PERATURAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK KENTANG DAN BENIH KENTANG DI INDONESIA Regional Workshop on Seed Potatoes for Asian Countries Bandung (West Java), 19 – 21 October 2010 PRODUKSI KENTANG DI INDONESIA 1997 • 998,034 Tons 1998 • 813,368 Tons (Peningkatan 22.7%) Konsumsi Kentang • Konsumsi kentang nasional : 8.9 juta tons per tahun. Usaha Pemerintah: • Meningkatkan produksi dalam negeri • Import Import kentang (Negara pengexport) • • • • Netherlands Scotland Australia Canada Import Kentang (Bentuk Produk Tanaman) Umbi atau kultur jaringan (Untuk tujuan ditanam) Umbi segar (untuk konsumsi) Produk tanaman yang mempunyai resiko membawa hama karantina tumbuhan Pendahuluan karantina tumbuhan Penyakit kentang baru Potato cyst nematodes Globodera rostochiensis (Golden nematode) and G. pallida (White cyst nematode) Pertama deteksi di Batu, Malang (Jatim) Dilaporkan juga di Jateng dan Jabar Tercatat sebagai kategori hama karantina tumbuhan kelas A2 GOLDEN CYST NEMATODE (Globodera rostochiensis) S i s t a LIRIOMYZA, LEAF MINER (Liriomyza spp.) Indonesia sebagai negara agraris telah melakukan import benih atau plasma nutfah untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas produk pertanian Import Benih atau plasma nutfah ke Indonesia mempunyai peraturan untuk pengawasan import Undang-undang dan Peraturan Karantina • UU No. 16 tahun 1992 tentang hewan, ikan, dan karantina tumbuhan yang telah dipublikasikan dan efektif pada 8 June 1992. • Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2002 yang menyediakan fondasi legal yang kuat dalam aktivitas pelaksanaan karantina tumbuhan pada 23 April 2002 Keputusan Menteri • Semua peraturan yang dibuat tidak bertolak belakang dengan Undangundang No. 16 tahun 1992 Larangan Import – Material perbanyakan tanaman dan produk tanaman Hevea dan material perbanyakan tanaman non-Hevea dari negara Amerika Selatan Leaf blight – Mencantumkan Hama-hama karantina ; – Tanah dan kompos, termasuk sphagnum dan serabut kelapa; – Materi tanaman yang menggunakan materi pengepakan (jerami padi, sampah kapas, daun pisang, serabut kelapa, etc.). Import Khusus • Import memerlukan persyaratan izin: – Materi tanaman berasal dari beberapa species tanaman; – Tanah dan kompos untuk tujuan penelitian; – Agensi biologi. Persyaratan Import Phytosanitary Certificate – semua material tumbuhan; – Buah segar, benih dan bagian dari tanaman hidup untuk tujuan pertumbuhan selanjutnya atau perbanyakan. Import tidak memerlukan persyaratan Phytosanitary Certificate • Proses atau perakitan material tanaman yang tidak membawa hama, boleh masuk tanpa phytosanitary certificates. Daftar Hama • Berdasarkan Keputusan Menteri No. 38 tahun 2006, Indonesia mempunyai peraturan daftar hama • Disiapkan oleh expert dari anggota NPPO , Universitas, dan Badan Penelitian • Daftar hama tersebut harus di review setiap dua tahun. Pemerintah Mensyaratkan: – Macam-macam hama karantina tumbuhan; – Macam-macam hama pembawa pada karantina tumbuhan; dan – Macam-macam hama pembawa karantina tumbuhan dari import ketika masuk, atau berpindah dari satu area ke area lain di wilayah Republik Indonesia dilarang. Persyaratan Karantina (import) • • • • Melampirkan phytosanitary certificate dari negara asal dan dibawa pada saat kedatangan , untuk tanaman atau bagian tanaman, kecuali membawa klasifikasi yang digunakan sebagai artikel lainnya; Melalui tempat masuk; notified dan menyampaikan kepada petugas karantina tumbuhan di tempat kedatangan untuk pengecekan tentang karantina. Material tanaman dilampiri surat izin import melalui Kementerian Pertanian Persyaratan Karantina (domestic) • • • Melampirkan Sertifikat kesehatan dari daerah asal tanaman atau bagian tanaman, kecuali membawa clasifikasi artikel lainnya; Malalui tempat masuk yang ditetapkan dan tempat keluar; Membawa dan diberikan kepada petugas karantina di tempat keluar dan masuk untuk pengecekan kegiatan karantina. Persyaratan Karantina (export) • • • Melampirkan Sertifikat kesehatan tanaman atau bagian tanaman, kecuali membawa clasifikasi article lainnya; Melalui tempat export yang telah ditentukan; Membawa dan menyampaikan kepada petugas karantina di tempat export untuk kegiatan pengecekan karantina. Import material tanaman (Benih, umbi, stek, dll.) • Tambahan persyaratan umum, import materi tanaman ke wilayah the Republik Indonesia harus memenuhi secara technik • Persyaratan atau tambahan berdasarkan analisis resiko hama atau pest risk analysis (PRA) Persyaratan Technik Material Tanaman : • Hasil produksi oleh produsen yang telah terdaftar melalui lembaga kompeten di negara asal ; • Memperoleh keterangan tentang area bebas hama atau produksinya bebas dari hama; • Bebas dari hama karantina pests Persyaratan Technik (Cont.) • Bebas dari kotoran tanaman, tanahl, atau bagian tanaman lainnya; • Aman dari infeki hama atau kontaminasi selama di perjalanan/ transportasi; • Perlakuan dengan pestisida tertentu jika perlu • Cek secara visual dan/atau laboratorium melalui petugas karantina pada saat kedatangan • Musnahkan jika materi tidak bebas dari hama (tidak dapat perlakuan, Group I hama) Badan Karantian Pertanian adalah badan yang bertanggung jawab kepada Kementrian Pertanian, yang mempunyai tugas dalam managemen tanaman dan karantina hewan PQ PESTS (OPTK) A1 and A2 Categories Group I and II PQ PESTS OF POTATO • • • • • • Insect Nematode Fungi Bacteria Virus Mite Fungi • Spongospora subterranea fsp. subterranea • Synchytrium endobioticum • Helminthosporium solani • Didymella bryoniae • Helicobasidium brebissorii • Etc. Bacteria • Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus • Erwinia carotovora subsp. atroseptica • Erwinia chrysanthemi • Etc. Virus • • • • Potato mop-top pomovirus (PMTV) Alfalfa mosaic alfamovirus (AMV) Tobacco streak ilarvirus Potato spindle tuber pospiviroid (PSTV) Insects • • • • Leptinotarsa decemlineata Bothynus gibbosus Chaetonema confinis Etc. Nematodes • • • • • • • • Ditylenchus destructor D. dipsaci Globodera pallida G.rostochiensis Meloidogyne chitwoodi Nacobbus aberrans Pratylenchus penetrans Etc. Mite • Aculops lycopersici • Etc. u o y k n a h T