INFEKSI LARING FARING (FARINGITIS AKUT) Disusun Oleh : Drg. Hj. Minasari Nasution FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR ISI Pendahuluan ..................................................................................................... 1 Pengertian Infeksi Faring – Laring Faringitis Akut ........................................ 2 Etiologi............................................................................................................. 2 Gejala-Gejala ................................................................................................... 3 Diagnosis.......................................................................................................... 4 Therapi ............................................................................................................. 5 Kesimpulan ...................................................................................................... 6 Daftar Pustaka ................................................................................................. 7 Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 INFEKSI LARING FARING (FARINGITIS AKUT) Pendahuluan Faringitis akut adalah infeksi akut mukosa dan struktur limfe pada faring disebabkan oleh berbagai bakteri dan faktor pendukung seperti adanya rangsangan oleh asap, uap dan zat kimia.(1,2) Faringitis akut merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui percikan saliva. Faktor predisposisi yang membantu timbulnya penyakit flu, yaitu turunnya daya tahan tubuh karena infeksi virus (seperti virus influenza), flu, makanan kurang bergizi, konsumsi, alkohol yang berlebihan, gejala dari penyakit scarlet fever, pneumonia, pertusis dan sebagainya.(1,2,3) Gejala dan tanda-tanda yang dapat dilihat tergantung pada bakteri penyebab dari infeksi faring. Secara garis besar faringitis menunjukan tanda dan gejala-gejala seperti.(1,2,3) ¾ Lemas ¾ Anoreksia ¾ Temperatur/suhu tubuh naik ¾ Sulit menelan ¾ Suara serak ¾ Kaku dan sakit pada otot leher ¾ Faring hiperemis/mukosa faring merah ¾ Tonsil membesar Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 ¾ Pinggir palatun molle agak hiperemis ¾ Kelenjar limfe disudut rahang bawah teraba dan nyeri bila di tekan ¾ Leukosit tinggi bila dilakukan pemeriksaan darah Pengertian Infeksi Faring – Laring Faringitis Akut Faringitis adalah suatu infeksi akut mukosa dan struktur limfe faring yang biasanya disertai rhinitis akut. Faringitis akut dapat mengakibatkan rasa sakit pada tenggorokan, perasaan tidak nyaman, nyeri atau rasa gatal pada tenggorokan.(4,5) Etiologi Faringitis dapat menular melalui udara yaitu melalui percikan saliva/ludah dari orang yang menderita faringitis akut. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri, dipermudah oleh adanya rangsangan seperti asap, uap dan zat kimia. Biasanya penyakit ini didahului oleh virus. Virus yang menyebabkan faringitis akut sama seperti virus yang menyebabkan tonsilitis akut, yaitu : adeno virus, ECHO virus influenza dan herpes.(1-5) Bakteri penyebab faringitis akut 25% disebabkan oleh bakteri Streptokokus β haemolitikus group A. Selain itu dapat juga disebabkan oleh Streptokokus non haemolitikus, pneumokokus, basil influenza, Stafilococcus dan diphteroid.(5,6) Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan, gejala predormal dari penyakit scarlet fever Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 dan seseorang yang tinggal di lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau demam.(5,6) Gejala-Gejala Gejala dan tanda yang ditimbulkan faringitis akut tergantung pada bakteri yang menginfeksi. Pada pasien faringitis yang disebabkan oleh bakteri Streptokokus β hemolitikus, diawali perasaan yang tiba-tiba dingin, deman, malaise, sakit kepala, sakit di punggung kaki dan tangan, konstipasi, anoreksia, pada bayi dapat terjadi kejang. Beberapa hari kemudian tenggorokan akan terasa kering dan sakit, photalgia, disfagia, odinofagia, bau mulut, terlihat adanya eritema faring, eksudat yang kental dan sukar dibuang, perdarahan palatum (doughnut lession), servikal mukosa anterior lymphadenophaty, dan kadang-kadang terdapat bercak merah karena scarlet fever. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi perkontinuitatum dan sistem blood borne. Komplikasi perkontinuitatum terjadi : (3-8) • otitis media akut • rinitis • sinusitis • laringitis • trakeitis • bronkitis • pneumonia Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 Sedangkan komplikasi terhadap sistem blood borne terjadi : nefritis akut, reumatik fever akut, septikemia, meningitis, peritonitis, erisipelas dan lain-lain. Jika tidak ada komplikasi, pada hari kelima gejala-gejala akan berkurang.(5-6) Pada pasien yang menderita faringitis akut oleh infeksi streptokokus non hemolitik, gejalanya berjalan perlahan dan tidak berat. Yang sering dijumpai hanya batuk, pilek dan suara yang parau.(5,9) Diagnosis Untuk mendiagnosa pasien dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, mengevaluasi tenggorokan, sinus, telinga, hidung, paru-paru dan leher. Infeksi faring akut umumnya adalah virus, peran diagnostik pada laboratorium dan radiologi terbatas.(1,2) Perkembangan virus atau penemuan antigen dari virus influenza yang cepat pada nasopharyngeal menunjukkan tempat dimana terapi anti virus yang tepat. Test yang sama juga dapat digunakan untuk adenovirus, virus syntical pernafasan dan virus parainfluenza.(1,5,9) Dengan menggunakan transcriptase rantai polymerisasi untuk diagnosis dari entero virus dan rhinovirus infeksi tidak berkembang tapi dapat digunakan untuk pencegahan/perawatan di klinik sehari-hari. Pharyngeal swab untuk rapid antigen ditemukan 80% - 90% sensitive pada orang dewasa dan harus diperhatikan seluruh pasien yang berhubungan dengan pharingitis gabungan bakteri dan virus tinggi dicurigai. Perkembangan pharygeal untuk diagnosis pada anak-anak dan remaja yang berhubungan dengan pharinitis gabungan bakteri dan virus adalah sama pada dasar Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 klinis, tapi temuan rapid antigen negative. Peningkatan antistreptolisin O tidak membantu sakit akut, dan ini selalu ditemukan beberapa hari berikutnya.(6,7,9) Therapi Terapi terhadap penderita faringitis yang disebabkan oleh bakteri, diberikan penisilin, dan jika pasien alergi terhadap penisilin maka diberikan eritromisin merupakan obat yang paling disarankan. Untuk menghindari infeksi dari jamur maka diberikan solusi dengan nystatin 100.000 unit dua kali sehari.(1,2,7) Pada penderita yang disebabkan oleh virus maka diberikan aspiria, acetominopher (tylenol) untuk membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri pada tenggorokan. Dianjurkan untuk beristirahat dirumah, karena faringitis yang disebabkan oleh virus dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.(1,27) Kepada pasien juga dianjurkan untuk mengurangi aktivitas sehari-hari dengan kata lain beristirahat, mengkonsumsi cairan yang banyak, tidak meminum minuman mengandung alkohol dan minuman yang dingin, kumur-kumur larutan NaCl hangat setiap 2-3 jam untuk mengurangi keluhan rasa sakit, menghindari makanan yang merangsang seperti cabe dan lain-lain.(1,2,7) Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 Kesimpulan Faringitis akut merupakan infeksi akut mukosa dan struktur limph faring yang biasanya disertai rhinitis akut. Yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Kemudian infeksi ini akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala pada tenggorokan dan rongga mulut. Pasien yang menderita faringitis akut diberi antibiotik yang adekuat dan dianjurkan menjauhi rangsangan seperti asap, uap, dan zat kimia untuk mempermudah proses penyembuhan infeksi tersebut. Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008 DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier-1244 2. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt =Abstract&list_uids=12724480&query_hl=6 3. Taubert KA, Rowley AH, Shulman ST. Seven-year national survey of Kawasaki disease and acute rheumatic fever. Pediatr Infect Dis J. 1994;13:704-708. 4. Veasy LG, Tani LY, Hill HR. Persistence of acute rhematic fever in the intermountain area of the United States. J Pediatr. 1994;124:9-16. 5. Smith TD, Wilkinson V, Kaplan EL. Group A Streptococcus-associated upper respiratory tract infections in a day-care center. Pediatrics. 1989;83:380-384. 6. Falck G. Kjellander J. Outbreak or group A streptococcal infection in a day-care center. Pediatr Infect Dis J. 1992;11:914-919. 7. Ditjen PP & PL, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan R.I. Indonesia Sehat. 2010. 8. Clinical Practice Guideline, Part I. Principles of Appropriate Antibiotic Use for Treatment of Nonspecitic Upper Respiratory Tract Infections in Adults. American. American Society of Internl Medicine. 2001;134:487-489. 9. Taranta A, Kleinberg E, Feinstein AR, Wood HF, Tursky E, Simpson R. Rheumatic fever in children and adolescents: a long-term epidemiologic study of subsequent prophylaxis, streptococcal infections, and clinical sequelae. V. Relation of the rheumatic fever recurrence rate per streptococcal infection to preexisting clinical features of the patients. Ann Intern Med. 1964;60(suppl):58-67. Drg. Hj. Minasari Nasution : Infeksi Laring Faring, 2008 USU e-Repository © 2008