ANALISIS MANFAAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

advertisement
i
ANALISIS MANFAAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) TERHADAP LIVELIHOOD
MASYARAKAT DI KAMPUNG PANAWUAN, KECAMATAN
TAROGONG KIDUL, KABUPATEN GARUT
YOVANI YOLAN INTANI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Manfaat
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Gas Negara (PGN) terhadap
Livelihood Masyarakat di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016
Yovani Yolan Intani
NIM H44120050
iv
v
ABSTRAK
YOVANI YOLAN INTANI. Analisis Manfaat Corporate Social Responsibility
(CSR) Perusahaan Gas Negara (PGN) terhadap Livelihood Masyarakat di
Kampung Panawuan Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Dibimbing
oleh Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si
Proses industri oleh suatu perusahaan tentunya memiliki efek samping dari
produksi mereka, maka kemudian muncul konsep CSR (Corporate Social
Responsibility). CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau
lingkungan sekitar Perusahaan Gas Negara (PGN) merupakan salah satu
perusahaan yang menerapkan program CSR. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui berapa besar dana CSR yang telah diberikan oleh PGN kepada
masyarakat, mengidentifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya
program CSR PGN, mengetahui berapa besar tingkat efektifitas hasil yang
diberikan CSR PGN terhadap lima capital, serta mengetahui dampak ekonomi
program CSR PGN di Kampung Panawuan. Metode penelitian yang digunakan
adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan
dengan bantuan Microsoft excel dan analisis kualitatif digambarkan secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Besaran dana CSR PGN di
Kampung Panawuan adalah sebesar Rp Rp 2.200.767.500. Tingkat kesejahteraan
masyarakat meningkat dengan adanya program CSR PGN dengan konsep
Sustainable Livelihood. Analisis kelayakan finansial sebelas unit usaha tenun
sutera layak untuk dilanjutkan di Kampung Panawuan. Kegiatan usaha tenun
sutera dengan bantuan dana CSR PGN di Kampung Panawuan telah mampu
memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal Kampung Panawuan baik
secara langsung, tidak langsung maupun lanjutan. Nilai Keynesian Income
Multiplier sebesar 0,65. Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2,42 dan Ratio
Income Multiplier Tipe II sebesar 7,88. Hal ini menunjukan bahwa usaha tenun
sutera telah memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal.
Kata kunci: tenun sutera, CSR, PGN, kelayakan usaha, dampak ekonomi
vi
ABSTRACT
YOVANI YOLAN INTANI. An Analysis of the Use of Perusahaan Gas Negara
(PGN) Corporate Social Responsibility (CSR) for Society's Livelihood in
Kampung Panauwan, Tarogong Kidul, Garut. Supervised by Rizal Bahtiar, S.Pi,
M.Si
A company's industry process definitely has side effect to their production that
then creates Corporate Social Responsibility (CSR). CSR is an act or concept
done by a company as a form of their responsibility to social or surrounding
environment. Perusahaan Gas Negara (PGN) is one of companies that applies
CSR program. The aims of this research are to know how much money that PGN
gives to the society for the CSR program, to identify the level of society's
prosperity because of PGN's CSR program, to know how much level of result
effectiveness that PGN's CSR gives that can affect five capitals, and to know the
effect of PGN's CSR to the society's economy in Kampung Panauwan. Method
used in this research is quantitative analysis and qualitative analysis. Quantitative
analysis is applied by using Microsoft Excel and qualitative analysis is illustrated
descriptively. The result of this research shows that total donation of PGN's CSR
in Kampung Panauwan is Rp.2.200.767.600. The level of society's prosperity
increases because of this PGN's CSR that uses Sustainable Livelihood concept.
Financial Qualification Analysis of eleven woven silk business units is worth to be
continued in Kampung Panauwan. Woven silk business activities supported by the
donation from PGN's CSR in Kampung Panauwan can affect economy effect for
the local society in Kampung Panauwan, whether it is directly, indirectly or
continuously. Keynesian Income Multiplier Value is 0,65, Income Multiplier
Ratio Type 1 is 2,42 and Income Multiplier Ratio Type II is 7,88. Those values
show that woven silk business has given some effects to the local society's
economy aspect.
Keywords: woven silk, CSR, PGN, business qualification, economy effect
vii
ANALISIS MANFAAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) TERHADAP LIVELIHOOD
MASYARAKAT DI KAMPUNG PANAWUAN, KECAMATAN
TAROGONG KIDUL, KABUPATEN GARUT
YOVANI YOLAN INTANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
viii
x
xi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Manfaat Corporate Social
Responsibility (CSR) Perusahaan Gas Negara (PGN) terhadap Livelihood
Masyarakat di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten
Garut” dapat diselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda (Alm) Dedi Sunandi, S.Pd dan Ibunda Rd.
Ani Yustiani, S.Pd beserta adik tercinta, Cheryl Zora Sivana atas doa, kasih
sayang dan motivasinya.
2. Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
dan waktu yang telah diberikan dalam mengerjakan skripsi ini.
3. Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc sebagai dosen penguji utama dan Danang
Pramudita, SP, M.Si sebagai dosen penguji wakil departemen yang telah
memberikan saran, kritik dan masukan sehingga penulis dapat memperbaiki
skripsi ini.
4. Hendar Rogesta selaku ketua Paguyuban Tenun Sutera Panawuan yang telah
memberikan informasi dan batuannya dalam pengambilan data skripsi.
5. Seluruh dosen dan staff Departemen ESL yang telah memberikan ilmu,
bantuan, dan dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan masa studi
di ESL.
6. Sahabat Penulis yaitu Tita Nurna, Rika Purnamasari, Ditaviana, Indri
Ratnasari Ansor, Siti Melani Gustiani Willis, Remy Sosiawan Wijaya, Razii
Abraham dan Imam Perkasa yang telah membantu dan memberikan
dukungan.
7. Teman-teman satu bimbingan yaitu Setyo Cahyanto, Ika Putri Rahmadani, dan
Anisa Rumawar Solehah atas bantuan, semangat, dan dukungannya selama
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman ESL 49 yang selalu memberikan semangat dan dukungan dan
seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Bogor, Juni 2016
Yovani Yolan Intani
xii
xiii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 5
2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ......................................................................... 5
2.2 Stakeholder dalam CSR ............................................................................................ 8
2.3 Manfaat dan Dampak Program CSR ......................................................................... 8
2.3.1. Manfaat Program CSR ...................................................................................... 9
2.3.2. Dampak Ekonomi Program CSR ...................................................................... 9
2.4 Konsep Multiplier ................................................................................................... 10
2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 10
III. KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................................... 13
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................................. 13
3.1.1 Konsep Program CSR PGN ............................................................................. 13
3.1.2 Sustainable Livelihood ..................................................................................... 13
3.1.3 Analisis Kelayakan Finansial ........................................................................... 16
3.1.4 Aspek Finansial ................................................................................................ 17
3.1.5 Analisis Multiplier ........................................................................................... 18
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................................... 18
IV. METODE PENELITIAN ........................................................................................... 21
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 21
4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................ 21
4.3 Metode Pengambilan Sampel.................................................................................. 21
4.4 Metode Analisis Data .............................................................................................. 22
4.4.1 Analisis Deskriptif Alokasi Dana CSR ............................................................ 23
4.4.2 Sustainable Livelihood dari program CSR PGN .............................................. 23
4.4.3 Cost-Benefit Analysis ...................................................................................... 25
4.4.4 Analisis Multiplier terhadap Keberlanjutan Program CSR .............................. 26
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH ............................................................................ 29
xiv
5.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 29
5.2 Kondisi Sosial Ekonomi .......................................................................................... 29
5.3 Potensi Tenun Sutera di Kabupaten Garut .............................................................. 30
5.4 Karakteristik Responden ......................................................................................... 31
5.4.1 Kondisi Sosial Ekonomi Petenun Sutera .......................................................... 31
5.4.1.1 Jenis Kelamin............................................................................................... 31
5.4.1.2 Usia ............................................................................................................... 31
5.4.1.3 Jenjang Pendidikan Formal ....................................................................... 32
5.4.1.4 Status Kependudukan ................................................................................. 32
5.4.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga................................................................... 33
5.4.1.6 Tingkat Pendapatan .................................................................................... 33
5.5 Kondisi Tenun Sutera di Lokasi Penelitian ............................................................. 34
5.5.1.1 Proses Plangkan........................................................................................... 34
5.5.1.2 Proses Pengikatan ....................................................................................... 35
5.5.1.3 Proses Pewarnaan ....................................................................................... 35
5.5.1.4 Proses Pemaletan ......................................................................................... 35
5.5.1.5 Proses Penghanian atau Nyekir ................................................................. 36
5.5.1.6 Proses Pengeboman ..................................................................................... 36
5.5.1.7 Proses Penyucukan ...................................................................................... 36
5.5.1.8 Proses Penenunan........................................................................................ 37
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 39
6.1 Alokasi Dana Bantuan CSR PGN di Kampung Panawuan ..................................... 39
6.1.1 Bantuan dalam Bentuk Donasi ......................................................................... 41
6.1.2 Bantuan Capacity Building .............................................................................. 42
6.2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kampung Panawuan ................................... 43
6.2.1 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera Panawuan Kabupaten Garut
................................................................................................................................... 43
6.3 Tingkat Efektifitas Hasil Terhadap Lima Kapital di Kampung Panawuan ............. 67
6.3.1 Sustainable Livelihood Masyarakat Kampung Panawuan Sebelum dan Setelah
Adanya CSR PGN ..................................................................................................... 67
6.4 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Program CSR PGN terhadap Masyarakat
Lokal ............................................................................................................................. 72
6.4.1 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Usaha Tenun Sutera .............................. 72
6.4.1.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) ............................................... 73
6.4.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) .................................. 74
xv
6.4.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact).............................................. 75
6.4.1.4 Nilai Multiplier Effect dari Pengeluaran Petenun Sutera .............................. 76
6.5 Implikasi Kebijakan ................................................................................................ 77
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 79
7.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 79
7.2 Saran ....................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 81
LAMPIRAN...................................................................................................................... 85
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Ekspor Indonesia Atas Produk Tekstil Tahun 2009-2013 1
Tabel 2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan
Nusantara ke Obyek Wisata di Kabupaten Garut Tahun 2010-2014 ...................... 2
Tabel 3 Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................................... 12
Tabel 4 Matriks Analisis Data ............................................................................. 22
Tabel 5 Kategori Capital dalam Sustainable Livelihood ...................................... 24
Tabel 6 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Tenaga Kerja ........................ 30
Tabel 7 Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 31
Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................. 31
Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Formal ....... 32
Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan ............... 32
Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga .. 33
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan .................. 33
Tabel 13 Alokasi Dana Bantuan CSR PGN di Kampung Panawuan Garut Tahun
2012-2015 ............................................................................................................. 41
Tabel 14 Besaran Dana Bantuan Infrastruktur CSR PGN Tahun 2012-2015....... 41
Tabel 15 Besaran Dana Bantuan dalam Bentuk Capacity Building CSR PGN
Tahun 2012-2015 .................................................................................................. 42
Tabel 16 Penerimaan Penjualan Kain Tenun Usaha Tenun Sutera 1.................... 44
Tabel 17 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 1 ................... 58
Tabel 18 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 2 ................... 59
Tabel 19 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 3 ................... 60
xvi
Tabel 20 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 4 ................... 61
Tabel 21 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 5 ................... 61
Tabel 22 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 6 ................... 62
Tabel 23 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 7 ................... 63
Tabel 24 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 8 ................... 64
Tabel 25 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 9 ................... 65
Tabel 26 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 10 ................. 65
Tabel 27 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 11 ................. 66
Tabel 28 Hasil Penilaian Social Capital ................................................................ 68
Table 29 Hasil Penilaian Physical Capital ............................................................ 68
Tabel 30 Hasil Penilaian Natural Capital ............................................................. 69
Tabel 31 Hasil Penilaian Human Capital .............................................................. 70
Tabel 32 Hasil Penilaian Financial Capital .......................................................... 70
Tabel 33 Tingkat Sustainable Livelihood di Kampung Panawuan........................ 71
Tabel 34 Proporsi Struktur Pengeluaran Pemilik Usaha Tenun Sutera per Tahun
dalam Satu Tahun .................................................................................................. 73
Tabel 35 Total Pengeluaran Petenun Sutera per Tahun dalam Satu Tahun Usaha
Tenun Sutera ......................................................................................................... 74
Tabel 36 Proporsi Pendapatan dan Biaya Produksi Unit Usaha Terkait dalam Satu
Bulan di Lokasi Usaha Tenun Sutera .................................................................... 74
Tabel 37 Proporsi Rata-rata Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal Perbulan di lokasi
Usaha Tenun Sutera ............................................................................................... 75
Tabel 38 Nilai Multiplier Effect dari Arus Uang yang terjadi di lokasi Usaha
Tenun Sutera Kampung Panawuan........................................................................ 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Sustainable Livelihood (DFID 1999) ................................... 14
Gambar 2 Pentagon Asset Livelihood (DFID 1999) ............................................. 14
Gambar 3 Skema Kerangka Pemikiran Operasional ............................................. 20
Gambar 4 Pentagon Aset Sustainable Livelihood (Penulis 2016) ......................... 72
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan
warisan budaya yang bernilai tinggi dan mencerminkan budaya bangsa. Salah satu
warisan budaya itu adalah tenun. Tenun merupakan salah satu keanekaragaman
warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan karena dapat memperkaya ciri
khas bangsa Indonesia dengan motif dan coraknya yang beraneka ragam.
Perbedaan letak geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau
mengakibatkan keragaman jenis kain dan ragam hiasan tersebut.
Indonesia mengekspor beragam jenis produk tekstil dengan rata-rata
ekspor tahunan sebesar USD 10 miliar (Kementerian Perdagangan, 2013).
Perkembangan ekspor Indonesia mengalami peningkatan walaupun cenderung
lebih stabil. Mayoritas ekspor tekstil merupakan ekspor pakaian dan garmen,
bukan benang atau tekstil yang belum diproses, walaupun Indonesia juga
menghasilkan berbagai jenis serat dan benang filamen dalam volume yang
signifikan. Pemasok dari Indonesia bertanggung jawab atas 2% dari total impor
tekstil ke Uni Eropa dan merupakan salah satu eksportir tekstil dan pakaian jadi
terkemuka di dalam ASEAN. Perkembangan ekspor Indonesia atas produk tekstil
dari tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan Ekspor Indonesia Atas Produk Tekstil Tahun 2009-2013
Perkembangan ekspor
Indonesia atas produk
2009
2010
2011
2012
2013
tekstil (dalam ribuan
USD)
Gumpalan, felt, bukan
tenun, benang, ikatan,
105.236
118.060
127.191
143.620 146.757
tali, dll – HS 56
Fiber tekstil tumbuhan
lainnya, pintalan serat
5.859
9.755
17.148
15.556
8.250
kertas, kain tenun – HS
53
Total
111.095
127.815
144.339
159.176 155.007
Sumber : Kementerian Perdagangan Indonesia, 2015 (data diolah)
Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat sangat terkenal dengan beragam
wisatanya. Pariwisata di Kabupaten Garut bisa menjadi pasar karena banyaknya
2
wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut. Dapat dilihat dari banyaknya
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung untuk
berwisata ke Kabupaten Garut. Data kunjungan wisatawan yang datang ke
Kabupaten Garut mengalami peningkatan dalam kurun lima tahun terakhir sejak
2010 hingga data terakhir yang dipublikasikan tahun 2014 oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Garut dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan
Nusantara ke Obyek Wisata di Kabupaten Garut Tahun 2010-2014
Tahun
Wisatawan
2010
2011
2012
2013
2014
Mancanegara
6.487
6.631
6.020
6.344
6.445
Nusantara
1.789.879 1.981.985
2.008.746
2.247.937 2.412.258
Jumlah
1.796.366 1.988.616
2.014.766
2.254.281 2.418.703
Sumber: Disbudpar Kabupaten Garut, 2015
Potensi pasar untuk usaha mikro di Kabupaten Garut salah satunya adalah
tenun sutera. Kabupaten Garut terkenal sebagai daerah penghasil sutera, mulai
dari bahan sutera hingga tenunnya. Industri tenun Garut sekarang telah
menunjukan peningkatan dan inovasi kreatif yang bisa dilihat dari perkembangan
industri tenun di wilayah tersebut meskipun untuk bahan dasar membuat tenun
yaitu sutera masih menggunakan bahan baku yang didatangkan dari Cina.
Kabupaten Garut terdapat industri kreatif di Kampung Tenun Panawuan dengan
bahan sutera alam yang memproduksi tenun ikat yang menambah kerajinan tenun
asal Garut. Kampung Tenun ini adalah binaan dari CTI (Cita Tenun Indonesia)
dan PT PGN (Perusahaan Gas Negara) Tbk melalui Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan. Program tersebut baru diresmikan pada tanggal 27 Juni 2012 oleh
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf) Mari Pangestu dengan
tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan nilai tambah akan kerajinan tenun asal
Garut.
Salah
satu
perusahaan
yang
menerapkan
CSR
sebagai
bentuk
tanggungjawab sosialnya yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). PT
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang transmisi dan distribusi gas bumi mempunyai peranan yang sangat penting
bagi kelangsungan bangsa dalam menyalurkan gas bumi sebagai bahan bakar
yang lebih bersih dan lebih hijau atau ramah lingkungan. Selain itu PGN sebagai
salah satu BUMN terbesar di Indonesia juga dituntut kepeduliannya kepada
3
masyarakat dan lingkungan melalui program Corporate Social Responsibility atau
tanggungjawab sosial yang telah ditetapkan melalui undang-undang. Ada tiga
bidang utama yang menjadi prioritas program CSR PGN, yakni pemberdayaan
ekonomi masyarakat, bantuan di bidang pendidikan dan kesehatan, serta
pelestarian lingkungan. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat bertujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil agar tangguh dan mandiri. PT
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui Divisi Tanggung Jawab Lingkungan
dan Sosial (TJSL) menciptakan Program Pengembangan Agribisnis Sutera, untuk
mencapai tujuan pengembangan produktivitas hasil tenun ulat sutera.
Berdasarkan hasil penilaian kajian kondisi sosial, ekonomi, budaya,
lingkungan dan potensi wilayah Panawuan, Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong
Kidul, Kabupaten Garut, PGN meluncurkan program Pengembangan Agribisnis
Sutera sebagai bagian dari Program Bina Lingkungan sektor Bantuan Sosial
Kemasyarakatan
dalam
Rangka
Pengentasan
Kemiskinan.
Program
ini
dikembangkan pada tahun 2014-2015, PGN memilih Kampung Panawuan,
Kecamatan Targogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Penelitian mengenai program CSR penting dilakukan untuk mengetahui
manfaat dari program tersebut dalam pemberdayaan masyarakat. Selain itu, untuk
mengetahui kontribusi program CSR terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di
Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
1.2 Perumusan Masalah
Kabupaten Garut sejak dulu sudah terkenal sebagai penghasil sutera. Tenun
ikat Garut sudah ada sejak tahun 1960 dan terus meningkat perkembangannya di
Kabupaten Garut. Usaha tenun Panawuan yang di bina oleh Perusahaan Gas
Negara (PGN) perlu diketahui perkembangannya dalam program CSR dari masa
ke masa. Perusahaan melakukan program CSR dengan harapan dapat memberikan
kontribusi peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, akan tetapi belum
diketahui dengan jelas apakah telah terdistribusikan secara merata kepada peserta
program CSR. Selain itu, di Indonesia belum ada indikator baku yang digunakan
bersama dalam penentuan faktor keberhasilan dari program CSR. Hal ini
4
dikarenakan tiap perusahaan memiliki indikator keberhasilan program CSR yang
disesuaikan dengan visi misi perusahaan masing-masing dilihat dari aspek lima
kapital.
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan diungkapkan yaitu:
1. Berapa besar dana CSR yang telah diberikan oleh PGN kepada masyarakat
di Kampung Panawuan ?
2. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya program CSR
PGN di Kampung Panawuan ?
3. Berapa besar tingkat efektifitas hasil yang diberikan CSR PGN terhadap
aspek-aspek dari lima kapital di Kampung Panawuan ?
4. Bagaimana dampak ekonomi program CSR PGN di Kampung Panawuan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan
maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui berapa besar dana CSR yang telah diberikan oleh PGN kepada
masyarakat di Kampung Panawuan.
2. Mengidentifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya
program CSR PGN di Kampung Panawuan.
3. Mengetahui berapa besar tingkat efektifitas hasil yang diberikan CSR
PGN terhadap lima kapital di Kampung Panawuan.
4. Mengetahui dampak ekonomi program CSR PGN di Kampung Panawuan.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup atau batasan penelitian, agar penelitian
ini tepat apa yang diteliti diantaranya:
1. Objek dari penelitian ini adalah masyarakat, khususnya petenun sutera yang
mendapatkan program CSR PGN.
2. Penelitian ini berlokasi di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul,
Kabupaten Garut.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable
Development adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis
dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas (Wibisono, 2007). Tanggung jawab sosial atau Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan dapat didefinisikan sebagai mekanisme bagi
suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders,
yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006).
CSR adalah suatu konsep yang memerlukan praktik dimana entitas perusahaan
secara sukarela mengintegrasikan kedua bidang, yaitu sosial dan lingkungan
dalam filosofi operasi bisnis perusahaan (Babatunde, 2013).
Menurut Wibisono (2007) perusahaan memperoleh beberapa keuntungan
karena menerapkan tanggung jawab sosialnya antara lain: untuk mempertahankan
dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan ijin
untuk beroperasi (social license to operate), mereduksi resiko bisnis perusahaan,
melebarkan akses ke sumberdaya, membentangkan akses menuju market,
mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki
hubungan
dengan
regulator,
dan
meningkatkan
semangat
dan
produktifitaskaryawan. Menurut Gloutie dalam Zuhroh (2003) tema-tema yang
diungkapkan dalam wacana akuntansi tanggung jawab sosial adalah:
1. Kemasyarakatan, tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang
diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan,
pendidikan, dan seni, serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan
lainnya.
2. Ketenagakerjaan, tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada
orang- orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi
rekrutmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan, mutasi dan promosi,
dan lainnya.
6
3. Produk dan konsumen, tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk
atau jasa, antara lain kegunaan, durability, pelayanan, kepuasan
pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada
kemasan, dan lainnya.
4. Lingkungan hidup, tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses
produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi
bisnis,
pencegahan
dan
perbaikan
kerusakan
lingkungan
akibat
pemrosesan sumberdaya alam dan konversi sumber daya alam.
Menurut Harahap (2002), keterlibatan sosial yang dilakukan oleh
perusahaan berdasarkan keadaan di negara Indonesia, yaitu:
1. Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi,
perbaikan pengrusakan alam, konservasi alam, keindahan lingkungan,
pengurangan polusi suara, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air
limbah, riset dan pengembangan lingkungan, kerjasama dengan energi,
yaitu antara lain: konservasi dan penghematan energi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam aktivitasnya.
2. Sumberdaya manusia dan pendidikan, antara lain: keamanan dan
kesehatan karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan
rekreasi karyawan, menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usaha
untuk mendorong partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada
sekolah, pendirian sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan
pengembangan, pengangkatan pegawai dari kelompok miskin, dan
peningkatan karir karyawan.
3. Praktik bisnis yang jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan
wanita, jujur dalam iklan, kredit, service, produk, jaminan, mengontrol
kualitas produk, pemerintah, universitas, dan pembangunan lokasi
rekreasi.
4. Membantu masyarakat lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli
perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak
campur tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan,
sekolah, rumah ibadah, perbaikan desa atau kota, sumbangan kegiatan
7
sosial masyarakat, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan
sarana pengangkutan pasar
5. Kegiatan seni dan kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan
budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya
dalam iklan, merekrut tenaga yang berbakat dalam seni dan olahraga.
6. Hubungan dengan pemegang saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi
pada semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan, pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial.
7. Hubungan dengan pemerintah, antara lain: menaati peraturan pemerintah,
membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan,
membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan,
membantu secara umum.
8. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, membantu proyek dan
kebijakan pemerintah, meningkatkan produktivitas sektor informal,
pengembangan dan inovasi manajemen.
Model atau pola CSR yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
di Indonesia (Said dan Abidin, 2004) sebagai berikut:
1. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat
tanpa perantara.
Untuk
menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu
pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager
atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan
mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini
merupakan adopsi yang lazim dilakukan di negara maju. Disini perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan
untuk operasional yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui
kerjasama dengan lembaga atau organisasi non pemerintah, instansi
pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana
maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
8
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium, perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorium yang dipercaya
oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif
mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan
program yang telah disepakati.
2.2 Stakeholder dalam CSR
Stakeholders dalam sebuah perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihakpihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Rhenald Kasali dalam
Wibisono (2007) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan para pihak adalah
setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang
mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Stakeholder
merupakan para individu, kelompok, komunitas atau masyarakat, organisasi,
asosiasi atau pengusaha yang mana kepentingan mereka dipengaruhi, baik secara
negatif atau positif, oleh sebuah atau beberapa usulan dan/atau kegiatan beserta
konsekuensinya.
Dalam pembuatan rencana hingga pelaksanaan program CSR, perusahaan
umumnya melakukan kerjasama dengan pihak lain. Pihak yang dilibatkan tersebut
dapat dikategorikan sebagai stakeholder yang terkait dengan program CSR.
Mereka antara lain adalah pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan
tinggi, tokoh masyarakat, serta calon penerima manfaat CSR misalnya masyarakat
lokal. Oleh sebab itu, perencanaan CSR merupakan perencanaan yang terintegrasi.
Perusahaan harus dapat mengakomodasi harapan-harapan dari pihak lain yang
akan terlibat, agar program CSR menjadi efektif.
2.3 Manfaat dan Dampak Program CSR
Indikator keberhasilan diperlukan guna mengetahui dampak program CSR
terhadap masyarakat. CSR yang ideal ialah yang dapat memberikan dampak
positif terhadap tiga tataran, yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini
diperlukan guna mendukung program pembangunan berkelanjutan yang saat ini
tengah menjadi tujuan bersama masyarakat dunia. Min-Dong Paul Lee (2008)
melakukan studi khusus terkait jejak dan perkembangan mengenai teori
9
tanggungjawab sosial perusahaan untuk melihat refleksi implikasinya terhadap
pembangunan. Upaya strategis yang dilakukan oleh berbagai pihak di dunia,
termasuk perusahaan didalamnya, untuk menstimulasi pelibatan aktif masyarakat
dalam mengatur hubungan perusahaan dengan lingkungan terus mengalami
peningkatan. Walaupun pada kenyataanya upaya tersebut dikaitkan dengan
kerangka internasional seperti halnya Millenium Development Goals (MDGs)
(Dragicevic, 2008). Pertumbuhan atau peningkatan yang terjadi memperkuat
pemahaman mengenai dampak dari kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan
lingkungan. Ada pula peningkatan kepentingan dari stakeholders, termasuk
masyarakat, kepada perusahaan untuk mendemonstrasikan dampak CSR. Saat ini
makin maraknya tren terhadap kepentingan dari sebuah perusahaan dan
stakeholder nya untuk mengukur hasil dan memahami bagaimana CSR dapat
memberikan nilai baik bagi perusahaan maupun komunitas.
2.3.1. Manfaat Program CSR
CSR yang diterapkan oleh perusahaan akan mendatangkan berbagai manfaat
bagi perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut
Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang menerapkan CSR, yaitu dapat
mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak
mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan,
melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi
biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan
dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, serta
berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat
menurut Ambadar (2008) yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi, dan investasi dari rumah tangga
warga masyarakat.
2.3.2. Dampak Ekonomi Program CSR
Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh program CSR perusahaan akan
mempengaruhi para pemangku kepentingan dan sistem ekonomi baik lokal,
nasional, maupun pada tingkat global. Dalam kaitan ini Global Reporting
10
Initiative (GRI) dalam Solihin (2009) mengelompokan adanya dua jenis dampak
ekonomi, yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung.
GRI mendefinisikan dampak ekonomi langsung sebagai perubahan potensi
produktif dari kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
komunitas atau para pemangku kepentingan dan prospek pembangunan dalam
jangka panjang. Dampak ekonomi tidak langsung adalah konsekuensi tambahan
yang muncul sebagai akibat pengaruh langsung transaksi keuangan dan aliran
uang antara organisasi dan para pemangku kepentingan.
2.4 Konsep Multiplier
Nilai multiplier ekonomi merupakan nilai yang menunjukkan sejauh mana
pengeluaran petenun akan menstimulasi pengeluaran lebih lanjut, sehingga pada
akhirnya meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Menurut terminologi,
terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect), efek tidak
langsung (indirect effect) dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga efek ini
digunakan untuk menghitung ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk
mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal. Konsep multiplier dapat dilihat
dari jenis dampak secara langsung, tidak langsung, dan dampak lanjutan yang
mempengaruhi akibat dari tambahan pengeluaran petenun kedalam ekonomi lokal
atau ekonomi nasional (META, 2001).
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian mengenai analisis manfaat CSR yang dijadikan referensi
adalah dari Yoppy Rosmini MZ Yunus (2014), yang membahas mengenai analisis
manfaat program CSR (Corporate Social Responsibility) Chevron Geothermal
Salak, Ltd bidang ekonomi terhadap pengembangan usahatani padi di Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut mengidentifikasi faktor-faktor
dan bentuk pelaksanaan program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS)
bidang ekonomi Kecamatan Pamijahan.
Hasil penelitian dari Irpan Ripa’i Sutowo (2013), yang membahas
mengenai menganalisis indeks kepuasan masyarakat dan manfaat ekonomi
program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salat, Ltd.
bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Program tersebut
11
menganalisis manfaat-manfaat program CSR yang diberikan oleh CGS bagi
kesejahteraan masyarakat Pamijahan. Ringkasan dari kedua penelitian tersebut
disajikan dalam Tabel 3.
Sumber: Penulis (2016)
Irpan Ripa’I Sutowo
(2013)
Analisis
Indeks
Kepuasan 1. Metode deskriptif
Masyarakat
dan
Manfaat
kualitatif
Ekonomi Program Corporate 2. Metode kuantitatif
Social Responsibility (CSR)
Chevron Geothermal Salat, Ltd.
Bidang Ekonomi di Kecamatan
Pamijahan Kabupaten Bogor
Tabel 3 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Peneliti
Judul Penelitian
Metode Analisis
Yoppy Rosmini MZ Yunus
Analisis Manfaat Program CSR Metode Deskriptif
(2014)
(Corporate
Social
Responsibility)
Chevron
Geothermal Salak, Ltd Bidang
Ekonomi
Terhadap
Pengembangan Usahatani Padi
di
Kecamatan
Pamijahan
Kabupaten Bogor
1. Mampu membuat pupuk organik
2. Mampu melakukan pertanian organik
sayuran selain padi
3. Mampu melakukan budidaya Domba
dengan baik
4. Mampu
melakukan
administrasi
pembukuan koperasi
5. Menjadi tenaga kerja yang ahli di
bengkel resmi/tidak
6. Dapat memanfaatkan sumberdaya bambu
yang bernilai ekonomi
Hasil Analisis
1. Mampu membuat pupuk alami dan
mampu berternak domba dengan baik.
2. Melaksanakan pembukuan administrasi
koperasi
3. Mampu
melaksanakan
perbaikan
kendaraan bermotor
4. Dapat meningkatkan sumberdaya alam
bambu yang bernilai ekonomi dan
terampil dalam menganyam bambu.
12
13
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang
dipakai dalam penelitian. Teori-Teori menjadi landasan untuk menjawab tujuantujuan penelitian.
3.1.1 Konsep Program CSR PGN
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memiliki beberapa macam program
CSR yang terbagi dalam berbagai macam bidang, yaitu, bidang sosial, pendidikan,
kesehatan, lingkungan, infrastruktur, ekonomi. Masing–masing bidang memiliki
tujuan dan manfaat yang berbeda-beda, namun dalam hal ini bidang program CSR
PGN yang dijadikan fokus penelitian adalah bidang ekonomi yang berkaitan
dengan kesejahteraan masyarakat di Kampung Panawuan. Program ini tidak lain
diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat. Manfaat
yang diberikan CSR PGN di bidang ekonomi yaitu, mengembangkan
perekonomian Indonesia melalui peningkatan kinerja UKM dengan memberikan
bantuan dalam bentuk pemberian pinjaman modal usaha dan pembinaan.
Pembinaan kepada masyarakat melalui pelatihan manajemen keuangan sederhana,
peningkatan motivasi usaha dan teknis usaha, serta membantu promosi dan
pemasaran hasil pelatihan tersebut (Annual Report PGN, 2010).
3.1.2 Sustainable Livelihood
Sustainable Livelihood merupakan pendekatan menyeluruh dalam
mengatasi kendala yang paling mendesak yang dihadapi oleh masyarakat. Metode
ini berfokus pada pemahaman bagaimana individu dan rumah tangga
mendapatkan dan menggunakan aset sosial dan ekonomi tertentu untuk mencari
peluang
lebih
lanjut,
mengurangi
risiko,
mengurangi
kerentanan
dan
mempertahankan atau meningkatkan mata pencaharian mereka. Selain itu,
kerangka kerja ini membantu semua elemen masyarakat dalam respon kerentanan
dan dapat menetapkan prioritas program pembangunan. Secara tidak langsung,
pendekatan ini menempatkan masyarakat sebagai pusat dari perencanaan. Proses
14
perencanaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, lingkungan politik, masalah
manusia yang ada, situasi keuangan dan sumber daya alam (Saragih et al, 2007).
Gambar 1 Kerangka Sustainable Livelihood (DFID 1999)
Dalam Sustainable Livelihood terdapat lima aset yang diperhitungkan bagi
keberlanjutan kehidupan. Kategori aset tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk
pentagon segi lima, seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Pentagon Asset Livelihood (DFID 1999)
Adapun kelima aset yang mempengaruhi Livelihood dapat diurai sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia (Human Capital)
Human Capital dalam aset Livelihood dapat dilihat berdasarkan
keterampilan, pengetahuan, kemampuan tenaga kerja dan kesehatan yang
memungkinkan orang untuk mendapatkan pemasukan dari mata pencaharian.
15
Sumber daya manusia ini didukung dari informasi yang diperoleh dari tingkat
pendidikan dan pengetahuan penduduk lokalnya, sedangkan jumlah dan kualitas
tenaga kerjanya merupakan faktor dari kesehatan dan tidak mengalami gizi buruk,
komposisi dari rumah tangga, tingkat keterampilan, serta potensi kepemimpinan.
b. Modal sosial (Social Capital)
Social Capital dapat dilihat dari kehidupan bermasyarakat. Masing-masing
rumah tangga masyarakat yang berbeda akan dihubungkan bersama oleh ikatan
kewajiban sosial, hubungan timbal balik, kelompok dan ikatan formal seperti
organisasi, kepercayaan dan hubungan yang saling mendukung.
c. Modal fisik (Physical Capital)
Physical Capital merupakan infrastruktur dasar dan barang produsen yang
diperlukan untuk mendukung mata pencaharian. Termasuk kedalamnya antara
lain alat, infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara, serta fasilitas pasar dalam artian
yang lebih luas), air, atau fasilitas perawatan kesehatan yang akan mempengaruhi
kemampuan orang lain untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
d. Modal finansial (Financial Capital)
Financial Capital mengacu pada sumberdaya keuangan yang digunakan
seseorang untuk mencapai tujuan hidup mereka , termasuk aliran dana dan saham
yang dapat berkontribusi terhadap produksi dan konsumsi. Infrastruktur dasar dan
barang produsen diperlukan untuk mendukung mata pencaharian bagi rumah
tangga pedesaan, seperti hasil poduksi pertanian. Selain itu, juga dapat
menggunakan sarana kredit formal dan informal untuk melengkapi sumber modal
keuangan.
e. Sumber daya alam (Natural Capital)
Bagi masyarakat pedesaan yang termasuk dalam sumberdaya alam antara
lain tanah, air, sumber daya hutan, dan ternak. Ketersediaan lahan masyarakat
pedesaan tergantung pada banyaknya rumah tangga dan sistem kepemilikan lahan.
Biasanya petani memiliki akses tanah melalui warisan, sewa tanah dan bagi hasil.
Namun belakangan dalam kehidupan pedesaan masyarakat, distribusi tanah
melalui warisan sudah mulai di tinggalkan.
16
3.1.3 Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial merupakan analisis yang melihat suatu
proyek dari sudut pandang lembaga/badan yang mempunyai kepentingan
langsung dalam proyek dengan menggunakan metode cash flow analysis. Metode
tersebut untuk menganalisis komponen penerimaan atau benefit (inflow) dan
menganalisis komponen biaya atau pengeluaran (outflow). Selisih keduanya
disebut manfaat bersih yang seharusnya dapat diterima para pihak. Analisis
kelayakan finansial bertujuan untuk mengevaluasi pendanaan dan aliran kas
usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana usaha yang dimaksud
untuk dilanjutkan. Sesuai metode tersebut, analisis kelayakan finansial pada
kegiatan pengelolaan JUN UBH-KPWN menggunakan instrumen analisis, yaitu:
a. Perhitungan Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima selama
umur proyek pada tingkat diskonto tertentu. Ukuran ini bertujuan untuk
menghasilkan alternatif yang dipilih karena adanya kendala biaya modal, dimana
usaha ini memberikan NPV biaya yang sama atau NPV penerimaan yang kurang
lebih sama setiap tahun. Jika NPV menghasilkan nilai positif maka investasi
tersebut dapat dilanjutkan, sedangkan jika NPV tersebut bernilai negatif maka
sebaiknya investasi tersebut dihentikan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
b. Perhitungan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah besarnya manfaat tambahan pada
setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Net B/C merupakan perbandingan
antara nilai sekarang (present value) dari net benefit yang positif dengan net
benefit yang negatif. Proyek layak dilanjutkan bila Net B/C lebih besar dari satu
(Gray et al., 1986).
c. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Investasi dikatakan layak dilanjutkan jika IRR lebih besar dari tingkat
diskonto, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka proyek
tersebut tidak layak dilanjutkan. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga
17
maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan.
Suatu investasi dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang
berlaku (Ibrahim, 2003).
d. Payback Period (PBP)
Payback Period adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah
investasi yang ditanamkan, dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan
arus nilai netto produksi tambahan mencapai jumlah keseluruhan investasi yang
ditanamkan (Gittinger, 1986).
Husnan dan Suwarsono (1994), mengungkapkan bahwa analisis payback
period mengukur seberapa cepat investasi kembali, sehingga satuan hasilnya
bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Jika
payback period ini lebih pendek dari umur proyek, maka proyek dikatakan layak
dan baik untuk dilanjutkan, sedangkan jika umur proyek lebih lama maka proyek
tidak layak dilanjutkan.
Dasar perhitungan yang digunakan adalah aliran kas bukan laba.
Perhitungan tingkat pengembalian dilakukan dengan metode payback period,
dimana nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow didiskontokan dan
diakumulatifkan dari tahun ke tahun (Gittinger, 1986).
3.1.4 Aspek Finansial
Analisis mengenai aspek finansial digunakan untuk mengkaji jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan usaha. Aspek
ini memperhitungkan penerimaan yang diperoleh selama usaha berjalan. Data
yang diperlukan dalam analisis ini antara lain biaya investasi, biaya operasional
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel serta penerimaan yang diperoleh
selama umur usaha. Data-data tersebut diolah menggunakan analisis kelayakan
bisnis berupa kriteria investasi seperti Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost
Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP).
Dalam berjalannya usaha terdapat perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
selama bisnis berjalan yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis
sensitivitas dan analisis nilai pengganti (Switching Value Analysis).
18
Analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek penanaman investasinya
sehingga kelayakan usaha dapat dilihat dari sisi kelayakan investasi. Beberapa
kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Net Present Value (NPV)
2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Payback Period (PBP)
3.1.5 Analisis Multiplier
Efek pengganda (multiplier) digunakan untuk melihat besaran dampak
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat akibat dari suatu kegiatan ekonomi.
Perhitungan ini melibatkan pengeluaran dari sisi usaha, pendapatan langsung
pelaku-pelaku usaha, pendapatan tidak langsung dari pelaku-pelaku usaha serta
pendapatan yang diperoleh secara induced. Terdapat dua nilai yang dapat dihitung
melalui analisis Multiplier yaitu,
1.
Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa
besar pengeluaran petenun sutera berdampak pada peningkatan pendapatan
masyarakat lokal.
2.
Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar
dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran petenun sutera yang
berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur
dampak tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced). Ratio Income
Multiplier Tipe I menggambarkan nilai dampak tidak langsung dari
pengeluaran petenun sutera, sedangkan Ratio Income Multiplier Tipe II
merupakan ukuran dari dampak lanjutan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat ini sangat terkenal dengan
beragam wisatanya. Pariwisata di Kabupaten Garut menjadi potensi pasar untuk
usaha mikro karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut.
Potensi pasar untuk usaha mikro di Kabupaten Garut salah satunya adalah tenun
sutera yang di bina oleh PGN.
19
Pengembangan usaha kerajinan tenun sutera merupakan peluang besar
bagi negara seperti Indonesia yang memiliki potensi pasar untuk usaha mikro,
apalagi komoditi sutera alam hanya dapat dikembangkan di negara-negara tropis.
Oleh karena itu, PGN memberikan dana bantuan CSR untuk mengembangkan
usaha tenun sutera dan masyarakat sekitar yang tinggal di Kampung Panawuan
serta mengidentifikasi perubahan livelihood masyarakat sebelum dan sesudah
adanya program CSR PGN. Diberikannya dana bantuan CSR dari PGN akan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan pendekatan CostBenefit Analysis. Selain itu, mengidentifikasi tingkat efektifitas hasil dari
program-program CSR PGN dengan menghitung peningkatan pendapatan
masyarakat melalui metode Sustainable Livelihood. Tingkat keberlanjutan dari
program-program CSR PGN ini akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat
Kampung Panawuan yang dapat ditentukan melalui pendekatan Multiplier Effect.
Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.
20
Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul,
Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Program Corporate Social Responsibility PT.
Perusahaan Gas Negara, Tbk.
Livelihood Masyarakat
Sebelum Menerima
Program CSR
Livelihood Masyarakat
Sesudah Menerima
Program CSR
Besar Dana
CSR yang
diberikan PGN
Tingkat
Kesejahteraan
Masyarakat
Tingkat
Efektifitas
Hasil
Metode
Deskriptif
Cost – Benefit
Analysis
Sustainable
Livelihood
Dampak
Ekonomi
Program CSR
Hasil Program CSR PGN
Gambar 3 Skema Kerangka Pemikiran Operasional
Multiplier
Effect
21
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kampung Panawuan, Kelurahan Sukajaya,
Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan memperhatikan
bahwa Kampung Panawuan merupakan salah satu penerima bantuan dana CSR
dan tenun sutera panawuan juga merupakan binaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk
(PGN). Pengambilan data sudah dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret
2016.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang meliputi data kuantitif dan kualitatif. Data primer diperoleh dari
hasil survei dan wawancara langsung kepada pengrajin tenun sutera dan para
penerima bantuan dana CSR dari PGN dengan menggunakan kuesioner yang
telah dipersiapkan. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data besaran dana
bantuan CSR PGN dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data
sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait, seperti Perusahaan Gas Negara
Tbk (PGN), Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Tarogong Kidul, Kelurahan
Sukajaya, serta studi pustaka lainnya baik media cetak seperti buku, skripsi, jurnal
maupun media elektronik seperti situs internet.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petenun sutera panawuan yang
menerima dana bantuan CSR PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang tinggal
di Kampung Panawuan Kelurahan Sukajaya yang terlibat langsung maupun tidak
langsung terhadap usaha tenun sutera binaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk
(PGN). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik
sensus karena populasinya kurang dari 100 orang maka teknik sensus yang
diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 67 orang petenun sutera di
Kampung Panawuan Garut. Teknik sensus dipergunakan untuk mengetahui
22
seberapa efektif dana bantuan CSR yang diberikan oleh PGN terhadap livelihood
masyarakat sekitar dan pengrajin tenun sutera yang dibina oleh PGN.
4.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder yang kemudian
diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kualitatif
digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat, besaran dana
CSR yang diberikan PGN kepada masyarakat di Kampung Panawuan serta
keberlanjutan dari program CSR PGN. Analisis data kualitatif akan diuraikan
secara deskriptif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis tingkat
efektifitas hasil yang diberikan CSR PGN terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat.
Analisis data dilakukan dengan menstransfer data, mengedit, dan
mengolahnya
dengan
menggunakan
Microsoft
Excel
2010,
kemudian
menginterpretasikan data ke Microsoft Word 2010 dalam bentuk deskriptif.
Matriks analisis data disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Matriks Analisis Data
No.
Tujuan
Jenis data
Sumber
Metode
Analisis
Deskripsi
kualitatif
dan
kuantitatif
1.
Besar dana yang diberikan Kualitatif
oleh CSR PGN
dan
Kuantitatif
Data Sekunder
2.
Tingkat kesejahteraan
masyarakat
Data Primer
dan Data
Sekunder
CostBenefit
Analysis
3.
Tingkat efektifitas hasil Kualitatif
dari CSR PGN terhadap 5
aspek capital
Data Primer
Sustainable
Livelihood
4.
Tingkat keberlanjutan
program CSR PGN
Data Primer
dan Data
Sekunder
Multiplier
Effect
Kualitatif
dan
Kuantitatif
Kuantitatif
Sumber : Penulis (2016)
Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan untuk memecahkan
tujuan masing-masing penelitian menggunakan beberapa analisis, yakni :
23
4.4.1 Analisis Deskriptif Alokasi Dana CSR
Analisis deskriptif merupakan analisis yang lebih banyak menggambarkan
fakta sebagaimana adanya (Sangadji dan Sopiah 2010). Analisis deskriptif
bertujuan untuk memberikan deskripsi/gambaran mengenai subjek penelitian
berdasarkan data yang diperoleh dan tidak digunakan untuk melakukan pengujian
hipotesis.
Analisis
deskriptif
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
menggambarkan alokasi dana yang diberikan oleh PGN kepada masyarakat di
Kampung Panawuan.
4.4.2 Sustainable Livelihood dari program CSR PGN
Sustainable livelihood merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap
masyarakat untuk menjalankan kehidupannya dengan menggunakan kapasitas
atau kemampuan serta kepemilikan sumberdaya (aset) untuk mencapai tingkat
kehidupan yang diharapkan. Sustainable livelihood dipengaruhi oleh lima aset
kapital, seperti pada Gambar 4.
Gambar 4 Pentagon Asset Livelihood (DFID 1999)
Adapun dari berbagai macam aset kapital tersebut dikategorikan menjadi
masing-masing cakupan yang berbeda. Kategori aset kapital yang diperhitungkan
dalam Sustainable Livelihood disajikan pada Tabel 5.
24
Tabel 5 Kategori Capital dalam Sustainable Livelihood
Capital
Kategori
Human Capital
1. Kesehatan : Akses kesehatan, kondisi kesehatan
2. Pendidikan : Tingkat pendidikan
3. Keterampilan : Keikutsertaan pelatihan, keterampilan lain
4. Kapasitas bekerja : Lama kerja, keikutsertaan anggota
keluarga
Natural Capital
Lahan budidaya : Kepemilikan lahan, keadaan lingkungan
Financial Capital 1. Pendapatan
2. Tabungan
3. Modal
Social Capital
1. Hubungan pemilik usaha
2. Pemberdayaan masyarakat
3. Keberdaan lembaga sosial
Physical Capital 1. Kepemilikan barang : Rumah, kendaraan, alat komunikasi
2. Sarana air bersih
3. Akses jalan raya
4. Kondisi dan teknologi produksi budidaya
Sumber : DFID (1999)
Kategori lima capital tersebut akan diberikan skala nilai dengan rentang 1
sampai 5 dan akan dijumlahkan nilai kelima capital. Skala (1) mengambarkan
kondisi tidak baik, skala (2) menggambarkan kondisi kurang baik, skala (3)
menggambarkan cukup baik, skala (4) menggambarkan kondisi baik, serta kondisi
sangat baik pada rentang skala (5). Total nilai capital yang diperoleh dapat
memberikan gambaran capital yang memiliki pengaruh besar terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar dalam mencapai standar hidup.
`
Dampak dari program CSR PGN ini terhadap kesejahteraan masyarakat
sekitar dapat melalui pendekatan deskriptif hasil kuesioner yang diberikan. Isi
kuesioner diantaranya mengenai deskripsi pribadi, penerimaan serta manfaat yang
diperoleh, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi standar hidup sehari-hari.
Responden dari pengisian kuesioner terdiri dari para pengrajin tenun sutera dan
masyarakat sekitar.
Skala pengukuran yang akan dipakai dalam metode Sustainable Livelihood
ini adalah Skala Likert. Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau
gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka dimensi dijabarkan
menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator
yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan
25
titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau
pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Bentuk kuesioner ini adalah semi
tertutup yaitu sebagian berupa pertanyaan tertutup yang jawabannya harus dipilih
responden berdasarkan pilihan yang disediakan.
4.4.3 Cost-Benefit Analysis
Berbagai perhitungan digunakan untuk menentukan kelayakan usaha.
Perhitungan kelayakan antara lain rasio NPV, BCR, dan IRR.
1. Net Present Value (NPV)
Jika seluruh manfaat yang diterima perusahaan melebihi (paling kurang
sama dengan) biaya yang dikeluarkan, maka usaha tersebut dapat dikatakan layak,
dimana nilai NPV ≥ 0.
𝑁𝑃𝑉 = ∑
(
)
−∑
(
)
=∑
(
)
………………(4.1)
dimana :
Bt : Manfaat tambahan (Incremental Benefit) dengan adanya usaha pada
tahun t.
Ct : Biaya tambahan (Incremental Cost) dengan adanya usaha pada tahun
t.
T : Tahun kegiatan usaha.
I : Tingkat discount (%).
2. Gross Benefit-Cost ratio (BCR)
BCR merupakan perbandingan antara manfaat atau keuntungan dengan biaya
usaha. Suatu usaha dapat dikatakan layak jika nilai Gross B/C ≥ 1
∑
Gross . =
∑
(
)
(
)
…………………………………….........................(4.2)
dimana :
Bt : Manfaat kotor tambahan pada tahun t.
Ct : Biaya kotor tambahan pada tahun t.
3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR mengukur seberapa besar pengembalian proyek terhadap usaha yang
ditanamkan. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan adalah dalam bentuk
26
persentase. Usaha tersebut layak jika IRR ≥ Opportunity Cost of Capital atau
Discount Rate.
IRR =
(
)…………………………………….(4.3)
dimana :
i1 : Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 : Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 : NPV positif
NPV2 : NPV negatif
4.4.4 Analisis Multiplier terhadap Keberlanjutan Program CSR
Efek pengganda (multiplier) digunakan untuk melihat besaran dampak
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat akibat suatu kegiatan ekonomi.
Perhitungan ini melibatkan pengeluaran dari sisi usaha, pendapatan langsung
pelaku-pelaku usaha, pendapatan tidak langsung dari pelaku-pelaku usaha serta
pendapatan yang diperoleh secara induced. Terdapat dua tipe pengganda yang
dapat dihitung melalui analisis Multiplier, yaitu:
1.
Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa
besar pengeluaran petenun berdampak pada peningkatan pendapatan
masyarakat lokal.
2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar
dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran petenun yang
berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur
dampak tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced). Ratio Income
Multiplier Tipe I menggambarkan nilai dampak tidak langsung dari
pengeluaran petenun sutera, sedangkan Ratio Income Multiplier Tipe II
merupakan ukuran dari dampak lanjutan. Secara matematis dirumuskan :
Keynesian Local Income Multiplier =
Ratio Income Multiplier, Tipe I
=
Ratio Income Multiplier, Tipe II
=
27
keterangan :
E
: tambahan pengeluaran petenun sutera (Rp)
D
: pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rp)
N
: pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E
(Rp)
U
: pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rp)
28
29
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH
5.1 Lokasi Penelitian
Secara administratisi Kelurahan Sukajaya terletak di bagian barat wilayah
Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut dan berada di lingkungan
masyarakat Kampung Panawuan. Secara umum potensi desa meliputi :
1. Luas Wilayah
Luas wilayah Kelurahan Sukajaya adalah 250 Ha yang terdiri dari :
a. Lahan Pemukiman
: 55 Ha
b. Lahan Pertanian
: 170 Ha
c. Lahan Perkebunan
: 3,5 Ha
d. Lahan Fasilitas Umum Lainnya
: 21,5 Ha
2. Batas Wilayah
Batas-batas wilayah Kelurahan Sukajaya adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Jayawaras Kecamatan
Tarogong Kidul;
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukakarya Kecamatan
Tarogong Kidul;
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukabakti Kecamatan
Tarogong Kidul;
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Cintarasa Kecamatan
Samarang.
5.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Kelurahan Sukajaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 13.887 jiwa dan
semuanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Jumlah Kepala Keluarga
sebanyak 3.369 KK, terdiri dari 7.065 jiwa laki-laki dan 6.822 jiwa perempuan.
Kelompok Tenaga Kerja menurut mata pencaharian terbagi menjadi 9 kelompok
yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 236 orang, TNI/POLRI sebanyak 5
orang, Pegawai Swasta sebanyak 945 orang, Pedagang/wiraswasta sebanyak 213
orang, Petani sebanyak 869 orang, Pertukangan sebanyak 48 orang, Buruh Tani
sebanyak 1560 orang, Jasa sebanyak 49 orang dan Tukang Rongsok sebanyak 203
30
orang. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok tenaga kerja dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Tenaga Kerja
Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jumlah (Jiwa)
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
236
TNI/POLRI
5
Pegawai Swasta
945
Pedagang/Wiraswasta
213
Petani
869
Petenun Sutera
67
Buruh Tani
1.541
Jasa
49
Tukang Rongsok
203
Sumber : Kantor Kelurahan Sukajaya, 2015
5.3 Potensi Tenun Sutera di Kabupaten Garut
Kabupaten Garut merupakan daerah yang cocok untuk berinvestasi dalam
bidang
pertanian,
pertambangan
dan
kehutanan
hingga
pengembangan
perkebunan murbai untuk kain sutera. Kabupaten Garut juga merupakan salah
satu kabupaten yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan usaha
tenun sutera. Sejak dahulu Garut sudah terkenal sebagai daerah penghasil sutera,
mulai dari bahan sutera hingga tenun sutera. Saat ini, industri tenun Garut
menunjukan peningkatan dan inovasi yang berbasis kreativitas. Salah satu
buktinya adalah peningkatan harga kain tenun di Garut. Jika sebelumnya harga
kain tenun di Garut Rp 150.000 per meter, saat ini harganya menjadi Rp 500.000
per meter. Peningkatan ini terjadi setelah komunitas Cita Tenun Indonesia (CTI)
memberikan pelatihan kepada para pengrajin. Menurut data potensi industri
Kabupaten Garut jumlah unit usaha tenun sutera ada sebanyak 26 unit. Jumlah
tenaga kerja sebanyak 163 orang. Besar investasi usaha tenun sutera sebesar Rp
1.050.000.000 dan besar nilai produksi sebesar Rp 6.225.000.000 dengan nilai
bahan baku sebesar Rp 3.957.000.000 (Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Garut, 2015).
31
5.4 Karakteristik Responden
5.4.1 Kondisi Sosial Ekonomi Petenun Sutera
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi penelitian ini adalah kondisi
sosial ekonomi masyarakat. Didalam penelitian ini, peneliti mengambil responden
dengan jumlah 67 orang. Semua responden adalah petenun sutera. Adapun kondisi
sosial ekonomi yang diperhatikan meliputi jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan
formal, status kependudukan, jumlah tanggungan keluarga,
dan tingkat
pendapatan. Penjelasan lebih detail terhadap enam karakteristik tersebut dapat
dilihat sebagai berikut :
5.4.1.1 Jenis Kelamin
Banyaknya jumlah responden petenun sutera di Kampung Panawuan
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
1 Laki-laki
36
2 Perempuan
31
Total
67
Presentase (%)
54
46
100
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Pada penelitian ini, banyaknya responden petenun sutera di Kampung
Panawuan adalah berjenis kelamin laki-laki sebesar 54% dan petenun sutera
berjenis kelamin perempuan sebesar 46%. Responden wanita lebih sedikit karena
kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk tinggal di rumah menjadi ibu rumah
tangga dan mengasuh anak.
5.4.1.2 Usia
Usia responden sangat beragam mulai dari usia 15 tahun hingga usia lebih
dari 50 tahun. Sebaran usia responden petenun sutera dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No
Usia (Tahun)
Jumlah (orang)
1
15-25
16
2
26-35
21
3
36-45
25
4
>50
5
Total
67
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Presentase (%)
24
31
37
8
100
32
Sebaran usia responden petenun sutera yang terbesar berada pada usia 3645 tahun sebesar 37%, lalu usia 26-35 tahun sebesar 31%. Kemudian usia yang
paling sedikit berada pada usia >50 tahun sebesar 8%.
5.4.1.3 Jenjang Pendidikan Formal
Pada penelitian ini, responden diklasifikasikan kedalam 4 kelompok
jenjang pendidikan formal yaitu Tidak Sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Persentase
jenjang pendidikan formal yang dimiliki oleh responden petenun sutera dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel
No
1
2
3
4
9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Formal
Jenjang Pendidikan Formal
Jumlah (orang)
Presentasi (%)
Sekolah Dasar (SD)
8
12
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
36
54
Sekolah Menengan Atas (SMA)
22
33
Sarjana Perguruan Tinggi
1
1
Total
67
100
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Sebaran karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan formal di
Kampung Panawuan yang terbesar adalah lulusan SMP sebanyak 54%, setelah itu
lulusan SMA sebanyak 33%, kemudian lulusan SD sebanyak 12%. Terakhir
lulusan PT sebanyak 1%.
5.4.1.4 Status Kependudukan
Pada penelitian ini, status kependudukan responden dibagi menjadi 2
kelompok yaitu penduduk asli dan bukan penduduk asli atau pendatang.
Presentase status kependudukan responden petenun sutera dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan
No
Status Kependudukan
Jumlah (orang)
Presentase (%)
1
Penduduk Asli
59
88
2
Bukan Penduduk Asli
8
12
Total
67
100
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
33
Pada Tabel 10 dapat kita lihat bahwa status kependudukan responden
petenun sutera sebagian besar adalah penduduk asli sebesar 88% dan bukan
penduduk asli sebesar 12%. Responden yang bukan penduduk asli atau pendatang
menetap di Kampung Panawuan rata-rata alasannya adalah dekat dengan tempat
bekerja.
5.4.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga
Pada penelitian ini, jumlah tanggungan keluarga responden petenun sutera
yang sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga. Jumlah tanggungan keluarga
responden dapat kita lihat besar presentasenya pada Tabel 11.
Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
No
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah (orang) Presentase (%)
1
<3
8
12
2
3-5
53
79
3
>5
6
9
Total
67
100
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Pada Tabel 11 dapat kita lihat bahwa jumlah tanggungan untuk petenun
sutera yang menerima program CSR PGN yang terbesar 3-5 orang sebesar 79%,
kemudian <3 orang sebesar 12% dan >5 orang sebesar 9%.
5.4.1.6 Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan responden petenun sutera di Kampung Panawuan
berbeda-beda, dapat kita lihat presentase besar tingkat pendapatan responden
petenun sutera pada Tabel 12.
Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
No
Tingkat Pendapatan
Jumlah (orang) Presentase (%)
1 < Rp1.000.000
8
12
2 Rp1.000.000 ≤ y ≤ Rp 2.000.000
22
33
3 Rp2 000.000 ≤ y ≤ Rp 3.000.000
15
22
4 > Rp3.000.000
22
33
Total
67
100
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Tingkat pendapatan petenun sutera penerima program CSR PGN dapat
dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 mengenai karakteristik tingkat pendapatan
menjelaskan bahwa petenun sutera penerima program CSR PGN yang
34
mendapatkan pendapatan terbesar adalah petenun yang memiliki pendapatan
antara Rp1.000.000 – Rp2.000.000 dan petenun yang memiliki pendapatan lebih
dari Rp3.000.000 dengan presentase sebesar 33%. Kemudian, petenun yang
memiliki pendapatan antara Rp2.000.000 – Rp3 000 000 memiliki presentase
sebesar 22% dan petenun sutera yang memiliki pendapatan kurang dari Rp1.000
.000 memiliki presentase sebesar 12%.
5.5 Kondisi Tenun Sutera di Lokasi Penelitian
Kampung Panawuan adalah salah satu daerah yang memproduksi kain
tenun sutera. Dari data yang didapat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Kampung Panawuan adalah salah satu daerah yang memiliki jumlah produsi tenun
sutera yang cukup besar dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Garut.
Namun produksi tenun sutera di Kampung Panawuan masih belum optimal bila
dibandingkan dengan Kecamatan lain karenakan masih menggunakan Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM), sehingga proses produksinya sedikit lebih lama jika
dibandingkan dengan menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
5.5.1 Proses Produksi Tenun
Pada proses pembuatan tenun sutera ada beberapa langkah yang dilakukan
sampai menjadi kain tenun. Langkah-langkah pembuatan tenun sutera seperti
penggamingan, pengelosan, penghanian, pengikatan, pencelupan, pencoletan,
pencucian, penguraian benang, pemaletan, penenunan.
5.5.1.1 Proses Plangkan
Proses plangkan pada tenun ikat pakan yaitu menyusun benang pakan dari
bentuk streng atau kones ke dalam plangkan. Benang-benang ini tak perlu dikres
karena akan dibuat benang pakan. Benang-benang disusun secara teratur, dari
streng pertama sampai terakhir dan dari arah kiri ke kanan. Jumlah susunan streng
disesuaikan dengan lebar dan panjang kain yang akan dibuat, serta kerapatan sisir
yang akan digunakan. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang melakukan
proses plangkan sebesar Rp 25.000 per kg.
35
5.5.1.2 Proses Pengikatan
Pengikatan merupakan proses untuk menentukan pembuatan motif tenun.
Apabila terjadi kesalahan proses ini akan berakibat fatal yaitu akan merusak
motif. Motif yang terbentuk akan menjadi abstrak dan tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Sebelum mengikat benang, terlebih dahulu harus membuat pola di
atas benang yang sudah diplangkan. Pengikatan dilakukan dengan mengikuti pola
atau motif yang sudah digambar. Tali yang digunakan adalah tali plastik atau tali
rafia. Teknik ikatan ini harus benar karena ikatan yang bagus adalah ikatan yang
tepat pada garis pola dan ikatannya padat, sehingga warna tidak tembus pada
benang yang sudah diikat. Tujuan dari proses pengikatan adalah untuk
menghalangi zat pewarna masuk kedalam benang. Upah yang diberikan kepada
pengikat benang adalah sebesar Rp 200.000 per baki.
5.5.1.3 Proses Pewarnaan
Cara pewarnaan benang pada tenun ikat pakan ini secara prinsip tidak jauh
berbeda dengan cara pewarnaan pada pembuatan tenun lurik, baik campuran zat
pewarnanya maupun proses pencelupannya. Satu hal yang perlu diperhatikan
adalah cara teknik penghalang zat pewarnanya dngan teknik membuka ikatan.
Terlebih dahulu dipilih warna tua, karena warna tua tidak tertutup dengan wrana
yang lebih muda. Benang-benang yang sudah diberi zat pewarna lalu dikeringkan,
setelah benang-benang tersebut kering dilanjutkan dengan pekerjaan membuka
ikatan atau membatil. Membuka ikatan harus dilakukan secara hati-hati jangan
sampai ada benang yang terputus, bila ada benang yang putus maka harus
langsung disambung.
5.5.1.4 Proses Pemaletan
Proses pemaletan adalah memindahkan benang pakan dari bentuk streng
ke dalam kelenting sehingga menjadi benang dalam bentuk paletan dengan
menggunakan alat pintal benang. Benang yang dipalet tidak boleh melewati ujung
kelenting karena dapat mengakibatkan benang dari teropong sulit ditarik dan
keluar. Susunan benang pada kelenting lebih banyak pada bagian tengahnya,
untuk mempermudah benang keluar dari teropong. Hal yang paling penting untuk
dipehatikan dalam pembuatan tenun ikat pakan adalah pemberian nomor atau
36
kode pada benang yang sudah dipalet, karena benang dalam palet berkaitan
dengan motif. Apabila salah memberi nomor atau mengambil benang, motif
tenunan tidak akan sempurna. Upah yang diberikan kepada pemalet benang
adalah sebesar Rp 30.000 per kg.
5.5.1.5 Proses Penghanian atau Nyekir
Sekiran adalah alat untuk menyusun benang lungsi. Pada proses ini motif
sudah bisa ditentukan. Proses ini merupakan pekerjaan penggulungan benang dari
bentuk kelos kedalam tambur (bom besar) dalam keadaan sejajar satu sama lain
dan membentuk lapisan. Seluruh benang yang tergulung dan tersusun harus
mempunyai ketegangan yang sama. Apabila ada benang terputus pada saat
digulung maka harus secepatnya disambung agar pada saat penenunan tidak
terjadi kelonggaran atau lobang pada kain. Proses ini sangat memerlukan
ketelitian dalam memperhatikan jumlah benang, tata warna benang dan lancarnya
putaran kelos pada sekiran karena kekeliruan pada proses ini akan menghambat
pada saat proses penenunan. Upah yang diberikan kepada penghani benang
sebesar Rp 100.000 per 50 meter.
5.5.1.6 Proses Pengeboman
Proses pengeboman adalah memindahkan benang dari tambur (bom besar)
kedalam bom kecil yaitu bom penggulung benang lungsi. Bom inilah yang
nantinya tersimpan pada alat tenun ATBM. Proses ini juga bertujuan agar
ketegangan dan kesejajaran benang sama dan jika ada kesalahan dalam proses
penyekiran dapat diketahui. Upah yang diberikan kepada pengebom benang
sebesar Rp 100.000 per 50 meter.
5.5.1.7 Proses Penyucukan
Proses penyucukan yaitu proses memasukkan benang-benang lungsi dari
bom kecil (benang lungsi sudah dikres pada saat penggulungan dari sekir) satu
demi satu benang tersebut dimasukkan pada mata gun yang sesuai dengan rencana
tenun. Benang lungsi melewati sisir, kemudian ditata, disetel dan digulung pada
bom penggulungan kain. Upah yang diberikan kepada penyucuk sebesar Rp
25.000 per kg.
37
5.5.1.8 Proses Penenunan
Pada proses penenunan diperlukan ketelitian dan kecermatan, tidak hanya
menenun saja namun juga mengatur motif sesuai dengan yang direncanakan. Cara
atau proses yang lain sama caranya seperti menenun pada pembuatan tenun lurik
maupun tenun ikat lungsi. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan finishing agar
hasil tenunan menjadi kelihatan lebih baik. Upah yang diberikan kepada penenun
sebesar Rp 25.000 per meter.
38
39
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Alokasi Dana Bantuan CSR PGN di Kampung Panawuan
Pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh Perusahaan Gas Negara
(PGN) di Kampung Panawuan Desa Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul
merupakan program untuk mencapai tujuan pengembangan produktivitas hasil
tenun sutera dan meningkatkan nilai jual kerajinan tenun sutera di Kampung
Panawuan, Garut. Melalui program CSR ini PGN ingin mengembangkan
kerajinan tenun sutera melalui peningkatan teknologi dan kompetensi SDM.
Penelitian ini difokuskan pada program CSR PGN peSngembangan
masyarakat bidang ekonomi di Kampung Panawuan. Terdapat dua jenis bantuan
yang diberikan CSR PGN yaitu bantuan dalam bentuk donasi dan capacity
building. Bantuan dalam bentuk donasi yaitu bantuan yang sifatnya bisa langsung
dilakukan oleh perusahaan berupa bantuan fisik dan kebutuhan masyarakat dalam
jangka pendek, seperti bantuan infrastruktur, bantu an kesehatan, dan lain
sebagainya. Jenis bantuan yang kedua adalah adalah bantuan yang berupa
capacity buiding. Jenis bantuan capacity building yaitu berupa pengembangan
kapasitas atau keahlian (skill) masyarakat, sifat jenis bantuan ini manfaatnya
diharapkan dapat dirasakan dalam jangka panjang bukan hanya masyarakat
penerima manfaat tetapi dapat juga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya secara
luas. Program bantuan dalam bentuk capacity building yaitu berupa pelatihanpelatihan pengembangan usaha lokal (local business development), seperti
pengembangan dan pelatihan teknis perajin tenun, peningkatan promosi tenun
sutera garut dan lain-lain. Pada jenis bantuan capacity building seperti pemberian
pelatihan, pemberian asset usaha berupa barang sesuai jenis pendampingan yang
telah dilakukan.
Pasal 74 Nomor 40 menjelaskan bahwa perseroan terbatas yang
menjalankan usaha yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam wajib
untuk melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Terdapat hak masyarakat
untuk mendapatkan program bantuan dari perseroan terbatas tersebut. Masyarakat
ingin memperoleh manfaat dari adanya keberadaan PGN di wilayah tentunya
harus mengikuti prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan. Prosedur untuk
mendapatkan program bantuan CSR PGN yaitu perorangan/kelompok/lembaga
40
mengajukan proposal kegiatan mereka kepada PGN yang diketahui Pemerintah
Desa. Setelah pengajuan proposal kegiatan, PGN mengundang pihak-pihak
tersebut untuk dilakukan penilaian (assessment) terhadap program-program yang
telah diajukan, setelah itu akan dibuatkan surat jawaban (disetujui/tidak disetujui)
kepada pihak pengaju program.
Implementasi program yang telah diajukan kepada perusahaan bisa berupa
bantuan donasi jangka pendek maupun dalam bentuk bantuan capacity building
yang telah dijelaskan sebelumnya. Implementasi program tersebut dilaksanakan
oleh perusahaan secara langsung kepada masyarakat atau perusahaan bermitra
dengan lembaga lokal seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM). Implementasi
program yang dapat dilakukan secara langsung oleh perusahaan kepada
masyarakat biasanya berupa donasi, misalnya bahan bangunan untuk kegiatan
infrastruktur, santunan anak yatim, pelayanan kesehatan gratis, dan lainnya,
sedangkan jenis bantuan capacity building dilaksanakan melalui mitra
perusahaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan perusahaan dalam melakukan
program tersebut, sehingga diperlukan mitra agar program dapat terlaksana
dengan baik.
Bantuan yang diberikan kepada masyarakat Panawuan baik melalui
perorangan, kelompok, ataupun lembaga yaitu berupa pinjaman uang, barang
yang menunjang sarana prasarana produksi tenun sutera, pelatihan-pelatihan
pengembangan usaha lokal dan peningkatan keterampilan perajin tenun.
Keberlanjutan program bantuan CSR PGN merupakan salah satu harapan dari
pihak perusahaan maupun penerima manfaat dapat terus merasakan manfaatnya.
Program bantuan CSR PGN yang dilaksanakan baik melalui perorangan,
kelompok, maupun lembaga memiliki batasan waktu dan anggaran pelaksanaan
program, sehingga nilai-nilai keberlanjutan dampak dan manfaat kepada
masyarakat merupakan capaian utama dari program bantuan CSR PGN. Alokasi
dana bantuan CSR PGN secara detail dapat dilihat pada Tabel 13.
41
Tabel 13 Alokasi Dana Bantuan CSR PGN di Kampung Panawuan Garut Tahun
2012-2015
No.
Keterangan
Jumlah
1. Dana Bantuan Infrastruktur
Rp 714.396.500
2. Dana Bantuan Finansial
Rp 260.000.000
3. Dana Bantuan Sarana dan Prasarana
Rp
54.500.000
4. Dana Bantuan Pengembangan dan Pelatihan Teknis Rp 1.171.871.000
Perajin Tenun Garut serta Promosi Tenun Garut
Total Bantuan
Rp 2.200.767.500
Sumber : Perusahaan Gas Negara (diolah), 2016.
6.1.1 Bantuan dalam Bentuk Donasi
Bantuan dalam bentuk donasi yaitu bantuan yang sifatnya bisa langsung
dilakukan oleh perusahaan berupa bantuan fisik dan kebutuhan masyarakat dalam
jangka pendek, seperti bantuan kesehatan, dan lain sebagainya. Bantuan donasi
yang diberikan CSR PGN di Kampung Panawuan adalah bantuan infrastruktur,
bantuan finansial, bantuan sarana dan prasarana.
1. Bantuan Infrastruktur
Bantuan yang diberikan CSR PGN kepada masyarakat Kampung
Panawuan yaitu bantuan peningkatan produktivitas tenun garut, seperti renovasi
musholla dan penyediaan tempat sampah dan pembangunan workshop. Bangunan
workshop ini dibangun untuk tempat dilaksanakannya pelatihan-pelatihan yang
diberikan PGN kepada perajin tenun sutera dan masyarakat Kampung Panawuan.
Bantuan pembangunan galeri untuk tempat menyimpan hasil produksi kain tenun
yang kemudian dipasarkan. Besaran dana bantuan infrastruktur yang diberikan
CSR PGN kepada masyarakat Kampung Panawuan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Besaran Dana Bantuan Infrastruktur CSR PGN Tahun 2012-2015
No.
Keterangan
Jumlah
1.
Bantuan Peningkatan Produktivitas Tenun Garut Rp 11.334.000
(Renovasi Musholla & Penyediaan Tempat Sampah)
2.
Bantuan Pembangunan Workshop
Rp 523.147.500
3.
Bantuan Pembangunan Galeri
Rp 179.915.000
Total Bantuan
Rp 714.396.500
Sumber : Perusahaan Gas Negara (diolah), 2016.
42
2. Bantuan Finansial
Bantuan finansial yang diberikan oleh CSR PGN adalah bantuan berupa
pinjaman uang yang dapat digunakan untuk modal usaha masyarakat Kampung
Panawuan. Besaran dana bantuan finansial yang diberikan CSR PGN kepada
masyarakat Kampung Panawuan sebesar Rp 260.000.000 periode tahun 20122015.
3. Bantuan Sarana dan Prasarana
Bantuan sarana dan prasarana yang diberkan oleh CSR PGN adalah
bantuan berupa peralatan tenun dan alat produksi lainnya yang menunjang untuk
proses produksi. Besaran dana bantuan sarana dan prasarana yang diberikan CSR
PGN kepada masyarakat Kampung Panawuan sebesar Rp 54.5000.000 periode
tahun 2012-2015.
6.1.2 Bantuan Capacity Building
Bantuan capacity building yaitu berupa pengembangan kapasitas atau
keahlian (skill) masyarakat, sifat jenis bantuan ini manfaatnya diharapkan dapat
dirasakan dalam jangka panjang bukan hanya masyarakat penerima manfaat tetapi
dapat juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar secara luas. Program bantuan
dalam bentuk capacity building berupa pelatihan-pelatihan pengembangan usaha
lokal (local business development), seperti pengembangan dan pelatihan teknis
perajin tenun, peningkatan promosi tenun sutera garut. Besaran dana bantuan
dalam bentuk capacity building CSR PGN kepada masyarakat Kampung
Panawuan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Besaran Dana Bantuan dalam Bentuk Capacity Building CSR PGN
Tahun 2012-2015
No.
Keterangan
Jumlah
1. Bantuan Pengembangan dan Pelatihan Teknis
Rp 756.500.000
Perajin Tenun Garut melalui CTI selama 1 tahun
2. Bantuan Promosi Tenun Garut
Rp 415.371.000
Total Bantuan
Rp 1171.871.000
Sumber : Perusahaan Gas Negara (diolah), 2016.
Bantuan pengembangan dan pelatihan teknis perajin tenun Garut melalui
CTI selama satu tahun diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
perajin tenun di Kampung Panawuan dalam menciptakan kreativitas yang berbasis
43
inovasi, meningkatkan skill dan lain-lain. Bantuan promosi tenun Garut diberikan
dengan tujuan untuk meningkatkan potensi tenun sutera garut.
6.2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kampung Panawuan
Tingkat kesejahteraan masyarakat Kampung Panawuan dapat dilihat dari
penerimaan pemilik usaha tenun sutera di Kampung Panawuan yang semakin
meningkat. Selain itu, berkurangnya jumlah pengangguran di Kampung Panawuan
karena setelah adanya program CSR PGN tercipta lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar. Kelayakan dari usaha tersebut akan mempengaruhi
penerimaan pemilik usaha yang juga akan mempengaruhi pendapatan tenaga
kerja.
6.2.1 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera Panawuan
Kabupaten Garut
Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan 11
unit usaha tenun sutera Panawuan Garut yang telah berjalan. Analisis kelayakan
finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi,
seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost
Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PBP). Analisis kriteria tersebut
menggunakan arus kas untuk mengetahui besarnya manfaat dan biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu. Arus kas membutuhkan penentuan asumsiasumsi yang terkait dengan usaha tenun sutera Panawuan Garut serta melakukan
analisis terhadap inflow dan outflow.
6.3.1.1 Analisis Inflow Usaha Tenun Sutera Panawuan Garut
Komponen inflow usaha tenun sutera Panawuan Garut diterima dari
penerimaan penjualan kain tenun sutera. Penerimaan penjualan diperoleh dengan
mengalikan harga jual dengan total penjualan kain tenun sutera. Terdapat 11 unit
usaha tenun sutera di Kampung Panawuan, rincian penerimaan penjualan dari 11
unit usaha tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.
44
Tabel 16 Penerimaan Penjualan Kain Tenun Usaha Tenun Sutera 1
Unit
usaha
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Tahun
2010-2018
2011-2019
2014-2022
2014-2022
2015-2024
2015-2024
2015-2023
2013-2021
2014-2022
2007-2016
2013-2022
Total
Jumlah Kain
Harga Jumlah
yang
Kain per meter
Diproduksi
(Rp)
(meter)
(2)
(1)
1800
200.000
600
200.000
600
300.000
600
200.000
480
200.000
400
300.000
360
300.000
900
200.000
433
300.000
267
300.000
384
500.000
6.824
Jumlah Penerimaan
(Rp)
3 = (1x2)
360.000.000
120.000.000
180.000.000
120.000.000
96.000.000
120.000.000
108.000.000
180.000.000
130.000.000
80.000.000
192.000.000
1.686.000.000
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
a. Pengusaha Tenun Sutera 1
Usaha tenun sutera 1 telah berjalan selama delapan tahun sejak tahun
2009. Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada
tahun 2010. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya
diasumsikan sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap
tahunnya juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 1
seharga Rp 200.000 per meter dari tahun 2010-2018. Hal ini merupakan asumsi
dari harga kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat
dijual sebanyak 1800 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari
penjualan 1800 meter kain tenun sebesar Rp 360.000.000.
b. Pengusaha Tenun Sutera 2
Usaha tenun sutera 2 telah berjalan selama tujuh tahun sejak tahun 2010.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2011. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 2 seharga
Rp 200.000 per meter dari tahun 2011-2019. Hal ini merupakan asumsi dari harga
45
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 600 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
600 meter kain tenun sebesar Rp 120.000.000.
c. Pengusaha Tenun Sutera 3
Usaha tenun sutera 3 telah berjalan selama empat tahun sejak tahun 2013.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2014. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 3 seharga
Rp 300.000 per meter dari tahun 2014-2022. Hal ini merupakan asumsi dari harga
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 600 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
600 meter kain tenun sebesar Rp 180.000.000.
d. Pengusaha Tenun Sutera 4
Usaha tenun sutera 4 telah berjalan selama empat tahun sejak tahun 2013.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2014. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 4 seharga
Rp 200.000 per meter dari tahun 2014-2022. Hal ini merupakan asumsi dari harga
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 600 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
600 meter kain tenun sebesar Rp 120.000.000.
e. Pengusaha Tenun Sutera 5
Usaha tenun sutera 5 telah berjalan selama satu tahun sejak tahun 2015.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2015. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 5 seharga
Rp 200.000 per meter dari tahun 2015-2024. Hal ini merupakan asumsi dari harga
46
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 480 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
480 meter kain tenun sebesar Rp 96.000.000.
f. Pengusaha Tenun Sutera 6
Usaha tenun sutera 6 telah berjalan selama tujuh tahun sejak tahun 2015.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2015. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 6 seharga
Rp 300.000 per meter dari tahun 2015-2024. Hal ini merupakan asumsi dari harga
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 400 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
400 meter kain tenun sebesar Rp 120.000.000.
g. Pengusaha Tenun Sutera 7
Usaha tenun sutera 7 telah berjalan selama tujuh tahun sejak tahun 2014.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2015. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 7 seharga
Rp 300.000 per meter dari tahun 2015-2023. Hal ini merupakan asumsi dari harga
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 360 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
360 meter kain tenun sebesar Rp 108.000.000.
h. Pengusaha Tenun Sutera 8
Usaha tenun sutera 8 telah berjalan selama tujuh tahun sejak tahun 2012.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2013. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 8 seharga
Rp 200.000 per meter dari tahun 2013-2021. Hal ini merupakan asumsi dari harga
47
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 900 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
900 meter kain tenun sebesar Rp 180.000.000.
i. Pengusaha Tenun Sutera 9
Usaha tenun sutera 9 telah berjalan selama tujuh tahun sejak tahun 2013.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2014. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 9 seharga
Rp 300.000 per meter dari tahun 2014-2022. Hal ini merupakan asumsi dari harga
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 433 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
433 meter kain tenun sebesar Rp 130.000.000.
j. Pengusaha Tenun Sutera 10
Usaha tenun sutera 10 telah berjalan selama 15 tahun sejak tahun 2007.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2008. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 10 seharga
Rp 300.000 per meter dari tahun 2007-2016. Hal ini merupakan asumsi dari harga
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 267 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
267 meter kain tenun sebesar Rp 80.000.000.
k. Pengusaha Tenun Sutera 11
Usaha tenun sutera 11 telah berjalan selama empat tahun sejak tahun 2012.
Benang sutera yang sudah dapat diproduksi menjadi kain tenun yaitu pada tahun
2013. Jumlah kain tenun yang dapat diproduksi setiap tahunnya diasumsikan
sama. Harga jumlah per kain dan jumlah penerimaan per tahun setiap tahunnya
juga diasumsikan sama. Harga jual kain tenun pada usaha tenun sutera 11 seharga
Rp 500.000 per meter dari tahun 2013-2022. Hal ini merupakan asumsi dari harga
48
kain tenun yang relatif tetap setiap tahunnya. Jumlah kain yang dapat dijual
sebanyak 384 meter kain tenun per tahunnya. Total penerimaan dari penjualan
384 meter kain tenun sebesar Rp 192.000.000.
6.3.1.2 Analisis Outflow Usaha Tenun Sutera Panawuan Garut
Analisis outflow Usaha Tenun Sutera Panawuan Garut merupakan biaya
pengeluaran yang haru dibayarkan untuk kebutuhan Usaha Tenun Sutera
Panawuan Garut demi kelancaran kegiatan Usaha Tenun Sutera. Arus pengeluaran
dalam Usaha Tenun Sutera dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu: biaya
investasi dan biaya operasional.
1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yan dikeluarkan pada saat awal proyek
yaitu pada tahun pertama. Pada kasus ini terdapat perbedaan dimana biaya
investasi tidak hanya dikeluarkan pada tahun pertama saja. Biaya investasi dapat
dikeluarkan kapan saja sesuai dengan keperluan Usaha Tenun Sutera Panawuan
Garut.
a. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 1
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 1 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2009 sebesar Rp 489.792.645. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2009-2018 sebesar Rp 32.700.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran 8.
49
b. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 2
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 2 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2010 sebesar Rp 24.189.950. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2010-2019 sebesar Rp 1.990.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran 9.
c. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 3
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 3 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2013 sebesar Rp 57.229.982. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2013-2022 sebesar Rp 2.030.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
10.
50
d. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 4
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 4 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2013 sebesar Rp 7.160.000. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2013-2022 sebesar Rp 1.960.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
11.
e. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 5
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 5 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2015 sebesar Rp 3.130.000. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2015-2024 sebesar Rp 130.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
12.
51
f. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 6
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 6 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2015 sebesar Rp 8.640.000. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2015-2024 sebesar Rp 640.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
13.
g. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 7
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 7 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar Rp 26.788.550. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2014-2023 sebesar Rp 1.360.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
14.
52
h. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 8
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 8 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2012 sebesar Rp 62.139.982. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2012-2021 sebesar Rp 2.940.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
15.
i. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 9
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 9 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2013 sebesar Rp 63.639.992. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2013-2022 sebesar Rp 2.240.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
16.
53
j. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 10
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 10 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2007 sebesar Rp 16.084.285. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2007-2016 sebesar Rp 2.170.000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
17.
k. Biaya Investasi Pengusaha Tenun Sutera 11
Biaya investasi pada Usaha Tenun Sutera 11 yaitu biaya investasi pabrik
dan peralatan mesin. Biaya investasi pabrik dan peralatan mesin merupakan biaya
yang dikeluarkan pada alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan Usaha
Tenun Sutera. Total biaya investasi yang diperlukan untuk pabrik dan peralatan
mesin yang dikeluarkan pada tahun 2012 sebesar Rp 29.020.000. Barang-barang
yang memiliki umur ekonomis kurang dari umur proyek, maka dilakukan
reinvestasi. Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha
Tenun Sutera terhadap kegiatan usaha demi terciptanya kelancaran proyek.
Barang tersebut merupakan barang yang vital bagi perusahaan apabila tidak ada
barang tersebut maka akan mengganggu jalannya kegiatan usaha tersebut. Biaya
reinvestasi dari tahun 2012-2021 sebesar Rp 2 120 000. Biaya reinvestasi
dikeluarkan karena umur ekonomis satu barang tidak sampai proyek selesai.
Rincian biaya investasi pabrik dan peralatan mesin dapat dilihat pada Lampiran
18.
54
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama
pelaksanaan usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
2.1 Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
produk yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan pengusaha Tenun Sutera
Panawuan Garut yaitu biaya upah tenaga kerja.
a. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 1
Pada tahun 2009-2018 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 1 sebesar Rp 19.347.250. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 8.
b. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 2
Pada tahun 2010-2019 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 2 sebesar Rp 17.980.800. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 9.
c. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 3
Pada tahun 2013-2022 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 3 sebesar Rp 22.490.400. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 10.
d. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 4
Pada tahun 2013-2022 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 4 sebesar Rp 7.780.800. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 11.
55
e. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 5
Pada tahun 2015-2024 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 5 sebesar Rp 20.415.600. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 12.
f. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 6
Pada tahun 2015-2024 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 6 sebesar Rp 45.230.400. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 13.
g. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 7
Pada tahun 2014-2023 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 7 sebesar Rp 19.200.000. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 14.
h. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 8
Pada tahun 2012-2021 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 8 sebesar Rp 38.880.000. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 15.
i. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 9
Pada tahun 2013-2022 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 9 sebesar Rp 18.248.600. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 16.
j. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 10
Pada tahun 2007-2016 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 10 sebesar Rp 19.200.000. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
56
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 17.
k. Biaya Tetap Pengusaha Tenun Sutera 11
Pada tahun 2012-2021 biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha Tenun
Sutera 11 sebesar Rp 19.360.000. Usaha berjalan dengan baik dan total yang
dikeluarkan setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada
Lampiran 18.
2.2 Biaya Variabel atau Tidak Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah
produk yang dihasilkan dalam proses produksi. Biaya variabel pada usaha ini
adalah biaya pengadaan input tenun sutera.
a. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 1
Pada tahun 2009-2018 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 1 sebesar Rp 123.697.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 1 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 8.
b. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 2
Pada tahun 2010-2019 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 2 sebesar Rp 74.302.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 2 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 9.
c. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 3
Pada tahun 2013-2022 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 3 sebesar Rp 75.599.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 3 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 10.
57
d. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 4
Pada tahun 2013-2022 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 4 sebesar Rp 76.931.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 4 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 11.
e. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 5
Pada tahun 2015-2024 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 5 sebesar Rp 48.276.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 5 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 12.
f. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 6
Pada tahun 2015-2024 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 6 sebesar Rp 52.083.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 6 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 13.
g. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 7
Pada tahun 2014-2023 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 7 sebesar Rp 55.362.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 7 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 14.
h. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 8
Pada tahun 2012-2021 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 8 sebesar Rp 77.481.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 8 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 15.
i. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 9
Pada tahun 2013-2022 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 9 sebesar Rp 52.382.500. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
58
Tenun Sutera 9 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 16.
j. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 10
Pada tahun 2007-2016 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 10 sebesar Rp 33.228.500. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 10 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 17.
k. Biaya Variabel Pengusaha Tenun Sutera 11
Pada tahun 2012-2021 biaya variabel yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 11 sebesar Rp 123.697.000. Total yang dikeluarkan oleh pengusaha
Tenun Sutera 11 setiap tahunnya relatif konstan. Rincian biaya tetap dapat dilihat
pada Lampiran 18.
6.3.1.3 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera Panawuan Garut
Kelayakan finansial Usaha Tenun Sutera ini dapat dilihat dari beberapa
kriteria penilaian investasi, yaitu: Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net B/C, dan Payback Period (PBP). Hasil perhitungan kriteria
penilaian investasi pada 11 unit usaha Tenun Sutera Panawuan Garut sebagai
berikut :
a. Usaha Tenun Sutera 1
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 1
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 1
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
715 450 232.3
11%
2
3 tahun 8 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 1 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 715.450.232,3.
59
Hal ini menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp
715.450.232,3 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 1 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh sebesar 11 persen dimana IRR tersebut
lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5 persen. Hal ini
menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat pengembalian
modal
sebesar 11 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 1 ini layak untuk
dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar dua. Hal ini berarti setiap
Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar Rp 2. Nilai Net
B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak untuk
dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar tiga tahun
delapan bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga
berdasarkan kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan
investasi Usaha Tenun Sutera 1 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 10.
b. Usaha Tenun Sutera 2
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 2
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 2
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
104 366 133
12%
2
10 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 2 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu 104.366.133. Hal ini
menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 104.366.133
berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 2 ini,layak untuk dilanjutkan. Nilai
IRR yang diperoleh yaitu sebesar 12 persen dimana IRR tersebut lebih besar dari
discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5 persen. Hal ini menunjukan
bahwa usaha mampu memberikan tingkat pengembalian
modal sebesar 12
persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 2 ini layak untuk dilanjutkan. Nilai
Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar dua. Hal ini berarti setiap Rp 1 yang
60
dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar Rp 2. Nilai Net B/C yang
diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak untuk dilanjutkan.
Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar 10 bulan. Nilai PBP ini
masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan kriteria PBP usaha ini
layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi Usaha Tenun Sutera 2
Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 11.
c. Usaha Tenun Sutera 3
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 3
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 3
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
624 042 000
44%
5
7 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 3 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 624.052.000. Hal
ini
menunjukan
usaha
ini
akan
memberikan
manfaat
bersih
sebesar
Rp624.052.000 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 3 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 44 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 44 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 3
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar lima. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 5. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar tujuh
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 3 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 12.
61
d. Usaha Tenun Sutera 4
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 4
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 4
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
172 955 747
27%
3
2 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 4 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 172.955.747. Hal
ini
menunjukan
usaha
ini
akan
memberikan
manfaat
bersih
sebesar
Rp172.955.747 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 4 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 27 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 27 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 4
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar tiga. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 3. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar dua
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 4 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 13.
e. Usaha Tenun Sutera 5
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 5
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 5
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Hasil
126 466 247
29%
3
11 bulan
62
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 5 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 126.466.247. Hal
ini
menunjukan
usaha
ini
akan
memberikan
manfaat
bersih
sebesar
Rp126.466.247 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 5 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 29 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 29 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 5
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar tiga. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 3. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar sebelas
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 5 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 14.
f. Usaha Tenun Sutera 6
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 6
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 6
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
57 126 218,6
10%
2
4 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 6 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 57.126.218,6. Hal
ini menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp
57.126.218,6 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 6 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 10 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
63
pengembalian modal sebesar 10 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 6
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar dua. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 2. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar empat
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 6 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 15.
g. Usaha Tenun Sutera 7
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 7
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 7
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
234 408 414
50%
4
3 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 7 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 234.408.414. Hal
ini
menunjukan
usaha
ini
akan
memberikan
manfaat
bersih
sebesar
Rp234.408.414 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 7 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 50 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 50 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 7
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar empat. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 4. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar tiga
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
64
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 7 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 16.
h. Usaha Tenun Sutera 8
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 8
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 8
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
346 008 739,3
25%
3
1 tahun
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 8 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 346.008.739,3.
Hal ini menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar
Rp346.008.739,3 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 8 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 25 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 25 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 8
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar tiga. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 3. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar satu
tahun. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 8 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 17.
i. Usaha Tenun Sutera 9
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 9
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 25.
65
Tabel 25 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 9
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
356 447 367,9
35%
4
1 tahun 1 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 9 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 356.447.367,9.
Hal ini menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar
Rp356.447.367,9 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 9 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 35 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 35 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 9
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar empat. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 4. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar satu
tahun satu bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga
berdasarkan kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan
investasi Usaha Tenun Sutera 9 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 18.
j. Usaha Tenun Sutera 10
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 10
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 10
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
226 852 920,9
31%
4
6 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 10 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 226.852.920,9.
66
Hal ini menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar
Rp226.852.920,9 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 10 ini, layak
untuk dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 31 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 31 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 10
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar empat. Hal
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 4. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar enam
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 10 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 19.
k. Usaha Tenun Sutera 11
Hasil perhitungan kriteria penilaian investasi pada Usaha Tenun Sutera 11
Panawuan Garut dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tenun Sutera 11
Kriteria
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Hasil
218 792 847
18%
3
6 bulan
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial dapat dilihat bahwa Usaha Tenun
Sutera 11 menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 218.761.506.
Hal ini menunjukan usaha ini akan memberikan manfaat bersih sebesar
Rp218.761.506 berdasarkan kriteria NPV Usaha Tenun Sutera 11 ini, layak untuk
dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 18 persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari discount rate (suku bunga) yang ditetapkan yaitu 5
persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha mampu memberikan tingkat
pengembalian modal sebesar 18 persen. Berdasarkan IRR Usaha Tenun Sutera 11
ini layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar tiga. Hal
67
ini berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan menghasilkan tambahan manfaat sebesar
Rp 3. Nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu, sehingga usaha ini layak
untuk dilanjutkan. Payback Period (PBP) yang diperoleh adalah sebesar enam
bulan. Nilai PBP ini masih berada dibawah umur usaha, sehingga berdasarkan
kriteria PBP usaha ini layak untuk dilanjutkan. Rincian Perhitungan investasi
Usaha Tenun Sutera 11 Panawuan Garut dapat dilihat pada Lampiran 20.
Berdasarkan penjelasan diatas maka di dapat kesimpulan bahwa kegiatan
11 unit usaha tenun sutera di Kampung Panawuan layak untuk dijalankan dan
memberikan manfaat positif kepada masyarakat lokal.
6.3 Tingkat Efektifitas Hasil Terhadap Lima Kapital di Kampung Panawuan
6.3.1 Sustainable Livelihood Masyarakat Kampung Panawuan Sebelum dan
Setelah Adanya CSR PGN
Penghidupan atau bisa disebut livelihood merupakan istilah pembangunan
yang menggambarkan kemampuan, kepemilikan serta aktivitas sebuah individu
ataupun masyarakat terhadap modal/asset. Aset disini dapat disebut sebagai
bentuk dari pengaruh kehidupan masyarakat pedesaan yaitu natural capital,
human capital, financial capital, physical capital dan social capital yang nantinya
dapat disederhanakan sebagai bentuk segi lima penghidupan atau petagon aset.
Output dari hasil analisis ini adalah tingkat penghidupan berkelanjutan
(sustainable livelihood) di Kampung Panawuan dengan tingkat penghidupan
keberlanjutan diperoleh dari tingkat akumulasi kelima aset livelihood (natural
capital, human capital, financial capital, physical capital dan social capital)
diasumsikan dengan hasil yang diperoleh dari kuesioner dan observasi terhadap
responden baik berupa data primer maupun sekunder. Perhitungan metode
pendekatan kuantitatif maka digunakan perhitungan skoring dengan masing –
masing nilai dicocokkan dengan kriteria penilaian yang ada (berdasarkan hasil
dari kuesioner). Dengan begitu, penilaian terhadap total skor antara lain dapat
diketahui seberapa besar nilai maksimal akses atas aset di Kampung Panawuan.
Adapun penilaian untuk data yang dihitung dari masing – masing variabel dapat
dilihat pada Tabel 28.
68
Tabel 28 Hasil Penilaian Social Capital
Aspek Social Capital
Kelompok tenun
Keikutsertaan peran
Relasi petenun
Pemberdayaan masyarakat
Lembaga sosial
Pengambilan keputusan
Perselisihan petenun
Total Nilai
Sebelum
6,91
5,76
10,96
4,48
8,19
4,31
13,52
54,12
Sesudah
14,29
9,34
11,34
10,79
10,32
6,87
13,94
76,89
Selisih
7,38
3,58
0,38
6,31
2,13
2,56
0,42
22,77
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Hasil analisis kriteria social capital pada Tabel 28 dapat disimpulkan
bahwa hubungan sosial antar petenun sutera tetap terjaga harmonis dalam
kehidupan sehari-hari. Terdapat lebih dari empat kelompok tenun sutera dengan
jumlah anggota kelompok yang berbeda-beda. Keikutsertaan responden menjadi
anggota kelompok masih banyak yang aktif dan semakin meningkat peran serta
dalam pengambilan keputusan. Sesekali terjadi perselisihan yang diakibatkan dari
perbedaan harga antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Berfungsinya
kelompok sosial yang ada di Kampung Panawuan seperti kelompok ibu-ibu PKK,
Lembaga Pemberdayaan Wanita yang dibentuk oleh PGN, serta Koperasi Tenun
Sutera. Dapat disimpulkan bahwa nilai social capital di Kampung Panawuan
meningkat. Saat sebelum adanya program CSR PGN bernilai sebesar 54,12
menjadi sebesar 76,89 setelah adanya program CSR PGN.
Table 29 Hasil Penilaian Physical Capital
Aspek Physical Capital
Keamanan bangunan tenun sutera
Fasilitas air bersih
Kondisi jalan raya
Keterjangkaua akses komunikasi
Kelengkapan alat produksi
Teknologi
Total nilai
Sebelum
10,05
12,74
6,67
13,08
6,47
10,05
59,05
Sesudah
12,54
13,28
13,33
13,38
11,49
10,05
74,08
Selisih
2,49
0,54
6,66
0,3
5,02
0
15,03
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Hasil analisis kriteria physical capital pada Tabel 29 dapat disimpulkan
bahwa, fasilitas air bersih yang dibutuhkan masyarakat semakin lebih mudah.
Sebelumnya, masyarakat mendapatkan air bersih dari sumur timba, namun
sekarang mulai banyak yang menggunakan sumur pompa untuk memenuhi
69
kebutuhan air bersih mereka. Masyarakat Kampung Panawuan dapat memperbaiki
jalan raya yang dapat diakses menuju lokasi usaha tenun sutera, yang sebelumnya
jalanan berbentuk pasir berbatu menjadi jalanan aspal. Keterjangkauan
infrastruktur komunikasi semakin meningkat. Kelengkapan alat-alat tenun dan
teknologi yang diberikan oleh PGN juga semakin bertambah dalam memudahkan
proses produksi tenun sutera serta bertambahnya fasilitas yang diberikan oleh
PGN berupa sekolah, musholla, galeri, gedung workshop. Nilai physical capital di
Kampung Panawuan meningkat dari sebesar 59,05 menjadi 74,08 setelah adanya
program CSR PGN.
Tabel 30 Hasil Penilaian Natural Capital
Aspek Natural Capital
Kepemilikan Lahan
Kesuburan tanah
Sumber air
Pelestarian alam
Intensitas bencana alam
Pemanfaatan limbah
Total nilai
Sebelum
13,58
12,49
13,08
5,32
11,79
3,83
60,10
Sesudah
14,63
13,48
14,48
9,00
14,08
6,97
72,64
Selisih
1,05
0,99
1,4
3,68
2,29
3,14
12,54
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Hasil analisis kriteria social capital pada Tabel 30 dapat disimpulkan
bahwa,
sebelum
adanya
program
CSR
PGN
masyarakat
cenderung
ketergantungan terhadap sumberdaya alam, hal tersebut menyebabkan eksploitasi
yang menyebabkan kualitas sumberdaya alam menurun sehngga tidak dapat lagi
dimanfaatkan, hal tersebut mengancam kesejahteraan masyarakat. Penghijauan
yang dilakukan oleh CSR PGN bersama masyarakat sekitar berupa menanam
pohon di lingkungan sekitar Kampung Panawuan. Kondisi di Kampung Panawuan
yang tadinya gersang menjadi subur dan sejuk setelah ditanami pepohonan.
Sebelum adanya program CSR PGN nilai natural capital sebesar 60,10 sedangkan
setelah adanya program CSR PGN nilai natural capital meningkat menjadi
sebesar 72,64.
70
Tabel 31 Hasil Penilaian Human Capital
Aspek Human Capital
Akses kesehatan
Jarak akses kesehatan
Tenaga kesehatan
Biaya berobat
Kebutuhan Gizi
Pelatihan
Pekerjaan lain
Keikutsertaan keluarga
Kepemilikan barang
Perbaikan pengangguran
Total nilai
Sebelum
4,75
8,75
5,58
9,58
4,75
8,75
5,58
9,58
5,19
2,06
49,70
Sesudah
5,37
8,51
6,48
8,84
5,37
8,51
6,48
8,84
5,97
4,18
60,72
Selisih
0,62
0,24
0,9
0,74
0,62
0,24
0,9
0,74
0,78
2,12
11,02
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Hasil analisis kriteria human capital pada Tabel 31 dapat disimpulkan
bahwa, peningkatan human capital berdampak positif bagi kehidupan masyarakat,
terlihat dari akses kesehatan masyarakat yang dikunjungi bertambah baik, dari
puskesmas beralih ke dokter umum. Jarak fasilitas semakin dekat dengan rumah.
Tenaga medis yang semakin professional, serta kebutuhan gizi yang terpenuhi
dari tahun ke tahun. Biaya berobat yang dikeluarkan oleh masyarakat sekarang
lebih terjangkau. Adanya usaha tenun sutera, tingkat pengangguran yang ada di
Kampung Panawuan menurun. PGN memberikan dana bantuan program CSR
kepada Kampung Panawuan dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat sekitar. Program-program yang diberikan oleh CSR
PGN diantaranya adalah diberikannya pelatihan-pelatihan kepada petenun sutera
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkreativitas dan meningkatkan
skill. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan human capital masyarakat
Kampung Panawuan. Sebelum adanya program CSR PGN di Kampung Panawuan
nilai human capital kurang maksimal atau rendah yaitu sebesar 49.70 dan setelah
adanya program CSR PGN nilai human capital meningkat menjadi sebesar 60.72.
Tabel 32 Hasil Penilaian Financial Capital
Aspek Financial Capital
Penghasilan
Pengeluaran
Peminjaman modal
Tabungan
Total nilai
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Sebelum
14,93
15,37
7,39
14,63
52,31
Sesudah
18,28
17,91
9,25
14,33
59,78
Selisih
3,35
2,54
1,86
0,3
7,47
71
Hasil analisis kriteria social capital pada Tabel 32 dapat disimpulkan
bahwa, adanya kegiatan usaha tenun sutera yang mengkibatkan munculnya unit
usaha terkait yang dapat memacu meningkatnya perekonomian masyarakat. Usaha
tenun sutera membutuhkan tenaga kerja untuk membantu menjalankan usaha
tersebut maka unit usaha tersebut menyerap tenaga kerja lokal untuk bekerja pada
unit usaha tenun sutera. Penghasilan yang diterima oleh masyarakat Kampung
Panawuan mengalami peningkatan, tetapi belum memberikan pengaruh yang
optimal karena harga pangan yang semakin mahal serta pola pengeluaran dalam
mencukupi kebutuhan hidup juga semakin meningkat. Sedangkan untuk kegiatan
menabung, mereka cenderung tidak mengalami perubahan tergantung kondisi
kebutuhan hidup yang terjadi. Nilai financial capital di Kampung Panawuan
meningkat dari sebesar 52.31 menjadi 59.78 setelah adanya program CSR PGN.
Tabel 33 Tingkat Sustainable Livelihood di Kampung Panawuan
Variabel
Sebelum
Human Capital
49.70
Natural Capital
60.10
Social Capital
54.12
Physical Capital
59.05
Financial Capital
52.31
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Nilai Total
Sesudah
Selisih
60.72
11,02
72.64
12,54
76.89
22,77
74.08
15,03
59.78
7,47
Pada Tabel 33 dapat disimpulkan bahwa nilai semua aset meningkat. Aset
yang paling tinggi setelah adanya program CSR PGN adalah social capital,
physical capital, natural capital, human capital, dan financial capital.
Hasil keseluruhan analisis sustainable livelihood dalam pentagon aset
petenun sutera dapat dilihat pada Gambar 7. Secara keseluruhan, mereka yang
mendapatkan program CSR PGN memberikan pengaruh besar terhadap social
capital, physical capital, natural capital, human capital, dan yang terakhir
financial capital. Kekuatan maksimal akses kepemilikan capital para petenun
sutera terdapat pada social capital. Kemudian physical capital, natural capital,
human capital dan yang terkecil financial capital.
72
Pentagon Aset
Sebelum
Sesudah
human capital
80.00
60.72
49.70
60.00
59.78
financial capital
52.31
40.00
20.00
0.00
59.05
74.08
physical capital
72.64
natural capital
60.10
54.12
76.89
social capital
Gambar 4 Pentagon Aset Sustainable Livelihood (Penulis 2016)
6.4 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Program CSR PGN terhadap
Masyarakat Lokal
6.4.1 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Usaha Tenun Sutera
Kegiatan usaha tenun sutera akan menimbulkan dampak terhadap
masyarakat sekitar lokasi tenun. Salah satu dampak yang paling terasa adalah
adanya dampak ekonomi yang muncul baik bersifat positif dan negatif. Dampak
positif yang terjadi dapat bersifat langsung (direct), yaitu munculnya lapangan
kerja baru bagi masyarakat sekitar, baik berprofesi sebagai petenun sutera,
maupun profesi lain yang sesuai dengan modal dan kemampuan masyarakat
setempat. Selain itu, dapat dimanfaatkan oleh petenun sutera untuk mendapatkan
barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan tenun seperti benang sutera yang
berada di sekitar lokasi tenun. Hal tersebut akan membuka kesempatan bagi
masyarakat lokal untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarga.
Selain dampak positif langsung yang muncul, ada dampak lain yang akan
timbul seperti dampak tidak langsung (indirect impact). Dampak tidak langsung
berupa aktivitas ekonomi lokal dari suatu pembelanjaan unit usaha penerima
dampak langsung dan dampak lanjutan (induced impact) dapat diartikan sebagai
aktivitas ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan usaha tenun sutera pada
73
dasarnya dilihat dari keseluruhan pengeluaran petenun sutera untuk pembelian
benang sutera dan pengeluaran lainnya.
6.4.1.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)
Berdasarkan sebaran responden petenun sutera di Kampung Panawuan,
struktur pengeluaran per tahun dalam satu tahun didapatkan proporsi terbesar dari
struktur pengeluaran tenun yaitu pembelian benang sebesar 49,97% dan upah
petenun sutera sebesar 34,33% hal ini menunjukan adanya usaha tenun sutera
memberikan peluang tenaga kerja bagi masyarakat disekitar usaha tenun sutera.
Hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34 Proporsi Struktur Pengeluaran Pemilik Usaha Tenun Sutera per Tahun
dalam Satu Tahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Komponen Biaya
Pembelian Mesin Tenun
Pembuatan Bak Celup
Pembelian Timbangan
Pembelian Alat-Alat Tenun
Pembelian Benang Sutera
Pembelian Pewarna
Pembelian Tali Rafia Khusus
Upah Tenaga Kerja
Total Biaya
Proporsi (%)
11,68%
0,17%
0,63%
0,63%
49,97%
2,76%
0,24%
34,33%
100
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Proporsi pengeluaran pemilik usaha tenun sutera terkait dengan unit usaha
yang tersedia dilokasi usaha tenun sutera, rata-rata pengeluaran pemilik usaha
tenun sutera untuk setiap unit usaha tenunnya selama satu tahun untuk pembelian
mesin tenun, benang, pewarna dan lain-lain sebesar Rp.144 763 873. Besarnya
pengeluaran pemilik usaha tenun sutera dalam satu tahun didasarkan pada jumlah
unit usaha tenun sutera di Kampung Panawuan yaitu sebanyak 11 unit usaha, jika
diasumsikan semua unit usaha berproduksi besarnya arus uang tersebut akan
menunjukan seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pengeluaran
pemilik usaha tenun sutera. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 35.
74
Tabel 35 Total Pengeluaran Petenun Sutera per Tahun dalam Satu Tahun Usaha
Tenun Sutera
No
1
2
3
4
5
Keterangan
Proporsi pengeluaran pemilik usaha tenun di Kampung
Panawuan (%)
Proporsi biaya di luar Kampung Panawuan (%)
Rata-rata pengeluaran pemilik usaha tenun sutera (Rp)
Jumlah unit usaha tenun sutera
Total pengeluaran pemilik usaha (E)
Jumlah
49
51
144.763.873
11
1.592.402.600
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Adanya kegiatan usaha tenun sutera membuka peluang bagi masyarakat
sekitar untuk membuka usaha yang berkaitan dengan kebutuhan pemilik usaha
tenun berlangsung. Selanjutnya adalah penerimaan unit usaha. Penerimaan unit
usaha didapatkan dari pengeluaran pemilik usaha. Sedangkan pengeluaran unit
usaha adalah pembelian bahan baku atau input-input tenun sutera. Secara rinci
proporsi pendapatan yang diterima pemilik usaha dan biaya-biaya yang
dikeluarkan terhadap penerimaan total unit usaha dapat dilihat pada Tabel 36.
Tabel 36 Proporsi Pendapatan dan Biaya Produksi Unit Usaha Terkait dalam Satu
Bulan di Lokasi Usaha Tenun Sutera
No
1
2
3
4
5
Komponen
Pendapatan pemilik
Pengeluaran dalam keluarga
Pembelian input/bahan baku
Upah Tenaga Kerja
Biaya penyusutan alat
Total
Proporsi (%)
5,56
1,83
55,78
36,15
0,66
100,00
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Berdasarkan hasil analisis pendapatan dalam unit usaha di Kampung
Panawuan, persentase terbesar berada pada komponen pembelian input/bahan
baku yaitu 55,78%. Hal ini disebabkan oleh unit usaha tenun sutera dimana
komponen pembiayaan terbesarnya adalah pembelian input/benang sutera sebesar
Rp 8.434.580.000. Pembiayaan tersebut mengakibatkan dampak yang besar bagi
komponen yang lain.
6.4.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact)
Manfaat dari keberadaan usaha tenun sutera di Kampung Panawuan sudah
sejak lama dirasakan oleh masyarakat sekitar lokasi, hal ini dikarenakan
75
keberadaan usaha tenun tersebut memberikan peluang kerja kepada masyarakat
lokal di sekitar lokasi tenun. Saat ini keterlibatan masyarakat dalam menjalankan
unit usaha sudah mulai berkembang dan sebagian dari mereka mengelola sendiri
usaha tersebut, tetapi beberapa pemilik usaha juga memiki tenaga kerja yang
membantu dalam menjalankan unit usaha tersebut.
6.4.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact)
Kegiatan usaha tenun sutera tidak hanya memberikan dampak baik secara
langsung maupun tidak langsung saja, akan tetapi kegiatan ini juga mampu
memberikan dampak lanjutan. Dampak lanjutan dapat diartikan sebagai suatu
pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja lokal di Kampung Panawuan.
Artinya yang dimaksud dengan tenaga kerja lokal dalam hal ini adalah tenaga
kerja yang terdiri dari tenaga kerja petenun sutera, tenaga kerja penggulung
benang, tenaga kerja penggunting kain, tenaga kerja pengelos, tenaga kerja
pemalet, tenaga kerja penotol, tenaga kerja pengikat benang dan tenaga kerja
pencolet. Dampak lanjutan merupakan pengeluaran sehari-hari tenaga kerja lokal
tersebut. Sebagian besar tenaga kerja lokal menggunakan pendapatan mereka
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka yaitu sebesar 78,29% dari total
pengeluaranya. Proporsi selanjutnya yaitu pengeluaran untuk biaya kebutuhan
rumah tangga sehari-hari (kebutuhan rumah tangga selain konsumsi) sebesar
10,63%. Besarnya proporsi untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari tersebut
dikarenakan tenaga kerja lokal selalu membeli barang lain selain konsumsi seperti
untuk biaya keperluan sekolah anak beserta uang jajan sehari, uang beli rokok,
kopi, dan keperluan rumah tangga lainnya. Proporsi rata-rata pengeluaran tenaga
kerja lokal dalam satu bulan dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37 Proporsi Rata-rata Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal Perbulan di lokasi
Usaha Tenun Sutera
No
Karakteristik
1
2
3
4
Konsumsi
Kebutuhan Sehari-hari
Listrik
Transportasi
Total Pengeluaran
Sumber : Data Primer (diolah), 2016
Rata-rata Pengeluaran Tenaga Kerja
Proporsi
dalam satu bulan (Rp)
897.500
78,29
121.839
10,63
44.643
3,89
82.357
7,18
1.146.339
100
76
6.4.1.4 Nilai Multiplier Effect dari Pengeluaran Petenun Sutera
Teori multiplier effect menyatakan bahwa suatu kegiatan akan dapat
memacu timbulnya kegiatan lain yang berkaitan dengan pengembangan
perekonomian suatu daerah (Glasson dalam Syaza, 2004). Kegiatan atau aktivitas
yang dimaksud adalah adanya kegiatan usaha tenun sutera yang mengkibatkan
munculnya unit usaha terkait yang dapat memacu meningkatnya perekonomian
desa. Selain itu, nilai multiplier effect juga digunakan dalam pengukuran dampak
ekonomi dari pengeluaran petenun sutera yang dapat digunakan untuk berbagai
tujuan dan digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Untuk mengukur dampak ekonomi suatu kegiatan usaha tenun sutera
terdapat tipe pengganda (META dalam Amanda, 2009) yaitu: (1) Keynesian Local
Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar pengeluaran petenun
sutera yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat local; (2) Ratio
Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan sebesar dampak langsung yang
dirasakan
dari
pengeluaran
petenun
sutera
yang
berdampak
terhadap
perekonomian lokal. Hasil perhitungan multiplier effect penelitian ini dijelaskan
pada Tabel di bawah ini dan lebih rinci disajikan pada Lampiran 19.
Tabel 38 Nilai Multiplier Effect dari Arus Uang yang terjadi di lokasi Usaha
Tenun Sutera Kampung Panawuan
No.
1.
2.
3.
Kriteria
Keynesian Income Multiplier
Ratio Income Multiplier Tipe I
Ratio Income Multiplier Tipe II
Nilai
0,65
2,42
7,78
Sumber : Data Primer (diolah), 2016.
Berdasarkan nilai yang disajikan dalam tabel didapatkan nilai Keynesian
Income Multiplier sebesar 0,65 yang artinya setiap terjadi peningkatan
pengeluaran petenun sutera sebesar satu satuan, maka akan berdampak terhadap
peningkatan masyarakat lokal sebesar 0,65 satuan.
Kemudian dampak ekonomi tidak langsung yang dirasakan tenaga kerja
lokal disekitar lokasi tenun sutera adalah upah yang didapatkan. Nilai Ratio
Income Multiplier Tipe I yang didapat sebesar 2,42 yang artinya apabila terjadi
peningkatan sebesar satu satuan terhadap penerimaan pemilik unit usaha maka
77
akan meningkatkan pendapatan tenaga kerja lokal sebesar 2,42 satuan. Nilai Ratio
Income Multiplier Tipe II sebesar 7,78 yang artinya apabila terjadi peningkatan
sebesar satu satuan terhadap pendapatan pemilik usaha maka akan mengakibatkan
peningkatan sebesar 7,78 satuan pada dampak langsung, tidak langsung maupun
lanjutan yang masing-masing berupa pendapatan pemilik usaha, dan tenaga kerja
serta pengeluaran konsumsi yang akan berputar pada masyarakat lokal di
Kampung Panawuan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka didapat kesimpulan bahwa kegiatan
usaha tenun sutera dengan bantuan dana CSR PGN di Kampung Panawuan telah
mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal Kampung Panawuan
baik secara langsung, tidak langsung maupun lanjutan.
6.5 Implikasi Kebijakan
Di Indonesia masih sangat sedikit perusahaan yang memiliki program
CSR sekaligus melaporkan pencapaian yang telah dilakukannya. Belum adanya
kebijakan dan peran pemerintah dalam panduan tentang batasan program-program
CSR, pengawasandan dalam hal pelaporan pencapaian program menunjukkan
indikasi bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia
masih belum berjalan dengan optimal di banding negara-negara lain di dunia.
Dari fenomena tersebut potensi permasalahan akan terjadi ketika
perusahaan tidak memberikan laporan yang objektif tentang pelaksanaan dan
pencapaian kegiatan CSR nya. Hal tersebut berdampak bagi pemangku
kepentingan yang tidak dapat membedakan mana perusahaan yang memiliki
program CSR yang sudah pemerintah harapkan (sesuai undang-undang) dan yang
belum sesuai harapan seperti yang di mandatkan dalam undang-undang. Dengan
demikian, nantinya akan terjadi kendala bagi stakeholder misalnya pemerintah
dalam memberikan reward dan punishment. Tanpa adanya fungsi reward dan
punishment dari stakeholder, perusahaan tidak akan termotivasi dengan baik
dalam melakukan kegiatan CSR nya.
Peran-peran tertentu
perlu ditingkatkan
oleh pemerintah dengan
kapasitasnya dalam isu CSR di Indonesia, misalnya dalam mandating di aspek
pengawasan dan pemberian reward dan sanksi terhadap perusahaan. Peran
kemitraan (partnership) harus secara nyata dilakukan sebagai bentuk penggerak
78
dan mediator antara dunia usaha (perusahaan) dengan masyarakat dalam
kerjasama-kerjasama
strategis
yang
mampu
meningkatkan
benefit
bagi
masyarakat sekitar perusahaan dan secara jangka panjang dapat memberikan
kontribusi bagi proses pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui
keterlibatan dunia usaha.
Pemerintah harus memberikan penguatan pada kebijakan CSR di
Indonesia sebagai upaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran dan membangun kapasitas dalam rangka
tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa CSR
adalah berdasar pada asas sukarela (voluntary basis).
2. Meningkatkan transparansi atas pelaksanaan CSR yang di mandatkan
oleh undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang tanggung jawab sosial
perusahaan. Ketersediaan informasi tentang kinerja perusahaan dalam
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pemangku kepentingan seperti investor, pemerintah, karyawan,
supplier dan konsumen sehingga mereka dapat menilai sejauh mana
perusahaan tersebut memiliki program CSR yang baik dan berkelanjutan.
3. Memfasilitsi investasi sosial dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan Socially Responsible Investment (SRI).
4. Proses pembandingan (bench marking atau best practice) bagi
perusahaan atau negara lain di dunia dalam hal pelaksanaan dan
pengawasan program CSR.
Dalam hal yang lebih spesifik meliputi pemberian panduan pelaporan yang
jelas bagi perusahaan dengan diawali dialog untuk kesepakatan tentang standar
yang akan dijadikan rujukan.
.
79
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan permasalahan di dalam penelitian yang
dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Besaran dana bantuan CSR yang diberikan oleh PGN kepada masyarakat
Kampung Panawuan sebesar Rp 2.200.767.500. Bantuan tersebut dalam
bentuk bantuan infrastruktur, bantuan sarana dan prasarana, bantuan
donasi dan bantuan dalam bentuk capacity building.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kampung Panawuan dengan konsep
Sustainable Livelihood meningkat setelah adanya program CSR yang
diberikan oleh PGN.
3. Hasil analisis kelayakan finansial dengan indikator NPV, IRR, Net B/C,
dan PBP menunjukkan bahwa 11 unit usaha tenun sutera di Kampung
Panawuan ini layak untuk dilanjutkan.
4. Nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 0,65. Ratio Income Multiplier
Tipe I sebesar 2,42 dan Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 7,88. Hal
ini menunjukan bahwa usaha tenun sutera telah memberikan dampak
ekonomi terhadap masyarakat lokal.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kesejahteraan, efektivitas hasil, dan
dampak ekonomi usaha tenun sutera sebelum menerima program CSR PGN dan
setelah menerima program CSR PGN maka saran yang diberikan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat efektivitas hasil dari usaha
tenun sutera setelah menerima program CSR PGN mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta keberlanjutan dari usaha tenun, sehingga perlu
keberlanjutan dari program CSR PGN terkait tenun sutera.
2. Perlu adanya penambahan anggota tenun sutera penerima program CSR PGN
agar petenun sutera mampu meningkatkan kesejahteraannya.
80
3. Perlu adanya peningkatan teknologi serta keterampilan dalam bertenun. Hal
ini dikarenakan untuk teknologi masih Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
perlu ditingkatkan menjadi Alat Tenun Mesin (ATM) agar produksi lebih
efisien dan optimal.
4. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang analisis lainnya tentang program CSR
CGS lainnya dalam bidang yang berbeda.
81
DAFTAR PUSTAKA
Amanda M. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari terhadap Pendapatan
Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang,
Provinsi Banten.[skripsi].Bogor (ID):Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor. Ambadar J. 2008. CSR dalam Praktik di
Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Anggraini, F.R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (ID): Simposium nasional Akuntansi 9 Padang.
Anonim. 2010. Annual Report Perusahaan Gas Negara. Jakarta: Perusahaan Gas
Negara.
Babatunde, K.A. 2013. Corporate Social Responsibility Effect On Consumer
Patronage-Management Perspective: Case Study Of A Telecommunication
Company In Nigeria. Malaysian Journal Of Communication. Vol.29(1)
2013: 55-71.
Departemen For International Development. 1999. Sustainable Livelihood
Guidance Sheets. London (UK).
[Disbudpar] Dinas Budaya dan Pariwisata. 2015. Pertumbuhan Kunjungan
Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara ke Obyek Wisata di
Kabupaten Garut Tahun 2010-2014. Garut (ID): Disbudpar.
[Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2016. Potensi Industri
Kabupaten Garut Tahun 2015. Garut (ID): Disperindag.
Dragicevic, Damir dkk. Reporting on Community Impacts: A survey conducted by
the Global Reporting Initiative.Global Reporting Initiative, 2008.
Gittinger. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI-Press. Jakarta.
Gray et al. 1986. Pengantar Evaluasi Proyek. PT. Gramedia. Jakarta.
Harahap. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Delapan. Jakarta (ID): PT. Rajasa
Grasindo Persada.
Husnan S. dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Ibrahim Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Cetakan Kedua. Rineka Ciptaka.
Jakarta.
Kasmir, Jaffar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Cetakan Keenam.
Kencana Prenada Media. Jakarta.
82
[Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2015. Perkembangan Ekspor Indonesia
Atas Produk Tekstil.
Lee M. A Review of the Theories of Corporate Social Responsibility: Its
Evolutionary Path and the Road Ahead. International Journal of
Management Reviews Doi : 10.1111/j.1468-2370.2007.00226.xx, 2008.
META, 2001. Planning for Marine Ecoturism in The EU Atlantic Area. England
(UK): University of The West of England.
Muljono, Pudji. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bogor (ID): Pustaka
Wirausaha Muda.
[PGN]. Perusahaan Gas Negara. 2016. Dana Bantuan CSR Panawuan Garut.
Rahman R. 2009. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan Kenyataan.
Yogyakarta: MedPress.
Rifa’I I. 2013. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan MAnfaat Ekonomi
Program Cotporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal
Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
[skripsi]. Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rosmini Y. 2014. Analisis Manfaat Program CSR (Corporate Social
Responsibility) Chevron Geothermal Salak, Ltd Bidang Ekonomi
Terhadap Pengembangan Usahatani Padi di Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor. [skripsi]. Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Saidi, Z dan Abidin. 2004. Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta (ID): Piramedia.
Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Saragih et al. 2007. Sustainable Livelihood Framework. Banda Aceh.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta (ID): UI-Press.
Solihin I. 2009. Corporate Social Responsibility: from Charity to Sustainability.
Jakarta. Salemba Empat.
Syahza, A. 2004. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Melalui
Pengembangan Industri Hilir Berbasis Kelapa Sawit di Daerah Riau.
Jurnal Sosiohumaniora. vol.6. no.3
Umar H. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ke-6.
Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.
Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social
Responsibility). Gresik: Fascho Publishing.
83
Zuhroh, D. dan L.P.P.H Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan
Soaial dalam laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor.
Jakarta (ID): Simposium Nasional Akuntansi VI.
84
85
LAMPIRAN
86
87
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN
LINGKUNGAN
Jl. Kamper level 5 Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor
16650
Telp. (0251) 8621 834, Fax (0251) 8421 762
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian mengenai “ANALISIS
MANFAAT
CORPORATE
SOCIAL
RESPONSIBILITY
(CSR)
PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) TERHADAP LIVELIHOOD
MASYARAKAT
DI
KAMPUNG
PANAWUAN,
KECAMATAN
TAROGONG KIDUL, GARUT” oleh Yovani Yolan Intani, mahasiswa
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I untuk
bekerjasama dalam pengisian kuesioner dengan harapan jawaban yang diberikan
bersifat objektif. Informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan dapat
dipastikan tidak untuk dipublikasikan demi kepentingan politis atau yang tidak
berhubungan dengan kelulusan mahasiswa. Atas perhatian dan partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Nama
:
Alamat / Kontak
:
Tanggal Wawancara :
A. Karakteristik Responden dan Rumah Tangga
1. Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan
2. Umur
: ……….. tahun
3. Status
: Menikah/Belum Menikah
4. Jumlah Tanggungan
: ……….. orang
5. Penduduk asli
: a. Ya
b. Tidak
6. Jika pendatang, alasan menetap di daerah ini :
a. Ikut suami/istri
b. Dekat dengan tempat kerja
c. Lainnya ………………….
7. Pendidikan formal terakhir
 SD
 SLTP/sederajat
 SMA/sederajat
:
: ……….. tahun
: ……….. tahun
: ……….. tahun
88
 Perguruan Tinggi (S1/S2/S3)

8. Jenis Pekerjaan
:
: ……….. tahun
a. PNS, …………………
b. Guru
c. Pegawai swasta, ……………..
9. Pendapatan per bulan
d. Buruh, ……………………
e. Wiraswasta, ……………...
f. Lainnya, ………………….
: Rp………………………………………….
10. Pendapatan anggota keluarga inti lainnya per bulan :
a.
b.
c.
d.
B.
Suami/istri
Anak 1
Anak 2
Lainnya
: Rp………………………………………………….
: Rp………………………………………………….
: Rp………………………………………………….
: Rp………………………………………………….
Karakter 5 Kapital dalam Sustainable Livelihood
Pada bagian B, Bapak/Ibu akan diberikan pertanyaan yang berkaitan
dengan kondisi sebelum dan sesudah adanya program bantuan dana CSR PGN.
Pertanyaan yang diberikan akan berhubungan dengan lima capital, yakni Human
Capital, Natural Capital, Financial Capital, Social Capital, dan Physical Capital.
Dan ada beberapa pertanyaan tertentu yang jawaban tersebut diberikan per point
atau nilai tertentu, yakni untuk
a. Skor
b. Skor
c. Skor
=1
=2
=3
d. Skor
e. Skor
=4
=5
1. Human Capital
1. Apa saja sarana-prasarana akses kesehatan yang sering anda kunjungi ?
Sebelum
Sesudah
a.
b.
c.
d.
e.
Posyandu
Puskesmas
Apotek
Klinik
Rumah Sakit
a.
b.
c.
d.
e.
Posyandu
Puskesmas
Apotek
Klinik
Rumah Sakit
2. Bagaimana akses anda terhadap fasilitas kesehatan selama ini ?
Sebelum
Sesudah
a. >4000m
a. >4000m
b. 3000 – 4000 m
b. 3000 – 4000 m
c. 2000 – 3000 m
c. 2000 – 3000 m
d. 1000 – 2000 m
d. 1000 – 2000 m
e. 0 – 1000 m
e. 0 – 1000 m
89
3. Jenis tenaga kesehatan apa yang paling sering diakses ?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Dukun
Bidan/perawat
Mantri
Dokter
Dokter spesialis
a. Dukun
b. Bidan/perawat
c. Mantri
d. Dokter
e. Dokter spesialis
4. Berapa biaya yang dikeluarkan saat berobat ?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
> Rp 200.000
Rp 151.000 – Rp 200.000
Rp 101.000 – 150.000
Rp 51.000 – Rp 100.000
Rp 0 – Rp 50.000
a.
b.
c.
d.
e.
> Rp 200.000
Rp 151.000 – Rp 200.000
Rp 101.000 – 150.000
Rp 51.000 – Rp 100.000
Rp 0 – Rp 50.000
5. Bagaimana kebutuhan gizi/nutrisi sehari-hari? Apakah sudah terpenuhi?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Kurang terpenuhi
Cukup terpenuhi
Terpenuhi
Lebih terpenuhi
Sangat terpenuhi
a. Kurang terpenuhi
b. Cukup terpenuhi
c. Terpenuhi
d. Lebih terpenuhi
e. Sangat terpenuhi
6. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh program CSR
PGN ?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak pernah
Pernah, 1 kali
Pernah, 2 kali
Pernah, 3 kali
Pernah, lebih dari 3 kali
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak pernah
Pernah, 1 kali
Pernah, 2 kali
Pernah, 3 kali
Pernah, lebih dari 3 kali
7. Adakan keterampilan atau pekerjaan lain yang anda miliki? Jika ada,
apakah keterampilan tersebut?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak tetap, sedikit
Ada, tidak tetap, banyak
Ada, tetap, dan sedikit
Ada, tetap dan banyak
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak tetap, sedikit
Ada, tidak tetap, banyak
Ada, tetap, dan sedikit
Ada, tetap dan banyak
90
8. Adakah keikutsertaan anggota keluarga dalam membantu usaha tenun
sutera? Jika ada, berapa orang yang membantu usaha tersebut dalam
sehari?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak tetap, 1 orang
Ada, tetap, 1 orang
Ada, tetap, 2 orang
Ada, semua anggota keluarga
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak tetap, 1 orang
Ada, tetap, 1 orang
Ada, tetap, 2 orang
Ada, semua anggota keluarga
9. Apa saja kepemilikan barang/teknologi yang anda sering gunakan dalam
sehari-hari?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Handphone, Radio
TV, Magic Com
Kulkas/mesin cuci
Laptop/computer
Kendaraan
Sepeda : ………… unit
Motor : ………….. unit
Mobil : ………….. unit
a. Handphone, Radio
b. TV, Magic Com
c. Kulkas/mesin cuci
d. Laptop/computer
e. Kendaraan
Sepeda : ………… unit
Motor : ………….. unit
Mobil : ………….. unit
10. Bagaimana kondisi pengangguran disekitar desa dan pengaruh adanya
CSR PGN terhadap pengangguran?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Banyak sekali
Banyak
Sedikit
Sedikit sekali
Tidak ada
a.
b.
c.
d.
e.
Banyak sekali
Banyak
Sedikit
Sedikit sekali
Tidak ada
II. Natural Capital
1. Bagaimana status kepemilikan lahan yang anda miliki?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Lahan Negara
Lahan desa
Sewa
Milik keluarga/warisan
Milik pribadi
a.
b.
c.
d.
a.
Lahan Negara
Lahan desa
Sewa
Milik keluarga/warisan
Milik pribadi
91
2. Bagaimana kondisi kesuburan tanah di sekitar Kampung Panawuan?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak subur
Kurang subur
Relatif subur
Subur
Sangat subur
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak subur
Kurang subur
Relatif subur
Subur
Sangat subur
3. Darimana sumber air diperoleh?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Hujan
Sungai
Saluran mata air
Sumur
Pompa/PDAM
a.
b.
c.
d.
e.
Hujan
Sungai
Saluran mata air
Sumur
Pompa/PDAM
4. Adakah bentuk upaya pelestarian yang dilakukan untuk menjaga
kelestarian alam sekitar? Misal: tanam pohon, membuat terasering,
menggunakan pupuk organic, rotasi lahan, dll.
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Pernah, 1 kali
Pernah, 2 kali
Pernah, kadang – kadang
Pernah, sering
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Pernah, 1 kali
Pernah, 2 kali
Pernah, kadang – kadang
Pernah, sering
5. Pernahkah terjadi bencana alam dalam setahun terakhir ini? Misal: banjir,
longsor, rotasi lahan, dll
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Sangat sering
Relatif sring
Pernah, beberapa kali
Pernah, kadang – kadang
Pernah sering
a. Sangat sering
b. Relatif sring
c. Pernah, beberapa kali
d. Pernah, kadang – kadang
e. Pernah sering
6. Bagaimana pemnfaatan limbah yang dihasilkan dari usaha tenun
sutera?
Sesudah
Sebelum
a. Tidak ada
b. Pernah dimanfaatkan
a. Tidak ada
b. Pernah dimanfaatkan
92
c. Kadang-kadang
d. Relatif dimanfaatkan
e. Sering dimanfaatkan
c. Kadang-kadang
d. Relatif dimanfaatkan
e. Sering dimanfaatkan
III. Social Capital
1. Ada berapa jenis kelompok petenun sutera yang ada di desa ini?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
1 kelompok
2 kelompok
3 kelompok
4 kelompok
> 4 kelompok
a.
b.
c.
d.
e.
1 kelompok
2 kelompok
3 kelompok
4 kelompok
> 4 kelompok
2. Apakah anda mengikuti salah satu kelompok tersebut dan apa perannya?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ikut
Iya, sebagai anggota pasif
Iya, sebagai anggota aktif
Iya, sebagai fasilitator
Iya, sebagai pengurus
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ikut
Iya, sebagai anggota pasif
Iya, sebagai anggota aktif
Iya, sebagai fasilitator
Iya, sebagai pengurus
3. Bagaimana hubungan antar masyarakat/petenun sutera di sekitar tempat
usaha?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak baik
Kurang baik
Cukup
Baik
Sangat baik
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak baik
Kurang baik
Cukup
Baik
Sangat baik
4. Bagaimana keberadaan program pemberdayaan masyarakat yang diberikan
baik dari CSR PGN maupun dari dinas terkait?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak aktif
Ada, kurang aktif
Ada, aktif
Ada, sangat aktif
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak aktif
Ada, kurang aktif
Ada, aktif
Ada, sangat aktif
93
5. Bagaimana keberadaan lembaga sosial masyarakat yang ada di sekitar
usaha? Misal: kelompok tenun sutera, kelompok ibu – ibu PKK, dan lainlain.
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak aktif
Ada, kurang aktif
Ada, aktif
Ada, sangat aktif
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Ada, tidak aktif
Ada, kurang aktif
Ada, aktif
Ada, sangat aktif
6. Bagaimana keterlibatan anda dalam mekanisme proses pengambilan
keputusan?
Sesudah
Sebelum
a. Tidak terlibat
b. Ikut terlibat dan tidak
punya suara
c. Ikut
terlibat
dan
mengikuti hasil keputusan
pemimpin
d. Ikut
terlibat
dan
memberikan suara
e. Ikut terlibat dan Menjadi
pengambil keputusan
a. Tidak terlibat
b. Ikut terlibat dan tidak punya
suara
c. Ikut terlibat dan mengikuti
hasil keputusan pemimpin
d. Ikut terlibat dan memberikan
suara
e. Ikut terlibat dan Menjadi
pengambil keputusan
7. Apakah pernah terjadi konflik antar masyarakat/petenun? Jika pernah,
seberapa sering dan apa pemicu perselisihan tersebut?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Sering konflik
Pernah, lebih dari 2 kali
Pernah, 2 kali
Pernah, 1 kali
Tidak pernah
a.
b.
c.
d.
e.
Sering konflik
Pernah, lebih dari 2 kali
Pernah, 2 kali
Pernah, 1 kali
Tidak pernah
IV. Physical Capital
1. Bagaimana kondisi keamanan rumah dan bangunan usaha tenun sutera?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak aman dan kuat
Kurang aman dan kuat
Cukup aman dan kuat
Aman dan kuat
Sangat aman dan kuat
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak aman dan kuat
Kurang aman dan kuat
Cukup aman dan kuat
Aman dan kuat
Sangat aman dan kuat
94
2. Bagaimana kondisi akses terhadap fasilitas air bersih dan sanitas warga?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Cukup sulit
Sulit
Relatif mudah
Mudah
Lebih mudah
a.
b.
c.
d.
e.
Cukup sulit
Sulit
Relatif mudah
Mudah
Lebih mudah
3. Bagaimana kondisi jalan raya menuju Kampung Tenun Garut?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Jalan tanah
Jalan sirtu
Jalan semi aspal
Jalan aspal
Jalan beton
a.
b.
c.
d.
e.
Jalan tanah
Jalan sirtu
Jalan semi aspal
Jalan aspal
Jalan beton
4. Bagaimana kondisi keterjangkauan akses komunikasi? Seperti: jaringan
seluler, jaringan internet
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak terjangkau
Sulit terjangkau
Cukup terjangkau
Terjangkau
Sangat terjangkau
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak terjangkau
Sulit terjangkau
Cukup terjangkau
Terjangkau
Sangat terjangkau
5. Bagaimana kelengkapan alat produksi usaha tenun sutera dan darimanaalat
tersebut diperoleh?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak lengkap
Kurang lengkap
Cukup lengkap
Lengkap
Sangat lengkap
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak lengkap
Kurang lengkap
Cukup lengkap
Lengkap
Sangat lengkap
95
6. Bagaimana teknologi produksi tenun sutera yang digunakan selama ini dan
darimana teknologi tersebut diperoleh?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Semi tradisional
Tradisional
Semi modern
modern
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak ada
Semi tradisional
Tradisional
Semi modern
modern
Diperoleh dari :
V. Financial Capital
1. Bagaimana pendapatan anda dengan adanya program CSR PGN? Berikan
alasan.
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Semakin menurun
Menurun
Tetap
Meningkat
Semakin meningkat
a.
b.
c.
d.
e.
Semakin menurun
Menurun
Tetap
Meningkat
Semakin meningkat
2. Bagaimana pengeluaran Anda jika di bandingkan sebelum dan setelah
adanya program CSR PGN? Berikan alasan.
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Semakin berkurang
Berkurang
Tetap
Bertambah
Semakin bertambah
a.
b.
c.
d.
e.
Semakin berkurang
Berkurang
Tetap
Bertambah
Semakin bertambah
3. Apa saja jenis layanan lembaga keuangan yang sering anda akses untuk
memberikan modal investasi? Berikan alasan.
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Rentenir
Pegadaian
Koperasi
Perbankan unit mikro
Perbankan
a.
b.
c.
d.
e.
Rentenir
Pegadaian
Koperasi
Perbankan unit mikro
Perbankan
96
4. Bagaimana besaran pendapatan yang anda gunakan untuk tabungan?
Sesudah
Sebelum
a.
b.
c.
d.
e.
Semakin berkurang
Berkurang
Tetap
Bertambah
Semakin bertambah
a.
b.
c.
d.
e.
Semakin berkurang
Berkurang
Tetap
Bertambah
Semakin bertambah
C. Cashflow Usaha Tenun Sutera
1. Komponen Outflow
Uraian
BIAYA INVESTASI
a. Tanah
Sewa
Milik sendiri
b. Bangunan
Gudang
c. Mesin
Mesin petenun sutera
d. Transfortasi
Mobil
Motor
e. Peralatan
Boom
Karap
Sisir
Injak - injak
Teropong
Palet
Cuban
Jumlah unit
Biaya per unit
Biaya total
97
Alat pemintal benang
Uraian
Jumlah unit
Biaya per unit
Biaya total
Jumlah unit
Biaya per unit
Biaya total
BIAYA VARIABEL
Bahan Baku
Kapas
Benang emas
Pewarna alami
Abu kayu bakkudu
Lainnya…..
Uraian
BIAYA TETAP
Tenaga Kerja
Biaya Penggunaan air
Listrik
2. Komponen Inflow
Uraian
Jumlah (Rp)
Period (bulan)
Jumlah (Rp)
Period (bulan)
Kredit/pinjaman
Sumber
98
Subsidi/Bantuan Pemerintah
Sumber
Jumlah (Rp)
Period (bulan)
Jumlah (Rp)
Period (bulan)
Sumber Lainnya
Uraian
D.
Data Nilai Dampak Ekonomi
1. Dampak Langsung
a. Jenis Unit Usaha
b. Penerimaan per bulan
c. Pengeluaran bulanan
2. Dampak Tidak Langsung
a. Unit Usaha
b. Jumlah Tenaga Kerja
c. Pendapatan per bulan
d. Pengeluaran per bulan
3. Dampak Lanjutan
a. Jenis Tenaga Kerja
b. Pendapatan per bulan
c. Pengeluaran per bulan
: ...
: ...
: ...
: ...
: ...
: ...
: ...
: ...
: ...
: ...
E. Data Pengeluaran Masyarakat di Kampung Panawuan
Pengeluaran Masyarakat per bulan
No.
Komponen
1.
Listrik
2.
Pendidikan
3.
Air
4.
Transportasi
5.
Cicilan ...
6.
Konsumsi
Jumlah
Satuan
Biaya persatuan
99
Lampiran 2 Data anggota tenun sutera Panawuan Garut
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Hendar
Ihin
Amat
Dikdik
Nandang
Zaenal
Iyus
Alfin
Esa
Dede
Tatang
Risman
Agus
Yadi
Nani
Jabatan
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
16
Eroh
Anggota
17
Deti
Anggota
18
Momoy
Anggota
19
Enung
Anggota
20
Rohmah
Anggota
21
Enung
Anggota
22
Enur
Anggota
23
Sinta
Anggota
24
Hera
Anggota
25
Elis
Anggota
26
Eseu
Anggota
27
Asep
Anggota
28
Deli
Anggota
29
Yati
Anggota
30
Onong
Anggota
Bagian
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Penggulung
Benang
Penggulung
Benang
Penggulung
Benang
Penggulung
Benang
Penggulung
Benang
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kain
Penggunting
Kelompok
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
Sutera Alam Family
100
Kain
31
32
33
34
35
36
37
38
Nenden
Diman
Fatimah
Nani
Udin
Saroh
Ipin
Kusma
Ketua
Anggota
Ketua
Anggota
Ketua
Anggota
Ketua
Anggota
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Lia
Ano
Awan
Kuskus
Rosi
Eva
Ganjar
Tatang
Yani
Rifan
Cece
Kurniawan
Asep
Iwan
Saroh
Edi
Jenab
Ujang
Iqbal
Ahmad
Naharudin
Miftah
Ilham
Yana
Ganjar
Susan
Nurhayati
Lia
Iwi
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Petenun
Pengelosan &
Pemaletan
Pencoletan
Petenun
Penotolan
Pengguntingan
Pengguntingan
Pengikatan
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Pemaletan
Pemaletan
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Petenun
Pengikat
Penotol
Pemaletan
Pengelosan
Barkah Sutera
Barkah Sutera
Fadilah Sutera
Fadilah Sutera
Kharisma Sutera
Kharisma Sutera
Pelangi Sutera
Pelangi Sutera
Pelangi Sutera
Zayen Sutera
Zayen Sutera
Zayen Sutera
Zayen Sutera
Zayen Sutera
Zayen Sutera
Tani Sutera
Tani Sutera
Tani Sutera
CPS
CPS
CPS
CPS
CPS
3 Saudara
3 Saudara
Tiga Putera
Tiga Putera
Tiga Putera
Tiga Putera
Tiga Putera
Tiga Putera
Ahkam Sutera
Ahkam Sutera
Ahkam Sutera
Ahkam Sutera
Ahkam Sutera
Ahkam Sutera
4
4
2
4
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
5
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
2
5
2
4
2
2
2
2
2
3
4
2
2
2
3
5
2
5
4
HC1
SB
SD
L
H
2
2
2
1
No
.
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
4
4
3
3
5
1
1
1
1
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
3
4
3
3
2
1
1
1
1
HC2
SB SD
L
H
5
5
Lampiran 3 Human Capital
3
4
4
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
HC3
SB
SD
L
H
5
5
5
1
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
1
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
3
5
HC4
SB
SD
L
H
5
4
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
HC5
SB
SD
L
H
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
5
2
4
5
5
1
1
2
1
1
1
1
1
5
1
3
1
1
5
HC6
SB
SD
L
H
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
4
4
2
4
4
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
4
4
2
HC7
SB
SD
L
H
4
4
1
1
1
5
5
1
1
2
3
1
3
1
1
1
1
5
1
5
5
2
4
4
5
5
3
2
4
3
1
3
1
1
1
1
5
1
5
5
HC8
SB
SD
L
H
1
1
4
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
5
5
5
2
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
5
2
5
5
HC9
SB
SD
L
H
1
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
HC10
SB
SD
L
H
2
3
101
2
2
1
4
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
4
4
1
3
2
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
2
3
2
4
5
2
2
2
3
2
2
4
2
2
4
4
2
2
4
HC1
SB
SD
L
H
2
2
22
21
No
.
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
3
5
5
5
5
4
4
4
5
5
2
4
5
5
3
HC2
SB
SD
L
H
4
4
Lampiran 3 (Lanjutan)
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
2
4
2
3
3
3
3
2
4
4
3
3
3
3
2
2
4
3
3
4
4
3
4
4
HC3
SB
SD
L
H
2
2
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
3
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
4
HC4
SB
SD
L
H
5
5
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
HC5
SB
SD
L
H
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
5
2
1
1
2
5
3
1
5
3
HC6
SB
SD
L
H
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
HC7
SB
SD
L
H
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
5
1
4
1
5
1
5
5
1
1
1
1
1
1
2
3
1
1
3
5
1
4
3
5
3
5
5
3
HC8
SB
SD
L
H
5
5
1
1
1
1
2
1
2
1
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
HC9
SB
SD
L
H
3
5
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
HC10
SB
SD
L
H
2
3
102
2
2
4
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
4
2
3
2
2
2
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
2
2
2
3
2
5
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
4
2
2
HC1
SB
SD
L
H
3
4
42
41
No
.
5
4
5
5
5
1
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
1
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
HC2
SB
SD
L
H
4
5
Lampiran 3 (Lanjutan)
3
3
3
3
3
4
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
4
4
4
3
4
3
2
2
3
2
3
3
3
4
4
3
2
HC3
SB
SD
L
H
2
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
1
4
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
4
4
5
5
HC4
SB
SD
L
H
5
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
HC5
SB
SD
L
H
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
2
2
5
5
3
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
HC6
SB
SD
L
H
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
HC7
SB
SD
L
H
1
1
3
4
5
1
4
1
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
4
5
4
4
4
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
HC8
SB
SD
L
H
1
1
2
1
2
4
4
2
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
5
5
5
5
5
2
5
1
2
2
2
2
2
5
5
5
5
2
5
HC9
SB
SD
L
H
2
5
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
HC10
SB
SD
L
H
2
3
103
1
2
3
2
64
65
66
67
: Human Capital 3
: Human Capital 4
: Human Capital 5
: Human Capital 6
: Human Capital 7
: Human Capital 8
: Human Capital 9
HC3
HC4
HC5
HC6
HC7
HC8
HC9
HC10 : Human Capital 10
: Human Capital 2
5
4
5
5
4
HC2
5
4
5
5
4
: Human Capital 1
2
3
2
2
4
HC2
SB
SD
L
H
5
5
HC1
Keterangan :
4
HC1
SB
SD
L
H
2
2
63
62
No
.
Lampiran 3 (Lanjutan)
2
2
2
2
4
2
3
2
2
4
HC3
SB
SD
L
H
3
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
HC4
SB
SD
L
H
5
5
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
HC5
SB
SD
L
H
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
HC6
SB
SD
L
H
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
HC7
SB
SD
L
H
1
1
1
1
1
1
5
1
2
1
1
5
HC8
SB
SD
L
H
1
1
1
1
1
1
1
5
2
2
2
5
HC9
SB
SD
L
H
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
HC10
SB
SD
L
H
2
3
104
4
4
4
4
4
3
4
5
4
2
4
5
4
4
5
4
5
4
4
2
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sebelum
5
4
5
5
5
5
4
4
5
4
3
4
5
4
5
4
5
4
4
4
Sesudah
NC1
1
No.
Lampiran 4 Natural Capital
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
3
Sebelum
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
Sesudah
NC2
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
Sebelum
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
3
Sesudah
NC3
3
2
1
1
2
2
2
1
3
2
4
2
1
2
2
1
2
4
2
1
Sebelum
4
5
4
4
4
2
2
2
4
3
5
5
3
5
4
4
4
4
4
2
Sesudah
NC4
2
3
3
3
1
5
4
3
4
3
3
3
3
2
2
2
3
4
2
4
Sebelum
4
4
4
4
4
5
4
3
4
3
4
4
3
3
5
3
3
4
4
4
Sesudah
NC5
4
1
1
1
2
1
1
2
1
1
3
2
3
1
1
1
1
1
1
1
Sebelum
5
1
1
1
5
4
5
3
5
3
4
4
5
4
4
4
4
2
4
1
Sesudah
NC6
105
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Sebelum
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
Sesudah
NC1
21
No.
Lampiran 4 (Lanjutan)
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
NC2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
Sesudah
NC3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
4
4
1
1
2
1
2
Sebelum
2
2
3
2
3
2
4
1
1
1
4
1
3
4
5
2
2
2
2
4
Sesudah
NC4
5
3
3
4
5
3
3
4
3
5
3
4
5
3
3
5
3
4
3
3
Sebelum
5
4
5
4
5
3
5
4
4
5
4
4
5
3
5
5
5
5
4
4
Sesudah
NC5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sebelum
1
1
1
4
4
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sesudah
NC6
106
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Sebelum
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
Sesudah
NC1
41
No.
Lampiran 4 (Lanjutan)
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
Sesudah
NC2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
Sesudah
NC3
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
1
2
Sebelum
2
2
4
2
3
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
2
3
Sesudah
NC4
3
4
3
3
4
4
4
5
4
3
4
3
4
5
4
3
4
3
3
5
Sebelum
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
3
4
5
4
3
4
3
3
5
Sesudah
NC5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sebelum
1
2
1
1
4
1
1
4
1
1
1
1
1
4
1
1
3
1
1
1
Sesudah
NC6
107
4
4
4
4
4
4
62
63
64
65
66
67
: Natural Capital 1
: Natural Capital 2
: Natural Capital 3
: Natural Capital 4
: Natural Capital 5
: Natural Capital 6
NC2
NC3
NC4
NC5
NC6
5
4
4
4
4
4
4
Sesudah
NC1
Keterangan :
4
Sebelum
NC1
61
No.
Lampiran 4 (Lanjutan)
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
NC2
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
5
4
4
Sesudah
NC3
2
1
2
2
1
1
1
Sebelum
2
1
2
3
2
1
3
Sesudah
NC4
4
5
3
4
3
5
5
Sebelum
5
5
4
5
4
5
5
Sesudah
NC5
1
1
1
1
1
1
1
Sebelum
1
1
1
1
1
3
1
Sesudah
NC6
108
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SBL
SDH
SC1
1
No.
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Lampiran 5 Social Capital
SBL
3
3
3
3
1
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
1
1
3
1
SDH
SC2
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
SBL
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
2
3
4
3
3
4
4
5
3
4
SDH
SC3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
SBL
3
1
1
1
4
2
1
1
4
4
3
1
2
4
3
2
4
4
4
4
SDH
SC4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
SBL
2
3
2
2
3
2
2
2
3
4
4
2
2
3
1
4
3
3
3
4
SDH
SC5
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
SBL
2
4
3
3
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
SDH
SC6
4
5
5
5
5
1
1
2
3
1
1
2
2
2
2
2
2
2
4
2
SBL
4
5
5
5
1
4
5
5
5
4
5
3
5
3
3
5
5
5
1
5
SDH
SC7
5
5
5
5
4
5
5
5
3
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
109
5
5
5
5
2
5
5
5
5
2
2
2
5
2
2
2
2
2
2
2
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
SBL
SC1
21
No.
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
SDH
Lampiran 5 (Lanjutan)
1
1
3
1
1
1
2
1
3
2
3
2
2
1
5
3
3
3
3
3
SBL
SC2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
SDH
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
SBL
SC3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
SDH
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
SBL
SC4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
1
4
3
4
4
3
4
4
SDH
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
2
3
2
2
3
3
2
4
SBL
SC5
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
2
4
SDH
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
5
4
4
1
3
3
SBL
SC6
1
1
2
2
2
1
3
2
1
2
2
2
1
3
5
5
4
2
5
5
SDH
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
SBL
SC7
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
SDH
110
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
SBL
SC1
41
No.
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
SDH
Lampiran 5 (Lanjutan)
3
3
3
3
3
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
SBL
SC2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
SDH
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
SBL
SC3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
SDH
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
SBL
SC4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
SDH
4
3
4
2
4
2
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
SBL
SC5
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
SDH
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
SBL
SC6
2
4
4
3
3
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
3
2
2
2
SDH
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
SBL
SC7
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
SDH
111
2
2
2
4
2
2
62
63
64
65
66
67
: Social Capital 1
: Social Capital 2
: Social Capital 3
: Social Capital 4
: Social Capital 5
: Social Capital 6
: Social Capital 7
SC2
SC3
SC4
SC5
SC6
SC7
5
5
5
5
5
5
5
SDH
SC1
Keterangan :
2
SBL
SC1
61
No.
Lampiran 5 (Lanjutan)
1
1
1
1
3
3
3
SBL
SC2
3
2
3
3
3
3
3
SDH
4
4
4
3
4
4
4
SBL
SC3
4
4
4
4
4
4
4
SDH
1
1
1
1
1
1
1
SBL
SC4
4
3
4
4
4
4
3
SDH
3
3
3
1
2
2
3
SBL
SC5
3
3
4
3
3
3
4
SDH
1
1
1
1
1
1
1
SBL
SC6
2
2
1
2
2
2
2
SDH
5
5
5
5
5
4
5
SBL
SC7
5
5
5
5
5
5
5
SDH
112
4
4
4
4
4
1
4
3
2
3
4
4
4
4
4
2
3
3
4
3
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sebelum
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
3
4
4
2
4
4
4
4
4
Sesudah
PC1
1
No.
Lampiran 6 Physical Capital
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
Sesudah
PC2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
Sesudah
PC4
1
2
1
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
3
2
3
Sebelum
2
3
3
3
5
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sesudah
PC6
113
3
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Sebelum
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
Sesudah
PC1
21
No.
Lampiran 6 (Lanjutan)
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC4
2
2
3
2
3
3
3
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
Sebelum
4
3
4
4
4
4
4
3
2
2
4
4
3
2
4
2
3
4
4
4
Sesudah
PC5
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sesudah
PC6
114
3
3
4
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
3
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Sebelum
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC1
41
No.
Lampiran 6 (Lanjutan)
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC4
1
3
1
1
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
Sebelum
2
4
2
2
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
Sesudah
PC5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sesudah
PC6
115
3
2
2
3
2
3
62
63
64
65
66
67
: Physical Capital 1
: Physical Capital 2
: Physical Capital 3
: Physical Capital 4
: Physical Capital 5
: Physical Capital 6
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
4
4
3
3
3
4
4
Sesudah
PC1
Keterangan :
3
Sebelum
PC1
61
No.
Lampiran 6 (Lanjutan)
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC2
2
2
2
2
2
2
2
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC3
4
4
4
4
4
4
4
Sebelum
4
4
4
4
4
4
4
Sesudah
PC4
2
1
1
2
2
1
2
Sebelum
4
3
3
3
4
2
2
Sesudah
PC5
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
3
3
3
3
3
3
3
Sesudah
PC6
116
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Sebelum
Sesudah
FC1
1
No.
Lampiran 7 Financial Capital
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
5
4
4
Sebelum
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
Sesudah
FC2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
2
4
2
4
4
4
4
4
3
Sebelum
0
0
3
0
0
3
1
3
1
5
0
0
5
5
0
3
5
0
3
3
Sesudah
FC3
4
4
3
0
4
3
2
3
1
5
0
0
5
5
0
3
5
0
3
3
Sebelum
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sesudah
FC4
3
4
3
2
4
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
4
3
4
2
2
117
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Sebelum
FC1
21
No.
Lampiran 7 (Lanjutan)
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
Sesudah
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
FC2
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
Sesudah
3
0
0
0
3
5
5
3
0
0
3
0
3
3
3
0
0
0
5
3
Sebelum
FC3
3
0
0
0
3
5
5
3
0
4
3
0
3
3
3
4
0
4
5
3
Sesudah
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
FC4
2
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
2
3
3
Sesudah
118
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Sebelum
FC1
41
No.
Lampiran 7 (Lanjutan)
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
Sesudah
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
Sebelum
FC2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
Sesudah
0
0
0
0
3
0
0
0
3
0
3
0
0
0
0
0
3
3
5
0
Sebelum
FC3
0
0
0
0
3
0
0
0
3
0
3
0
0
0
0
0
3
3
5
0
Sesudah
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sebelum
FC4
2
4
3
2
3
3
3
4
3
2
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
Sesudah
119
3
3
3
3
3
3
62
63
64
65
66
67
: Financial Capital 1
: Financial Capital 2
: Financial Capital 3
: Financial Capital 4
FC1
FC2
FC3
FC4
Keterangan :
3
Sebelum
FC1
61
No.
Lampiran 7 (Lanjutan)
4
3
4
3
4
3
3
Sesudah
3
3
3
4
4
3
3
Sebelum
FC2
4
4
4
4
4
3
4
Sesudah
0
0
0
0
0
0
0
Sebelum
FC3
0
0
0
0
0
0
0
Sesudah
3
3
3
3
3
3
2
Sebelum
FC4
3
2
3
3
3
3
2
Sesudah
120
400000
1.7 Timbangan
150000
720000
2.5 tipol
2.6 soda As
720000
150000
60000
252000
252000
60000
24300000
15264000
0
0
0
36000000
0
36000000
0
24300000
2.4 sabun
2.2 benang katun
2.3 tali rapia
khusus
2.1 benang sutra
15264000
0
1200000
1.6 Teropong
2. biaya variable
30000000
1.5 Mesin Reeling
300000
1.3 Mesin ATBM
1.4 Bak Celup
83500000
1.2 Bangunan
0
0
1
0
88392645
28600000
0
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total inflow
2. Nilai Sisa
1. Nilai Produksi
Inflow
2010
2009
Lampiran 8 Cashflow Usaha Tenun 1
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
0
0
36000000
0
36000000
0
2
2011
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
400000
0
0
36000000
0
36000000
0
3
2012
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
0
0
36000000
0
36000000
0
4
2013
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
1200000
300000
0
0
36000000
0
36000000
0
5
2014
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
400000
0
0
36000000
0
36000000
0
6
2015
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
0
0
36000000
0
36000000
0
7
2016
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
0
0
36000000
0
36000000
0
8
2017
720000
150000
60000
252000
24300000
15264000
0
400000
30000000
0
0
36000000
0
38304264
5
74304264
5
9
2018
121
2300000
12750000
2300000
2300000
463750
12750000
2300000
3.1.5 pemaletan
3.1.6 penenunan
3.1.7
pengguntingan
-720455895
CF/DF 5%
NB
1500000
4.3 pinjaman
720455895
1.40710042
3
2322000
4.2 listrik
Total Outflow
2400000
4.1 gas
4. biaya lainnya
500000
500000
3.1.3 penghanian
3.1.4
penyambungan
1500000
23066325
0
1.340095
6
12933675
0
2322000
2400000
463750
371000
371000
3.1.2 pengelosan
662500
72000
662500
72000
2.10 soban
500000
1440000
3. biaya tetap
3.1 upah tenaga
kerja
3.1.1
penggamingan
500000
2.9 palet
1440000
2.8 gunting
1
24960000
0
24960000
2010
2009
2.7 pewarna
Lampiran 8 (Lanjutan)
1500000
23066325
0
1.2762815
6
12933675
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
2
2011
22956325
0
1.215506
3
13043675
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
3
2012
23066325
0
1.1025
12933675
0
1.157625
13083675
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
5
2014
22916325
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
4
2013
1.05
13043675
0
22956325
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
6
2015
1
13083675
0
22916325
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
7
2016
1.05
13083675
0
22916325
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
8
2017
1.1025
48347939
5
25956325
0
2322000
2400000
2300000
12750000
463750
2300000
500000
371000
662500
72000
500000
1440000
24960000
9
2018
122
2.116539549
1.209632566
Net B/C
Gross B/C
11%
715450232.3
NPV
IRR
3.786956491
PP
0
1013753794
PV Cost
PV Benefit
-1013753794
PV NB
Lampiran 8 (Lanjutan)
482434431
309110816
173323615
459461363
294391253
165070109
437582250
279035565
158546685
416745000
265285107
151459893
396900000
254306233
142593767
378000000
241041413
136958588
360000000
229163250
130836750
378000000
240621413
137378588
819204516
286168483
533036033
123
8000000
250000
300000
240000
400000
1.2 Mesin ATBM
1.3 Mesin Kelos
1.4 Bak Celup
1.5 Teropong
1.6 Timbangan
30000
2.5 tipol
2.8 gunting
2.7 palet
192000
52000
180000
48000
2.4 sabun
2.6 soda As
60000
1740000
2.2 benang katun
2.3 tali rapia khusus
7200000
0
2.1 benang sutra
2. Biaya Variable
1499995
0
0
0
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
0
12000000
0
12000000
0
1
0
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2011
2010
Lampiran 9 Cashflow Usaha Tenun 2
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
0
12000000
0
12000000
0
2
2012
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
400000
0
12000000
0
12000000
0
3
2013
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
0
12000000
0
12000000
0
4
2014
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
240000
300000
250000
0
12000000
0
12000000
0
5
2015
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
400000
0
12000000
0
12000000
0
6
2016
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
0
12000000
0
12000000
0
7
2017
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
0
12000000
0
12000000
0
8
2018
192000
52000
180000
30000
48000
60000
1740000
72000000
400000
0
23157950
14315795
0
12000000
0
9
2019
124
3.1.3 penenunan
Gross B/C
12%
1.09858344
Net B/C
IRR
104366133
2.13295717
NPV
0.95555042
PP
PV Benefit
0
159303534
PV Cost
PV NB
32309323
12084446
4
15315378
8
25315200
1.2762816
1.34009564
118874750
159303534
CF/DF 5 %
NB
94684800
118874750
Total Outflow
1200000
650000
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
1
650000
4.3 Pinjaman
4.2 Listrik
4.1 Gas
552000
1780800
15000000
3.1.2 pemaletan
4. Biaya Lainnya
1200000
0
3.1 Upah Tenaga Kerja
3.1.1 penyambungan
benang
3. Biaya Tetap
Lampiran 9 (Lanjutan)
30770784
11508996
6
14586075
0
25315200
1.2155063
94684800
650000
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
2
29594915
10932008
5
13891500
0
25565200
1.157625
94434800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
3
28626633
10367336
7
13230000
0
25965200
1.1025
94034800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
4
99566040
12600000
0
26433960
25175200
1.05
94824800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
5
94434800
12000000
0
25565200
25565200
1
94434800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
6
89556952
11428571
4
24728762
25965200
0.952381
94034800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
7
85292336
10884353
7
23551202
25965200
0.9070295
94034800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
8
81576331
12366522
0
42088889
48723150
0.8638376
94434800
1200000
552000
15000000
1780800
1200000
9
125
150000
400000
300000
1.6 Mesin Kelos
1.7 Timbangan
1.8 Bak Celup
180000
30000
2.4 tipol
2.5 soda As
48000
432000
2.3 sabun
2.2 tali rapia khusus
2.1 benang sutra
7200000
0
180000
1.5 Teropong
2. Biaya Variable
200000
1.3 Mesin ATBM
1.4 Sisir
3500000
1.2 Bangunan
0
0
180000
30000
48000
432000
7200000
0
0
0
1800000
00
1800000
00
1
0
7499982
4500000
0
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
1. Nilai Produksi Tenun
Inflow
2014
2013
Lampiran 10 Cashflow Usaha Tenun 3
180000
30000
48000
432000
7200000
0
0
0
1800000
00
1800000
00
2
2015
180000
30000
48000
432000
7200000
0
400000
0
0
1800000
00
1800000
00
3
2016
180000
30000
48000
432000
7200000
0
0
0
1800000
00
1800000
00
4
2017
180000
30000
48000
432000
7200000
0
300000
150000
180000
200000
0
0
1800000
00
1800000
00
5
2018
180000
30000
48000
432000
7200000
0
400000
0
0
1800000
00
1800000
00
6
2019
180000
30000
48000
432000
7200000
0
0
0
1800000
00
1800000
00
7
2020
180000
30000
48000
432000
7200000
0
0
0
1800000
00
1800000
00
8
2021
180000
30000
48000
432000
7200000
0
400000
0
0
1800000
00
5301598
2
2330159
82
9
2022
126
1200000
19200000
3.1.4 penenunan
1.05
8067860
0
8471253
0
1042874
70
1890000
00
1.1025
8067860
0
8894815
7
1095018
44
1984500
00
1.157625
15655138
2
18122779
4
18122779
4
0
CF/DF 5%
PV Benefit
PV Cost
PV NB
NB
Total Outflow
500000
9932140
0
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
500000
9932140
0
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
500000
15655138
2
180000
4.2 Listrik
4.3 Pinjaman
552000
4.1 Gas
4. Biaya Lainnya
1200000
3.1.3 penyambungan benang
890400
3.1.2 penghanian boom
3.1.1 pengelosan
3.1 Upah Tenaga Kerja
3. Biaya Tetap
8000
200000
2.9 Baki
2.10 Rigen
13000
240000
2448000
240000
2448000
240000
2448000
2.8 palet
2.7 gunting
Lampiran 10 (Lanjutan)
2.6 pewarna
8077860
0
9922140
0
1800000
00
8077860
0
1
9922140
0
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
7731295
2
9411561
9
1714285
71
8117860
0
0.952381
9882140
0
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
7287854
9
9038675
7
1632653
06
8034860
0
9965140
0
0.90702
95
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
6977959
2
8571117
6
1554907
68
8077860
0
9922140
0
0.86383
76
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
6678583
5
8130061
0
1480864
45
8117860
0
9882140
0
0.822702
5
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
6360555
7
7742915
3
1410347
10
8117860
0
9882140
0
0.78352
62
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
9983957
7
7404053
6
1738801
13
1337945
82
9922140
0
0.74621
54
180000
552000
1200000
1920000
0
1200000
890400
8000
200000
13000
240000
2448000
127
Gross B/C
44%
1.52487146
Net B/C
IRR
624042000
4.98618008
NPV
0.70935765
PP
Lampiran 10 (Lanjutan)
128
300000
1.6 Bak celup
84000
5000
2.9 Rigen
156000
2.8 gunting
2.7 palet
30000
2.5 tipol
180000
48000
2.4 sabun
2.6 soda As
60000
4368000
2.2 benang katun
2.3 tali rapia khusus
7200000
0
2.1 Benang Sutera
2. Biaya Variable
400000
1.5 Timbangan
160000
1.3 Sisir
50000
250000
1.2 Mesin Kelos
1.4 Teropong
6000000
0
0
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
12000000
0
12000000
0
1
0
1.1 Mesin ATBM
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2014
2013
Lampiran 11 Cashflow Usaha Tenun 4
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
12000000
0
12000000
0
2
2015
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
400000
12000000
0
12000000
0
3
2016
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
12000000
0
12000000
0
4
2017
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
300000
50000
160000
250000
12000000
0
12000000
0
5
2018
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
400000
12000000
0
12000000
0
6
2019
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
12000000
0
12000000
0
7
2020
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
12000000
0
12000000
0
8
2021
5000
84000
156000
180000
30000
48000
60000
4368000
72000000
400000
752000
12075200
0
12000000
0
9
2022
129
86087800
1.1025
33912200
93247800
1.157625
-93247800
107945984.
5
107945984.
5
Total Outflow
CF/DF 5%
IRR
Gross B/C
Net B/C
27%
172955747
3.29768423
5
1.21221864
7
NPV
PP
0
0.21113345
6
PV Benefit
PV Cost
PV NB
NB
500000
500000
4.3 Pinjaman
94911800
13230000
0
37388201
600000
600000
4.2 Listrik
276000
6890400
890400
1
276000
6890400
890400
0
4.1 Gas
4. Biaya Lainnya
3.1.2 Pengguntingan
3.1.1 Pengelosan
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
Lampiran 11 (Lanjutan)
90392190
12600000
0
35607810
33912200
1.05
86087800
500000
600000
276000
6890400
890400
2
85987800
12000000
0
34012200
34012200
1
85987800
600000
276000
6890400
890400
3
81512190
11428571
4
32773524
34412200
0.952381
85587800
600000
276000
6890400
890400
4
78320000
10884353
7
30523537
33652200
86347800
0.907029
5
600000
276000
6890400
890400
5
74279495
10366051
2
29381017
34012200
85987800
0.863837
6
600000
276000
6890400
890400
6
8558780
0
0.783526
2
3441220
0
2696285
9
6706028
1
9402314
0
2831100
2
7041329
5
9872429
7
600000
276000
6890400
890400
8
8558780
0
0.822702
5
3441220
0
600000
276000
6890400
890400
7
2594158
1
6416542
0
9010700
2
8598780
0
0.746215
4
3476420
0
600000
276000
6890400
890400
9
130
26000
32000
8000
2.5 Gunting
2.6 Rigen
1440000
1440000
1335600
1440000
1440000
3.1.2 Pengelosan
3.1.3 Penghanian boom
3.1.4 Penyambungan
benang
1335600
1200000
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
3.1.1 Penggamingan
3.1 Upah Tenaga Kerja
3. Biaya Tetap
60000
2.4 Palet
150000
2.2 benang katun
2.3 tali rapia khusus
4800000
0
130000
3000000
0
0
1
0
2.1 benang sutra
2. Biaya Variable
1.2 Teropong
1.1 Mesin ATBM
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
1. Nilai Produksi Tenun
Inflow
2016
2015
Lampiran 12 Cashflow Usaha Tenun 5
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
2
2017
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
3
2018
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
4
2019
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
130000
9600000
0
9600000
0
5
2020
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
6
2021
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
7
2022
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
9600000
0
9600000
0
8
2023
1440000
1440000
1335600
1200000
8000
32000
26000
60000
150000
4800000
0
326000
9632600
0
9600000
0
9
2024
131
1
27068400
-72061600
-75664680
75664680
NB
PV NB
PV Cost
3.3833776
1.2142686
Net B/C
Gross B/C
29%
126466247
NPV
IRR
0.115633
PP
PV Benefit
0
1
1.05
CF/DF 5%
96000000
68931600
27068400
68931600
72061600
Total Outflow
240000
15000000
0
15000000
2016
2015
240000
4.1 Listrik
4. Biaya Lainnya
3.1.5 Penenunan
Lampiran 12 (Lanjutan)
91428571
65649143
25779429
27068400
0.952381
68931600
240000
15000000
2
2017
87074830
62522993
24551837
27068400
0.9070295
68931600
240000
15000000
3
2018
82928409
59545708
23382702
27068400
0.8638376
68931600
240000
15000000
4
2019
78979438
56817149
22162288
26938400
0.8227025
69061600
240000
15000000
5
2020
75218512
54009712
21208800
27068400
0.7835262
68931600
240000
15000000
6
2021
71636678
51437821
20198857
27068400
0.7462154
68931600
240000
15000000
7
2022
68225408
48988401
19237007
27068400
0.7106813
68931600
240000
15000000
8
2023
65197228
46655620
18541608
27394400
0.6768394
68931600
240000
15000000
9
2024
132
80000
1.5 Sisir
16000
2.7 Rigen
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
225000
24000
2.5 Gunting
2.6 Baki
26000
3192000
600000
2.4 Palet
2.3 Pewarna
2.2 Tali Rapia Khusus
2.1 Benang Sutera
4800000
0
60000
1.4 Teropong
2. Biaya Variable
500000
3000000
1.2 Mesin ATBM
1.3 Mesi Kelos
5000000
0
0
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
1
0
1.1 Bangunan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2016
2015
Lampiran 13 Cashflow Usaha Tenun 6
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
2
2017
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
3
2018
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
4
2019
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
80000
60000
500000
0
12000000
0
12000000
0
5
2020
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
6
2021
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
7
2022
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
12000000
0
12000000
0
8
2023
16000
225000
24000
26000
3192000
600000
48000000
0
5430000
12543000
0
12000000
0
9
2024
133
1
10500000
19200000
3.1.6 Pencoletan
3.1.7 Penenunan
111755070
0
0.3890735
2
57126218.
6
1.9227930
3
1.0678350
3
PV Cost
PV Benefit
IRR
Gross B/C
Net B/C
NPV
PP
PV NB
10%
1.05
106433400
111755070
CF/DF 5%
NB
106433400
Total Outflow
4.1 Listrik
480000
12000000
3.1.5 Pengikatan
4. Biaya Lainnya
1440000
1440000
97793400
12000000
0
93136571
11428571
4
21149143
22206600
22206600
22206600
0.952381
97793400
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
2
2017
1
97793400
480000
19200000
10500000
12000000
890400
890400
1200000
0
1200000
2016
2015
3.1.2 pengelosan
3.1.3 penghanian
boom
3.1.1 penggamingan
Lampiran 13 (Lanjutan)
88701497
10884353
7
20142041
22206600
0.9070295
97793400
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
3
2018
84477616
10366051
2
19182896
22206600
0.8638376
97793400
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
4
2019
98724297
80981402
17742895
21566600
98433400
0.822702
5
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
5
2020
94023140
76623688
17399452
22206600
97793400
0.783526
2
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
6
2021
89545848
72974941
16570907
22206600
97793400
0.746215
4
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
7
2022
85281760
69499944
15781816
22206600
97793400
0.710681
3
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
8
2023
84895961
66190422
18705539
27636600
97793400
0.676839
4
480000
19200000
10500000
12000000
1440000
890400
1200000
9
2024
134
300000
1.8 Bak Celup
180000
3360000
2.6 pewarna
30000
2.4 tipol
2.5 soda As
48000
480000
2.3 sabun
2.2 tali rapia khusus
2.1 benang sutra
5088000
0
400000
2. Biaya Variable
500000
1.7 Timbangan
90000
1.5 Teropong
1.6 Mesin Kelos
70000
1.3 Mesin ATBM
1.4 Sisir
1500000
1.2 Bangunan
0
0
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
18000000
0
10800000
0
1
0
8928550
1500000
0
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2015
2014
Lampiran 14 Cashflow Usaha Tenun 7
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
10800000
0
10800000
0
2
2016
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
10800000
0
10800000
0
3
2017
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
10800000
0
10800000
0
4
2018
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
300000
400000
500000
90000
70000
0
0
10800000
0
10800000
0
5
2019
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
10800000
0
10800000
0
6
2020
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
10800000
0
10800000
0
7
2021
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
10800000
0
10800000
0
8
2022
3360000
180000
30000
48000
480000
50880000
0
0
24350550
13235055
0
10800000
0
9
2023
135
2.10 Rigen
0
0.2561389
7
234408414
3.7989712
6
1.3325765
7
PV Benefit
NPV
IRR
Gross B/C
Net B/C
PP
50%
112678311
PV Cost
PV NB
NB
1.1025
102202550
112678311
CF/DF 5%
300000
102202550
4.2 Listrik
Total Outflow
552000
4.1 Gas
4. Biaya Lainnya
3.1.1 Penenunan
19200000
10000
2.9 Baki
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
26000
300000
2.8 palet
48000
2.7 gunting
Lampiran 14 (Lanjutan)
79184700
18900000
0
1.05
10458600
0
10981530
0
75414000
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
75414000
10800000
0
71822857
10285714
3
31034286
32586000
32586000
32586000
0.952381
75414000
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
1
75414000
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
97959184
68402721
29556463
32586000
75414000
0.907029
5
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
93294461
66320268
26974193
31226000
76774000
0.863837
6
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
88851867
62043284
26808583
32586000
75414000
0.822702
5
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
84620826
59088842
25531984
32586000
75414000
0.783526
2
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
80591263
56275088
24316175
32586000
75414000
0.746215
4
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
94059065
53595322
40463743
56936550
75414000
0.710681
3
300000
552000
19200000
10000
300000
26000
48000
136
500000
400000
300000
1.6 Mesin Kelos
1.7 Timbangan
1.8 Bak Celup
180000
30000
2.4 tipol
2.5 soda As
48000
600000
2.3 sabun
2.2 tali rapia khusus
2.1 benang sutra
7200000
0
420000
1.5 Teropong
2. Biaya Variable
520000
1799998
2
3000000
0
1200000
0
0
0
180000
30000
48000
600000
72000000
18000000
0
18000000
0
1
0
1.4 Sisir
1.3 Mesin ATBM
1.2 Bangunan
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2013
2012
Lampiran 15 Cashflow Usaha Tenun 8
180000
30000
48000
600000
72000000
18000000
0
18000000
0
2
2014
180000
30000
48000
600000
72000000
400000
18000000
0
18000000
0
3
2015
180000
30000
48000
600000
72000000
18000000
0
18000000
0
4
2016
180000
30000
48000
600000
72000000
300000
500000
420000
520000
18000000
0
18000000
0
5
2017
180000
30000
48000
600000
72000000
400000
18000000
0
18000000
0
6
2018
180000
30000
48000
600000
72000000
18000000
0
18000000
0
7
2019
180000
30000
48000
600000
72000000
18000000
0
18000000
0
8
2020
180000
30000
48000
600000
72000000
400000
49547982
22954798
2
18000000
0
9
2021
137
48000
65000
500000
20000
2.8 palet
2.9 Baki
2.10 Rigen
19200000
3.1.3 Penenunan
181148982
1.21550625
-181148982
-220187720
220187719.
8
Total Outflow
CF/DF 5%
NB
PV NB
PV Cost
500000
1320000
828000
4.3 Pinjaman
4.2 Listrik
4.1 Gas
4. Biaya Lainnya
480000
7200000
3.1.2 Pencoletan
3.1.4 Pengguntingan
12000000
3.1.1 Pengikatan
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
3990000
2.7 gunting
0
2.6 pewarna
Lampiran 15 (Lanjutan)
1.157625
6099100
0
7060470
6
1377677
94
500000
1190090
00
1320000
828000
480000
7200000
1920000
0
1200000
0
20000
500000
65000
48000
3990000
1
67242578
13120742
3
60991000
1.1025
500000
11900900
0
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
2
64145550
12485445
0
61091000
1.05
11890900
0
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
3
61491000
11850900
0
61491000
1
11850900
0
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
4
56905714
11452285
7
59751000
0.952381
12024900
0
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
5
55411338
10785396
8
61091000
11890900
0
0.907029
5
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
6
53118238
10237253
0
61491000
11850900
0
0.863837
6
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
7
97497648
50588798
61491000
11850900
0
0.822702
5
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
8
93168313
86688537
11890900
0
0.783526
2
11063898
2
1320000
828000
480000
19200000
7200000
12000000
20000
500000
65000
48000
3990000
9
138
1.277263544
Gross B/C
25%
3.306819477
Net B/C
IRR
1.01883855
346008739.3
NPV
0
PP
PV Benefit
Lampiran 15 (Lanjutan)
208372500
198450000
189000000
180000000
171428571
163265306
155490768
148086445
179856850
139
500000
400000
300000
1.6 Mesin Kelos
1.7 Timbangan
1.8 Bak Celup
180000
30000
2.4 tipol
2.5 soda As
48000
600000
2.3 sabun
2.2 tali rapia khusus
2.1 benang sutra
5088000
0
100000
1.5 Teropong
2. Biaya Variable
140000
1919999
2
3000000
0
1300000
0
0
0
180000
30000
48000
600000
50880000
0
0
13000000
0
13000000
0
1
0
1.4 Sisir
1.3 Mesin ATBM
1.2 Bangunan
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2014
2013
Lampiran 16 Cashflow Usaha Tenun 9
180000
30000
48000
600000
50880000
0
0
13000000
0
13000000
0
2
2015
180000
30000
48000
600000
50880000
400000
0
0
13000000
0
13000000
0
3
2016
180000
30000
48000
600000
50880000
0
0
13000000
0
13000000
0
4
2017
180000
30000
48000
600000
50880000
300000
500000
100000
140000
0
0
13000000
0
13000000
0
5
2018
180000
30000
48000
600000
50880000
400000
0
0
13000000
0
13000000
0
6
2019
180000
30000
48000
600000
50880000
0
0
13000000
0
13000000
0
7
2020
180000
30000
48000
600000
50880000
0
0
13000000
0
13000000
0
8
2021
180000
30000
48000
600000
50880000
400000
0
0
50707992
18070799
2
13000000
0
9
2022
140
36000
32500
300000
10000
2.8 palet
2.9 Baki
2.10 Rigen
6000000
11135600
3.1.2 Pencoletan
3.1.3 Pemaletan
600000
500000
135923092
1.157625
135923092
157347969
157347969.
4
0
1.10262318
3
4.2 Listrik
4.3 Pinjaman
Total Outflow
CF/DF 5%
PV Benefit
PP
PV Cost
PV NB
NB
552000
4.1 Gas
4. Biaya Lainnya
1113000
3.1.1 Pengelosan
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
266000
2.7 gunting
0
2.6 pewarna
Lampiran 16 (Lanjutan)
79692118
14332500
0
63632882
57716900
1.1025
72283100
500000
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
1
75897255
13650000
0
60602745
57716900
1.05
72283100
500000
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
2
72183100
13000000
0
57816900
57816900
1
72183100
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
3
68364857
12380952
4
55444667
58216900
0.952381
71783100
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
4
66052698
11791383
2
51861134
57176900
72823100
0.907029
5
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
5
62354476
11229888
8
49944412
57816900
72183100
0.863837
6
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
6
59056134
10695132
2
47895188
58216900
71783100
0.822702
5
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
7
56243937
10185840
2
45614464
58216900
71783100
0.783526
2
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
8
53864141
13484708
6
80982945
72183100
0.746215
4
10852489
2
600000
552000
11135600
6000000
1113000
10000
300000
32500
36000
266000
9
141
1.474594495
Gross B/C
35%
4.203995683
Net B/C
IRR
356447367.9
NPV
Lampiran 16 (Lanjutan)
142
3000000
1.3 Mesin ATBM
400000
300000
1.7 Timbangan
1.8 Bak Celup
180000
3192000
36000
32500
2.6 pewarna
2.7 gunting
2.8 palet
30000
2.4 tipol
2.5 soda As
48000
600000
2.3 sabun
2.2 tali rapia khusus
2.1 benang sutra
28800000
500000
1.6 Mesin Kelos
2. Biaya Variable
100000
1.5 Teropong
70000
10000000
1.2 Bangunan
1.4 Sisir
1714285
0
0
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
0
0
80000000
80000000
1
0
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
1. Nilai Produksi Tenun
Inflow
2008
2007
Lampiran 17 Cashflow Usaha Tenun 10
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
0
0
80000000
80000000
2
2009
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
400000
0
0
80000000
80000000
3
2010
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
0
0
80000000
80000000
4
2011
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
300000
500000
100000
70000
0
0
80000000
80000000
5
2012
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
400000
0
0
80000000
80000000
6
2013
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
0
0
80000000
80000000
7
2014
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
0
0
80000000
80000000
8
2015
32500
36000
3192000
180000
30000
48000
600000
28800000
400000
0
0
92208285
12208285
80000000
9
2016
143
118945182.9
PV NB
PV Cost
3.712453565
1.298825021
Net B/C
Gross B/C
31%
226852920.9
NPV
IRR
0.583366338
PP
0
-69544785
118945182.9
NB
PV Benefit
1.710339358
CF/DF 5%
69544785
480000
4.2 Listrik
Total Outflow
552000
4.1 Gas
4. Biaya Lainnya
3.1.1 Penenun
19200000
10000
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
300000
85400502
13031157
0
44911068
27571500
1.6288946
52428500
19200000
10000
300000
1
0
2.10 Rigen
2008
2007
2.9 Baki
Lampiran 17 (Lanjutan)
81333811
12410625
7
42772446
27571500
1.5513282
52428500
19200000
10000
300000
2
2009
78051755
11819643
6
40144681
27171500
1.4774554
52828500
19200000
10000
300000
3
2010
73772165
11256803
4
38795869
27571500
1.4071004
52428500
19200000
10000
300000
4
2011
71559097
10720765
1
35648554
26601500
1.3400956
53398500
19200000
10000
300000
5
2012
67424041
10210252
5
34678484
27171500
1.2762816
52828500
19200000
10000
300000
6
2013
97240500
63727169
33513331
27571500
52428500
1.215506
3
19200000
10000
300000
7
2014
1.157625
2757150
0
3191745
8
6069254
2
9261000
0
5242850
0
1920000
0
10000
300000
8
2015
58243421
10165963
4
43416213
39379785
1.1025
52828500
19200000
10000
300000
9
2016
144
5000
120000
2.5 Rigen
2.6 Gunting
500000
120000
5000
500000
72000
7800000
7800000
72000
11520000
0
0
0
19200000
0
19200000
0
11520000
0
400000
2.4 Palet
2.3 Tali rapia khusus
2. Biaya Variable
2.1 Benang katun
ulos
2.2 Benang katun
GSM
1.8 Timbangan
50000
200000
1.6 Teropong
1.7 Kincir
270000
1.5 Sisir
16000000
1.3 Mesin ATBM
300000
10000000
1.2 Bangunan
1.4 Mesin kelos
1800000
0
0
1
0
1.1 Lahan
1. Biaya Investasi
Outflow
Total Inflow
2. Nilai Sisa
Inflow
1. Nilai Produksi
Tenun
2013
2012
Lampiran 18 Cashflow Usaha Tenun 11
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
0
0
19200000
0
19200000
0
2
2014
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
400000
50000
0
0
19200000
0
19200000
0
3
2015
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
0
0
19200000
0
19200000
0
4
2016
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
200000
270000
300000
0
0
19200000
0
19200000
0
5
2017
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
400000
50000
0
0
19200000
0
19200000
0
6
2018
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
0
0
19200000
0
19200000
0
7
2019
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
0
0
19200000
0
19200000
0
8
2020
120000
5000
500000
72000
7800000
11520000
0
400000
50000
0
0
13554000
20555400
0
19200000
0
9
2021
145
0
0.5973282
8
218792847
2.6019995
7
1.1508260
3
PV Benefit
NPV
IRR
Gross B/C
Net B/C
PP
18%
209598251
PV Cost
PV NB
NB
CF/DF 5%
172437000
1.2155062
5
172437000
209598251
360000
Total Outflow
4.1 Listrik
4. Biaya Lainnya
19200000
3.1.2 Penenunan
56240895
16602310
5
22226400
0
48583000
1.157625
360000
14341700
0
19200000
160000
1
0
160000
2013
2012
3.1.1 Penyucukan
3. Biaya Tetap
3.1 Upah Tenaga
Kerja
Lampiran 18 (Lanjutan)
53562758
15811724
3
21168000
0
48583000
1.1025
360000
14341700
0
19200000
160000
2
2014
50539650
15106035
0
20160000
0
48133000
1.05
360000
14386700
0
19200000
160000
3
2015
48583000
14341700
0
19200000
0
48583000
1
360000
14341700
0
19200000
160000
4
2016
45536190
13732095
2
18285714
3
47813000
0.952381
360000
14418700
0
19200000
160000
5
2017
43658050
13049161
0
17414966
0
48133000
0.9070295
360000
14386700
0
19200000
160000
6
2018
41967822
12388899
7
16585681
9
48583000
0.8638376
360000
14341700
0
19200000
160000
7
2019
39969354
11798952
1
15795887
5
48583000
0.8227025
360000
14341700
0
19200000
160000
8
2020
48333379
11272355
9
16105693
8
61687000
0.7835262
360000
14386700
0
19200000
160000
9
2021
146
147
Lampiran 19 Data Perhitungan Nilai Dampak Ekonomi
Dampak Langsung
Jumlah
usaha Pendapatan/bulan
(unit)
Pendapatan
unit usaha
per bulan
Total
pendapatan
unit
usaha/tahun
No.
Jenis Unit
Usaha
1.
penjual
benang sutera
1
6.000.000
6.000.000
72.000.000
2.
pengepul
kain sutera
1
5.000.000
5.000.000
60.000.000
Total
132.000.000
Dampak Tidak Langsung
No.
1
2
Jenis Unit
Usaha
penjual
benang
sutera
pengepul
kain sutera
Jumlah
TK/unit
Total TK
Pendapatan/bulan
Total
pendapatan/tahun
1
30
3.865.172
46.382.064
1
30
3.865.172
46.382.064
Total
92.764.128
Dampak Lanjutan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Total
Tenaga
Kerja
Petenun
27
Penggulung Benang
5
Penggunting Kain
14
Pengelos
2
Pemalet
3
Penotol
2
Pengikat Benang
2
Pencolet
1
Total
Jenis Tenaga Kerja
Lokal
Nilai Multiplier Effect
Keynesian Income Multiplier
Ratio Income Multiplier Tipe I
Ratio Income Multiplier Tipe II
Total
Pengeluaran/bulan
Total
Pengeluaran/tahun
1.147.037
1.112.000
1.137.500
1.295.000
2.289.667
1.240.000
920.000
650.000
371.639.988
66.720.000
191.100.000
31.080.000
82.428.012
29.760.000
22.080.000
7.800.000
802.608.000
Jumlah
0,65
2,42
7,78
148
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Garut pada tanggal 8 Oktober 1994.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari (Alm) Bapak Dedi
Sunandi, S.Pd dan Ibu Rd. Ani Yustiani, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan
Taman Kanak-kanak pada tahun 2000 di TK Kartika III-2. Pendidikan Sekolah
Dasar diselesaikan pada tahun 2006 di SD Regol XIII. Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2009 di SMPN 1 Garut. Pendidikan
Sekolah Menengah Atas diselesaikan pada tahun 2012 di SMAN 6 Garut. Penulis
diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012. Pada tahun 2012/2013
masuk pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis aktif di berbagai kepanitiaan
dan aktif di beberapa organisasi, seperti Music Agriculture X-pression (MAX)
sebagai anggota Divisi Event Organizer (EO) periode 2012-2013 dan sebagai
anggota Divisi Eksternal di Himpunan Mahasiswa Garut periode 2013-2014.
Download