10_253Sindrom Kompartemen Akut Tungkai Bawah

advertisement
ARA/YKR/1209/BR/1
TINJAUAN PUSTAKA
Sindrom Kompartemen Akut Tungkai Bawah
Petrus Aprianto
Dokter PTT Puskesmas Alai, Kab. Kep. Meranti, Riau, Indonesia
ABSTRAK
Sindrom kompartemen merupakan kumpulan gejala yang terjadi saat tekanan dalam ruang tertutup kompartemen otot meningkat sampai
tingkat berbahaya. Peningkatan tekanan dalam kompartemen otot biasanya diawali oleh proses trauma yang disertai fraktur. Peningkatan
ini dapat disebabkan oleh fraktur, ataupun oleh serangkaian tindakan selama penanganan fraktur. Artikel ini membahas mekanisme sindrom
kompartemen pada tungkai bawah, tanda dan gejala, dan tatalaksana sindrom kompartemen.
Kata kunci: Sindrom kompartemen, trauma, tungkai bawah
ABSTRACT
Compartment Syndrome is a set of signs and symptoms that occurs if the pressure within a closed muscle compartment builds to dangerous
level. This is usually predisposed by trauma accompanied by bone fracture. It is either caused by fracture itself, or by management. This article
discusses its mechanism, its clinical manifestations, and management. Petrus Aprianto. Acute Compartment Syndrome in Lower Leg
Keywords: Compartment syndrome, lower leg, trauma
PENDAHULUAN
Susunan otot manusia terdiri dari kelompokkelompok otot yang dipisahkan oleh sebuah
lapisan tebal yang disebut fascia. Kelompokkelompok otot ini terletak di ruangan yang
dikenal dengan istilah kompartemen. Apabila
tekanan dalam ruang tertutup ini meningkat
sampai tingkat tertentu, akan muncul
tanda dan gejala yang disebut sindrom
kompartemen.1,2
„„ Kompartemen depan terdiri dari
kelompok otot ekstensor yang berfungsi
untuk melakukan gerakan ekstensi
„„ Kompartemen lateral terdiri dari kelompok
otot yang berfungsi untuk melakukan
gerakan eversi
„„ Kompartemen posterior terdiri dari
kelompok otot dalam (deep) dan kelompok
otot luar (superficial) yang fungsinya dapat
dilihat pada tabel 1.
EPIDEMIOLOGI
Sebanyak 75% kasus kompartemen sindrom
diawali fraktur, terutama fraktur tibia (tulang
Anatomi dan Fisiologi Kompartemen
Tungkai Bawah
Tungkai bawah terbagi menjadi 4
kompartemen yang dibentuk oleh otot dan
fascia. Fascia merupakan lapisan jaringan
fibrosa yang membungkus otot. Fascia ini
membagi otot pada tungkai bawah menjadi
4 kelompok, yaitu kumpulan otot bagian
depan (kompartemen anterior), kumpulan
otot bagian samping (kompartemen
lateral), dan kumpulan otot bagian belakang
(kompartemen posterior) yang terbagi
menjadi bagian dalam (deep posterior
compartment) dan bagian luar (superficial
posterior compartment).3
Setiap kompartemen tungkai bawah memiliki
fungsi dan peranan masing-masing.
Alamat Korespondensi
Gambar 1. Anatomi kompartemen tungkai bawah4
email: [email protected]
CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017
401
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Fungsi kompartemen posterior pada tungkai bawah
Otot
Gastrocnemius
Letak
Fungsi
Superfisial
Fleksi lutut dan fleksi plantaris
Plantaris
Superfisial
Fleksi lutut dan fleksi plantaris
Soleus
Superfisial
Fleksi plantaris kuat saat berjalan
Flexor Digitorum Longus
Deep
Fleksi distal 4 jari kaki lateral
Flexus Hallucis Longus
Deep
Fleksi distal ibu jari kaki
Tibialis Posterior
Deep
Fleksi plantaris dan inversi kaki
kering) pada 36% kasus.5 Sebagian besar
kasus sindrom kompartemen terjadi pada
pria dewasa berusia 30-35 tahun, antara lain
karena massa otot pada pria usia tersebut
lebih besar daripada wanita seusianya (10:1)
dan lebih besar daripada pria berusia di atas
35 tahun.1,2
Tabel 2. Kondisi fraktur yang berkembang menjadi
sindrom kompartemen5
Penyebab
Fraktur: Tibia (tungkai bawah)
Persentase
Kasus (%)
36
Radius Distal (lengan bawah)
9,8
Radius (lengan bawah)
7,9
Femoral (paha)
3,6
ETIOLOGI
Penyebab sindrom kompartemen secara
umum dibedakan menjadi dua:
1. Peningkatan volume intra-kompartemen
dengan luas ruang kompartemen tetap;
dapat disebabkan oleh:
„„ Fraktur yang menyebabkan robekan
pembuluh darah, sehingga darah
mengisi ruang intra-kompartemen
„„ Trauma langsung jaringan otot yang
menyebabkan pembengkakan
„„ Luka bakar yang menyebabkan
perpindahan cairan ke ruang intrakompartemen
2. Penurunan luas ruang kompartemen
dengan volume intra-kompartemen yang
tetap
„„ Kompresi tungkai terlalu ketat saat
imobilisasi fraktur
„„ Luka bakar yang menyebabkan
kekakuan/
konstriksi
jaringan
ikat sehingga mengurangi ruang
kompartemen.
Mekanisme
Terbentuknya
Sindrom
Kompartemen Tungkai Bawah
Setiap jaringan, termasuk tulang dan otot,
memerlukan perfusi yang adekuat agar
dapat tumbuh dan berfungsi sebagaimana
mestinya. Apabila terjadi gangguan pada
proses perfusi, akan muncul tanda dan gejala
tergantung derajat gangguan perfusi darah ke
jaringan tersebut.
Kemampuan perfusi sangat tergantung pada
perbedaan antara tekanan perfusi kapiler
dan tekanan cairan interstitial. Peningkatan
tekanan pada ruang tertutup, misalnya
pada kompartemen tungkai bawah akan
menyebabkan tekanan vena ikut meningkat.
Jika tekanan interstitial melebihi tekanan
kapiler, kapiler akan kolaps dan akan terjadi
iskemi jaringan. Otot yang iskemia akan
melepaskan mediator yang meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Cairan akan
berpindah dari pembuluh darah ke interstitial,
sehingga makin meningkatkan tekanan dalam
kompartemen dan memperburuk kondisi
iskemia.1,2,6,7
Apabila kenaikan tekanan dalam kompartemen
naik 30 mmHg, tindakan operatif harus segera
dilakukan untuk mencegah kematian otot dan
saraf tepi yang akan terjadi dalam 6-10 jam.2,3,4,8
KLINIS
Pertama-tama akan muncul gejala sensasi
nyeri seperti terbakar. Rasa nyeri terasa di
bagian dalam otot tungkai bawah dan akan
Gambar 2. Mekanisme sindrom kompartemen (kiri) dan gambaran pembengkakan kompartemen tungkai bawah (kanan).7
402
CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017
TINJAUAN PUSTAKA
terasa lebih nyeri saat digerakkan. Nyeri harus
dibedakan dari nyeri trauma primer akibat
fraktur. Gejala lain yang sering adalah rasa
kesemutan tungkai bawah yang memberat
akibat terjepitnya saraf perifer. Rasa kesemutan
pertama kali dirasakan pada jari pertama dan
jari kedua kaki.
Gejala klasik 5P (pain, pallor, parasthesia,
pulselessness, poikilothermia) tidak selalu
dikenali. Gejala klasik ini sering muncul
terlambat saat periode emas penanganan
sindrom kompartemen sudah terlewati.
„„ Letakkan tungkai pada posisi sejajar
dengan jantung, karena posisi lebih
tinggi dari jantung dapat menurunkan
aliran darah arterial ke otot dan akan
memperburuk keadaan iskemia.
„„ Lakukan imobilisasi fraktur dengan posisi
paling relaks; dengan menyangga kaki
dalam posisi sedikit fleksi plantaris (kaki
condong ke arah bawah)
„„ Lakukan tindakan fasiotomi (pemotongan
fascia) apabila ada indikasi. Banyak
peneliti menyatakan indikasi dekompresi
dengan fasiotomi adalah apabila tekanan
kompartemen naik menjadi 30 mmHg.2,3,5,8
Prosedur ini harus dilakukan sesegera
mungkin karena kerusakan permanen otot
akan terjadi dalam 4-12 jam dan kerusakan
permanen saraf akan terjadi dalam 12-24 jam
sejak terjadinya peningkatan tekanan intrakompartemen.9-12
Cara
Mengukur
Tekanan
Intrakompartemen7,8,13
„„ Siapkan alat pengukur stryker intracompartemental pressure monitors system
dan hubungkan dengan jarum infus
ukuran 18 G.
„„ Posisikan pasien senyaman mungkin
Harus diperhatikan tanda khusus, yaitu massa
jaringan lunak pada sepertiga bawah tungkai
akibat herniasi dan pergeseran otot dan
jaringan lemak saat tekanan meningkat.
Gambar 3. Sindrom kompartemen di tungkai bawah
kanan yang ditandai dengan pembengkakan,
kemerahan, nyeri, gangguan pulsasi, dan kesemutan
Riwayat trauma wajib ditelusuri lebih lanjut;
luka tembus, luka tergilas yang menyebabkan
kerusakan beberapa lapisan jaringan (crush
injury), fraktur baik terbuka ataupun tertutup,
dapat digunakan sebagai data penunjang
untuk mengenali tanda dan gejala awal
sindrom kompartemen.
TATALAKSANA
Tatalaksana harus sesegera mungkin. Prinsip
utama penanganan sindrom kompartemen
tungkai
bawah
adalah
dekompresi.
Dekompresi dengan tujuan menurunkan
tekanan dalam kompartemen dapat dilakukan
dengan cara:
„„ Lepaskan semua plaster yang mengikat
tungkai bawah
CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017
Gambar 4. Teknik fasiotomi dengan melakukan sayatan sepanjang 15-20 sentimeter pada kompartemen
tungkai bawah.14
403
TINJAUAN PUSTAKA
„„
„„
„„
„„
„„
dengan meletakkan posisi kompartemen
yang akan diukur sejajar jantung.
Lakukan prosedur septik dan aseptik pada
daerah pengukuran, pilih jaringan kulit
pada kompartemen yang akan diukur
dengan syarat kulit intak dan bebas infeksi.
Lakukan prosedur pembiusan.
Masukkan jarum yang terdapat pada alat
pengukur secara tegak lurus sedalam 3
sentimeter pada kompartemen tungkai
bawah yang diukur.
Gerakkan kaki pada posisi fleksi dan
ekstensi untuk melihat peningkatan
tekanan
intra-kompartemen
dan
memastikan ujung jarum sudah terletak di
dalam kompartemen.
Dalam posisi diam, baca angka pada alat
pengukur yang menunjukkan tekanan
dalam kompartemen.
Fasiotomi
Fasiotomi merupakan tindakan operatif
definitif dengan cara memotong fascia
untuk membuka ruang, sehingga tekanan
dapat langsung berkurang. Pada tungkai
bawah, fasiotomi dilakukan dengan sayatan
di sepanjang kompartemen tungkai bawah
dengan teknik insisi dobel.
tidak diketahui pasti, tindakan fasiotomi tetap
dianjurkan.15
Dua sayatan sejajar sepanjang 15-20 sentimeter
dibuat di dua tempat. Tempat pertama adalah
bagian tepi luar depan (anterolateral) tungkai
untuk dekompresi kompartemen anterior
dan lateral, dan sayatan kedua pada bagian
tepi dalam belakang (posteromedial) tungkai
untuk dekompresi kompartemen posterior.
PROGNOSIS
Sindrom kompartemen dapat bersifat sangat
destruktif. Prognosis baik dapat dicapai
dengan penanganan yang cepat dan apabila
sindrom kompartemen dapat dikenali sedini
mungkin. Makin lambat ditangani, makin
besar risiko kerusakan permanen otot dan
saraf.6,9
Jangan lakukan tindakan fasiotomi apabila
sindrom kompartemen terdiagnosis pada hari
ketiga atau keempat setelah onset.9,15 Fasiotomi
juga tidak boleh dilakukan apabila telah terjadi
kematian jaringan otot yang ditandai dengan
rasa nyeri yang memburuk, perubahan warna
otot menjadi lebih gelap, perubahan warna
urin menjadi kecoklatan (akibat kandungan
mioglobin yang meningkat), dan dapat
disertai gangren serta gejala inflamasi sistemik
lainnya.16 Hal ini karena jaringan otot yang
telah nekrosis sangat rentan terhadap infeksi.
Apabila saat terjadinya sindrom kompartemen
SIMPULAN
Sindrom kompartemen dapat terjadi pada
kasus trauma yang disertai fraktur, paling sering
di tungkai bawah. Sindrom kompartemen
tidak memiliki tanda dan gejala khusus,
tanda dan gejalanya sering diduga berasal
dari trauma primer. Tanda dan gejala serta
mekanisme terjadinya sindrom kompartemen
sangat perlu dipahami agar dapat didiagnosis
dalam periode emasnya. Tindakan definitif
terbaik dekompresi kompartemen tungkai
bawah adalah fasiotomi dengan teknik insisi
ganda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Duckwrath AD, Mc Queen MM. Focus on diagnosis of acute compartment syndrome. J Bone and Joint Surg. 2011;40:467-72
2. Giannoudis PV, Tzioupis C, Pape HC. Early diagnosis of tibial compartment syndrome: Continuous pressure measurement. Injury 2009;40:341-2
3. Shuler MS, Reisman WM, Kinsey TL, Whitesides TE Jr, Hammerberg EM, Davila MG, et al. Correlation between muscle oxygenation and compartment pressure in
acute compartment syndrome of the leg. J Bone Joint Surg [Am] 2010; 92(4): 863-70. doi: 10.2106/JBJS.I.00816.
4. von Keudell AG, Weaver MJ, Appleton PT. Diagnosis and treatment of accute extremity compartment syndrome. Lancet 2015;386:1299-310
5. Kosir R, Moore FA, Selby JH, Cocanour CS, Kozar RA, Gonzalez EA, et al. Acute lower extremity compartment syndrome (ALECS) screening protocol in critically ill
trauma patients. J Trauma 2007;63:268-75.
6. O’ Toole RV, Whitney A, Merchant N, Hui E, Higgins J, Kim TT, et al. Variation in diagnosis of compartment syndrome by surgeons treating tibial shaft fractures. J
Trauma 2009;67:735-41. doi: 10.1097/TA.0b013e3181a74613.
7. Frink M, Hildebrad F, Kretten C, Brad J, Hankemeier S. Compartment syndrome of the lower leg and foot. Clin Orthop. 2010; 468: 940-50
8. Ozer K, Smith W. Limb salvage in the treatment of total muscle necrosis of the leg due to compartment syndrome. J Bone and Joint Surg. 2009;43:343-5
9. Prayson MJ, Chen JL, Hampers D, Vogt M, Fenwick J, Meredick R. Baseline compartment pressure measurements in isolated lower extremity fractures without
clinical compartment syndrome. J Trauma 2006;60:1037-40
10. Park S, Ahn J, Gee Ao, Kuntz AF, Estherhai JL. Compartment syndrome in tibial fracture. J Orthop Trauma 2009;23:514-8
11. McQueen MM, Court-Brown CM. Early diagnosis of compartment syndrome continuous pressure measurement. Injury 2010;41:431-2
12. Al-Dadeh OQ, Darrah C, Cooper A, Dorell ST, Patel AD. Continuous compartment pressure monitoring vs. clinical monitoring in tibial diaphyseal fractures. Injury
2008; 39:1204-9
13. Badhe S, Baiju D, Elliot R, Rowles J, Calthorpe D. The ‘silent’ compartment syndrome. Injury 2009;40:220-2
14. The Doe Report. Ischemic leg with fasciotomy [Internet]. Available from: http://medical-eyes.doereport.com
15. Wood J, Walsh JJ, Genova R. Fasciotomy. Medscape [Internet]. 2015 Sept 28. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1894895-overview
16. Muscle cells become necrotic rather than apoptotic during reperfusion of ischaemic skeletal muscle. Internat J Experimental Pathol.1999;80:169-75
17. Bhattacharyya T, Vrakes MS. The Medical legal aspects of compartment syndrome. The orthopaedic forum. Injury 2004;32:198-205
404
CDK-253/ vol. 44 no. 6 th. 2017
Download