5 Pengkonversian Sekuen DNA menjadi Pesan Pesan yang telah disatukan pada tahap sebelumnya masih belum berupa pesan yang sesungguhnya. Pesan masih berupa struktur DNA. Oleh karena itu perlu dilakukan pengonversian pesan. Aturan konversi pada tahap ekstraksi merupakan kebalikan dari konversi pada tahap penyisipan. Contoh langkah pengektraksian dapat dilihat pada Lampiran 2. Setelah tahap penyisipan dan ektraksi pesan dilakukan, maka selanjutnya adalah analisis terhadap hasil yang diperoleh. Analisis dilakukan dengan dua pandangan, yaitu dengan file DNA sebagai cover-object dan DNA manusia yang sesungguhnya yang menjadi cover-object. Analisis yang dilakukan yaitu analisis imperceptible, analisis fidelity, analisis recovery, dan analisis keamanan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Imperceptible Proses penyisipan pesan pada penelitian ini menghasilkan sebuah file DNA berformat fasta. File tersebut berisi sekuen DNA yang secara umum sulit untuk diketahui asli atau tidaknya. Analisis tahap ini dilakukan untuk menguji tingkat kecurigaan seseorang berdasarkan indera penglihatan manusia. Analisis imperceptible dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang bertujuan untuk mencari tahu apakah seseorang dapat mengetahui keberadaan pesan di dalam suatu file DNA. Kuisioner diberikan kepada 30 responden dari bidang ilmu yang berbeda. Sepuluh responden berasal dari Departemen Ilmu Komputer, sepuluh responden berasal dari Departemen Biologi dan sepuluh responden berasal dari Departemen Biokimia. Perbedaan latar belakang bidang ilmu pada responden membuat mereka melihat sekuen DNA dengan cara pandang yang berbeda. Hal tersebut dilakukan agar pengecekan keberadaan pesan dilakukan oleh orang yang kurang lebih mengerti tentang sekuen DNA atau tentang steganografi. Kuisioner berisi dua sekuen DNA dan dua pertanyaan. Salah satu sekuen tersebut telah disisipkan pesan. Sekuen pertama terdiri atas 1067 pasang basa dan sekuen kedua terdiri atas 1330 pasang basa. Kedua sekuen dipilih karena memiliki panjang yang wajar untuk dilihat secara visual manusia. Pertanyaan yang diberikan berjumlah dua soal pilihan ganda. Pertanyaan pertama terkait dengan keberadaan pesan dalam ke dua sekuen DNA. Jika responden mengetahui adanya pesan maka responden memilih sekuen yang telah berubah, tidak sesuai, atau terlihat aneh secara visual manusia. Di lain pihak, pada pertanyaan kedua, responden yang dirasa mengetahui bahwa ada yang aneh pada salah satu atau kedua sekuen DNA tersebut, untuk menyertakan alasan mengapa mereka menganggapnya aneh. Contoh kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 3. Kuisioner dinilai berdasarkan dua kriteria utama, yaitu benar dalam menjawab dan salah dalam menjawab. Responden yang menjawab secara salah ataupun tidak tahu dan menjawab secara benar dengan alasan yang tidak tepat diartikan bahwa responden tersebut tidak mengetahui keberadaan pesan. Responden jenis ini dikategorikan menjawab salah. Di lain pihak, responden yang menjawab secara benar dengan alasan yang tepat diartikan responden mengetahui bahwa ada yang janggal pada sekuen DNA tersebut. Responden jenis ini dikategorikan menjawab benar. Hasil kuisioner untuk analisis imperceptible dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Kuisioner untuk Analisis Sifat Imperceptible Bidang Ilmu Pilihan Jawaban Salah Benar Ilmu Komputer 9 orang 1 orang Biokimia 9 orang 1 orang Biologi 9 orang 1 orang Total 27 orang 3 orang Berdasarkan pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa bahwa 9 responden dari masing-masing bidang ilmu tidak mengetahui secara pasti atau tidak mengetahui adanya pesan dalam sekuen DNA. Hanya 3 orang dari keseluruhan jumlah responden yang berpendapat mereka mengetahui adanya perbedaan dan memberikan 7 Jumlah Pemilih alasan yang tepat. Grafik hasil kuisioner dapat dilihat pada Gambar 6. 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% muncul suatu sekuen DNA baru pada coverobject. Sekuen baru yang terbentuk dikhawatirkan akan mengurangi kualitas cover-object. Proses analisis ini dilakukan dengan cara mencari nilai e-value dan query coverage yang dihasilkan dari file DNA. Untuk mendapatkan nilai tersebut, digunakan alat yang sudah disediakan di situs www.ncbi.nlm.nih.gov. Alat bantu yang digunakan bernama BLAST. Biologi Biokimia Ilmu Komputer Salah BLAST menerima input berupa file DNA yang telah disisipi pesan. File tersebut yang kemudian dihitung tingkat kemiripannya secara otomatis oleh BLAST sehingga didapatkan daftar sekuen DNA berserta nilai e-value dan query coverage yang dihasilkan. Benar Jawaban Gambar 6 Diagram Hasil Kuisioner. Percobaan dilakukan sebanyak 16 kali dengan menginputkan file DNA yang berbeda dan telah berisi pesan di dalamnya. Dari tiap percobaan tersebut, media penyimpanan yang digunakan sama yaitu file DNA yang terdiri atas 6498 pasang basa dan berukuran 6,4 Kb. Masing-masing dari file DNA disisipkan pesan dengan banyaknya karakter sebanyak kelipatan 50 beserta kapasitas maksimalnya. Jumlah karakter mulai dari 0 hingga 700 dan 702 karakter (kapasitas maksimal). Nilai query coverage yang dihasilkan dari setiap percobaan dapat dilihat pada Gambar 7. Pada Gambar 6 terlihat bahwa sebagian besar atau 90% responden tidak mengetahui keberadaan pesan. Hanya 10% responden yang berpendapat bahwa mereka mengetahui dan menjawab dengan alasan yang tepat. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa ada pesan dalam sekuen DNA yang telah disisipkan pesan atau dengan kata lain sebagian besar orang tidak curiga terhadap sekuen tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik steganografi pada file DNA berformat fasta telah memenuhi salah satu kriteria utama yaitu imperceptible. Pengaruh Jumlah Karakter terhadap Nilai Query Coverage Query Coverage 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Jumlah Karakter Gambar 7 Grafik Pengaruh Jumlah Karakter terhadap Nilai Query Coverage. Analisis Fidelity Penyisipan suatu pesan ke dalam media file DNA akan mengubah sekuen DNA tersebut. Perubahan tersebut akan mengubah mutu cover-object. Pada proses penyisipan, perubahan struktur DNA dilakukan pada fragmen tertentu yang telah terpilih. Fragmen yang telah terpilih tersebut diganti dengan fragmen baru yang berisi pesan, sehingga Pada Gambar 7 terlihat bahwa terjadi penurunan nilai query coverage. Penurunan terus terjadi seiring dengan penambahan jumlah karakter. Penurunan tersebut mengakibatkan penurunan tingkat kemiripan antara stego-object dengan cover-object-nya. Penurunan query coverage tersebut menandakan adanya perubahan yang terjadi dan bukan menandakan mutu pada file DNA. 8 Penilaian mutu file DNA dilihat dari nilai evalue yang dihasilkan. Nilai e-value yang dihasilkan selalu bernilai 0,0. Nilai e-value 0,0 berarti kemiripannya dengan suatu DNA tinggi. Jadi, berdasarkan percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa file yang telah dilakukan penyisipan masih memiliki mutu yang baik dan masih dianggap sebagai suatu DNA, sehingga teknik steganografi ini dapat dikatakan memenuhi kriteria fidelity. Analisis Recovery a = 12 b=4 c = 1/b = 1/4 p = ca =(1/4)12 = 5,7 x 10-7 Peluang kegagalan sebesar 5,7 x 10 -7 berarti kecil kemungkinan untuk proses ekstraksi gagal dilakukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat diekstraksi dan memenuhi kriteria sifat recovery. Analisis Keamanan Proses penyisipan pesan menghasilkan sebuah file DNA baru yang telah disisipi pesan. Keberhasilan dalam pengambilan kembali pesan tersebut menandakan ektraksi pesan atau recovery dapat dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan cara mengekstraksi pesan yang telah disisipkan pada percobaan tahap analisis fidelity sebelumnya. Percobaan dilakukan sebanyak 16 kali pengekstraksian pesan. Pada seluruh percobaan mengekstraksi pesan, mendapatkan hasil bahwa seluruh pesan dapat diekstraksi. Pesan yang terekstraksi merupakan pesan yang benar dan sesuai. Berdasarkan hasil percobaan, peluang kemungkinan pesan dapat diekstraksi adalah 100 %. Hasil ini menandakan bahwa proses ektraksi dapat dilakukan. Namun, secara teoritis peluang kemungkinan kegagalan hasil masih mungkin terjadi. Hal ini dapat terjadi karena ditemukannya struktur yang sama dengan marker dan enzim pada fragmen pesan, sehingga terjadi kesalahan pencarian fragmen pada tahap ektraksi pesan. Hal ini mengakibatkan pesan tidak dapat terekstraksi. Peluang kemungkinan kegagalan dapat terjadi dapat dihitung dengan penghitungannya sebagai berikut: p = ca a : jumlah pasang-basa sekuen marker dan enzim b : banyaknya kejadian yang mungkin dari tiap pasang-basa c : kemungkinan tiap pasang-basa untuk terjadi Analisis imperceptible telah menandakan keamanan yang diberikan yaitu dari segi visual. Jika seseorang tidak mencurigai bahwa di dalam file DNA tersebut ada pesan, maka secara visual dapat dikatakan aman. Keamanan yang diberikan pada metode ini tidak hanya dari segi visual saja, tetapi juga dari adanya fungsi pembangkit bilangan secara acak. Tingkat keamanan pengacakan bergantung pada metode yang digunakan, dalam hal ini adalah metode LCG. Seseorang yang dapat mendeteksi pesan, belum dapat mengetahui isi pesannya karena masih berbentuk sekuen DNA dan fragmennya masih dalam urutan acak. Untuk dapat mengetahui pesannya harus dibangkitkan urutannya dan dikonversikan terlebih dahulu. Ketahanan informasi dengan metode ini dinilai kurang baik. Informasi yang disisipkan dapat menjadi rusak apabila seseorang mengubah fragmen pesan. Jika hal tersebut terjadi, maka pesan yang disembunyikan pada media menjadi tidak sesuai lagi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik steganografi dengan metode DNA rekombinan dikatakan aman karena memiliki beberapa sistem keamanan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil percobaan yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan: 1 Metode DNA rekombinan dapat dilakukan untuk menyisipkan pesan ke dalam file DNA p : kemungkinan untuk tiap karakter membentuk sekuen marker dan enzim 9