey, H. menjawab demikian lengkap sebesar probabilitas umur 0,771 dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik menjadi pemeriksaan insiden responden kanker dalam payudara 2004). Kesehatan Hasil Manado. penelitian septiani dan suara, (2013) menunjukkan bahwa lebih Jumlah kasus baru yang semakin darisetengahnya responden yang ikut meningkat tiap tahunnya menambah penelitian ini berumurlebih dari 15 beban global terutama bagi negara tahun (51%), dan setengahnya (49%) berkembang, dapat berumurkurang atau sama dengan 15 menyebarkan tahun. Analisis hubungan antara umur pengetahuan tentang kanker dan deteksi dengan perilaku SADARI menunjukkan dini (Jemal et all, 2011). Upaya deteksi bahwa 43 orang dari 51 responden yang dicegah namun hal dengan ini 75 berumur > 15tahun (84,3%) memiliki (2010) pada siswa SMUN 2 Pasar perilaku negatif, Kemis menyatakan tidak ada hubungan demikian pula sebanyak 44 orang dari yang bermakna antara umur dengan 49 responden yangberumur < 15 tahun perilaku deteksi dini kanker payudara. (89,8%) Umur SADARI yang memiliki perilaku dianggap faktor yang SADARIyang negatif. Berdasarkan hasil mempengaruhi uji statistik diperoleh nilaip = 0,605 > terhadap penyakit, baik gejala dan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa keseriusannya (Lewin, 1954), sedangkan tidakterdapat hubungan yang signifikan menurut Green (1980) umur termasuk antara umur denganperilaku SADARI dalam faktor predisposisi terjadinya pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun perubahan perilaku yang mana dikaitkan 2012. Selain itu diperoleh nilai OR dengan pematangan fisik dan psikis sebesar yang seseorang. Dalam penelitian kesehatan berumur lebih dari 15 tahun memiliki umur selalu dihubungkan dengan angka peluang1,637 kali untuk melakukan kesakitan dan kematian terutama pada SADARI dibanding siswayang berumur penelitian epidemiologi (Notoatmodjo, kurang atau sama dengan 15 tahun. 2012). 1,637 artinyasiswa persepsiseseorang Hal ini sejalan dengan penelitian Yuniarti (2005) pada perawat wanita di RS. Dharmais tidakada menyatakan hubungan yang 2. Hubungan Antara tradisi dengan bahwa tindakan bermakna sendiri antara umur dengan perilakudeteksi dini, pemeriksaan (Sadari) payudara dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado begitu pula dengan penelitian Imeldyanti Tabel 2. Hubungan Antara tradisi dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado Tindakan Sadari Tradisi Tidak Lengkap n Lengkap Total % n % n % Kurang Baik 1 1,5 0 0,0 1 1,5 Baik 59 90,8 5 7,7 64 98,5 Total 60 92,3 5 7,7 65 100,0 Nilai p 0,771 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari yang melakukan tindakan sadari kurang total 65 responden, 1 responden (1,5%) lengkap, sedangkan dari 64 responden 76 (98,5%) mengikuti tradisi dengan baik, percayadukun atau tradisional dan rasa yang menjawab tidak lengkap dalam malas melakukan tindakan sadari sebanyak 59 payudara (Sutjipto, 2009). Namun, pada responden (90,2%) dan yang menjawab hasil penelitian juga diperoleh bahwa lengkap dalam melakukan tindakan sebagian sadari sebanyak 5 responden (7,7%) merasa malas melakukannya. serta malu besar memperlihatkan responden kadang Dilihat dari nilai signifikansi sebesar Lee, (2015) meneliti Cultural 0,771 dengan demikian probabilitas Factors Associated with Breast and (signifikansi) lebih besar dari nilai Cervical Cancer Screening in Korean α=0,05, maka H0 diterima atau tidak American Women in the US: An terdapat hubungan antara tradisi dengan Integrative tindakan pemeriksaan payudara sendiri menyatakan (Sadari) amerika sangat berfokus pada model dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado Literature wanita korea- kepercayaan kesehatan, hal ini jika Suryaningsih (2009) SADARI dilihat dari faktor kebudayaan mereka merupakan salah satu cara yanglebih yakini. mudah pengambilan dan bahwa Review efisien untuk dapat Pourat et.all, (2010) keputuasan mereka mendeteksi kelainan payudara oleh diri terfokus sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil rasional penelitian bahwa menunjukkan keterikatan yang kuat respondenkadang melakukan SADARI dengan nilai-nilai tradisional Konfusian, sebagai deteksi kanker payudara. terutama kolektivisme. yang diperoleh pengambilan Cara meskipun keputusan imigran Korea Dalam tinjauan teori disebutkan bahwa tingginya angka kematian karena 3. Hubungan Antara promosi kanker payudara disebabkan sebagian kesehatan dengan tindakan besar penderitadatang setelah stadium pemeriksaan lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa (Sadari) dosen wanita Politeknik faktordiantaranya adalah penderita tidak Kesehatan Manado tahu atau kurang mengerti tentang kankerpayudara, kurang memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, 77 payudara sendiri Tabel 3. Hubungan Antara promosi kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado Tindakan Sadari Promosi Kesehatan Tidak Lengkap n Lengkap Total % n % n % Tidak tersedia 38 58,5 0 0,0 38 58,5 Tersedia 22 33,8 5 7,7 27 41,5 Total 60 92,3 5 7,7 65 100,0 Nilai p 0,006 Hasil tabulasi silang dalam penelitian ini tersebut, maka masyarakat, kelompok menunjukkan bahwa atau dari total 65 individu dapat memperoleh tentang kesehatan responden, 38 responden (58,5%) tidak pengetahuan tersedia promosi kesehatan melakukan yanglebih baik. Pengetahuan tersebut tindakan pada sadari kurang lengkap, akhirnya diharapkan dapat sedangkan dari 27 responden (41,5%) berpengaruh terhadap perilaku. Dengan yang terpapar promosi kesehatan, yang kata menjawab dalam kesehatan tersebut, diharapkan dapat melakukan tindakan sadari sebanyak 22 membawa akibat terhadap perubahan responden (33,8%) dan yang menjawab perilaku dari sasaran. Promosi kesehatan lengkap dalam melakukan tindakan juga sebagai suatu proses dimana proses sadari sebanyak 5 responden (7,7%) tersebut mempunyai masukan (input) Dilihat dari nilai signifikansi sebesar dan keluaran (output). Dalam suatu 0,006 dengan demikian probabilitas proses (signifikansi) lebih kecil dari nilai menuju α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat yakni perubahan perilaku, dipengaruhi hubungan antara promosi kesehatan oleh dengan tindakan pemeriksaan payudara yangmempengaruhi suatu sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik pendidikan disampingfaktor Kesehatan Manado. masukannya tidak Promosi lengkap Kesehatan pada lain dengan adanya pendidikan kesehatan tercapainyatujuan banyak promosi faktor. sendiri juga yang promosi, Faktor proses faktor metode,faktor materi atau pesannya, hakikatnya merupakan suatu kegiatan pendidik atau melakukannya, dan alat bantu atau usaha kesehatan kelompok, menyampaikan kepada atau pesan masyarakat, individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan petugasyang mediayang digunakan menyampaikan pesan 2010) 78 atau untuk (Notoatmodjo, Media promosi kesehatan audio visual pada adalah semua saranaatau upaya untuk penelitian yang dilakukan (Jusmiati, 2012). menampilkan pesan atauinformasi yang Promosi kesehatan juga dapat ingin disampaikan oleh komunikator. berupa Workshop yang dilakukan untuk Promosi kesehatan tidak dapat lepasdari mengetahui perilaku wanita dalam cara media karena melalui media, pesan- melakukan sadari. Lee dan wu, (2014) pesanyang disampaikan dapat lebih yang melakukan penelitian The Impact menarik dandipahami, sehingga sasaran of Breast Cancer Educational Workshop dapat lebih mempelajari pesan tersebut on sehingga sampai memutuskan untuk Examination Practice Among Korean- mengadopsi positif. American Women menemukan di antara Banyak media promosi kesehatan yang wanita Korea-Amerika, kanker payudara dapat digunakan, salah satunya audio adalah penyebab utama kedua kematian. visual. Media audio visual merupakan Meskipun kejadian ini lebih rendah dari jenis media yang selain mengandung wanita Kaukasia, wanita Korea-Amerika unsur suara juga mengandung unsur lebih mungkin didiagnosis pada tahap gambar yang dapat dilihat, seperti yang lebih maju dari kanker payudara. rekaman video, berbagai ukuran film, Di antara metode yang disarankan dalam slide lainsebagainya. pencegahan kanker payudara adalah Kemampuan media audio visual ini deteksi dini dan pemutaran rutin. Saat dianggap lebih baik dan lebih menarik, dilakukan sebab mengandung kedua unsur, yaitu menunjukkan bahwa mereka memiliki didengar dan dilihat. Melalui media pengaruh audio kanker perilaku suara visual dan yang diharapkan promosi Knowledge and Breast Workshop, positif pada payudara, Self- hasilnya pengetahuan kepercayaan kesehatan akan semakin efektif untuk kesehatan, dan niat untuk berlatih meningkatkan pengetahuan siswi karena melakukan sadari kedepanya. melalui media ini siswi akan dipaparkan secara spesifik tentang SADARI, yaitu meliputi pengertian,manfaat, 4. Hubungan Antara kebijakan instansi tujuan, kesehatan dengan waktu dan metode yang baik dan benar pemeriksaan untuk (Sadari) dosen wanita Politeknik melakukan SADARI (Notoatmodjo, 2010). Keefektifan media payudara tindakan Kesehatan Manado 79 sendiri Tabel 4. Hubungan Antara kebijakan instansi kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado Tindakan Sadari Tidak kebijakan instansi kesehatan Lengkap n Total Lengkap % n % n % Nilai p Tidak ada kebijakan 8 12,3 4 6,2 12 18,5 Ada kebijakan 52 80,0 1 1,5 53 81,5 Total 60 92,3 5 7,7 65 100,0 0,000 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari konseling kesehatan reproduksi dalam total 65 responden, 12 responden program kependudukan, (18,5%) yang tidak ada kebijakan berencana dan pembangunan keluarga instansi kesehatan, 8 responden (12,3%) mengadakan melakukan kanker responden (6,2%) Payudara Sendiri (SADARI, bekerja menjawab lengkap dalam melakukan sama dengan SKPD terkait melakukan tindakan sadari; sedangkan dari 53 promosi responden (81,5%) yang ada kebijakan reproduksi melalui media cetak dan instansi kesehatan, yang menjawab tidak elektronik (TV lengkap dalam melakukan tindakan website, koran lokal, majalah, leaflet, sadari sebanyak 52 responden (80,0%) poster, booklet) dan media luar ruang dan yang menjawab lengkap dalam (billboard, melakukan tindakan sadari sebanyak 1 masyarakatmelalui radio dan TV, Mobil responden (1,5%). Dilihat dari nilai Unit signifikansi dengan tradisional, danforum pertemuan yang (signifikansi) ada di tingkat provinsi (pertemuan lebih kecil dari nilai α=0,05, maka H1 medis teknis, rapat koordinasi, seminar, diterima atau terdapat hubungan antara dan lain-lain. KKBN Provinsi bekerja kebijakan instansi kesehatan dengan sama dengan SKPD terkait melakukan tindakan pemeriksaan payudara sendiri advokasi dan menggalang kesepakatan (Sadari) (komitmen) dengan pengambilkebijakan demikian 4 sebesar 0,000 probabilitas dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado. dan konseling lokal, baliho), Penerangan legislatif melalui dini kurang dan payudara deteksi sadari lengkap tindakan Promosi keluarga dan Periksa kesehatan radio iklan layanan (Mupen), eksekutif, lokal, media pimpinan Bkkbn 2014, dalam pedoman fasilitas kesehatan (RSPemerintah dan kegiatan pelaksanaann promosi dan Swasta, Rumah Bersalin, Dokter dan 80 Bidan Praktik meningkatkan Swasta) dukungan kegiatan promosi dan kesehatan reproduksi. untuk diperlukan penjabaran lebih lanjut sesuai terhadap dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan konseling Penggalangan tersebut dilakukan dalam seminar, lokakarya, audiensi, Round Table kesepakatan bentuk (RTD), lainnya. Hasil berupa 5. Analisis Multivariat lobi, Discussion danforum-forum daerah masing-masing. Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Setelah diuji dengan anlisis dukungan bivariat, data kemudian pendanaan, MOU, surat keputusan (SK), menggunakan SK Tim Pelaksana Pelayanan Keluarga dimana uji dilakukan dengan analisis Berencana diRS (PKBRS), dan lain-lain. regresi Namun, agar Pedoman ini dapat berjalan variabel lebih dominan. efektif dan efisien, maka analisis diuji logistik multivariat untuk independen mengetahui yang paling Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel B Wald Sig. Exp.(B) Promosi kesehatan 19,195 0,000 0,997 216961162,469 Kebijakan Instansi -2,890 5,371 0,020 0,056 Hasil analisis 11 2. Tidak terdapat hubungan antara menunjukan bahwa kebijakan instansi tradisi dengan tindakan pemeriksaan kesehatan payudara sendiri (Sadari) dosen dominan adalah dalam tabel variabel dengan nilai paling wald 5,371 wanita dengan dengan tindakan pemeriksaan Politeknik Kesehatan Manado payudara sendiri (Sadari) dosen wanita 3. Terdapat hubungan antara promosi Politeknik Kesehatan Manado. kesehatan pemeriksaan dengan payudara tindakan sendiri KESIMPULAN (Sadari) dosen wanita Politeknik 1. Tidak terdapat hubungan antara Kesehatan Manado umur dengan tindakan pemeriksaan 4. Terdapat hubungan antara kebijakan payudara sendiri (Sadari) dosen instansi kesehatan dengan tindakan wanita pemeriksaan Politeknik Kesehatan Manado payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado 81 5. Variabel kebijakan instansi Programmes: Module 2). Geneva: kesehatan adalah paling dominan World terhadap Organization.diakses 2 Februari tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Health 2016 Kesehatan -------------.2008. GLOBOCAN.Cancer Manado. Fact Sheet : incidence Breast and cancer mortality SARAN worldwide Bagi Dinas kesehatan dan Politeknik [Online].2010 Available from: Kesehatan Manado agar melakukan URL: penyuluhan http://globocan.iarc.fr/factsheets/ dan pengadaan media Summary penyuluhan SADARI seperti leaflet, cancers/breast.asp. Diakses 23 brosur dan sebagainya kepada dosen Februari 2016. wanita Politeknik Kesehatan Manado -------------.2010. Keputusan untuk meningkatkan pengetahuan dan Kesehatan wawasan serta mencontohkan perilaku Nomor 796/Menkes/SK/VII/2010 SADARI agar dapat diteruskan kepada Tentang anak-anaknya atau keluarga lainnya. Pengendalian Kanker Payudara Republik Menteri Indonesia Pedoman Teknis dan Kanker Leher Rahim. -------------. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2007. Riset 2011. Breast Cancer Kesehatan Prevention and Control. WHO. Dasar, Balitbangkes RI. Diakses [Online]. [cited 2016 January 11 Januari 2016 28]; --------------. 2007. Profil Kesehatan. Depkes diakses URL: bal_burden_disease/GBD_report http://www.depkes.go.id/profil 2007/. from: http://www.who.int/healthinfo/glo RI. kesehatan Available _2004update_full.pdf.Diakses 23 2 februari 2016 februari 2016 -------------. 2012. International Agency --------------. 2008. Kanker Payudara di for Research on Cancer (IARC) / Indonesia. WHO. http:/www.depkes.com. Diakses 11 Januari 2016 --------------. 2007. Prevention. Cancer (2012). GLOBOCAN: Estimated cancer incidence, mortality, and prevalence worldwide in 2012. Control: Knowledge Into Action: Diaksesmelalui WHO http://globocan.iarc.fr/Pages/fact Guide For Effective 82 _sheets_population.aspx Notoatmodjo, padatanggal 16 April 2016 --------------. 2015. Kesehatan Situasi Penyakit Kesehatan 2010. Promosi dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Kanker. Buletin Jendela Data dan Informasi S. Cipta. Edisi Nugrahini, D. S., A. Anna, dan E. Semester I Tahun 2015 Kemenkes Emaliyawati. RI.d iakses 2 Februari 2016 Tingkat Pengetahuan Dengan Handayani, D. S. 2008. Hubungan Perilaku SADARI Pada Antara Tingkat Pengetahuan dan Mahasiswa Sikap Keperawatan Dengan Perilaku Para Hubungan Fakultas Padjadjaran. Melakukan Padjadjaran Jawa Barat. Pemeriksaan Ilmu Universitas Wanita Dewasa Awal Dalam Bandung: FIK Payudara Sendiri Di Kelurahan Nugraheni, A. 2010. Hubungan Kalangan Tingkat Klaten. FK Nursing Kecamatan Pedan UNDIP. Journal Studies, Volume Pengetahuan tentang dengan Perilaku SADARI 1, SADARI Sebagai Deteksi Dini Nomor 2 Tahun 2008, Halaman Kanker Payudara pada Mahasiswi 50–62.Diakses 2 Februari 2016 DIV Hawari, H.D. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. S.Y. Kebidanan FK UNS [skripsi]. Solo: Jurnal, FK UNS Jakarta; Vol 10, No.2 hal 80-92. Diakses 2 FKUI Lee, 2014. Februari 2016 2015. Associated Cultural with Factors Breast Agustiani, and H.(2009). perkembangan Psikologi (pendekatan Cervical Cancer Screening in ekologi kaitannya dengan konsep Korean American Women in the diri dan penyesuaian diri pada US: An Integrative Literature. remaja). Bandung: PT Refika Review. Asian Nursing Research. Aditama. p1976-1317 e2093- Imeldyanti, A.2010. Hubungan 7482/Copyright © 2015.Korean Pengetahuan Sikap Remaja Putri Society Science. Terhadap Perilaku SADARI Di Published by Elsevier. All rights SMUN 2 Pasar Kemis Kabupaten reserved. Tangerang Tahun 2010. Skripsi, http://dx.doi.org/10.1016/j.anr.20 Depok: FKM UI.2010 of Nursing 15.05.003 83