JURNAL PENDIDIKAN DASAR VOL.7, NO.2, 2006: 84-89 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PRAKTIK PEMBELAJARAN KOMPETENSI BERBASIS KURIKULUM MODEL PORTOFOLIO (Studi Kasus di SD Rungkut Menanggal I Surabaya) Jun Surjanti, dkk* Abstrak: Penelitian ini dilakukan pada 15 orang guru di SDN Rungkut Menanggal I Surabaya. Dengan metode deskriptif persentase, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Kegiatan perlakuan diberikan pelatihan tentang materi a) Kurikulum Berbasis Kompetensi (tinjauan umum); b) Pengembangan Model Pembelajaran Portofolio Materi Sumber Daya Alam Indonesia di Sekolah Dasar Kelas V; dan c) Pengembangan model pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi; (2) Kegiatan praktik dilaksanakan dengan pembuatan silabi dan rencana pembelajaran, dan hasilnya berupa produk silabi dan rencana pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran pada kelas yang diajar. Abstract: The subject of this descriptive research was 15 Primary School teachers. Using percentage method, the results obtained are 1) the treatment given comprised a) general review of Competence-Based Curriculum; b) developing the materials of Portofolio Learning Model for “Indonesian Natural Resources” for the 5th grade students and c) developing a Competence-Based Teaching model and 2) the practice consisted of writing the syllabus and lesson plan for each subject. Kata kunci: perangkat pembelajaran, kurikulum berbasis kompetensi dan portofolio. Kualitas perangkat pendidikan di Indonesia telah diupayakan peningkatannya dengan berbagai cara dan strategi, antara lain melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, seminar-seminar model-model pembelajaran, seminar ketrampilan Proses Belajar Mengajar (PBM), peningkatan kualitas pengajar melalui Pengabdian MasyarakatPengabdian Masyarakat serta program-program yang lain yang dapat meningkatkan keberhasilan pengajaran. Peningkatan kualitas perangkat pendidikan ini secara tidak langsung bertujuan meningkatkan kualitas guru. Apabila guru mempunyai dasar-dasar teori pembelajaran dan teori-teori bidang ilmu serta teknologi pengajaran dengan baik, maka tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dapat tercapai, sehingga secara berantai tujuan pendidikan nasional khususnya bagi guru tingkat pendidikan dasar dapat tercapai. Salah satu cara untuk mengembangan pembelajaran di kelas guru harus mampu dan mau mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Adapun manfaat dalam pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut: 1) Terampil Berkomunikasi 2) Mahir Menganalisa & Kreatif, 3). Mampu Bersaing. 4) Mandiri & Percaya Diri. 5) Manfaat Bagi Orang Tua. Orang tua akan melihat anaknya kreatif dan mampu mengembangkan potensi anak secara mandiri. * Jun Surjanti, Dian Anita Nuswantara, Sri Setyo Iriani, Hariyati adalah Staf pengajaran Jurusan Ekonomi FIS Unesa 84 Surjanti Jun, Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan….. Talogo (2005) menyatakan bahwa “orang tua bisa belajar, ide seorang anak bukan tak mungkin kelak bakal bisa diwujudkan. orang tua jangan pernah menyepelekan ide-ide anak, betapa pun ide itu kelihatan muskil di mata orang dewasa. Dan orang yang terdekat, tentulah ayah-ibunya.” Orang tua harus memberikan respon positif, menjadi pendengar aktif, dan berusaha menumbuhkan percaya diri pada anak.( www. Tabloidnakita.com). Mulyadi (2005), psikolog menyatakan bahwa: “yang bergelut di pendidikan anak, memandang perlu merancang kecerdasan sosial anak sedini mungkin. Kecerdasan sosial akan menjadi bekal buat anak. Satu hal yang harus diprioritaskan adalah, jangan membeda-bedakan diri sendiri dengan orang lain”. Dia juga menyoroti Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disodorkan Departemen Pendidikan Nasional saat ini. Menurut dia, kata “kompetensi” belum ditangkap secara jernih, yaitu kemampuan yang berbeda pada setiap anak. Merujuk kepada teori multiple intellegences (kecerdasan majemuk) yang dikemukakan Howard Gardner (1983), pendidikan untuk anak seharusnya kaya akan pilihan. Psikolog dari Universitas Harvard ini mengemukakan, sedikitnya ada tujuh tipe kecerdasan dari seorang anak. Kecerdasan musik, kinestetiktubuh, logika-matematika, bahasa, spasial, interpersonal, dan intrapersonal”. Dengan demikian guru dan orang tua seharusnya tidak berfikiran sempit tentang menyikapi kecerdasan anak. Akhirnya menghargai anak dan anak dapat berkembang dengan optimal. Untuk pengembangan model pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi peneliti melaksanakan di SDN Rungkut Menanggal I adalah salah satu sekolah yang berada di lingkungan komplek Perumahan Rungkut Barata, Surabaya. Sekolah ini memiliki 12 lokal dan memiliki 12 kelas parallel, yang terdiri dari kelas IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB, VA, VB, VIA, dan VIB. SDN ini memiliki guru kelas sebanyak 15 guru, 1 guru Olah Raga dan 1 guru Agama Islam serta 1 orang tenaga administrasi, yang membimbing siswa sebanyak 486 orang. Sampai saat ini, model pembelajaran yang digunakan di sekolah ini adalah sudah mengaplikasikan Kurikulum berbasis kompetensi, namun demikian masih belum sempurna. Selain itu guru merupakan salah satu penstranfer ilmu pengetahuan yang harus siap berkembang untuk kepentingan anak didiknya. Pembaharuan model pengajaran merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh guru guna kepentingan dirinya maupun anak didiknya. Pengajaran butuh nuansa baru untuk membangkitkan aktivitas anak didik, yang sebenarnya mempunyai potensi besar untuk berkembang di lingkungannya. Guru harus dapat melakukan peran utama dalam proses belajar- mengajar yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Perwujudan secara keseluruhan menurut Bruce Joyce dan Marshal Weil dalam Usman (1990:1) mengemukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu proses informasi, pengembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku. Dalam proses belajar mengajar pola pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu melakukan serangkaian proses dalam menciptakan perbuatan guru dan siswa yang saling timbal balik untuk mencapai tujuan pengajaran. Maksudnya dalam kegiatan pengajaran harus diciptakan suasana yang edukatif dalam menyampaikan pesan, materi pelajaran dan evaluasi. Kegiatan yang harus dilakukan guru dalam pengajaran antara lain dapat dilihat melalui proses sebagai berikut: sikap sebagai guru di masa yang akan datang. 85 JURNAL PENDIDIKAN DASAR VOL.7, NO.2, 2006: 84-89 Kurikulum 2004 guru KBK - Silabi Rencana Pengajaran Pengembangan materi - Evaluasi Gambar : 1 Proses Kegiatan Guru pada Pengajaran KBK Kegitan guru dalam pengajaran hendaklah bertitik tolak dari kurikulum yang berlaku pada saat ini, yaitu kurikulum 2004. Kurikulum ini menekankan pada proses yang berorientasi pada pengajaran yang menitik beratkan pada pengembangan kompetensi anak didik, penilaian lebih diarahkan proses pembelajaran yang dilakukan siswa. Pada proses pembelajaran dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi guru harus mempersiapkan beberapa perangkat pengajaran yang berupa: silabi, rencana pengajaran, pengembangan materi dan evaluasi Guru merupakan sosok yang harus memahami pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk disampaikan melalui kegiatan belajar mengajar. Mengingat bahwa Ilmu pengetahuan sifatnya selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru sebagai pentransfer ilmu pengetahuan. Peran guru dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisior, motivator, penanya, evaluator dan konselor. Peranan yang paling dominan adalah peran guru sebagai berikut: a) Guru sebagai demonstrator, b) Guru sebagai pengelola kelas (learning manager). c) Guru sebagai mediator dan fasilitator. d) Guru sebagai evaluator. Kompetensi guru yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut: a) Mengembangkan kepribadian. b) Menguasai landasan kependidikan. c) Menguasai bahan pelajaran. d) Menyususun program pengajaran. e). Melaksanakan program pengajaran. f) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. g) Menyelenggarakan program bimbingan. h) Menyelenggarakan administrasi sekolah. i) Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat. j). Menyelenggara kan Pengabdian Masyarakat sederhana untuk keperluan pengajaran. Prinsip Belajar Siswa Aktif, aktivitas siswa hampir di seluruh proses, yang terdiri dari: perencanaan di kelas, kegiatan lapangan dan pelaporan. Fase persiapan terlibat dalam identifikasi masalah dengan model bursa ide. Setiap siswa menyampaikan masalah yang menarik yang berkaitan dengan materi pelajaran dan divotting untuk memilih masalah yang paling menarik. Dalam fase kegiatan lapangan adalah siswa aktif dalam menggali data dan informasi yang dibutuhkan, bahkan dibuat kliping-kliping data yang menarik. Pada fase pelaporan siswa diminta untuk menginformasikan segala informasi yang mereka terima secara sistematis. Data yang paling penting disimpan dan ditempel dapat papan panel. Hasil kerja dipamerkan pada dewan juri untuk dinilai. Kelompok belajar kooperatif. Bekerjasama antar teman, kelompok, antar komponen sekolah, orang tua, lembaga terkait, dll. Pembelajaran Partisipatorik. Siswa berpartisipasi dalam semua kegiatan, mulai perencanaan, kegiatan lapangan dan kegiatan pelaporan. 86 Surjanti Jun, Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan….. Reactif teaching. Guru menciptakan strategi yang tepat agar siswa termotivasi, yaitu dengan cara: menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan, pembelajaran dimulai dari pengetahuan yang sudah dipahami siswa, membangkitkan motivasi belajar dengan cara menyajikan materi dengan cara menarik, mengamati materi dan metode pembelajaraan yang menarik. Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan dalam model kooperatif adalah sebagai berikut: (a) Satuan Pelajaran. (b) Pada tahap perencanaan guru harus menganalisa dan menetapkan Standar Kompetensi berdasarkan Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan. (c) Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan secara tuntas satuan pelajaran yang telah disusun dengan baik. (d) Pada tahap evaluasi para guru melaksanakan penilaian terhadap dua hal, yaitu terhadap proses belajar mengajar dan taraf kemampuan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (e) Rencana Pembelajaran adalah rencana pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan atas satuan dalam bahasan. Metode Penelitian Pendahuluan dilakukan secara deskriptif kualitatif pada guru di SDN Rungkut Menanggal I Surabaya Kelas I SD Kelas VI yang berjumlah 15 orang, diperoleh data sebagai berikut: Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi belum sepenuhnya diterapkan pada semua bidang studi di setiap kelas, ditemukan kendala biaya dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penyusunan Rencana pengajaran yang belum sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran tertentu (IPS), pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi belum sepenuhnya memenuhi prosedur yang ditetapkan, permasalahan/kesulitan guru dalam melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penelitian Lanjutan, penelitian dilanjutkan melalui penelitian action research, dengan cara memberikan perlakuan pada guru-guru tersebut melalui pelatihan singkat tentang pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi model pengajaran Portofolio pada tanggal 1 September 2004, dengan materi: Kurikulum Berbasis Kompetensi (tinjauan umum), Pengembangan Modul Pembelajaran Portofolio Materi Sumber Daya Alam Indonesia di Sekolah Dasar Kelas 5. Pengembangan Model Pengajaran Mata Pelajaran IPS Materi Perpindahan Penduduk dan dilakukan praktik, dilaksanakan tanggal 2 September 2004 dan dihasilkan: Pembuatan Silabi dan Rencana Pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penelitian lanjutan ini dengan responden yang sama, yaitu guru di SDN Rungkut Menanggal I Surabaya Kelas I sd Kelas VI yang berjumlah 15 orang. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan persentase. Hasil dan Pembahasan 1. Pengembangan Rencana Pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan model konstruktivis di SDN Rungkut Menanggal Surabaya Kegiatan guru diawali dengan pembekalan materi 1) menjelaskan Kurikulum Berbasis Kompetensi (tinjauan umum); 2) menjelaskan Pengembangan Modul Pembelajaran Portofolio Materi Sumber Daya Alam Indonesia di Sekolah Dasar Kelas 5; dan 3) menjelaskan Model Pembelajaran Langsung Mata Pelajaran IPS Materi Perpindahan Penduduk. Dari hasil angket yang diberikan kepada peserta menunjukkan bahwa: Sembilan dari duabelas (75%) peserta menyatakan sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan lima puluh persen menyatakan tidak 87 JURNAL PENDIDIKAN DASAR VOL.7, NO.2, 2006: 84-89 ada beda antara pelatihan saat ini dengan pelatihan yang sudah pernah diikuti sebelumnya. Beberapa perbedaan yang ada terletak pada jumlah peserta yang relative lebih sedikit sehingga memudahkan peserta melakukan diskusi dan, materi yang disampaikan dalam pelatihan ini lebih menyeluruh karena pelatihan yang diikuti sebelumnya terbatas pada materi pelajaran tertentu. Tujuh dari dua belas (60%) peserta menyatakan belum menerapkan silabi Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan alasan belum menerima petunjuk untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, disamping itu jumlah siswa yang cukup banyak (±50 siswa) dirasakan sulit untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2. Praktik Pelaksanan pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan model kontruktivis Sebelum dilaksanakan praktik, seluruh peserta menyatakan belum menyusun rencana pengajaran berbasis kompetensi, dengan alasan belum ada instruksi dari pimpinan, selain itu pemahaman mereka juga masih kurang. Beberapa peserta juga menyatakan bahwa media yang disediakan sekolah dirasakan kurang memadai dan sisanya menyatakan belum sempat menerapkan. Tujuh dari duabelas (60%) peserta menyatakan belum menerapkan penilaian berbasis kompetensi dengan alasan belum paham penilaian berbasis Kurikulum Berbasis Kompetensi, peserta yang sudah melaksanakan dan menerapkan penilaian berbasis kompetensi dengan cara memilah-milah siswa berdasarkan kelompok kreatif, anak diam, kurang kreatif, dst. Kegiatan praktik dilaksanakan tanggal 2 September 2004, meliputi praktik pembuatan Silabi dan Rencana Pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Hasil praktik berupa produk Silabi dan Rencana Pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran pada kelas yang diajar, menunjukkan bahwa semua guru telah mampu membuat rencana pembelajaran sesuai dengan silabi berdasarkan materi pelajaran di masing-masing kelas. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: (1) Dalam kegiatan perlakuan diberikan pelatihan tentang materi a) Kurikulum Berbasis Kompetensi (tinjauan umum); b) Pengembangan Model Pembelajaran Portofolio Materi Sumber Daya Alam Indonesia di Sekolah Dasar Kelas V; dan c) Pengembangan model pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi, diperoleh data bahwa sebanyak 75% peserta sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi tetapi belum menerapkan karena belum memahami. Sebanyak 75% peserta sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi, tetapi belum menerapkan, karena belum paham tentang model Kurikulum Berbasis Kompetensi dan model-model pembelajarannya. Sebanyak 60% masih menggunakan kurikulum yang lama dan akan menyesuaikan dengan kurukulum baru. (2) Kegiatan praktik dilaksanakan dengan kegiatan pembuatan Silabi dan Rencana Pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Hasil praktik berupa produk Silabi dan Rencana Pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran pada kelas yang diajar, menunjukkan bahwa semua guru telah mampu membuat rencana pembelajaran sesuai dengan silabi berdasarkan materi pelajaran di masingmasing kelas. 88 Surjanti Jun, Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan….. Saran-Saran Adapun saran yang diberikan: (1) Penelitian action researh ini hendaknya ditindaklanjuti pada guru-guru yang lain dalam rangka pensosialisasian model pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi dan pengembangan pengajaran khususnya untuk guru SD dan Guru secara umum, mengingat bahwa guru di pendidkan dasar sangat menentukan potensi siswa di masa yang akan datang. (2) Kegiatan pengembangan model pengajaran ini dapat dilakukan melalui kerjasama antar pihak yang terkait, antar lain: Dosen Pengajar di LPTK, LPM Lembaga tertentu, Diknas, Penerbit Buku, dll. (3) Saran-saran yang diberikan peserta pada kegiatan pelatihan ini adalah supaya terdapat sosialisasi secara menyeluruh agar semua guru paham Kurikulum Berbasis Kompetensi, dalam upaya realisasi pendidikan perlu adanya campur tangan pemerintah, frekwensi pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi ditingkatkan, cara penyampaian pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi lebih ditingkatkan, dan lebih untuk penyesuaian yang semaksimal mungkin pada kondisi bukan melalui teori tetapi lebih pada praktik yang aplikatif. Daftar Acuan Azhar Lulu Muhamad. 1993. Proses Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional Mulyadi, Seto, 2005. Anak Sportif tak Takut Dikritik. www. Tabloid-nakita.com. Talogo, Sandra, .2005. Jangan Sepelekan Imaginasi Anak. www. Tabloid-nakita.com. Usman, Mohamad Uzer.1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya. 89