71 hubungan antara umur, tradisi, promosi kesehatan dan kebijakan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA UMUR, TRADISI, PROMOSI KESEHATAN DAN
KEBIJAKAN INSTANSI DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) DOSEN WANITA POLITEKNIK KESEHATAN MANADO
Karlina Malendes*, F.Wagey*, J. Panelewen*
*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis
maupun sosio budaya. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah
sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang
berkembang. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah pemeriksaan/perabaan sendiri
untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka tujuan penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara umur, tradisi, promosi
kesehatan, dan kebijakan instansi dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dosen
wanita Politeknik Kesehatan Manado. Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan
pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Politeknik Kesehatan dan sampel dalam
penelitian ini adalah semua dosen berjenis kelamin wanita di politeknik kesehatan Manado
sebanyak 65 orang. Analisis data mulai dari analisis univariat, bivariat dan multivariate dengan
melihat nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi umur
(0,771), tradisi (0,771), promosi kesehatan (0.006) dan kebijakan instansi kesehatan (0,000)
dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dosen wanita Politeknik Kesehatan
Manado. Kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan antara umur dan tradisi dengan
tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dosen wanita, sedangkan promosi kesehatan
dan kebijakan instansi kesehatan memiliki hubungan dengan tindakan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado
Kata Kunci: Umur, Tradisi, Promosi Kesehatan, Kebijakan Instansi, SADARI
ABSTRACT
The problem of healthy and sick is a process that relates to the ability or inability of humans adapt
to the environment both biologically, psychological and socio cultural. According to the World
Health Organization the number of cancer patients in the world each year increased
approximately 7 million people, and two per three of them are located in developing countries.
SADARI (breast self-examination) is an examination/perabaan itself to find the emergence of
abnormal lump in the breast. Based on the above background and the purpose of this research is
whether there is a relationship between the age of the traditions, health promotion and policy of
the institution with action breast self-examination (SADARI) lecturer women Polytechnics Manado
Health. Research Method using analytically survey with cross sectional approach conducted in
polytechnics the health of Manado and samples in this research is all lecturer of type gender
women in polytechnics health Manado 65 people. Data analysis from the analysis and multivariate
univariat, bivariat with see the value of the significance of 0.05. The results of the study showed
that the value of the significance of the age (0,771), tradition (0,771), health promotion (0.006)
and policy health agencies (0,000) with action breast self-examination (SADARI) lecturer women
Polytechnics Manado Health. The conclusion is that there is no relationship between age and the
tradition by the actions of breast self-examination (SADARI) lecturer women, while health
promotion and policy health agencies have relationship with action breast self-examination
(SADARI) lecturer women Polytechnics Health Manado.
Keyword: Age, Tradition, Health Promotion, Policy Agencies, SADARI
71
PENDAHULUAN
tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian
UU Kesehatan No 36 tahun 2009, sehat
semua umur disebabkan oleh tumor
adalah keadaan sejahtera dari badan,
ganas. Menurut data, di Indonesia
jiwa, dan sosial yang memungkinkan
prevalensi tumor/kanker sebesar 4,3 per
setiap orang hidup produktif secara
1000 penduduk. Kanker merupakan
sosial dan ekonomis. (Anonim, 2009)
penyebab kematian nomor 7 (5,7%)
Masalah sehat dan sakit merupakan
setelah stroke, TB, hipertensi, cedera,
proses
perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007).
yang
kemampuan
berkaitan
atau
dengan
ketidakmampuan
Sebanyak
9
provinsi
mempunyai
manusia beradaptasi dengan lingkungan
prevalensi Penyakit tumor/kanker diatas
baik secara biologis, psikologis maupun
prevalensi nasional, yaitu Sumatera
sosio budaya (Anonim, 2012).
Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Insiden kanker sebagai salah satu
Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Bali,
jenis penyakit tidak menular semakin
Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan
meningkat
(Anonim, 2007).
dalam
beberapa
tahun
terakhir ini. Menurut WHO jumlah
Sistem Informasi Rumah Sakit
penderita kanker di dunia setiap tahun
(SIRS) tahun 2006 di Indonesia kanker
bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua
terbanyak pada pasien rawat inap adalah
per tiga diantaranya berada di negara-
kankerpayudara
negara yang sedang berkembang. Jika
sebesar (11,07%) yaitu kanker leher
tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta
rahim (Anonim, 2009). Kanker payudara
orang akan menderita kanker dan 17 juta
sering ditemukan di seluruh dunia
meninggal karena kanker pada tahun
dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20%
2030. Ironisnya, kejadian ini akan
dari seluruh keganasan. Diperkirakan di
terjadi lebih cepat di negara miskin dan
AS
berkembang
menderita
Indonesia,
(Anonim,
tiap
tahun
2009).
Di
175.000
(19,64%)
wanita
kanker
disusul
didiagnosis
payudara
yang
diperkirakan
mewakili 32% dari semua kanker yang
terdapat 100 penderita baru per 100.000
menyerang wanita. Bahkan, disebutkan
penduduk. Ini berarti dari jumlah 237
dari150.000 penderita kanker payudara
juta penduduk, ada sekitar 237.000
yang berobat ke rumah sakit, 44.000
penderita kanker baru setiap tahunnya.
orang di antaranya meninggal setiap
Sejalan dengan itu, data empiris juga
tahunnya. American Cancer Society
menunjukkan bahwa kematian akibat
memperkirakan kanker payudara di
kanker dari tahun ke tahun terus
Amerika akan mencapai 2 juta dan
meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas
460.000 di antaranya meninggal antara
72
1990-2000 (Moningkey dalam Agustina,
2005). Tujuan dilakukannya skrining
2009).
kanker payudara adalah untuk deteksi
Angka kejadian kanker payudara
dini. Wanita yang melakukan SADARI
yang cukup tinggi tersebut disebabkan
menunjukan tumor yang kecil dan masih
masih kurangnya kesadaran perempuan
pada stadium awal, hal ini memberikan
untuk segera memeriksakan diri jika
prognosis yang baik. SADARI hanya
terjadi
payudara.
untuk mendeteksi dini adanya ketidak
Penderita keganasan kanker payudara
normalan pada payudara, tidak untuk
sebagian besar datang saat stadium
mencegah kanker payudara. Sebagian
sudah lanjut, sehingga pengobatannya
wanita berpikir untuk apa melakukan
tidak dapat tepat (Manuaba, 2009). Usia
SADARI, apalagi yang masih berusia
termuda terkena kanker payudara adalah
dibawah
di atas 25 tahun dan peningkatannya
berangapan
prevalensi kanker payudara terjadi pada
payudara jarang ditemukan pada usia
kelompok usia kurang dari 45 tahun.
dibawah 30 tahun. Dengan melakukan
Masa
payudara
SADARI sejak dini akan membantu
diperkirakan 8 - 12 tahun, dengan
deteksi kanker payudara pada stadium
demikian upaya deteksi dini sangat
dini sehingga kesempatan untuk sembuh
diperlukan (Dyayadi, 2009).
lebih
kelainan
inkubasi
pada
kanker
30
tahun,
bahwa
besar
kebanyakan
kasus
(Otto,
kanker
2005).
Mayo
Salah satu hal yang penting dalam
Fundation for Medical Education and
menjaga kesehatan payudara adalah
Research (2005) mengemukakan bahwa
dengan
beberapa
mewaspadai
payudara
dari
penelitian
memang
segala kelainan, terutama yang berkaitan
menunjukkan
dengan
payudara.
menurunkan angka kematian akibat
Umumnya kanker payudara ditemukan
kanker payudara, namun kombinasi
pada stadium lanjut akibat kelalaian
antara SADARI dan mamografi masih
penderita dalam mendeteksi benjolan
dibutuhkan untuk menurunkan resiko
ataupun kelainan pada payudaranya.
kematian
akibat
Padahal, kemungkinan sembuh tentu
Kearney
dan
akan semakin besar bila benjolan kanker
mengemukakan
bahwa
keunggulan
pada terdeteksi lebih awal.
SADARI adalah dapat
menemukan
benjolan
pada
SADARI (Pemeriksaan Payudara
tumor/benjolan
SADARI
kanker
payudara.
Murray
payudara
tidak
(2006)
pada
saat
Sendiri) adalah pemeriksaan/perabaan
stadiumawal, penemuan awal benjolan
sendiri untuk menemukan timbulnya
dipakai sebagai
benjolan abnormal pada payudara (Otto,
mamografi untuk mendeteksi interval
73
rujukan melakukan
kanker, mendeteksi benjolan yang tidak
kanker payudara. Sebagiandosen juga
terlihat saat melakukan mamografi dan
belum mendapatkan informasi yang
menurunkan kematian akibat kanker
benar tentang sadari. Berdasarkan latar
payudara.
belakang di atas, maka tujuan penelitian
Purwaningsih dan Wahyu (2009)
ini adalah apakah terdapathubungan
dalam penelitian mereka menyimpulkan
antara umur, tradisi, promosi kesehatan,
bahwa
yang
dan kebijakan instansi dengan tindakan
signifikan antara pengetahuan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
kanker
dosen
penderita
terdapat
hubungan
payudara
untuk
dengan
motivasi
memeriksakan
diri
wanita
Politeknik
Kesehatan
Manado.
secara dini di Klinik Bedah Onkologi
RSU Dr.Soetomo Surabaya.
Dosen
wanita
Politeknik
Jenis penelitian ialah survey analitik
Kesehatan Manado berjumlah 66 orang
dengan pendekatan cross sectional yang
dengan
Studi
dilaksanakan di Politeknik Kesehatan
Keperawatan 18 orang, Program Studi
Manado dan sampel dalam penelitian ini
Kebidanan 20 orang, Program Studi Gizi
adalah semua dosen berjenis kelamin
9 orang, Program Studi Kesehatan
wanita di politeknik kesehatan Manado
Lingkungan 2 orang, Program Studi
sebanyak 65 orang. Analisis data mulai
Farmasi
dari analisis univariat, bivariat dan
rincian
7
di
METODE PENELITIAN
Program
orang,
Program
Studi
Keperawatan Gigi 5 orang dan Program
multivariate
dengan
Studi Analis 5 orang. Sekalipun Poltekes
signifikansi 0,05.
melihat
nilai
Manado merupakan institusi kesehatan
namun pada hasil studi pendahuluan
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dilakukan peneliti pada tahun 2014
1. Hubungan
Antara
umur
di Poltekkes Manado beberapa dosen
tindakan
yangbelum mengetahui bagaimana cara
sendiri
melakukannya serta bagaimanabentuk
Politeknik Kesehatan Manado
benjolan apabila ditemukan sedangkan
sebagian para wanita yang sebelumnya
telah
mendapat
mengemukakan
tidak
informasi
melakukan
SADARI karena takut diketahui terkena
74
pemeriksaan
dengan
(Sadari)
payudara
dosen
wanita
Tabel 1. Hubungan Antara umur dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado
Tindakan Sadari
Umur
Tidak Lengkap
n
Lengkap
Total
%
n
%
n
%
< 35 thn
1
1,5
0
0,0
1
1,5
> atau = 35 thn
59
90,8
5
7,7
64
98,5
Total
60
92,3
65
100,0
65
100,0
Nilai p
0,771
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dini ini dapat dilakukan dengan cara
dari total 65 responden, 1 responden
melakukan
(1,5%) yang melakukan tindakan sadari
sendiri secara rutin.
kurang lengkap, sedangkan dari 64
pemeriksaan
payudara
American Cancer Society (2011)
responden (98,5%) yang berumur >35
merekomendasikan
tahun, yang menjawab tidak lengkap
payudara sendiri dilakukan pada wanita
dalam
usia 20 tahun. Rentang usia mahasiswi
melakukan
tindakan
sadari
sebanyak 59 responden (90,2%) dan
yang
yang
dalam
penelitian ini adalah 20-22 tahun. Sesuai
melakukan tindakan sadari sebanyak 5
dengan Vamey yang mengungkapkan
responden (8,3%) Dilihat dari nilai
bahwa
signifikansi
dengan
meningkat seiring dengan pertambahan
(signifikansi)
usia, maka dari itu kesadaran akan
lebih besar dari nilai α=0,05, maka H0
pentingnya upaya perilaku SADARI
diterima atau tidak terdapat hubungan
sebagai upaya deteksi tumor payudara
antara
juga perlu ditingkatkan (Vamey, H.
menjawab
demikian
lengkap
sebesar
probabilitas
umur
0,771
dengan
tindakan
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
dosen
wanita
Politeknik
menjadi
pemeriksaan
insiden
responden
kanker
dalam
payudara
2004).
Kesehatan
Hasil
Manado.
penelitian
septiani
dan
suara, (2013) menunjukkan bahwa lebih
Jumlah kasus baru yang semakin
darisetengahnya responden yang ikut
meningkat tiap tahunnya menambah
penelitian ini berumurlebih dari 15
beban global terutama bagi negara
tahun (51%), dan setengahnya (49%)
berkembang,
dapat
berumurkurang atau sama dengan 15
menyebarkan
tahun. Analisis hubungan antara umur
pengetahuan tentang kanker dan deteksi
dengan perilaku SADARI menunjukkan
dini (Jemal et all, 2011). Upaya deteksi
bahwa 43 orang dari 51 responden yang
dicegah
namun hal
dengan
ini
75
berumur > 15tahun (84,3%) memiliki
(2010) pada siswa SMUN 2 Pasar
perilaku
negatif,
Kemis menyatakan tidak ada hubungan
demikian pula sebanyak 44 orang dari
yang bermakna antara umur dengan
49 responden yangberumur < 15 tahun
perilaku deteksi dini kanker payudara.
(89,8%)
Umur
SADARI
yang
memiliki
perilaku
dianggap
faktor
yang
SADARIyang negatif. Berdasarkan hasil
mempengaruhi
uji statistik diperoleh nilaip = 0,605 >
terhadap penyakit, baik gejala dan
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
keseriusannya (Lewin, 1954), sedangkan
tidakterdapat hubungan yang signifikan
menurut Green (1980) umur termasuk
antara umur denganperilaku SADARI
dalam faktor predisposisi terjadinya
pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun
perubahan perilaku yang mana dikaitkan
2012. Selain itu diperoleh nilai OR
dengan pematangan fisik dan psikis
sebesar
yang
seseorang. Dalam penelitian kesehatan
berumur lebih dari 15 tahun memiliki
umur selalu dihubungkan dengan angka
peluang1,637 kali untuk melakukan
kesakitan dan kematian terutama pada
SADARI dibanding siswayang berumur
penelitian epidemiologi (Notoatmodjo,
kurang atau sama dengan 15 tahun.
2012).
1,637
artinyasiswa
persepsiseseorang
Hal ini sejalan dengan penelitian
Yuniarti (2005) pada perawat wanita di
RS.
Dharmais
tidakada
menyatakan
hubungan
yang
2. Hubungan Antara tradisi dengan
bahwa
tindakan
bermakna
sendiri
antara umur dengan perilakudeteksi dini,
pemeriksaan
(Sadari)
payudara
dosen
wanita
Politeknik Kesehatan Manado
begitu pula dengan penelitian Imeldyanti
Tabel 2. Hubungan Antara tradisi dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado
Tindakan Sadari
Tradisi
Tidak Lengkap
n
Lengkap
Total
%
n
%
n
%
Kurang Baik
1
1,5
0
0,0
1
1,5
Baik
59
90,8
5
7,7
64
98,5
Total
60
92,3
5
7,7
65
100,0
Nilai p
0,771
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari
yang melakukan tindakan sadari kurang
total 65 responden, 1 responden (1,5%)
lengkap, sedangkan dari 64 responden
76
(98,5%) mengikuti tradisi dengan baik,
percayadukun atau tradisional dan rasa
yang menjawab tidak lengkap dalam
malas
melakukan tindakan sadari sebanyak 59
payudara (Sutjipto, 2009). Namun, pada
responden (90,2%) dan yang menjawab
hasil penelitian juga diperoleh bahwa
lengkap dalam melakukan tindakan
sebagian
sadari sebanyak 5 responden (7,7%)
merasa malas melakukannya.
serta
malu
besar
memperlihatkan
responden
kadang
Dilihat dari nilai signifikansi sebesar
Lee, (2015) meneliti Cultural
0,771 dengan demikian probabilitas
Factors Associated with Breast and
(signifikansi) lebih besar dari nilai
Cervical Cancer Screening in Korean
α=0,05, maka H0 diterima atau tidak
American Women in the US: An
terdapat hubungan antara tradisi dengan
Integrative
tindakan pemeriksaan payudara sendiri
menyatakan
(Sadari)
amerika sangat berfokus pada model
dosen
wanita
Politeknik
Kesehatan Manado
Literature
wanita
korea-
kepercayaan kesehatan, hal ini jika
Suryaningsih (2009) SADARI
dilihat dari faktor kebudayaan mereka
merupakan salah satu cara yanglebih
yakini.
mudah
pengambilan
dan
bahwa
Review
efisien
untuk
dapat
Pourat
et.all,
(2010)
keputuasan
mereka
mendeteksi kelainan payudara oleh diri
terfokus
sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil
rasional
penelitian
bahwa
menunjukkan keterikatan yang kuat
respondenkadang melakukan SADARI
dengan nilai-nilai tradisional Konfusian,
sebagai deteksi kanker payudara.
terutama kolektivisme.
yang
diperoleh
pengambilan
Cara
meskipun
keputusan
imigran
Korea
Dalam tinjauan teori disebutkan
bahwa tingginya angka kematian karena
3. Hubungan
Antara
promosi
kanker payudara disebabkan sebagian
kesehatan
dengan
tindakan
besar penderitadatang setelah stadium
pemeriksaan
lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa
(Sadari) dosen wanita Politeknik
faktordiantaranya adalah penderita tidak
Kesehatan Manado
tahu atau kurang mengerti tentang
kankerpayudara, kurang memperhatikan
payudara, rasa takut akan operasi,
77
payudara
sendiri
Tabel 3. Hubungan Antara promosi kesehatan dengan tindakan pemeriksaan payudara
sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado
Tindakan Sadari
Promosi Kesehatan
Tidak Lengkap
n
Lengkap
Total
%
n
%
n
%
Tidak tersedia
38
58,5
0
0,0
38
58,5
Tersedia
22
33,8
5
7,7
27
41,5
Total
60
92,3
5
7,7
65
100,0
Nilai p
0,006
Hasil tabulasi silang dalam penelitian ini
tersebut, maka masyarakat, kelompok
menunjukkan bahwa
atau
dari total 65
individu
dapat
memperoleh
tentang
kesehatan
responden, 38 responden (58,5%) tidak
pengetahuan
tersedia promosi kesehatan melakukan
yanglebih baik. Pengetahuan tersebut
tindakan
pada
sadari
kurang
lengkap,
akhirnya
diharapkan
dapat
sedangkan dari 27 responden (41,5%)
berpengaruh terhadap perilaku. Dengan
yang terpapar promosi kesehatan, yang
kata
menjawab
dalam
kesehatan tersebut, diharapkan dapat
melakukan tindakan sadari sebanyak 22
membawa akibat terhadap perubahan
responden (33,8%) dan yang menjawab
perilaku dari sasaran. Promosi kesehatan
lengkap dalam melakukan tindakan
juga sebagai suatu proses dimana proses
sadari sebanyak 5 responden (7,7%)
tersebut mempunyai masukan (input)
Dilihat dari nilai signifikansi sebesar
dan keluaran (output). Dalam suatu
0,006 dengan demikian probabilitas
proses
(signifikansi) lebih kecil dari nilai
menuju
α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat
yakni perubahan perilaku, dipengaruhi
hubungan antara promosi kesehatan
oleh
dengan tindakan pemeriksaan payudara
yangmempengaruhi
suatu
sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik
pendidikan
disampingfaktor
Kesehatan Manado.
masukannya
tidak
Promosi
lengkap
Kesehatan
pada
lain
dengan
adanya
pendidikan
kesehatan
tercapainyatujuan
banyak
promosi
faktor.
sendiri
juga
yang
promosi,
Faktor
proses
faktor
metode,faktor materi atau pesannya,
hakikatnya merupakan suatu kegiatan
pendidik
atau
melakukannya, dan alat bantu atau
usaha
kesehatan
kelompok,
menyampaikan
kepada
atau
pesan
masyarakat,
individu,
dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan
petugasyang
mediayang
digunakan
menyampaikan
pesan
2010)
78
atau
untuk
(Notoatmodjo,
Media
promosi
kesehatan
audio visual pada
adalah semua saranaatau upaya untuk
penelitian yang
dilakukan (Jusmiati, 2012).
menampilkan pesan atauinformasi yang
Promosi kesehatan juga dapat
ingin disampaikan oleh komunikator.
berupa Workshop yang dilakukan untuk
Promosi kesehatan tidak dapat lepasdari
mengetahui perilaku wanita dalam cara
media karena melalui media, pesan-
melakukan sadari. Lee dan wu, (2014)
pesanyang disampaikan dapat lebih
yang melakukan penelitian The Impact
menarik dandipahami, sehingga sasaran
of Breast Cancer Educational Workshop
dapat lebih mempelajari pesan tersebut
on
sehingga sampai memutuskan untuk
Examination Practice Among Korean-
mengadopsi
positif.
American Women menemukan di antara
Banyak media promosi kesehatan yang
wanita Korea-Amerika, kanker payudara
dapat digunakan, salah satunya audio
adalah penyebab utama kedua kematian.
visual. Media audio visual merupakan
Meskipun kejadian ini lebih rendah dari
jenis media yang selain mengandung
wanita Kaukasia, wanita Korea-Amerika
unsur suara juga mengandung unsur
lebih mungkin didiagnosis pada tahap
gambar yang dapat dilihat, seperti
yang lebih maju dari kanker payudara.
rekaman video, berbagai ukuran film,
Di antara metode yang disarankan dalam
slide
lainsebagainya.
pencegahan kanker payudara adalah
Kemampuan media audio visual ini
deteksi dini dan pemutaran rutin. Saat
dianggap lebih baik dan lebih menarik,
dilakukan
sebab mengandung kedua unsur, yaitu
menunjukkan bahwa mereka memiliki
didengar dan dilihat. Melalui media
pengaruh
audio
kanker
perilaku
suara
visual
dan
yang
diharapkan
promosi
Knowledge
and
Breast
Workshop,
positif
pada
payudara,
Self-
hasilnya
pengetahuan
kepercayaan
kesehatan akan semakin efektif untuk
kesehatan, dan niat untuk berlatih
meningkatkan pengetahuan siswi karena
melakukan sadari kedepanya.
melalui media ini siswi akan dipaparkan
secara spesifik tentang SADARI, yaitu
meliputi
pengertian,manfaat,
4. Hubungan Antara kebijakan instansi
tujuan,
kesehatan
dengan
waktu dan metode yang baik dan benar
pemeriksaan
untuk
(Sadari) dosen wanita Politeknik
melakukan
SADARI
(Notoatmodjo, 2010). Keefektifan media
payudara
tindakan
Kesehatan Manado
79
sendiri
Tabel 4. Hubungan Antara kebijakan instansi kesehatan dengan tindakan pemeriksaan
payudara sendiri (Sadari) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado
Tindakan Sadari
Tidak
kebijakan instansi kesehatan
Lengkap
n
Total
Lengkap
%
n
%
n
%
Nilai p
Tidak ada kebijakan
8
12,3
4
6,2
12
18,5
Ada kebijakan
52
80,0
1
1,5
53
81,5
Total
60
92,3
5
7,7
65
100,0
0,000
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari
konseling kesehatan reproduksi dalam
total
65
responden,
12
responden
program
kependudukan,
(18,5%) yang tidak ada
kebijakan
berencana dan pembangunan keluarga
instansi kesehatan, 8 responden (12,3%)
mengadakan
melakukan
kanker
responden
(6,2%)
Payudara Sendiri (SADARI, bekerja
menjawab lengkap dalam melakukan
sama dengan SKPD terkait melakukan
tindakan sadari; sedangkan dari 53
promosi
responden (81,5%) yang ada kebijakan
reproduksi melalui media cetak dan
instansi kesehatan, yang menjawab tidak
elektronik (TV
lengkap dalam melakukan tindakan
website, koran lokal, majalah, leaflet,
sadari sebanyak 52 responden (80,0%)
poster, booklet) dan media luar ruang
dan yang menjawab lengkap dalam
(billboard,
melakukan tindakan sadari sebanyak 1
masyarakatmelalui radio dan TV, Mobil
responden (1,5%). Dilihat dari nilai
Unit
signifikansi
dengan
tradisional, danforum pertemuan yang
(signifikansi)
ada di tingkat provinsi (pertemuan
lebih kecil dari nilai α=0,05, maka H1
medis teknis, rapat koordinasi, seminar,
diterima atau terdapat hubungan antara
dan lain-lain. KKBN Provinsi bekerja
kebijakan instansi kesehatan dengan
sama dengan SKPD terkait melakukan
tindakan pemeriksaan payudara sendiri
advokasi dan menggalang kesepakatan
(Sadari)
(komitmen) dengan pengambilkebijakan
demikian
4
sebesar
0,000
probabilitas
dosen
wanita
Politeknik
Kesehatan Manado.
dan
konseling
lokal,
baliho),
Penerangan
legislatif
melalui
dini
kurang
dan
payudara
deteksi
sadari
lengkap
tindakan
Promosi
keluarga
dan
Periksa
kesehatan
radio
iklan
layanan
(Mupen),
eksekutif,
lokal,
media
pimpinan
Bkkbn 2014, dalam pedoman
fasilitas kesehatan (RSPemerintah dan
kegiatan pelaksanaann promosi dan
Swasta, Rumah Bersalin, Dokter dan
80
Bidan
Praktik
meningkatkan
Swasta)
dukungan
kegiatan
promosi
dan
kesehatan
reproduksi.
untuk
diperlukan penjabaran lebih lanjut sesuai
terhadap
dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan
konseling
Penggalangan
tersebut
dilakukan
dalam
seminar,
lokakarya,
audiensi,
Round
Table
kesepakatan
bentuk
(RTD),
lainnya.
Hasil
berupa
5. Analisis Multivariat
lobi,
Discussion
danforum-forum
daerah masing-masing.
Analisis multivariat dilakukan
dengan
menggunakan
uji
regresi
logistik. Setelah diuji dengan anlisis
dukungan
bivariat,
data
kemudian
pendanaan, MOU, surat keputusan (SK),
menggunakan
SK Tim Pelaksana Pelayanan Keluarga
dimana uji dilakukan dengan analisis
Berencana diRS (PKBRS), dan lain-lain.
regresi
Namun, agar Pedoman ini dapat berjalan
variabel
lebih
dominan.
efektif
dan
efisien,
maka
analisis
diuji
logistik
multivariat
untuk
independen
mengetahui
yang
paling
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Logistik
Variabel
B
Wald
Sig.
Exp.(B)
Promosi kesehatan
19,195
0,000
0,997
216961162,469
Kebijakan Instansi
-2,890
5,371
0,020
0,056
Hasil
analisis
11
2. Tidak terdapat hubungan antara
menunjukan bahwa kebijakan instansi
tradisi dengan tindakan pemeriksaan
kesehatan
payudara sendiri (Sadari) dosen
dominan
adalah
dalam
tabel
variabel
dengan nilai
paling
wald 5,371
wanita
dengan dengan tindakan pemeriksaan
Politeknik
Kesehatan
Manado
payudara sendiri (Sadari) dosen wanita
3. Terdapat hubungan antara promosi
Politeknik Kesehatan Manado.
kesehatan
pemeriksaan
dengan
payudara
tindakan
sendiri
KESIMPULAN
(Sadari) dosen wanita Politeknik
1. Tidak terdapat hubungan antara
Kesehatan Manado
umur dengan tindakan pemeriksaan
4. Terdapat hubungan antara kebijakan
payudara sendiri (Sadari) dosen
instansi kesehatan dengan tindakan
wanita
pemeriksaan
Politeknik
Kesehatan
Manado
payudara
sendiri
(Sadari) dosen wanita Politeknik
Kesehatan Manado
81
5. Variabel
kebijakan
instansi
Programmes: Module 2). Geneva:
kesehatan adalah paling dominan
World
terhadap
Organization.diakses 2 Februari
tindakan
pemeriksaan
payudara sendiri (Sadari) dosen
wanita
Politeknik
Health
2016
Kesehatan
-------------.2008. GLOBOCAN.Cancer
Manado.
Fact
Sheet
:
incidence
Breast
and
cancer
mortality
SARAN
worldwide
Bagi Dinas kesehatan dan Politeknik
[Online].2010 Available from:
Kesehatan Manado agar melakukan
URL:
penyuluhan
http://globocan.iarc.fr/factsheets/
dan
pengadaan
media
Summary
penyuluhan SADARI seperti leaflet,
cancers/breast.asp. Diakses 23
brosur dan sebagainya kepada dosen
Februari 2016.
wanita Politeknik Kesehatan Manado
-------------.2010.
Keputusan
untuk meningkatkan pengetahuan dan
Kesehatan
wawasan serta mencontohkan perilaku
Nomor 796/Menkes/SK/VII/2010
SADARI agar dapat diteruskan kepada
Tentang
anak-anaknya atau keluarga lainnya.
Pengendalian Kanker Payudara
Republik
Menteri
Indonesia
Pedoman
Teknis
dan Kanker Leher Rahim.
-------------.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.
2007.
Riset
2011.
Breast
Cancer
Kesehatan
Prevention and Control. WHO.
Dasar, Balitbangkes RI. Diakses
[Online]. [cited 2016 January
11 Januari 2016
28];
--------------. 2007. Profil Kesehatan.
Depkes
diakses
URL:
bal_burden_disease/GBD_report
http://www.depkes.go.id/profil
2007/.
from:
http://www.who.int/healthinfo/glo
RI.
kesehatan
Available
_2004update_full.pdf.Diakses
23
2
februari 2016
februari 2016
-------------. 2012. International Agency
--------------. 2008. Kanker Payudara di
for Research on Cancer (IARC) /
Indonesia.
WHO.
http:/www.depkes.com.
Diakses
11 Januari 2016
--------------. 2007. Prevention. Cancer
(2012).
GLOBOCAN:
Estimated
cancer
incidence,
mortality,
and
prevalence
worldwide
in
2012.
Control: Knowledge Into Action:
Diaksesmelalui
WHO
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact
Guide
For
Effective
82
_sheets_population.aspx
Notoatmodjo,
padatanggal 16 April 2016
--------------.
2015.
Kesehatan
Situasi Penyakit
Kesehatan
2010.
Promosi
dan
Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Kanker. Buletin Jendela Data dan
Informasi
S.
Cipta.
Edisi
Nugrahini, D. S., A. Anna, dan E.
Semester I Tahun 2015 Kemenkes
Emaliyawati.
RI.d iakses 2 Februari 2016
Tingkat
Pengetahuan
Dengan
Handayani, D. S. 2008. Hubungan
Perilaku
SADARI
Pada
Antara Tingkat Pengetahuan dan
Mahasiswa
Sikap
Keperawatan
Dengan
Perilaku
Para
Hubungan
Fakultas
Padjadjaran.
Melakukan
Padjadjaran Jawa Barat.
Pemeriksaan
Ilmu
Universitas
Wanita Dewasa Awal Dalam
Bandung:
FIK
Payudara Sendiri Di Kelurahan
Nugraheni, A. 2010. Hubungan
Kalangan
Tingkat
Klaten.
FK
Nursing
Kecamatan
Pedan
UNDIP.
Journal
Studies,
Volume
Pengetahuan
tentang
dengan
Perilaku
SADARI
1,
SADARI Sebagai Deteksi Dini
Nomor 2 Tahun 2008, Halaman
Kanker Payudara pada Mahasiswi
50–62.Diakses 2 Februari 2016
DIV
Hawari, H.D. 2004. Kanker Payudara
Dimensi
Psikoreligi.
S.Y.
Kebidanan
FK
UNS
[skripsi]. Solo: Jurnal, FK UNS
Jakarta;
Vol 10, No.2 hal 80-92. Diakses 2
FKUI
Lee,
2014.
Februari 2016
2015.
Associated
Cultural
with
Factors
Breast
Agustiani,
and
H.(2009).
perkembangan
Psikologi
(pendekatan
Cervical Cancer Screening in
ekologi kaitannya dengan konsep
Korean American Women in the
diri dan penyesuaian diri pada
US: An Integrative Literature.
remaja). Bandung: PT Refika
Review. Asian Nursing Research.
Aditama.
p1976-1317
e2093-
Imeldyanti,
A.2010.
Hubungan
7482/Copyright © 2015.Korean
Pengetahuan Sikap Remaja Putri
Society
Science.
Terhadap Perilaku SADARI Di
Published by Elsevier. All rights
SMUN 2 Pasar Kemis Kabupaten
reserved.
Tangerang Tahun 2010. Skripsi,
http://dx.doi.org/10.1016/j.anr.20
Depok: FKM UI.2010
of
Nursing
15.05.003
83
Download